Anda di halaman 1dari 32

1

DAWET BERAS KHAS PECABEAN


KKN UIN K H Abdurrahman Wahid
Pekalongan Kelompok 39
2022
Penulis :
1. Ketty Dwi Indriyani
2. Weni Ihda Chusnayaini
Editor :
1. Nimas Ayu Kusuma Putri
2. Intan Permatasari
Dokumentasi :
1. Vasekhatul Lisan Nia
2. Ahda Sabila
Informan :
1. Rikky Maulana
2. Agung Ridwan Nur Zaman
3. Indah Nurhayati
4. Siti Nur Alviani
5. Alfa Solina

Cetakan : Tegal, Oktober 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT


yangtelah mmberikan nikmat dan karuniaNya, sehingga
kami dapa menyelesaikan buku yang berjudul “Dawet
Beras Khas Pecabean”.
Buku yang membahas bagaimana UMKM dawet beras
di desa Pecabean ini dibuat dlam rangka melestarikan dan
mengenalkan dawet beras yang asli dari desa Pecabean
serta meningkatkan minat literasi untuk pembaca di desa
Pecabean.
Tak lupa kami juga mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam
penyusunan buku ini, baik bantuan data, bantuan tenaga,
serta bantuan dukungan dan doa.
Kami mengetahui masih banyak kesalahan dalam
penulisan buku ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan
mohon maaf sebesar-besarnya serta mngharapakan kritik
dan saran yang membangun agar kami dapat berkarya
lebih baik lagi. Akhir kata, kami berharap semoga buku ini
bisa memberikan manfaat yang baik bagi pembaca serta

I
dapat memberikan pengetahuan dan motivasi dalam usaha
dawet beras yang amanah.

KKN UIN K H Abdurrahman Wahid


Kelompok 39

II
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................... I


Daftar Isi.......................................................................... III
BAB I ........................ ...................................................... 1
Latar Belakang Dawet Beras .......................................... . 1
Biodata Produsen Dwet Beras Di Desa Pecabean............. 5
BAB II............................................................................ 12
Cara Pembuatan Dawet Beras......................................... 12
Porsi dan Takaran............................................................ 15
BAB III............................................................................ 18
Strategi Pemasaran.......................................................... 18
Manajemen Keuangan..................................................... 20
Lampiran......................................................................... 24

III
BAB I
LATAR BELAKANG DAWET BERAS
Indonesia memiliki ragam kuliner yang beraneka
ragam macamnya. Kuliner tradisional macamnya tentu
saja berupa makanan yang menyehatkan dan terbuat dari
bahan-bahan yang sederhana. Kuliner makanan tradisional
merupakan kuliner yang mempunyai khaisat untuk tubuh.
Setiap daerah di Indonesia memiliki kuliner minuman
yang berbeda-beda, dan bahan-bahannya terbuat dari
tanaman yang banyak dijumpai di setiap daerah masing-
masing. Karena minuman tradisional ini merupakan
minuman asli dari setiap daerah di Indonesia yang hanya
terbuat dari bahan lokal, yaitu asli Indonesia. Pembuatan
minuman tradisional Indonesia tidaklah sulit, lahngkah-
langkah pembuatannya sederhana dan tidak memerlukan
peralatan khusus sehingga memudahkan setiap orang
untuk membuatnya. Minuman tradisional tidak
menggunakan bahan-bahan kimia seperti pengawet atau
pewarna sintetis, tetapi hanya menggunakan bahan yang
alami dari alam sehingga tidak membahayakan tubuh jika
dikonsumsi secara terus menerus dalam porsi banyak.

1
Minuman tradisional sebagian besar dipasarkan
oleh pedagang kaki lima, karena dengan mengandalkan
bisnis kecil ini dinilai kurang mencukupi untuk kebutuhan
hidup, tidak sedikit orang menjadikan bisnis berdagang
minuman tradisional sebagai bisnis sampingan. Padahal
bisnis dari bisnis kecil-kecilan ini bisa menjadi penggerak
ekonomi bangsa yang potensial. Sebuah gerakan ekonomi
yang tentunya lebih mandiri dengan usaha yang dibangun
sendiri karena tidak bergantung pada pihak luar negeri.
Bisnis ini tidak memerlukan modal banyak, jika ulet dan
tekun maka bisnis yang dimulai dari kecil ini bisa menjadi
bisnis yang besar dan memiliki keuntungan yang besar.
Masyarakat harus bisa memilih bisnis yang tentunya bisa
mendongkrak perekonomian dalam negeri sehingga
menciptakan lapangan kerja baru untuk masyarakat
lainnya yang belum memiliki pekerjaan, karena dengan
usaha yang sudah mulai berkembang, maka akan lebih
banyak membutuhkan tenaga kerja lagi.
Jenis minuman tradisional yang ada di Indonesia
beraneka ragam, salah satunya yaitu di Provinsi Jawa
Tengah terdapat bermacam-macam minuman tradisional

2
perti, wedang jahe, wedang sekoteng, wedang ronde,
dawet beras. Dari banyak minuman tradisional, dalam
pembahasan ini akan menguraikan tentang minuman
tradisional dawet beras dari Kabupaten Tegal.
Kabupaten Tegal merupakan suatu daerah yang
memiliki perjalanan sejarah yang panjang, sehingga
menciptakan suatu kebudayaan yang hingga kini harus
tetap terjaga dan terpelihara keasliannya. Masyarakat
umum banyak mengenal Kabupaten Tegal sebagai kota
yang kaya akan kuliner tradisionalnya. Dengan nama yang
berbeda dengan Kota Tegal, Kabupaten dapat membangun
identitas seiring dengan perubahan nama daerah yang
dipilih. Namun mengubah nama daerah bukan persoalan
yang sederhana. Nama daerah di dalamnya telah melekat
identitas, harga diri dan perjalanan sejarah yang panjang.
Walaupun bukan berarti tidak ada daerah yang mengubah
namanya. Seperti ujung pandang menjadi Makassar, Irian
Jaya menjadi Papua, Aceh menjadi Nanggroe Aceh
Darussalam dan sebagainya. Brebes dan Pemalang meski
pernah berada dalam kekuasaan Tegal ketika menjadi

3
karesidenan telah menjadi kota mandiri salah satunya
karena perbedaan nama dengan Tegal.
Kehidupan ekonomi masyarakat Tegal khususnya
Desa Pecabean sendiri antara laki-laki dan perempuan
dalam satu keluarga memiliki peran dan tugas yang sama
dalam menghidupi kebutuhan keluarganya. Seperti halnya
seorang laki-laki (suami) yang bekerja sebagai buruh tidak
menjadikan seorang perempuan (istri) hanya sebagai ibu
rumah tangga saja, melainkan ikut membantu dengan
berjualan dawet beras, buruh di pabrik, atau memiliki
warung kecil-kecilan di rumah. Untuk sebagian penjual
dawet beras yang ada di Desa Pecabean sendiri rela
berjualan keliling menggunakan sepeda atau sepeda motor
demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Tak pernah
merasa malu ataupun putus asa dengan keadaan yang
sudah di jalani. Para pedagang dawet beras yang mayoritas
seorang perempuan ini dengan usaha kerasnya menjajakan
dagangannya keliling kampung bahkan sampai ke
kampung lainnya.

4
BIODATA PRODUSEN DAWET BERAS DI DESA
PECABEAN

1) Nama : Darkonah
Tempat, Tanggal Lahir: Tegal, 05 Agustus 1973
Alamat : Pecabean RT 18/RW 06,
Kec. Pangkah, Kab. Tegal
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Pedagang
 Deskripsi
Beliau berjualan dawet beras sudah lebih dari 16
tahun, dimana dawet beras yang diproduksi
merupakan produk turun temurun generasi kedua
setelah ibunya.
2) Nama : Isah
Tempat, Tanggal Lahir : Tegal, 01 Juli 1975
Alamat : Pecabean RT 13/RW 04,
Kec. Pangkah, Kab. Tegal
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
5
Pekerjaan : Pedagang
 Deskripsi
Beliau berjualan dawet beras selama kurang lebih
10 tahun, dimana dawet beras yang beliau
produksi merupakan produk turun temurun
generasi kedua setelah ibunya. Beliau juga
berjualan dawet aci sebagai tambahan produk
dawet yang beliau produksi.
3) Nama : Raminah
Tempat, Tanggal Lahir : Tegal, 06 Juli 1974
Alamat : Pecabean RT 13/RW 04,
Kec. Pangkah, Kab. Tegal
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Pedagang
 Deskripsi
Beliau berjualan dawet beras sudah 13 tahun
lamanya atau lebih tepatnya dari tahun 2010.
Namun beliau juga berjualan dawet aci untuk
menambah produk dawet yang beliau produksi.
4) Nama : Tasripah

6
Tempat, Tanggal Lahir : Tegal, 14 Mei 1976
Alamat : Pecabean RT 13/RW 04,
Kec. Pangkah, Kab. Tegal
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Pedagang
 Deskripsi
Beliau berjualan dawet sudah 14 tahun lamanya,
dimana dawet beras yang beliau produksi
merupakan hasil turun temurun generasi kedua
setelah ibunya. Tak jarang beliau juga
memproduksi dawet aci untuk dijual sesuai
pesanan pelanggan.
5) Nama : Roisah
Tempat, Tanggal Lahir : Tegal, 23 Februari 1952
Alamat : Pecabean RT 16/RW 05,
Kec. Pangkah, Kab. Tegal
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Pedagang
 Deskripsi

7
Beliau berjualan dawet beras sudah 40 tahun
lamanya, dimana produk dawet beras yang beliau
produksi merupakan hasil produk turun temurun
generasi kedua setelah ibunya. Berbeda dari
produsen dawet lainnya, beliau hanya menjual
dawet beras tidak dengan dawet aci.
6) Nama : Sairoh
Tempat, Tanggal Lahir : Tegal,
Alamat : Pecabean RT 16/RW 06,
Kec. Pangkah, Kab. Tegal
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Pedagang
 Deskripsi
Beliau berjualan dawet beras sudah 1 tahun
lamanya, meskipun beliau masih pemula namun
beliau setiap hari produksi untuk dijual keliling.
Selain berjualan dawet beras, beliau juga berjualan
siomay untuk menambah penghasilan sehari-hari.
7) Nama : Fatimah
Tempat, Tanggal Lahir : Tegal, 02-03-1977

8
Alamat : Pecabean RT 013/RW 04,
Kec. Pangkah, Kab. Tegal
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Pedagang
 Deskripsi
Beliau berjualan dawet beras selama 12 tahun,
dimana dawet beras yang beliau produksi
merupakan hasil turun temurun generasi kedua
setelah ibunya. Selain berjualan dawet beras,
beliau juga berjualan dawet aci dan dijual secara
bersamaan dengan dawet beras. Beliau juga
seorang pekerja buruh pabrik di salah satu PT di
daerah Tembok. Jadi sebelum berjualan dan
berkeliling menjajakan dawet beras, ibu Fatimah
bekerja terlebih dahulu di PT tersebut.
8) Nama : Marpuah
Tempat, Tanggal Lahir : Tegal, 17-08-1982
Alamat : Pecabean RT 013 /RW 04,
Kec. Pangkah, Kab. Tegal
Agama : Islam

9
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Pedagang
 Deskripsi
Beliau berjualan dawet beras selama 6 tahun
lamanya, dimana produk dawet beras yang
diproduksi merupakan produk kreasi pribadi dan
bukan produk turun temurun dari keluarganya.
Selain berjualan dawet beras, beliau juga berjualan
dawet aci yang dijual secara bersamaan dengan
dawet beras.
9) Nama : Siti Asiyah
Tempat, Tanggal Lahir : Tegal,
Alamat : Pecabean RT 15 /RW 05,
Kec. Pangkah, Kab. Tegal
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Pedagang
 Deskripsi
Beliau berjualan dawet aci sudah 12 tahun
lamanya, dimana produk dawet aci yang
diproduksi merupakan produk kreasi pribadi dari

10
suaminya dan bukan produk turun temurun dari
keluarganya. Namun, beliau hanya menjualkan
dawet aci saja, sedangkan yang membuat dawet
aci ialah suaminya, yaitu Bapak Sahroni. Beliau
juga seorang pekerja buruh pabrik di salah satu PT
di daerah Tembok. Jadi sebelum berjualan dan
berkeliling menjajakan dawet beras, ibu Asiyah
bekerja terlebih dahulu di PT tersebut.

11
BAB II
CARA PEMBUATAN DAWET BERAS
 Bahan-bahan yang digunakan :
1) Tepung Beras
2) Air
3) Apu (Kapur Sirih) atau tepung hunkwee
4) Gula Jawa
5) Gula Pasir
6) Santan
7) Es Batu
8) Jeruk Purut
9) Garam
 Alat-alat yang digunakan:
1) Panci
2) Centong Kayu
3) Parutan Kelapa
4) Mangkok
5) Sendok
6) Cetakan Dawet
7) Tremos Es Batu
 Cara Pembuatan :

12
1) Siapkan alat dan bahan.
2) Masukkan air santan ke dalam panci kira-kira 2/3 dari
bahan utama, rebus hingga mendidih.
3) Setelah menndidih, ambil tepung beras 1 kg lalu
dimasukkan ke dalam wadah (panci).
4) Aduk perlahan hingga mengental, masak dengan api
kecil.
5) Masukkan apu/kapur sirih yang sudah dilarutkan ke air
atau tepung hunkwee sambil diaduk secara terus
menerus.
6) Setelah 30 menit tepung beras mengental, matikan
kompor.
7) Dinginkan adonan sampai terlihat kalis, agar saat
mencetak dawet tidak pecah atau remuk.
8) Jika adonan ditekan dapat kembali seperti semula,
maka tandanya adonan siap untuk dicetak.
9) Cetak adonan dawet beras menggunakan cetakan
dawet yang telah disediakan.
10) Saat pencetakan dawet beras, siapkan wadah yang
berisi air dingin ditaruh di bawah cetakan (untuk
menampung hasil cetakan).

13
11) Buang air bekas rendaman dawet beras tersebut, lalu
tiriskan ke wadah lainnya yang diisi es batu.
12) Larutkan gula jawa dan gula pasir dengan air hingga
mendidih.
13) Angkat air gula tersebut, lalu didinginkan.
14) Sediakan mangkok kecil yang sudah diolesi jeruk
purut untuk mendapatkan cita rasa yang khas.
15) Sajikan dawet beras ke dalam mangkok tersebut
bersama dengan air gula jawa dan es batu.
16) Dawet beras siap untuk dinikmati.

14
PORSI DAN TAKARAN
Adapun terkait dengan porsi atau takaran dawet beras
yang diperjualbelikan berdasarkan wawancara kami
sebagai berikut :
1) Bahan utamanya yaitu tepung beras, dimana untuk
takaran tepung beras 1 kg sebanding dengan 2 buah
kelapa yang diambil santannya serta 1 kg gula jawa
untuk dilarutkan dengan gula pasir secukupnya
2) Tepung beras yang sudah diolah menjadi adonan
dawet beras beratnya nambah 3-5 kali lipat dari bahan
utamanya. Misal tepung beras 1 kg ketika menjadi
dawet beras beratnya mencapai 3-5 kg.
3) Untuk pemberian apu (kapur sirih) bisa disesuaikan
dengan bahan utamanya, setiap 1 kg tepung beras
sebanding dengan 1 sendok teh apu. Selain itu
sebagian produsen dawet beras ada yang
menggunakan tepung hunkwee sebagai pengganti apu
(kapur sirih).
4) Ada sebagian produsen dawet beras tidak
menggunakan santan dalam pembuatan dawet beras

15
ini, dikarenakan cita rasanya kurang segar jikalau
menggunakan campuran santan.
5) Untuk pemberian jeruk purut dipukul-pukulkan ke sisi
mangkuk yang akan digunakan untuk penyajian dawet
beras. Hal ini berguna untuk memberikan cita rasa
yang khas dalam penyajian dawet beras.
6) Dalam wawancara yang kami lakukan beberapa
narasumber mengatakan bahwa dalam pembuatan
dawet beras harus ulet dan telaten. Kegagalan
pembuatan adonan sudah biasa dialami namun para
produsen tak pernah putus asa untuk terus mencoba
sampai menghasilkan produk dawet beras terbaik.

Adapun terkait dengan porsi atau takaran dawet aci


yang diperjualbelikan berdasarkan wawancara kami
sebagai berikut :
1) Bahan utama yang digunakan ialah tepung aci (tepung
tapioka) yang teksturnya lebih kenyal dibandingkan
dengan tepung beras.

16
2) Untuk takarannya setiap 1 kg tepung aci sebanding
dengan 2 buah kelapa dan 1 kg gula jawa yang
dicampur dengan gula pasir secukupnya.
3) Untuk pemberian santan berbeda dengan dawet beras
yang dicampurkan ke adonan melainkan untuk dawet
aci santannya dijadikan kuah saat dawet aci disajikan.
4) Dawet aci identik dengan warna hijau pada dawetnya,
dimana pemberiaan warna hijau ini menggunakan
pewarna makanan yang aman dikonsumsi. Untuk 1 kg
tepung aci sebanding dengan 1 sendok teh pewarna
hijau.
5) Berbeda dengan dawet beras, untuk dawet aci sendiri
tidak memerlukan apu (kapur sirih) maupun tepung
hunkwee karena untuk tekstur tepung aci sudah kenyal
atau padat sehingga dawet tidak mudah pecah atau
rusak seperti dawet beras.
6) Untuk penyajiannya tak jauh berbeda dengan dawet
beras, yang membedakan hanya di pemberian santan
yang dijadikan sebagai kuah bukan dicampurkan ke
dalam adonan.

17
BAB III
STRATEGI PEMASARAN
Strategi pemasaran atau strategi marketing adalah
rencana suatu perusahaan atau produsen unruk bisa
memperkenalkan produk seluas mungkin guna mencapai
target pelanggan dan penjualan. Banyak hal yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan strategi pemasaran.
Mulai dari nilai yang dimiliki produsen, pesan yang ingin
disampaikan, sampai cara melakukan penjualan dengan
efektif. Dikarenakan sifatnya yang sangat penting, strategi
pemasaran sering dianggap sebagai pondasi dari marketing
plan perusahaan atau produsen.
Berdasarkan penjelasan di atas, dalam hal ini penjual
dawet beras yang ada di Desa Pecabean memiliki strategi
pemasaran akan produknya tersebut. Beberapa penjual
dawet beras menjajakan dagangannya dengan cara
berkeliling dari kampung satu ke kampung lainnya
menggunakan sepeda ataupun sepeda motor. Bahkan tak
jarang ada penjual dawet beras yang berkeliling dari
kampung satu ke kampung lainnya dengan menggunakan
wakul yang digendong seperti penjual jamu gendong.

18
Mereka rela berjalan kaki untuk membawa dagangannya
ke pasar terdekat dalam hal ini yaitu Pasar Banjaran.
Sebagian penjual dawet beras mengatakan bahwa
“menjual dawet beras dengan cara mangkal atau menetap
di suatu tempat justru terasa lebih membosankan dan
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berjualan.”
Hal ini dikarenakan berjualan dengan cara mangkal atau
menetap di suatu tempat itu menunggu pembeli
menghampiri penjual, ketimbang penjual yang
menghampiri pembeli. Strategi pemasaran dawet beras
secara kelilinglah yang dianggap lebih efektif dan efisien.
Selain itu, tak jarang pula sebagian produsen dawet beras
menerima pesanan saat ada hajatan dari pelanggannya.
Untuk pesanan dawet beras biasanya pemesan
memberikan harga sendiri untuk porsi ataupun takaran.
Misalnya, konsumen A memesan untuk hajatan sebanyak
200 porsi dengan harga Rp. 3.000/porsi. Maka penjual
dawet beras akan membuatkan sesuai pesanan konsumen
tersebut.

19
MANAJEMEN KEUANGAN
Manajemen keuangan berkenaan dengan
pengelolaan keuangan yang meliputi sumber ataupun
penggunaan keuangannya. Pengelolaan keuangan ini
secara umum dilakukan pada perusahaan meskipun tidak
menutup kemungkinan juga untuk individu. Secara umum,
perusahaan tersebut berupa institusi bisnis (laba), tetapi
juga dapat institusi nirlaba (kerugian). Pada umumnya,
harus direncanakan secara bersamaan penggunaan uang
dan dari mana uang tersebut diperoleh. Jumlah keperluan
dan penggunaan haruslah sama (seimbang). Jumlah ini
dapat dilihat dari neraca (balance sheet). Sisi kiri neraca
berisi aktiva yang menunjukkan penggunaan uang. Uang
tersebut ditanamkan dalam harta (asset) yang lancar
(current assets) dan juga asset tetap (fixed assets). Sisi
kanan neraca berisi pasiva yang menunjukkan sumber
pendanaan. Pendanaan juga dapat berupa utang segera
bayar (current liabilities) serta utang dengan jatuh tempo
lebih panjang (longterm debt) serta penyertaan modal
sendiri (equitas).

20
Berikut manajemen keuangan yang bisa diterapkan
dalam penjualan dawet beras, berupa :
1) Aktiva
a. Peralatan
b. Perlengkapan
c. Pemenuhan bahan-bahan
d. Biaya tak terduga
e. Biaya overhead
2) Pasiva
a. Modal awal
3) Income (Pendapatan)

AKTIVA PASIVA INCOME

Peralatan : Modal awal : Pendapatan :


Cetakan dawet Rp. 30.000 Rp. 200.000
Galo Nb: bersih

Centong kayu sudah

Panci termasuk
ongkos
Parutan Kelapa
Mangkok

21
Sendok
Tremos Es Batu
Perlengkapan :
Mangkok kecil
Mangkok besar
Plastik
Sedotan
Pemenuhan
bahan-bahan:
Tepung beras
Kapur sirih
Santan
Gula jawa
Gula pasir
Pewarna
makanan hijau
Jeruk perut
Air
Es Batu
Garam

22
Biaya tak
terduga :
Rp. 20.000

Biaya overhead
:
Ongkos
berangkat Rp.
20.000
Ongkos pulang
Rp. 15.000
Tabung gas Rp.
20.000

23
LAMPIRAN

IBU DARKONAH

IBU TAZRIPAH

24
IBU MARFUAH

IBU FATIMAH

25
IBU SITI AISYAH

IBU RAISAH

26
DAFTAR PUSTAKA
Bestari. 2003. Dasar-Dasar Pemasaran . Cetakan
Pertama.Yogyakarta : Unit Penerbitan Fakultas
Ekonomi ( Upfe)
Chandra, Gregorius, 2002. Strategi Dan Program
Pemasaran. Yogyakarta : Penerbit Andi Ofset
Wawancara Ibu Darkonah. Tegal: 06 Oktober 2022 .
Wawancara Ibu Tasripah. Tegal: 07 Oktober 2022
Wawanara Ibu Raisah. Tegal: 14 Oktobr 2022
Wancara Ibu Sairoh. Tegal: 17 Oktober 2022
Wawancara Ibu Marfuah Dan Ibu Fatimah. Tegal: 20
Oktober 2022

27

Anda mungkin juga menyukai