Anda di halaman 1dari 12

ASKEP OSTEOPORORSIS

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II


Yang dibimbing Ibu Tavip Dwi Wahyuni S.Kep., Ns., M.Kes

Oleh :

Alni Setianingsih (P17210183072) Wildan regy andreas (P17210184111)


Wardah Khoirunnisa F (P17210183075) Fitria Nurul Arifah (P17210184116)
Yulif Prakoso (P17210183078) Siti Nurus Sarifatun N. (P17210184119)
Yusmita Via Andriani (P17210183083) Milenia Reva I. H. (P17210184122)
Risma Handayani (P17210184097) Ratri Galuh Kirana (P17210184127)
Nawal Safika (P17210184101) Khamidatul Ajizah (P17210184129)
Meydina Arsya P. (P17210184103) Nurul Nur Wahyuni (P17210184134)
Jihan Salsabila (P17210184107) Lisa Alifiyah Siregar (P17210184135)
Laroza Arifianti R. (P17210184109)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN MALANG

Agustus 2020
I. Rangkuman Materi Osteoporosis

Osteoporosis adalah gangguan metabolisme tulang dan massa tulang mengalami penurunan
sehingga komponen matrix didalamnya seperti mineral dan protein berkurang. Pada
osteoporosis reabsorbsi pada tulang terjadi lebih cepat daripada formasi (pembentukkan)
tulang sehingga tulang menjadi tipis.

Osteoporosis terjadi kompleks karena beberapa faktor yakni

1. Nutrisi
2. Fisik
3. Hormonal
4. Genetik
Faktor utama yang mengakibatkan terjadinya osteoporosis yaitu

1. Defisiensi kalsium. Dalam defisiensi kalsium ini biasanya terjadi intake kalsiun, Vit A
dan C kurang dari kebutuhan, bertambahnya usia kalsium mengalami absorbsi,
penggunaan obat-obatan tertentu dalam waktu lama misalnya seperti kortikosteroid.
2. Kurangnya latihan yang teratur. Sengan kurangnya latihan yang teratur, terjadi
immobilisasi yang mengakibatkan massa tulang mengalami proses penurunan.
Dengan Olahraga, daptat mencegah osteoporosis karena dalam teknik mekanisme
latihan dapat menyebabkan otot-otot berkontraksi sehingga merangsang formasi
tulang.
3. Jenis kelamin. Biasanya terjadi pada wanita post menopouse karena hormon estrogen
dan timbunan kalsium tulang tidak ada, wanita lebih rentan mengalami osteoporosis
daripada laki-laki. Sedangkan laki-laki terjadi pada usia
Faktor-faktor resiko bagi klien yang mengalami osteoporosis biasanya kurangnya sinar
matahari, terlalu banyak mengkonsumsi minuman beralkohol, nikotin dan kafein, kurangnya
aktifitas fisik, dan juga bisa riwayat keluarga.

Ada beberapa macam osteoporosis, yaitu:

1. Osteoporosis postmenopausal
Terjadi karena kekurangan esterogen (hormone utama pada wanita), yang membantu
mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul
pada wanita yang berusia 51-75tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun
lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki resiko yang sama untuk menderita
osteoporosis postmenopausal, warna kulit putih dan daerah timur lebih mudah
menderita penyakit ini daripada warna kulit hitam.

2. Osteoporosis senilis
Kemungkinan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan
ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang
yamg baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit
ini biasamya terjadi pada usia 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita.
Wanita sering kali menderita osteoporosis senilis dan postmenapausal.
3. Osteoporosis sekunder
Dialami kurang dari 5% penderita osteoporosis, yang disebabkan oleh keadaan medis
lainnya atau oleh obat-obatan (misalnya kortikosteroid,barbiturate, anti kejang dan
hormone tiroid yang berlebihan). Penyakit ini juga bisa disebabkan oleh gagal ginjal
kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid, dan adrenal)

4. Osteoporosis juvenile idiopatik


Penyebabnya masih belum diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda
yang memiliki kadar dan fungsi hormone yang normal, kadar vtamin yang normal dan
tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.

Asuhan keperawatan osteoporosis meliputi :

1. Pengkajian
Didalam pengkajian berisi tentang riwayat keperawatan dimana mencakup data klien
seperti perasaan nyeri pada tulang, punggung dan leher, penurunan BB, Umur dan
jenis Kelamin, aktivitas klien (immobilisasi), keadaan nutrisi (defisiensi Ca, Vit C dan
D), kebiasaan minum alkohol dan kafein, adanya penyakit endokrin. Pemeriksaan
fisik juga termasuk dalam pengkajian yaitu meliputi nyeri tekan dan nyeri gerak,
mobilitas klien, dan posisi klien seperti membungkuk. Riwayat psikososial meliputi
cemas atau takut beraktifitas, gangguan konsep diri (terjadi pada lansia dan wanita),
dan masalah psikologis sampai dengan proses penuaan dan penyrmbuhan yang
menyertai.

2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa utama osteoporosis yakni kerusakan mobilitas fisik, gangguan konsep diri,
dan kurangnya pengetahuan.

3. Intervensi
A.kerusakan mobilitas fisik
- gunakan walker atau tongkat (bila perlu)
- bantu dan ajarkan ROM
- ajarkan klien cara cegah kontraktur
- jelaskan tujuan dan ajarkan cara gunakan korset
- berikan diet tinggi kalsium, vit C dan D
- berika obat-obatan sesuai terapi
B. Gangguan konsep diri
- bantu klien mengekspresikan perasaannya
- bantu klien identifikasi pengalaman masa lalu
- identifikasi bersama klien tentang alternatof pemecahan masalah yang positif
- bantu klien untum meningkatkan komunikasi dengan keluarga
C. Kurang pengetahuan
- jelaskan tentang pengaturan diet yang tepat
- jelaskan pentingnya aktivitas dan istirahat
- jelaskan penggunaan obat yang benar
- jelaskan pwngaturan, lingkungan yang aman bagi klien
- jelaskan untuk mengurangi alkohol, kafein dan rokok
- motivasi follow up

4. Evaluasi
- Tidak terjadi komplikasi
- Aktifitas fisik terpenuhi
- Perilaku dan adaptasi
- Memahami cara pengobatan dan perawatan dirumah

II. Uraian Kasus


Ny. M umur 59 tahun datang ke RSUD Pare dengan keluhan sakit pada
punggungyang sering dirasakan sejak 3 bulan yang lalu dan Ny.M merasa
punggungnya sedikit membungkuk, sebenarnya rasa sakit punggung Ny.M sudah
dirasakan sejak beberapa tahun yang lalu, namun Ny. M tidak memperdulikannya.
Ketika memeriksakan diri ke dokter Ny. M dianjurkan untuk tes darah dan rongent
pada tulang belakang. Hasil rongent  menunjukkan bahwa Ny. M menderita
osteoporosis diperkuat lagi dengan hasil BMD (Bone Mineral Density) T-score -3.
Klien mengalami menopause sejak 7 tahun yang lalu. Menurut klien dirinya tidak suka
minum susu sejak usia muda dan tidak menyukai makanan laut. Klien beranggapan
bahwa keluhan yang dirasakannya karena usianya yang bertambah tua.Riwayat
kesehatan sebelumnya diketahui bahwa klien tidak pernah mengalami penyakit seperti
DM dan hipertensi serta tidak pernah dirawat di RS.Pola aktifitas diketahui klien
banyak beraktifitas duduk karena dulu dirinya bekerja di perkantoran.Riwayat
penggunaan KB hormonal dengan metode pil.Pemeriksaan TB 162 cm (TB sebelumnya
165 cm), BB 76 kg (BB sebelumnya 78 kg).

III. Asuhan Keperawatan


A. Pengkajian
 Identitas
Nama : Ny. M
Umur    : 59 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Tanggal MRS : 21 April 2017
Tanggal Pengkajian : 23 April 2017

 Keluhan Utama : Nyeri


P : Terasa nyeri saat beraktivitas dan nyeri berkurang saat istirahat
Q : Seperti tertekan benda berat
R : Pada punggung
S : 7 (1-10)
T : Pada saat beraktivitas

 Keluhan saat masuk RS : pada punggung terasa nyeri saat beraktivitas, ini
menyebabkan klien sulit berjalan secara normal.

 Riwayat Penyakit Sekarang


Ny. M umur 59 tahun datang ke Poli Orthopedi RSUD Pare dengan keluhan
sakit pada punggung yang sering dirasakan sejak 3 bulan yang lalu, rasa sakit itu
sudah dirasakan sejak beberapa tahun yang lalu, namun Ny. M tidak
memperdulikannya.

 Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
- Kesadaran : Compos Mentis
- Tekanan Darah : 130/90 mmHg
- Nadi : 110x/mnt
- RR : 20x/mnt
- Suhu : 36,9 0C

b. Sistem Persyarafan
- GCS (Glassgow Coma Scale) : Eye/Verbal/Motorik = 4/5/6
c. Sistem Muskuloskeletal
- Pergerakan terbatas
- Cara berjalan tidak tegap
- Kekuatan otot 5 5
5 5

 Riwayat Psikososial
- Klien tidak berani melakukan aktivitas yang berat karena rasa sakit di
punggungnya
- Klien tidak mengetahui penyebab dan cara pengobatan sakit
dipunggungnya.
 Hasil pemeriksaan laboratorium
- BMD T-score -3
Hasil lab Elektrolit tanggal 21 April 2017 (ca: 9,98 mg/dL, na: 142 mmol/L, K:
47 mmol/L, Cl: 108 mmol/L )
Hasil Lab Darah lengkap tanggal 21 April 2017
Hb: 13,5 gr/dl
Leuko : 6.000 /ul
Trombosit: 250.000 /ul
Hematokrit: 42%
SGOT/SGPT: 7/6,6 u/l
Albumin: 4 mg%
B. Analisa data
Data Etiologi Masalah
Keperawatan
DS: Kepadatan/massa tulang menurun Nyeri Kronis

- Klien mengatakan sakit


Osteoporosis
pada punggung sejak
beberapa tahun lalu dan
Deformitas vertebra
terasa saat beraktivitas.
DO :
Teregangnya
- P : Terasa nyeri saat ligamentum dan otot/spasme otot
beraktivitas dan nyeri
berkurang saat istirahat
Nyeri kronis
- Q : Seperti tertekan benda
berat
- R : Pada punggung
- S : 7 (1-10)
- T : Pada saat beraktivitas
- Wajah klien meringis.
- Sering memegang area
yang sakit
- TD : 130/90 mmHg
- N : 110x/mnt
DS: Osteoporosis Gangguan Mobilitas
Fisik
- Klien mengatakan ketika
Deformitas vertebra
berjalan punggung klien
terasa sakit dan juga bila
Kifosis (bungkuk)
melakukan aktivitas berat
semakin terasa.
DO : Gangguan mobilitas fisik

- Hasil BMD T-score -3.


- Hasil lab Elektrolit (ca:
9,98 mg/dL, na: 142
mmol/L, K: 47 mmol/L,
Cl: 108 mmol/L )
- Pemeriksaan TB 165 cm,
BB 76 kg.
- Cara berjalan klien tidak
tegap (kifosis)
DS : Osteoporosis Defisit pengetahuan

- Klien mengatakan tidak


Tindakan medis
mengetahui tentang
penyakit dan penyebabnya.
Defisit pengetahuan
- Klien mengatakan
membiarkan sakit
punggungnya selama
bertahun-tahun karena tidak
mengerti cara
penanganannya dan
menganggap sakitnya ini
karena usia yang bertambah.
DO :
- Klien banyak bertanya
tentang penyakit dan
tindakan yang akan
dilakukan pada klien
- TD : 130/90 mmHg
- N : 110x/menit
DS : - Osteoporosis Resiko cedera
DO :
Kifosis/membungkuk
- Klien sangat berhati-hati
berjalan.
- Nyeri saat beraktivitas Resiko cedera
- Hasil BMD T-score -3.
- Cara bejalan klien tidak
tegap (kifosis)

C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri kronis berhubungan dengan deformitas vertebra d.d skala nyeri 7, tampak
mringis, Sering memegang area yang sakit, TD : 130/90 mmHg, N : 110x/mnt
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal d.d
BMD T-score -3, lab Elektrolit (ca: 9,98 mg/dL, na: 142 mmol/L, K: 47 mmol/L,
Cl: 108 mmol/L , TB 165 cm, BB 76 kg, Cara berjalan klien tidak tegap (kifosis)
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi d.d klien
banyak bertanya tentang penyakit dan tindakan yang dilakukan, menunjukkan
persepsi yang keliru terhadap masalah, perilaku tidak tepat
4. Resiko cidera berhubungan dengan gangguan mobilitas.

D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA
TANGG NO
KEPERAWA TUJUAN KRITERIA STANDART INTERVENSI
AL DX
TAN
1 Nyeri kronis Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nyeri
berhubungan selama 3x24 jam diharapkan tingkat nyeri 1. Identifikasi lokasi,
(L.08066) klien membaik dengan kriteria frekuensi, kualitas, inte
dengan
hasil: 2. Identifikasi skala ny
deformitas • Keluhan nyeri menurun (skala 0-1) 3. Identifikasi faktor y
vertebra d.d • Wajah tidak tampak meringis kesakitan memperingan nyeri
• Kemampuan menuntaskan aktivitas 4. Berikan teknik no
skala nyeri 7,
meningkat mengurangi rasa nyeri
tampak 5. Fasilitasi istirahat da
mringis, Sering 6. Kolaborasi den
pemberian analgetik, ji
memegang
area yang
sakit, TD :
130/90 mmHg,
N : 110x/mnt

2 Gangguan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Dukungan Mobilisasi


mobilitas fisik selama 3x24 jam diharapkan mobilitas fisik 1. Identifikasi adanya n
(L.05042) klien tidak terganggu dengan 2. Identifikasi tolera
berhubungan
kriteria hasil: pergerakan
dengan • Kekuatan otot meningkat 3. Monitor kondisi umu
gangguan • Rentang gerak (ROM) meningkat mobilisasi
• Gerakan terbatas menurun 4. Fasilitasi melakukan
muskuloskelet
5. Libatkan keluarga un
al d.d BMD T- dalam meningkatkan
score -3, lab 6. Anjurkan melakukan
7. Ajarkan mobilisasi
Elektrolit (ca:
dilakukan
9,98 mg/dL,
na: 142
mmol/L, K: 47
mmol/L, Cl:
108 mmol/L ,
TB 165 cm,
BB 76 kg,
Cara berjalan
klien tidak
tegap (kifosis)
3. Defisit Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Identifikasi kesiap
pengetahuan selama 3x24 jam diharapkan pengetahuan dan keluarga dalam
b.d. kurang klien bertambah dengan kriteria hasil : 2. Sediakan materi d
terpaparnya 1. Klien dan keluarga menyatakan kesehatan
informasi pemahaman tentatang penyakit, 3. Berikan kesempata
kondisi, prognosis dan program untuk bertanya.
pengobatan. 4. Jelaskan faktor
2. Klien dan keluarga mampu mempengaruhi kese
melaksanakan prosedur yang telah 5. Ajarkan perilaku hi
dijelaskan
3. Klien dan keluarga dapat menjelaskan
kembali apa yang dijelaskan perawat/
tim kesehatan lainnya.

4. Resiko cidera Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam 1. Identifikasi ar


b.d. gangguan diharapkan klien dapat meminimalisir cidera berpotensi men
mobilitas dengan kriteria hasil : 2. Gunakan peng
1. Klien terbebas dari cidera. yang sesuai
2. Klien mampu menjelaskan cara 3. Diskusikan tent
mencegah cidera. fisik yang diper
3. Mampu memodifikasi gaya hidup 4. Tingkatkan frek
untuk mencegah cedera. pengawasan
kebutuhan
5. Jelaskan a
pencegahan ja
keluarga.

Anda mungkin juga menyukai