Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN AKHIR FORMULASI SEDIAAN INFUS MANITOL

Manitol (osmitrol) merupakan 6-karbon alkohol, yang tergolong sebagai obat diuretik
osmotik.(1) Istilah diuretik osmotik terdiri dari dua kata yaitu diuretik dan osmotik. Diuretik
ialah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urine dengan adanya
natriuresis (peningkatan pengeluaran natrium) dan diuresis (peningkatan pengeluaran
H2O).(1,2)
Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti mengubah
keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel kembali
menjadi normal.
Secara umum diuretik dapat dibagi dalam dua golongan besar yaitu: (1) diuretik
osmotik; (2) penghambat mekanisme transport elektrolit di dalam tubuli ginjal. (2)
Tekanan osmotik adalah tekanan yang ditimbulkan oleh daya osmosis. Untuk
memahaminya kita harus mengetahui prinsif-prinsif dasarnya, yaitu sebagai berikut;
bilamana suatu membran di antara dua cairan permiabel terhadap air tetapi tidak
permiabel terhadap beberapa solut (zat larut) yang terlarut (ini disebut suatu membran
semi permiabel) dan konsentrasi solut lebih besar daripada sisi lainya, air mengalir
melalui membran tersebut menuju ke sisi dengan konsentrasi yang lebih besar.
Fenomena ini disebut osmosis.(4) Dalam hal ini manitol memainkan prinsif yang sama
terhadap sistem sirkulasi dan atau cairan tubuh.
Satu zat dapat bertindak sebagai diuretik osmotik apabila memenuhi 4 syarat berikut:
(1) difiltrasi secara bebas oleh glomerulus; (2) tidak atau hanya sedikit direabsorpsi sel
tubuli ginjal; (3) secara farmakologis merupakan zat yang inert; dan (4) umumnya
resisten terhadap perubahan-perubahan metabolik. Dengan sifat-sifat ini, maka diuretik
osmotik dapat diberikan dalam jumlah cukup besar sehingga turut menentukan derajat
osmolaritas plasma, filtrasi gomerulus, dan cairan tubuli. Contoh obat goongan ini
adalah manitol, gliserol, urea, dan isosorbit. Dalam klinik manitol yang paling sering
digunakan di antara obat segolongannya.(2,3,5)

B. FARMAKODINAMIK

Adanya manitol dalam sirkulasi akan meningkatkan tekanan osmotik sehigga jumlah elektrolit dan air
yang dieksresi bertambah besar. Tetapi untuk menimbulkan diuresis yang cukup besar diperlukan dosis
diuretik usmotik yang cukup tinggi.

Tempat kerja utama manitol adalah: (1) tubuli proksimal, yaitu dengan menghambat reabsorpsi natrium
dan air melalui daya osmotiknya; (2) ansa henle, yaitu dengan penghambatan reabsorpsi natrium dan air
oleh karena hipertonisitas daerah medula menurun; (3) duktus koligentes, yaitu dengan penghambatan
reabsorpi natrium dan air akibat adanya papillary wash out, kecepatan aliran filtrat yang tinggi, atau
adanya faktor lain.

Manitol dapat menurunkan tekanan maupun volume intra okuler maupun serebrospinal dengan meninggikan tekanan osmotik plasma
sehingga air dari kedua macam cairan tersebut akan berdifusi kembali ke dalam plasma dan ke dalam ruang ekstra sel. Di dalam sirkulasi
cairan akan dikeluarkan dari tubuh dengan mekanisme kerja manitol pada ginjal.(1,2,3)

C. FARMAKOKINETIK

Infus Manitol | 1
Manitol merupakan diuretik osmotik yang spesifik karena tidak diabsorpsi dalam traktus
gastrointestinal dan harus diberikan per intravena dalam jumlah besar, karena itu
manitol tidak praktis untuk pengobatan udem kronis.
Manitol sangat sedikit dimetabolisme oleh tubuh, lebih kurang 7% dimetabolisme di hati
dan hanya 7% diabsorpsi. Sebagian besar manitol (>90%) dikeluarkan oleh ginjal dalam
bentuk utuh pada urin.(2)

D. INDIKASI

Diuretik osmotik mungkin bisa digunakan untuk beberapa tujuan yang jelas dan
terpisah, tetapi semua tergantung pada sifat darasnya. Manitol digunakan misalnya
untuk profilaksis gagal ginjal akut, suatu keadaan yang dapat timbul akibat operasi
jantung, luka traumatik berat, dan menderita ikterus berat. Manitol juga banyak
digunakan untuk menurunkan tekanan serebrospinal dan tekanan intraokuler, serta
pada pengelolaan terhadap reaksi hemolitik transfusi.(1,2,3)
Manitol bekerja dengan menekan efek osmotik cairan tubular, menghambat reabsorpsi
air, dan menjaga laju aliran urin dengan syarat membran normal. Hal ini melindungi
ginjal dari kerusakan. Manitol juga dapat meningkatkan aliran plasma ginjal yang
menyebabkan efek vasodilatasi, sehingga manitol dapat digunakan untuk evaluasi
oligouria akut dan keadaan penurunan pada sebagian fungsi glomerulus seperti pada
kehilangan cairan tubuh yang berlebih.(3)
Pada penanganan perdarahan intrakranial atau penyakit serebrovaskuler dengan
tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial dapat pula diberikan manitol sebagai anti
udem.(3,6) Manitol jarang diberikan dalam kasus gagal ginjal kronis kecuali pada
keadaan yang menyertai dialysis disegr sisequilibrium syndrome. Dalam hal ini kerja
manitol mengurangi udem serebral yang menyebabkan mual, muntah, tremor, dan
kejang. Manitol dapat pula digunakan untuk mengeluarkan racun dan obat pada kasus
keracunan atau over dosis obat.(1,3)

E. KONTRA INDIKASI

Pada penderita payah jantung pemberian manitol berbahaya, karena volume darah
yang beredar meningkat sehingga memperberat kerja jantung yang telah gagal.
Pemberian manitol juga dikontraindikasikan pada penyakit ginjal dengan anuria,
kongesti atau udem paru yang berat, dehidrasi hebat, dan perdarahan intra kranial,
kecuali bila akan dilakukan kraniotomi, serta pada pasien yang hipersensitivitas
terhadap manitol.(1,2,3,5,7)

F. SEDIAAN
Manitol tersedia dalam berbagai kemasan dan konsentrasi, yaitu: Manitol 10% dalam
kemasan plabottle 250 ml (25 gr) dan 500 ml (50 gr). Manitol 20% dalam kemasan
plabottle 250 ml (50 gr) dan 500 ml (100 gr).(1,3,5,7,8)

G. DOSIS DAN CARA PEMBERIAN

Infus Manitol | 2
Sebelum digunakan manitol dihangatkan terlebih dahulu untuk melarutkan kristal-
kristalnya.(3) Untuk suntikan intravena digunakan larutan 5 – 25% dengan volume
antara 50 – 1000 ml. Dosis untuk menimbulkan diuresis ialah 50 – 200 gr yang
diberikan dalam cairan infus selama 24 jam dengan kecepatan infus sedemikian,
sehingga diperoleh diuresis sebanyak 30 – 50 ml/jam.
Untuk penderita dengan oligouria hebat diberikan dosis percobaan yaitu 200 ml/kg BB
yang diberikan melalui infus selama 3 – 5 menit. Bila dengan 1 – 2 kali dosis percobaan
diuresis masih kurang dari 30 ml/jam dalam 2 – 3 jam, maka status pasien harus
dievaluasi kembali sebelum pengobatan dilanjutkan.
Untuk pencegahan gagal ginjal akut pada tindakan operasi atau untuk mengatasi
oligouria, dosis total manitol untuk orang dewasa ialah 50 – 100 gr.
Untuk menurunkan tekanan intrakranial yang meninggi, menurunkan tekanan
intraokuler pada seorang akut glaukoma kongestif, atau sebelum operasi mata,
digunakan manitol 1,5 – 2 gr/kg BB sebagai larutan 15 – 20%, yang diberikan melalui
infus selama 30 – 60 menit.(2,3)
H. EFEK SAMPING DAN PERHATIAN
Infus maniotol harus segera dihentikan jika terdapat tanda-tanda gangguan fungsi ginjal
yang progresiv, payah jantung, atau kongesti paru. Keracunan akut dapat menyertai
pada pemberian intravena manitol jika aliran ginjal tidak adekuat. (1,2,3,5)
Manitol adalah larutan hiperosmolar, larutan ini tidak boleh dicampur dengan produk
lain.(3) Larutan hiperosmotik manitol harus diberikan dengan pelan-pelan secara injeksi
intravena dan tidak boleh dicampur dengan darah dalam peralatan transfusi. (2,3)
Hiperkalemia juga dapat timbul, dimana kadar potasium meningkat dalam darah.
Pasien harus segera diobservasi untuk tanda-tanda ketidakseimbangan elektrolit dan
cairan ini dengan pemeriksaan elektrolit darah.
Reaksi anafilaksis atau alergi bisa terjadi yang menyebabkan kardiak output dan
tekanan arterial gagal drastis. Destruksi eritrosit yang ireversibel juga dapat terjadi pada
pemberian manitol.

I. KESIMPULAN
Manitol merupakan diuretik osmotik yang bekerja dengan cara meningkatkan tekanan
osmotik cairan intravaskuler sehingga diharapkan cairan tertarik ke dalam vaskuler dan
efek pada ginjal dapat meningkatkan aliran plasma, dan menghambat reabsorpsi air
dan elektrolit di tubulus proksimal, ansa henle, dan duktus koligentes.
Sehingga manitol dapat digunakan dalam penatalaksanaan pencegahan gagal ginjal
akut pada tindakan operasi dan luka traumatik berat, juga dapat digunakan dalam
menurunkan tekanan intrakranial dan intraokuler pada penderita glaukoma serta dapat
digunakan sebagai anti udem. Lebih spesifik lagi manitol sering digunakan sebagai anti
udem otak.
Selain hal-hal yang memberikan manfaat, manitol juga dapat memberikan efek yang
tidak diharapkan seperti pada pasien-pasien dengan payah jantung dan kongestif atau
udem paru yang merupakan kontra indikasi. Reaksi hipersensitifitas juga dapat timbul
pada pemberian manitol.
Pengawasan pasien selama pemberian manitol harus dilakukan terutama terhadap
tanda-tanda adanya payah jantung, kongesti atau udem paru serta adanya tanda-tanda
ketidak seimbangan elektrolit terutama kalium.

Infus Manitol | 3
Pembeeriannya harus dihentikan segera bila dijumpai tanda-tanda tersebut. Untuk
dosis dan cara pemberian dapat disesuaikan dengan penyakit atau keadaan yang
diderita.

DAFTAR PUSTAKA

1. Bairstrow Kendra. Manitol. 2002 May. Available from: URL: http://www.


science.mcmaster.ca/biology/4S03/manitol.htm.
2. Sunaryo R. Obat yang Mempengaruhi Air dan Elektrolit. Dalam: Ganiswara SG, Setiabudy
Rp, Suyatna FD, Purwantyastuti, Nafrialdi, Ed. Farmakologi dan Terapi. Edisi ke-4.
Jakarta. Gaya Baru. 1997; 380-399.
3. Kohler C & PPE. Intramed Mannitol 20% m/v Infusion. 12-214/8-94. 1979 January.
Available from: URL: http://www.home.intekom.com/pharm/intramed/ manitl20.html.
4. Guyton AC. Fisiologi Manusia & Mekanisme Penyakit. Edisi ke-3. Jakarta. EGC. 1995;
310-320.
5. Mannitol (Diuretico Osmotico). Available from: URL: http://www.thejog.com/
urgencies/64.html#indica0.
6. Saanin Syaiful. Ilmu Bedah Saraf. Lab. Bedah Saraf RS. M. Jamil, FK UNAND Padang.
Available from: URL: http://www.agelfire.com/nc/neurosurgery/PIS. html.
7. Winotopradjoko M, Patra K, Ritiasa K, et al. ISO Indonesia. Edisi Farmakoterapi. Vol
XXXV. Jakarta. Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. 2000; 243.
8. PT Otsuka Indonesia. Pedoman Cairan Infus. Edisi ke-7. PT Otsuka Indosesia. 2000;
11.
Diposting oleh Baikuni59 di 03.36

1. IDENTITAS ZAT AKTIF


Manitol
Rumus Molekul C6H14O6
Rumus Struktur

Sinonim Cordycepic acid; C*PharmMannidex; E421; Emprove; manna


sugar; D-mannite; mannite; mannitolum; Mannogem; Pearlitol
Fungsi Zat aktif
Pemerian Serbuk hablur atau granul mengalir bebas, putih, tidak berbau,
rasa manis

Infus Manitol | 4
Data Kelarutan Mudah larut dalam air, larut dalam larutan basa, sukar larut
dalam piridina, sangat sukar larut dalam etanol, praktis tidak
larut dalam eter.
pH
Kerapatan/density Density (bulk)
0.430 g/cm3 for powder;
0.7 g/cm3 for granules
Density (tapped)
0.734 g/cm3 for powder;
0.8 g/cm3 for granules
Density (true) 1.514 g/cm3
Titik leleh/titik 166–1688oC
lebur
Inkompabilitas Manitol tidak kompatibel dengan xylitol infus dan dapat
membentuk kompleks dengan beberapa logam seperti
aluminium, tembaga, dan besi.
Penyimpanan Disimpan dalam wadah tertutup baik

2. IDENTITAS ZAT TAMBAHAN


Natrium Klorida (NaCl)
Rumus Molekul NaCl
Rumus Struktur
Sinonim Sodium chloride, Alberger; chlorure de sodium; common salt;
hopper salt; natrii
chloridum; natural halite; rock salt; saline; salt; sea salt; garam
meja
Fungsi Agen tonisitas.
Pemerian Bubuk kristal putih atau tidak berwarna
kristal; memiliki rasa garam. natrium klorida padat tidak
mengandung air kristal meskipun, di bawah 08 C, garam dapat

Infus Manitol | 5
mengkristal sebagai dihydrate.
Data Kelarutan Larut dalam etanol 95%, gliserin, air

pH 6,7-7,3 (larutan jenuh)


Kerapatan/density 2.17 g / cm3 sampai 1.20 g / cm3 untuk larutan jenuh.
Density (bulk) 0,93 g / cm3 Density (mengetuk) 1,09 g / cm3
Titik leleh/titik 804° C
lebur
Inkompabilitas Bersifat korosif dengan besi, dapat bereaksi membentuk endapan
dengan perak, timah, merkuri dan garam. kuat
oksidator membebaskan klorin dari larutan diasamkan natrium
klorida. Kelarutan antimikroba pengawet methyl-paraben menurun
dalam larutan natrium klorida berair dan
viskositas gel karbomer dan solusi dari hidroksietil
selulosa atau hidroksipropil selulosa berkurang dengan
penambahan natrium klorida.
Penyimpanan solution natrium klorida berair stabil tetapi dapat menyebabkan
pemisahan partikel kaca dari jenis wadah kaca. Larutan berair dapat
disterilkan dengan autoklaf atau filtrasi. Bahan padat stabil dan
harus disimpan dalam wadah tertutup baik, di tempat yang sejuk
dan kering. Telah terbukti bahwa karakteristik pemadatan dan sifat
mekanik tablet dipengaruhi oleh kelembaban relatif dari kondisi
penyimpanan di mana natrium klorida disimpan

Aqua Pro Injection


Rumus Molekul H2O

Infus Manitol | 6
Rumus Struktur H-O-H
Sinonim Air steril untuk injeksi
Fungsi Sebagai pelarut
Pemerian Cairan,Jernih,Tidak berwarna,tidak berbau.
Data Kelarutan -
pH 5-7
Kerapatan/density 1gr/cm³
Titik 100ºC
Didih
Inkompabilitas Bereaksi dengan obat dan bahan tambahan yang mudah
terhidrolisis atau kelembapan pada suhu tinggi,bereaksi kuat
dengan logam alkali
Penyimpanan Dalam wadah tertutup,kedap,disimpan dalam wadah tertutup
kapas berlemak,harus digunakan dalam waktu 30 hari setelah
pembuatan.

Karbo Adsorbens
Rumus Molekul -
Rumus Struktur -
Sinonim Karbon aktif
Fungsi Adsorbsi pirogen
Pemerian Serbuk halus, bebas dari butiran, hitam; tidak berbau; tidak
berasa
Data Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol
Inkompabilitas Dapat menurunkan ketersediaan hayati beberapa obat seperti
loperamid dan riboflavin. Reaksi hidrolisis dan oksidasi dapat
dinaikkan.
Penyimpanan Dapat mengadsrbsi air. Sebaiknya disimpan dalam wadah
tertutup kedap, ditempat sejuk dan kering.

Infus Manitol | 7
3. PRODUK KOMPETITOR DENGAN ZAT AKTIF SAMA
a. Nama Produk : Otsu-Manitol
Produksi : Otsuka
Komposisi : Manitol 10%
Dosis : Dewasa, 250ml-1L dalam 24jam
Kemasan : Infus 250ml; 500ml
b. Nama Produk : Otsu-Manitol
Produksi : Otsuka
Komposisi : Manitol 20%
Dosis : Dewasa 250 ml – 1 L dalam 24 jam
Kemasan : Injeksi 20% x 500 mL x 1
c. Nama Produk : Intramed-Manitol
Produksi : INTRAMED (PTY) LTD
Komposisi : Dalam 500 ml mengandung 100g Manitol
Dosis : Dewasa, 250ml-1L dalam 24jam
Kemasan : Infus 500 ml

4. DESAIN FORMULA
R/ Manitol 5%
Karbo adsorben 0,1 %
WFI ad 100 mL

Penimbangan :
Dibuat 500ml
Semua bahan dikali 5

5. PERHITUNGAN TONISITAS
Manitol
E5% = 0,18
= 0,18 x 5 = 0,9 %
NaCl yang dibutuhkan = 0,9 – 0,9

Infus Manitol | 8
=0
Tidak perlu NaCl karena isotonis

6. CARA KERJA PEMBUATAN SEDIAAN


Dituang API sedikit pada gelas beaker yang sudah dikalibrasi

Ditimbang manitol menggunakan spatel dan kaca arloji dan masukkan ke dalam gelas piala yang telah
dikalibrasi

Dituangkan API untuk melarutkan manitol dan membilas kaca arloji, kemudian di add dengan API bebas O2
sampai tanda batas

Ditutup gelas piala dengan kaca arloji dan sisipi dengan batang pengaduk

Dipanaskan larutan diatas penangas pada suhu 60-70 o C selama 15 menit sambil sesekali diaduk,
dicek suhu dengan thermometer, dilakukan diluar lemari steril.

dilipat kertas saring rangkap 2, basahi dengan air bebas pirogen, air ditampung di erlemeyer lain.
Kertas saring dan corong dipindahkan ke dalam labu Erlemeyer steril bebas pirogen.

Disaring larutan hangat-hangat ke dalam Erlemeyer.

Dipindahkan ke gelas ukur dan ukur volumenya. Kekurangan volume di ad dengan air bebas pirogen.
Dilakukan uji ph dengan ph meter

Mengukur volume larutan dalam gelas ukur tepat 500 ml dan diisikan langsung ke dalam botol
infuse 500 ml.

Botol ditutup dengan flakon steril, ikat dengan simpul champagne

Dilakukan sterilisasi akhir dengan autoklaf

Infus Manitol | 9
7. EVALUASI SEDIAAN
 Uji Kebocoran
Wadah sediaan diletakkan dengan posisi terbalik.

 Penetapan pH
Di uji menggunakan pH meter

 Uji Kejernihan Larutan


Pengujian dilakukan secara visual. botol diputar 180° berulang-ulang di depan
suatu background yang berwarna hitam untuk melihat partikulat yang berwarna putih
dandidepan suatu background yang berwarna putih untuk melihat partikulat yang
berwarna hitam

8. DATA DAN HASIL


Hasil Uji Kebocoran : Infuse tidak mengalami kebocoran ketika botol infuse dibalik.

Hasil Uji pH : Pengukuran pH infus Manitol menggunakan pH meter adalah 5,42

Infus Manitol | 10
Hasil Uji Kejernihan : Pengujian dilakukan secara visual, botol diputar 180o berulang-
ulang di depan background yang berwarna hitam untuk melihat partikulat yang berwarna
putih. Dan di depan suatu background yang berwarna putih untuk melihat partikulat yang
berwarna hitam. Hasil pengujian infuse manitol adalah jernih, warna larutan bening bebas
partikulat-partikulat yang menganggu.

9. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini membuat sediaan steril berupa sediaan infus dengan bahan aktif
yaitu manitol yang dibuat secara aseptis. Tujuan suatu sediaan dibuat steril adalah karena
berhubungan langsung dengan darah atau cairan tubuh dan jaringan tubuh lain yang
pertahanannya terhadap zat asing tidak selengkap pada saluran cerna atau gastrointestinal.
Diharapkan dengan kondisi steril dapat dihindari adanya infeksi sekunder. Dalam hal ini tidak

Infus Manitol | 11
berlaku relative steril atau setengah steril, hanya ada dua pilihan yaitu steril dan tidak steril. Dan
sediaan infus merupakan sediaan yang perlu disterilkan (1).
Arti infus adalah sediaan steril berupa larutan/emulsi, bebas pirogen dan sedapat mungkin
dibuat isotonis terhadap darah serta dapat disuntikkan langsung ke pembuluh darah dalam
volume relatif banyak (2).
Syarat infus :
a. Aman, tidak boleh menyebabkan iritasi jaringan dan efek toksis
b. Jernih, berarti tidak ada partikel padat
c. Tidak berwarna, kecuali obatnya memang berwarna
d. Sedapat mungkin isohidris (pH larutan sama dengan darah dan cairan tubuh lain yakni
7,4).
e. Sedapat mungkin isotonis, artinya mempunyai tekanan osmosis yang sama dengan darah
atau cairan tubuh yang lain. Tekanan osmosis cairan tubuh seperti darah, air mata, cairan
lumbai dengan tekanan osmosis larutan NaCl 0,9%.
f. Harus steril, suatu bahan dinyatakan steril bila sama sekali bebas dari mikroorganisme
hidup dan patogen maupun non patogen, baik dalam bentuk vegetatif maupun dalam
bentuk tidak vegetatif (spora).
g. Bebas pirogen, karena cairan yang mengandung pirogen dapat menimbulkan demam.
Pirogen adalah senyawa kompleks polisakarida dimana mengandung radikal dengan
unsur N dan P. Selama radikal masih terikat, selama itu dapat menimbulkan demam dan
pirogen bersifat termostabil (3).
Zat aktif yang digunakan yaitu manitol. Indikasi zat aktif manitol yaitu untuk mencegah
atau mengobati kelebihan air dalam tubuh pada keadaan ginjal tertentu, mengurangi
pembengkakan otak, atau mengurangi tekanan dalam mata (4).
a. Water For Injection (Air Untuk Injeksi)
Menurut FI ed III, air untuk injeksi adalah air suling segar yang disuling kembali.
Digunakan untuk pelarut dalam pembuatan obat suntik,yang akan disterilkan sesudah dibuat. Air
untuk obat suntik hanya dapat digunakan dalam waktu 24 jam sesudah penampungan disimpan
dalam wadah dari gelas steril dan bebas pirogen.
Air ini dimurnikan dengan cara penyulingan atau osmosis terbalik (reverse osmosis) dan
memenuhi standar yang sama dengan Purified Water, USP dalam hal jumlah zat padat yang ada

Infus Manitol | 12
yaitu tidak lebih dari 1 mg per 100 ml WFI, USP dan tidak boleh mengandung zat penambah.
Walaupun air untuk obat suntik tidak disyaratkan steril tetapi harus bebas pirogen. Air untuk
obat suntik harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat pada temperatur di bawah atau di
atas kisaran temperatur dimana mikroba dapat tumbuh.
Persyaratan WFI menurut standar BP (2001) dan EP (2002) tidak boleh mengandung:
1) Total karbonorganik tidak boleh lebih dari 0,5 mg per liter. Kemudian bila 25 ml air
untuk injeksi ditambahkan kalsiumhidroksida LP, maka selama 5 menit harus tetap
jernih.
2) Klorin tidak boleh lebih dari 0,5 ppm. Kemudian, bila 500 ml air untuk injeksi
ditambahkan 1 ml praknitrat LP, maka setelah didiamkan 5 menit harus tetap tidak
berwarna dan jernih.
3) Amonia tidak boleh lebih dari 0,01 ppm. Kemudian bila 50 ml air untuk injeksi yang
ditambahkan 2 ml kalium raksa (II) iodida LP dalam suasana alkalis dan dilihat dalam
tabung Nessler, maka tidak memperlihatkan pewarnaan yang lebih kuat daripada
pewarnaan yang diberikan 50 ml air yang bebas amoniakP setelah penambahan 2 ml
pereaksi Nessler LP dan diperiksa pada keadaan sama.
4) Nitrat boleh lebih dari 0,2 ppm. Kemudian, 5 ml air untuk injeksi tidak boleh
memberikan warna biru pada batas permukaan setelah dituangkan dengan hati-hati
kedalam 5 ml difenilalamina LP.
5) Logam berat (Cu, Fe, Pb) tidak boleh lebih dari 0,1 ppm. Kemudian, bila 100 ml air
untuk injeksi ditambahkan 1 tetes larutan natrium sulfida LP, maka harus tetap jernih
dan tidak berwarna.
6) Oksidator tidak boleh lebih dari 5 ppm. Kemudian, bila 100 ml air untuk injeksi
dididihkan selama 3 menit serta ditambahkan 10 ml asam sulfat encer P dan 0,5 ml
kalium permanganat 0,01 N, maka tidak menghilangkan sama sekali warna larutan
7) Bebas pirogen.
8) Ph 5,0-7,0. Pemeriksaannya dengan 10 ml air untuk injeksi dengan ditambahkan 2 tetes
larutan merah metil LP tidak boleh memberikan warna merah. Kemudian, 10 ml air
untuk injeksi dengan ditambahkan 5 tetes larutan biru bromtimol LP tidak boleh
memberikan warna biru

Infus Manitol | 13
Penyimpanan air untuk injeksi (WFI) harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat
pada temperatur di bawah atau di atas kisaran temperatur ideal mikroba dapat tumbuh. Air untuk
obat suntik bertujuan digunakan dalam waktu 24 jam sesudah penampungan
Adapun fungsi bahan yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya Manitol sebagai
zat aktif, Karboadsorben untuk menyerap zat-zat anorganik yang tidak berguna, dan WFI
sebagai Pelarut. Fungsi Perlakuan; Pemanasan diautoclaf berfungsi sebagai untuk mensterilkan
alat. Menggunakan metode sterilisasi akhir sebab sediaan stabil terhadap pemanasan. Sterilisasi
akhir menggunkan autoklaf pada suhu 121oC selama15 menit. Dilakukan penyaringan berfungsi untuk
sterilisasi dan memisahkan dari pengotor lainnya. Dilakukan pemanasan pada zat karboabsorben adalah karena
karboabsorben itu aktif bekerja setelah dilakukan pemanasan.
Hasil yang diperoleh termasuk ke dalam syarat pembuatan infus yang baik, yaitu jernih
bebas partikel dan pirogen, pH yang diperoleh 5,42 mendekati persyaratan infus yang baik yaitu
5,5 sampai 7,5. Jadi infuse manitol yang dibuat dalam praktikum ini sudah baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, 1978, Formularium Nasional Edisi Kedua, Departemen Kesehatan Republik


Indonesia, Jakarta114.
2. Goeswin, Agoes, 1983, Pengembangan Sediaan Farmasi, Penerbit ITB, Bandung, 132.
3. Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta, 1238-1239.
4. Reynold, James E F, 1982, Martindale The Extra Pharmacopoeia, Twenty Eighth edition,
London : The Pharmaceutical Press
5. Anonim, 1978, Formularium Nasional Edisi Kedua, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta, 114.
6. Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta, 12.
7. Lukas, Stefanus, 2011, Formulasi Steril, Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Infus Manitol | 14
Infus Manitol | 15

Anda mungkin juga menyukai