KATEGORI INITIATION
i
NARASI SINGKAT PROYEK SOSIAL
ii
DAFTAR ISI
1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman sorgum merupakan salah satu tanaman serbaguna yang dapat digunakan
sebagai bahan pangan,pakan ternak dan bahan industry. Sebagai bahan pangan,
sorgum menempati urutan kelima setelah gandum, jagung, Sorgum dan jelai.
Sorgum yang merupakan serealia biasa mengandung 329 kkal per 100 gram
beratnya. Sementara setiap orang membutuhkan 2000 kkal energi setiap harinya.
Dengan demikian jika setengah energi setiap orang digantikan dengan sorgum
maka setiap orang membutuhkan setidaknya 300 gram sorgum. Maka untuk 210
juta rakyat Indonesia memerlukan setidaknya 30.000 juta ton sorgum pertahun.
Kebutuhan ini jika sorgum digunakan sebagai bahan pangan pendamping beras,
lain halnya jika sorgum akan dijadikan sebagai bahan industry lainnya. Dan jika
krisis pangan melanda dunia, tidak menutup kemungkinan bahwa permintaan
akan sorgum juga akan mengalami peningkatan.
Pokdarwis Paingan sangat tertarik dengan pengembangan ini, terutama setelah
melihat prospek dan ketanggguhan tanaman sorgum yang masih dapat terus
bertumbuh meskipun telah 5 tahun yang lalu ditanam dan masih berproduksi
dengan jumlah 4 malai untuk per kilo sorgum. Pengembangan sorgum dan
budidaya sorgum untuk propinsi Sumatera Barat belum digemakan, maka dalam
moment ini Pokdarwis Paingan akan mencoba mengembangkan benih sorgum
bersertifikat tersebut.
B. Rumusan Masalah
Untuk mencapai kajian ini, maka rumusan masalah yang diambil :
1. Tahapan apa saja yang dilakukan untuk penangkaran tanaman sorgum ?
2. Berapa kilogram produksi yang dihasilkan dari tanah seluas 1000 m2 ?
3. Varietas apa yang di tanam dari beberapa jenis varietas sorgum ?
C. Tujuan
Tujuan dari kajian ini, adalah :
1. Menjadikan UMKM Pokdarwis Paingan, sebagai pemilik produksi benih sebar
sorgum bersertifikasi
2. Mengajarkan kepada masyarakat pengolahan budidaya sorgum, serta
keberlanjutannya dalam membentuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM)
D. Manfaat
Dalam rangka pengamanan dan diversifikasi pangan untuk memenuhi
kebutuhan pangan pada masa kini dan masa yang kan datang perlu adanya komoditi
pangan yang dapat dijadikan sebagai bahan baku pangan alternative. Peluang
pengembangan komoditas sorgum mempunyai potensi besar untuk dikembangkan,
mengingat belum adanya penangkaran sorgum di propinsi Sumatera Barat, begitu
juga potensi pemanfaatan lahan kering maupun lahan marginal masih cukup luas.
Pengembangan daerah binaan dilakukan dilahan milik petani yang ikut dalam
Pokdarwis Paingan dan akan dibentuk UMKM budidaya sorgum.
2
BAB 2 RENCANA PELAKSANAAN PROYEK SOSIAL
A. Lokasi Proyek Sosial
Lokasi pelaksanaan di nagari Guguak Kuranji Hilir kecamatan Sungai Limau
kabupaten Padang Pariaman, provinsi Sumatera Barat.
Peta lokasi kegiatan
3
terbatas dan masukan (input) yang rendah, bahkan di lahan berpasirpun sorgum
dapat dibudidayakan.
Pelaksana kegiatan pengolahan tanam sorgum ini adalah kelompok
Pokdarwis, Kegiatan ini diawali dengan sosialisasi oleh narasumber ahli bidang
pertanian yaitu PPL kabupaten Pariaman. Selanjutnya pengolahan tanah, paling
baik dilakukan 2-4 minggu sebelum tanam.
Langkah-langkahnya :
1. Penyiapan Lahan dan Pengolahan Tanah
1. Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya, kemudian dicangkul
atau dibajak 2 kali setelah itu digaru dan diratakan.
2. Dibuat saluran drainase disekeliling atau ditengah lahan. Untuk lahan yang
hanya mengandalkan residu air tanah, pengolahan dilakukan secara ringan
dengan mencangkul tipis permukaan tanah untuk mematikan gulma.
Pengolahan tanah secara ringan sangat efektif untuk manghambat penguapan
air tanah sampai tanaman panen.
3. Tanah yang sudah diolah sebaiknya diberi pupuk organik, misalnya pupuk
kandang atau kompos.
2. Pemilihan Varietas
Varietas unggul yang dianjurkan untuk ditanam harus memeperhatikan
kegunaan dan lingkungan tumbuhnya. Untuk memaksimalkan hasil sorgum,
sebaiknya diketahui terlebih dahulu jenis sorgum yang akan ditanam. Untuk
tujuan konsumsi manusia (pangan) faktor rasa, warna, ukuran biji dan hasil
tinggi harus menjadi tujuan utama dan kultivar unggul sorgum biji putih
(white sorghum) sangat sesuai untuk tujuan tersebut.
3. Penanaman
Waktu tanam yang baik adalah pada akhir musim hujan atau awal musim
kemarau. Kebutuhan benih untuk bertanam sorgum berkisar 4 kg/ha dengan
jarak tanam 70 cm x 20 cm atau 60 cm x 20 cm tergantung tingkat kesuburan
tanah. Menanam sorgum dapat dilakukan dengan cara ditugal seperti halnya
menanam jagung, bila jaraknya tidak terlalu rapat. Lubang tanam diisi sekitar
3-5 biji benih, kemudian ditutup dengan tanah ringan. Pada saat tanam, dibuat
juga lubang pupuk dengan tugal sejauh 15 cm dari lubang tanam.
a. Pesemaian
Cara memperlakukan benih sorgum tersebut adalah sebagai berikut:
a. Benih sorgum direndam dalam air leding/ PDAM dingin (bukan air yang
dimasak/air panas dan juga bukan air sumur yang rasa agak asin atau
sedikit mengandung belerang); benih yang terapung diambil untuk
konsumsi atau pakan ternak dan yang tenggelam direndam selama + 24
jam dalam ember atau wadah yang tertutup.
b. Setelah + 24 jam air dalam wadah tersebut dibuang/ ditiriskan sampai
habis, kemudian Diperam selama + 24 jam lagi dalam
4
ember atau wadah yang tertutup (wadah yang sama untuk perendaman
tadi).
c. Setelah + 24 jam benih sorgum dalam wadah tersebut sudah berkecambah
(namun tidak 100 %). Ambil benih sorgum yang sudah berkecambah
tersebut untuk ditanam dan akan tumbuh 100
%. Benih sorgum yang telah berkecambah tersebut masih dapat dapat
bertahan sebagai bibit kecambah yang baik selama 3 hari, walaupun daya
tumbuh dan kecepatan tumbuhnya akan lebih baik jika ditanam habis pada
hari pertama.
b. Pemupukan
Sebaiknya pemupukan diberikan secara lengkap (NPK) agar produksi yang
dihasilkan cukup tinggi. Dosis pemupukan yang diberikan berbeda-beda
tergantung pada tingkat kesuburan tanah dan varietas yang ditanam, tetapi
secara umum dosis yang dianjurkan adalah 200 kg urea, 100 kg TSP atau
SP36 san 50 kg KCL.
Panen Dan Pasca Panen Tanaman Sorgum
1. Panen
Tanaman sorgum sudah dapat dipanen pada umur 98 hari untuk varietas
SAMURAI 2. Penentuan saat panen dapat dilakukan dengan berpedoman
pada umur setelah biji terbentuk atau dengan melihat ciri-ciri visual biji
yakni kita melihat biji yang terdapat paling bawah bulir, dimana setelah
membuka kelopak biji pada bagian bawah biji sudah terdapat ada bintik
atau titik berwarna hitam, maka bulir sorgum tersebut sudah memasuki
vase masak fisiologisnya sehingga sudah dapat dipanen.
2. Pasca Panen
a. Perontokan.
b. Pengeringan.
c. Penyimpanan.
5
2. Benih dasar (Fondation Seed), adalah benih keturunan pertama dari benih
pejenis. Benih dasar akan disalurkan ke Balai Benih untuk dibiakkan guna
menghasilkan benih pokok dengan label putih.
3. Benih Pokok (Stock Seed), keturunan dari benih dasar dan merupakan dasar
dari benih sebar atau untuk diperbanyak dalam skala besar. Dikemas dalam
label Ungu.
4. Benih Sebar (Extention Seed) , yaitu benih keturunan benih pokok. Benih
Sebar adalah hasil dari penangkar benih dan berjenis unggul yang
bersertifikat guna disalurkan kepada para petani untuk ditanam. Dikemas
dalam label warna biru.
D. Jadwal Pelaksanaan
(Rincian waktu pelaksanaan dari masing-masing tahapan kegiatan.)
Tabel Jadwal Pelaksanaan
Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V Bulan VI
No Jenis Kegiatan PIC
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengurusan izin
penangkaran ke
BPSB
2. Pembersihan dan
Pembukaan Lahan
3 Pesemaian
4 Pemupukan
5 Penanaman
6 Pemeliharaan
7 Panen dari benih
pemulia ke benih
dasar tersertifikasi
8 Pengeringan
9 Lanjutan sampai
sertifikasi benih
sebar
6
F. Hasil Proyek Sosial yang Diharapkan
Luaran dari kegiatan ini, adalah benih sorgum tersertifikasi dari benih pemulia
varietas Samurai 2 menjadi benih dasar tersertifikasi dari Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) kabupaten Padang pariaman. Jika sudah
tersertifikasi menjadi benih dasar, maka dengan perlakuan yang sama dari benih
dasar, terus dilakukan dengan melalui 2 jenis sertifikasi benih, sehingga menjadi
benih sebar, yang sudah bisa dikonsumsi masyarakat. Benih sorgum ini ditanam
di lahan dengan luas tanah 1000 m2, terlihat pada lokasi lahan. Karena kegiatan
ini, dikelola oleh Pokdarwis Paingan, maka hasil tanaman sorgum ini, yang utama
akan diberikan kepada penderita stunting, melalui UMKM budidaya sorghum
yang dibentuk nantinya .
G. Lain-lain
Permintaan sorgum diprediksi tiap tahun akan terus meningkat untuk
keperluan sebagai berikut ;
1. Biji Sorgum, dapat diolah menjadi tepung digunakan sebagai bahan baku untuk
aneka makanan seperti roti, kue .
2. Biji, batang dan daun sorgum, sangat baik untuk Sumber hijauan pakan ternak
ruminansia (batang dan daun).
3. Dalam industry, sorgum sebagai bahan baku playwood dan kertas, bahan
perekat (lem), nira, gula, alkohol, spritus dan monosodium glutamat (MSG),
minuman (softdrink), makanan siap saji, snack, bumbu masak, dll.
4. Salah satu varietas sorgum yang dikenal sebagai sorgum manis (sweet
sorghum) digunakan sebagai bahan baku bioethanol.
7
BAB 3 RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
A. Rincian Rencana Anggaran Biaya (RAB)
No Kegiatan Volume Satuan Harga Satuan Jumlah
I Alat dan Bahan Rp 9,114,750.00
Bahan
1 Pupuk 250 kg Rp 2,000.00 Rp 500,000.00
2 Waring 5 bal Rp 900,000.00 Rp 4,500,000.00
3 Benih pokok sorgum 0.5 gram Rp 29,500.00 Rp 14,750.00
Alat
1 Cangkul 6 buah Rp 200,000.00 Rp 1,200,000.00
2 Alat ukur PH tanah 1 buah Rp 125,000.00 Rp 125,000.00
Renovasi Timbangan duduk
3 500 kg 1 buah Rp1,000,000.00 Rp 1,000,000.00
4 Karung untuk hasil sorgum 5 ikat Rp 100,000.00 Rp 500,000.00
5 Baskom penampung hasil 3 buah Rp 125,000.00 Rp 375,000.00
6 Alat ukur kadar biji-bijian 1 buah Rp 700,000.00 Rp 700,000.00
7 ATK 1 set Rp 200,000.00 Rp 200,000.00
II Sosialisasi Pengolahan benih Rp 2,130,000.00
Narasumber 1.5 jam Rp 700,000.00 Rp 1,050,000.00
Pembersihan lahan
Tenaga Kerja 9 orang Rp Rp
120,000.00 1,080,000.00
III Pengurusan sertifikasi ke BPSB Rp 2,020,000.00
1 Biaya transportasi ke BPSB 1 kali Rp 500,000.00 Rp 500,000.00
Biaya transportasi Padang ke
2 Pariaman , PP 3 kali Rp 265,000.00 Rp 795,000.00
3 Konsumsi sosialisasi 20 orang Rp 25,000.00 Rp 500,000.00
4 Konsumsi Pembersihan lahan 9 orang Rp 25,000.00 Rp 225,000.00
IV Sekretariat kegiatan Rp 720,000.00
Laporan kegiatan 3 exp Rp 240,000.00 Rp 720,000.00
TOTAL Rp 13,984,750.00
B. Rekapitulasi Anggaran
1. Anggaran yang diajukan ke PFmuda : Rp 13.984.750
2. Swadaya/ Iuran dari Tim Pengusul : Rp 2.000.000
3. Bantuan dari Pihak Lain : Rp.
………………………………….
4. Lain-lain (jika ada)………. : Rp.
………………………………….
Total Kebutuhan Anggaran Rp. 15.984.750
8
BAB 4 KEBERLANJUTAN PROYEK SOSIAL
A. Gambaran Keberlanjutan Proyek Sosial
Keberlanjutan dari proyek ini, jika sudah tersertifikasi sampai menjadi benih
sebar, maka akan dilakukan budidaya sorgum, yang akan dilakukan oleh UMKM
budidaya sorgum dari Pokdarwis Paingan. Untuk itu perlu adanya pelatihan
budidaya sorgum nantinya, sehingga dengan adanya budidaya ini akan
mengurangi angka pengangguran, meningkatkan ekonomi masyarakat. Begitu
juga dengan proyek sosialnya, yang akan membantu atasi masalah stunting yang
ada di kabupaten Padang Pariaman, karena sorghum memiliki kandungan
karbohidrat dan protein tinggi yang dibutuhkan oleh penderita stunting.
B. Sumber Dana untuk Operasional Keberlanjutan
Sumber dana lanjutan berasal dari hasil penjualan dari sorghum itu sendiri yang
dikelola oleh UMKM Pokdarwis Paingan. Untuk estimasi keberhasilan dari
kegiatan ini dapat dilihat pada lampiran.
9
PENDAPATAN DALAM 1 HEKTARE SELAMA 1 TAHUN
PANEN KE BIAYA PERAWATAN H LABA
I 10.880.000 18.213.000 7.333.000
II 4.635.000 18.213.000 13.578.000
III 4.635.000 9.106.500 4.471.000
10
BAB 5 KESIMPULAN DAN PENUTUP
A. Ukuran Keberhasilan Proyek Sosial
Indikator keberhasilan proyek, dapat dilihat pada :
1. Keluarnya sertifikasi sorghum dari pemulia menjadi benih sebar, yang
dikeluarkan oleh BPSB Bukittinggi.
2. Dapat dikembangkan melalui UMKM Pokdarwis Paingan untuk
budidaya sorgum
3. Masalah stunting dapat teratasi, dengan membandingkan sebelum dan
sesudah diberikan makanan dari sorghum .
B. Penutup
Terimakasih sebelumnya, besar harapan kami proposal ini bisa lolos, sehingga ini
menjadi gerakan awal untuk penangkaran sorghum di kabupaten Padang
Pariaman khususnya dan provinsi Sumatera Barat .
11
DAFTAR PUSTAKA
Serealia, K. P. (2013). Buku Teknologi Budidaya Sorgum dan Gandum.
Jakarta: Direktorat Budidaya Serealia.
12