Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MATA KULIAH PSIKOLOGI

``Menjelaskan Kepribadian Manusia dan permasalahannya``

DISUSUN OLEH :

Kelas Psikologi GR-1A

Ogis Sepnata Rizkiyanto (005221003)

UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2022/2023
Daftar isi
Bab 1 Pendahuluan………………………………….……………………….………………1
A. Latar belakang…………………………………………………….…………………...1
B. Rumusan masalah ……………………………………………….…………………….2
C. Tujuan ………………………………………………………….……………………...2

Bab 2 Pembahasan…………………..…………………………….………………………...3
2.1 Pengertian kepribadian…………………………………………….
……………………....3
2.2 Macam-Macam Tipe Kepribadian………………………………….
……………………...3
2.3 Proses pembentukan kepribadian
…………………………………………………………4
2.4 Perkembangan kepribadian manusia
……………………………………………………...4
2.5 Karakteristik
kepribadian………………………………………………………………….6
2.6 Gangguan kepribadian
…………………………………………………………………….7
2.7 Penyebab gangguan
kepribadian…………………………………………………………..8
2.8 Cara mencegah gangguan
kepribadian…………………………………………………….8 2.9 Study
kasus………………………………………………………………………………...
8

Bab 3 Penutup……………………………………………………………….……………….10
A. Kesimpulan …………………………………………………………..………………10
B. Saran…………………………………………………………………..……………...10

Daftar pustaka…………………………………………………………………..……………10
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kepribadian merupakan salah satu kajian psikologi yang membahas tentang
tingkah laku manusia. Ewen mengatakan kepribadian adalah aspek perilaku yang
relatif menetap di dalam diri manusia dan tidak berubah-ubah. Schultz menyatakan
definisi dan pengertian kepribadian sebagai karakteristik yang kuat dan unik dalam
diri seorang manusia dan dapat berubah pada situasi dan kondisi yang berbeda. Feist
menyatakan definisi dan pengertian kepribadian sebagai pola sifat dan karakteristik
unik yang relatif permanen dan konsisten. Sejumlah ahli psikologi berpendapat bahwa
kepribadian hanya dapat diketahui dengan cara mengamati perilaku sosial eksternal.
Namun sejumlah ahli lainnya berpendapat bahwa kepribadian berasal dari dalam diri
individu. Dengan kata lain, kepribadian bisa jadi mengandung aspek yang tidak
terlihat.
Secara garis besar kepribadian dibagi menjadi tiga yaitu ekstrovert, introvert,
dan ambivert. Seorang ekstrovert sangat menikmati dan menyukai proses interaksi
dengan orang lain ,mereka banyak bicara, asertif, sangat antusias, dan suka menjalin
pertemanan dengan orang baru. Sedangkan Introvert lebih suka menyendiri dan
mencari ketenangan sendiri. Namun dengan begitu dengan sifat kepribadian introvert
ini akan lebih memudahkan mereka untuk bekerja secara independen atau mandiri.
Kepribadian ambivert ini merupakan tengah-tengah dari kepribadian ekstrovert dan
introvert. Orang dengan kepribadian ambivert merasa nyaman berada di antara
sekumpulan orang banyak. Di satu sisi, mereka juga merasa nyaman dan baik-baik
saja untuk menghabiskan banyak waktu sendirian.
Beberapa teori kepribadian tidak luput dari pengaruh faktor – faktor subjektif
penyusunnya, faktor – faktor tersebut antara lain pengalaman pribadi dan antar pribadi
penyusun teori atas keberadaan dan tingkah laku sesamanya. Seperti telah
diungkapkan sebelumnya, bahwa setiap individu memiliki kepribadian yang berbeda
antara satu dan yang lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
keturunan, lingkungan fisik, pengalaman kelompok, pengalaman unik dan
kebudayaan.
Kondisi ini bisa dimulai sejak remaja atau awal masa dewasa, tetapi
penyebabnya belum jelas. Namun demikian, gangguan kepribadian dianggap berasal
dari kombinasi gen yang diwariskan, keluarga, pengalaman masa kecil serta pengaruh
lingkungan. Untuk mengatasi gangguan kepribadian adalah dengan melakukan terapi
psikologis atau kejiwaan di bawah bimbingan psikiater dengan tujuan meningkatkan
kemampuan pasien dalam mengendalikan emosi serta pikirannya secara lebih baik.
1.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa pengertian dari kepribadian ?
2. Apa faktor yang mempengaruhi kepribadian? 3.Bagaimana
proses terbentuknya kepribadian?
4. Bagaimana terjadinya perkembangan kepribadian?
5. Apa saja karakteristik dari kepribadian?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari kepribadian
2. Mahasiswa dapat mengetahui tipe – tipe kepribadian
3. Mahasiswa dapat mengetahui cara tiap kepribadian dalam menyelesaikan masalah
2.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kepribadian


Kepribadian atau personality terbentuk dari proses sosialisasi kepribadian atau
kecenderungan psikologis seseorang untuk melakukan tingkah laku sosial tertentu, baik
berupa perasaan, berpikir, bersikap dan berkehendak maupun perbuatan.

Kepribadian merupakan suatu perilaku yang dilakukan secara berulang sehingga


menjadi stabil atau konsisten.

2.2 Macam-Macam Tipe Kepribadian


2.2.1 Tipe kepribadian berdasarkan aspek biologisnya :
❖ Menurut Hippocrates : berdasarkan cairan tubuh yang mendominasi
➢ Sanguinis : periang, tidak stabil. disebabkan oleh pengaruh darah
➢ Choleris : mudah marah. disebabkan oleh proses empedu kuning
➢ Melankolis : pesimis, pemurung. disebabkan oleh proses empedu
hitam
➢ Flegmatis : lamban, tidak mudah bergerak. disebabkan oleh proses
lendir
❖ Menurut Emst Kretschmer : berdasarkan struktur fisik dengan watak dan
tingkah laku
➢ Tipe Pignis atau pyknoid : orang dengan perwarakan gemuk
(bunder), mempunyai sifat humor, gembira, optimistis.
➢ Tipe Atletis : mempunyai sifat realistis, ingin berkuasa, ekstrovet,
supel dalam pergaulan.
➢ Tipe Astenis (bertubuh kurus (tipis) : pemurung, kaku dalam hal
pergaulan dan mudah tersinggung (sensitive).
➢ Tipe Displastis (hypoplastic atau orang yang perkembanganya tidak
normal (under developed (kredil)) : perasaan inferioritas

2.2.2 Tipe kepribadian berdasarkan sikap jiwa yang dimiliki oleh individu
❖ Menurut Jung C.G
➢ Tipe Manusia Extrovert : mudah bergaul, banyak bicara dan asertif
➢ Tipe Manusia Introvert : tidak mudah bergaul , pendiam
➢ Tipe Manusia Ambivert : mudah bergaul namun kadang menjadi
tertutup, banyak bicara namun kadang menjadi pendiam
❖ Menurut Eysenck
➢ Neurotisisme : orang yang normal sampai orang yang cenderung
gugup
➢ Ekstraversi : orang yang mempunyai kendali diri yang kuat
➢ Introversi : orang yang mempunyai kendali diri yang buruk
2.2.3 Tipe kepribadian berdasarkan ciri fisik seseorang
❖ Menurut Kretchmer
➢ Schizothym : sulit untuk kontak dengan dunia luar dan menutup diri.
bersifat pemalu, penyendiri, senang berpikir tentang dirinya sendiri
3.
dan cepat tersinggung
○ bentuk tubuh : atletis, leher panjang, wajah lonjong, kurus,
dada ramping.
➢ Syclothym : mudah kontak dengan dunia luar, mudah beradaptasi,
merasakan suka duka, dan terbuka.
○ bentuk tubuh : gemuk, leher pendek, dada lebar, wajah bulat.

2.3 Proses Pembentukan Kepribadian kepribadian merupakan gabungan dari faktor-faktor biologis,
psikologis dan sosial
sekaligus. keseimbangan kepribadian ditentukan oleh kemampuan mengintegrasikan seluruh
faktor tersebut menjadi kesatuan dalam kehidupan. integrasi dari faktor kepribadian yang
dibentuk oleh seseorang ini terjadi melalui proses interaksi dalam dirinya sendiri dan
pengaruh dari lingkungan yang ada di sekitarnya.
Secara garis besar ada 2 faktor utama yang mempengaruhi proses pembentukan dan
perkembangan kepribadian :
1. Faktor genetika (pembawaan)
Faktor yang berasal dari dalam diri manusia itu sendiri yang dibawa sejak
lahir. berkaitan dengan jasmaniah atau sifat yang ada pada kedua orang tuanya. faktor
ini menyebabkan adanya kecenderungan unntuk berkelmbang mengikuti pola-pola
tertentu seperti berjalan tegak, bertambah besar, menjadi orang lincah atau pendiam
dan sebagainya. kecenderungan ini tidak hanya terdapat selama masa kanak-kanak
melainkan terus ada dalam diri kita selama kita masih hidup. Menurut stephen tong
ada empat faktor pembawaan yaitu :
a. Aspek fisik : mewarisi bentuk fisik dari orang tua
b. Aspek pikiran : bibit dari kecerdasan orang tua akan diwariskan pada
generasi berikutnya.
c. Aspek temperamen : sifat yang tidak jauh dari orangtuanya
d. Aspek spiritual : keimanan yang serupa dengan orangtuanya
2. Faktor lingkungan
Walaupun begitu, bahwa fungsi hereditas dalam kaitannya dengan
perkembangan kepribadian adalah sebagai:
a. Sumber bahan mentah (raw materials) kepribadian seperti fisik, intelegensi,
dan temperamen.
b. Membatasi perkembangan kepribadian (meskipun kondisi lingkungannya
sangat baik atau kondusif, perkembangan kepribadian itu tidak dapat
melebihi kapasitas atau potensi hereditas) dan mempengaruhi keunikan
kepribadian.
2.4 Perkembangan Kepribadian Manusia
Perkembangan terjadi pada manusia sebagai bentuk proses tumbuh kembang dan
berlangsung melalui tahapan-tahapan menuju kedewasaan. Manusia memiliki kepribadian
yang berbeda-beda, dan itulah yang membuat setiap individu unik dengan kelebihan serta
kelemahannya masing-masing. Juga tahapan kepribadian individu tidak bisa disama ratakan,
namun secara umum perkembangan kepribadian pada manusia dibagi menjadi 3 fase,
yaitu :
1. Fase Pertama
4.
Diutarakan oleh Charles H. Cooley (1864-1929) bahwa tahap perkembangan
kepribadian yang pertama dimulai sejak usia dini, yakni usia 1-2 tahun. Dimana anak
mulai mengenal dirinya sendiri dibantu oleh orang-orang dewasa di lingkungan

keluarganya. Secara psikologis, anak mulai memiliki rasa ego dan superego.
Perkembangan kepribadian pada fase ini dibagi menjadi 2 bagian, yakni pertama
basic personality structure merupakan unsur-unsur dasar atas berbagai sikap yang
disebut attitudes, dan unsur ini bersifat permanen dan sulit untuk diubah di kemudian
hari. Kedua Capital Personality merupakan unsur-unsur yang terdiri atas keyakinan-
keyakinan atau anggapan-anggapan yang sifatnya mudah berubah atau dapat ditinjau
di kemudian hari (fleksibel) dan unsur tersebut diperoleh berdasarkan pengalaman
melalui pergaulan dengan orang lain.

2. Fase Kedua
Fase ini diawali dari usia 2-3 tahun hingga menjelang kedewasaannya. fase
ini merupakan perkembangan dimana rasa ego yang dimiliki seseorang mulai
berkembang karakternya sesuai dengan pengaruh yang ada dilingkungannya seperti
struktur tata nilai maupun struktur budayanya. Juga pada fase ini anak sudah bisa
memahami pandangan orang lain terhadap dirinya, misalnya cantik, jelek, bodoh,
pintar, atau lain sebagainya. Penilaian tersebut bisa terjadi secara positif ataupun
negatif. Maka dari itu anak akan bisa merasakan rasa bahagia dan senang apabila ia
dipuji, sebaliknya anak akan merasa sedih dan frustasi apabila ia mendapatkan
penilaian negatif. Disinilah peran orang tua sangat diperlukan dalam mengarahkan
emosi anak ke jalan yang tepat dan benar.
Tipe perilaku khas dari fase kedua ini adalah :
a. Dorongan-dorongan (drives), merupakan pusat dari kehendak manusia untuk
dapat melakukan sebuah aktivitas sehingga akan membentuk keinginan,
kehendak dan nafsu. Dorongan ini bersifat budaya
b. Naluri (Instinct) = dorongan yang melekat dengan hakikat makhluk hidup.
c. Getaran hati (emosi) = hal abstrak yang menjadi sumber perasaan manusia
sehingga menjadi tolak ukur dalam sesuatu yang ada pada jiwa manusia,
seperti senang, sedih dan sebagainya.
d. Perangai = perwujudan dari perpaduan hati dan pikiran manusia yang
ditampakkan melalui raut wajah maupun gerak-gerik seseorang.
e. Intelegensi (intelligence quetient-IQ) = tingkat kemampuan berpikir yang
dimiliki oleh seseorang. ( memori pengetahuan, pengalaman yang diperoleh
selama bersosialisasi dengan orang lain)
f. Bakat (talent) = sesuatu yang diperoleh seseorang karena warisan biologis
(dari leluhur) melalui pengembangan keterampilan yang dimilikinya (seni,
olahraga, berdagang, berpolitik dan lainnya)
3. Fase Ketigabiasa disebut dengan fase kedewasaan seseorang yang ditandai
dengan adanya pembentukan perilaku-perilaku yang khas sebagai perwujudan kepribadian.
fase ini berlangsung pada usia 25-28 tahun.
ada 3 tipe kepribadian pada fase ketiga, yakni :
1. kepribadian normatif ( normative man) =
- memiliki prinsip yang kuat
- memiliki kemampuan untuk dapat menyesuaikan diri
- dapat menampung aspirasi dari orang lain.
2. kepribadian otoriter (otoriter man)
- terbentuk melalui proses individu yang mementingkan diri sendiri
- biasa terjadi pada anak tunggal yang sejak kecil selalu mendapatkan dukungan dan
perlindungan.
3. kepribadian perbatasan (marginal man)
- kepribadian relatif labil
- prinsipnya seringkali berubahsehingga seolah-olah memiliki
lebih dari satu kepribadian.
2.5 karakteristik kepribadian
Pembagian tipe karakter manusia menjadi empat kelompok besar,yaitu:
1. Sanguinis
Tipe karakteristik manusia yang paling umum.
➢ Suka bersenang-senang
➢ Mudah bergaul dengan orang lain
➢ Punya energi yang besar
➢ Cenderung ekstrovert
➢ Aktif
➢ Optimistis
➢ Impulsif
➢ Punya selera humor yang baik
➢ Ekspresif
➢ Tidak ragu menunjukkan rasa sayang ke orang lain
➢ Perhatian mudah teralih ketika bosan
➢ Cenderung pelupa
➢ Kurang tertata
➢ Kompetitif
2. Melankolis
Orang yang memiliki kepribadian ini adalah tipe pemikir dan
perfeksionis,ciri cirinya:
➢ Sangat detail
➢ Menjunjung tinggi kualitas
➢ Taat aturan
➢ Cemas jika berada di lingkungan baru
➢ Bisa agresif di saat-saat tertentu
➢ Cenderung introvert dan tertutup
➢ Sangat logis, faktual, dan analitis dalam berpikir
➢ Selalu membuat rencana detail sebelum melakukan sesuatu
➢ Rapi
➢ Tepat waktu
➢ Tidak malu bertanya dan mencari tahu lebih dalam sebelum
memutuskan sesuatu
➢ Mudah curiga
➢ Teliti
3. Plegmatis
Para plegmatis adalah pemerhati. Mereka senang menganalisis hubungan
interpersonal antarmanusia, serta kejadian-kejadian di sekitarnya,ciri-cirinya:
➢ Pembawaannya tenang atau kalem
➢ Setia pada pasangan dan keluaga
➢ Selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan teman lama
➢ Cenderung menghindari konflik
➢ Sering jadi penengah dalam suatu masalah
➢ Senang beramal
➢ Sering ikut menjadi relawan
➢ Pasif
➢ Cenderung tidak punya ambisi
➢ Mudah setuju dengan keputusan orang lain
➢ Apabila bertengkar atau kehilangan kepercayaan,
akan sulit dipulihkan
➢ Sulit beradaptasi dengan kebiasaan baru
4. Koleris
Koleris adalah tipe kepribadian yang memiliki keinginan besar dan sangat
fokus pada tujuannya,ciri-cirinya:
➢ Cerdas
➢ Analitis dan logis
➢ Tidak terlalu ramah
➢ Lebih suka bekerja sendiri
➢ Tidak terlalu suka basa-basi
➢ Menyukai percakapan mendalam
➢ Lebih suka berkumpul dengan orang-orang dengan sifat yang sama
➢ Konsisten dengan tujuannya
➢ Percaya diri
➢ Ekstrovert
➢ Mandiri
➢ Cenderung keras kepala
➢ Kreatif
➢ Tidak mudah terbawa arus pergaulan

2.6 Gangguan kepribadian


KELOMPOK A : Memiliki gejala pemikiran dan perilaku yang aneh.
1. Gangguan kepribadian skizotipal, cirinya berperilaku aneh dan memiliki cara bicara
yang tidak wajar, memiliki gangguan cemas dalam bersosialisasi dan berkhayal
2. Gangguan kepribadian skizoid, cirinya memiliki sifat yang dingin, senang menyendiri
dan selalu menghindari interaksi dengan orang lain sehingga sulit untuk menikmati
momen apapun
3. Gangguan kepribadian paranoid, cirinya kecurigaan secara berlebihan dan tidak
percaya terhadap orang lain

KELOMPOK B : Memiliki gejala pola pikir dan perilaku yang tidak bisa diprediksi serta
emosi yang berlebihan dan dramatis.
1. Gangguan kepribadian ambang, cirinya memiliki dorongan untuk menyakiti diri
sendiri (self harm) disertai dengan emosi yang tidak stabil.
2. Gangguan kepribadian antisosial, cirinya sering mengabaikan norma sosial, kurang
empati terhadap orang lain, bahkan menyalahkan orang lain atas masalah yang
mereka alami.
3. Gangguan kepribadian narsistik, cirinya memiliki keyakinan tinggi jika dirinya lebih
istimewa dari orang lain, arogan, berlebihan membanggakan dirinya serta selalu ingin
dipuji oleh orang lain.
4. Gangguan kepribadian histrionik, cirinya selalu mencemaskan penampilan secara
berlebihan, dramatis dalam berbicara, dan selalu mencari perhatian orang lain.

KELOMPOK C : memiliki gejala yang didominasi dengan rasa cemas dan ketakutan.
1. Gangguan kepribadian dependen, cirinya sangat bergantung pada orang lain dalam
segala hal, tidak bisa mandiri, dan memiliki rasa takut ditinggal orang lain.
2. Gangguan kepribadian menghindar, cirinya selalu menghindar dari kontak sosial
terutama pada situasi baru, menghindar karena malu dan tidak percaya diri.
3. Gangguan kepribadian obsesif kompulsif, sering disebut dengan gila kenali, cirinya
sulit untuk bekerja sama dengan orang lain, memilih menyelesaikan tugasnya
sendirian, serta perfeksionis.

2.7 Penyebab gangguan kepribadian


Berikut ini adalah beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya
gangguan kepribadian:
● Memiliki kelainan pada struktur otak atau komposisi kimia di dalam otak
● Menghabiskan masa kecil di dalam kehidupan keluarga yang tidak harmonis
● Memiliki perasaan sering diabaikan sejak masa kanak-kanak
● Mengalami pelecehan sejak kanak-kanak, baik secara verbal maupun fisik
● Memiliki tingkat pendidikan yang rendah
● Menjalani hidup di tengah keluarga yang mengalami kesulitan ekonomi.

2.8 Cara mencegah Gangguan Kepribadian


Beberapa cara mencegah gangguan kepribadian yang bisa dilakukan:
1. Meditas
Meditasi atau relaksasi dapat menumbuhkan pikiran positif dan
membangkitkan semangat untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Pasalnya, pikiran
negatif yang sering muncul dapat menyebabkan seseorang menjadi cemas, stres,
bahkan mengalami gangguan kepribadian.Oleh karena itu, berpikir positif diperlukan
untuk menghindari gangguan mental yang bisa terjadi. Pasalnya, berpikir positif
dapat memberi pengaruh baik untuk keadaan psikologis.

2. Bersikap Terbuka
Semakin menghindari masalah dan mencoba menutup-nutupi peristiwa, dapat
membuat keadaan semakin memburuk. Oleh karena itu, mencoba untuk memaafkan
diri sendiri dan menumbuhkan kepercayaan diri menjadi salah satu cara terbaik untuk
mencegah stress dan depresi.
Selain itu, bersikap terbuka terhadap orang-orang terdekat seperti sering
mencurahkan perasaan dan isi hati bisa menjadi obat psikologis agar suasana hati
lebih tenang dan tentram. Mencurahkan isi hati ini juga bisa dilakukan dengan cara-
cara lain seperti menulis, melukis, dan melakukan berbagai aktivitas yang bisa
membuat hati lega.
3. Olahraga Teratur
Pepatah pernah mengatakan 'di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang
kuat', tampaknya kalimat ini masih relevan hingga saat ini. Seperti halnya dengan
penyakit mental, sangat perlu diatasi dengan menerapkan pola hidup sehat, salah
satunya dengan rutin berolahraga.
Dengan melakukan olahraga setidaknya 2-3 kali dalam seminggu, dianggap
efektif untuk menurunkan risiko gangguan mental. Tentu saja, cara ini harus
diimbangi dengan pola makan sehat, seperti makan buah dan sayur-sayuran.

2.9 Study Kasus


Di sebuah Sekolah Menengah Negeri terdapat seorang siswi A yang memiliki
kepribadian maskulin dan berpenampilan seperti lelaki namun secara biologis serta genetik ia
adalah wanita.
Ditinjau dari lingkungan keluarganya ia diperlakukan layaknya pria, orang tua A
menginginkan anak laki-laki namun takdir yang diberikan adalah perempuan. Dari sisi
lingkungan pertemannya pun ia lebih banyak berteman dengan laki-laki, sehingga seiring
berjalannya usia ia tumbuh dengan kepribadian menyerupai lelaki. tak hanya itu siswi A juga
menyukai sesama jenis yang mengakibatkan ia di bully oleh teman sekolah nya dan berakhir
dipanggil oleh BK, sehingga guru BK yang menangani hal itu pun melaporkan ke orang tua
siswi A. Namun, ternyata usut punya usut keluarganya lah yang menjadi salah satu faktor
dibalik terbentuknya kepribadian tersebut. Dan guru BK pun mencoba memberi nasehat serta
saran kepada keluarga siswi A untuk segera berkonsultasi ke psikolog demi menunjang
kehidupan yang baik dan bahagia.
Dari kasus yang telah dijabarkan bisa disimpulkan jika siswi A tersebut mengalami
kelainan kepribadian yang diakibatkan oleh lingkungan keluarga dan pertemanan. Namun,
dengan bujukan sang guru, akhirnya siswi A dan keluarganya bersedia untuk konsultasi ke
psikolog, supaya hidupnya kembali normal.
9.
BAB 3
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kepribadian merupakan pengorganisasian dinamis dari sistem psikofisik dalam
individu yang tutut menentukan cara-cara yang unik dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Pembentukan kepribadian terjadi karena kemampuan dalam
mengintegrasikan seluruh faktor baik biologis, psikologis dan sosial menjadi satu kesatuan
yang timbul karena adanya proses interaksi dalam dirinya sendiri dengan lingkungan yang
ada di sekitarnya. Perkembangan kepribadian merupakan bentuk dari proses tumbuh dan
berkembang manusia.

B. SARAN
1. Diharapkan dapat lebih memperhatikan lagi faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi kepribadian, antara lain seperti faktor eksternal yang meliputi
pengaruh orang lain, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan
agama.
2. Dapat berpikir positif, menerima keadaan fisiknya, menerima kondisi saat ini,
berinteraksi yang positif yaitu bergaul dengan teman yang baik, dan taat terhadap
peraturan.

Daftar pustaka

Safrudin, S. K. M., Mulyati, S., Rosni Lubis, S. S. T., & Keb, M. (2019). Pengembangan Kepribadian Dan
Profesionalisme Bidan. WINEKA MEDIA.

Wardani, N. I., Umiyah, A., Nurkhayati, A., Kusumawaty, I., Martiningsih, W., & Jalal, N. M. (2022).
Psikologi Dasar Dan Perkembangan Kepribadian. Get Press.
Suryabrata, S. (2011). Psikologi kepribadian.
10.

Anda mungkin juga menyukai