Anda di halaman 1dari 32

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH

UNYSEF 2016

CABUK RAMBAK “SI NGKONG” SEBAGAI INOVASI KULINER KHAS


SOLO DEMI MENDUKUNG PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN DAN
PENGELOLAAN KULINER LOKAL MENUJU INDONESIA BERDAYA
SAING GLOBAL

Diusulkan oleh:

(Dian Ahmad Pratama Bunayah Sudian F0115024, 2015)

(Larassakti Kusuma K2314023, 2014)

(Shofirul Sholikhatun Nisa I0515039, 2015)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

SURAKARTA

2016

i
LEMBAR PERNYATAAN

ii
iii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Karya Tulis ini yang berjudul ”Cabuk Rambak “Si Ngkong” Sebagai Kuliner
Inovasi Penganekaragaman Pangan Tradisional Berbasis Kearifan Lokal”.
Harapan kami adalah bahwa ide ini dapat direalisasikan menjadi sebuah karya
yang bermanfaat serta dapat memberikan solusi nyata untuk pangan Indonesia
yang lebih baik.

Karya tulis ini dapat diselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak. Maka
dari itu, ucapan terima kasih kami haturkan kepada :
1. Jajaran pimpinan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan
kesempatan kepada para mahasiswanya.

2. Dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberikan pengarahan


dalam penyempurnaan karya tulis ini.

3. Ayah dan Bunda yang selalu memberi dukungan materi dan spirit dalam
menjalani pendidikan di Universitas Sebelas Maret.

4. Sahabat-sahabat seperjuangan, baik sahabat karib maupun sahabat di


organisasi yang secara langsung dan tidak langsung telah mendukung
penyelesaian karya tulis ini.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari
sempurna. Sehingga, penulis sangat terbuka terhadap saran dan kritik yang
membangun demi kemajuan dan perbaikan karya tulis ini di masa mendatang.

Surakarta, 13 April 2016

Penulis

iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii
RINGKASAN ............................................................................................. ix
BAB I
A.Latar Belakang ............................................................................ 1
B.Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C.Tujuan .......................................................................................... 4
D.Manfaat........................................................................................ 4
BAB II ......................................................................................................... 5
BAB III
ATahap penulisan............................................................................ 9
B.Sumber Data ................................................................................ 9
D.Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 9
E.Analisis Data ................................................................................ 10
F.Kerangka Berfikir ........................................................................ 10
BAB IV ....................................................................................................... 11
BAB V
A.Simpulan ..................................................................................... 16
B.Saran ............................................................................................ 17
Daftar Pustaka ............................................................................................. 18
Daftar Riwayat Hidup ................................................................................. 19

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Cabuk Rambak ........................................................................ 5


Gambar 2.2 Kandungan Gizi Singkong ...................................................... 7
Gambar 4.1 Tekstur Beras Singkong Siap Olah ......................................... 12
Gambar 4.2 Rendaman Beras Singkong ..................................................... 13
Gambar 4.3 Beras Singkong Matang .......................................................... 13
Gambar 4.4 Cabuk Rambak “Si Ngkong” .................................................. 14

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Impor Beras Indonesia .............................................................. 1


Tabel 2.1 Perkembangan Produksi Komoditas Pangan Tahun 2010 – 2014 ........ 8

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Curriculum Vitae Penulis ....................................................... 18


Lampiran 2. Curriculum Vitae Dosen Pembimbing ................................... 20

viii
RINGKASAN
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang besar.
Mayoritas penduduk Indonesia mengkonsumsi nasi. Oleh sebab itu, kebutuhan
padi tergolong tinggi hingga Indonesia perlu melakukan impor. Pemerintah
memiliki program untuk menangani masalah impor tersebut yaitu dengan program
diversifikasi pangan. Singkong dinilai bisa dijadikan pengganti padi. Produksi
singkong di Indonesia tinggi, namun permintaannya rendah. Di sisi lain di Solo
terdapat sebuah kuliner tradisional yang mulai punah yaitu cabuk rambak. Untuk
menekan impor beras, mendukung program diversifikasi pangan dan mengangkat
cabuk rambak, penulis membuat pangan inovatif bernama cabuk rambak “Si
Ngkong”. Cabuk rambak adalah makanan dengan menu utama ketupat yang
disebut gendar janur.
Diversifikasi pangan merupakan suatu proses pemilihan pangan yang tidak
hanya tergantung pada satu jenis pangan, akan tetapi memiliki beragam pilihan
(alternative) terhadap berbagai pangan.
Tahapan dilakukan dengan enam tahap, antara lain : mengamati permasalahan
yaitu semakin tingginya diversivikasi pangan di Indonesia serta semakin
punahnya cabuk rambak di Solo, merumuskan dan mengadakan pembatasan
masalah mengenai solusi tepat yang diambil, menetapkan teknik pengumpulan
pustaka yang akan digunakan mengadakan analisis pustaka, menarik kesimpulan
dan menyusun saran atau rekomendasi.
Penulis menggunakan sumber data melalui pembuatan cabuk rambak “Si
Ngkong” dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penulisan ini adalah teknik analisa dokumen dengan cara kualitatif dan analisis
data dari sajian data yang diperoleh saat proses pengumpulan data.
Cabuk rambak “Si Ngkong” dibuat dengan ketupat yang berasal dari beras
singkong dengan memertahankan resep bumbu wijennya agar tidak meninggalkan
ciri khasnya. Karak sebagai pelengkap diganti dengan rambak agar lebih aman
bagi kesehatan. Pembuatan cabuk rambak “Si Ngkong” tidak beda jauh dengan
cabuk rambak tradisional, bumbunya tetap sama hanya saja pelengkap diganti
dengan rambak dan ketupat yang berasal dari beras padi diganti dengan beras
singkong. Pengemasan dibuat lebih modern agar memiliki segmen pasar yang
lebih luas.
Implikasi cabuk rambak “Si Ngkong” untuk masyarakat adalah timbulnya
gagasan bisnis baru, mengangkat potensi pasar singkong agar petani singkong
lebih dan mengangkat kembali kuliner tradisional Solo yaitu cabuk rambak.

Kata kunci: impor beras, diversifikasi pangan, singkong, cabuk rambak “Si
Ngkong”

ix
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk 248,8 juta jiwa
pada tahun 2013 (Statistik Indonesia, 2014) dan mayoritas penduduk Indonesia
menjadikan nasi sebagai manakan pokok utama setiap hari. Hal ini dapat dilihat
dari statistika pengeluaran per kapita sebulan di desa dan kota di Indonesia untuk
padi-padian sangat tinggi dengan rata-rata Rp 57.956,- satu tingkat di bawah
makanan dan minuman jadi dengan rata-rata Rp 92.254,- karena masyarakat
dengan pendapatan yang tinggi lebih memilih membeli makanan dan minuman
jadi (Statistik Indonesia, 2014). Di tahun 2014 Indonesia mengimpor beras dengan
jumlah yang besar, dapat dilihat di tabel berikut:

Negara Asal 2011 2012 2013 2014


Berat bersih: ton
Vietnam 1 778 480,60 1 084 782,80 171 286,60 306 418,1
Thailand 938 695,70 315 352,70 94 633,90 366 203,5
Tiongkok 4 674,80 3 099,30 639,80 1 416,7
India 4 064,60 259 022,60 107 538,00 90 653,8
Pakistan 14 342,30 133 078,00 75 813,00 61 715,0
Amerika Serikat 2 074,10 2 445,50 2 790,40 1 078,6
Taiwan 5 000,00 0,00 1 240,00 840,00
Singapura 1 506,50 22,50 0,50 0,00
Myanmar
Lainnya 1 637,60 12 568,90 18 722,50 15 838,0
Jumlah 2 750 476,20 1 810 372,30 472 664,70 844 163,7
1
Berdasarkan Keppres No.12/2014 tentang penggunaan kata Tiongkok untuk menggantikan kata Cina

Diolah dari dokumen kepabeanan Ditjen Bea dan Cukai (PEB dan PIB)
data dikutip dari Publikasi Statistik Indonesia

Tabel 1.1 Jumlah Impor Beras Indonesia


Sumber : https://bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1043

Dari tabel diatas dapat dilihat impor beras masih cukup tinggi. Kebutuhan
beras masyarakat memang sangat tinggi, bahkan Indonesia sempat menduduki
peringkat pertama sebagai negara dengan konsumsi beras tertinggi di dunia seperti
2

yang dikatakan Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan


Pangan Badan Ketahanan Pangan (BPK) Kementrian Pertanian (Kementan) pada
merdeka.com 26 maret 2013 lalu (merdeka.com). Konsumsi beras di Indonesia
perlu ditekan mengingat komoditas ini bukan satu-satunya komoditas yang bisa
dijadikan makanan pokok, Indonesia memiliki banyak potensi pangan yang
menjanjikan unutuk mengganti beras, dan pemerintah sudah lama menyadari ini
sehingga menggagas progam diversifikasi pangan.
Diversifikasi pangan sudah digagas sejak lama yaitu pada tahun 1960-an
dan menjadi perhatian serius oleh pemerintah dengan dicetuskannya Inpres No. 14
Tahun 1974 yang membahas tentang perbaikan menu makanan rakyat lalu
disempurnakan pada Inpres No. 200 Tahun 1979 (Mewa Ariani). Penggagasan
diversifikasi pangan bukan tanpa alasan, yaitu untuk Indonesia dengan ketahanan
pangan yang secara tegas tertuang dalam Undang-Undang Pangan No.7 tahun
1996 tentang Pangan dan PP No. 68 tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan
(Mewa Ariani). Dalam kancah internasional ketahanan pangan dikenal dengan
nama “food security”. Berdasarkan The World Food Summit of 1996 WHO
menyatakan bahwa ketahanan pangan dibangun melalui 3 pilar yaitu: food
availability (ketersediaan pangan), food access (akses pangan), dan food use
(pemanfaatan pangan) (who.int). Konsumsi beras masyarakat Indonesia sangat
tinggi karena menjadi makanan pokok sehari-hari, bahkan timbul anggapan “kalau
belum makan nasi, belum makan”, padahal kebergantungan pada satu pangan ini
dapat berpengaruh pada food availability karena tingginya permintaan dapat
berbahaya bagi ketersediaannya. Menurut Thomas Robert Malthus (1798) dalam
bukunya ”An Essay on the Principle of Population as it Affects the Future
Improvement of Society”, penduduk cenderung tumbuh secara deret ukur dalam
lambang 1,2,4,8,16,32 dan seterusnya, sedangkan pangan tumbuh secara deret
hitung dalam lambang 1,2,3,4,5,6 dan seterusnya, artinya apabila ketergantungan
terhadap beras tidak ditekan, semakin lama produksi beras tidak akan bisa
memenuhi permintaan penduduk, akhirnya ketahanan pangan Indonesia tidak
dapat terpenuhi, maka dari itu perlu ada alternatif pengganti beras yang sama atau
lebih mumpuni untuk dijadikan makanan pokok sehari-hari dan salah satunya
adalah ubi kayu.
3

Ubi kayu atau sering disebut singkong secara internasional memiliki nama
yang cantik yaitu cassava. Singkong memilki produksi yang melimpah, hanya
satu tingkat di bawah padi yaitu 23.824,0 ton pada tahun 2013 (statistik Indonesia
2014). Singkong memiliki potensi untuk menggantikan peran beras sebagai bahan
makanan utama. Produksi yang tinggi namun konsumsi yang rendah membuatnya
memiliki harga yang murah, lebih murah daripada beras. Harga yang murah tidak
membuat singkong menjadi makanan yang tidak bermanfaat, sebaliknya manfaat
singkong cukup mumpuni, diantaranya: sumber energi, mengandung serat dan
protein, 0 kolesterol, bebas gluten, sumber vitamin K dan B kompleks,
mengandung magnesium, tembaga dan kalium (carakhasiatmanfaat.com). Melihat
situasi yang ada singkong menjadi alternatif pengganti beras yang mumpuni
sebagai program diversifikasi makanan, maka dari itu perlu dilakukan sebuah
kreasi atau inovasi untuk mengangkat popularitas singkong.
Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya, seperti kesenian, busana,
dan kuliner. Setiap daerah memiliki kuliner khas masing-masing, kuliner khas
merupakan budaya yang menarik, kurang rasanya berkunjung ke suatu daerah
tanpa merasakan kuliner khas tersebut, di Surakarta sendiri memiliki banyak
kuliner khas, yaitu: nasi liwet, timlo, tengkleng, pecel, gudeg ceker, selat, soto
gading, sambel tumpang, sate buntel, sate kere, gule goreng, bakmi toprak,
brambang asem, gempol pleret, tahok, rambak petis, abon, roti kecik, roti
mandarin, bakpia balong dan yang diindikasikan akan punah, cabuk rambak.
Padahal cabuk rambak adalah kuliner khas yang sangat kental dengan kota Solo
karena kuliner ini hanya dapat ditemukan di Solo. Perlu ada inovasi untuk
mengangkat kembali kuliner ini agar tidak punah.
Melihat permasalahan tersebut penulis membuat kuliner inovasi olahan
guna mendukung program diversifikasi pangan yaitu beras singkong yang berasal
dari singkong. Singkong merupakan bahan pangan berbasis kearifan lokal yang
berperan sebagai mitigasi kerawanan pangan. Penulis mengangkat potensi
singkong dan mengangkat kembali cabuk rambak dengan membuat “Cabuk
Rambak Si Ngkong ”.
Cabuk Rambak Si Ngkong dibuat dengan ketupat yang berasal dari beras
singkong dengan mempertahankan resep bumbu wijennya agar tidak
4

meninggalkan ciri khasnya, karak sebagai pelengkap diganti dengan rambak agar
lebih aman bagi kesehatan. Pengemasan dibuat lebih modern untuk memperluas
segmen ekonomi kuliner tradisional ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang bisa diambil
adalah:
1. Apa itu Cabuk Rambak “Si Ngkong” ?
2. Bagaimana cara membuat Cabuk Rambak “Si Ngkong” ?
3. Bagaimana implikasi Cabuk Rambak “Si Ngkong” terhadap masyarakat?

C. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya karya tulis ini adalah:
1. Mendeskripsikan apa itu Cabuk Rambak “Si Ngkong”
2. Mengetahui cara pembuatan Cabuk Rambak “Si Ngkong”
3. Mengetahui implikasi Cabuk Rambak “Si Ngkong” terhadap masyarakat

D. Manfaat
Adapun manfaat dibuatnya karya tulis ini adalah:
1. Mendukung program diversifikasi pangan menuju Indonesia dengan
ketahanan pangan nasional.
2. Mengangkat potensi singkong dengan cara menambah opsi
pengolahannya.
3. Memberikan model baru kuliner cabuk rambak yang lebih sehat, menarik,
dan bermanfaat dari sebelumya.
4. Mengenalkan kuliner khas Solo yaitu Cabuk Rambak agar kuliner ini lebih
populer.
5. Memberikan opsi bisnis baru yaitu Cabuk Rambak “Si Ngkong”,
diharapkan wirausahawan menjadi lebih banyak dari sebelumnya.
5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Cabuk Rambak

Gambar 2.2 Cabuk Rambak


Sumber : www.fatsecret.com

Cabuk rambak adalah makanan dengan menu utama ketupat yang disiram
dengan bumbu yang terbuat dari wijen. Bumbu cabuk rambak memakai wijen
yang digoreng bersama santan kelapa, cabal, bawang putih, kemiri dan gula
merah. Makanan istimewa ini disantap dengan karak, sejenis kerupuk dengan
bahan dasar beras. Lebih unik lagi, karena untuk menikmati kita mempergunakan
sehelei lidi (Aprilliani, 2014).

B. Diversifikasi Pangan
Ketahanan pangan nasional semakin lama semakin rentan. Hal ini
menyebabkan Indonesia akan tergantung impor yang juga tergantung pada
kebijakan negara lain. Tantangan utama dalam mengatasi masalah tersebut adalah
peningkatan kapasitas produksi pangan dalam jumlah, kualitas, dan
keragamannya. Konsumsi pangan seharusnya memperhatikan ketentuan zat gizi
yang cukup berimbang, sesuai dengan kebutuhan bagi pembentukan manusia yang
sehat. Dalam sistem konsumsi terdapat aspek penting yaitu diversifikasi.
Diversifikasi pangan dimaksudkan untuk memperoleh keragaman zat gizi
sekaligus melepas ketergantungan masyarakat atas satu jenis pangan pokok
tertentu yaitu beras. Ketergantungan menyebabkan ketidakstabilan pasokan
6

makanan, apabila ketergantungan dapat diatasi maka pasokan makanan akan


seimbang.
Diversifikasi pangan merupakan suatu proses pemilihan pangan yang tidak
hanya tergantung pada satu jenis pangan, akan tetapi memiliki beragam pilihan
(alternatif) terhadap berbagai pangan. Penganekaragaman selain untuk
menghilangkan ketergantungan juga untuk menganekaragamkan gizi untuk
peningkatan gizi masyarakat (Riyadi, 2003).
Salah satu usaha diversifikasi pangan yakni dengan menggunakan
singkong. Saat ini usaha pembuatan singkong sudah banyak dilakukan, akan tetapi
usaha tersebut masih bermotivasi untuk mengangkat singkong agar lebih
bergengsi. Artinya, singkong masih dianggap sebagai bahan makanan rendahan.
Pemerintah menganggap singkong sebagai makanan yang harus digalakkan
sebagai makanan alternatif.
Singkong tergolong tanaman yang tidak asing lagi bagi sebagian besar
masyarakat. Tumbuhan ini berdasarkan klasifikasi ilmiahnya tergolong dalam
keluarga besar Euphorbiaceae dengan nama latin Manihot esculenta.
(Soelistijono, 2006)
Di Indonesia singkong atau ubi kayu mempunyai arti ekonomi penting
dibandingkan dengan umbi-umbi lainnya. Singkong dapat digunakan sebagai
makanan alternatif pengganti beras. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang, satu
porsi nasi dapat digantikan dengan 1,5 potong atau 120 gram singkong untuk
ukuran rumah tangga.
Menurut Anton (2009), singkong dapat dijadikan bahan pangan alternatif
untuk menukung pemerintah dalam program diversifikasi pangan dengan
beberapa alasan sebagai berikut:
1. Dari aspek nutrisi, singkong unggul dalam kandungan karbohidrat dan lemak
disusul kalsium dan zat besi. Karbohidrat dan lemak sebagai sumber energi
yang penting bagi tubuh.
7

Gambar 2.2 Kandungan Gizi Singkong


Sumber: www.fatsecret.com

2. Dari aspek sosial budaya, singkong dikenal suku Jawa yang biasa makan
tiwul dari Gunungkidul hingga daerah Malang Selatan. Di Pantura Jawa,
meliputi Jepara, Pati, Rembang, dan Kudus. Di daerah Banyumas dan eks-
Karesidenan Kedu, dikenal dengan makanan oyek. Di Jawa Barat, dikenal
dengan makan rasi (beras singkong). Di Pulau Bangka dan Belitung dikenal
dengan makan aruk.
3. Dari aspek budidaya, singkong mudah tumbuh. Singkong dapat tumbuh di
tanah yang kurang subur, tidak memerlukan banyak pupuk dan pestisida.
Produktivitasnya tinggi, terlebih apabila budidaya dilakukan intensif dengan
bibit yang varietasnya tepat pada lahan yang sesuai bisa mencapai 20-30
ton/ha. Kompetitif usaha tani ubi kayu di lahan kering paling unggul
dibanding tanaman pangan lainnya.
4. Dari aspek ketersediaan dalam skala nasional, ketersediaan singkong semakin
meningkat dari tahun ke tahun.
8

Tabel 2.1 Perkembangan Produksi Komoditas Pangan Tahun 2010 – 2014


Sumber :
- Produksi padi dan palawija 2013 Angka Tetap, 2014 Angka
Sementara BPS
- Produksi hortikultura (sayur dan buah) 2013 Angka Tetap, 2014
Angka Sasaran Ditjen Hortikultura
- Produksi minyak goreng NBM 2013 Sementara, NBM 2014
Perkiraan; BKP
- Produksi gula NBM 2013 Sementara, NBM 2014; BKP
- Produksi daging sapi dan daging ayam tahun 2014 angka sementara;
Ditjen Peternakan
- Produksi telur (ayam buras, ras petelur, itik) 2014 Angka Sementara;
Ditjen Peternakan
- Produksi susu 2014 Angka Sementara ; Ditjen Peternakan.
- Produksi ikan 2013 Angka Tetap; 2014 Angka Sementara;
Kementerian Kelautan dan Perikanan
5. Dari aspek ekonomi, singkong dapat digunakan pemerintah dalam program
diversifikasi pangan.
9

BAB III
METODE PENULISAN

A. Tahap Penulisan
Dalam menyusun karya tulis ini, penulis melewati beberapa tahapan
karena bermaksud ingin menggali lebih dalam mengenai beras singkong yang
digunakan sebagai bahan baku pengganti ketupat dalam pembuatan cabuk rambak
sehingga dapat memvariasi dan mengangkat cabuk rambak serta diversifikasi
pangan. Tahapan tersebut sebanyak enam tahap, antara lain:
a. Mengamati permasalahan yaitu semakin tingginya diversivikasi pangan
di Indonesia serta semakin punahnya Cabuk Rambak di Solo.
b. Merumuskan dan mengadakan pembatasan masalah mengenai solusi
tepat yang diambil.
c. Menetapkan teknik pengumpulan pustaka yang akan digunakan.
d. Mengadakan analisis pustaka.
e. Menarik kesimpulan.
f. Menyusun saran atau rekomendasi .

B. Sumber Data
Penulis menggunakan sumber data melalui dua jalan. Pertama, membuat
prototipe makanan. Data kondisi riil diperoleh penulis berupa foto-foto yang
mendukung. Kemudian penulis menggunakan sumber data sekunder yaitu data
yang diperoleh dari jurnal-jurnal dan literatur dalam bentuk elektronik yang
memiliki kaitan dengan tujuan dan objek penulisan.

C. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah
teknik analisa dokumen. Penulis mengumpulkan data dari berbagai sumber baik
jurnal maupun literatur yang diperoleh dari internet guna mendukung karya tulis
ini. Setelah itu penulis menganalisis dokumen-dokumen dan data-data dari sumber
yang relevan tersebut untuk menyimpulkan hasil, dan memberikan saran.
10

D. Analisis Data
Analisis data dilakukan melalui beberapa cara. Pertama dengan cara
kualitatif, yakni dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah
pengumpulan dalam periode tertentu. Pada karya tulis ini dilakukan proses
reduksi data melalui proses pemilihan dan pemusatan bahasan mengenai konsep
alat ini, bagaimana mengangkat cabuk rambak, apa inovasi yang tepat dan
bagaimana implikasi dari Cabuk Rambak “Si Ngkong” tersebut. Kemudian
dilakukan analisis data dari sajian data yang diperoleh saat proses pengumpulan
data. Setelah proses analisis diperoleh suatu penarikan kesimpulan mengenai
Cabuk Rambak “Si Ngkong” tersebut.

E. Kerangka Berfikir

membutuhkan
Cabuk Rambak hampir Krisis Pangan
punah

menyebabkan Inovasi Cabuk


Rambak
Inovasi Pangan
Pendapatan
masyarakat kecil
menurun

Cabuk Rambak “Si


Ngkong”

Cabuk Rambak
terangkat Diversifikasi Pangan

Pendapatan masyarakat
meningkat
11

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Konsep “Cabuk Rambak Si Ngkong”


Sudah bukan rahasia lagi bahwa kota Solo selain terkenal akan budayanya
juga terkenal akan kulinernya. Kuliner Solo memiliki citarasa yang berbeda
dengan daerah lain meskipun nama dan wujudnya bisa saja sama. Tetapi ada salah
satu kuliner dari kota Solo yang memiliki citarasa unik yaitu Cabuk Rambak.
Cabuk rambak merupakan salah satu makanan tradisional Kota Surakarta.
Makanan tradisional ini dibuat dari ketupat yang diiris tipis-tipis ditambah saus
wijen yang dicampur dengan kelapa parut, kemudian ditambah dengan karak
(kerupuk yang dibuat dari nasi kering). Makanan tradisional yang biasanya
disajikan dengan pincuk daun tersebut saat ini sudah tergolong langka. Makanan
ini biasanya dapat kita jumpai hanya di tempat-tempat tertentu, biasanya di pasar-
pasar tradisional. Setelah berjualan di pasar tradisional, adakalanya penjual
berkeliling ke kampung-kampung untuk menjajakan dagangannya. Akan tetapi
sayangnya saat ini banyak yang tidak mengenali makanan tradisional ini.
Sehingga keberadaannya sudah hampir punah.
Cabuk Rambak “Si Ngkong” merupakan inovasi terobosan baru yang
diciptakan guna diversifikasi pangan sekaligus pengolahan potensi lokal di kota
Solo. Cabuk rambak “Si Ngkong” dibuat tanpa mengubah unsur ke khasan dari
cabuk rambak itu senidiri. Cabuk rambak yang mula-mula dibuat dari ketupat
beras yang ditambah saus wijen yang dicampur dengan kelapa parut kemudian
ditambah karak, kini diciptakan sedikit berbeda yaitu dengan mengganti ketupat
beras menjadi ketupat singkong. Unsur ke khasan cabuk rambak sendiri berasal
dari saus wijennya. Cabuk Rambak “Si Ngkong” ini tetap menggunakan saus
wijen sebagai bumbunya dan karak sebagai pelengkapnya serta bahan dasarnya
adalah ketupat singkong. Inovasi dari cabuk rambak ini diperlukan untuk
mengangkat kembali cabuk rambak yang hampir punah.
Masyarakat sangat suka sekali dengan kuliner yang baru dan beraneka
macam serta selalu ingin tahu tentang makanan yang jarang ditemui dan belum
12

pernah dicoba sebelumnya. Berlatar belakang itulah Cabuk rambak “Si Ngkong”
ini diciptakan.

B. Cara membuat “Cabuk Rambak Si Ngkong”


Untuk membuat cabuk rambak yang dibutuhkan yaitu:
1. Beras Singkong
2. Bumbu Cabuk Rambak
3. Karak

Beras Singkong :
1. Bersihkan beras singkong (jangan dicuci)
2. Masukkan beras ke dalam wadah
3. Tuangkan air sampai beras terendam sempurna
4. Diamkan 10 menit sampai air meresap
5. Kukus selama 10-20 menit
6. Beras singkong siap dihidangkan

Gambar 4.1 Tekstur Beras Singkong Siap Olah


Sumber : Dokumen Pribadi
13

Gambar 4.2 Rendaman Beras Singkong


Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 4.3 Beras Singkong Matang


Sumber : Dokumen Pribadi

Bumbu untuk membuat sambal wijen pada cabuk rambak khas Solo:
 150 gram wijen, disangrai kemudian ditumbuk.
 2 lembar daun jeruk, dibuang tulang daunnya.
14

 4 siung bawang putih, digoreng terlebih dahulu sampai berubah


warna.
 Kencur seukuran 1,5 ruas jari kelingking.
 2 butir kemiri.
 Garam secukupnya.
 Gula pasir secukupnya.
 Lada putih bubuk secukupnya.
 150 ml air panas.

Cara membuat cabuk rambah khas Solo yang sehat dan sederhana :
1. Masukkan kencur, bawang putih, dan kemiri ke dalam cobek,
haluskan.
2. Tambahkan garam, gula pasir, dan lada putih bubuk, haluskan lagi.
3. Tambahkan daun jeruk dan wijen, aduk sampai tercampur rata.
4. Tuangkan air panas, aduk sampai tercampur rata, sisihkan sebentar.
5. Susun beras singkong yang sudah jadi menjadi bola-bola singkong
pada piring.
6. Siram dengan sambal cabuk rambak, tambahkan karak, cabuk
rambak khas Solo yang sehat siap dihidangkan.

Gambar 4.3 Cabuk Rambak “Si Ngkong”


Sumber : Dokumen Pribadi
15

C. Implikasi Cabuk Rambak “Si Ngkong” terhadap masyarakat


Cabuk Rambak “Si Ngkong” merupakan makanan khas yang inovatif dan
belum pernah ada sebelumnya. Cabuk rambak ini diperbaharui dengan bahan
dasar beras singkong yang sangat berguna sekali dalam menunjang diversiifikasi
pangan serta menumbuhkan minat masyarakat terhadap cabuk rambak. Selain itu,
cabuk rambak ini disajikan dengan tekstur yang sedikit berbeda dari ketupat.
Implikasi dari Cabuk Rambak “Si Ngkong” ini adalah :
1. Adanya inovasi terhadap makanan khas Solo yang hampir punah.
2. Adanya makanan khas dalam bentuk penganekaragaman pangan.
3. Timbulnya rasa penasaran masyarakat terhadap cabuk rambak yang
baru sehingga menimbulkan keinginan untuk membeli.
4. Adanya produk makanan sebagai pengolah potensi lokal dan
tearangkat kembali namanya.
5. Adanya produk makanan yang sangat dicari-cari oleh masyarakat
kota Solo maupun luar kota Solo.
6. Dapat membuka lowongan pekerjaan baru dalam bidang
pembuatan cabuk rambak berbagai bahan dasar yang dapat
mengurangi pengangguaran.
7. Timbulnya masyarakat sebagai wirausaha muda.
8. Pemasaran cabuk rambak “Si Ngkong” dalam skala besar dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat kota Solo.
16

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan pada pembahasan yang telah diuraikan dari bab sebelumnya,
maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Cabuk rambak merupakan salah satu makanan tradisional Kota Surakarta.
Makanan tradisional ini dibuat dari ketupat yang diiris tipis-tipis ditambah
saus wijen yang dicampur dengan kelapa parut, kemudian ditambah
dengan karak (kerupuk yang dibuat dari nasi kering). Cabuk Rambak “Si
Ngkong” merupakan inovasi terobosan baru yang diciptakan guna
diversifikasi pangan sekaligus pengolahan potensi lokal di kota Solo.
Cabuk rambak “Si Ngkong” dibuat tanpa mengubah unsur ke khasan dari
cabuk rambak itu senidiri.
2. Untuk membuat cabuk rambak “Si Ngkong” yang dibutuhkan adalah beras
singkong yang diolah menjadi ketupat beras singkong dengan tekstur yang
sedikit berbeda, bumbu cabuk rambak yang berasal dari resep asli Solo,
dan karak.
3. Beberapa implikasi cabuk rambak “Si Ngkong” terhadap masyarakat
adalah adanya inovasi terhadap makanan khas yang hampir punah,
terealisasinya diversifikasi pangan terhadap masyarakat, adanya produk
makanan sebagai pengolah potensi lokal dan tearangkat kembali namanya,
dapat membuka lowongan pekerjaan baru dalam bidang pembuatan cabuk
rambak berbagai bahan dasar yang dapat mengurangi pengangguaran,
timbulnya masyarakat sebagai wirausaha muda, pemasaran cabuk rambak
“Si Ngkong” dalam skala besar dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat kota Solo.
17

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya, maka saran
yang dapat diberikan adalah:
1. Menghadirkan kembali cabuk rambak dalam bentuk cabuk rambak “Si
Ngkong” untuk menjaga kelestarian makanan tradisional Solo.
2. Masyarakat kota Solo mulai mengganti beras dengan beras singkong
dengan cabuk rambak “Si Ngkong” sebagai pengenal awal beras
singkong.
3. Memproduksi cabuk rambak “Si Ngkong” untuk peluang bisnis baru.
18

DAFTAR PUSTAKA

https://bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1043 (7 april 2016, 19.44)

http://www.surakarta.go.id/konten/solo-culinary-destination (19 maret 2016,


10.39)

http://bkp.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/data_statistik_kp_2014_new.pdf
(25 maret 2016, 08.01)

Djuwardi, Anton. 2009. Cassava, Solusi Pemberagaman Kemandirian Pangan.


Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Riyadi. 2003. Kebiasaan Makan Masyarakat Dalam Kaitannya Dengan


Penganekaragaman Konsumsi Pangan. Jakarta : Prosiding Simposium
Pangan dan Gizi, Serta Kongres IV Pangan dan Gizi Indonesia.

http://eprints.ung.ac.id/3387/9/2012-1-1002-612308022bab213082012031143.pdf
(9 april 2016, 17.26)

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Diversifikasi.pdf (3 april, 8.25)

https://eprints.uns.ac.id/19691/3/3._BAB_II.pdf (9 april 2016, 18.33)

http://www.hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK%20No.%2041%20t
tg%20Pedoman%20Gizi%20Seimbang.pdf (25 maret 2016, 20.35)
19

BIODATA KETUA

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Dian Ahmad Pratama B. S.
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 NIM F0115024
4 Tempat dan Tanggal Lahir Surakarta, 11 Agustus 1997
5 Email dianahmad59@gmail.com

6 Nomor Telepon/HP 08999444080

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA PTN
Nama SDN Plalan SMPN 6 SMAN 4 Universitas
Institusi 1 Surakarta Surakarta Surakarta Sebelas Maret
Jurusan - - IPS Ekonomi
Pembangunan
Tahun 2003-2009 2009-2012 2012-2015 2015-sekarang
Masuk-
Lulus

C. Karya Tulis yang Pernah Dibuat


No Judul Karya Ilmiah Waktu dan
Tempat
1 Mendeteksi Jenis Tanah di SMA Negeri 4 Surakarta, 2014
Surakarta yang Dapat Menghantarkan Listrik
2 Kreasi Kacang Panjang dan Kacang Kedelai Surakarta, 2014
(Sosbin) Sebagai Alternatif Olahan Sumber
Pangan
20

D. Penghargaan yang Pernah Diraih (dari pemerintah, asosiasi atau institusi


lainnya)
- THE BEST CREATIVE LOOK 3D MADING WAR campusmagZ
(Juara 1) tahun 2013
- Lomba Mading 3D TORONTO 3 UNS tahun 2014
- 4th Winner HiLo teen Artivity Jawa Tengah & Yogyakarta Category :
Senior High School tahun 2014

Anggota 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Larassakti Kusuma
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 NIM K2314023
4 Tempat dan Tanggal Lahir Klaten, 24 Maret 1996
5 Email Larassaktikusuma@gmail.com

6 Nomor Telepon/HP 085729613673

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA PTN
Nama SD N 1 SMP N 2 SMA N 1 Universitas
Institusi Bareng Klaten Klaten Sebelas Maret
Klaten
Jurusan - - IPA Pendidikan
Fisika
Tahun 2002-2008 2008-2011 2011-2014 2014-
Masuk- sekarang
Lulus

C. Karya Tulis yang Pernah Dibuat


No Judul Karya Ilmiah Waktu dan
Tempat
21

1 Pembuatan Briket dari Sampah Organik Klaten, 2013


Pengganti Bahan Bakar Minyak Rumah Tangga
2 Single “Singing Puzzle” Inovasi Media Surakarta, 2016
Pembelajaran Keanekaragaman Budaya
Indonesia Menggunakan Puzzle Berbasis
Automatic Singing System Dan Running Led
(Light-Emmiting Diode) Sebagai Entertaining
Interactive Education Dalam Rangka
Menyongsong Mea

D. Penghargaan yang Pernah Diraih (dari pemerintah, asosiasi atau institusi


lainnya)
-

Anggota 2

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Shofirul Sholikhatun Nisa
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 NIM I0515039
4 Tempat dan Tanggal Lahir Sukoharjo, 10 Maret 1997
5 Email nshofirul@yahoo.co.id

6 Nomor Telepon/HP 089502876833

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA PTN
Nama SD N Palur SMP N 4 SMA N 4 Universitas
Institusi 4 Surakarta Surakarta Sebelas
Maret
Jurusan - - IPA Teknik Kimia
Tahun 2004-2009 2009-2012 2012-2015 2015-
Masuk- sekarang
Lulus
22

C. Karya Tulis yang Pernah Dibuat


No Judul Karya Ilmiah Waktu dan
Tempat
1 Pemanfaatan Briket Limbah Batik Solo Sebagai Surakarta, 2014
Sumber Energi Alternatif Guna Mengurangi
Daya Rusak Air
2 Mendeteksi Jenis Tanah di SMA Negeri 4 Surakarta, 2014
Surakarta yang Dapat Menghantarkan Listrik
3 Kreasi Kacang Panjang dan Kacang Kedelai Surakarta, 2014
(Sosbin) Sebagai Alternatif Olahan Sumber
Pangan

D. Penghargaan yang Pernah Diraih (dari pemerintah, asosiasi atau institusi


lainnya)
- Juara II Lomba Cerdas Cermat PMR Madya tahun 2011
- Juara II Lomba Cerdas Cermat PMR Wira tahun 2013

BIODATA DOSEN PEMBIMBING

Nama Bakdal Ginanjar, S.S.,


M.Hum.
NIP 198406302014041001
TTL Boyolali, 30 Juni 1984
Jurusan/Prodi Sastra Indonesia, UNS
Surakarta
Email bakdalginanjar@gmail.com
Website --
Riwayat Pendidikan S1 : Sastra Indonesia
Bidang Ilmu : Bahasa dan
sastra
S2 : Linguistik Deskriptif
23

Bidang Ilmu : Bahasa


S3 : --
Bidang Ilmu : --

Keahlian Linguistik Indonesia


Judul Desertasi --

No Judul Jabatan Tahun Sumber Dana Kategori


1 Ketidaksantunan Anggota 2015 PNBP UNS Penelitian
Berbahasa dalam
Pengadilan Pidana di
Wilayah Eks-
Karesidenan
Surakarta
2 Analisis Teks Anggota 2016 PNBP UNS Penelitian
Wacana Hukum
Pidana

Anda mungkin juga menyukai