DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2022/2023
Daftar isi
Bab 1 Pendahuluan………………………………….……………………….………………1
A. Latar belakang…………………………………………………….…………………...1
B. Rumusan masalah ……………………………………………….…………………….2
C. Tujuan ………………………………………………………….……………………...2
Bab 2 Pembahasan…………………..…………………………….………………………...3
2.1 Pengertian kepribadian…………………………………………….
……………………....3
2.2 Macam-Macam Tipe Kepribadian………………………………….
……………………...3
2.3 Proses pembentukan kepribadian
…………………………………………………………4
2.4 Perkembangan kepribadian manusia
……………………………………………………...4
2.5 Karakteristik
kepribadian………………………………………………………………….6
2.6 Gangguan kepribadian
…………………………………………………………………….7
2.7 Penyebab gangguan
kepribadian…………………………………………………………..8
2.8 Cara mencegah gangguan
kepribadian…………………………………………………….8 2.9 Study
kasus………………………………………………………………………………...
8
Bab 3 Penutup……………………………………………………………….……………….10
A. Kesimpulan …………………………………………………………..………………10
B. Saran…………………………………………………………………..……………...10
Daftar pustaka…………………………………………………………………..……………10
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari kepribadian
2. Mahasiswa dapat mengetahui tipe – tipe kepribadian
3. Mahasiswa dapat mengetahui cara tiap kepribadian dalam menyelesaikan masalah
2.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.2.2 Tipe kepribadian berdasarkan sikap jiwa yang dimiliki oleh individu
❖ Menurut Jung C.G
➢ Tipe Manusia Extrovert : mudah bergaul, banyak bicara dan asertif
➢ Tipe Manusia Introvert : tidak mudah bergaul , pendiam
➢ Tipe Manusia Ambivert : mudah bergaul namun kadang menjadi
tertutup, banyak bicara namun kadang menjadi pendiam
❖ Menurut Eysenck
➢ Neurotisisme : orang yang normal sampai orang yang cenderung
gugup
➢ Ekstraversi : orang yang mempunyai kendali diri yang kuat
➢ Introversi : orang yang mempunyai kendali diri yang buruk
2.2.3 Tipe kepribadian berdasarkan ciri fisik seseorang
❖ Menurut Kretchmer
➢ Schizothym : sulit untuk kontak dengan dunia luar dan menutup diri.
bersifat pemalu, penyendiri, senang berpikir tentang dirinya sendiri
3.
dan cepat tersinggung
○ bentuk tubuh : atletis, leher panjang, wajah lonjong, kurus,
dada ramping.
➢ Syclothym : mudah kontak dengan dunia luar, mudah beradaptasi,
merasakan suka duka, dan terbuka.
○ bentuk tubuh : gemuk, leher pendek, dada lebar, wajah bulat.
2.3 Proses Pembentukan Kepribadian kepribadian merupakan gabungan dari faktor-faktor biologis,
psikologis dan sosial
sekaligus. keseimbangan kepribadian ditentukan oleh kemampuan mengintegrasikan seluruh
faktor tersebut menjadi kesatuan dalam kehidupan. integrasi dari faktor kepribadian yang
dibentuk oleh seseorang ini terjadi melalui proses interaksi dalam dirinya sendiri dan
pengaruh dari lingkungan yang ada di sekitarnya.
Secara garis besar ada 2 faktor utama yang mempengaruhi proses pembentukan dan
perkembangan kepribadian :
1. Faktor genetika (pembawaan)
Faktor yang berasal dari dalam diri manusia itu sendiri yang dibawa sejak
lahir. berkaitan dengan jasmaniah atau sifat yang ada pada kedua orang tuanya. faktor
ini menyebabkan adanya kecenderungan unntuk berkelmbang mengikuti pola-pola
tertentu seperti berjalan tegak, bertambah besar, menjadi orang lincah atau pendiam
dan sebagainya. kecenderungan ini tidak hanya terdapat selama masa kanak-kanak
melainkan terus ada dalam diri kita selama kita masih hidup. Menurut stephen tong
ada empat faktor pembawaan yaitu :
a. Aspek fisik : mewarisi bentuk fisik dari orang tua
b. Aspek pikiran : bibit dari kecerdasan orang tua akan diwariskan pada
generasi berikutnya.
c. Aspek temperamen : sifat yang tidak jauh dari orangtuanya
d. Aspek spiritual : keimanan yang serupa dengan orangtuanya
2. Faktor lingkungan
Walaupun begitu, bahwa fungsi hereditas dalam kaitannya dengan
perkembangan kepribadian adalah sebagai:
a. Sumber bahan mentah (raw materials) kepribadian seperti fisik, intelegensi,
dan temperamen.
b. Membatasi perkembangan kepribadian (meskipun kondisi lingkungannya
sangat baik atau kondusif, perkembangan kepribadian itu tidak dapat
melebihi kapasitas atau potensi hereditas) dan mempengaruhi keunikan
kepribadian.
2.4 Perkembangan Kepribadian Manusia
Perkembangan terjadi pada manusia sebagai bentuk proses tumbuh kembang dan
berlangsung melalui tahapan-tahapan menuju kedewasaan. Manusia memiliki kepribadian
yang berbeda-beda, dan itulah yang membuat setiap individu unik dengan kelebihan serta
kelemahannya masing-masing. Juga tahapan kepribadian individu tidak bisa disama ratakan,
namun secara umum perkembangan kepribadian pada manusia dibagi menjadi 3 fase,
yaitu :
1. Fase Pertama
4.
Diutarakan oleh Charles H. Cooley (1864-1929) bahwa tahap perkembangan
kepribadian yang pertama dimulai sejak usia dini, yakni usia 1-2 tahun. Dimana anak
mulai mengenal dirinya sendiri dibantu oleh orang-orang dewasa di lingkungan
keluarganya. Secara psikologis, anak mulai memiliki rasa ego dan superego.
Perkembangan kepribadian pada fase ini dibagi menjadi 2 bagian, yakni pertama
basic personality structure merupakan unsur-unsur dasar atas berbagai sikap yang
disebut attitudes, dan unsur ini bersifat permanen dan sulit untuk diubah di kemudian
hari. Kedua Capital Personality merupakan unsur-unsur yang terdiri atas keyakinan-
keyakinan atau anggapan-anggapan yang sifatnya mudah berubah atau dapat ditinjau
di kemudian hari (fleksibel) dan unsur tersebut diperoleh berdasarkan pengalaman
melalui pergaulan dengan orang lain.
2. Fase Kedua
Fase ini diawali dari usia 2-3 tahun hingga menjelang kedewasaannya. fase
ini merupakan perkembangan dimana rasa ego yang dimiliki seseorang mulai
berkembang karakternya sesuai dengan pengaruh yang ada dilingkungannya seperti
struktur tata nilai maupun struktur budayanya. Juga pada fase ini anak sudah bisa
memahami pandangan orang lain terhadap dirinya, misalnya cantik, jelek, bodoh,
pintar, atau lain sebagainya. Penilaian tersebut bisa terjadi secara positif ataupun
negatif. Maka dari itu anak akan bisa merasakan rasa bahagia dan senang apabila ia
dipuji, sebaliknya anak akan merasa sedih dan frustasi apabila ia mendapatkan
penilaian negatif. Disinilah peran orang tua sangat diperlukan dalam mengarahkan
emosi anak ke jalan yang tepat dan benar.
Tipe perilaku khas dari fase kedua ini adalah :
a. Dorongan-dorongan (drives), merupakan pusat dari kehendak manusia untuk
dapat melakukan sebuah aktivitas sehingga akan membentuk keinginan,
kehendak dan nafsu. Dorongan ini bersifat budaya
b. Naluri (Instinct) = dorongan yang melekat dengan hakikat makhluk hidup.
c. Getaran hati (emosi) = hal abstrak yang menjadi sumber perasaan manusia
sehingga menjadi tolak ukur dalam sesuatu yang ada pada jiwa manusia,
seperti senang, sedih dan sebagainya.
d. Perangai = perwujudan dari perpaduan hati dan pikiran manusia yang
ditampakkan melalui raut wajah maupun gerak-gerik seseorang.
e. Intelegensi (intelligence quetient-IQ) = tingkat kemampuan berpikir yang
dimiliki oleh seseorang. ( memori pengetahuan, pengalaman yang diperoleh
selama bersosialisasi dengan orang lain)
f. Bakat (talent) = sesuatu yang diperoleh seseorang karena warisan biologis
(dari leluhur) melalui pengembangan keterampilan yang dimilikinya (seni,
olahraga, berdagang, berpolitik dan lainnya)
3. Fase Ketigabiasa disebut dengan fase kedewasaan seseorang yang ditandai
dengan adanya pembentukan perilaku-perilaku yang khas sebagai perwujudan kepribadian.
fase ini berlangsung pada usia 25-28 tahun.
ada 3 tipe kepribadian pada fase ketiga, yakni :
1. kepribadian normatif ( normative man) =
- memiliki prinsip yang kuat
- memiliki kemampuan untuk dapat menyesuaikan diri
- dapat menampung aspirasi dari orang lain.
2. kepribadian otoriter (otoriter man)
- terbentuk melalui proses individu yang mementingkan diri sendiri
- biasa terjadi pada anak tunggal yang sejak kecil selalu mendapatkan dukungan dan
perlindungan.
3. kepribadian perbatasan (marginal man)
- kepribadian relatif labil
- prinsipnya seringkali berubahsehingga seolah-olah memiliki
lebih dari satu kepribadian.
2.5 karakteristik kepribadian
Pembagian tipe karakter manusia menjadi empat kelompok besar,yaitu:
1. Sanguinis
Tipe karakteristik manusia yang paling umum.
➢ Suka bersenang-senang
➢ Mudah bergaul dengan orang lain
➢ Punya energi yang besar
➢ Cenderung ekstrovert
➢ Aktif
➢ Optimistis
➢ Impulsif
➢ Punya selera humor yang baik
➢ Ekspresif
➢ Tidak ragu menunjukkan rasa sayang ke orang lain
➢ Perhatian mudah teralih ketika bosan
➢ Cenderung pelupa
➢ Kurang tertata
➢ Kompetitif
2. Melankolis
Orang yang memiliki kepribadian ini adalah tipe pemikir dan
perfeksionis,ciri cirinya:
➢ Sangat detail
➢ Menjunjung tinggi kualitas
➢ Taat aturan
➢ Cemas jika berada di lingkungan baru
➢ Bisa agresif di saat-saat tertentu
➢ Cenderung introvert dan tertutup
➢ Sangat logis, faktual, dan analitis dalam berpikir
➢ Selalu membuat rencana detail sebelum melakukan sesuatu
➢ Rapi
➢ Tepat waktu
➢ Tidak malu bertanya dan mencari tahu lebih dalam sebelum
memutuskan sesuatu
➢ Mudah curiga
➢ Teliti
3. Plegmatis
Para plegmatis adalah pemerhati. Mereka senang menganalisis hubungan
interpersonal antarmanusia, serta kejadian-kejadian di sekitarnya,ciri-cirinya:
➢ Pembawaannya tenang atau kalem
➢ Setia pada pasangan dan keluaga
➢ Selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan teman lama
➢ Cenderung menghindari konflik
➢ Sering jadi penengah dalam suatu masalah
➢ Senang beramal
➢ Sering ikut menjadi relawan
➢ Pasif
➢ Cenderung tidak punya ambisi
➢ Mudah setuju dengan keputusan orang lain
➢ Apabila bertengkar atau kehilangan kepercayaan,
akan sulit dipulihkan
➢ Sulit beradaptasi dengan kebiasaan baru
4. Koleris
Koleris adalah tipe kepribadian yang memiliki keinginan besar dan sangat
fokus pada tujuannya,ciri-cirinya:
➢ Cerdas
➢ Analitis dan logis
➢ Tidak terlalu ramah
➢ Lebih suka bekerja sendiri
➢ Tidak terlalu suka basa-basi
➢ Menyukai percakapan mendalam
➢ Lebih suka berkumpul dengan orang-orang dengan sifat yang sama
➢ Konsisten dengan tujuannya
➢ Percaya diri
➢ Ekstrovert
➢ Mandiri
➢ Cenderung keras kepala
➢ Kreatif
➢ Tidak mudah terbawa arus pergaulan
KELOMPOK B : Memiliki gejala pola pikir dan perilaku yang tidak bisa diprediksi serta
emosi yang berlebihan dan dramatis.
1. Gangguan kepribadian ambang, cirinya memiliki dorongan untuk menyakiti diri
sendiri (self harm) disertai dengan emosi yang tidak stabil.
2. Gangguan kepribadian antisosial, cirinya sering mengabaikan norma sosial, kurang
empati terhadap orang lain, bahkan menyalahkan orang lain atas masalah yang
mereka alami.
3. Gangguan kepribadian narsistik, cirinya memiliki keyakinan tinggi jika dirinya lebih
istimewa dari orang lain, arogan, berlebihan membanggakan dirinya serta selalu ingin
dipuji oleh orang lain.
4. Gangguan kepribadian histrionik, cirinya selalu mencemaskan penampilan secara
berlebihan, dramatis dalam berbicara, dan selalu mencari perhatian orang lain.
KELOMPOK C : memiliki gejala yang didominasi dengan rasa cemas dan ketakutan.
1. Gangguan kepribadian dependen, cirinya sangat bergantung pada orang lain dalam
segala hal, tidak bisa mandiri, dan memiliki rasa takut ditinggal orang lain.
2. Gangguan kepribadian menghindar, cirinya selalu menghindar dari kontak sosial
terutama pada situasi baru, menghindar karena malu dan tidak percaya diri.
3. Gangguan kepribadian obsesif kompulsif, sering disebut dengan gila kenali, cirinya
sulit untuk bekerja sama dengan orang lain, memilih menyelesaikan tugasnya
sendirian, serta perfeksionis.
2. Bersikap Terbuka
Semakin menghindari masalah dan mencoba menutup-nutupi peristiwa, dapat
membuat keadaan semakin memburuk. Oleh karena itu, mencoba untuk memaafkan
diri sendiri dan menumbuhkan kepercayaan diri menjadi salah satu cara terbaik untuk
mencegah stress dan depresi.
Selain itu, bersikap terbuka terhadap orang-orang terdekat seperti sering
mencurahkan perasaan dan isi hati bisa menjadi obat psikologis agar suasana hati
lebih tenang dan tentram. Mencurahkan isi hati ini juga bisa dilakukan dengan cara-
cara lain seperti menulis, melukis, dan melakukan berbagai aktivitas yang bisa
membuat hati lega.
3. Olahraga Teratur
Pepatah pernah mengatakan 'di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang
kuat', tampaknya kalimat ini masih relevan hingga saat ini. Seperti halnya dengan
penyakit mental, sangat perlu diatasi dengan menerapkan pola hidup sehat, salah
satunya dengan rutin berolahraga.
Dengan melakukan olahraga setidaknya 2-3 kali dalam seminggu, dianggap
efektif untuk menurunkan risiko gangguan mental. Tentu saja, cara ini harus
diimbangi dengan pola makan sehat, seperti makan buah dan sayur-sayuran.
A. KESIMPULAN
Kepribadian merupakan pengorganisasian dinamis dari sistem psikofisik dalam
individu yang tutut menentukan cara-cara yang unik dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Pembentukan kepribadian terjadi karena kemampuan dalam
mengintegrasikan seluruh faktor baik biologis, psikologis dan sosial menjadi satu kesatuan
yang timbul karena adanya proses interaksi dalam dirinya sendiri dengan lingkungan yang
ada di sekitarnya. Perkembangan kepribadian merupakan bentuk dari proses tumbuh dan
berkembang manusia.
B. SARAN
1. Diharapkan dapat lebih memperhatikan lagi faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi kepribadian, antara lain seperti faktor eksternal yang meliputi
pengaruh orang lain, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan
agama.
2. Dapat berpikir positif, menerima keadaan fisiknya, menerima kondisi saat ini,
berinteraksi yang positif yaitu bergaul dengan teman yang baik, dan taat terhadap
peraturan.
Daftar pustaka
Safrudin, S. K. M., Mulyati, S., Rosni Lubis, S. S. T., & Keb, M. (2019). Pengembangan Kepribadian Dan
Profesionalisme Bidan. WINEKA MEDIA.
Wardani, N. I., Umiyah, A., Nurkhayati, A., Kusumawaty, I., Martiningsih, W., & Jalal, N. M. (2022).
Psikologi Dasar Dan Perkembangan Kepribadian. Get Press.
Suryabrata, S. (2011). Psikologi kepribadian.
10.