KATEGORI START-UP
i
“BENGKEL KOPI” PEMBERDAYAAN ANAK PUTUS SEKOLAH
Program ini merupakan sebuah upaya pendampingan dan pemberdayaan anak putus sekolah di
Desa Banyuanyar Kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi. Potensi perkebunan kopi jenis
robusta di Kalibaru yang begitu besar membuat petani kopi rakyat banyak yang menggantungkan
hidupnya pada sektor ini. Perkebunan kopi menjadi urat nadi perekonomian mayoritas
masyarakatnya.
Potensi yang besar ini ternyata berdampak terhadap sektor lain dalam kehidupan
masyarakatnya, salah satunya adalah faktor pendidikan. Di satu sisi hasil perkebunan kopi dapat
dijadikan tumpuan untuk dapat membiayai pendidikan hingga jenjang yang diharapkan. Akan tetapi,
di sisi lain perkebunan kopi ini yang menyebabkan banyak anak mengalami putus sekolah. Orang
tua beranggapan bahwa dengan menekuni perkebunan kopi saja, masa depan anaknya kelak akan
cerah. Untuk itu, banyak orang tua yang tidak melanjutkan pendidikan untuk anaknya, dan lebih
diarahkan untuk membantu orang tuanya merawat perkebunan kopi yang dimiliki oleh keluarga. Di
kebun, ternyata anak hanya diberikan tanggung jawab pekerjaan yang tidak memerlukan skill
khusus, seperti menyiangi rumput, memanen, atau membawa hasil panen mereka.
Bengkel Kopi hadir untuk memberikan ruang kepada anak putus sekolah belajar dan berlatih
menjalankan bisnis kopi dari hulu hingga hilir. Mulai dari penanaman dan perawatan tanaman kopi,
hingga kelas barista sebagai keterampilan bagi mereka. Tujuannya adalah pengetahuan dan
keterampilan mereka bertambah, khususnya tentang dunia kopi.
Sasaran utama dari program ini adalah anak putus sekolah dari keluarga petani kopi rakyat.
Selain itu, masyarakat luas juga dapat memaksimalkan peluang ini menambah pengetahuan dan
keterampilan.
Anggaran yang dibutuhkan untuk program ini sebesar Rp. 50.000.000.00. Lama program bengkel
kopi selama 3 bulan. Adapun program edukasi dan pelatihan yang dikerjakan adalah: 1) teknik
pertanian kopi berkelanjutan, 2) teknik pengolahan kopi pascapanen, 3) teknik sortasi dan roasting,
4) teknik branding, packaging, dan digital marketing, dan 5) teknik barista.
Indikator keberhasilan program ini diantaranya, terlaksananya program edukasi dan
pendampingan teknik pertanian kopi dari hulu hingga hilir kepada 45 peserta. Setelah program
pelatihan tersebut, nantinya akan terbentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang beranggotakan
30 anggota setelah proses seleksi peserta potensial. KUB ini nantinya akan menghasilkan produk
olahan berbahan dasar kopi dengan kualitas yang memenuhi standar, diantaranya: Green Bean,
Roasted Bean, Kopi siap seduh, Parfum kopi cair dan biji kopi, hand sanitizer aroma kopi, minuman
kopi, dan cascara. Dari produk yang dihasilkan, KUB memiliki target penjualan Rp. 350.000,00
perhari dan omset penjualan sebesar Rp. 10.500.000,00 perbulan. Hasil penjualan ini nantinya akan
memberikan dampak ekonomi bagi anggota sebagai upaya pemberdayaan bagi mereka.
Program ini akan menjawab permasalahan kesejahteraan petani kopi rakyat yang selama ini
menjadi masalah utama. Mereka mampu menghasilkan kopi secara kuantitas begitu besar, akan
tetapi di pasar harganya murah karena kualitasnya rendah. Peningkatan mutu kopi yang dihasilkan,
disertai keterampilan pendukung lainnya yang dimiliki, akan meningkatkan harga jual produk mereka
sehingga kesejahteraan mereka bisa tercapai.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Potensi sumber daya alam di Kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi
sangat besar. Kondisi geografis pegunungan memungkinkan komoditi unggulan
perkebunan bisa dikembangkan. Potensi terbesarnya adalah perkebunan kopi
yang dikelola oleh masyarakat di lahan perhutani. Nilai ekonomis yang tinggi,
serta perawatan tanaman yang tidak terlalu sulit, membuat sektor ini menjadi
mata pencaharian utama masyarakat. Perkebunan kopi di kecamatan Kalibaru
menjadi urat nadi perekonomian mayoritas masyarakatnya. Berdasarkan
penelusuran melalui laman resmi banyuwangikab.bps.go.id pada Rabu
(28/06/2023), Kecamatan Kalibaru merupakan wilayah penghasil kopi terbesar
di Banyuwangi yang bisa memproduksi kopi sebanyak 4.221 ton. Potensi yang
sangat besar ini harusnya ekuivalen dengan kesejahteraan masyarakatnya.
Potensi perkebunan kopi berdampak hampir ke seluruh sektor di
masyarakat, sektor ekonomi, sosial, budaya, bahkan pendidikan. Hubungan
antara sektor pendidikan dengan perkebunan kopi memiliki dampak positif dan
negatif terhadap kamajuan pendidikan di masyarakat petani kopi rakyat.
Dampak positif perkebunan kopi bagi dunia pendidikan adalah dapat dijadikan
alat untuk membiayai pendidikan hingga ke jenjang yang diinginkan. Dampak
negatifnya adalah, angka putus sekolah cukup tinggi karena masyarakat petani
kopi rakyat berasumsi bahwa perkebunan yang mereka kembangkan dapat
menjamin masa depan mereka, meskipun tidak melalui jalur pendidikan.
Dampak negatif juga timbul dari segi lingkungan ketika alih fungsi lahan
perhutani menjadi kebun kopi semakin meluas. Hal ini terjadi karena petani kopi
rakyat terus mengejar produktivitas yang tinggi dengan cara perluasan alih
fungsi lahan melalui penebangan hutan secara masif yang dapat menimbukan
kerusakan lingkungan. Kurangnya edukasi dan tingkat pendidikan yang rendah,
berdampak terhadap minimnya kompetensi petani kopi rakyat dalam mengelola
dan mengembangkan pertanian kopi.
Pengelolaan pertanian kopi masih dijalankan dengan konsep konvensional
yang berorientasi pada kuantitas bukan pada kualitas kopi yang dihasilkan.
Minimnya informasi dan pendampingan tentang pengembangan pertanian kopi
yang didapatkan oleh petani kopi rakyat, membuat mereka mempelajari secara
autodidak. Hal ini tentu tidak efektif karena membutuhkan waktu yang panjang
untuk menemukan konsep yang sesuai.
Reni Mayka Sari dalam penelitiannya, mendapatkan data tingginya angka
putus sekolah pada masyarakat petani kopi rakyat di Kecamatan Kalibaru. Dari
sampel 50 responden yang memberikan informasi pendidikannya, tercatat 40 %
tidak sekolah/tidak tamat sekolah dasar, 42 % tamat SD, 12 % tamat SMP, dan
6 % taman SMA. Angka ini memberikan gambaran bahwa progam wajib belajar
12 tahun yang dicanangkan oleh pemerintah tidak efektif di Desa Banyuanyar
Kecamaan Kalibaru.
PKBM Miftahun Najah hadir untuk memberikan layanan edukasi dan
pemberdayaan bagi masyarakat khususnya anak – anak putus sekolah. Melalui
layanan program pemberdayaan, maka anak – anak putus sekolah yang berasal
dari keluarga petani kopi rakyat di Desa Banyuanyar Kecamatan Kalibaru dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berdasarkan potensi sumber
daya alam di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka. Besarnya potensi
perkebunan kopi yang tidak diimbangi dengan edukasi yang benar, menjadi
dasar bagi PKBM Miftahun Najah untuk memberikan layanan pemberdayaan di
1
bidang pertanian kopi melalui Program Bengkel Kopi.
Program Bengkel Kopi dijalankan untuk memberikan edukasi dan
pendampingan terhadap anak putus sekolah dari keluarga petani kopi rakyat dan
masyarakat luas dalam mengembangkan pertaniannya. Program
pendampingan yang dijalankan meliputi teknik pertanian kopi dari hulu hingga
hilir (mulai dari pertanian kopi di kebun, proses panen, proses pascapanen,
teknik roasting, barista, dan digital marketing).
B. Rumusan Masalah
Paparan di atas menunjukkan permasalahan yang dihadapi oleh petani kopi
rakyat di Kecamatan Kalibaru yang dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana program bengkel kopi dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan bertani kopi bagi anak putus sekolah masyarakat petani kopi
rakyat di Desa Banyuanyar Kecamatan Kalibaru?
2. Bagaimana dampak program bengkel kopi terhadap anak putus sekolah
masyarakat petani kopi rakyat di Desa Banyuanyar Kecamatan Kalibaru?
C. Tujuan
Program Bengkel Kopi memiliki tujuan yang ingin dicapai, diantaranya:
1. Memberikan layanan program edukasi pemberdayaan dan pendampingan
Teknik pertanian kopi dari hulu hingga hilir, mulai dari pertanian kopi di
kebun, proses panen, proses pascapanen, teknik roasting, barista, dan
digital marketing.
2. Terwujudnya Kelompok Usaha Bersama (KUB) anak putus sekolah.
D. Manfaat
Kebermanfaatkan program Bengkel Kopi yang diharapkan adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatkan kapasitas pengetahuan dan keterampilan anak putus sekolah
dalam Bertani kopi sehingga produktivitas dan kualitas yang dihasilkan dapat
terwujud.
2. Sebagai wadah produktif menghasilkan produk kopi berkualitas dengan nilai
jual tinggi.
2
BAB 2 PROFIL LOKASI DAN PENERIMA MANFAAT PROYEK SOSIAL
Sumber: https://id.wikipedia.org
3. Kondisi Sosial
Kondisi sosial masyarakat Dusun Curahleduk umumnya didominasi oleh
etnis Madura yangmana sebagian besar berpendidikan SD dan SMP.
4. Kondisi Ekonomi
Kondisi ekonomi masyarakat Dusun Curahleduk dapat digambarkan
sebagai berikut:
3
a. Di tinjau dari segi ketenagakerjaan, secara umum merupakan petani dan
buruh tani (berdasar data potensi desa tahun 2021, sekitar 70% penduduk
Dusun Curahleduk berprofesi sebagai petani dan buruh tani).
b. Di tinjau dari segi komoditas unggulan yaitu: (i) kopi; (ii) padi; dan (iii) cabai
rawit.
c. Sedangkan jika di tinjau dari sektor peternakan, sebagian besar komoditas
unggulan didominasi oleh: (i) kambing; (ii) ayam pedaging; dan (iii)
4
BAB 3 RENCANA PELAKSANAAN PROYEK SOSIAL
B. Jadwal Pelaksanaan
Tabel Jadwal Pelaksanaan
Bulan I Bulan II Bulan III
No Jenis Kegiatan PIC
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Perencanaan program
Bengkel Kopi
2. Sosialisasi program Bengkel Ahmad Nur Izal
Kopi (media sosial)
3. Pendaftaran kelompok Ahmad Nur Izal
program Bengkel Kopi (media sosial)
4. Materi edukasi kopi Samidi (Founder
Oceano Coffee)
5. Praktik dan pendampingan Agus Rakhman
pertanian kopi (Penyuluh
Pertanian
5
Bulan I Bulan II Bulan III
No Jenis Kegiatan PIC
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Lapang)
6. Praktik dan pendampingan Rizal Dhofir
pengolahan pascapanen
7. Praktik dan pendampingan M. Ilham
teknik sortasi & roasting
8. Praktik dan pendampingan Eriani Eleganty
branding, packing, dan digital
marketing
9. Praktik dan pendampingan Afifah Nur
barista Aziziyah
6
4 Alat dan Bahan Edukasi Kelas Barista
a. Mesin Espresso 1 set Double mesh 400 ml
b. Grinder 2 set Grinder HL 600N
c. Timbangan kopi timer 2 bh Kapasitas max 3 kilo
d. Dripper V60 portable 5 bh Berbahan keramik
e. Teko leher angsa 5 bh Kapasitas 800 ml
f. Kompor portable 5 bh Standar SNI
g. Gas Portable 5 bh Isi 230-235 gram
h. Milk jug 5 bh Kapasitas 600 ml
i. French Pres 5 bh Kapasitas 600 ml
j. server kaca 5 bh Kapasitas 800 ml
k. Paper Filter 5 pack Berbahan kertas
7
BAB 4 RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
10
BAB 6 KESIMPULAN DAN PENUTUP
11
Lampiran 1
LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS PROGRAM BENGKEL KOPI
Deskripsi Indikator Hasil Alat Verifikasi Asumsi
Tujuan 1. Memberikan layanan program edukasi ▪ Peningkatan kapasitas ▪ Data BPS Dukungan dari
Proyek pemberdayaan dan pendampingan teknik pengetahuan dan Kecamatan Kalibaru pemerintah
Sosial pertanian kopi dari hulu hingga hilir, mulai dari keterampilan anak putus tentang khususnya Dinas
pertanian kopi di kebun, proses panen, proses sekolah dalam bertani produktivitas Pertanian terhadap
pascapanen, teknik roasting, barista, dan digital kopi. tanaman kopi. program Bengkel
marketing ▪ Peningkatan produktivitas ▪ Data struktur Kopi.
2. Terwujudnya Kelompok Usaha Bersama (KUB) dan kualitas kopi yang organisasi dan
anak putus sekolah dihasilkan. administrasi
▪ Terbentuknya KUB hasil kelompok KUB
program Bengkel Kopi.
Sasaran Peningkatan pengetahuan dan keterampilan anak ▪ Peningkatan kapasitas ▪ Penerapan inovasi ▪ Anak putus
Proyek putus sekolah dalam pertanian kopi dari hulu anak putus sekolah dalam Teknik Bertani kopi. sekolah mau
Sosial hingga hilir, meliputi: bertani kopi. ▪ Catatan hasil panen berpartisipasi dan
Pengenalan dan perawatan tanaman kopi ▪ Produktivitas kebun ▪ Catatan menerapkan
Proses panen meningkat. peningkatan hasil Teknik pertanian
Pengolahan hasil panen ▪ Peningkatan kualitas kopi penjualan produk kopi berkelanjutan.
Teknik roasting yang dihasilkan. kopi ▪ Dinas dan instansi
Teknis sortasi ▪ Varian produk kopi yang ▪ Catatan variasi terkait
Teknik branding dan marketing dihasilkan. produk kopi yang memberikan
Teknik barista dihasilkan UMKM support
Hasil/ 1. Peningkatan kapasitas pengetahuan dan ▪ Terwujudnya program ▪ Dokumen/ Modul/ ▪ Partisipasi anak
Output keterampilan anak putus sekolah dalam pemberdayaan, edukasi, Kurikulum program putus sekolah
yang bertani kopi sehingga produktivitas dan pelatihan, dan pemberdayaan dalam
diharapkan kualitas kopi yang dihasilkan dapat terwujud pendampingan pada 45 Bengkel Kopi menerapkan
2. Terbentuknya KUB sebagai wadah produktif anak putus sekolah ▪ Catatan variasi pertanian kopi
menghasilkan produk kopi berkualitas dengan ▪ Menghasilkan produk produk yang berkelanjutan
nilai jual tinggi olahan berbahan dasar dihasilkan ▪ Bantuan dan
kopi dengan kualitas yang ▪ Catatan support dari Dinas
memenuhi standar peningkatan hasil dan Instansi terkait
▪ Perubahan pengelolaan panen
kebun kopi dari ▪ Catatan
konvensional menjadi peningkatan hasil
sistem pertanian
1
berkelanjutan yang penjualan produk
berorientasi pada kopi
kelestarian alam ▪ Struktur organisasi
▪ Terwujudnya Kelompok Usaha
pemberdayaan anak Bersama (KUB)
putus sekolah melalui
Kelompok Usaha
Bersama (KUB) dengan
anggota 30 anak putus
sekolah
Aktivitas 1. Merancang program edukasi pemberdayaan ▪ Terselenggaranya ▪ Daftar peserta ▪ Tingginya
berupa pelatihan yang meliputi pengenalan program pemberdayaan program antusiasme dan
dan perawatan tanaman kopi, proses panen, Bengkel Kopi pemberdayaan partisipasi dari
pengolahan hasil panen, teknik roasting, ▪ Monitoring dan evaluasi Bengkel Kopi anak putus
teknik sortasi, teknik branding dan marketing, penyelenggaraan ▪ Daftar hadir sekolah pada
teknik barista kegiatan program program
2. Melaksanakan dan mengorganisasikan ▪ Terbentuknya KUB pemberdayaan pemberdayaan
program edukasi pemberdayaan berupa dengan anggota anak Bengkel Kopi Bengkel Kopi
pelatihan yang meliputi pengenalan dan putus sekolah ▪ Dokumentasi
perawatan tanaman kopi, proses panen, kegiatan
pengolahan hasil panen, teknik roasting, ▪ Laporan kegiatan
teknik sortasi, teknik branding dan marketing, ▪ Laporan monitoring
teknik barista ▪ Struktur organisasi
Kelompok Usaha
Bersama (KUB)