Anda di halaman 1dari 24

SINDIKAT

KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN ORGANISASI (KMO)


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Disusun oleh:
Aprilia Rizkiani Putri

Sebagai syarat mengikuti Senior Course (SC) Badan Pengelola Latihan Himpunan
Mahasiswa Islam Cabang Tulungagung

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)


CABANG TULUNGAGUNG
2023
SINDIKAT NDP HMI
Jenjang : Latihan Kader I (LK I)
Materi : Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi (KMO)
Alokasi Waktu : 180 menit
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Menjadikan peserta training LK 1 untuk dapat mengetahui dan memahami
perannya di dalam sebuah organisasi, dalam halnya mengenai kepemimpinan
dan manajemen.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Peserta dapat memahami hakikat dari kepemimpinan manajemen dan
organisasi.
2. Peserta bisa menerapkan/ megimplementasikan kepemimpinan dan
manajemen di baik di dalam organisasi atau kehidupan sehari- hari
C. Pokok-Pokok Bahasan
1. Kepemimpinan
a. Pengertian Kepemimpinan
b. Teori dan Konsepsi Kepemimpinan
c. Fungsi- Fungsi Kepemimpinan
d. Syarat Syarat Kepemimpinan
e. Tipe- Tipe Atau Model Kepemimpinan
2. Manajemen
a. Pengertian Manajemen
b. Fungsi- Fungsi Manajemen
c. Unsur- Unsur Manajemen
d. Analisi SWOT
3. Organisasi
a. Pengertian Organisasi
b. Ciri Ciri Organisasi
c. Prinsip-Prinsip Organisasi
d. Model – Model Organisasi
e. Organisasi Modern
4. Hubungan antara Kepemimpinan, Manajemen, dan Organisasi
D. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Diskusi atau dialog
3. Tanya jawab.
E. Media Pembelajaran
1. Spidol atau kapur
2. Papan tulis
3. Penghapus
4. PPT
5. Laptop
6. Proyektor
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi kegiatan Metode
waktu
1. Fasilitator memberi salam.
2. Fasilitator memberikan Mukadimah
dan berkenalan dengan peserta.
3. Fasilitator mengajukan pertanyaan
terkait kesehatan fisik dan mental. 10
Pendahuluan Ceramah
4. Fasilitator mengajukan pertanyaan Menit
terkait materi yang disampaikan
sebelumnya.
5. Fasilitator menjelaskan tentang tujuan
pembelajaran yang akan di sampaikan
Penyampaian Materi
1. Kepemimpinan
a. Pengertian Kepemimpinan
b. Teori dan Konsepsi
Kepemimpinan
Ceramah,
c. Fungsi- Fungsi dan
130
Inti Kepemimpinan dialog
Menit
(tanya
d. Syarat Syarat jawab)
Kepemimpinan
e. Tipe- Tipe Atau Model
Kepemimpinan
2. Manajemen
a. Pengertian Manajemen
b. Fungsi- Fungsi
Manajemen
c. Unsur- Unsur Manajemen
d. Analisi SWOT
3. Organisasi
a. Pengertian Organisasi
b. Ciri Ciri Organisasi
c. Prinsip-Prinsip Organisasi
d. Model – Model Organisasi
e. Organisasi Modern
4. Hubungan antara
Kepemimpinan, Manajemen,
dan Organisasi.

1. Fasilitator dan peserta melakukan


refleksi terhadap kegiatan forum.
2. Fasilitator memberikan motivasi
Ceramah
kepada peserta agar membuka pikiran 10
Penutup dan
untuk ilmu pengetahuan Menit
dialog
3. Peserta diberikan kesempatan kesan
dan pesan (bila perlu)
4. Fasilitator mengucapkan salam

G. Uraian
1. Kepemimpinan
a) Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan berasal dari kata “pimpin” yang berarti
tuntun, bina atau bimbing, dapat pula berarti menunjukan jalan yang
baik atau benar, tetapi dapat pula berarti mengepalai pekerjaan atau
kegiatan. 1 Kepemimpinan dapat pula di definisikan sebagai seni
mempengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan,
kepercayaan, kehormatan, dan kerjasama yang bersemangat dalam

1
Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN
Balai Pustaka, 1990), hal. 684
mencapai tujuan bersama. 2 Sedangkan menurut stephen P. Robbins
“Kepemimpinan adalah kemampuan untuk memepengaruhi suatu
kelompok untuk pencapaian tujuan”.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, istilah pemimpin
diartikan sebagai pemuka, penuntun (pemberi contoh) atau penunjuk
jalan. Jadi secara fisik pemimpin itu berada didepan. Tetapi pada
hakikatnya, dimanapun tempatnya, seseorang dapat menjadi
pemimpin dalam memberikan pimpinan. Hal ini sesuai dengan
ungkapan Kihajar Dewantoro yang terkenal “ing ngarso sung tuloda,
ing madyo mangun karso, tut wuri handayani” artinya, jika ada
didedapan memberikan contoh, di tengah-tengah memberikan
dorongan/motivasi, sedangkan apabila berada dibelakang dapat
memberikan pengaruh yang menentukan. Dalam bahasa Inggris,
istilah kepemimpiana disebut dengan leadership.Seiring dengan
istilah tersebut, Soehardjono memaparkan istilah kepemimpinan
(leadership) secara etimologis, leadership bersal dari kata “to lead”
(bahasa inggris) yang artinya memimpin, Selanjutnya timbullah kata
“leader” artinya pemimpin yang akhirnya lahir istilah leadership
yang diterjemahkan menjadi kepemimpinan.3
Menurut Wahjosumidjo, dalam praktek organisasi, kata
“memimpin” mengandung konotasi menggerakkan, mengarahkan,
membimbing, melindungi, membina, memberikan teladan,
memberikan dorongan, memberikan bantuan, dan sebagaimana. 4
b) Teori dan Konsepsi Kepemimpinan
Menurut Pamudji, terdapat lima teori kepemimpinan yaitu:5
1) Teori sifat (Traits theory)

2
Rivai, Kepemimpinan Pendidikan, (Jakarta: Cahaya Ilmu, 2003), hal. 3
3
Soehardjono, Kepemimpinan: Suatu Tinjauan singkat tentang Pemimpin dan
Kepemimpinan serta Usaha-usaha Pengembangannya,(Malang:APDN Malang Jawa Timur,1998),
hal .127
4
Anoraga, Pendekatan Kepemimpinan Lembaga Pendidikan, (Surabaya:Usaha Nasional,
1990), hal.349
5
S. Pamudji, Kepemimpinan Pemerintahan di Indonesia (Jakarta: PT. Bumi Askara, 1986),
hAL. 145
Berdasarkan teori ini, asumsi dasar yang dimunculkan adalah
seorang pemimpin harus memiliki sifat-sifat kepemimpinan
yang sudah diwariskan dalam dirinya. Teori sifat
mengidentifikasi kepribadian tertentu atau karakteristik perilaku
yang sama pada umumnya pemimpin. Kepemimpinan
memerlukan serangkaian sifat atau perangai tertentu yang
menjamin keberhasilan. Keberhasilan seorang pemimpin
terletak pada kepribadian (personality) seorang pemimpin itu
sendiri. Oleh karena itu, dalam perspektif penganut teori sifat,
teori tersebut dapat dikembangkan dengan cara menggali
karaketeristik bawaan pimpinan yang telah terjadi, baik yang
berhasil maupun kurang berhasil.
2) Teori lingkungan (Enviromental theory)
Teori ini beranggapan bahwa munculnya seorang pemimpin
adalah hasil dari waktu, tempat, dan keadaan. Dengan kata lain,
seseorang bisa menjadi pemimpin karena suatu tantangan atau
kejadian penting, sehingga kondisi dan situasi tersebut membuat
dirinya untuk ‘bangkit’ menjadi pemimpin. Teori ini berasumsi
bahwa kepemimpinan akan berhasil jika pemimpin tersebut
mampu menghadapi tantangan pada saat itu.
3) Teori pribadi dan situasi (Personal-situational theory) Teori ini
merupakan gabungan dari teori sifat dan teori lingkungan.
Seseorang tidak dapat dikatakan sebagai seorang pemimpin
hanya dengan sifat-sifat yang dimilikinya. Maka dari itu, teori
pribadi dan situasi ini merupakan perpaduan dari teori sifat dan
lingkungan, agar pemimpin tersebut (dengan sifat
kepemimpinan yang ada dalam dirinya) mampu bertindak
dengan profesional dalam menghadapi berbagai tantangan.
Dengan problem yang berbeda dalam situasi yang berbeda,
pemimpin tersebut mampu merubah gaya kepemimpinannya
sesuai tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional.
Kriteria seorang pemimpin yang ideal tidak hanya berpatokan
pada sifat yang ada dalam dirinya, namun sifat yang dimilikinya
dapat digunakan dalam situasi dan kondisi apapun guna
menghadapi tantangan-tantangan.
4) Teori interaksi dan harapan (Interaction-expectation theory)
Teori interaksi dan harapan berasumsi bahwa semakin sering
terjadi interaksi dan partisipasi dalam kegiatan bersama,
semakin meningkat pula perasaan saling menyenangi antara
pemimpin dan anak buah. Ketika hubungan antara seorang
pemimpin dan anak buahnya baik, maka organisasi tersebut akan
berjalan dengan baik. Hubungan yang dimaksud adalah
bagaimana seorang pemimpin dapat mengidentifikasi anak
buahnya, lalu kemudian merangkul anak buahnya sehingga
hubungan sesama mereka terjalin dengan baik dan saling
memperjelas pengertian atas norma kelompok. Oleh karena itu,
teori ini mengandungi beberapa variabel yang tidak dapat
dipisahkan, yaitu ‘variabel aksi’, ‘reaksi’, ‘interaksi’, dan
‘perasaan’.
5) Teori pertukaran (exchange theory)
Teori ini mengindikasikan adanya interaksi sosial antara
pemimpin dan anggotanya, seperti adanya tukar-menukar antara
seorang pemimpin dan anak buahnya. Proses tukar-menukar
tersebut menjadikan semua pihak merasa dihargai dan
mendapatkan sesuatu yang tidak dimilikinya. Upaya tersebut
dilakukan dengan cara mengembangkan kebiasaan perilaku
seorang pemimpin sehingga berpengaruh terhadap anggota
dalam keikutsertaan berbagai kebijakan pemimpin. Proses sosial
antara pemimpin dan yang dipimpin berlangsung terus-menerus
karena setiap pihak merasa memperoleh keuntungan bersama.
Pemimpin mendapatkan respons positif dari anggotanya,
sehingga kebijakannya dapat terealisasi dan anggota menerima
bimbingan dan arahan dari pimpinannya guna terpenuhi
kebutuhannya.
c) Fungsi dan Peran Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan dapat disimak sebagaimana yang
dikemukakan oleh Hadari Nawawi yaitu:
1) Fungsi Instruktif adalah fungsi kepemimpinan yang bersifat
komunikasi satu arah, kepemimpinan yang efektif memerlukan
kemampuan menggerakkan dan memotivasi orang lain agar
tergantung pada pemimpin.
2) Fungsi Konsultatif yakni fungsi ini berlangsung dan bersifat dua
arah meskipun pelaksanaan sangat tergantung pada pemimpin.
3) Fungsi Partisipatif yakni fungsi ini tidak sekedar berlangsung
atau bersifat dua arah, tetapi juga berwujud pelaksanaan
hubungan manusia efektif, antara pemimpin dengan orang yang
sesama dipimpin.
4) Fungsi Pengendalian yaitu fungsi yang cenderung komunikasi
satu arah meskipun komunikasi tidak dilakukan dengan dengan
dua arah.6
d) Syarat- Syarat Kepemimpinan
1) Mempunyai kekuatan, kekuatan yang dimaksudkan disini adalah
kemampuan dan kapasitas serta kecerdasan dalam menunaikan
tugastugas.
2) Amanah, yakni kejujuran, dan kontrol yang baik.
3) Adanya kepekaan nurani yang dengannya diukur hak-hak yang
ada.
4) Profesional, hendaknya dia menunaikan kewajiban-kewajiban
yang dibebankan padanya dengan tekun dan profesional.
5) Tidak mengambil kesempatan dari posisi atau jabatan yang
sedang didudukinya.
6) Menempatkan orang yang paling cocok dan pantas pada satu-
satu jabatan. 7

6
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Gunung Agung.1996,), hal. 76
7
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah Sebuah Kajian Historis dan
e) Tipe- Tipe atau Model Kepemimpinan
1) Tipe Kepemimpinan Otokratis.
Tipe kepemimpinan yang mendasarkan diri pada kekuasaan
dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi. 8 Pemimpin semacam
ini ingin berkuasa penuh dalam berbagai situasi dan dalam
menjalankan roda pemerintahannya tanpa konsultasi. dengan
bawahannya. Kepemimpinan otokratis itu berdasarkan
kekuasaan dan paksaan yang mutlak dan biasanya yang
dikembangkan dalam kegiatannya hanya melaksanakan perintah
atasan, sementara bawahan tidak diberi kesempatan untuk
berinisiatif dan mengeluarkan pendapat-pendapat.9 Dalam
kepemimpinan otokratis seorang pemimpin sangat egois,
menentukan kebijakan, dan mengambil keputusan menurut
kehendaknya sendiri, dan juga dapat disebut pemimpin diktator.
Tipe kepemimpinan semacam ini memiliki keuntungan yaitu
kedisiplinan sangat tinggi dan dapat mengontrol pekerjaan
bawahannya dengan mudah. Adapun kekurangannya yaitu
bawahan tidak memiliki kreatifitas, dikarenakan tidak memiliki
kesempatan untuk berpartisipasi dan pengambilan keputusan
untuk perkembangan organisasi.
2) Tipe Kepemimpinan Demokratis.
Tipe kepemimpinan ini sangat berbeda dengan tipe
kepemimpinan otokrasi yang mendasarkan pada kekuasaan,
sedangkan tipe kepemimpinan demokratis melibatkan bawahan
yang harus melaksanakan keputusan. Hal ini sesuai penjelasan
Kartini Kartono bahwa tipe kepemimpinan demokratis adalah
kepemimpinan yang berorientasi pada manusia dan memberikan
bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. 10

Kontemporer, (PT Raja Grafindo Persada , Jakarta , 2006), hal.137


8
Kartini, Kartono. Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada.
1994,), hal. 83
9
Nawawi, Hadari, “Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi”, (Yogyakarta: Gajah
Mada University Press. 2003), hal. 91
10
Kartini, Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada.1994),
M. Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa kepemimpinan
demokratis yaitu pemimpin yang partisipatif berkonsultasi
dengan bawahan tentang tindakan dan keputusan yang diusulkan
serta mendorong adanya keikutsertaan bawahan. 11
Jalannya kepemimpinan demokratis menurut Veithzal Rivai
ditandai dengan adanya suatu struktur yang pengembangannya
menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang
kooperatif. 12 Di bawah kepemimpinan demokratis bawahan
cenderung bermoral tinggi, dapat bekerja sama, mengutamakan
mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri. Dalam
kepemimpinannya demokratis seorang pemimpin lebih
mengutamakan kepentingan bersama dari pada kepentingan
individu dan golongan. Dasar utama dalam kepemimpinannya
melakukan musyawarah dan kekeluargaan dalam menyelesaikan
masalah dan terciptalah iklim kerja yang sehat, saling
membantu, dan saling pengertian di antara mereka.
3) Tipe Kepemimpinan Laizzes Faire.
Tipe kepemimpinan ini dipersepsi bahwa roda pekerjaan
organisasi diserahkan pada bawahannya. Seorang pemimpin
memberikan keleluasaan pada bawahan dan menganggap
bawahannya orang yang dewasa, sehingga pemimpin tidak perlu
intervensi terhadap perjalanan organisasi. Di sini sang pemimpin
percaya penuh pada bawahan atas keberhasilan, tujuan, dan
sasaran yang hendak dicapai organisasi. Tipe kepemimpinan
semacam ini dikatakan oleh Sondang P. Siagian bahwa seorang
pemimpin dalam perannya memiliki pandangan pada umumnya
organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya, karena para
anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa
yang mengetahui segala sesuatu tujuan organisasi, sasaran

hal. 81
11
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Karya.
2004), hal. 49
12
Rivai, Veithzal, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori dan
Praktek, (Jakarta: Rajawali Press. 2009) hal. 61
organisasi, tugas para anggotanya, dan pemimpin tidak perlu
melakukan intervensi kehidupan organisasi. 13
Sejalan dengan itu Kartini Kartono menjelaskan bahwa
kepemimpinan laizzes faire ditampilkan oleh seorang tokoh
ketua dewan yang sebenarnya tidak becus mengurus dan dia
menyerahkan semua tanggung jawab serta pekerjaan kepada
bawahan atau kepada semua anggotanya.14
4) Tipe Kepemimpinan Kharismatik.
Sondang P. Siagian menjelaskan bahwa tipe kepemimpinan
kharismatik adalah suatu tipe kepemimpinan yang memiliki
karakteristik yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat
sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-
kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang
kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak
pengikut meskipun para pengikutnya tidak selalu dapat
menjelaskan secara kongkret mengapa orang tertentu itu
dikagumi. 15
Melihat penjelasan itu pemimpin kharismatik memiliki
kekuatan yang sangat baik dalam menarik dan memengaruhi
bawahan atau orang lain. Melalui kekuatan itu sangat mungkin
menggaet orang/pengikut yang sangat besar jumlahnya. Selaras
dengan ungkapan Kartini Kartono tipe kepemimpinan
kharismatik adalah tipe kepemimpinan yang memiliki kekuatan
energi, daya tarik, dan pembawa yang luar biasa untuk
memengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang
sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa
dipercaya. 16

13
Sondang P. Siagian., Teori dan Praktek Kepemimpinan, (Jakarta: Rinekacipta. 2003),
hal. 38
14
Kartini, Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada.
1994), hal. 76
15
Sondang P. Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, (Jakarta: Rinekacipta. 2003),
hal.37
16
Kartini, Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan…… hal. 81
5) Tipe Kepemimpinan Profetik
Profetik berasal dari kata prophet yang berarti Nabi. 17
Sehingga kepemimpinan profetik dapat diartikan sebagai
kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain
mencapai tujuan sebagaimana yang dilakukan oleh para Nabi
dan Rosul. Istilah profetik di Indonesia pertama kali
diperkenalkan oleh Kuntowijoyo (1991) melalui gagasannya
mengenai pentingnya ilmu sosial transformatif yang selanjutnya
disebut ilmu sosial profetik. Ilmu sosial profetik tidak hanya
menjelaskan dan mengubah fenomena sosial, tapi juga memberi
petunjuk ke arah mana transformasi dilakukan, untuk apa, dan
oleh siapa. Ilmu sosial profetik mencoba untuk melakukan
reorientasi terhadap epistemologi, yaitu reoreintasi terhadap
mode of thought dan mode of inquiry bahwa sumber ilmu
pengetahuan tidak hanya dari rasio dan empiri, tetapi juga dari
wahyu. 18 Berdasarkan pengertian tersebut, kepemimpinan
profetik dalam kajian ini merupakan konsep kepemimpinan
yang disusun berdasarkan sudut pandang Agama Islam.
2. Manajemen
a) Pengertian Manajemen
Pengertian Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur
proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Manajemen adalah suatu ilmu juga seni untuk membuat
orang lain mau dan bersedia berkerja untuk mencapai tujuan yang
telah dirumuskan bersama oleh sebab itu manajemen memerlukan
konsep dasar pengetahuan, kemampuan untuk menganalisis situasi,
kondisi, sumber daya manusia yang ada dan memikirkan cara yang

17
Munardji, Konsep Dan Aplikasi Kepemimpinan Profetik (Edukasi, n.d.), 71.
18
Sus Budiharto dan Fathul Himam, “Konstruk Teoritis dan Pengukuran Kepemimpinan
Profetik”, Jurnal Psikologi, 33, vol 2,(2006), hal. 136.
tepat untuk melaksanakan kegiatan yang saling berkaitan untuk
mencapai tujuan.19
Pada hakekatnya kegiatan manusia pada umumnya adalah
mengatur (managing) untuk mengatur disini diperlukan suatu seni,
bagaimana orang lain memerlukan pekerjaan untuk mencapai tujuan
bersama. Pengertian Manajemen adalah suatu rangkaian proses yg
meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan, evaluasi dan pengendalian dalam rangka
memberdayakan seluruh sumber daya organisasi/ perusahaan, baik
sumberdaya manusia (human resource capital), modal (financial
capital), material (land, natural resources or raw materials),
maupun teknologi secara optimal untuk mencapai tujuan organisasi/
perusahaan.20
Sedangkan secara terminologis para pakar mendefinisikan
manajemen secara beragam, diantaranya:
1) Schein memberi definisi manajemen sebagai profesi.
Menurutnya manajemen merupakan suatu profesi yang dituntut
untuk bekerja secara profesional, karakteristiknya adalah para
profesional membuat keputusan berdsarkan prinsip-prinsip
umum, para profesional mendapatkan status mereka karena
mereka mencapai standar prestasi kerja tertentu, dan para
profesional harus ditentukan suatu kode etik yang kuat.
2) Terry memberi pengertian manajemen yaitu suatu proses atau
kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pebgarahan
suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan
organisasional atau maksudmaksud yang nyata. Hal tersebut
meliputi pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan,
menetapkan cara bagaimana melakukannya, memahami
bagaimana mereka harus melakukannya dan mengukur
efektivitas dari usaha-usaha yang telah dilakukan.

19
Winda sari, “Penerapan Fungsi Manajemen Dalam Pengelolaan Pepustakaan” Jurnal
Imu Informasi Kepustakaan dan Kearsipan”, Volume 1 Nomor 1, edisi September 2012, hal. 41
20
Ismail Solihin, Pengantar Manajemen, Erlangga, Jakarta, 2012, hal. 12
3) Luther Gulick mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang
ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis
untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja
bersamasama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem ini
lebih bermanfaat bagi kemanusiaan. 21
b) Fungsi- Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen dapat dibagi menjadi empat bagian,
yakni planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian),
actuating (penggerakan), dan controlling (pengawasan):
1) Planning (perencanaan)
Planning (perencanaan) ialah menetapkan pekerjaan yang
harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang
digariskan. Planning mencakup kegiatan pengambilan
keputusan, karena termasuk dalam pemilihan alternatif alternatif
keputusan. Diperlukan kemampuan untuk mengadakan
visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan suatu pola
dari himpunan tindakan untuk masa mendatang.
Proses Perencanaan Proses perencanaan berisi empat tahap:
Menentukan tujuan perencanaan, Menentukan tindakan untuk
mencapai tujuan, Mengembangkan dasar pemikiran kondisi
mendatang, cara untuk mencapai tujuan, dan mengimplementasi
rencana tindakan dan mengevaluasi hasilnya.
2) Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian Organizing berasal dari kata organon
dalam bahasa Yunani yang berarti alat, yaitu proses
pengelompokan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan-
tujuan dan penugasan setiap kelompok kepada seorang manajer.
Pengorganisasian mempersatukan sumber-sumber daya pokok
dengan cara yang teratur dan mengatur orang-orang dalam pola
yang demikian rupa, hingga mereka dapat melaksanakan
aktivitas-aktivitas guna mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan.

21
Usman Effendi, Asas Manajemen, Rajawali Pers, Jakarta, 2014, hal. 1
Pengorganisasi adalah proses dan rangkaian kegiatan dalam
pembagian pekerjaan yang direncanakan untuk diselesaikan oleh
anggota kelompok pekerjaan, penentuan hubungan pekerjaan
yang baik diantara mereka, serta pemeliharaan lingkungan dan
fasilitas pekerjaan yang pantas.
3) Actuating (Penggerakan)
Penggerakan adalah satu usaha untuk menggerakan
anggotaanggota kelompok demikian rupa hingga mereka
berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran
perusahaan yang bersangkutan dan sasaran-sasaran anggota-
anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu ingin
mencapai sasaran-sasaran tersebut. Menggerakan berhubungan
erat dengan sumber daya manusia yang pada akhirnya
merupakan pusat sekitar apa aktivitas-aktivitas manajemen
berputar. Nilai-nilai, sikap, harapan, kebutuhan, ambisi,
harapan, pemuasan seseorang dan interaksinya dengan orang-
orang lain dan dengan lingkungan fisik kesemuanya bertautan
dengan proses menggerakan.
4) Controlling (Pengawasan)
Pengawasan adalah suatu kegiatan untuk mencocokkan
apakah kegiatan operasional (actuating) di lapangan sesuai
dengan rencana (planning) yang telah ditetapkan dalam
mencapai tujuan (goal) dari organisasi, Dengan demikian yang
menjadi obyek dari kegiatan pengawasan adalah mengenai
kesalahan, penyimpangan, cacat dan hal-hal yang bersifat
negatif. Sebutan controlling lebih banyak digunakan karena
lebih mengandung konotasi yang mencakup penetapan standar,
pengukuran kegiatan, dan pengambilan tindakan korektif.22
c) Unsur Unsur Manajemen

22
Rina primadha, “Peranan Fungsi Manajemen Dalam Menciptakan Kondisi Perusahaan
Yang Sehat” Jurnal Manajemen Bisnis, Volume 1 Nomor 3, edisi 2 Mei 2008, hal. 86
Menurut George R. Terry ayng saya kutip dari bukunya Efendi
dan Onong Uchyana. “Ilmu Komunikasi: Teori dan Prakteknya”,
unsur-unsur manajemen yang disebut yaitu, “the six M in
managemen” yakni, Man, Money, Material, Macahine, Methods dan
Market.
1) Men (Manusia)
Manusia memiliki peranan penting dalam sebuah organisasi
yang menjalankan fungsi manajemen dalam operasional suatu
organisasi yang menentukan tujuan dan dia pula yang menjadi
pelaku dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan. Tanpa manusia tidak ada proses kerja, sebab pada
dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu,
manajemen timbul kerana adanya orang-orang yang bekerja
sama untuk mencapai tujuan.
2) Money (Uang)
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak diabaikan.
Dalam dunia modern uang sebagai alat tukar menukar dan alat
mengukur nilai kekayaan, sangat diperlukan untuk mencapai
suatu tujuan. Karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara
rasional.
3) Methods (Metode)
Metode atau cara melaksanakan suatu pekerjaan guna
mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Cara kerja atau metode yang tepat sangat menentukan kelancaran
setiap kegiatan proses manajeman dari suatu organisasi.
4) Material (Barang/Perlengkapan)
Faktor ini sangat penting karena manusia tidak dapat
melaksanakan tugas kegiatannya tanpa adanya barang atau alat
perlengkapan, sehingga dalam proses perlengkapan suatu kegian
oleh suatu organisasi tertentu perlu dipersiapkan bahan
perlengkapan yang dibutuhkan.
5) Machines (Mesin)
Mesin adalah alat peralatan termasuk teknologi yang
digunakan untuk membantu dalam operasi untuk menghasilkan
barang dan jasa yang akan dijual serta memberi kemudahan
manusia dalam setiap kegiatan usahanya sehingga peranan mesin
tertentu dalam era moden tidak dapat diragukan lagi.
6) Market (Pasar)
Market merupakan pasar yang hendak dimasuki hasil
produksi baik barang atau jasa untuk menghasilkan uang dengan
produksi suatu hasil lembaga/perusahaan dapat dipasarkan,
karena itu pemasar dalam manajemen ditetapkan sebagai salah
satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Pasar diperlukan untuk
menyerbarluaskan hasil-hasil produksi agar sampai ketangan
konsumen.23
d) Analisi SWOT
Analisis SWOT adalah sebuah metode perencanaan strategis
yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (Strength),
kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity) dan ancaman
(Threat) yang terjadi dalam proyek atau di sebuah usaha bisnis, atau
mengevaluasi lini-lini produk sendiri maupun pesaing. Untuk
melakukan analisis, ditentukan tujuan usaha atau mengidentifikasi
objek yang akan dianalisis. Kekuatan dan kelemahan
dikelompokkan ke dalam faktor internal, sedangkan peluang dan
ancaman diidentifikasi sebagai faktor eksternal.
Menurut Pearce dan Robinson SWOT adalah singkatan dari
kekuatan (Strength) dan kelemahan (weakness) intern perusahaan
serta peluang (opportunities) dan ancaman (threat) dalam
lingkungan yang dihadapi perusahaan. Analisis SWOT merupakan
cara sistematik untuk mengidentifikasi faktor- faktor dan strategi
yang menggambarkan kecocokan paling baik diantara mereka.
Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang

23
Effandi, Onong Uchyana. Ilmu Komunikasi: Teori dan Prakteknya, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), hal. 18
efektif akan memaksimalkan kekuatan dan peluang meminimalkan
kelemahan dan ancaman. Bila diterapkan secara akurat, asumsi
sederhana ini mempunyai dampak yang sangat besar atas rancangan
suatu strategik yang berhasil.
Analisa ini secara logis dapat membantu dalam proses
pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan berkaitan
dengan visi dan misi perusahaan serta tujuan perusahaan. Sehingga
analisis SWOT dapat digunakan sebagai alat efektif untuk
menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi perusahaan,
sebagai proses pengambilan keputusan untuk menentukan strategi. 24
Adapun faktor- faktor dalam analisi SWOT sebagai berikut:
1) Kekuatan (Strenghts)
Kekuatan merupakan sumber daya/ kapabilitas yang
dikendalikan oleh perusahaan atau tersedia bagi suatu
perusahaan yang membuat perusahaan relatif lebih unggul
dibanding dengan pesaingnya dalam memenuhi kebutuhan
pelanggan yang dilayaninya. Kekuatan muncul dari sumber daya
dan kompetensi yang tersedia bagi perusahaan. Kekuatan dapat
terkandung dalam sumber daya keuangan, citra, kepemimpinan
pasar, hubungan pembeli dan pemasok dan faktor- faktor lain.
Faktor- faktor kekuatan yang dimiliki perusahaan atau
organisasi adalah kompetensi khusus yang terdapat dalam
organisasi yang berakibat pada pemilikan keunggulan
komparatif oleh unit usaha di pasaran. Dikatakan demikian
karena satuan bisnis memiliki sumber keterampilan, produk
andalan dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari pada
pesaing dalam memuaskan kebutuhan pasar yang sudah
direncanakan akan dilayani oleh satuan usaha yang
bersangkutan.
2) Kelemahan (Weakness)

24
Pearce Robinson, Manajemen Stratejik Formulasi, Implementasi dan Pengendalian, hal
229.
Kelemahan merupakan keterbatasan/ kekurangan dalam satu
atau lebih sumber daya/ kapabilitas suatu perusahaan relatif
terhadap pesaingnya, yang menjadi hambatan dalam memenuhi
kebutuhan pelanggan secara efektif. Dalam praktek keterbatasan
dan kelemahan -kelemahan tersebut bisa terlihat pada sarana dan
prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan
manajerial yang rendah, keterampilan pemasaran yang tidak
sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang
diminati oleh konsumen atau calon pengguna dan tingkat
perolehan keuntungan yang kurang memadai. Kekuatan dan
kelemahan internal merupakan aktivitas terkontrol suatu
organisasi yang mampu dijalankan dengan sangat baik atau
buruk. Hal ini muncul dalam manajemen, pemasaran, keuangan
atau akuntansi, produksi, penelitian dan pengembangan dan
sebagainya.
3) Peluang (Opportunities)
Peluang merupakan situasi utama yang menguntungkan
dalam lingkungan suatu perusahaan. Kecenderungan utama
merupakan salah satu sumber peluang. Identifikasi atas segmen
pasar yang sebelumnya terlewatkan, perubahan dalam kondisi
persaingan/ regulasi, perubahan teknologi, dan membaiknya
hubungan dengan pembeli/ pemasok dapat menjadi peluang bagi
perusahaan.
4) Ancaman (Threats)
Ancaman merupakan situasi utama yang tidak
menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan. Ancaman
merupakan penghalang utama bagi perusahaan dalam mencapai
posisi saat ini atau yang diinginkan. Masuknya pesaing baru,
pertumbuhan pasar yang lamban, meningkatnya kekuatan
tawarmenawar dari pembeli/ pemasok utama, perubahan
teknologi, dan direvisinya atau pembaharuan peraturan, dapat
menjadi penghalang bagi keberhasilan perusahaan.25
Faktor kekuatan dan kelemahan dalam suatu perusahaan, sedang
peluang dan ancaman merupakan faktro- faktor lingkungan yang
dihadapi oleh perusahaan yang bersangkutan. Analisis SWOT
merupakan instrument yang ampuh dalam melakukan analisis
strategi, keampuhan tersebut terletak pada kemampuan para penentu
strategi perusahaan untuk memaksimalkan peranan faktor kekuatan
dan pemanfaatan peluang sehingga berperan sebagai alat untuk
meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam tubuh perusahaan
dan menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi.
3. Organisasi
a) Pengertian Organisasi
Organisasi sebagai suatu entitas tempat beberapa orang
berkumpul harus benar-benar dipahami keberadaanya, dengan
mengenal dan memahami organisasi memungkinkan tujuan
yangdiharapkan dapat tercapai. Organisasi dikatakan oleh Gary N.
Mc.Lean sebagai situasi dimana dua atau lebih orang yang terlibat
dalam mencapai tujuan bersama. Sukanto Reksohadiprodjo dan
Hani Handoko mengatakan organisasi sebagai: (1) Suatu lembaga
sosial yang secara sadar dikoordinasikan dan dengan sengaja
disusun; (2) terdiri dari sekumpulan orang dengan berbagai pola
interaksi yang ditetapkan; (3) mempunyai batasan-batasan yang
secara relatif dapat diidentifikasikan dan keberadaanya mempunyai
basis yang relatif permanen; (4) dan dikembangkan untuk mencapi
tujuan-tujuan tertentu.26
b) Ciri- Ciri Organisasi
Dari definisi diatas maka ciri-ciri organisasi dapat kita bagi
berdasarkan definisi serta tujuan dan struktur organisasi, yaitu:

25
Ibid... 299
26
Sukanto Reksohadiprodjo dan Hani Handoko, Organisasi Perusahaan Teori Struktur
dan Perilaku (Yogyakarta: BPFE UGM, 2001), hal. 5.
1) Sekumpulan orang
Organisasi harus terdiri dari dua orang atau lebih manusia yang
sadar dalam membentuk organisasi, sama dengan terbentuknya
suatu kelompok.
2) Memiliki tujuan bersama
Organisasi harus memiliki tujuan organisasi yang utama yang
berusaha diraih oleh tiap-tiap anggota organisasi.
3) Adanya kerjasama
Tiap anggota organisasi harus bekerjasama dan berkoordinasi
satu sama lain untuk mempermudah dalam mencapai suatu
tujuan tertentu.
4) Memiliki aturan
Organisasi harus memiliki aturan atau batas-batas tertentu yang
harus dipatuhi dan diterapkan pada tiap anggota organisasi.
5) Memiliki pembagian tugas
Organisasi harus memilik pembagian tugas pada tiap anggota
agar bekerja satu sama lain dengan efektif dan efisien sesuai
kemampuan yang dimiliki.
c) Prinsip- Prinsip Organisasi
Dalam tulisannya yang berjudul “Principle of Industrial
Management,” L. P. Alford dan Russel Beatty (1951) mengatakan,
ada 7 prinsip organisasi. : ( Prinsip tujuan, Prinsip wewenang dan
tanggung jawab, Prinsip wewenang pokok, Prinsip penugasan
kewajiban-kewajiban, Prinsip definisi, Prinsip kesamaan, Prinsip
efektivitas organisasi)
d) Model- Model Organisasi
1) Organisasi formal
2) Organisasi informal
3) Organisasi sosial
4) Organisasi profit
5) Organisasi internasioanal
6) Organisasi ilegal
e) Organisasi Modern
Organisasi modern ditandai dengan ahirnya gerakan
contingency yang dipelopori Herbert Simon, yang menyatakan
bahwa teori organisasi perlu melebihi prinsip-prinsip yang dangkal
dan terlalu disederhanakan bagi suatu kajian mengenai kondisi yang
dibawahnya dapat diterapkan prinsip yang saling bersaing.
Kemudian Katz dan Robert Kahn dalam bukunya “the social
psychology of organization” mengenalkan perspektif organisasi
sebagai suatu sistem terbuka. Buku tersebut mendeskripsikan
keunggulan-keunggulan perspektif sistem terbuka untuk menelaah
hubungan yang penting dari sebuah organisasi dengan
lingkungannya, dan perlunya organisasi menyesuaikan diri terhadap
lingkungan yang berubah jika organisasi ingin tetap bertahan.
Teori modern yang kadang – kadang disebut juga sebagai
analisa system pada organisasi merupakan aliran besar ketiga dalam
teori organisasi dan manajemen. Teori modern melihat bahwa
semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan an saling
ketergantungan, yang di dalamnya mengemukakan bahwa
organisasi bukanlah suatu system tertutup yang berkaitan dengan
lingkungan yang stabil, akan tetapi organisasi merupakan system
terbuka.
4. Hubungan antara Kepemimpinan, Manajemen, dan Organisasi
Seperti yang telah dibahas di awal, Kepemimpinan, Manajemen dan
Organisasi merupakan satu kesatuan perangkat yang tidak bisa dipisahkan
satu sama lain. Keterkaitan ketiga point ini sangat erat dan saling
melengkapi. Kepemimpinan sangat dibutuhkan sebagai kontrol kendali
sebuah metoda manajemen dan menjalankan organisasi, Manajemen
sangat vital urgensinya untuk membuat dan menyusun kerangka rencana
kerja organisasi/lembaga/instansi serta membuat formulasi yang mujarab
untuk menyatukan kualitas SDM dengan sarana infrastruktur organisasi
yang tersedia, sedangkan organisasi merupakan tempat yang ideal sebagai
arena untuk melatih kepemimpinan seseorang dan sarana
pengejewantahan suatu metode manajemen.
Sinkronisasi antara Kepemimpinan, Manajemen dan Organisasi
yang kuat juga akan menghasilkan suatu pengambilan keputusan yang
akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.
H. Referensi
Anoraga. 1990. Pendekatan Kepemimpinan Lembaga Pendidikan,
(Surabaya:Usaha Nasional)
Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1990 (Jakarta: PN Balai Pustaka,)
Effendi, Usman. 2014. Asas Manajemen, (Rajawali Pers, Jakarta)
Hadari, Nawawi, 2003. “Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi”,
(Yogyakarta: Gajah Mada University Press)
Kartini, Kartono. 1994. Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada)
Nawawi, Hadari. 1996, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Gunung
Agung)
Nawawi, Hadari. 2003 “Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi”,
(Yogyakarta: Gajah Mada University Press.)
Primadha, Rina. 2008. “Peranan Fungsi Manajemen Dalam Menciptakan
Kondisi Perusahaan Yang Sehat” Jurnal Manajemen Bisnis, Volume 1
Nomor 3, edisi 2
Purwanto, M. Ngalim. 2004. Administrasi dan Supervisi Pendidikan,
(Bandung: Remaja Karya)
Rivai.2003, Kepemimpinan Pendidikan, (Jakarta: Cahaya Ilmu,)
Siagian, Sondang P. 2003, Teori dan Praktek Kepemimpinan, (Jakarta:
Rinekacipta)
Soehardjono.1998, Kepemimpinan: Suatu Tinjauan singkat tentang Pemimpin
dan Kepemimpinan serta Usaha-usaha
Pengembangannya,(Malang:APDN Malang Jawa Timur,)
Solihin, Ismail. 2012. Pengantar Manajemen, (Erlangga, Jakarta)
Veithzal, Rivai. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan
Dari Teori dan Praktek, (Jakarta: Rajawali Press)

Anda mungkin juga menyukai