Anda di halaman 1dari 9

Nama : 1. Mufidatur Rohmah (2019.02.02.

1309)
2. Nurunniatus Syarifah (2019.02.02.1301)
Kelas : PGMI 3D
Mata Kuliah : Sosiologi Pendidikan
Judul Essay : Kapitalisme Pendidikan
Studi kasus : Dampak Kapitalisme Pendidikan Terhadap Masyarakat Kalangan
Menengah Kebawah

A. PENDAHULUAN
Pada dasarnya Pendidikan merupakan salah satu aspek yang paling
penting dalam kehidupan sosial masyarakat. Pendidikan sendiri sangat
menentukan tingkat kemajuan masyarakat dalam suatu negara. Dengan
adanya Pendidikan yang berkualitas akan menumbuhkan masyarakat dan
bangsa yang berkualitas. Begitu juga sebaliknya apabila Pendidikan tidak
berkualitas dapat menjadikan masyarakat yang jauh dari kata cerdas dan
berkualitas. Dengan Pendidikan yang berkualitas akan menumbuhkan
bangsa yang cerdas sehingga dapat mewujudkan masyarakat pada
kesejahteraan dan kemakmuran.
Dalam UU No.30 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan nasional,
menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritusl keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia dan keterampilan yang diperlukan oleh dirinya sendiri, masyarakat
bangsa dan juga negara.
Namun saat ini Pendidikan seringkali menjadi beban tersendiri bagi
masyarakat Indonesia, mengapa begitu, karena masih banyak masyarakat
di Indonesia yang belum sepenuhnya mendapatkan Pendidikan yang layak
karena factor tidak adanya biaya untuk menjangkau Pendidikan tersebut.
Saat ini Pendidikan seakan akan menjadi sesuatu yang mewah sehingga
mahal harganya sehinnga banyak masyarakat yang tidak mampu untuk
mendapatkannya.
Fenomena ini disebabkan adanya budaya kapitalis yanag telah
merambah dunia Pendidikan. Dalam dunia Pendidikan tidak luput dengan
adanya kekejaman kapitalisme yang cenderung hanya memikirkan uang
dan keuntungan dibidang materi saja. Yang awalnya Pendidikan
diperuntukkan kepada seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali tetapi
karena adanya budaya kapitalis yang menjamah Pendidikan di Indonesia,
saat ini seakan akan hanya masyarakat menengah keatas yang mampu
mendapatkannya. Sedangkan masyarakat menengah kebawah Pendidikan
hanyalah sebuah angan yang tidak mudah untuk didapatkan.
Dari beberapa uraian diatas penulis akan sedikit memaparkan
bagaimana kapitalisme di Indonesia dan juga dampak apa yang akan
ditimbulkan. Selain itu adanya sekolah favorit atau sering disebut sekolah
unggulan seakan akan menjadi sekolah yang lebih unggul dan lebih
berkompeten dari sekolah pada umumnya. Tentu juga biaya yang
dikeluarkan tidak sedikit untuk bersekolah di sekolah favorit dan sering
menjadi kebanggan tersendiri bagi masyarakat menengah keatas.
B. PEMBAHASAN
1. Kapitalisme Pendidikan di Indonesia
Sampai saat ini masih banyak ditemui masalah-masalah yang
berkaitan dengan sistem Pendidikan di Indonesia. Salah satu
permasalahan yang saat ini masih banyak diperbincangkan yaitu
mengenai biaya Pendidikan, dikarenakan pengelola Pendidikan
menetapkan biaya Pendidikan tanpa berfikir terlebih dahulu apakah
masyarakat atau para pengguna jasa Pendidikan mampu untuk
membayar biaya yang sudah ditetapkan. Dan hal tersebut akan
memberatkan masyarakat menengah kebawah.
Bahkan dari tahun ke tahun biaya Pendidikan di Indonesia
semakin meningkat. Bagi kalangan masyarakat menengah keatas tidak
akan menjadi permasalahan baginya, karena menurut mereka
Pendidikan itu penting untuk menggambarkan dan juga
mempertahankan status social maupun status ekonomi mereka.
Berbeda dengan masyarakat menengah kebawah biaya Pendidikan

2
yang mahal tentu akan sangat menyusahkan dan membebani mereka,
mahalnya biaya pendidikan tentu saja suatu hal yang sangat tidak
diinginkan bagi masyarakat menengah kebawah.
Permasalahan mengenai biaya Pendidikan tentunya akan
menimbulkan kesenjangan sosial dan juga akan memunculkan stigma
masyarakat bahwa orang menengah keatas atau orang kayalah yang
mampu daan bisa mendapatkan Pendidikan tersebut, sedangkan
masyarakat menengah kebawah tentunya akan kesulitan mendapatkan
Pendidikan yang setara dan Pendidikan yang diinginkannya.
Permasalahan Pendidikan di Indonesia makin hari makin
berkembang. Satu permasalahan saja belum terselesaikan tetapi masih
timbul permasalahan lagi. Contohnya permasalahan mengenai kualitas
Pendidikan di setiap sekolah yang kadang belum sesuai harapan,
bahkan permasalahan pemerataan Pendidikan di Indonesia yang saat
ini juga belum terpecahkan masalahnya, malah timbul permasalahan
baru yaitu masalah kapitalisme Pendidikan.
Permasalahan Pendidikan di Indonesia sulit diselesaikan karena
perkembangan zaman di era globalisasi, berkembangnya IPTEK dan
kebudayaan dalam dunia Pendidikan juga semakin berkembang.
Sehingga masih banyak masyarakat menengah kebawah yang
kesejahteraannya masih dibawah standart kelayakan hidup. Menurut
mereka biaya Pendidikan sangat mahal padahal untuk biaya makan
sehari hari juga masih sangat kesusahan. Akibat dari fenomena
tersebut banyak anak-anak yang memutuskan untuk putus sekolah dan
tidak meneruskan kejenjang Pendidikan yang lebih tinggi dikarenakan
faktor biaya sekolah.
Pendidikan di Indonesia telah masuk dalam sistem kapitalisme
Pendidikan, maksudnya Pendidikan dijadikan menjadi bisnis bagi
mereka yang pemegang modal. Pemegang modal tersebut membangun
instansi Pendidikan dengan modal yang mereka punya dari modal
tersebut akan mendapat keuntungan yang besar yang didapat dari
penerima jasa Pendidikan. Para pemegang modal tersebut menetapkan

3
biaya yang mahal sehingga Pendidikan hanya bisa diakses oleh
masyarakat menengah keatas. Pokok permasalahan utama dalam
Pendidikan di Indonesia saat ini adalah faktor biaya Pendidikan yang
mahal dan sulit dijangkau oleh seluruh masyarakat di Indonesia.
Pendidikan diambil alih oleh pemegang modal dan inilah yang disebut
kapitalisme Pendidikan.
Dampak kapitalisme Pendidikan di Indonesia:
1. Peran negara dalam Pendidikan semakin menghilang
Hilangnya peran negara dalam Pendidikan akan berdampak pada
banyaknya kemiskinan di Indonesia.
2. Masyarakaat semakin terkotak-kotak berdasarkan status sosial
ekonomi
Dikarenakan Pendidikan yang berkualitas hanya bisa didapatkan
oleh masyarakat menengah keatas. Sedangkan masyarakat
menengah kebawah sulit mendapatkannya karena faktor biaya.
3. Indonesia akan tetap berasa dalam sistem kapitalisme global
Karena di Indonesia sistem kapitalisme tidak hanya berlaku pada
sistem ekonominya tapi dalam sistem Pendidikan sampai saat ini
masih dipengaruhi kapitalisme
4. Dalam kapitalisme negara hanya sebagai fasilitator
Dalam kapitalisme negara hanya sebagai fasilitator yang berperan
aktif dalam Pendidikan adalah pihak swasta atau pemilik modal
5. Pendidikan hanya bisa didapatkan oleh masyarakat menengah atas
6. Kapitalisme Pendidikan bertentangan dengan tradisi manusia
Karena sebenarnya visi dari Pendidikan adalah strategi untuk
eksistensi manusia dan juga untuk menciptakan keadilan manusia.
Tapi karena adanya kapitalisme visi Pendidikan diganti smenjadi
visi yang meletakkan Pendidikan sebagai komoditas.
Dapat disimpulkan dampak kapitalisme Pendidikan di Indonesia
menyebabkan pemerataan Pendidikan di Indonesia yang kurang merata
dikarenakan banyak masyarakat yang tidak bisa mendapatkan

4
Pendidikan. Karena mahalnya biaya Pendidikan yang tidak dapat
dijangkau oleh Sebagian masyarakat.
2. Kapitalisme Pendidikan Dalam Sekolah Unggulan dan Sekolah
Biasa
Sekolah merupakan sebuah lembaga dimana peserta didik dapat
memperoleh ilmu, wawasan dan pengalaman belajar yang biasanya
mendukung seseorang untuk memperoleh masa depan yang cerah.
Mayoritas orang berharap melalui sekolah yang tinggi, mereka bisa
memperbaiki kehidupannya baik itu dari segi ekonomi, social dan agar
bisa mendapatkan posisi di masyarakat. Pada dasarnya, semua lapisan
masyarakat mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh
pendidikan. Dilihat dari mayoritas orang, pendidikan tertinggi yang
diperoleh seseorang itu akan digunakan sebagai indeks kedudukan
sosialnya. Meskipun memang tingkat social seseorang tidak dapat
sepenuhnya didasarkan atas pendidikannya, namun pendidikan yang
tinggi bertalian erat dengan kedudukan social yang tinggi pula.
Sejak duduk di Sekolah Dasar kita sudah berlomba-lomba untuk
mendapatkan peringkat satu di kelas karena hal ini bisa menjanjikan
posisi social dimasa depan. Selain itu, nama sekolah dan lembaga juga
menjadi penentu posisi sosial, seperti anak yang sekolah disekolah
favorit atau sekolah unggulan akan dinilai lebih pintar dan lebih
unggul daripada anak yang sekolah di sekolahan yang tidak favorit.
Masyarakat social akan memandang sekolah unggulan kualitas
pendidikan dan fasilitasnya pasti lebih baik dibanding dengan sekolah
biasa yang dinilai kualitas pendidikannya lebih rendah dan fasilitas
yang diberikan sekolah pun kurang memadai.
Tuntutan globalisasi saat ini menghadapkan kita pada persaingan
yang membutuhkan kemampuan intelektual yang tinggi. Tentu saja hal
ini tidak terlepas dari sekolah yang diharapkan mampu mencetak
manusia yang berkualitas dan mampu bersaing secara sehat ditengah
persaingan yang ketat sekarang ini. Karena itulah sekarang banyak
bermunculan lembaga pendidikan , khususnya dengan membentuk

5
sekolah-sekolah unggul yang menawarkan fasilitas lengkap, tenaga
pengajar yang professional, kurikulum yang unggul dan lain
sebagainya. Hal ini tentu saja diimbangi dengan biaya yang cukup
besar.
Bagi anak yang berasal dari keluarga menengah kebawah tidak
dapat bersaing karena keterbatasan ekonomi walaupun anak tersebut
mempunyai potensi yang lebih besar. Mahalnya biaya pendidikan akan
meyebabkan semakin sulitnya siswa dari kalangan bawah untuk
bersekolah di sekolah-sekolah unggul. Bagi orang kalangan atas biaya
sekolah yang tinggi bukanlah masalah bagi mereka. Kondisi ini
menyebabkan masyarakat terbagi kedalam kelas-kelas tertentu. Dilihat
dari hal ini, pendidikan yang ada di Indonesia telah terjebak dalam
dunia kapitalisme. Anak-anak dari kalangan atas yang bisa masuk ke
sekolah unggulan, bisa mendapat pendidikan yang lebih baik dan
dengan fasilitas yang lebih baik pula. Sedangkan anak-anak dari
kalangan bawah yang tidak mampu masuk ke sekolah favorit karena
mengingat mahalnya biaya yang harus dibayar. Sehingga jika dilihat
dari hal ini hanya orang kaya saja yang bisa mendapatkan pendidikan
yang baik karena mereka mempunyai banyak uang sedangkan orang
dari kalangan bawah hanya mendapatkan pendidikan seadanya dan
sebisanya saja bahkan tak jarang anak dari kalangan bawah putus
sekolah dikarenakan keterbatasan biaya.
Sekolah favorit atau unggulan banyak dipandang dengan kualitas
pendidikan yang baik sehingga orang tua berlomba-lomba
memasukkan anak-anaknya kesekolah favorit dengan bayangan akan
mendapatkan masa depan baik. Tanpa mereka berfikir apakah anak
tersebut akan lebih nyaman apabila mereka sekolah di sekolah
unggulan ataukah justru mereka lebih nyaman untuk bersekolah di
sekolah yang tidak termasuk sekolah unggulan. Misalkan disekolah
unggulan, dikenal dengan kualitas pendidikan yang baik dan
diharapkan mampu menciptakan lulusan yang berkualitas baik
sehingga bisa membawa nama baik sekolah sehingga siswa didorong

6
untuk selalu belajar dan berlatih, bayak kelas-kelas tambahan sehingga
mereka kurang memiliki waktu untuk menghabiskan waktu dengan
teman-temannya. Namun ternyata siswa justru merasa tertekan
sehingga berdampak beberapa program disekolah tidak diterapkan
secara maksimal.
Hal ini berbeda dengan di sekolah biasa. Di sekolah biasa tidak
terlalu padat kelas tambahan sehingga mereka mempunyai lebih
banyak waktu bersama teman-teman sehingga mereka tidak terlalu
merasa tertekan. Siswa di sekolah yang bukan merupakan sekolah
favorit juga tidak terlalu merasa terbebani dengan banyaknya tuntutan
sekolah demi meningkatkan nama baik sekolah. Hal ini bukan berarti
siswa berlaku seenaknya, tetapi siswa juga tetap bersikap sopan dan
yang melanggar tetap diberi konsekuensi sesuai peraturan. Di sekolah
biasa pendidikan atau materi yang diajarkan juga tidak terlalu
tertinggal dengan sekolah-sekolah favorit. Jika untuk fasilitas
disekolah mungkin memang lebih lengkap dan memadai fasilitas yang
disediakan di sekolah favorit. Jadi tak jarang siswa sekolah favorit
lebih ingin sekolah biasa karena meraka merasa lebih santai sehingga
mereka tidak terlalu tertekan.
C. KESIMPULAN
Sampai saat ini masih banyak ditemui masalah-masalah yang
berkaitan dengan sistem Pendidikan di Indonesia. Salah satu permasalahan
yang saat ini masih banyak diperbincangkan yaitu mengenai biaya
Pendidikan. Bahkan dari tahun ke tahun biaya Pendidikan di Indonesia
semakin meningkat. Bagi kalangan masyarakat menengah keatas tidak
akan menjadi permasalahan baginya tetapi hal itu pasti memberatkan
masyarakat kalangan bawah.
Pendidikan tinggi dijadikan seseorang untuk mendapatkan posisi social
yang bagus di mata masyarakat sehingga mereka berlomba-lomba untuk
memasukkan anak mereka kedalam sekolah unggulan tentu saja dengan
biaya yang mahal. Hal ini tentu saja menyulitkan orang-orang kalangan
bawah untuk mendapatkan pendidikan yang baik dengan fasilitas yang

7
lengkap dan memadai juga. Sehingga jika dilihat dari hal ini hanya orang
kaya saja yang bisa mendapatkan pendidikan yang baik karena mereka
mempunyai banyak uang.
Dapat disimpulkan dampak kapitalisme Pendidikan di Indonesia
menyebabkan pemerataan Pendidikan di Indonesia yang kurang merata
dikarenakan banyak masyarakat yang tidak bisa mendapatkan Pendidikan.
Karena mahalnya biaya Pendidikan yang tidak dapat dijangkau oleh
Sebagian masyarakat.

8
Daftar Pustaka

Arief, Budiman, Kebebasan, Negara, Pembangunan, Jakarta: Pustaka Alfabet,


2006.
Prayitno, Dasar Teori Dan Praksis Pendidikan, Jakarta: Grafindo, 2009.
Rifai, Ahmad, Politik dan Kapitalisme Pendidikan, Malang: UNM Press, 2015.
Komara, Endang, Peran Kapitalisme Pendidikan Dalam Era Globalisasi,
2012.
https://media.neliti.com/media/publications/226432-kapitalisme-pendidikan-
analisis-dampakny-db6db7db.pdf (diakses pada tanggal 18 Desember
2020)
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/solidarity/article/view/7288 (diakses
pada tanggal 18 Desember 2020)

Anda mungkin juga menyukai