Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN

TANTANGAN DAN SOLUSI MANAJEMEN PENDIDKKAN

Dosen pembimbing:

Adi Saputra,S.Sos.I, M.Pd

Kelas 3 E

Disusun Oleh :

Artantia Puji Utami (1911210131)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI BENGKULU

FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang Tantangan dan Solusi Manajemen Pendidikan. Dalam
penyusunan makalah ini, penyusun banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi
dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.

Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya
mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Penyusun menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.
Kritik konstruktif dari pembaca sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Bengkulu, Januari 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................4
C. Tujuan......................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian manajemen pendidikan..........................................................................6


B. Tantangan manajemen pendidikan..........................................................................7
C. Solusi tantangan manajemen pendidikan.................................................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDALUHUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan hakikatnya merupakan proses belajar seumur hidup bagi setiap individu.
Tidak dimulai ketika individu masuk ke gedung sekolah yang besar dan tidak pula diakhiri
ketika individu memakai toga. Lebih dari itu, pendidikan dimulai dari buaian hingga liang
lahat.

Indonesia sebagai Negara berkembang berusaha menampilkan yang terbaik untuk


mencerdaskan kehidupan bangsa dan mencetak generasi penerus yang sesuai dengan arah
perkembangan zaman saat ini, era globalisasi. Dengan segala pertiimbangan kurikulum terus
berubah-ubah.

Dewasa ini sistem pendidikan di Negara kita agaknya terlalu terburu-buru untuk
dibenahi dari KTSP yang disempurnakan menjadi Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 yang
sempat beberapa bulan menjadi perhatian khusus bagi pendidik khususnya, dihapus
sementara dan dikaji ulang karena muncul banyak kendala yang dihadapi. Niatan pemerintah
untuk merancang dan melaksanakan suatu kurikulum yang ideal akan sangat sulit dilakukan
ketika dalam personil terbawah dari suatu pendidikan yaitu lingkup sekolah kurang
koordinasi maupun kurang kerjasama.

Dengan merujuk pada hal di atas, pemakalah akan memaparkan manajemen


pendidikan dan tantangan yang dihadapinya dalam penyelenggaraan pendidikan secara
umum.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan apa pengertian manajmen pendidikan?
2. Apa saja tantangan yang ada pada manajemen pendidikan?
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk permasalahan dalam tantangan manajemen
pendidikan?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian manajemen pendidkan

4
2. mengetahui apa saja tantangan yang ada pada menajemen pendidikan
3. mengetahui solusi yang tepat untuk permasalahan dalam tantangan manajemen
pendidikan

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Pendidikan

Manajemen pada hakikatnya merupakan cara-cara pengelolaan suatu lembaga agar


lembaga tersebut efektif dan efisien. Suatu lembaga akan efisien apabila investasi yang
ditanamkan di dalam lembaga tersebut sesuai atau memberikan provit seperti yang
diharapkan. Kemudian suatu lembaga akan efektif apabila pengelolanya menggunakan
prinsip-prinsip yang tepat dan benar sehingga tujuan dari lembaga itu bisa tercapai. 1

Dalam manajemen Dale mengutip pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian
manajemen sebagai, (1) mengelola orang-orang yang artinya penanganan terhadap anggota
organisasi, (2) pengambilan keputusan, dan (3) proses mengorganisasi serta memakai
sumber-sumber untuk menyelesaikan tujuan yang sudah di tentukan. Dalam hal ini mencakup
para anggota dan materi. Orang dan materi termasuk dana diatur dan diarahkan kemudian
diputuskan aturan-aturan dan hasil arahan itu untuk mencapai tujuan organisasi.2

Secara umum juga manajemen diartikan sebagai proses mengintegrasikan sumber-


sumber yang tidak berhubungan menjadi sistem total untuk menyelesaikan suatu tujuan.
Sumber disini adalah orang-orang, alat-alat, media, bahan-bahan, uang dan sarana. Semuanya
diarahkan dan dikoordinasi agar terpusat dalam rangka menyelesaikan tujuan. Manajemen
bisa diartikan juga sebagai kegiatan-kegiatan non-rutin yang menangani gejolak baik positif
maupun negatif yang membutuhkan pemikiran dan aktifitas khusus untuk
menyelesaikannya.3

Sementara dalam manajemen pendidikan terkandung beberapa pengertian yaitu: 4

1. Manajemen pendidikan berarti kerjasama untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan


pendidikan dimulai dari tujuan sederhana sampai tujuan kompleks. Jika tujuan itu

1
H.A.R Tilaar, Membenahi Pendidikan Nasional, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hlm. 10-11.
2
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, 2011, hlm. 7.
3
Ibid, hlm. 8-9.
4
Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, RIneka Cipta, Jakarta, 2010, hlm. 15-18.

6
kompleks maka kompleks juga cara untuk mencapainya. Satu orang saja tidak akan
cukup untuk mencapainya jadi dibutuhkan beberapa orang yang bekerjasama.
2. Manajemen pendidikan mengandung arti proses untuk mencapai tujuan proses disini
dimulai dengan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan dan penilaian.
3. Manajemen pendidikan dapat dilihat dengan paradigma sistem. Sistem ialah keseluruhan
yang terdiri dari bagian-bagain yang berinteraksi dalam suatu proses untuk mengubah
masukan menjadi keluaran.
4. Manajemen pendidikan dapat dilihat juga dari segi efektivitas pemanfaatan sumber.
Sumber yang dimaksud adalah sumber manusia, uang, sarana dan prasarana dan waktu.
5. Manajemen juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan. Artinya disini sebagai usaha
untuk menjawab pertanyaan bagaimana ia berperan sebagai administrator yang baik. Ia
mampu menggerakkan orang lain, mempengaruhi, mengawasi, memberi contoh dan
bekerja sama.
B. Beberapa tantangan dalam Manajemen Pendidikan
Tantangan ialah hal atau objek yang menggugah tekad untuk meningkatkan
kemampuan dalam mengatasi masalah.5 Dalam makalah ini pemakalah mengartikan
tantangan sebagai masalah yang bisa menjadi bahan garapan atau bisa dicarikan solusinya
melalui apa yang ada pada manajemen pendidikan. Ada dua garis besar di dalamnya yakni
tantangan yang ada pada sumber daya pendidikan dan sistem pelaksanaan pendidikan.

Berkaitan dengan hal tersebut secara garis besar problematika penyelenggaraan


pendidikan Indonesia pada dasarnya berhubungan dengan beberapa hal diantaranya: 6

1. Sumber daya pendidikan belum cukup handal untuk mendukung tercapainya tujuan dan
target pendidikan secara efektif. Sumber daya pendidikan yang ada lebih difokuskan pada
urusan administratif daripada diarahkan pada proses pembelajaran yang menyeluruh.
2. Sistem pembelajaran lebih menitikberatkan pada kuantitas hasil dibanding kualitas
proses. Bisa dilihat dalam semangat dalam menyelenggarakan Ujian Nasional, mereka
lebih memusatkan perhatian pada jumlah lulusan daripada kualitas proses pembelajaran.
3. Kurikulum, proses pembelajaran, dan sistem evaluasi masih bersifat parsial terhadap
tujuan pendidikan nasional (pasal 3 Undang-Undang Dasar).
5
Kamus Besar Bahasa Indonesia
6
Dedi Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2011, hlm. 21.

7
4. Manajemen pendidikan dan kinerja mengajar guru/dosen lebih menfokuskan pada
tuntutan administrative (RPP dan laporan kelulusan) daripada menciptakan budaya
belajar yang bermutu.
5. Perubahan kebijakan dan kurikulum pendidikan belum mampu menjawab kualitas proses
dan mutu lulusan.
6. Peningkatan anggaran dan fasilitas belajar belum berdampak secara signifikan terhadap
kultur dan kinerja mengajar guru serta budaya belajar siswa/mahasiswa.
7. Pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan belum didukung oleh sistem, kultur dan kinerja
mengajar, serta budaya belajar secara komprehensif.
C. Solusi Permasalahan dalam Tantangan Manajemen Pendidikan

Melihat dari beberapa masalah yang ada di pembahasan sebelumnya. Maka akan
muncul pertanyaan bagaimana mengelola sistem pendidikan nasional supaya dapat sejalan
dengan dinamika global yang sedang dan akan terjadi.

Sistem pendidikan nasional sebagai suatu organisasi haruslah bersifat dinamis,


fleksibel, sehingga dapat menyerap perubahan-perubahan yang cepat. Dengan
mempertimbangkan kendala-kendala yang kita hadapi di dalam pelaksanaan pendidikan
nasional yaitu suatu sistem yang sangat sentralistis, birokratis, dan matinya inovasi, maka
sependapat dengan H.A.R Tilaar perlunya kebijakan reformasi manajemen pendidikan
nasional ssebagai berikut:7

1. Desentralisasi Pengelolaan Pendidikan Nasional

Sistem pendidikan nasional kita terlalu disentralisasikan. Kita mengenal satu jenis
kurikulum dan satu jenis ujian Negara yang didalihkan untuk mencapai kualitas. Namun
demikian praktek kebijakan sentralisasi telah mematikan berbagai inovasi pendidikan dan
menghasilkan manusia-manusia yang tanpa inisiatif yang bergerak karena petunjuk atasan.

Maka untuk lebih jelasnya akan dijelaskan bagaimana arti desentralisasi di bidang
pendidikan. Rondinellu dan Cheema mendefinisikan konsep desentralisasi sebagai
pengalihan tanggungjawab atas perencanaan, manajemen, penggalian, dan alokasi
sumberdaya dari pemerintah pusat dan perwakilannya kepada: (a) unit-unit pelakasana
7
H.A.R Tilaar, Op Cit, hlm. 6.

8
(lapangan) pemerintah pusat (tingkat otoritas pendidikan) atau perwakilannya (di tingkat
sekolah); (b) unit-unit di bawah atau level pemerintah; (c) otoritas publik dan korporasi-
korporasi yang bersifat semi otonom; (d) otoritas regional atau fungsional yang lebih luas (e)
lembaga swadaya masyarakat.8

Selanjutnya secara khusus keputusan-keputusan yang didesentralisasikan adalah yang


secara langsung berpengaruh pada siswa, dalam konteks MBS (manajemen berbasis sekolah),
Caldwell dan Spinks, memandang bahwa desentralisasi sebagai keputusan-keputusan yang
dibuat di tingkat sekolah sesuai dengan suatu kerangka garis pedoman dan kebijakan local,
nasional atau Negara. Disini sekolah tetap bertanggungjawab terhadap suatu kewenangan
pusat atas cara bagaimana beberapa sumberdaya dialokasikan yang secara luas mencakup:9

a. Pengetahuan (knowledge): desentralisasi keputusan berkaitan dengan kurikulum,


termasuk keputusan mengenai tujuan dan sasaran pendidikan
b. Teknologi (technology): desentralisasi keputusan mengenai sarana belajar-mengajar.
c. Kekuasaan (power): desentralisasi kewenangan dalam membuat keputusan.
d. Material (material): desentralisasi keputusan mengenai penggunaan fasilitas, pengadaan
dan peralatan alat-alat sekolah.
e. Manusia (people): desentralisasi keputusan mengenai sumber daya manusia, termasuk
pengembangan profesionalisme dalam hal-hal berkaitan dengan proses belajar-mengajar,
serta dukungan terhadap proses belajar-mengajar.
f. Keuangan (finance): desentralisasi keputusan mengenai alokasi keuangan.

Sementara itu Bullock dan Thomas mengelompokkan lingkup desentralisasi meliputi:10

a. Penerimaan (admission): desentralisasi keputusan tentang siswa-siswa mana yang akan


diterima di sekolah.
b. Penilaian (assessment): desentralisasi tentang keputusan berapa siswa yang akan dinilai.
c. Informasi (information): desentralisasi keputusan tentang seleksi data yang akan
dipublikasikan mengenai kinerja sekolah.

8
Ibtisam Abu-Duhou, School-Based Management, diterjemahkan oleh Noryamin Aini, Logos Wacana Ilmu, Jakarta,
2002, hlm.11.
9
Ibid, hlm. 19.
10
Ibid, hlm. 20.

9
d. Pendanaan (finding): desentralisasi keputusan tentang ketetapan uang masuk bagi
penerimaan siswa.
2. Pelatihan

Apabila pendidikan dasar sebagai basis pembangunan nasional diserahkan kepada


tanggung jawab daerah maka program-program pelatihan yang dibutuhkan oleh daerah
haruslah diserahkan juga pada daerah. Daerah yang persis mengetahui potensi-potensi
pembangunan, kesempatan kerja serta kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan oleh daerah
di dalam pembangunannya..

3. Manajemen Pendidikan Tinggi

Pembinaan sistem pendidikan tinggi nasional dalam hal ini PTN dan PTS perlu
direformasi. PTS lebih dilihat sebagai hama, bukan partner bagi PTN padahal pada kondisi
real nya PTS mampu bersaing tinggi dan mengeluarkan output yang kompeten untuk
kemajuan pembangunan Negara kita.

Berbagai konsep manajemen modern telah didiskusikan dalam lingkungan pendidikan


tinggi. PP no. 61 Tahun 1999 menunjukkan usaha untuk mencari bentuk manajemen yang
lebih sesuai.

10
BAB III

PENUTUTP

A. Kesimpulan

Manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang


berupa proses, pengelolaan, usaha kerja sama sekelompok manusia yang tergabung dalam
organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Agar efektif dan efisisen.

Manajemen pendidikan menyangkut cakupan yang luas dan berkaitan dengan


komponen yang kompleks, maka akan muncul berbagai tantangan di dalamnya. Dalam hal
ini ada dua masalah pendidikan yang merupakan tantangan dari manajemen pendidikan yakni
dilihat dari sumberdaya dan sistem pelaksanaan pendidikan.

Solusi yang cocok adalah dengan melakukan reformasi manajemen pendidikan


nasional dengan focus pada desentralisasi, pelatihan dan manajemen pendidikan tinggi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abu-Duhou, Ibtisam. 2002. School-Based Management. diterjemahkan oleh Noryamin Aini.


Logos Wacana Ilmu. Jakarta.

Mulyasana,, Dedi. 2011. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, Remaja Rosdakarya.
Bandung.

Pidarta, Made. 2011. Manajemen Pendidikan Indonesia. Rineka Cipta. Jakarta.

Suryosubroto. 2010. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Rineka Cipta, Jakarta.

Tilaar, H.A.R. 2002. Membenahi Pendidikan Nasional. Rineka Cipta. Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai