Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL BOOK REVIEW

“EVALUASI PEMBELAJARAN”
Disusun untuk memenuhi tugas mandiri pada mata kuliah Evaluasi
Pembelajaran PAI

DOSEN PENGAMPU : Dr. NURMAWATI, MA

DISUSUN OLEH: PAI-5/V

SYAFA’ATUL HUSNAH (0301173508)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah swt., yang telah
memberikan kita rahmat kesehatan dan kesempatan , sehingga penulis mampu
menyelesaikan critical book review dari buku yang berjudul “Evaluasi Pendidikan
Dalam Alquran” dengan buku pembanding “Evaluasi Pembelajaran”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan critical book review ini baik melalui
dukungan, do’a maupun bahan materi. Critical book ini menjadi salah satu tugas
mata kuliah yang harus penulis selesaikan.
Dalam penyelesaian critical book ini, penulis masih dalam proses
pengembangan diri ataupun masih dalam proses belajar, untuk itu bila banyak
kekurangan yang terdapat baik bahasa maupun isi, maka dengan itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan dapat
menambah pengetahuan bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Medan, 24 November 2019


Penulis,

Syafa’atul Husnah

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................. 1

BAB II INFORMASI DAN RINGKASAN ISI BUKU........................... 2


2.1 INFORMASI BUKU UTAMA........................................................ 2
2.2 PENGANTAR BUKU UTAMA...................................................... 2
2.3 PEMBAHASAN ISI BUKU............................................................ 2
Evaluasi Pendidikan Dalam Alquran
2.3.1 Tujuan Evaluasi Dalam Alquran ......................................... 2
2.3.2 Prinsip Evaluasi Dalam Alquran ......................................... 8
2.4 KEKURANGAN DAN KELEBIHAN ISI BUKU UTAMA .......... 12
2.5 INFORMASI BUKU PEMBANDING............................................ 13
2.6 PENGANTAR BUKU PEMBANDING.......................................... 13
2.7 PEMBAHASAN ISI BUKU............................................................ 13
2.8 KEKURANGAN DAN KELEBIHAN ISI BUKU PEMBANDING.... 16

BAB III PENUTUP.................................................................................... 17


3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 17
3.2 Saran................................................................................................. 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik adalah
evaluasi pembelajaran. Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan tanggung jawab
pendidik dalam pembelajaran, yaitu mengevaluai pembelajaran. Termasuk di
dalamnya melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar.
Sebelum seorang pendidik mengevaluasi hasil belajar peserta didik,
pendidik harus terlebih dahulu memahami apa sebenarnya apa-apa saja tujuan dan
prinsip dari evaluasi pembelajaran. Agar dalam pengimplementasian evaluasi
pembelajaran pada peserta didik berjalan dengan baik.
Oleh sebab itu, penulis mencoba membuat sebuah critical book review
untuk bisa lebih memahami dan membandingkan isi dari buku utama yaitu
Evaluasi Pembelajaran dalam Alquran dengan buku pembandingnya dengan
judul Evaluasi Pembelajaran. Dimana judul yang difokuskan pada critical book
ini adalah Tujuan dan Prinsip Evaluasi Pembelajaran baik dalam Alquran maupun
secara umum. Dengan demikian apabila terdapat kelebihan dan kekurangan di
dalam buku tersebut dapat dilihat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Tujuan Evaluasi Pembelajaran dalam Alquran?
2. Apa Prinsip-prinsip Pembelajaran dalam Alquran?
3. Apa Tujuan Evaluasi Pembelajaran Secara Umum?
4. Apa Prinsip-prinsip Evaluasi Secara Umum?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui tujuan evaluasi pembelajaran dalam Alquran.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pembelajaran dalam Alquran.
3. Untuk mengetahui tujuan evaluasi pembelajaran secara umum.
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip evaluasi secara umum.

1
BAB II
PEMBAHASAN
INFORMASI DAN RINGKASAN ISI BUKU

2.1 Informasi Buku Utama


Judul : Evaluasi Pendidikan Dalam Alquran
Penulis : Dr. Nurmawati, MA
Penerbit : Perdana Publishing
Tahun terbit : 2018
Kota Terbit : Medan
ISBN : 978-602-5674-22-8
Tebal buku : 228 Halaman

2.2 Pengantar
Buku ini mengulas tentang Evaluasi Pendidikan Dalam Alquran, dimana
penjelasannya di awali dengan penjelasan Tujuan Evaluasi Dalam Alquran dan
pembahasan terakhir mengenai Prinsip-prinsip Evaluasi Dalam Alquran. Pada Bab
II ini diterangkan tentang apa saja yang ada mengenai tujuan dan prinsip dalam
Alquran.

2.3 Pembahasan Isi Buku


Evaluasi Pendidikan Dalam Alquran
2.3.1 TUJUAN EVALUASI DALAM ALQURAN
Tujuan evaluasi terdiri dari dua kata yaitu tujuan artinya arah; haluan
(jurusan); yang dituju; dimaksud; tuntutan. Purwanto menjelaskan, kegiatan
apapun yang dilakukan evaluasi, program penjelasan perlu dievaluasi untuk
mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan dapat dicapai.
Evaluasi dapat dilakukan atas hasil atau proses, begitu juga dalam kinerja atau
amal manusia, Allah melakukan evaluasi atas apa yang dilakukan manusia walau
amal tersebut sekecil biji zarrah.
Dari pengertian tujuan dapat disimpulkan bahwa tujuan evaluasi adalah
arah atau tujuan Allah memberi penilaian dan pengukuran atas apa yang dilakukan
manusia.
Adapun tujuan evaluasi dalam Alquran adalah sebagai berikut:
A. Menguji Ketaatan Manusia Kepada Allah

2
Allah dalam menguji ketaatan manusia kepada-Nya dijumpai dalam
beberapa ayat yaitu: Allah menguji manusia sebagaimana dinyatakan dalam QS.
Muhammad/ 47: 31
     
  
Artinya:
Dan Sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami
mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar
Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.
Berkaitan dengan tujuan Allah pada ayat tersebut hal ini berkaitan dengan
rumusan tujuan pendidikan. Salah satu tokoh pendidikan Khatib al-Baghdadi
merumuskan tujuan pendidikan yaitu:
a. Membina hubungan antara manusia dengan Tuhannya diatas dasar yang kuat
yaitu taqwa kepada Allah swt., dan memiliki rasa takut kepada-Nya baik
secara sembunyi atau terang-terangan.
b. Ikhlas beribadah kepada Allah swt., dengan mengharap kebahagiaan di dunia
dan di akhirat.
c. Diarahkan kepada pembinaan akhlak supaya sesuai dengan akhlak Rasulullah
saw., dan ajarannya.
d. Penamaan sifat-sifat utama, sifat-sifat mulia, dan adab-adab yang tinggi yang
ditanamkan kepada peserta didik dan segenap ummat manusia.
e. Melatih rasa dengan persoalan-persoalan yang dihadapi setiap individu dengan
kewajiban amar ma’ruf nahi munkar.
f. Kewajiban belajar dan amal membuktikan segi-segi kesesuaian antara ilmu di
kehidupan.
g. Menguatkan keinginan setiap orang dan melatih karakternya dengan
mengikuti syariat, etika, dan masyarakat.

B. Menguji Sikap Ketaatan Mengikuti Dakwah Rasul Muhammad saw


Ujian yang diberikan Allah untuk menguji sikap ketaatan kepada
Rasulullah saw., sebagaimana Allah menguji manusia juga dengan gagal panen,
seperti yang telah dijelaskan pada QS. Al-Qalam/ 68: 17
       
  
Artinya:
Sesungguhnya Kami telah mencobai mereka (musyrikin Mekah)
sebagaimana Kami telah mencobai pemilik-pemilik kebun, ketika

3
mereka bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh akanmemetik
(hasil)nya di pagi hari.
Dari ayat tersebut dan penafsiran para mufassir dapat dipahami bahwa
Allah menguji kaum kafir Makkah dengan dua hal yaitu: Pertama; dengan nikmat
Allah dan karunia yang tampak bagi mereka dan Kedua; Dengan keluasan rezeki.
Adapun tujuannya; Pertama, untuk mengetahui apakah mereka mensyukuri
nikmat; Kedua, apakah mereka menunaikan haknya; Ketiga, apakah mereka
mengikuti juru dakwah yaitu Rasulullah saw.

C. Menyadarkan Manusia Akan Adanya Kehidupan Akhirat


Allah menguji manusia untuk menyadarkan manusia akan adanya
kehidupan akhirat sebagaimana Firman Allah swt., dalam QS. Al-Fajr/ 89: 15-16:
       
        
     
Artinya:
15. Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu Dia dimuliakan-
Nya dan diberi-Nya kesenangan, Maka Dia akan berkata: “Tuhanku telah
memuliakanku.”
16. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya Maka Dia
berkata: “Tuhanku menghinakanku.”
Berkaitan dengan tujuan Allah menguji manusia pada ayat tersebut, hal ini
berkaitan dengan rumusan tujuan pendidikan, karena fungsi tujuan pendidikan itu
antara lain adalah untuk memberi arah kepada proses yang bersifat edukatif, untuk
memberikan pedoman atau menyediakan kriteria-kriteria dalam menilai proses
pendidikan maka salah satu rumusan tujuan pendidikan menurut al-Syaibani
adalah menanamkan keimanan kepada Allah pencipta alam, malaikat, rasul, kitab,
dan hari akhir berdasarkan pada faham kesadaran dan keharusan perasaan.

D. Menguji Sikap Syukur dan Sabar Manusia


Syukur selalu digandengkan dengan sabar dan sering juga ditemukan kata
sabar digandengkan dengan syukur. Contohnya Allah menguji manusia musyrik
Makkah dengan nikmat Allah dan karunia yang tampak bagi mereka dan dengan
keluasan rezeki yang menunjukkan rahmat Allah, agar Allah melihat keadaan
mereka. Apakah mereka akan mensyukuri nikmat ini dan menunaikan haknya,
kembali kepada Tuhan mereka dan mengikuti juru dakwah mereka yang

4
menagajak kepada jalan yang lurus, yaitu Rasulullah saw., contoh tersebut dijelas
pada QS. Al-Qalam/68: 17
       
  
Artinya:
Sesungguhnya Kami telah mencobai mereka (musyrikin Mekah)
sebagaimana Kami telah mencobai pemilik-pemilik kebun, ketika mereka
bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh akanmemetik (hasil)nya di pagi hari.

Dari ayat tersebut dan penafsiran para mufassir dapat dipahami bahwa
Allah menguji kaum kafir Makkah dengan dua hal yaitu: pertama; dengan nikmat
Allah dan karunia yang tampak bagi mereka dan kedua; dengan keluasan rezeki,
tujuannya; pertama, untuk mengetahui apakah mereka mensyukuri nikmat; kedua,
apakah mereka menunaikan haknya; ketiga, apakah mereka mengikuti juru
dakwah yaitu Rasulullah saw.

E. Menghitung Amal Untuk Memberikan Balasan


Allah menghitung amal manusia untuk memberikan balasan amalnya
dijelaskan pada QS. Al-Qariaah/101: 6-9
Al-Maragi: “menjelaskan ayat enam adalah saqulat mawazinuhu
mempunya kedudukan tinggi dan terhormat. Jadi seakan-akan apabila ia letakkan
diatas timbangan akan mempunyai bobot atau berat, yang dimaksudkan dengan
bobot atau berat disini hanya bagi orang-orang yang mempunyai amal saleh dan
berbagai keutamaan yang sangat banyak, mereka ini akan diberi pahala
kenikmatan yang abadi disamping berada dalam kehidupan yang sangat
menyenangkan dan sejahtera.

F. Untuk Mengukur Daya Kognisi


Allah menguji untuk mengukur daya kognisi Adam, hal ini dinyatakan
pada QS. Al-Baqarah/2: 31-33.
Shihab menjelaskan ayat tersebut menginformasikan bahwa manusia
dianugerahi Allah potensi untuk mengetahui nama atau fungsi dan karakteristik
benda-benda misalnya fungsi api, fungsi angin, dsb. Manusia juga dianugerahi
potensi untuk berbahasa. Setelah pengajaran Allah dicerna oleh Adam as.,
sebagaimana dipahami dari kata selanjutnya. Allah mengemukakannya benda-
benda itu kepada para malaikat lalu berfirman “sebutkanlah kepadaKu nama

5
benda-benda itu jika kamu benar dalam dugaan kamu bahwa kalian lebih wajar
menjadi khalifah.

G. Allah Memberi Ujian Dengan Bahan Ujian Kelapangan Rezeki dan


Keterbatasan Reski
Allah juga menguji manusia dengan memberi kesenangan dan membatasi
rezeki dinyatakan dalam QS. Al-Fajr/89: 15-16 sebagai berikut:
       
        
     
Artinya:
15. Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu Dia dimuliakan-
Nya dan diberi-Nya kesenangan, Maka Dia akan berkata: “Tuhanku telah
memuliakanku”.
16. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya Maka Dia
berkata: “Tuhanku menghinakanku”.
Al-Maragi menjelaskan: Sesungguhnya manusia jika Allah memberi
kenikmatan dan melapangkan rezeki kepadanya ia menyangka bahwa karunia ini
merupakan penghormatan Allah baginya. Kemudian timbul anggapan dalam
hatinya bahwa Allah sama sekali tidak akan menghukumnya, sekalipun ia berbuat
sekehendak hatinya. Oleh sebab itu ia melakukan segala perbuatan yang melewati
batas dan menimbulkan kerusakan dimuka bumi. Dan jika ia disempitkan
rezekinya dan merasa rezekinya tidak kunjung datang, ia beranggapan bahwa hal
ini merupakan penghinaan Allah baginya.

H. Memberi Cobaan Kepada Rasul Supaya Mereka Bertaubat


Allah memberikan cobaan kepada Rasul-Nya dan dengan cobaan tersebut
mohon ampun dan bertaubat kepada Allah dijelaskan pada QS. Shaad/38: 24.
Al-Maragi menjelaskan bahwa Daud berkata setelah orang yang tertuduh
itu mengaku tentang apa yang dikatakan oleh penuduhnya: sesungguhnya ia telah
menganiaya kamu karena dia meminta agar kambingmu ditambahkan pada
kambing-kambingnya. Sesudah itu Allah menyebutkan bahwa Daud asalnya
menyangka bahwa orang itu datang untuk menculiknya. Namun kemudian
ternyata sangkaan Daud itu tidak terjadi, maka Daud minta ampun kepada
Tuhannya dari prasangka itu. Maka Daud pun menyungkur sujud dan memohon
ampun pada-Nya atas ketelanjuran tersebut.

6
I. Untuk Menilai Sikap Disiplin
Allah menguji untuk menilai sikap disiplin kepada tata aturan, hal ini
dinyatakan Allah pada QS. Al-Maidah/ 5: 94.
Kata ‫ ليبلونكم‬berarti mencoba kamu, Al-Maragi menjelaskan bahwa letak
pengujian disini adalah bahwa binatang buruan itu merupakan makanan lezat dan
sangat dibutuhkan dalam perjalanan yang memakan waktu lama, seperti
perjalanan ke tempat yang jauh, lalu kemudian untuk memperolehnya sangat
menggiurkan. Sebab meninggalkan sesuatu karena adanya kesulitan tidak
menunjukkan takwa dan takut kepada Allah.

J. Untuk Menilai Sikap Pantang Menyerah


Ujian yang diberikan Allah adalah untuk menilai sikap pantang menyerah
dalam berperang, hal ini dinyatakan Allah pada QS. Al-Baqarah/ 2: 249.
Para ulama memahami bahwa ujian yang terdapat dalam QS. Al-Baqarah:
249 tersebut adalah ujian menghadapi dunia dan gemerlapnya. Mereka yang
meminum air sungai itu untuk mendapatkan kepuasan penuh, mereka adalah yang
ingin meraih semua gemerlap dunia. Adapun yang tidak meminumnya, dalam arti
tidak terpengaruh oleh gemerlap dunia dalam berjuang, itulah kelompok Thalut.
Demikian juga mereka yang hanya mencicipi sedikit dari air sungai itu. Dengan
demikian, ayat ini membagi mereka ke dalam tiga kelompok, yakni: yang minum
sampai puas, yang tidak minum dan yang sekedar mencicipinya.

K. Untuk Menilai Kesempurnaan Agama Bagi Nabi Muhammad


Nabi Muhammad saw., sebagai rasul yang terakhir membawa ajaran,
dalam hal ini Allah menilai kesempurnaan agama-Nya, yang dijelaskan Allah pada
QS. Al-Maidah/ 5: 3.
Dalam menjelaskan ‫اليوم اكملت لكم دينكم‬, Al-Maraghi menuliskan
pendapat pengarang tafsir Al-Kassyaf mengatakan bahwa:
“Artinya pada hari ini Aku cukupkan kamu sekalian dalam urusanmu, dan
Aku jadikan tangan yang atas untuk kalian, sebagaimana kata raja-raja.” Pada hari
ini sempurnalah kerajaan bagi kita, maksudnya sempurnalah bagi kita apa yang
kita kehendaki, yakni apabila mereka telah dapat mengalahkan musuh yang
merebut kerajaan mereka dan mereka bisa sampai kepada tujuan-tujuan dan
kemanfaatan mereka.

2.3.2 PRINSIP-PRINSIP EVALUASI DALAM ALQURAN

7
Dagobert D Runes mengartikan prinsip sebagai kebenaran yang bersifat
universal yang menjadi sifat dari sesuatu. Prinsip juga dapat diartikan dengan
asas, dasar (kebenaran yang menjadi pokok dasar orang berfikir, bertindak, dan
sebagainya. Bila dihubungkan dengan evaluasi, maka prinsip evaluasi adalah
sebagai kebenaran yang universal sifatnya dan menjadi dasar dalam melakukan
evaluasi.
Adapun prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran dalam Alquran, seperti
Allah menghitung amal manusia dengan cepat dan akurat, Allah menghitung amal
manusia dengan keadilan, Allah menghitung amal manusia dengan transparan,
Allah menghitung amal manusia dengan edukatif. Berikut akan diuraikan secara
terperinci.
A. Menghitung Amal Manusia Dengan Cepat Dan Akurat
Cepat dapat diartikan dengan waktu yang singkat, akurat dapat diartikan
dengan teliti; seksama; cermat; tepat benar. Dari pengertian tersebut dapat
dipahami bahwa cepat dan akurat adalah waktu yang singkat, tepat, dan benar.
Allah dalam menghitung amal manusia dengan cepat dan akurat yang dijelaskan-
Nya dalam berbagai ayat, salah satunya adalah dalam QS. Al-Baqarah/ 2: 202
         
Artinya:
Mereka Itulah orang-orang yang mendapat bahagian daripada yang
mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.
Menurut Al-Maraghi bahwa maksud ayat tersebut adalah: mereka adalah
orang-orang yang menghendaki kebahagiaan di dunia dan diakhirat. Allah
menganugerahi mereka apa yang mereka minta melalui usaha mereka. Sebab
mereka meminta kebahagiaan dunia dan meniti sebab musabbab sebagaimana
mereka menghendaki kebahagiaan akhirat, mereka sungguh-sungguh berusaha
untuk mendapatkannya. Oleh karena itulah mereka memperoleh hasil usahanya ini
kebahagiaan di dunia dan diakhirat. Ada yang meriwayatkan bahwa Allah swt.,
menghitung semua amal perbuatan manusia seluruhnya hanya dalam tempo
setengah hari dunia dan ada yang meriwayatkan pula bahwa hal itu diselesaikan
Allah swt., hanya dalam waktu sekejap.

B. Menghitung Amal Manusia Dengan Mudah

8
Mudah dapat diartikan dengan tidak berat, tidak sukar, dan gampang. Allah
akan melakukan penghisaban dengan mudah dinyatakan pada QS. Al-Insyiqaq/
84: 7-8.
Menurut Ar-Razi maksud orang yang diberikan kitabnya dari sebelah
kanannya akan dihisab dengan perhitungan yang mudah. Perhitungan yang mudah
yaitu semua amal dihadapkan kepada seseorang, kemudian ia mengetahui amal ini
amal kebaikan dan ini amal maksiat, kemudian ia akan diberi pahala atas amal
kebaikannyadan dimaafkan maksiatnya, inilah hisab yang mudah karena tidak ada
kesulitan terhadap pemilik amal dan tidak ada pula koreksi.

C. Menghitung Amal Manusia Dengan Adil


Allah menghitung amal manusia dengan prinsip keadilan, sebagaimana
dijelaskan Allah dalam QS. Al-Mu’min/ 40: 17 sebagai berikut:
            
  
Artinya:
Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi Balasan dengan apa yang
diusahakannya. tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah
Amat cepat hisabnya.
Allah dalam mengevaluasi manusia dengan prinsip keadilan, secara umum
ini mengedukasi manusia untuk menggunakan prinsip keadilan dalam menilai,
secara khusus kepada pendidik agar adil dalam menilai kepada peserta didiknya.

D. Menghitung Amal Manusia Dengan Transparan


Transparan dapat diartikan dengan jelas, nyata, tidak terbatas pada orang
tertentu saja, terbuka,. Transparan juga dapat diartikan dengan terbuka terhadap
berbagai kalangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan tanpa ada rekayasa yang
dapat merugikan orang lain.
Allah menghitung amal manusia dengan transparan artinya dapat diakses
sekecil apapun yang dilakukan manusia di dunia, Allah melakukan evaluasi
terhadap apa yang dilakukan oleh setiap orang dan diakhirat nanti semua manusia
akan melihat perhitungan amalnya.

E. Menilai Secara Komprehensif


Komprehensif diartikan dengan luas dan lengkap, bersifat mampu
menangkap dengan baik mempunyai dan memperlihatkan wawasan yang luas.
Komprehensif dapat juga diartikan dengan keseluruhan tidak terpisah-pisah. Dari

9
dua pengertian tersebut dapat dipahami bahwa komprehensif adalah prinsip Allah
menilai amal manusia meliputi banyak aspek keimanan, sikap sosial,
pengetahuan, kejiwaan, fisik-materi, dan seluruh amal manusia.

F. Menilai Manusia Dengan Tercatat


Tercatat diartikan dengan adanya proses pencatatan dari segala yang
dilakukan, dapat juga diartikan terdaftar. Dari pengerrtia tersebut dapat dipahami
bahwa tercatat adalah prinsip Allah menilai amal manusia dengan menugaskan
malaikat untuk mencatat seluruh tindakan manusia. Malaikat mencatat ini
dijelaskan Allah dalam QS. Al-Zukhruf/ 43: 80 sebagai berikut:
         
  
Artinya:
Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan
bisikan-bisikan mereka? sebenarnya (kami mendengar), dan utusan-utusan
(malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka.
Al-Maraghi menjelaskan bahwa kesimpulan dari ayat tersebut bahwa Allah
mengetahui itu semua dan begitu pula para malaikat menulis perbuatan-perbuatan
mereka baik keci maupun yang besar.

G. Menilai Manusia Dengan Edukatif


Edukatif diartikan dengan bersifat mendidik, memndidik dan memotivasi
terhadap orang yang dinilai. Berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan
kemajuan yang dinilai.

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Buku Utama

 Kelebihan
Kualitas isi buku baik, dan jelas karena penulis menuliskan banyak
pendapat ataupun teori-teori, dalil-dalil yang memudahkan pembaca memahami
isi buku. Penulis juga memberikan penjelasan yang mudah dipahami oleh
pembaca. Dan buku ini juga bisa menjadi acuan bagi para mahasiswa atau calon
pendidik PAI untuk belajar bagaimana menjadi pendidik yang berkualitas dan
mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan Tujuan dan Prinsip-prinsip
Evaluasi dalam Alquran.

 Kekurangan

10
Meskipun buku ini terbilang sempurna, tapi tetap saja mendapat masalah
yang sama dengan buku-buku lainnya, seperti ada beberapa kata yang sulit
dimengerti atau dipahami oleh pembaca sehingga menjadikan pembaca harus
mengulang kembali membaca untuk bisa memahaminya. Selain itu juga terdapat
beberapa kata yang tidak sesuai dengan KBBI dan terdapat beberapa pada
penulisan tanda baca yang belum sesuai,

2.5 Informasi Buku Kedua (Pembanding)

Judul : Evaluasi Pembelajaran


Penulis : Dr. Indra Jaya, M.Pd
Penerbit : Perdana Publishing
Tahun terbit : 2017
Kota Terbit : Medan
ISBN : 978-602-6462-95-4
Tebal buku : 227 Halaman

2.6 Pengantar
Buku ini mengulas tentang Evaluasi Pembelajaran, dimana penjelasannya
di awali dengan penjelasan Tujuan Evaluasi Pembelajaran dan pembahasan

11
terakhir mengenai Prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran. Pada Bab II ini
diterangkan tentang apa saja Prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran.

2.7 Pembahasan Isi Buku


Evaluasi Pembelajaran
2.7.1 TUJUAN EVALUASI PEMBELAJARAN
Menurut Kellough dan Kellough dalam Swearingen (2006) tujuan
penilaian adalah untuk membantu belajar peserta didik, mengidentifikasikan
kekuatan, dan kelemahan peserta didik, menilai efektivitas strategi pembelajaran,
menilai dan meningkatkan efektifitas program kurikulum, menilai dan
meningkatkan efektivitas pembelajaran, menyediakan data yang membantu dalam
membuat keputusan, komunikasi dan melibatkan orang tua peserta didik.
Sementara itu, Chittenden (1994) mengemukakan tujuan penilaian (assessment
purpose) adalah “keeping track, checking-up, finding-out, and summing-up.”
1. Keeping track, yaitu untuk menelusuri dan melacak proses belajar peserta
didik sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2. Checking-up, yaitu untuk mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik
dalam proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan peserta didik selama
mengikuti proses pembelajaran.
3. Finding out, yaitu untuk mencari, menemukan, dan mendeteksi kekurangan
kesalahan atau kelemahan peserta didik dalam proses pembelajaran, sehinga
guru dapat dengan cepat mencari alternative solusinya.
4. Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan tingkat penguasaan peserta didik
terhadap kompetensi yang telah ditetapkan.
Adapun tujuan penillain hasil belajar adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang
telah diberikan.
2. Untuk mengetahui kecakapan, motivasi belajar, minat, dan sikap peserta didik
terhadap program pembelajaran.
3. Untuk mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar peserta didik
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
4. Untuk mendiagnosis keunggulan dan kelemahan peserta didik dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran.
5. Untuk seleksi, yaitu memilih dan menentukan peserta didik yang sesuai
dengan jenis pendidikan tertentu.
6. Untuk menentukan kenaikan kelas.
7. Untuk menempatkan peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

2.7.2 PRINSIP-PRINSIP EVALUASI PEMBELAJARAN

12
Untuk memperoleh hasil evaluasi yang baik, seorang pendidik harus
memperhatikan prinsip-prinsip umum evaluasi. Prinsip-prinsip umum evaluasi
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Shahih
Evaluasi didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur
2. Sistematis
Evaluasi dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti
lagkah-langkah baku.
3. Berkriteria
Evaluasi didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan
oleh instrument penilaian yang disusun dengan merujuk pada kompetensi (SKL,
SK, dan KD)
4. Objektif
Evaluasi didasarkan pada prosedur dan criteria yang jelas tanpa dipengaruhi
oleh subjektivitas evaluator.
5. Adil
Evaluasi tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, adat istiadat,
status sosial ekonomi, dan gender.
6. Terpadu
Evaluasi merupakan salah satu komponen yang tidak twrpisahkan dari
kegiatan pembelajaran.
7. Terbuka
Prosedur evaluasi, criteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan
dapat diketahui oleh pihak yang berkepentigan.
8. Kontinuitas
Evaluasi tidak boleh dilakukan secara insidental, karena pembelajaran itu
sendiri adalah suatu proses yang kontinu.
9. Komprehensif
Dalam melakukan evaluasi terhadap suatu objek, pendidik harus mengambil
seluruh objek itu sebagai bahan evaluasi.
10. Kooperatif
Dalam kegiatan evaluasi, pendidik hendaknya bekerjasama dengan semua
pihak, seperti orang tua peserta didik, sesama pendidik, kepala sekolah, termasuk
dengan peserta didik itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar semua pihak merasa
puas dengan hasil evaluasi, dan pihak-pihak tersebut merasa dihargai.
11. Praktis
Praktis mengandung arti mudah digunakan, baik bagi pendidik yang
menyusun alat evaluasi maupun orang lain yang akan menggunakan alat tersebut.
Untuk itu, pendidik harus memperhatikan bahasa dan petunjuk mengerjakan soal.

13
12. Akuntabilitas
Evaluasi dapat di pertanggung jawabkan, baik dari segi tekhnik, prosedur,
maupun hasilnya.
Dalam konteks hasil belajar, Depdiknas (2003: 7), mengemukakan prinsip-
prinsip umum penilaian adalah mengukur hasil-hasil belajar yang telah ditentukan
dengan jelas dan sesuai dengan kompetensi serta tujuan pembelajaran; mengukur
sampel tingkah laku yang reprensentatif dari hasil belajar dan bahan-bahan yang
tercakup dalam pengajaran; mencakup jenis-jenis instumen penilaian yang paling
sesuai untuk mengukur hasil belajar yang diinginkan; direncanakan sedemikian
rupa agar hasilnya sesuai dengan yang digunakan secara khusus; dibuat dengan
reliabilitas yang sebesar-besarnya dan harus ditafsirkan secara hati-hati; dan
dipakai untuk memperbaiki proses dan hasil belajar.

2.8 Kelebihan dan Kekurangan Isi Buku Pembanding

 Kelebihan
Selain memiliki kekurangan buku ini juga memiliki kelebihan yang
terletak pada bagian cover, dimana cover dalam buku ini menarik. Dan dalam
penulisan, buku ini mampu membuat para pembaca memahami apa isi bukunya
dengan penjelasan-penjelasan yang ringan yang sangat mudah untuk di pahami.
Dan dalam buku ini juga terdapat Gambar atau grafik dari suatu pembahasan atau
sub judul.

 Kekurangan
Di dalam buku ini terdapat kekurangan dimana penulisan atau tiap kalimat
dalam buku pembanding ini terdapat beberapa kalimat yang sulit dimengerti atau
dipahami, dan dalam segi penulisan masih banyak ditemukan penulisan tanpa
spasi yang membuat pembaca sulit dalam membacanya.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Tujuan dan prinsip evaluasi pembelajaran baik dalam Alquran maupun
secara umum saling berkaitan ataupun relevan. Dalam segi tujuan evaluasi
pembelajaran secara umum adalah untuk mengetahui capaian kompetensi peserta
didik sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan pada kurikulum tingkat
satuan pendidikan. Sedangkan tujuan evaluasi pembelajaran dalam Alquran
memilik 11 (sebelas) tujuan evaluasi dan tujuan tersebut sudah tertuang dalam
kompetensi dasar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Adapun dari ketujuh prinsip evaluasi pembelajaran dalam Alquran yang
telah dipaparkan diatas juga saling berkaitan atau relevan dengan prinsip evaluasi
pembelajaran secara umum ataupun sesuai dengan penilaian yang dilakukan
pendidik pada Tingkat Satuan Pendidikan.

3.2 Saran
Dengan critical book yang telah selesai ini maka diharapkan para pembaca
dapat mengetahui kejelasan tentang Tujuan dan Prinsip Evaluasi Pembelajaran
dalam Alquran dan juga Tujuan dan Prinsip Evaluasi Pembelajaran secara umum
dan dapat diaplikasikan dalam mengevaluasi pembelajaran pada peserta didik
dengan baik bagi calon pendidik ataupun seorang pendidik.

17

Anda mungkin juga menyukai