A”
DENGAN DIAGNOSA OSTEOPOROSIS DI
RUANGAN PERAWATAN BEDAH KAMAR 2
RSUD LATEMMAMALA
LILIS NURMIATI
(15.20.007)
A. Definisi
Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang, dan
porous berarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang
yang keropos, yaitu penyakit yang mempunyai sifat khas berupa massa
tulangnya rendah atau berkurang, disertai gangguan mikro-arsitektur tulang
dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat menimbulkan kerapuhan
tulang . Menurut WHO pada International Consensus Development
Conference, di Roma, Itali, 1992 Osteoporosis adalah penyakit dengan sifat-
sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai perubahan mikroarsitektur
tulang, dan penurunan kualitas jaringan tulang, yang pada akhirnya
menimbulkan akibat meningkatnya kerapuhan tulang dengan resiko terjadinya
patah tulang Menurut National Institute of Health (NIH), 2001 Osteoporosis
adalah kelainan kerangka, ditandai dengan kekuatan tulang mengkhawatirkan
dan dipengaruhi oleh meningkatnya risiko patah tulang. Sedangkan kekuatan
tulang merefleksikan gabungan dari dua faktor, yaitu densitas tulang dan
kualitas tulang.
B. Etiologi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengurangan massa tulang pada usia
lanjut:
1. Determinan Massa Tulang
a. Faktor genetik
Perbedaan genetik mempunyai pengaruh terhadap derajat
kepadatan tulang.
b. Faktor mekanis
Beban mekanis berpengaruh terhadap massa tulang di samping
faktor genetik. Bertambahnya beban akan mnambah massa tulang dan
ebrkurangnya beban akan mengakibatkan berkurangnya masssa.
c. Faktor makanan dan hormone
Pada seseorang dengan pertumbuhan hormon dengan nutrisi yang
cukup (protein dan mineral), pertumbuhan tulang akan mencapai
maksimal sesuai dengan pengaruh genetik yang bersangkutan.
2. Determinan Penurunan Massa Tulang
a. Faktor genetik
Pada seseorang dengan tulang yang kecil akan lebih mudah
mendapat risiko fraktur daripada seseorang dengan tulang yang besar.
b. Faktor mekanis
Faktor mekanis mungkin merupakan yang terpenting dalam proses
penurunan massa tulang sehubungan dengan lanjutya usia.
C. Patofisiologi
Kartilago hailin adalah jaringan elastis yang 95% terdiri dari air dan
matrik ekstra seluler, 5% sel konrosit. Fungsinya sebagai penyangga juga
pelumas sehingga tidak menimbulkan nyeri pada saat pergerakan sendi
Apabila kerusakan jaringan rawan sendi lebih cepat dari kemampuannya
untuk memperbaiki diri, maka terjadi penipisan dan kehilangan pelumas
sehigga kedua tulang akan bersentuhan. Inilah yang menyebabkan rasa nyeri
pada sendi lutut. Setelah terjadi kerusakan tulang rawan, sendi dan tulang ikut
berubah.
D. Manifestasi Klinis
Osteoporosis dimanifestasikan dengan:
1. Nyeri dengan atau tanpa fraktur yang nyata
2. Nyeri timbul mendadak
3. Sakit hebat dan terlokalisasi pada vertebra yang terserang
4. Nyeri berkurang pada saat istirahat di tempat tidur
5. Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan akan bertambah jika melakukan
aktivitas
6. Deformitas vertebra thorakalis → penurunan tinggi badan
E. Komplikasi
Komplikasi osteoporosis yang utama adalah patah tulang. Kondisi ini
umumnya terjadi pada tulang belakang atau pinggul. Pada beberapa kasus,
patah tulang belakang bisa terjadi meski penderita tidak terjatuh. Penyusun
tulang belakang dapat melemah hingga hancur. Akibatnya, pasien akan
mengalami sakit tulang belakang, penurunan berat bdana, dan postur bungkuk.
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis
1) Pengobatan
a) Meningkatkan pembentukan tulang, obat-obatan yg dapat meningkatkan
pembentukan tulan adalah Na-fluorida dan steroid anabolik
b) Menghambat resobsi tulang, obat-obatan yang dapat mengahambat
resorbsi tulang adalah kalsium, kalsitonin, estrogen dan difosfonat.
2) Pencegahan
a) Diet mengandung tinggi kalsium (1000 mg/hari)
b) Latihan teratur setiap hari
c) Hindari :
Makanan tinggi protein
Minum alkohol
Merokok
Minum kopi
Minum antasida yang mengandung aluminium
Penatalaksanaan keperawatan
1) Membantu klien mengatasi nyeri.
2) Membantu klien dalam mobilitas.
3) Memberikan informasi tentang penyakit yang diderita kepada klien.
4) Memfasilitasikan klien dalam beraktivitas agar tidak terjadi cedera.
G. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri berhubungan dengan dampak sekunder dari fraktur, spasme otot
2) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan disfungsi sekunder akibat
perubahan skeletal (kifosis), nyeri sekunder atau fraktur baru.
3) Risiko cedera berhubungan dengan dampak sekunder perubahan skeletal dan
ketidakseimbangan tubuh.
4) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi dan program
terapi
5) Konstipasi berhubungan dengan mobilitas atau tejadinya ileus (obstruksi
usus)
TINJAUAN KASUS
Uraian Kasus
I. PENGKAJIAN
A. Identitas
Identitas Klien
1. Nama Klien : Tn. A
2. Usia/Tgl Lahir : 50 tahun/ 06 Maret 1969
3. Jenis Kelamin : Laki- Laki
4. Agama/keyakinan : Islam
5. Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
6. Status pernikahan : Kawin
7. Pekerjaan : Kuli bangunan
8. No MR : 080659
9. Tgl Masuk RS : 3 Desember 2021
10. Tanggal Pengkajian : 4 Desember 2021
11. Rencana Therapy :
Penanggung Jawab
1. Nama : Ny. W
2. Usia : 45 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Pekerjaan : IRT
5. Hubungan dengan klien : Istri
B. Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri punggung bagian belakang
70 ?
50 25
Keterangan:
: Laki – Laki
: Perempuan
X : Meninggal
: Klien/pasien
: Garis Keluarga
: Tinggal serumah
F. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum Klien
Keadaan Umum : Klien tampak lemah
Kesadaran : Composmentis
Tanda-Tanda Vital :
o Tekanan darah : 110/80 mmHg
o Nadi : 70x/menit
o Pernapasan : 18x/menit
o Suhu Tubuh : 37C
Kepala
1.Inspeksi
(1) Penyebaran rambut merata dan tidak mudah rontok
(2) Tidak tampak adanya massa
(3) Tidak tampak adanya allapesia
2.Palpasi: Tidak ada nyeri tekan pada bagian kepala Wajah / Muka
3.Inspeksi
Muka tampak simetris kiri dan kanan
Ekspresi wajah meringis
Wajah tampak kusut
Palpasi: tidak ada nyeri tekan di sekitar wajah
Mata
Inspeksi:
Alis simetris kiri dan kanan
Kelopak mata menutup secara simetris
Konjingtiva baik Sklera putih
Palpasi:
Tidak teraba adanya peningkatan TIO
Tidak teraba adanya massa benjolan
Tidak ada nyeri tekan
Telinga
Inspeksi:
Kanalis tampak bersih
Tidak tampak adanya tanda-tanda peradangan.
Palpasi:
Tidak teraba adanya massa benjolan
Tidak ada nyeri tekan pada daerah mastoid.
Hidung
Ispeksi:
Tidak tampak adanya deviasi septum
Tidak tampak adanya polip
Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada daerah sinus
Tidak teraba adanya massa/benjolan pada daerah sinus.
Rongga Mulut
Inspeksi
Klien tidak menggunakan gigi palsu,
Tidak tampak adanya lesi pada gusi,
Tidak tampak adanya gigi yang caries.
Lidah simetris kiri dan kanan,
Tidak tampak adanya tanda-tanda peradangan pada lidah
Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
Tidak teraba adanya massa atau benjolan.
Leher
Inspeksi
Tidak tampak penekanan vena jugularis
Tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid
Palpasi
Tidak teraba adanya pembesaran vena jugularis
Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid.
Thoraks
Inspeksi
Bentuk dada simetris kiri dan kanan
Irama pernafasan teratur
Diameter nterior posterior mengecil ( Funnel chest)
Frekuensi Pernafasan 16x/mnt
Palpasi
Vocal premitus seimbang kiri dan kanan
Terdapat nyeri tekan
Tidak teraba adanya massa/benjolan
Ekspansi dada simetris kiri dan kanan
Perkusi: Tidak di kaji
Auskultasi: Tidak dikaji
Jantung
Inspeksi: Tidak tampak pembesaran ictus cordis
Palpasi
Ictus cordis teraba pada ICS (Intercostal) v pada garis md clavikula
Tidak ada nyeri tekan
Perkusi
Batas-batas jantung paru pada spasimu ICS (Interostal) 3,4,5 sisi dada
kiri
Bunyi perkusi pekak
Auskultasi
Bunyi jantung (BJ) 1 Lub murni teratur dengan kekuatan sedang pada
daerah apek
Bunyi jantung (BJ) II Dub murni teratur dengan kekuatan sedang pada
daerah aortik.
Abdomen
Inspeksi
Perut tampak kembung
Tidak tampak adanya luka
Warna kulit sama dengan sekitarnya
Auskultasi: Peristaltik usus menurun
Perkusi: Suara perkusi hipertympani
Palpasi
Teraba adanya massa
Tidak teraba adanya pembesaran hepar.
Genetalia Dan Anus: Tidak dikaji
Ekstremitas
Inspeksi
Tidak tampak adanya luka
Ekstremitas atas dan bawah tampak simetris kiri dan kanan
Palpasi: Nyeri tekan pada daerah tertentu ( mis: lutut)
Sensorik
Dapat merasakan sentuhan kapas pada kedua ekstremitas.
Dapat merasakan rasa suhu panas, dan nyeri bila dicubit.
Motorik
ROM; ekstensi,fleksi,abduksi an adduksi agak kaku digerakkan.
Kekuatan otot pada kedua ekstremitas 4/5.
Refleks
Refleks babinski baik
Refleks biseps,trisep (-)
Status Neurologis
a. Nevus I: Dapat mencium bau yang diberikan
b. Nervus II: Penglihatan klein jelas
c. Nervus III,IV,VI
Kontraksi pupil baik
Gerakan kelopak mata membuka dan menutup baik
Prgerakan mata ke atas dan ke bawah baik.
d.Nervus V: Sensibilitas sensorik bagian kanan dan kiri dapat merasakan
nyeri.
e.Nervus VII
Gerakan mimik baik
Dapat merasakan dan membedakan rasa (pengecap)
f.Nervus VIII
Pendengaran baik,dapat membedakan respon yang benar sesuai
dengan pernyataan dan pertanyaan .
g.Nervus IX dan X
Refleks menelan: tidak sakit bila menelan
Kemampuan bicara baik.
h.Nervus XI
Mudah memalingkan kepala.
Mengangkat bahu: mudah dinilai
i.Nervus XII
Gerakan lidah baik, tidak ada kelainan.
G. Fungsi serebral
a. Status Mental: Orientasi klien terhadap mental, waktu dan orang yang
ada di sekitarnya baik
b. Kesadaran: Composmentis (GSC= 13)
E3 : Mata membuka bila diajak berbicara,dipanggil namanya atau
diperintahkan membuka mata
M5 : Mampu menunjuk tepat, tempat rangsang nyeri yang diberikan.
V5: Respon bicara baik dan dapat mengetahui tempat dan waktu serta
siapa dirinya.
d. Pola interaksi
Orang terdekat klien adalah istrinya. Hubungan dengan anggota keluarga
yang lain baik, dapat interaksi dengan orang lain dan tenaga kesehatan
12. Riwayat spiritual
Klien beragama islam dan taat menjalankan ibadah, tetapi selam dirawat
klien tidak pernah menjalankan ibadah karena nyeri yang dirasakan
sehingga sulit beraktivitas
Ritual agama yang biasa dilaksanakan klien yaitu syukuran
I. Pemeriksaan penunjang
J. Terapi
- Cairan IV PAG
- Panamin G
- Diet minuman tinggi kalsium
- Cell 95
DATA FOKUS
Osteoporosis
Defisiensi Kalsum
Spasme otot
Fraktur
Thalamus
Abrobsi meningkat
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien : “Tn.A” Diagnosa medik: Osteoporosis
Umur : 50 tahun Ruangan : Perawatan Bedah
Jenis kelamin : Laki-laki Tanggal : 4 Desember 2021
NO PERENCANAAN
TGL/
. DIAGNOSA TUJUAN &
HARI INTERVENSI RASIONAL
DX KEP KRITERIA HASIL
I Rabu, Nyeri Setelah dilakukan 1. Pantau tingkat 1. Untuk
4/12/21 berhubunga tindakan nyeri pada mengetahui
n dengan keperawatan punggung, nyeri tingkat nyeri,
fraktur dan selama 1 x 24 jam terlokalisasi atau lokasi dan skala
spasme otot nyeri yang menyebar pada nyeri
dirasakan klien abdomen atau
berkurang dengan pinggang
kriteria hasil 2. Ajarkan pada klien 2. Untuk mengatasi
mengatasi dan
mengurangi rasa
nyerinya
3. Untuk
3. Rencanakan pada
merelaksasikan
klien tentang
otot agar klien
periode istirahat
merasa nyaman
adekuat dengan
dan stress
berbaring dalam
berkurang
posisi terlentang
selama kurang
lebih 15 menit
4. Untuk
4. Kolaborasi
mengetahui
pemberian obat
therapy yang
dibutuhkan klien
II Rabu, Konstipasi Setelah dilakukan 1. Berikan diet tinggi 1. Supaya tidak
4/12/21 berhubunga tindakan serat terjadi obstruksi
n dengan keperawatan usus
mobilitas selama 1 x 24 jam 2. Berikan tambahan 2. Untuk
atau konstipasi klien cairan dan gunakan meminimalkan
tejadinya berkurang pelunak tinja sesuai usus
ileus dengan kriteria ketentuan dapat
(obstruksi hasil klien tampak membantu atau
usus) rileks meminimalkan
konstipasi
III Rabu, Kurang Setelah dilakukan 1. Ajarkan pada klien 1. Agar klien
4/12/21 pengetahuan tindakan tentang faktor- mengerti
berhubunga keperawatan faktor yang penyebab
n dengan selama 1 x 24 jam mempengaruhi osteoporosis
kurang pengetahuan klien terjadinya
informasi bertambah osteoporosis
dan program dengan kriteria 2. Anjurkan diet atau 2. Agar klien cepat
modifikasi gaya
hidup seperti
pengurangan
kafein, sigaret dan
alkohol, hal ini
dapat membantu
mempertahankan
massa tulang
4. Untuk
4. Anjurkan latihan menumbuhkan
aktivitas fisik yang tulang
mana merupakan
kunci utama untuk
menumbuhkan
tulang dengan
kepadatan tinggi
yang tahan
terhadap terjadinya
5. Untuk
osteoporosis
meminimalkan
5. Anjurkan untuk
osteoporosis
tetap membutuhkan
kalsium vitamin D,
sinar matahari dan
latihan yang
memadai untuk
meminimalkan efek
osteoporosis
IMPLEMENTASI
14.30
2. Menganjurkan diet atau DS:
suplemen kalsium yang - Klien mengatakan bersedia
memadai melakukan diet
Hasil: Klien melakukan DO:
diet - Klien kooperatif
melakukannya sesuai
anjuran
15.00
3. Menimbang berat badan DS:
secara teratur dan - Klien bersedia ditimbang
modifikasi gaya hidup berat badannya untuk
seperti pengurangan membantu mempertahankan
kafein, sigaret dan massa tulang
alkohol, hal ini dapat DO:
membantu - Klien kooperatif
mempertahankan massa
tulang
Hasil: modifikasi gaya
hidup
15.15
Hasil: melakukan
aktivitas fisik
16. 20
DS:
5. Anjurkan untuk tetap
- Klien bersedia melakukan
membutuhkan kalsium
vitamin D, sinar latihan untuk
matahari dan latihan meminimalkan efek
yang memadai untuk osteoporosis
meminimalkan efek DO:
osteoporosis - Klien rileks & kooperatif
Hasil: Latihan memadai melakukan sesuai anjuran
EVALUASI