SMP N 2 SUMBANG
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
PENGOLAHAN HASIL SAMPING PRODUK
PERIKANAN DAN PETERNAKAN
2. PEMBUATAN PETIS
Bahan : sari udang pada waktu mengolah ebi atau sari ikan dari pengolahan
pindang atau bisa juga dengan menggunakan daging ikan/udang
Bumbu : gula pasir / gula merah, garam (bila perlu), tepung beras (bahan
pengisi), dan air tajin untuk memperbanyak hasil petis dan memperbaiki
konsistensi atau teksturnya.
Cara Pengolahan Petis
1). Petis sari udang
Rebus udang tanpa dikupas terlebih dahulu selama satu jam, kemudian saring
dan ambil hanya air rebusannya, sedangkan udangnya dijemur untuk dijadikan
ebi. Rebus sari udang dan tambahkan gula merah (500 gr untuk 1 kg udang).
Sebelum air rebusan mengental, disaring lagi untuk memisahkan kotoran-
kotoran yang berasal dari gula merah atau yang lainnya. Rebus kembali dan
tambahkan air tajin. Setelah hamper kental, masukkan garam secukupnya,
kemudian masak hingga kental
Apabila petis kelihatan ada Kristal-kristal gula, perlu ditambahkan air tajin,
sedangkan bila terlalu elastis (seperti lem) perlu ditambahkan gula merah.
4. PENGOLAHAN UBUR-UBUR
1). Bahan
- Ubur-ubur jenis cendol (nama daerah)
- Garam
- Tawas kal (SO4)24 H2O
2). Peralatan
- Tong penggaraman (kedap air)
- Sikat plastic
- Tutup dari kayu
- Pemberat
- Timbangan
- Keranjang plastic
3). Proseddur Pengolahan
Ubur-ubur diberi campuran garam dan tawas masing-masing 35% dan 2% dari
berat ubur-ubur.
Penggaraman Pendahuluan
- Ubur-ubur ditimbang kemudian dicampur dengan 40% garam dan 50% tawas,
sebelum dicampur diaduk hingga merata. Penggaraman dilakukan sedemikian
rupa sehingga ubur-ubur terletak diantara dua lapisan campuran garam dan
tawas dan lapisan atas harus tertutupi oleh garam.
- Campuran ditutup dengan lembaran papan dan diberi pemberat secukupnya,
sehingga ubur-ubur terendam dalam cairan yang terbentuk, lalu tong ditutup.
Lama penggaraman pendahuluan yaitu sekitar 2 x 24 jam.
- Keesokan harinya bagian atas susunan lapisan dipindahkan ke bawah
( dibalik).
Ikan cepat menjadi busuk dan rusak apabila dibiarkan di udara terbuka (kurang
lebih 5 – 8 jam setelah tertangkap). Penyebabnya karena semua proses
pembusukan memerlukan air, smentara itu 80% dari tubuh ikan terdiri dari air.
Cara pengawetan ikan yang paling mudah adalah pengeringan.
Hasil Samping Peternakan
yang Bisa Kamu Jadikan Produk Bernilai Ekonomis
Peternakan adalah salah satu sektor yang banyak menyumbang terhadap ketersediaan pangan.
Kebutuhan protein hewani konsumen dipenuhi melalui sektor peternakan.
Kebutuhan akan daging sapi di Indonesia selalu saja dianggap kurang. Sehingga selalu
melakukan impor. Sebenarnya kebutuhan protein hewani bisa didapat dari produk peternakan
yang lain.
Produk utama peternakan tidak hanya daging, ada juga susu dan telur. Daging juga berbagai
macam, bisa daging ayam, kambing, kerbau, unta dan lain lain. Alternatif untuk memenuhi
kebutuhan protein hewani.
Namun apakah kamu tahu sebenarnya peternakan juga punya produk lainnya? Produk yang
disebutkan di atas adalah produk utama dari peternakan. Produk lainnya biasa disebut dengan
hasil samping.
Meskipun dibilang hasil samping ketika diolah dengan benar maka bisa menjadi sebuah
produk bernilai jual tinggi. Kebanyakan hasil samping ini akan menjadi limbah yang
merugikan bila tidak diolah dengan benar.
Bulu
Kalau bulu pasti kamu berpikir langsung ke shuttlecock untuk badminton. Tidak salah juga
namun untuk shuttlecock bulunya didapat dari peternakan yang memang sengaja produksinya
berupa bulu.
Jadi belum bisa dikatakan produk sampingan. Bulu yang diolah dengan benar bisa dijadikan
pakan ternak. Pengolahan bulu menjadi tepung bulu melalui proses tertentu.
Kadar protein kasar yang cukup tinggi membuat para peneliti tertarik mengolah bulu menjadi
bahan pakan untuk ternak. Namun bulu dan rambut merupakan protein yang sulit dicerna,
diperlukan pengolahan yang tepat agar kualitas pakan bagus.
Tulang
Tulang sebenarnya termasuk dalam kategori hasil samping. Namun dengan kreatifitas
manusia, tulang bisa dijadikan bahan masakan. Biasanya digunakan untuk membuat kaldu
atau kuah sup. Menambah cita rasa tertentu pada makanan.
Selain dibuat produk pangan untuk manusia, tulang seringkali dibuat menjadi produk pakan
ternak yaitu MBM. Mungkin buat kamu yang tidak berkecimpung dalam dunia peternakan
jarang mendengar istilah MBM.
MBM adalah Meat bone meal atau lebih dikenal dengan tepung tulang. Tepung tulang
bertujuan meningkatkan kandung mineral seperti kalsium dalam pakan ternak.
Kulit
Kalau untuk kulit mungkin kamu sudah banyak tahu produk apakah biasa dibuat dari kulit
ini. Kulit ayam bisa dibuat untuk pelengkap dalam sate, karena kulit mengeluarkan minyak
yang banyak, membuat sate menjadi lebih enak.
Kulit kambing, sapi dan kerbau biasa dibuat untuk menjadi alat musik pukul. Misalnya bedug
yang biasa digunakan di masjid. Namun untuk sekarang penggunaan kulit untuk membuat
bedug sudah jarang.
Kulit ternak lebih banyak masuk ke perusahaan makanan pembuat kerupuk kulit. Rasanya
yang gurih dan renyah membuat kerupuk kulit sangat disukai dan pembuat kerupuk kulit
bermunculan.
Kotoran Ternak
Jijik, kotor dan bau yang tidak sedap, itulah yang muncul ketika mendengar kata kotoran
ternak. Kotoran ternak memang merupakan hasil samping dari sektor peternakan yang sangat
merepotkan dan tingkat polusi paling besar.
Namun dari kotoran ini bisa didapat keuntungan yang sangat besar bil diolah dengan benar.
Lalu produk apa sajakah yang dihasilkan dari kotoran ternak?
Ada biogas yang dibuat dengan memfermentasikan kotoran ternak sapi dan kerbau
menggunakan bakteri metanogenik atau bakteri yang menguraikan kotoran dan menghasilkan
gas metana.
Bisa juga dijadikan sebagai pupuk untuk tanaman, tentunya dengan proses yang benar. Bisa
langsung diberikan ke tanah namun akan lebih lama bagi tanaman untuk menyerapnya,
berbeda dengan pupuk yang sudah di olah.
Kotoran unggas bisa dijadikan pakan untuk ternak sapi dengan fermentasi menggunakan
bakteri khusus. Kotoran unggas masing mengandung banyak protein yang dibutuhkan oleh
ternak sapi.