DISUSUN OLEH :
54183212336
JAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Udang merupakan jenis ikan konsumsi air payau, badan beruas
berjumlah 13 (5 ruas kepala dan 8 ruas dada) dan seluruh tubuh ditutupi oleh
kerangka luar yang disebut eksosketelon. Umumnya udang yang terdapat di
pasaran sebagian besar terdiri dari udang laut. Hanya sebagian kecil saja yang
terdiri dari udang air tawar, terutama di daerah sekitar sungai besar dan rawa
dekat pantai. Udang air tawar pada umumnya termasuk dalam keluarga
Palaemonidae, sehingga para ahli sering menyebutnya sebagai kelompok udang
palaemonid. Udang laut, terutama dari keluarga Penaeidae, yang biasa disebut
udang penaeid oleh para ahli (Menristek, 2003). Udang merupakan komoditas
ekspor non migas yang dapat diandalkan dan bernilai ekonomis tinggi. Udang di
Indonesia pada umumnya diekspor dalam bentuk beku yang telah dibuang
kepala, ekor dan kulitnya. Sampai saat ini limbah tersebut belum diolah dan
dimanfaatkan secara maksimal. Pemanfaatannya baru digunakan sebagai pakan
ternak sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan khususnya bau dan
estetika lingkungan yang buruk (Kurniasih dan Kartika 2011).
1. 2 Tujuan
2. 2 Morfologi
Umumnya tubuh udang dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
kepala dan bagian badan. Bagian kepala menyatu dengan bagian dada
yang disebut Rephalotorax yang terdiri dari 15 ruas yaitu 5 ruas dibagian
kepala dan 8 ruas dibagian dada.
Tempat
Praktikum pembuatan tepung udang dilaksanakan di Workshop
TPH Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta.
Pencucian / Thawing
Perebusan
Cairan Padatan
Pemasakan Penjemuran
Pengepakan
Penyimpanan
3. 4 Metode Kerja
Praktikum ini dilaksanakan dengan metode praktik dan survei langsung di unit
pengolahan ikan.
Pencucian/Thawing
Bahan baku haruslah di thawing atau dilelehkan terlebih
dahulu untuk memudahkan proses selanjutnya. Caranya yaitu
dengan merendam bahan didalam air
Perebusan
Bahan baku harus dicuci bersih dengan memasukkan kepala
udang ke dalam panci presto yang berisi air. Perebusan dilakukan
selama 2 jam terhitung sejak air mendidih, perebusan ini bertujuan
untuk melunakan kepala udang agar mudah digiling
Penyaringan
Proses penyaringan yaitu dimana kepala udang yang sudah
direbus kemudian disaring menggunakan alat bantu yang berguna
untuk memiahkan air dan padat kepala udang yang nanti kepala
udang tersebut akan dijadikan bahan untuk proses selanjutnya
Penjemuran
Padatan kepala udang dari proses penyaringan kemudian
dijemur di dalam pan aluminium. Kepala udang dijemur di bawah
paparan sinar matahari langsung selama 2 hari
Penggilingan
Kepala udang yang sudah benar-benar kering kemudian
digiling dengan menggunakan mesin penggiling caranya dengan
memasukkan kepala udang ke mulut mesin bagian atas kemudian
kepala udang digiling dengan pisau mesin dan keluar dari bagian
bawah mesin dalam bentuk tepung atau serbuk
Pengepakan
Tepung kepala udang kemudian ditampung dan dimasukkan
ke dalam plastik putih kemudian diikat dan diberi label sesuai
tanggal pembuatan dan nama produknya
Penyimpanan
Pada pembuatan tepung kepala udang untuk tepung kepala
udang yang sudah jadi disimpan di dalam tempat penyimpanan
3. 6 Pembahasan
Pada tepung kepala udang tidak ada proses presto, yang ada hanya
proses perebusan saja yang berfungsi untuk melunakkan kepala udang
karena tekstur kepala udang yang lebih tipis dan lunak ini daripada tulang
ikan sehingga hanya dengan proses perebusan saja sudah cukup. Pada
pembuatan tepung kepala udang tidak terdapat proses presto.
Berikut hasil rendemen kepala udang :
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓
Rendemen = x 100%
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒂𝒘𝒂𝒍
𝟗,𝟓𝟎𝟐
= x 100% = 0,34%
𝟐𝟔 𝒌𝒈
BAB IV
PENUTUP
4. 1 Kesimpulan
Alur proses pembuatan tepung udang yaitu penerimaan
bahan baku, thawing, perebusan, pengeringan, penggilingan,
pengepakan dan penyimpanan. Pembuatan tepung kepala udang
hanya dilakukan proses perebusan saja terhadap proses presto
4. 2 Saran
Proses santasi baik sebelum saat maupun sesudah produksi
agar lebih dikembangkan lagi