Yuliani
(200110140280)
Andhi Baskara Yudha (200110140281)
Andhika Mochammad Rizki (200110140282)
Desty Wahyu Kurniawati
(200110140283)
Rianty Pratiwi
(200110140284)
Kelas : E
rahmat
dan
hidayah-Nya
sehingga
penulis
dapat
ini
merupakan
salah
satu
tugas
pada
matakuliah
menyadari
bahwa
masih
sangat
banyak
terdapat
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.................................
2
DAFTAR ISI. 3
DAFTAR TABEL. 4
DAFTAR
ILUSTRASI
. 6
BAB I
PENDAHULUAN.. 8
BAB
II
KOMODITAS
PENGGOLONGAN.
2.1.
DAN
9
J
enis Ternak...... 9
2.2.
Hasil
Ternak......
14
2.3. Teknologi
Ternak..
16
2.4.
Skala
Usaha...
Sifat
Ternak
17
2.5.
18
2.6.
Makanan
Ternak.
18
2.7. Cara
Pemeliharaan..
20
BAB III
24
3.1.
Faktor
Makro..
Faktor
Mikro...
24
3.2.
3.3.
25
Ancaman Lingkungan.
30
BAB
IV
PENUTUP.
37
4.1.
Kesimpulan..
37
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Konsumsi Pakan Ayam Lokal Pedaging Berdasarkan
Berat Badan Ayam
Umur (minggu)
1
2
3
Konsumsi Pakan
(gra
m/ekor/minggu)
50
90
160
Berat Badan
(gram/ekor)
80
120
210
4
5
6
7
8
9
10
11
12
200
260
290
340
390
440
480
530
590
280
350
460
520
590
640
700
760
810
2000
5000
10.000
plasma
plasma
plasma
60.000-
100.000-
>150.000
100.000
150.000
2000
5000
10.000
Mortalitas (%)
Produksi telur
17,61-17.12
17,72 -17,12
17,72-17,12
92
94
94
2.25
2.2
2.2
62
62
62
Populasi (ekor)
(Kg/ekor)
Berat ayam tua per
ekor (Kg)
Jumlah panen
ayam tua Afkir/sisa
setelah
mortalitas (%)
Konversi pakan
(Kg/ekor)
Umur siklus
pemeliharaan
(Minggu)
Periode Produksi
0.7
0.7
0.7
Th Ke 1 (Tahun)
DAFTAR ILUSTRASI
Ayam Nunukan
Ayam Pelung
Ayam Sumatera
Ayam Gaok
Ayam Merawang
Ayam Sentul
Ayam Tolaki
Kandang Postal
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Peternakan Tradisional
Pada peternakan tradisional khusunya pada pemeliharaan
spesifik
dalam
bidang
peternakan
sehingga
sudah
BAB II
KOMODITAS DAN PENGGOLONGAN
2.1. Jenis-Jenis Ayam Lokal Pedaging
10
"ayam ras", dan sebutan ini mengacu pada ayam yang ditemukan
berkeliaran
semenjak
bebas
dilakukan
di
sekitar
program
perumahan
pengembangan,
Namun
demikian,
pemurnian,
dan
masyarakat
setempat.
Kebiasaan
beternak
ayam
lokal
11
1. Ayam Kedu
Nama ayam kedu berasal dari daerah yang memang banyak
dijumpai
jenis
ayam
ini,
yaitu
Desa
Kedu,
Kabupaten
12
Penampilan
kulit
pantat
dan
jengger
masih
belenggek
berasal
dari
Sumatra
Barat,
tepatnya
atas
6-12
suku
kata.
Semakin
panjang
suku
merawang
merupakan
ayam
lokal
yang
banyak
yaitu
cokelat
kemerahan
hingga
keemasan.
tinggi,
mencapai
86,4%.Ayam
merawang,
meskipun
merupakan ayam asli dari Cina, saat ini sudah menjadi aset dan
unggas lokal unggulan di daerah Bangka Belitung.
8. Ayam Sentul
Ayam sentul merupakan ayam lokal yang berkembang di
wilayah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Ayam yang semula banyak
dijadikan ayam aduan ini, sekarang dimanfaatkan sebagai ayam
petelur atau pedaging. Penampilan fisik ayam sentul mirip dengan
ayam bangkok. Bentuk jengger dan pialnya cukup besar dan
lebar. Ada lima variteas ayam sentul berdasarkan warna bulunya,
yaitu sentul emas, sentul debu, sentul jambe, sentul batu, dan
17
18
chicken
menjanjikan
dan
nugget
dapat
memunyai
prospek
dikembangkan
yang
dalam
skala
cukup
kecil,
dapat
dilakukan
siapa
saja,
asalkan
menguasai
teknologinya.
3. Ayam Crispy
19
pengolahan
bakso
dan
sosis
ayam
dapat
20
kemiripan
dengan
produk
olahan
ayam
crispy,
yaitu
ini
merupakan
suatu
rencana
usaha
yang
cukup
ini,
banyak
beredar
bahan
makanan,
minuman
tersebut
tidak
diketahui
spesiesnya.
Tentunya
7. Kemoceng
Kemoceng/sulak bulu ayam adalah peralatan rumah tangga
yang berfungsi untuk membersihkan debu/kotoran yang terbuat
dari bulu ayam atau bahan sintetis yang dirangkai dan disusun
menempel ke sebuah tangkai kayu/rotan(penjalin).
2.3. Teknologi Ternak
Peternak biasanya hanya mengandalkan pengamatan gerakan
anak ayam mendekat ke arah pemanas, menjauh dari pemanas atau
merata. Ada yang sambil mengulurkan tangan ke arah dalam ruang
pemanas untuk merasakan panasnya suhu. Hanya sedikit peternak
yang menggunakan thermometer, itupun hanya thermometer
dinding berisi air raksa yang lebih cocok dipasang di dinding rumah.
Untuk mengetahui kelembaban udara dalam ruang pemanas
peternak sulit bahkan tidak bisa dan kalaupun bisa, pasti tidak
akurat. Akibatnya, ayam menjadi tidak seragam pertumbuhannya,
feed intake (konsumsi pakannya) di bawah standar, otomatis
bobotnya dibawah standar. Untuk mengetahui suhu dan kelembaban
kandang, peternakan dapat menggunakan beberapa teknologi untuk
menunjang keberhasilan dalam beternak ayam lokal pedaging,
seperti :
1. Thermo Gun
Thermo Gun adalah alat canggih untuk mengukur temperatur
suatu tempat dengan keakuratan yang tinggi dengan sinar laser.
Tembakkan sinar laser pada suatu obyek, maka hasil pengukuran
temperatur akan langsung ditampilkan pada layar yang ada di
bagian belakang gagangnya. Thermo Gun sangat tepat dipakai
22
atau
pemanasan.
Mudah
digunakan,
ringan
dan
terjangkau harganya.
2. Thermohygrometer
Pertumbuhan ayam akan optimal pada tiap tahapannya dengan
kemampuan mengontrol suhu dan kelembaban udara di dalam
kandang dengan Thermohygrometer. Kemudahan pemakaiannya
memungkinkan pekerja kandang sekalipun untuk secara rutin
mengukur suhu dan kelembaban udara di dalam kandang hanya
dengan menekan 1 tombol pada ketinggian 20-30 cm di atas
permukaan lantai kandang, langsung seketika tertera di layar
berapa C suhunya dan berapa % kelembaban udaranya.
2.4 Skala Usaha
Ayam lokal atau yang sering disebut ayam kampung oleh
masyarakat
Indonesia
memliki
beberapa
tingkatan
pada
23
rumah atau kandang untuk tingkatan seperti ini. Terdapat 60.000100.000 ekor ayam.
2. Maju (5000 ekor plasma)
Pada tingkatan ini, peternak sudah bisa mendirikan kawan industri
karena ayam yang dimiliki sangat banyak dan menghasilkan
keuntungan yang lebih besar. Dalam lapangan terdapat 2-5
kandang yang total memilki 100.000-150.000 ekor ayam.
3. Lebih Maju (10.000 ekor plasma)
Pada tingakatan ini bisa dibilang kawasan industri peternakan
nasional karena memliki 5-10 kandang yang berisi >150.000 ekor
ayam.
24
2005; Sapuri,
et al. (1982)
dengan
mengukur
komposisi
tubuh
ternak
untuk
nutrien
25
diharapkan
dapat
meningkatkan
perkembangan
serta
Dari
sejumlah
energi
tersebut
tidak
seluruhnya
dapat
Pada
saat
temperatur
lingkungan
dingin,
panas
yang
26
gas
respirasi,
percobaan
pakan
yang
disertai
dengan
teknik
kurang
walaupun
kandungan
protein
tinggi
akan
et al.
tergantung
banyaknya
asam
amino
yang
diberikan
dan
27
seperti yang digunakan untuk ayam ras pedaging dan ayam ras
petelur. Pemeliharaan ayam lokal secara tradisional erat kaitannya
dengan cara dan kebiasaan petani memberikan pakan. Ayam lokal
dibebaskan berkeliaran di sekitar rumah untuk mencari makan
sendiri. Ternak ayam dikandangkan atau dikurung hanya pada sore
dan malam hari. Pemeliharaan secara alamiah tersebut, ayam-ayam
akan mencukupi kebutuhan zat-zat nutrisi dari sumber tersedia di
lingkungannya.
2.7
Koefisien Teknis
Koefisien Teknis yaitu angka standar yg mematuhi kaidah-kaidah
teknis
yang
berhubungan
28
4. Koefisien
teknis
yang
berhubungan
dengan ratio
sumber
teknis
yang
biologis, misalnya
berhubungan
defresi
tahunan
dengan sifat
bangunan,
teknis
umur
non-
mesin,
Pola
2000
mortalitas
ayam
petelur
mencapai
7%
29
dengan
bahan
pakan
lainnya
sehingga
menjadi
tepung
kerugiannya
adalah
adalah
harganya
pakan
mudah
yang
murah.
dikais
oleh
Sementara
ayam
dan
menyebabkan
ketidakseimbangan
nutrisi
yang
akan
3.
Penyakit
a. Tetelo (New Castle Desease:ND)
Penyakit tetelo (New Castle Desease:ND)merupakan penyakit
ayam
yang
sangat
berbahaya
dan
sulit
ditanggulangi.
Tamu
yang
masuk
kedalam
kompleks
peternakan
dapat
terjadi
melalui :
ayam
liar
binatang
yang
lain
masuk
31
Sesak
napas
penyebabnya
adalah
bakteri
(Mycroplasma
32
BAB III
FAKTOR MAKRO DAN MIKRO
3.1
Faktor Makro
Kondisi Iklim
Kondisi Iklim yang mengalami perubahan tentunya diawali
Nd (Tetelo/Aratan),
Crd (Ngorok),
Snot (Coryza),
33
Edafik
Curah
Hujan
memiliki
arti
yang
sangat
penting
dalam
Ekonomi Finansial
Ayam lokal sesungguhnya memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Universitas
Diponegoro
(UNDIP)
Semarang,
34
penggunaan
ransum
dengan
serat
kasar
tinggi,
Faktor Biotik
Jenis hewan setempat yang mungkin menjadi predator yaitu
Faktor Mikro
a.
Breeding
Ciri-ciri bibit unggul ayam lokal pedaging :
b.
Feeding
Metode pemberian pakan ada 3 metode, yaitu:
1.
Metode All Mash
Metode all mash adalah metode atau cara pemberian pakan
ternak ayam kedalam wadah yang berisi ransum dengan
kandungan nutrisi yang cukup dan disajikan ke ternak. Metode
2.
3.
ayam.
Metode Mash Grain
Metode ini berupa penggabungan metode di atas, hanya saja
ada
beberapa
unsur
yang
diperbanyak.
Dengan
tujuan
36
Sebagai
dasar
untuk
memudahkan
dan
ini
adalah
masa
pertumbuhan.
Ayam
sudah
sehingga
tidak
memerlukan
lagi
induk
37
memerlukan
modal
besar
ke-2
setelah
tersebut
masih
dibagi-bagi
aman
dan
nyaman.Usahakan suhu
dalam
38
39
dan
sawah).
Istilah
penyebutannya
di
dalamnya. Lantai
jenis kandang
ayam
lokal ini
reng
dengan
kerenggangan
2,5
cm.
Tujuannya
40
cukup
tinggi
terhadap
berbagai
jenis
penyakit
memasukkan
bibit
penyakit
yang
sudah
mati
41
42
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Jenis-jenis ayam lokal terdiri dari ayam kedu, ayam nunukan,
ayam pelung, ayam Sumatra, ayam cemani, ayam gaok, ayam
merawang dan ayam tolaki.
2. Hasil dari ternak yaitu chicken nugget, baso, sosis ayam,
kemoceng, abon ayam dll.
3. Teknologi ternak yang digunakan
yaitu
thermo
gun
dan
thermohygrometer.
4. Koefisien Teknis yaitu angka standar yg mematuhi kaidah-kaidah
yg
sudah
diantaranya
ditentukan.
koefisien
Koefisien
yang
teknis
terbagi
berhubungan dengan
menjadi
masukan;
per hari, produksi telur rata-rata per ekor per hari; dan koefisien
teknis yang berhubungan dengan ratio sumber daya, misalnya
sex-ratio , feed-egg ratio, feed-gain ratio, bull-cow ratio.
5. Sifat-sifat dari ayam lokal pedaging yaitu kanibalisme, memakan
telur dan rontok bulu.
6. Terdapat tiga tingakatan atau skala usaha dalam ternak unggas ini
yaitu sederhana ( 2000 ekor plasma ), maju (5000 ekor plasma)
dan lebih maju (10.000 ekor plasma)
7. Faktor-faktor makro pada pembudidayaan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2013.
Ternak
Ayam
Kampung
Asli.
https://id-
2008.
Ancaman
Udara
Dingin
http://www.poultryindonesia.com
Pada
(Diakses
Peternakan
pada
Ayam.
tanggal
12
Ridwan.
2014.
Ayam
kampung/
Kampung.
http://www.iklanhewan.com/ayam-
16.53 WIB)
Rohmad.
2012.
Pengantar
Ilmu
Peternakan.
https://rohmatfapertanian.wordpress.com/materi-kuliah/
((Diakses pada tanggal 12 November 2014, pukul 17.23 WIB)
Sapuri, A. 2006. Evaluasi Program Intensifikasi Penagkaran Bibit Ternak
Ayam Buras di Kabupaten Pandeglang Buras di Kabupaten
Pandeglang (Skripsi). Bogor : Institut Pertanian
Scott, M. L., M.C, Nesheim and R.J.Young. 1982. Nutritions of The
Chickens.
Second Ed. M. L. Scott and Associates Ithaca, New York.
Setioko, A.R. dan S. Iskandar. 2005. Review Hasil Hasil Penelitian dan
Dukungan Teknologi Dalam Pengembangan Ayam Lokal. Prosiding
Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal.
Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.
Sibbald, 1982. Metodology, Feed Compositions Dash and Bibliography.
Agricultur Canada: Research Branch.
Sturkei, P.D. 1976. Avian Physiology. Third Edition. Heidelberg Berlin.
Wahyu, J. 1992. Ilmu Nutrisi Unggas, Cetakan Ke 3. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.
.
45