Anda di halaman 1dari 7

Laporan

Pelaksanaan Projek Penguatan Profil


Pelajar Pancasila IPS

Disusun oleh :

DEFANDA RAFIF PRAMUDITA

SMPN 17 Surabaya
Jl. Tenggilis Mejoyo No.1, Kali Rungkut
Surabaya
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan pelaksanaan projek penguatan
profil pelajar pancasila IPS.

Laporan ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.

Terlepas dari semua itu, saya meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki laporan ini.

Akhir kata saya berharap semoga laporan pelaksanaan projek penguatan profil pelajar pancasila
ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Surabaya, 5 Februari 2024

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………. 2


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….3
BAB I. PENDAHULUAN
1.1...........................................................................................................................................Latar
belakang ………………………………………………………………………….4
1.2...........................................................................................................................................Rumus
an masalah ………………………………………………………………………4
1.3...........................................................................................................................................Tujuan
……………………………………………………………………………..……4
BAB II. PEMBAHASAN
2.1...............................................................................................................................................Seja
rah kampung kue ………………………………………………………….…..……5
2.2...............................................................................................................................................Hasi
l pengamatan ..………………………………………………………….………..…5
2.3...............................................................................................................................................
Foto Dokumentasi …………………………………………………………………...…6
BAB III. PENUTUP
3.1...............................................................................................................................................Kesi
mpulan ………………………………………………………………………….…7
3.2...............................................................................................................................................Sara
n ……………………………………………………….…………...………………7
3.3...............................................................................................................................................Ref
erensi …………………………………………………………………………...…...7

3
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Selaras dengan pembelajaran penguatan profil Pancasila pada mata pelajaran IPS, yang mana
diantaranya adalah 1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Mandiri 3.
Bergotong- royong 4. Kebinekaan global dan 6. Kreatif maka kami siswa kelas 7A mengadakan
kunjungan ke kampung kue untuk melihat secara nyata bagaimana output penguatan profil
pancasila di terapkan di dalam ruang lingkup masyarakat hingga menghasilkan sebuah kreatifitas
dan penghargaaan sebagai “kampung kue” dan dikenal luas oleh masyarakat di Surabaya.
1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Bagaimana latar belakang berdirinya kampung kue?


1.2.2. Apa manfaat yang diterima masyarakat sekitar dengan berdirinya kampung kue?
1.2.3. Sifat Pancasila yang seperti apa yang mendorong masyarakat tersebut membentuk
kelompok kerja hingga mendapatkan penghargaan sebagai kampung kue?

1.3. Tujuan
Mangamati bagaimana Pancasila dapat diimplementasikan dalam sebuah lingkup masyarakat
hingga menghasilkan sebuah kreatifitas dan penghidupan bagi masyarakat sekitar

4
BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Sejarah kampung kue


Gang II Jalan Rungkut Lor, Kota Surabaya, Jawa Timur sudah cukup lama dikenal sebagai
Kampung Kue. Di depan gang masuk, terpampang jelas tulisan Kampung Kue yang
mengesahkan status tersebut. Menurut penggagasnya, Mahpuduan, tulisan di depan gang itu
sebagai identitas yang bermaksud memudahkan calon pembeli.

Gagasan Mahpuduah awalnya dilatarbelakangi oleh tingginya angka pengangguran perempuan


di Gang II Jalan Rungkut Lor, Kota Surabaya, Jawa Timur.

Para perempuan mayoritas berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan hanya mengandalkan gaji
suami untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tidak jarang, mereka terlibat hutang dengan
rentenir karena penghasilan suami tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Banyaknya para perempuan yang menganggur sebenarnya bukan tanpa sebab. Mereka adalah
bagian dari korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran yang terjadi saat krisis
ekonomi tahun 1998. Mahpuduah berinisiatif mengajak ibu-ibu memulai usaha kue agar tidak
berlama-lama berkubang dalam keputusasaan akibat PHK.
Lambat laut, jumlah ibu-ibu yang turut serta membuat kue terus bertambah sampai mencapai 65
orang. Hingga Gang II Jalan Rungkut Lor Surabaya itu dikenal luas sebagai Kampung Kue.
Dikutip dari derapdesa.id, mayoritas ibu-ibu di Gang II Jalan Rungkut Lor, Kota Surabaya
menjalani hari dengan rutinitas rumah tangga. Mulai dari mengantar anak ke sekolah, memasak,
mencuci, dan lain-lain. Tidak ketinggalan, tentu kegiatan menggosip.
Guna mengalihkan kebiasaan menggosip dan kebiasaan lain yang kurang bermanfaat,
Mahpuduah atau yang akrab disapa Irul mulai mengajak ibu-ibu di sekitarnya untuk membuat
kue basah bersama-sama.
Di awal-awal, total hanya ada lima orang pembuat kue. Namun, Mahpuduah tidak hendak
berpuas diri. Ia terus berupaya mengajak para perempuan lainnya.

Kini, aktivitas ekonomi di Kampung Kue sudah meriah sejak dini hari. Setiap subuh, banyak
orang keluar masuk gang dengan membawa berkeranjang-keranjang kue.

Tidak heran apabila omset rata-rata yang diperoleh mencapai kisaran Rp25 juta per hari. Omset
itu merupakan total pendapatan dari 65 orang pembuat kue.

2.2. Hasil pengamatan

Saat kami tiba di kampung kue tersebut, tampak para warga saling bahu membahu mulai dari
proses pembuatan adonan hingga pengemasan kue untuk dibawa kepasar atau toko - toko
terdekat. Masing – masing kelompok membuat kue yang bervariasi. Mulai dari risoles, kue
cucur, apem, bolu dan berbagai macam jajanan lainnya. Disamping itu, tampak juga beberapa
pembeli sudah menunggu pesanannya selesai. sebagian dari mereka membeli untuk dikonsumsi

5
sendiri dan sebagiannya lagi adalah para pedagang yang akan menjual kembali kue – kue
tersebut.

Disamping menjadi tambahan pemasukan dan mengisi waktu luang, kegiatan tersebuit
menguatkan tali silahturahmi antar warga sekitar yang ikut membantu. Sambil mengemasi kue,
para warga juga tampak saling berbagi cerita dan tawa.

2.3. Foto dokumentasi

6
BAB III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan
3.1.1. Berdirinya kampung kue dilatar belakangi oleh oleh tingginya angka pengangguran
perempuan di Gang II Jalan Rungkut Lor, Kota Surabaya, Jawa Timur
3.1.2. Dengan adanya aktifitas tersebut para Ibu rumah tangga jadi lebih produktif dan memiliki
penghasilan lebih untuk membantuk perekonomian di keluarganya.
3.1.3. Hampir semua sifat yang terkandung dalam Pancasila tercermin dalam aktifitas tersebut
seperti mandiri, saling bergotong – royong, kebinekaan global serta kreatif.
3.1.4. Dengan menerapkan nilai – nilai yang terkandung dalam Pancasila, para masyarakat
tersebut berhasil menemukan solusi untuk mengurangi jumlah pengangguran dan
meningkatkan ekonomi keluarganya.

3.2. Saran
Pancasila ternyata bukan hanya sebuah sibolik tetapi juga solusi dan pedoman bagi masyarakat
dalam berbangsa dan bernegara, oleh karena itu sebagai pelajar kita wajib memahami serta
mendalami pengutan profil Pancasila.

3.3. Referensi
https://www.merdeka.com/jatim/dulu-banyak-pengangguran-kini-raup-omset-puluhan-juta-
cerita-kampung-kue-surabaya.html

Anda mungkin juga menyukai