Anda di halaman 1dari 4

1.

Rizka Wahyu Romadhona-Kue Lapis Talas Khas Bogor

Bisnis kuliner yang Rizka kelola hingga sekarang adalah kue lapis khas Bogor dengan nama
produk "Sangkuriang". Kini omset yang didapatkan Rizka perbulan bisa mencapai ratusan
juta rupiah. Bagaimana tidak, penjualan Rizka dalam sehari mencapai 3.400 kotak dengan
harga 25.000 perkotaknya.

Awalnya Rizka Wahyu Romadhona bukanlah seorang penjual kue lapis talas khas Bogor, ia
memulai bisnisnya dalam dunia kuliner dengan menjual bakso. Dalam bisnisnya tersebut ia
bermitra dengan orang lain yang mana hal tersebutlah yang menyebabkan bisnis tersebut
bangkrut. Para konsumen kecewa dengan kualitas bakso yang menurun. Bakso yang ia jual
ternyata di campur dengan bakso yang lain untuk memperoleh keuntungan yang besar oleh
mitranya tersebut.

Dengan pengalaman buruknya dalam berbisnis dalam dunia kuliner menjadikan pelajaran
buat Rizka. Ia memulai mencari ide dan mencari peluang bisnis lainnya. Kemudian ia
menyadari bahwa hasil talas di Bogor begitu melimpah. Krena sifatnya yang tidak takut akan
kegagalan dan ingin terus mencoba, akhirnya ia mulai membuat kue lapis dari talas. Memang
awalnya tidak berjalan lancar, beberapa kali kue yang ia antar ke toko-toko ditolak. Namun,
berkat hasil kerja kerasnya, kini Rizka bahkan membatasi pembeli dengan maksimal hanya
boleh membeli 2 kotak saja.

2.Teguh Poerwono Edi-Kue Kacang

Bisnis kuliner yang dijalankan Pak Teguh Poerwono Edi tercipta karena ketidaksengajaan.
Istrinya yang sangat menyukai kue kacang, beberapa kali mencoba membuat kue kacang
yang lezat. Pak Teguh juga beberapa kali membantu istrinya membuat kue kacang. Beliau
mencoba membuat kreasi kue kacangnya sendiri dan kemudian membagi-bagikannya ke
tetangga-tetangga disekitar rumahnya. Yang mana hal tersebut ternyata adalah awal
kesuksesan Pak Teguh dalam menjalankan bisnis kuliner.

Kue Kacang buatannya sangat disukai istri dan tetangga disekitar rumahnya. Disinilah Pak
teguh melihat peluang. Dengan modal seadanya Pak Teguh mulai memproduksi sekitar 300
kue kacang setiap harinya, yang kemudian dijual disekitar rumahnya. Dengan berjalannya
waktu Pak Teguh mencoba untuk mengembangkan usahanya dengan menjalin komunikasi
dengan beberapa penjual yang menyediakan bahan-bahan untuk membuat kue tersebut.
Dengan modal kejujuran, Pak Teguh meminjam bahan-bahan tersebut dan kemudian
diolahnya menjadi kue kacang.

Kini jumlah kue kacang yang diolah Pak Teguh mencapai 67.200 perharinya dengan omset
mencapai 300 juta rupiah.

3. Nora Marshanti-Dapur Nora Uky Cake Cookies

Nora Marshanti adalah seorang sarjana teknik lulusan STT Telkom Bandung. Nora memulai
bisnisnya ketika ia masih bekerja di sebuah lembaga pendidikan dan informasi di Bandung.
Bisnis kuliner yang Nora jalankan memang hanya sebagai bisnis sampingan. namun
penghasilannya terbilang cukup besar.

Karena melihat hasil yang sedemikian besarnya, Nora mencoba mengembangkan usahanya.
Berbekal keyakinan dan hobi dalam membuat kue, ia mencoba berkreasi dan berinovasi
untuk membuat kue yang enak dan unik. Salah satu kue buatanya yang memiliki banyak
peminat adalah cupcake berkarakter lucu.

Melihat bisnisnya yang semakin berkembang Nora memutuskan untuk berhenti dari
pekerjaan lamanya dan menekuni profesi barunya sebagai pembuat kue. Dengan
menggunakan media sosial, Nora mempromosikan produknya sekaligus memasarkannya
secara online. Kini bisnis kulinernya yang diberi nama "Dapur Nora Uky Cake & Cookies",
sudah memeliki banyak pelanggan. Walaupuan penjualannya berbasis online, omset yang
didapatkan Nora Marshanti dari produk kue yang ia produksi mencapai 30 juta rupiah.

4. Kat Cole-Pengusaha Roti Internasional


Kat Cole lahir di keluarga yang sangat miskin. Ibunya menceraikan ayahnya karena sifat
pemabuk ayahnya yang tidak terkendali. Cole kecil sudah menjadi pekerja keras dan seorang
yang tannguh di umur belianya. Sempat mengenyam bangku kuliah, Cole berhenti lantaran
ibunya tidak memiliki dana yang cukup untuk menyekolahkannya di perguruan tinngi.

Ketika umurnya memasuki 19 tahun, Nasib Cole mulai mengalami perubahan, Ia yang saat
itu bekerja paruh waktu di sebuah perusahaan roti, mendapat tugas dari bosnya untuk
membuka cabang di luar negeri. Cole yang tergabung dalam tim adalah pegawai termuda
yang dipilih bosnya untuk membuka cabang di negara Australia dan negara lainnya.

Disanalah Cole mulai belajar banyak dalam dunia bisnis. Cole belajar bagaimana menjalin
hubungan baik dengan rekan kerja. Menurutnya komunikasi dalam sebuah bisnis itu penting.
Manusia yang tergolong mahkluk sosial tidak dapat menjalankan semuanya sendiri.

Berkat hasil kerja kerasnya serta sifatnya yang tangguh, Cole kini sudah berhasil membuka
1.200 cabang di berbagai negara, bahkan Cole berhasil menjadi presiden di perusahaan
tersebut. Perusahaan roti Cinnabon yang ia bangun berhasil menembus angka penjualan yang
tinggi yaitu mencapai RP13,2 triliun.

5. Louis Barnett-Cokelat Chokolit

Barnett memulai bisnis ketika ia masih sangat muda. Ketika ia berumur 12 tahun, Barnett
yang sangat menyukai cokelat pergi bersama kedua orang tua mendatangi salah satu
perusahaan cokelat terbesar di Inggris yaitu Waitrose. Dengan modal kecintaanya terhadap
cokelat Barnett kecil mencoba bereksperiman dalam membuat cokelat di perusahaan tersebut.
Siapa sangka anak yang berumur 12 tahun dapat membuat cokelat yang begitu enak.
Perusahaan tersebut yang awalnya tidak tertarik dengan cokelat buatan Barnett, lantas
memesan 165 kotak cokelat setelah melihat respon pembeli yang kebetulan mencicipi cokelat
buatan Barnett.
Barnett yang saat itu berumur 12 tahun, kewalahan dengan pesanan yang begitu banyak.
Akhirnya ia memutuskan untuk memperkerjakan beberapa orang yang lebih tua dan
berpengalaman darinya. Tidak sampai disitu, selain perusahaan Waitrose ada banyak
perusahaan besar lainnya yang ingin mendapat pasokan cokelat darinya. Salah satunya adalah
Sainsbury.

Dengan umur yang semakin bertambah, pengetahuannya akan dunia bisnis semakin
berkembang. Barnett mencoba untuk membuat produk cokelatnya sendiri. Dengan produk
barunya yang diberi nama "Chokolit", Barnett berhasil menggaet hati pelanggan. Tidak hanya
di Inggris, penjualan cokelat miliknya juga tersebar dibeberapa negara lainnya.

Dan yang paling menginspiratif dari Louis Barnett adalah 2 quotenya yang berbunyi "Jika
Anda tidak memiliki minat pada produk Anda, maka tentu saja Anda tidak akan punya energi
untuk menjualnya." dan "Semuanya akan kembali pada pendekatan yang lebih personal.
Kecintaan kita terhadap suatu produk, akan membuat kita dengan sendirinya menciptakan
sebuah karya dengan maksimal."

Fendra Agoprilla Putra-Mie Nyonyor

Pria lulusan Ekonomi Manajemen Untag Banyuwangi ini memulai bisnisnya dengan
berdagang bakso. Namun karena bakso yang dijualnya tidak dapat bertahan lama.
Ago begitu sapaan akrabnya, mencoba berkreasi dengan menciptakan produk baru.
Dan akhirnya ia menemukan sebuah produk yang diberi nama mie nyonyor. Namun
sebelum memutuskan untuk menjualnya, Ago bertanya kepada beberapa temannya
mengenai produk yang ia buat. Dan responnya sangat luar biasa, semua temannya
menyukai rasa mie nyonyor yang ia buat.

Dengan modal 1,5 juta, Ago memulai bisnisnya secara kecil-kecilan dan bertahap.
Yang unik dari mie buatannnya adalah tingkat kepedasannya yaitu dari level 1 sampai
5. Sekali lagi, makanan yang unik akan selalu diingat oleh pelanggan. Perkembangan
bisnisnya terbilang cepat, ia berhasil membuka cabang di beberapa daerah di Jawa
Timur. Tidak sampai disitu, Ago kembali berkreasi dan berinovasi dengan
menciptakan beberapa menu spesial.

Dari warung mie nyonyor miliknya yang sudah memiliki banyak cabang, kini omset
yang didapatkan Ago mencapai Rp 90-100 juta rupaih per bulan.

Anda mungkin juga menyukai