UNYSEF 2016
Diusulkan oleh:
SURAKARTA
2016
i
LEMBAR PERNYATAAN
ii
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Karya Tulis ini yang berjudul ”Cabuk Rambak “Si Ngkong” Sebagai Kuliner
Inovasi Penganekaragaman Pangan Tradisional Berbasis Kearifan Lokal”.
Harapan kami adalah bahwa ide ini dapat direalisasikan menjadi sebuah karya
yang bermanfaat serta dapat memberikan solusi nyata untuk pangan Indonesia
yang lebih baik.
Karya tulis ini dapat diselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak. Maka
dari itu, ucapan terima kasih kami haturkan kepada :
1. Jajaran pimpinan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan
kesempatan kepada para mahasiswanya.
3. Ayah dan Bunda yang selalu memberi dukungan materi dan spirit dalam
menjalani pendidikan di Universitas Sebelas Maret.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari
sempurna. Sehingga, penulis sangat terbuka terhadap saran dan kritik yang
membangun demi kemajuan dan perbaikan karya tulis ini di masa mendatang.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii
RINGKASAN ............................................................................................. ix
BAB I
A.Latar Belakang ............................................................................ 1
B.Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C.Tujuan .......................................................................................... 4
D.Manfaat........................................................................................ 4
BAB II ......................................................................................................... 5
BAB III
ATahap penulisan............................................................................ 9
B.Sumber Data ................................................................................ 9
D.Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 9
E.Analisis Data ................................................................................ 10
F.Kerangka Berfikir ........................................................................ 10
BAB IV ....................................................................................................... 11
BAB V
A.Simpulan ..................................................................................... 16
B.Saran ............................................................................................ 17
Daftar Pustaka ............................................................................................. 18
Daftar Riwayat Hidup ................................................................................. 19
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
RINGKASAN
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang besar.
Mayoritas penduduk Indonesia mengkonsumsi nasi. Oleh sebab itu, kebutuhan
padi tergolong tinggi hingga Indonesia perlu melakukan impor. Pemerintah
memiliki program untuk menangani masalah impor tersebut yaitu dengan program
diversifikasi pangan. Singkong dinilai bisa dijadikan pengganti padi. Produksi
singkong di Indonesia tinggi, namun permintaannya rendah. Di sisi lain di Solo
terdapat sebuah kuliner tradisional yang mulai punah yaitu cabuk rambak. Untuk
menekan impor beras, mendukung program diversifikasi pangan dan mengangkat
cabuk rambak, penulis membuat pangan inovatif bernama cabuk rambak “Si
Ngkong”. Cabuk rambak adalah makanan dengan menu utama ketupat yang
disebut gendar janur.
Diversifikasi pangan merupakan suatu proses pemilihan pangan yang tidak
hanya tergantung pada satu jenis pangan, akan tetapi memiliki beragam pilihan
(alternative) terhadap berbagai pangan.
Tahapan dilakukan dengan enam tahap, antara lain : mengamati permasalahan
yaitu semakin tingginya diversivikasi pangan di Indonesia serta semakin
punahnya cabuk rambak di Solo, merumuskan dan mengadakan pembatasan
masalah mengenai solusi tepat yang diambil, menetapkan teknik pengumpulan
pustaka yang akan digunakan mengadakan analisis pustaka, menarik kesimpulan
dan menyusun saran atau rekomendasi.
Penulis menggunakan sumber data melalui pembuatan cabuk rambak “Si
Ngkong” dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penulisan ini adalah teknik analisa dokumen dengan cara kualitatif dan analisis
data dari sajian data yang diperoleh saat proses pengumpulan data.
Cabuk rambak “Si Ngkong” dibuat dengan ketupat yang berasal dari beras
singkong dengan memertahankan resep bumbu wijennya agar tidak meninggalkan
ciri khasnya. Karak sebagai pelengkap diganti dengan rambak agar lebih aman
bagi kesehatan. Pembuatan cabuk rambak “Si Ngkong” tidak beda jauh dengan
cabuk rambak tradisional, bumbunya tetap sama hanya saja pelengkap diganti
dengan rambak dan ketupat yang berasal dari beras padi diganti dengan beras
singkong. Pengemasan dibuat lebih modern agar memiliki segmen pasar yang
lebih luas.
Implikasi cabuk rambak “Si Ngkong” untuk masyarakat adalah timbulnya
gagasan bisnis baru, mengangkat potensi pasar singkong agar petani singkong
lebih dan mengangkat kembali kuliner tradisional Solo yaitu cabuk rambak.
Kata kunci: impor beras, diversifikasi pangan, singkong, cabuk rambak “Si
Ngkong”
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk 248,8 juta jiwa
pada tahun 2013 (Statistik Indonesia, 2014) dan mayoritas penduduk Indonesia
menjadikan nasi sebagai manakan pokok utama setiap hari. Hal ini dapat dilihat
dari statistika pengeluaran per kapita sebulan di desa dan kota di Indonesia untuk
padi-padian sangat tinggi dengan rata-rata Rp 57.956,- satu tingkat di bawah
makanan dan minuman jadi dengan rata-rata Rp 92.254,- karena masyarakat
dengan pendapatan yang tinggi lebih memilih membeli makanan dan minuman
jadi (Statistik Indonesia, 2014). Di tahun 2014 Indonesia mengimpor beras dengan
jumlah yang besar, dapat dilihat di tabel berikut:
Diolah dari dokumen kepabeanan Ditjen Bea dan Cukai (PEB dan PIB)
data dikutip dari Publikasi Statistik Indonesia
Dari tabel diatas dapat dilihat impor beras masih cukup tinggi. Kebutuhan
beras masyarakat memang sangat tinggi, bahkan Indonesia sempat menduduki
peringkat pertama sebagai negara dengan konsumsi beras tertinggi di dunia seperti
2
Ubi kayu atau sering disebut singkong secara internasional memiliki nama
yang cantik yaitu cassava. Singkong memilki produksi yang melimpah, hanya
satu tingkat di bawah padi yaitu 23.824,0 ton pada tahun 2013 (statistik Indonesia
2014). Singkong memiliki potensi untuk menggantikan peran beras sebagai bahan
makanan utama. Produksi yang tinggi namun konsumsi yang rendah membuatnya
memiliki harga yang murah, lebih murah daripada beras. Harga yang murah tidak
membuat singkong menjadi makanan yang tidak bermanfaat, sebaliknya manfaat
singkong cukup mumpuni, diantaranya: sumber energi, mengandung serat dan
protein, 0 kolesterol, bebas gluten, sumber vitamin K dan B kompleks,
mengandung magnesium, tembaga dan kalium (carakhasiatmanfaat.com). Melihat
situasi yang ada singkong menjadi alternatif pengganti beras yang mumpuni
sebagai program diversifikasi makanan, maka dari itu perlu dilakukan sebuah
kreasi atau inovasi untuk mengangkat popularitas singkong.
Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya, seperti kesenian, busana,
dan kuliner. Setiap daerah memiliki kuliner khas masing-masing, kuliner khas
merupakan budaya yang menarik, kurang rasanya berkunjung ke suatu daerah
tanpa merasakan kuliner khas tersebut, di Surakarta sendiri memiliki banyak
kuliner khas, yaitu: nasi liwet, timlo, tengkleng, pecel, gudeg ceker, selat, soto
gading, sambel tumpang, sate buntel, sate kere, gule goreng, bakmi toprak,
brambang asem, gempol pleret, tahok, rambak petis, abon, roti kecik, roti
mandarin, bakpia balong dan yang diindikasikan akan punah, cabuk rambak.
Padahal cabuk rambak adalah kuliner khas yang sangat kental dengan kota Solo
karena kuliner ini hanya dapat ditemukan di Solo. Perlu ada inovasi untuk
mengangkat kembali kuliner ini agar tidak punah.
Melihat permasalahan tersebut penulis membuat kuliner inovasi olahan
guna mendukung program diversifikasi pangan yaitu beras singkong yang berasal
dari singkong. Singkong merupakan bahan pangan berbasis kearifan lokal yang
berperan sebagai mitigasi kerawanan pangan. Penulis mengangkat potensi
singkong dan mengangkat kembali cabuk rambak dengan membuat “Cabuk
Rambak Si Ngkong ”.
Cabuk Rambak Si Ngkong dibuat dengan ketupat yang berasal dari beras
singkong dengan mempertahankan resep bumbu wijennya agar tidak
4
meninggalkan ciri khasnya, karak sebagai pelengkap diganti dengan rambak agar
lebih aman bagi kesehatan. Pengemasan dibuat lebih modern untuk memperluas
segmen ekonomi kuliner tradisional ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang bisa diambil
adalah:
1. Apa itu Cabuk Rambak “Si Ngkong” ?
2. Bagaimana cara membuat Cabuk Rambak “Si Ngkong” ?
3. Bagaimana implikasi Cabuk Rambak “Si Ngkong” terhadap masyarakat?
C. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya karya tulis ini adalah:
1. Mendeskripsikan apa itu Cabuk Rambak “Si Ngkong”
2. Mengetahui cara pembuatan Cabuk Rambak “Si Ngkong”
3. Mengetahui implikasi Cabuk Rambak “Si Ngkong” terhadap masyarakat
D. Manfaat
Adapun manfaat dibuatnya karya tulis ini adalah:
1. Mendukung program diversifikasi pangan menuju Indonesia dengan
ketahanan pangan nasional.
2. Mengangkat potensi singkong dengan cara menambah opsi
pengolahannya.
3. Memberikan model baru kuliner cabuk rambak yang lebih sehat, menarik,
dan bermanfaat dari sebelumya.
4. Mengenalkan kuliner khas Solo yaitu Cabuk Rambak agar kuliner ini lebih
populer.
5. Memberikan opsi bisnis baru yaitu Cabuk Rambak “Si Ngkong”,
diharapkan wirausahawan menjadi lebih banyak dari sebelumnya.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Cabuk Rambak
Cabuk rambak adalah makanan dengan menu utama ketupat yang disiram
dengan bumbu yang terbuat dari wijen. Bumbu cabuk rambak memakai wijen
yang digoreng bersama santan kelapa, cabal, bawang putih, kemiri dan gula
merah. Makanan istimewa ini disantap dengan karak, sejenis kerupuk dengan
bahan dasar beras. Lebih unik lagi, karena untuk menikmati kita mempergunakan
sehelei lidi (Aprilliani, 2014).
B. Diversifikasi Pangan
Ketahanan pangan nasional semakin lama semakin rentan. Hal ini
menyebabkan Indonesia akan tergantung impor yang juga tergantung pada
kebijakan negara lain. Tantangan utama dalam mengatasi masalah tersebut adalah
peningkatan kapasitas produksi pangan dalam jumlah, kualitas, dan
keragamannya. Konsumsi pangan seharusnya memperhatikan ketentuan zat gizi
yang cukup berimbang, sesuai dengan kebutuhan bagi pembentukan manusia yang
sehat. Dalam sistem konsumsi terdapat aspek penting yaitu diversifikasi.
Diversifikasi pangan dimaksudkan untuk memperoleh keragaman zat gizi
sekaligus melepas ketergantungan masyarakat atas satu jenis pangan pokok
tertentu yaitu beras. Ketergantungan menyebabkan ketidakstabilan pasokan
6
2. Dari aspek sosial budaya, singkong dikenal suku Jawa yang biasa makan
tiwul dari Gunungkidul hingga daerah Malang Selatan. Di Pantura Jawa,
meliputi Jepara, Pati, Rembang, dan Kudus. Di daerah Banyumas dan eks-
Karesidenan Kedu, dikenal dengan makanan oyek. Di Jawa Barat, dikenal
dengan makan rasi (beras singkong). Di Pulau Bangka dan Belitung dikenal
dengan makan aruk.
3. Dari aspek budidaya, singkong mudah tumbuh. Singkong dapat tumbuh di
tanah yang kurang subur, tidak memerlukan banyak pupuk dan pestisida.
Produktivitasnya tinggi, terlebih apabila budidaya dilakukan intensif dengan
bibit yang varietasnya tepat pada lahan yang sesuai bisa mencapai 20-30
ton/ha. Kompetitif usaha tani ubi kayu di lahan kering paling unggul
dibanding tanaman pangan lainnya.
4. Dari aspek ketersediaan dalam skala nasional, ketersediaan singkong semakin
meningkat dari tahun ke tahun.
8
BAB III
METODE PENULISAN
A. Tahap Penulisan
Dalam menyusun karya tulis ini, penulis melewati beberapa tahapan
karena bermaksud ingin menggali lebih dalam mengenai beras singkong yang
digunakan sebagai bahan baku pengganti ketupat dalam pembuatan cabuk rambak
sehingga dapat memvariasi dan mengangkat cabuk rambak serta diversifikasi
pangan. Tahapan tersebut sebanyak enam tahap, antara lain:
a. Mengamati permasalahan yaitu semakin tingginya diversivikasi pangan
di Indonesia serta semakin punahnya Cabuk Rambak di Solo.
b. Merumuskan dan mengadakan pembatasan masalah mengenai solusi
tepat yang diambil.
c. Menetapkan teknik pengumpulan pustaka yang akan digunakan.
d. Mengadakan analisis pustaka.
e. Menarik kesimpulan.
f. Menyusun saran atau rekomendasi .
B. Sumber Data
Penulis menggunakan sumber data melalui dua jalan. Pertama, membuat
prototipe makanan. Data kondisi riil diperoleh penulis berupa foto-foto yang
mendukung. Kemudian penulis menggunakan sumber data sekunder yaitu data
yang diperoleh dari jurnal-jurnal dan literatur dalam bentuk elektronik yang
memiliki kaitan dengan tujuan dan objek penulisan.
D. Analisis Data
Analisis data dilakukan melalui beberapa cara. Pertama dengan cara
kualitatif, yakni dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah
pengumpulan dalam periode tertentu. Pada karya tulis ini dilakukan proses
reduksi data melalui proses pemilihan dan pemusatan bahasan mengenai konsep
alat ini, bagaimana mengangkat cabuk rambak, apa inovasi yang tepat dan
bagaimana implikasi dari Cabuk Rambak “Si Ngkong” tersebut. Kemudian
dilakukan analisis data dari sajian data yang diperoleh saat proses pengumpulan
data. Setelah proses analisis diperoleh suatu penarikan kesimpulan mengenai
Cabuk Rambak “Si Ngkong” tersebut.
E. Kerangka Berfikir
membutuhkan
Cabuk Rambak hampir Krisis Pangan
punah
Cabuk Rambak
terangkat Diversifikasi Pangan
Pendapatan masyarakat
meningkat
11
BAB IV
PEMBAHASAN
pernah dicoba sebelumnya. Berlatar belakang itulah Cabuk rambak “Si Ngkong”
ini diciptakan.
Beras Singkong :
1. Bersihkan beras singkong (jangan dicuci)
2. Masukkan beras ke dalam wadah
3. Tuangkan air sampai beras terendam sempurna
4. Diamkan 10 menit sampai air meresap
5. Kukus selama 10-20 menit
6. Beras singkong siap dihidangkan
Bumbu untuk membuat sambal wijen pada cabuk rambak khas Solo:
150 gram wijen, disangrai kemudian ditumbuk.
2 lembar daun jeruk, dibuang tulang daunnya.
14
Cara membuat cabuk rambah khas Solo yang sehat dan sederhana :
1. Masukkan kencur, bawang putih, dan kemiri ke dalam cobek,
haluskan.
2. Tambahkan garam, gula pasir, dan lada putih bubuk, haluskan lagi.
3. Tambahkan daun jeruk dan wijen, aduk sampai tercampur rata.
4. Tuangkan air panas, aduk sampai tercampur rata, sisihkan sebentar.
5. Susun beras singkong yang sudah jadi menjadi bola-bola singkong
pada piring.
6. Siram dengan sambal cabuk rambak, tambahkan karak, cabuk
rambak khas Solo yang sehat siap dihidangkan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pada pembahasan yang telah diuraikan dari bab sebelumnya,
maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Cabuk rambak merupakan salah satu makanan tradisional Kota Surakarta.
Makanan tradisional ini dibuat dari ketupat yang diiris tipis-tipis ditambah
saus wijen yang dicampur dengan kelapa parut, kemudian ditambah
dengan karak (kerupuk yang dibuat dari nasi kering). Cabuk Rambak “Si
Ngkong” merupakan inovasi terobosan baru yang diciptakan guna
diversifikasi pangan sekaligus pengolahan potensi lokal di kota Solo.
Cabuk rambak “Si Ngkong” dibuat tanpa mengubah unsur ke khasan dari
cabuk rambak itu senidiri.
2. Untuk membuat cabuk rambak “Si Ngkong” yang dibutuhkan adalah beras
singkong yang diolah menjadi ketupat beras singkong dengan tekstur yang
sedikit berbeda, bumbu cabuk rambak yang berasal dari resep asli Solo,
dan karak.
3. Beberapa implikasi cabuk rambak “Si Ngkong” terhadap masyarakat
adalah adanya inovasi terhadap makanan khas yang hampir punah,
terealisasinya diversifikasi pangan terhadap masyarakat, adanya produk
makanan sebagai pengolah potensi lokal dan tearangkat kembali namanya,
dapat membuka lowongan pekerjaan baru dalam bidang pembuatan cabuk
rambak berbagai bahan dasar yang dapat mengurangi pengangguaran,
timbulnya masyarakat sebagai wirausaha muda, pemasaran cabuk rambak
“Si Ngkong” dalam skala besar dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat kota Solo.
17
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya, maka saran
yang dapat diberikan adalah:
1. Menghadirkan kembali cabuk rambak dalam bentuk cabuk rambak “Si
Ngkong” untuk menjaga kelestarian makanan tradisional Solo.
2. Masyarakat kota Solo mulai mengganti beras dengan beras singkong
dengan cabuk rambak “Si Ngkong” sebagai pengenal awal beras
singkong.
3. Memproduksi cabuk rambak “Si Ngkong” untuk peluang bisnis baru.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://bkp.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/data_statistik_kp_2014_new.pdf
(25 maret 2016, 08.01)
http://eprints.ung.ac.id/3387/9/2012-1-1002-612308022bab213082012031143.pdf
(9 april 2016, 17.26)
http://www.hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK%20No.%2041%20t
tg%20Pedoman%20Gizi%20Seimbang.pdf (25 maret 2016, 20.35)
19
BIODATA KETUA
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Dian Ahmad Pratama B. S.
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 NIM F0115024
4 Tempat dan Tanggal Lahir Surakarta, 11 Agustus 1997
5 Email dianahmad59@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA PTN
Nama SDN Plalan SMPN 6 SMAN 4 Universitas
Institusi 1 Surakarta Surakarta Surakarta Sebelas Maret
Jurusan - - IPS Ekonomi
Pembangunan
Tahun 2003-2009 2009-2012 2012-2015 2015-sekarang
Masuk-
Lulus
Anggota 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Larassakti Kusuma
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 NIM K2314023
4 Tempat dan Tanggal Lahir Klaten, 24 Maret 1996
5 Email Larassaktikusuma@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA PTN
Nama SD N 1 SMP N 2 SMA N 1 Universitas
Institusi Bareng Klaten Klaten Sebelas Maret
Klaten
Jurusan - - IPA Pendidikan
Fisika
Tahun 2002-2008 2008-2011 2011-2014 2014-
Masuk- sekarang
Lulus
Anggota 2
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Shofirul Sholikhatun Nisa
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 NIM I0515039
4 Tempat dan Tanggal Lahir Sukoharjo, 10 Maret 1997
5 Email nshofirul@yahoo.co.id
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA PTN
Nama SD N Palur SMP N 4 SMA N 4 Universitas
Institusi 4 Surakarta Surakarta Sebelas
Maret
Jurusan - - IPA Teknik Kimia
Tahun 2004-2009 2009-2012 2012-2015 2015-
Masuk- sekarang
Lulus
22