Anda di halaman 1dari 8

BIODATA/ PROFIL WIRAUSAHA PEMULA

Nama pemilik : TRIO GUNAWAN, A.Md


Alamat pengusaha : Jl. Negara Ampah-Tamiang Layang, Desa Rodok, No.20, Rt.02,
Kecamatan Dusun Tengah, Kabupaten Barito Timur

Tempat tanggal lahir : Rodok, 12 Oktober 1988


Pendidikan terakhir : DIII - Teknik Pertambangan
Status : Lajang

PROFIL USAHA

Nama Usaha : ”ASAGU” asam gula ibu zainabon

Jenis Usaha : Asam Jawa

Alamat Usaha : Jalan Bayeun No.20 Darussalam Banda Aceh

Tahun berdiri : 1998

Lama usaha : 10 tahun

Jumlah Karyawan :2 orang

Produksi per bulan : 3000 pack kemasan kotak

3000 pack kemasan kecil (kemasan plastic)

Jangkauan

Pemasaran :Kantin Ekonomi, Kantin SD, MIN Darussalam,DarussalamSwalayan, Manggis Tiga,


Sinbun Sibreh, Mitra Darussalam, Pante Pirak Lingke, Pante Pirak Swalayan Ulee Kareeng, Umi
Swalayan Panteriek, Nesu, Mini Market Darul Ulum, dan masih banyak warung kecil lainnya
Harga per packet : Kemasan Kotak Rp. 3.000,-

Kemasan Plastic Rp. 1.000,-

Prinsip Usaha :

> Berusaha memulai usaha dari hal yang kecil untuk kemudian dapat dikembangkan menjadi
usaha yang besar

> Kesederhanaan dalam artian disini bahwa usaha ini dijalankan belum mengutamakan kemasan
yang eksklusif, namun lebih kepada isi kemasan

> Mengutamakan kualitas produk. Kualitas yang paling utama tentunya adalah kesehatan dan
gizi produk

Sejarah Usaha :

Awal mulanya usaha asam gula ini didirikan atas inisiatif suami ibu zainabon. Ketika itu ibu
zainabon masih bertempat tinggal ditungkop. Ibu zainabon bersama suami terinspirasi untuk
memulai usaha asam gula ini karena disekeliling rumah mereka sangat banyak terdapat pohon
asam jawa. Ibu zainabon membuat asam gula untuk di makan sendiri,kemudian dicicipi oleh
keluarga dan tetangga dekat,melihat adanyanya peluamg bisnis tersebut,maka ibu zainabon
memulai usahanya.

Usaha asam gula yang dijalankan oleh ibu zainabon merupakan usaha olahan sendiri,dan
pemasarannya dijalankan oleh suaminya. Usaha ini bisa dikatakan terus berkembang dari tahun
ke tahun. Hal ini dikarenakan asam gula ini disukai oleh semua usia.

Modal awal yang dibutuhkan ketika mendirikan usaha asam gula ini hanya sekedarnya saja.
Pemilik hanya membutuhkan modal untuk pembelian peralatan seadanya dan pembungkus untuk
produk yang telah di olah. Modal yang dihasilkan sepenuhnya berasal dari modal pemilik.
produk yang dihasilkan hanya berupa satu jenis produk saja. Awal produksi pemilik tidak banyak
mengolah bahan baku mengingat pasar yang dimiliki belum terlalu luas. Pemasaran awalnya
hanya didaerah Darussalam, Tepatnya dibeberapa swalayan dan kios terdekat. Pengenalan
produknya juga dilakukan melalui bazaar. Disamping itu, banyak pula rekan suami ibu zainabon
yang menawarkan untuk memasarkan produk asam jawa ke pusat kota banda aceh shimbun
sibreh sekitar tahun 1994. Namun seiring berjalannya waktu perkembangan usaha asam gula ibu
zainabon telah mengalami perkembangan yang cukup baik,hal ini dapat dilihat dengan
pertambahan produksi dari tahun ke tahun, dan asset meningkat dibanding awal berproduksi.
Namun modal yang dibutuhkan untuk membeli bahan baku semakin bertambah dibandingkan
dengan modal awal pada saat produksi dijalankan. Dari segi produksi, awalnya usaha ini hanya
memproduksi produk dalam kemasan plastic dengan tenaga kerja hanya ibu zainabon sendiri. Ia
berperan sebagai pemilik sekaligus sebagai tenaga kerja. Tahun 1994 produk tersebut disalurkan
ke pusat kota banda aceh tepatnya di shinbun siberh melalui rekannya dan kawasan Darussalam.
Namun, saat itu ibu zainabon mampu memproduksi asam gula sejumlah 160 kap dan 550
bungkus dalam jangka waktu seminggu dengan pembelian bahan baku sebanyak 10 kg.
mengingat hasil produksi yang semakin berkembang, ibu zainabon kini memperkerjakan 2 orang
tenaga kerja yang juga anggota keluarganya. Penambahan tenaga kerja diharapkan agak hasil
produksinya dapat ditingkatkan sehingga jangkauan pasar semakin luas.

Perkembangan produksi dari tahun ketahun juga telah menjadikan produk ini dikenal oleh
konsumen dan pelanggannya. Hal ini pula yang mengharuskan adanya suatu nama (brand) atas
produk yang dihasilkan. Terhitung mulai tahun 2009, nama “asam gula” didaftar sebagai brand
atas produk asam jawanya. Pemberian nama untuk produk diharapkan dapat melindungi kualitas
dan nama baik produknya, sehingga produk tersebut lebih dikenal dimasyarakat dan tidak
menimbulkan permasalahan dikemudian hari.

Usaha asam jawa yang dijalankan oleh ibu zainabon adalah usaha rumah tangga (home industry)
yang bergerak di bidang pembuatan dan pemasaran makanan ringan asam jawa. Dapat dikatakan
sebagai usaha rumah tangga karena dijalankan dirumah sendiri dan menggunakan keluarga
sendiri sebagai tenaga kerja.sampai saat ini modal diupayakan dan diperoleh dari usahanya
sendiri. Ia tidak menginginkan upaya penambahan modal dari pihak ketiga seperti pinjaman dari
perbankan, pinjaman dari lembaga keuangan, maupun dari persahaan non bank lainnya.

Kelebihan pada usaha asam gula :

>Dari segi mutu produk, asam gula ini dapat diandalkan. Dalam proses pembuatannya pemilik
menghindari pemakaian bahan-bahan kimia untuk mengawetkan produknya.

>Produk sudah mulai dikenal konsumen

> Harga relative terjangkau

>Disukai oleh konsumen semua usia

>Selain untuk bisnis Asam jawa juga berguna bagi kesehatan, terutama obat panas. Mengurangi
rasa kantuk.berguna untuk ibu-ibu hamil dan untuk menurunkan berat badan.

>Produk yang dihasilkan tidak mudah basi atau busuk


Hambatan pada usaha asam gula

>Adanya musim yang tidak mendukung penyediaan bahan baku yakni dalam jangka waktu satu
tahun terdpat tiga bulan yang tidak musim asam jawa, yaitu bulan oktober, November, dan
desember

>Pada proses pembuatan produk masih sangat sederhana dan tradisional, sehingga kendala
secara alamiah masih sulit dihindari seperti cuaca yang tidak bisa dikendalikan.

>Keterbatasan tenaga kerja

>Produk yang dihasilkan masih dalam bentuk satu jenis produk dan belum ada variasi produk.

>Masih kurangnya peralatan yang tergolong canggih untuk memperlancar proses produksi

PROFIL WIRAUSAHA MUDA SUKSES DAN MANDIRI

BIODATA WIRAUSAHA

Nama : Ma’sum

Tempat Tanggal Lahir : Lamongan, 9 September 1993

Alamat Asal : Desa Deket, Lamongan

Alamat Sekarang : Sidoarjo


Pendidikan Terakhir : SMP

Memulai Usaha : Sejak Tahun 2009

Nama Usaha : Pentol Joz

Latar belakang memulai usaha

Ma’sum merupakan secuil potret kehidupan manusia di era globalisasi seperti sekarang. Karena
terlahir dari keluarga yang sangat sederhana, ia hanya bersekolah sampai SMP. Untuk mencari
peruntungan nasib baik, akhirnya ia merantau dari desanya ke kota Surabaya. Bermodal ijazah
SMP, ia berharap ada perusahan yang mau memperkerjakannya sebagai officeboy, sehingga ia
dapat mengirim uang setiap bulan untuk keluarganya di desa dan untuk membantu orangtua
dalam menyekolahkan dua adiknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengingat ia
adalah anak sulung di keluarganya.

Sesampai di Surabaya, ia meloncat dari perusahaan satu ke perusahaan yang lain untuk melamar
pekerjaan. Selama mencoba hampir satu tahun akhirnya ada satu perusahaan yang mau
mempekerjakannya. Akan tetapi, ketika memasuki hari kerja bulan ke 4, ia merasa upah atau gaji
yang didapatkannya sangat kurang dalam memenuhi kebutuhannya di Surabaya maupun untuk
keluarganya di desa.

Selama tinggal di Surabaya, ia kost dekat dengan sekolahan anak SD dan SMP. Ketika itu jam
pulang sekolah, ia melihat orang jualan pentol yang rame sekali dibeli oleh anak sekolah. Dari
situ ia berpikir untuk memulai usaha dengan berjualan pentol. Ketika itu ia sengaja membeli
pentol dan berpura-pura menanyakan bagaimana cara pembuatan dan memasak pentol serta
bagaimana cara meracik sambal atau saosnya ke penjualnya.

Bermodal ingatan, cowok penggemar musik dangdut ini langung mencoba untuk mulai membuat
pentol. Akan tetapi, ia selalu gagal, pentol yang dibuatnyapun terasa kenyal sekali dan saosnya
tidak enak. Ia pun berusaha untuk membuatnya lagi dengan menambahkan daging sapi ke
adonan pentol. Menambahkan tahu, somay, dan gorengan kecil. Serta menambahkan kacang ke
racikan sambalnya. Alhasil, ia dapat membuat pentol yang enak dan sambal yang mantap.

Dari situ ia mulai untuk berjualan pentol keliling dari satu tempat ke tempat yang lain. Dan hasil
dari penjualan pentol pun sangat melebihi dari pekerjaan sebelumnya. Sehingga ia dapat
mengirim uang lebih untuk keluargnya di desa dan membantu membiayai kedua adiknya yang
masih sekolah.

Pentol Joz

Ma’sum memberikan nama joz untuk usaha pentol yang digelutinya karena saat ia sedang
memasak atau membuat pentol diiringi musik dangdut yang identik dengan kata “joz”. Selama
kurang lebih 2 tahun menggeluti bidang makanan pentol, sampai hari ini ia sudah memiliki tiga
buah gerobak pentol keliling, dimana satu buah gerobak ia keliling sendiri dan dua buah gerobak
yang dijualkan oleh 2 karyawannya yang tak lain adalah teman satu desanya. Bahkan dalam
waktu dekat ia akan menambah satu buah gerobak pentol.

Ma’sum tidak pernah membayangkan bahwa ia menjadi juragan pentol dan mempunyai 2
orang karyawan saat ini. Bahkan sekarang ia sudah mengkontrak rumah sebagai tempat tinggal
dan pembuatan pentol dan mempunyai sepeda motor sendiri hasil dari usaha jualan pentol.
Motivasi terbesar menurut cowok berbintang virgo ini adalah keluargannya di desa dan untuk
menyekolahkan kedua adiknya agar terus bersekolah dan menerima jenjang pendidikan lebih
tinggi darinya.

Ma’sum tidak pernah malu dengan usaha berjualan pentol. Bahkan ia tidak pernah lelah
untuk berkeliling dari satu tempat ke tempat lain dalam menjajakan dagangannya meski ia sudah
memiliki dua orang karyawan yang sama-sama tinggal dengannya.

Dengan pencapaian dari usahanya ini, Ma’sum mampu meningkatkan pendapatan pundi-
pundinya. Sebab, dari hasil penjualan tiga gerobak pentol setiap harinya, omzetnya per bulan
secara rata-rata mendapat keuntungan antara Rp8juta-Rp9juta. Angka yang sangat fantastis bagi
penghasilan seorang wirausaha muda yang baru menekuni bidang usaha ini.

Meski begitu, kesuksesan tidak membuat cowok 20 tahun ini menjadi tinggi hati. Penampilan
dan tutur bahasanya tetap seperti seorang yang terdidik walau hanya lulusan SMP. Namun,
dibalik dari kesederhanaan itu tersimpan potensi besar untuk menjadikan usahanya bergeliat.
Apalagi usianya masih tergolong sangat muda, sehingga potensinya menjadi pelaku usaha mapan
terbayang jelas.

ANALISA

Menurut Ir. Ciputra, ada 3 jenis wirausaha, antara lain:

1. Necessity Entrepreneur, yaitu menjadi wirausaha karena terpaksa dan desakan kebutuhan
hidup.

2. Replicative Entrepreneur, yang cenderung meniru-niru bisnis yang sedang ngetren


sehingga rawan terhadap persaingan dan kejatuhan.

3. Inovative Entrepreneur, wirausaha inovatif yang terus berpikir kreatif dalam melihat
peluang dan meningkatkannya.

Dalam profil wirausaha di atas, Ma’sum dapat digolongkan ke dalam necessity entrepreneur,
karena dari awal mula ia mendeksripsikan memulai usaha dikarenakan desakan ekonomi yang
membuat ia menjadi tulang punggung di keluarganya. Memang awalnya ia berjualan pentol
karena meniru orang yang lain. Akan tetapi ia berpikir kreatif dalam melihat peluang dan
meningkatkannya sehingga sekarang sudah memiliki tiga buah gerobak dan 2 orang karyawan.

David Mc Clelland mencirikan bahwa terdapat 9 karakteristik seorang wirausaha, antara lain:

· Dorongan berprestasi

· Bekerja keras

· Memperhatikan kualitas

· Sangat bertanggung jawab

· Berorientasi pada imbalan

· Optimis

· Berorientasi pada hasil karya yang baik

· Mampu mengorganisirkan

· Beorientasi pada uang

Dari hasil observasi seminggu saya dan hasil wawancara dengan Ma’sum. Saya dapat
menyimpulkan bahwa Ma’sum memiliki karakteristik yang dikemukakan oleh David Mc
Clelland, antara lain: dorongan untuk berprestasi dalam menjalankan dan meningkatkan usaha
pentol keliling, ia juga merupakan pemuda yang bekerja keras terbukti dia tidak pernah
mengeluh jika harus memutari komplek perumahan dalam menjajakan dagangannya, ia juga
sangat bertanggungjawab dalam memanagemen kedua karyawannya, ia juga sangat optimis
walau pernah gagal berkali-kali dalam pembuatan pentol maupun dalam meracik sambal.

Adapun keuntungan dan kerugian menjadi seorang wirausaha menurut Geoffrey G. Merideth.

Keuntungan:

• Kesempatan untuk mengontrol jalan hidup sendiri dengan imbalan kepemilikan yang
diperoleh dari kemerdekaan untuk mengambil keputusan dan resiko

• Kesempatan menggunakan kemampuan dan potensi diri secara penuh dan aktualita diri
untuk mencapai cita-cita

• Kesempatan untuk meraih keuntungan tak terhingga dan masa depan yang lebih baik
dengan waktu yang relatif lebih singkat

• Kesempatan untuk memberikan sumbangan kepada masyarakat dengan lapangan kerja dan
pengabdian serta memperoleh pengakuan
Kerugian:

• Tidak ada kepastian pendapatan

• Resiko kehilangan modal/asset/investasi

• Meninggalkan zona kemapaman

Menurut Ma’sum, sejak ia terjun ke bidang wirausaha, ia sangat yakin dan optimis terhadap
usaha yang dijalaninya, meski hanya dengan berjualan pentol. Ia juga berpendapat bahwa tidak
menutup kemungkinan di lain hari akan terjadi persaingan usaha dengan sesama usaha pentol. Ia
hanya ingin dikenal oleh masyarakat melalui usaha pentolnya dengan tetap mempertahankan cita
dan rasa yang dimiliki usaha pentol yang digelutinya.

Ia juga merasa memiliki potensi walau hanya lulusan SMP dalam meningkatkan usahanya
agar suatu hari dapat merambah keseluruh kawasan di Sidoarjo. Dalam hal ini ia memiliki
karakteristik dream menurut Bygrave yaitu memiliki visi masa depan dan kemampuan mencapai
visi tersebut. Ia memiliki suatu komitmen total dan pantang menyerah, karena menurutnya, kita
tidak akan pernah tau hasilnya jika kita tidak pernah mencobanya. Berdedikasi tinggi dan tidak
pernah kenal lelah merupakan cirri utama karakteristik wirausaha yang dimiliki oleh Ma’sum.

Anda mungkin juga menyukai