Anda di halaman 1dari 6

“DESAKU HARAPANKU”

Perkenalkan nama saya Linda Amaliasari, saya lahir di Mataram pada tanggal 8 Oktober 1976, saya

berasal dari Sumbawa. Saya bersekolah dari Tk sampai kuliah di Mataram dan wisuda pada tahun 2001

Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

Saya menikah tahun 2003, dan sekarang mengikuti suami tinggal di Narmada menjadi ibu rumah

tangga dengan 2 anak perempun dan 1 anak laki laki, suami bekerja menjadi guru SMA, anak perempuan

kami yang paling besar saat ini belajar di pondok Nurul Haramain kelas 8, sedangkan anak kedua dan

ketiga kami masih di Sekolah Dasar kelas 5 dan kelas 1.

Saya bahagia hanya sebagai ibu rumah tangga walaupun saya sudah pernah kuliah, dan banyak

yang mengatakan sayang loh sekolah tinggi hanya sebagai ibu rumah tangga, biarlah ilmu yang saya

dapatkan saya gunakan untuk mendidik anak-anak saya untuk menghadapi masa depannya lebih cerah.

Pada tahun 2010 saya diajak oleh pak kadus untuk menjadi kader dusun dan setiap bulan melaksanakan

kegiatan posyandu dan pada tahun 2012 saya ditunjuk lagi menjadi KPD atau kader pendamping desa, dan

itu berarti saya mengikuti kegiatan posyandu di 5 dusun yang ada desa Narmada disetiap bulannya.

Kegiatan posyandu bukan hanya menimbang dan menggukur tinggi badan anak bayi dan balita yang ada

di desa Narmada juga memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu bayi dan balita untuk memberikan makanan

yang bergizi untuk mencegah berat badan menjadi turun atau rendah agar bayi dan balita memiliki berat

badan tetap naik, Selain menjadi KPD saya juga menjadi anggota PKK di Pokja IV desa Narmada, banyak

kegiatan kegiatan PKK yang tidak saya ikuti karena kegiatan PKK yang rutin hanya Arisan, hanya itu

kegiatan saya sebelum menjadi akademia.


Sebelum mengikuti sekolah paradigta ini, saya mempunyai gambaran yang biasa saja, mungkin

karena awalnya yang saya tahu cuma PEKKA atau perempuan kepala keluarga tapi setelah masuk dan

belajar lebih banyak saya merasakan banyak yang tidak saya tahu dan banyak yang ingin saya tahu begitu

termotivasinya saya semenjak belajar menjadi seorang akademia.

Belajar selama 8 bulan di sekolah paradigta sebagai akademia, banyak suka dan senangnya,

Pertama saya sekolah di paradigta banyak bertemu teman-teman dari berbagai desa dan bertukar

pengalaman dan cerita, kedua dengan bersekolah di paradigta saya dapat belajar bagaimana menggali

potensi yang ada di desa yang belum tergali, bagaimana menjadikan desa saya menjadi desa harapan.

Kalau saya mau ungkapkan semua modul yang saya pelajari sangat menarik dan, bermanfaat dan

semuanya saling berkaitan serta enak dan seru untuk diikuti. Masing-masing memiliki kesan yang berbeda-

beda karena setiap modul mengajarkan dan memberikan pengalaman pengalaman yang bisa kita jadikan

contoh kedepan dalam membangun desa harapan. Setiap modul mengajarkan saya untuk bisa menjadi

perempuan yang berani bicara, berani mengungkapkan masalah untuk dapat membantu sesama

perempuan. Yang paling saya sukai disetiap modul adalah adanya tugas atau PR dari sekolah untuk turun

kedesa dan hasilnya harus dipresentasikan. Dan yang paling saya suka adalah maju untuk

mempresentasikan tugas PR tersebut, padahal sebelumnya saya sebenarnya agak gugup untuk maju

kedepan apalagi untuk berbicara didepan mimbar. Tapi di sekolah paradigta saya sangat berani dan teman

teman selalu memberikan semangat itulah yang paling saya suka.

Seperti yang saya ceritakan diatas, sebelum sekolah diparadigta saya hanyalah seorang kader biasa

yang bertugas disetiap posyandu, walaupun diajak ikut musrembang saya hanya ikut ikutan saja, tapi

setelah sekolah di paradigta motivasi untuk merubah dusun saya untuk menjadi dusun harapan sangat

besar.
Semenjak sekolah di paradigta banyak teman kader dari desa lain juga mempertanyakan

keberadaan sekolah paradigta mengenai apa saja yang dipelajari. Saya banyak menceritakan bagaimana

suatu proposal yang diusulkan di desa sampai di terima dan dianggarkan oleh desa.

Seperti saya menceritakan tentang desa harapan, banyak yang berubah semenjak saya bersekolah

dan menjadi akademia yang saya rasakan seperti kegiatan PKK sekarang sudah banyak kegiatannya selain

arisan, dan kegiatan yang kami utarakan seperti pengolahan sampah direspon juga oleh Kepala Desa, dan

memberikan dana untuk membangun rumah kompos. Ide pengolahan sampah ini dapat menjadi nyata

yang mana saya berharap desa saya bebas dari dari sampah dan mengelola sampah menjadi rupiah,

sebenarnya ide ini idenya bu kades saya tentang konsep pengolahan sampah sangat bagus, ide sebagai

inovasi desa yang mendidik tentang pengaruh sampah yang sudah menjadi isu mendunia kalau sampah ini

sangat sensitive dimana sampai saat ini masih banyak orang orang yg belum tahu bagaimana caranya

mengolah dan mengurangi sampah. Karena ide bu kades inipun desa narmada menjadi peserta di lomba

PHBS dan meraih juara ke-4 tingkat nasional. Kegiatan pengolahan sampah ini sempat redup bahkan

pengurus PKK pernah tidak memikirkannya lagi sampai saya dan 4 academia lainya mau menggangkat

kembali dan mau melanjutkan kembali ide dan semangat untuk memulai kembali pengolahan sampah yang

pernah membuat desa kami terkenal sampai kabupaten.

Sebenarnya harapan saya sangat banyak untuk desa, selain bebas dari sampah saya ingin

memajukan desa saya khususnya di dusun saya menjadi dusun wisata karena potensi yang dimiliki bila di

kembangkan sangat potensial sekali apa lagi di dukung oleh remaja di dusun saya, tetapi mungkin impian

saya pelan-pelan akan terwujud, semoga untuk tahun tahun kedepan ide-ide untuk kegiatan pengolahan

sampah ini memujudkan ide-ide yang lain yang mewujudkan desa harapan.
“DESAKU HARAPANKU”

KARYA : LINDA AMALIASARI


DESA : NARMADA
KECAMATAN : NARMADA
KABUPATEN : LOMBOK BARAT

LOMBOK BARAT
2018
“MENGOLAH SAMPAH MENJADI RUPIAH”

KARYA : SUARTINI
DESA : NARMADA
KECAMATAN : NARMADA
KABUPATEN : LOMBOK BARAT
PROVINSI : NTB
LOMBOK BARAT
2018

Anda mungkin juga menyukai