Anda di halaman 1dari 43

ORTHOPEDIC

INFECTION
Disusun oleh :
Triana Rahayu 1102017235
Saskia Lum’atud Durori 1102017211
Adilah Ulinnuha Al-Fathani 1102018137
Ilham Syahputra 1102015095
Karina Utari 1102014140

Pembimbing:

Dr. (DMB). Dr. (Orth). dr.Norman Zainal, Sp.OT.,M.Kes,FICS.,CCD

Kepaniteraan Klinis Bedah Orthopedi


Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi
Periode 9 Januari – 18 Maret 2023
01. Pendahuluan

02. Anatomi dan Histologi

03. Fisiologi

04. Penyakit Infeksi Orthopedi


Pendahuluan
Infeksi adalah suatu kondisi dimana
mikroorganisme patologis berkembang biak
dan menyebar di dalam jaringan tubuh.

Infeksi yang menyebabkan inflamasi, dengan


tanda:
● Calor (panas)
● Rubor (kemerahan)
● Dolor (sakit/nyeri)
● Fungsio laesa
● Bengkak

Ashley B, dkk. Apley and Solomon’s System of Orthopedics and Trauma. Ed 10. 2018.
CARA
INFEKSI?

Infeksi langsung melalui fokus


infeksi yang berdekatan Infeksi tidak
(contiguous)
Infeksi Langsung Langsung
Infeksi langsung Infeksi tidak langsung
melalui kulit (peniti, melalui pembuluh
suntikan, luka tusuk, darah (hidung atau
laserasi, fraktur mulut, saluran
terbuka atau operasi) pernapasan, usus
atau saluran
genitourinaria)
Ashley B, dkk. Apley and Solomon’s System
Orthopedics and Trauma. Ed 10. 2018. p. 29
Kerentanan host terhadap infeksi dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu:

Faktor Sistemik Faktor Lokal


● Faktor usia. ● Trauma.
● Malnutrisi. ● Jaringan parut.
● Penyakit metabolik: DM. ● Sirkulasi yang buruk.
● Penyakit imun: RA. ● Kurangnya sensibilitas.
● Konsumsi ● Penyakit tulang atau sendi
kortikosteroid/imunosupresan yang kronis.
lainnya. ● Adanya benda asing termasuk
implan.

Ashley B, dkk. Apley and Solomon’s System of Orthopedics and Trauma. Ed 10.
Prinsip Pengobatan

1. Memberikan analgesia dan tindakan suportif umum


2. Mengistirahatkan bagian yang terkena
3. Mengidentifikasi organisme penyebab infeksi dan Memberikan pengobatan antibiotik yang efektif
atau kemoterapi;
4. Mengeluarkan nanah segera setelah terdeteksi
5. Menstabilkan tulang jika ada retak/patah
6. Membuang jaringan avaskular dan nekrotik;
7. Mengembalikan kontinuitas jika ada celah di tulang.
8. Menjaga jaringan lunak dan penutup kulit.

Ashley B, dkk. Apley and Solomon’s System of Orthopedics and Trauma. Ed 10. 2018. p.
02.
ANATOMI &
HISTOLOGI
ANATOMI
• Memiliki physes ("plat pertumbuhan") di
setiap ujungnya yang tumbuh memanjang
(metakarpal, metatarsal, dan falang tangan
dan kaki biasanya hanya memiliki satu
fisis)
• 3 bagian tulang panjang:
 Diafisis: poros, terbuat dari tebal kortikal
tulang, diisi dengan sumsum tulang
 Metafisis: pelebaran tulang di dekat
ujungnya,
 Epifisis: ujung (biasanya artikular) tulang,
terbentuk dari pusat osifikasi sekunder

Thompson, Jon C. Netter’s concise orthopaedic anatomy. II. 2010.


HISTOLOGI
Jenis Tulang Struktural :

Kortikal (kompak)
• Tulang yang kuat dan padat, membentuk 80%
kerangka
• Terdiri dari banyak osteon dengan lamela interstisial
• Osteon terdiri dari lamela tulang konsentris dengan
kanal sentral (kanal haversian) yang mengandung
osteoblas (pembentukan tulang baru) dan arteriol yang
mensuplai osteon. Lamellae dihubungkan oleh
kanalikuli. Garis sementandai batas luar osteon
(resorpsi tulang berakhir).
• Kanal Volkmann : berorientasi radial, memiliki
arteriol, dan menghubungkan osteon yang berdekatan
• Tulang kortikal tebal ditemukan di diafisis tulang
panjang

Thompson, Jon C. Netter’s concise orthopaedic anatomy. II. 2010.


Jenis sel tulang : Thompson, Jon C. Netter’s concise orthopaedic anatomy. II. 2010.

OSTEOBLAS
• Fungsi : menghasilkan tulang matriks (“osteoid”). Buat kolagen tipe 1
• Reseptor : PTH (hormon paratiroid), vitamin D, glukosteroid, estrogen
OSTEOSIT
• Osteoblas dikelilingi oleh matriks tulang. Mewakili 90% dari semua sel tulang
• Fungsi : memelihara & memelihara tulang. Proses sel panjang berkomunikasi melalui kanalikuli
• Reseptor : PTH (melepaskan kalsium), kalsitonin (tidak melepaskan kalsium)
OSTEOKLAS
• Sel-sel besar berinti banyak yang berasal dari garis sel yang sama dengan monosit & makrofag
• Fungsi: saat aktif, untuk menyerap tulang
03. FISIOLOGI
FISIOLOGI
Tulang : Berfungsi sebagai tempat melekatnya otot
• Perlindungan untuk organ (misalnya tengkorak, tulang rusuk,
panggul)
• Reservoir mineral dalam tubuh: 99% kalsium tubuh
• Situs hematopoiesis

Thompson, Jon C. Netter’s concise orthopaedic anatomy. II. 2010.


04
Penyakit Infeksi
Orthopedi
Osteomyelitis Akut Etiologi
● Anak-anak dan dewasa :S.aureus (>70%),
S.pyogenes, Streptococcus group B (newbron dan
Merupakan infeksi tulang yang disebabkan oleh infeksi kulit kronis)
bakteri/jamur, terutama pada anak-anak dengan ● 1-4 tahun : H. Influenza
gangguan sistem imun. Osteomielitis diklasifikasikan ● Lainnya : E.coli, P. auraginosa, Proteus mirabilis.
sebagai akut (< 2minggu), subakut (2 minggu-3
bulan) dan kronis (> 3 bulan)
Anamnesis
Keluhan : nyeri, demam, dan malaise dibawah 2 minggu,
Osteomielitis subakut lebih sering terjadi pada
riwayat infeksi (ISPA), riwayat trauma sebelumnya
populasi pediatri dengan 5 kasus dari 100.000 anak Riwayat sebelumnya :
pertahun pada negara dengan income yang tinggi dan - Anak : riwayat gangguan proses lahir,
mungkin dapat lebih tinggi pada negara dengan perkembangan
income menengah-rendah. - Dewasa : riwayat defisiensi imun

Ashley B, dkk. Apley and Solomon’s System of Orthopedics and Trauma. Ed 10. 2018.
Sjamsuhidajat R, De Jong W, Editors. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong. Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (1).
4th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2017.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Lab
Dilihat Keadaan Umum, Kesadaran pasien, Vital sign,
Status lokalis ● Aspirasi pus / cairan dari abses metafisis
Look : Kemerahan, Edema subperiosteal
Feel : Acute tenderness, Limfadenopati +/- ● Pewarnaan gram dan sensitivitas antibiotik
Move :ROM terbatas, gerakan ringan dapat menimbulkan ● Aspirasi jaringan dan kultur darah
nyeri ● CRP meningkat dalam 12-24 jam
● ESR meningkat dalam 24-48 jam
● PCT meningkat dan hitung leukosit meningkat

(1) Ashley B, dkk. Apley and Solomon’s System of Orthopedics and Trauma. Ed 10. 2018. Sjamsuhidajat R, De Jong W, Editors.
(2) (2) Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong.Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (1). 4th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2017.
DIAGNOSIS BANDING :
• Selulitis : Terdapat kemerahan superfisial yang meluas dan limfangitis. Jika diagnosis masih
diragukan, MRI akan membantu membedakan antara infeksi tulang dan infeksi jaringan lunak.
• Artritis supuratif akut : Peningkatan progresif nilai protein C- reaktif selama 24-48 jam
dikatakan sugestif dari artritis septik bersamaan
Tatalaksana

● Antibiotik parenteral berspektrum luas berdosis


tinggi selama 4-6 minggu
● Terapi simtomatik : analgesik
● Tirah baring
● Penggunaan bidai atau traksi

24 jam tidak ada perbaikan

● Pengeboran tulang yang sakit dibeberapa tempat


untuk mengurangi tekanan intraoseus. Cairan yang
keluar dapat di kultur.

Ashley B, dkk. Apley and Solomon’s System of Orthopedics and Trauma. Ed 10. 2018.
Sjamsuhidajat R, De Jong W, Editors. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong. Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (1). 4th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2017.
Osteomyelitis Kronis Look : Kemerahan, Edema

Feel : Acute tenderness, Limfadenopati +/-


Merupakan kelanjutan dari osteomielitis akut
yang tidak terdiagnosis atau tidak diterapi secara Move : ROM terbatas, gerakan ringan dapat menimbulkan
adekuat. nyeri

Kejadian osteomielitis kronis di Amerika Serikat adalah 5 Pemeriksaan Penunjang


– 25% setelah episode osteomielitis akut. Insiden
osteomielitis kronis di Indonesia adalah 0,5-2,4/100.000 ● Pemeriksaan Radiologi : terlihat gambaran sekueter
penduduk dan meningkat dengan bertambahnya usia. dan penulangan baru
- X-Ray : fase kronik ditandai dengan tulang yang
tebal, tidak teratur, sklerotik yang diselingi dengan
Anamnesis
radioulsen, periosteum yang meninggi, dan sinus
Keluhan : nyeri, demam, kemerahan, discharge sinus
drainase.
riwayat infeksi (ISPA), riwayat trauma sebelumnya - CT Scan dan MRI : destruksi tulang, edema dan
abses
Riwayat penyakit sebelumnya: ● Hitung leukosit dan LED meningkat
- Anak : riwayat gangguan proses lahir, ● Pemeriksaan gram, dan sensitivitas antibiotik
perkembangan
- Dewasa : riwayat defisiensi imun

Ashley B, dkk. Apley and Solomon’s System of Orthopedics and Trauma. Ed 10. 2018. p. 41-43
Sjamsuhidajat R, De Jong W, Editors. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong.
Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (1). 4th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2017.
Tatalaksana

- Antibiotik yang sesuai dengan hasil


kultur diberikan 4-6 minggu ( dimulai
saat pertama kali pengobatan atau
setelah debridemen) sebelum
diputuskan terapi operatif
- Insisi dan drainase (abses)
- Operatif
- Debridement
- Indikasi radikal surgery: gejala
intrusif, kegagalan antibiotik,
dan/atau bukti jelas sequstrum atau
tulang mati.

Ashley B, dkk. Apley and Solomon’s System of Orthopedics and Trauma. Ed 10. 2018.
p. 41-43
Sjamsuhidajat R, De Jong W, Editors. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong.
Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (1). 4th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2017.
Periprosthetic Infection Anamnesis

Chief complaint : demam, sendi bengkak dan nyeri,


Infeksi spesifik yang berhubungan dengan penggantian cairan post-operatif berkepanjangan
sendi dan komplikasi yang mengerikan, berpotensi kronis,
Past & Recent History: Obesitas, DM, RA, riwayat
dengan relevansi klinis yang signifikan. Diklasifikasikan
bedah sebelumnya, transfusi darah alogenik,
berdsarkan onset, early onset (< 3 bulan pasca operasi),
komplikasi post opertif ( hematom, superficial site
delayed onset (12-24 bulan setelah operasi)
infection, wound drainage, wound dehiscene)

Dengan kejadian sekitar 1-2% pada artoplasti panggul, 2- Look : kemerahan, purulen pada sendi
3% pada artoplasti lutut, 1-2% pada bahu dan 3-5% pada
siku. Feel : bengkak pada sendi

Move : pergerakan terbatas karena nyeri

Etiologi

● Staphylococcus aureus 50%


● Gram (-) basil 20-30%

Ashley B, dkk. Apley and Solomon’s System of Orthopedics and Trauma.


Ed 10. 2018. p. 44-45)
Pemeriksaan Penunjang

● Pemeriksaan Lab (CRP dan ESR, WBC, IL-6


dan prokalsitonin → dari darah tepi dan cairan
sinovial)
● Pemeriksaan Radiologi

Tatalaksana

● Pembedahan (debridemen dengan retensi


prosthesis → infeksi awal)
● Arthroplasty
● Antibiotik supresif sampai setelah pulang dari
RS (gentamisin + klindamisin selama total 12
minggu)

Ashley B, dkk. Apley and Solomon’s System of Orthopedics and Trauma. Ed 10. 2018. p. 44-45)
Arthritis Supuratif Akut
Inflamasi akut pada membrane synovial, dengan effusi purulent Infeksi pada sendi yang disebabkan oleh staphylococcus
dalam sendi, karena infeksi bakteri, umumnya infeksi melalui aureus, streptococcus, escherichia coli dan proteus. pada
rute hematogenik ke jaringan synovial, menyebabkan destruksi anak-anak usia 1- 4 tahun Haemophilus influenzae.
tulang rawan, dapat menjadi kronik, dengan pembentukan
sinus, osteomyelitis, deformitas, dan disabilitas.

Pravalensi di Indonesia tertinggi sebesar 18,9% pada kelompok umur >75 tahun dan
terendah sebesar 1,2% pada kelompok umur >15-24 tahun, perempuan 8,5% dan laki laki
6,1 %

Pemeriksaan fisik
• Look : Merah, Bengkak
Anamnesis • Feel : Nyeri tekan, panas
Keluhan utama : Sendi dangkal (lutut, pergelangan tangan, jari, • Move : Terbatas karena nyeri
pergelangan kaki atau kaki) maupun pinggul yang nyeri,
bengkak, demam dan meradang.
Pemeriksaan laboratorium
Riwayat sebelumnya : Kondisi predisposisi seperti rheumatoid
• Leukositosis,
arthritis dan menjalani pengobatan kortikosteroid, infeksi • LED meningkat
gonokokal, penyalahgunaan obat intravena, terapi obat • Kultuh darah gram positif.
imunosupresif dan sindrom defisiensi imun didapat (AIDS).
Ashley B, dkk. Apley and Solomon’s System of Orthopedics and
Trauma. Ed 10. 2018. p. 47-50
Pemeriksaan Radiologi

• USG : Kedua pinggul harus diperiksa untuk


perbandingan. Pelebaran ruang antara kapsul dan
tulang lebih dari 2 mm merupakan indikasi efusi,
yang mungkin bebas gema (mungkin sinovitis
sementara) atau ekogenik positif (lebih mungkin
artritis septik). X - RAY
• X-ray : Pembengkakan jaringan lunak,
hilangnya bidang jaringan, pelebaran ruang sendi
dan sedikit subluksasi (karena cairan di dalam
sendi) beberapa infeksi kadang-kadang ada gas di
sendi, serta penyempitan ruang sendi.
• MRI dan radionuklida : mendiagnosis artritis
di tempat yang tidak jelas seperti sendi
sakroiliaka dan sternoklavikularis

Ashley B, dkk. Apley and Solomon’s System of


Orthopedics and Trauma. Ed 10. 2018. p. 47-50
Tatalaksana
Terapi Operatif
Terapi Konservatif
Drainase bedah
● flucloxacillin + sefalosporin generasi
III Debridement arthoscopic
● Asam fusidat
● Sefalosporin generasi III (organisme
Splintage
Gram-negatif).
● Intravena selama 4-7 hari dan
kemudian secara oral selama 3 Rehabilitasi
minggu lagi

Tujuannya untuk menjaga sendi tetap bergerak. Oleh


Ashley B, dkk. Apley and Solomon’s System of Orthopedics and karena itu, splintage pada posisi optimal terus
Trauma. Ed 10. 2018. p. 47-50
dipertahankan biasanya dengan plester.
Arthritis Septik
Peradangan sendi akibat invasi bakteri
piogenik ke dalam sinovial yang
menimbulkan infiltrasi sel radang dan
efusi purulen sehingga membuat cairan Insidens bervariasi antara 4-29 kasus per
sendi menjadi kental dan menggumpal. 100.000 orang/tahun meningkat sebesar
Umumnya menyerang sendi panggul, siku, 40-68 kasus/100.000/tahun. Puncak
lutut, bahu, pergelangan kaki biasanya insidens pada anak-anak usia kurang dari
diderita bayi dan lansia.
5 tahun (5 per 100.000/tahun) dan dewasa
usia lebih dari 64 tahun (8,4
kasus/100.000 penduduk/tahun)

Keluhan utama : Nyeri, Demam, Keterbatasan


gerak sendi, malaise, Pembengkakan sendi
Riwayat sebelumnya : Kondisi predisposisi seperti
diabetes melitus, anemia sel sabit, penggunaan
heroin, AIDS, riwayat splenektomi

Sjamsuhidajat R, De Jong W, Editors. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong. Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (3). 4th ed. Jakarta: EGC.
Riko Febrian Kunta Adjie. (2018). Pendekatan Diagnosis dan Tatalaksana Septic Arthritis
Pemeriksaan Fisik : Pemeriksaan radiologi
Look : Bengkak, kemerahan Foto X-Ray polos: osteopenia periarticular, penyempitan
Feel : Nyeri tekan, Panas ruang sendi yang merata, pembengkakkan jaringan lunak,
erosi tulang (late stage)
Move: Keterbatasan Gerak USG : joint effusion (1-2mL), Cairan synovial yang
hiperekoik dan penebalan kapsul sendi.
MRI dan radio-nuklir : untuk menentukan luasnya tulang
Pemeriksaan darah : Leukosit ↑ predominan dan jaringan yang mengalami infeksi.
neutrophil, Laju endap darah dan C-reactive
X - RAY
Protein (CRP).

Analisis cairan sendi :


Aspirasi cairan sendi merupakan gold standard.
Cairan sendi keruh atau purulent, kultur, leukosit
cairan sendi lebih dari 50.000 sel/mm3,
pewarnaan gram, kristal), darah lengkap

Long B, Koyfman A, Gottlieb M. Evaluation and Management of Septic Arthritis and its Mimics in the Emergency Department. West J Emerg Med. 2019;20(2):331-
341. doi:10.5811/westjem.2018.10.40974
Momodu II, Savaliya V. Septic Arthritis. [Updated 2019 Apr 2]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available
Tatalaksana

Terapi Konservatif
• Mengistirahatkan
sendi yang terkena.
• Antibiotik IV Rehabilitasi
• Analgesik Bidai untuk
• Antipiretik mempertahankan posisi
latihan kontraksi otot isotonik
untuk mencegah atrofi otot.
Terapi Operatif
● Drainase bedah
● Artrotomi untuk debridemen
● Memasang pipa salir Sjamsuhidajat R, De Jong W, Editors. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong. Sistem Organ dan
Tindak Bedahnya (3). 4th ed. Jakarta: EGC.
Long B, Koyfman A, Gottlieb M. Evaluation and Management of Septic Arthritis and its Mimics in the
Emergency Department. West J Emerg Med. 2019;20(2):331-341. doi:10.5811/westjem.2018.10.40974
Momodu II, Savaliya V. Septic Arthritis. [Updated 2019 Apr 2]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island
(FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538176/
Artritis Tuberkulosis
Kompleks primer ; Lesi awal di paru-paru, faring atau usus kecil dengan penyebaran limfatik ke kelenjar getah
bening regional; kombinasi ini adalah kompleks primer

Penyebaran sekunderJika resistensi terhadap infeksi asli rendah, penyebaran meluas melalui aliran darah
Lesi tersier; Tulang atau persendian terkena pada sekitar 5 persen pasien tuberkulosis. Terdapat predileksi pada
korpus vertebra dan sendi sinovial besar

Manifestasi klinis :

riwayat infeksi sebelumnya atau kontak baru- baru ini dengan tuberkulosis.
Pasien, biasanya anak-anak atau dewasa muda, mengeluh nyeri dan bengkak (pada sendi superfisial)
Dalam kasus lanjut mungkin ada serangan demam, keringat malam, kelelahan dan penurunan berat badan

Ashley B, dkk. Apley and Solomon’s System of Orthopedics and


Trauma. Ed 10. 2018.
Diagnosis Diagnosis Banding
Artritis subakut ; Penyakit seperti disentri
Riwayat nyeri atau pembengkakan yang lama amoeba atau brucellosis terkadang diperumit oleh
artritis. Anamnesis, gambaran klinis, dan
• keterlibatan hanya satu sendi investigasi patologis biasanya memungkinkan
• penebalan synovial yang ditandai diagnosis ditegakkan.

• pengecilan otot yang parah Artritis hemoragik ; Tanda-tanda fisik darah di


•kelenjar getah bening regional yang membesar persendian mungkin mirip dengan artritis
tuberkulosis. Jika perdarahan terjadi setelah satu
• osteoporosis periarticular pada x-ray cedera baru-baru ini, riwayat dan tidak adanya
• tes Mantoux positif wasting yang jelas merupakan diagnostik.
Setelah perdarahan berulang, seperti pada
hemofilia, kemiripan klinis dengan tuberkulosis
lebih dekat, tetapi ada juga riwayat perdarahan di
tempat lain.
Pemeriksaan Penunjang

Ashley B, dkk. Apley and Solomon’s System of Orthopedics and Trauma. Ed 10. 2018.
Terapi

Pasien yang mengalami kerusakan sendi progresif mungkin memerlukan waktu istirahat
yang lebih lama untuk mencegah ankilosis pada posisi yang buruk;
Pengobatan yang paling efektif adalah kombinasi obat antituberculosis

• Awal,'pengobatan fase intensif, terdiri dari isoniazid 300– 400 mg,rifampicin 450–600 mg dan
fluoroquinolones 400– 600 mg setiap hari selama 5 atau 6bulan.

• fase lanjutan’ berlangsung selama 9 bulan, yang tujuannya adalah untuk menghilangkan mikobakteri
yang 'bertahan', tumbuh lambat, tidak aktif atau intraseluler. isoniazid dan pirazinamid 1500 mg per
hari selama 41⁄2 bulan dan isoniazid dan rifampisin selama 41⁄2 bulan berikutnya

• 'fase profilaksis', terdiri dari isoniazid dan etambutol 1200 mg per hari selama 3atau 4 bulan
berikutnya.

Ashley B, dkk. Apley and Solomon’s System of Orthopedics and Trauma.


Ed 10. 2018.
Bursitis Septik ● Sering terjadi pada orang dengan sistem
imun rendah (konsumsi alkohol berlebihan,
penyakit HIV/AIDS, diabetes, gangguan
Bursitis adalah inflamasi di bursa sendi yang ginjal dan efek samping kemoterapi).
terjadi akibat inokulasi bakteri di bursa yang
mentriger terjadinya proses inflamasi. Regio yang
sering terkena : sendi pinggul, lutut, siku, dan
bahu.

Bursitis mempengaruhi sekitar 8,7 juta orang di


Amerika Serikat pada tahun 2013. Kasus bursitis septik
lebih sering terjadi pada laki-laki, yang biasanya terjadi
setelah kerusakan pada kulit di atasnya. Bursitis septik
paling sering terjadi di bursa olecranon dan prepatellar.
Olecranon bursitis mempengaruhi sekitar 0,1% orang
dan 4 kali lebih banyak daripada bursitis prepatellar.

Blom, Ashley, et al. Apley & Solomon's system of orthopaedics and trauma. Boca Raton, FL: CRC Press, 2018.
I.E. Brown, L.E. Young, L.K. Fatula, Dennis W. Wolff, Bursitis, Reference Module in Biomedical Sciences, Elsevier, 2017.
Bursitis Septik
B. Physical Examination
A. History
Look : Edema, hiperemis, selulitis
Chief Complaint:
Akut : nyeri sendi atau kekakuan pada Feel : nyeri tekan pada sendi yang meradang,
sendi yang meradang teraba hangat, demam
Kronik : nyeri yang kontinu, perlemahan
pada ligament. Move : terbatas

Recent History + Past History: c. Laboratory Examination


Riwayat cedera, Riwayat infeksi Darah rutin, pemeriksaan cairan synovial sendi

Blom, Ashley, et al. Apley & Solomon's system of orthopaedics and trauma. Boca Raton, FL: CRC Press, 2018.
Bursitis Septik
d. Radiology Examination
CT-scan, MRI, USG.

Sagittal T2-weighted fat-suppressed image


(4,100/100) reveals tear of triceps tendon (white
arrowhead). Note concomitant elbow joint
effusion (arrow). Olecranon bursa is marked with
black arrowhead.

Floemer F. et al. American Journal of Roentgenology. 2004;183: 29-34. 10.2214/ajr.183.1.1830029


Brucellosis Etiologi
● B bakteri genus Brucella. Brucella
Adalah Penyakit infeksi yang disebabkan oleh merupakan bakteri gram negatif berbentuk
bakteri Brucella. Penyebab infeksi batang non-motil, tidak berspora dan
granulomatosa subakut atau kronis di tulang bersifat anaerob
dan sendi.
Pemeriksaan fisik
Setiap tahun, lebih dari 500.000 kasus - Look: Anoreksia, Malaise, Bengkak
brucellosis pada manusia dilaporkan di seluruh
dunia. Tingkat prevalensi brucellosis lebih dari Sendi
10 kasus per 100.000 penduduk di beberapa - Feel: Nyeri sendi dan punggung (+)
negara. - Move: Berkurangnya Range of
Banyak dibagian dunia yang masih endemik Movement
brucellosis, termasuk Timur Tengah (Iran),
Afrika, Amerika Latin, Asia Tengah, dan
Cekungan Mediterania.

Blom, Ashley, et al. Apley & Solomon's system of orthopaedics and trauma. Boca Raton, FL: CRC Press, 2018.
Brucellosis Pemeriksaan Penunjang
● X-ray
GEJALA : ● CT-scan atau MRI

● Demam
● Menggigil
● Hilang nafsu makan
● Berkeringat di malam hari
● Lemah tubuh
● Kelelahan
● Nyeri pada sendi

Blom, Ashley, et al. Apley & Solomon's system of orthopaedics and trauma. Boca Raton, FL: CRC
Press, 2018.
Brucellosis

TATALAKSANA TATALAKSANA
Farmakologis : Operatif:
● Tetrasiklin dan Streptomisin 3-4 ● Surgical drainase
minggu, *Diteruskan hingga gejala ● Artrodesis atau artroplasti
menghilang

Blom, Ashley, et al. Apley & Solomon's system of orthopaedics and trauma. Boca Raton, FL: CRC Press, 2018.
SYPHILIS
● Kongenital

Early : selama masa bayi, osteochondritis di daerah juxta-epiphyseal menyebabkan kerusakan tulang
dan tulang rawan

Late : manifestasi sifilis kongenital, 'sendi clutton' adalah sinovitis tanpa rasa sakit yang terjadi saat
pubertas. itu paling sering mempengaruhi lutut dan siku, kebanyakan bilateral

● Acquired

sendi mungkin terpengaruh pada tahap sekunder, terjadi poliartritis sementara dan poliartharlgia yang
melibatkan sendi yang lebih besar. pada tahap tersier, artritis gummatous terjadi di mana sendi yang
lebih besar paling sering terlibat. sendi neuropatik (charcot) adalah konsekuensi tidak langsung dari
sifilis.

Ashley B, dkk. Apley and Solomon’s System of Orthopedics and Trauma. Ed 10. 2018.
Manifestasi Klinis Acquired Manifestasi Klinis
Kongenital
Gambaran awal : nyeri, bengkak dan nyeri pada
tulang, terutama pada tulang yg memiliki sedikit Tanda-tanda pertama ; pembengkakan
jaringan lunak (tulang frontal, tengkorak). Kadang
sendi dan pseudoparalysis,
pasien mengalami poliarthalgia atau poliartritis.
Bayi : sakit dan gelisah, dapat muncul lesi
Gambaran late : ciri khas akhir yang hanya muncul kulit, hepatosplenomegaly dan anemia
setelah bertahun2 adalah sifilis gumma, lesi
granulomatosa padat.

Gambaran lain : artropati neuropatik akibat


hilangnya sensibilitas pada sendi yang paling khas
pada lutut.

Ashley B, dkk. Apley and Solomon’s System of Orthopedics and Trauma. Ed 10. 2018.
Terapi

Lesi awal : biasanya akan merespons


terhadap Injeksi benzilpenisilin IM
yang diberikan setiap minggu selama 3
 
atau 4 dosis.
Lesi lanjut : penisilin IV selama
seminggu atau 10 hari, tetapi bentuk
sifilis tersier tidak akan merespon sama
sekali. Alternatifnya adalah
sefalosporin generasi ketiga

Ashley B, dkk. Apley and Solomon’s System of Orthopedics and Trauma. Ed 10. 2018.
PARONIKIA

● Paranikia merupakan infeksi bacterial di sekitar


dasar kuku, paranikia dapat mengitari seluruh
dasar kulit di bidang frontal maupun
horizontal, biasanya paronikia kronik
disebabkan oleh infeksi jamur.

Sjamsuhidajat R, De Jong W, Editors. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong. Sistem Organ dan Tindak
Bedahnya (3). 4th ed. Jakarta: EGC.
Tendovaginitis akut
● Tendovaginitis atau yang disebut juga dengan
tendosinovitis adalah peradangan pada sarung
tendon otot. Tendovaginitis sering terjadi pada
sarung tendon otot fleksor jari tangan pada sendi
interfalang atau metacarpophalangeal karena kulit di
daerah tersebut sangat tipis. Tusukan duri atau
benda tajam di daerah tersebut dapat dengan mudah
sekalu menembus sarung tendon sehingga
menimbulkan infeksi. Infeksi sarung tendon ibu jari
dan kelingking dapat langsung mencapai
pergelangan tangan

Sjamsuhidajat R, De Jong W, Editors. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong. Sistem
Organ dan Tindak Bedahnya (3). 4th ed. Jakarta: EGC.
DAFTAR PUSTAKA

Ashley B, dkk. Apley and Solomon’s System of Orthopedics and Trauma. Ed 10. 2018. p. 29-30.

Sjamsuhidajat R, De Jong W, Editors. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong. Sistem Organ dan Tindak
Bedahnya (3). 4th ed. Jakarta: EGC.

Thompson, Jon C. Netter’s concise orthopaedic anatomy. II. 2010.


Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai