DOSEN PENGAMPU :
Mayrina Eka Prasetyo Budi., M.Psi., Psikolog
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9 / BPI B
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. LATA BELAKANG...........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................1
C. TUJUAN.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Pengertian Kepribadian.......................................................................................2
B. Jenis-Jenis Kepribadian.......................................................................................3
C. Kepribadian Islam................................................................................................4
BAB III PENUTUP................................................................................................7
A. KESIMPULAN...................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kepribadian merupakan dinamika sebuah organisasi psikofisik fungsional
manusia yang berubah menjadi pola-pola tingkah laku yang spesifik dalam
menghadapi kehidupan. Jadi, manifestasi dari kepribadian yaitu semua tingkah
laku diri kita sendiri. Setiap individu memiliki keunikan fungsional sistem
organisasi psikofisik mereka dalam lingkungan hidup. Dalam berinteraksi
dengan orang-orang yang ada di lingkungan hidupnya, setiap individu akan
memiliki tipe kepribadian masing-masing dalam beradaptasi, menyesuaikan
diri, atau menyerah dalam lingkungan tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian kepribadian?
2. Apa saja jenis-jenis kepribadian?
3. Apa itu kepribadian Islam?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian kepribadian
2. Mengetahui jenis-jenis kepribadian
3. Mengetahui kepribadian Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KEPRIBADIAN
Kepribadian secara umum diartikan sebagai kebiasaan, sikap, sifat yang
dimiliki seseorang yang berkembang ketika seseorang berhubungan dengan orang
lain.Kepribadian juga sering diartikan dengan ciri tertentu yang menonjol pada
diri individu. Sehingga kepribadian menunjuk bagaimana individu tampil atau
menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya.
Kata personality dalam bahasa inggris berasal dari bahasa Yunani-kuno
prosopon atau persona yang artinya “topeng”, yang biasa dipakai artis dalam
teater. Jadi, konsep awal dari pengertian personality (pada masyarakat awam)
adalah tingkah laku yang ditampakkan pada lingkungan sosial, kesan mengenai
diri yang diinginkan agar dapat ditangkap oleh lingkungan sosial.
Pengertian kepribadian banyak diungkapkan oleh para pakar dengan definisi
berbeda berdasarkan paradigma dan teori yang digunakan. Beberapa definisi
kepribadian:
1. Kepribadian adalah nilai sebagai stimulus sosial, kemampuan
menampilkandiri secara mengesankan (Hilgard & Marquis).
2. Kepribadian adalah kehidupan seseorang secara keseluruhan, individual,
unik, kemampuannya bertahan, membuka, serta memperoleh pengalaman.
(Stern)
3. Kepribadian adalah pola trait-trait yang unik pada diri seseorang. (Guilford)
4. Kepribadian adalah seluruh karakteristik seseorang yang mengakibatkan
pola yang menetap dalam merespon suatu situasi. (Pervin)
5. Kepribadian adalah seperangkat karakteristik dan kecenderungan yang
stabil, yang menentukan keumuman dan perbedaan tingkah laku psikologik
dalam waktu yang panjang dan tidak dapat difahami secara sederhana
sebagai hasil dari tekanan sosial dan tekanan biologik saat itu (Maddy atau
Burt).
6. Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri dari
sistem-sistem psikofisik yang menentukan cara penyesuaian diri yang unik
atau khusus dari individu tersebut terhadap lingkungannya. (Gordon W.
Allport).
B. JENIS-JENIS KEPRIBADIAN
Sekalipun kepribadian itu unik, yaitu berbeda pada tiap-tiap orang, tetapi ada
pakar psikologi yang tetap berusaha menggolong-golongkan kepribadian dalam
beberapa jenis. Usaha ini adalah usaha yang sukar sekali, karena itu penggolongan
yang mereka buat hanya dapat didasarkan pada satu atau dua aspek saja dari
keseluruhan kepribadian. Beberapa diantara penggolongan kepribadian itu akan
diuraikan di bawah ini:
1. Penggolongan Yunani kuno
Menurut Hipokrates (460-375 SM) Bapak ilmu kedokteran berpendapat
bahwa kepribadian seseorang dipengaruhi oleh cairan-cairan dalam tubuh.
Meskipun pada saat ini Teori ini tidak relevan lagi namun tipologinya masih
banyak dipakai. Teori-teorinya yaitu:
a. Sanguinis
Sangunis adalah seseorang yang memiliki tipe kepribadian ini
merupakan individu yang optimis serta selalu bersemangat atau identik
dengan ekstrovert. Orang Sanguinis juga selalu kreatif dan ramah
dengan orang lain. Mereka memiliki sifat yang mudah bergaul dan
ramah dengan orang lain, suka berbicara di depan publik, suka
diperhatikan, kreatif, dan cenderung mendominasi dalam kelompok.
Kepribadian ini dipengaruhi sebagian besar oleh darah.
b. Melankolis
Melankolis adalah tipe kepribadian yang cenderung perfeksionis,
pendiam, dan sensitif. Berbeda dengan sanguinis, mereka dengan
karakter melankolis biasanya adalah orang-orang introvert. Orang
melankolis sering mengekspresikan diri dengan tindakan atau aksi nyata
daripada kata-kata. Seseorang dengan tipe kepribadian melankolis
adalah seseorang yang tidak menyukai kerumunan dan perhatian.
Kepribadian ini dipengaruhi sebagian besar oleh empedu hitam.
c. Phlegmatis
Plegmatis adalah kepribadian yang tidak mudah galau, senang, atau
marah. Seseorang dengan karakter plegmatis lebih suka mengobservasi.
Mereka akan merasa lebih nyaman apabila berkomunikasi dengan
memerhatikan sekelilingnya. Para plegmatis dikenal sebagai sosok yang
introvert dan tidak suka dengan keramaian. Kepribadian ini dipengaruhi
sebagian besar oleh kelenjar ludah.
d. Koleris
Koleris dikenal sebagai tipe kepribadian yang cerdas dan selalu
mengedepankan logika. Kepribadian satu ini identik dengan seseorang
yang menggebu-gebu dan ambisius. Hal ini yang menjadi kekuatan para
koleris dan membuat mereka menjadi sosok yang dominan. Para koleris
mampu memengaruhi orang lain dengan kemampuan komunikasi yang
dimiliki. Kepribadian ini dipengaruhi sebagian besar oleh empedu
kuning.
C. KEPRIBADIAN ISLAM
Kepribadian menurut psikologi islami adalah integrasi sistem kalbu, akal, dan
nafsu manusia yang menimbulkan tingkah laku. Aspek nafsani manusia memiliki
tiga daya, yaitu:
1. Qalbu (fitrah ilahiyah) sebagai aspek supra- kesadaran manusia yang
memiliki daya emosi (rasa);
2. Akal (fitrah insaniah)sebagai aspek kesadaran manusia yang memiliki daya
kognisi (cipta);
3. Nafsu (fitrah hayawaniyah) sebagai aspek pra atau bawah kesadaran manusia
yang memiliki daya konasi (karsa).
Ketiga komponen nafsani ini berintegrasi untuk mewujudkan suatu tingkah
laku.Qalbu memiliki kecenderungan natur ruh, nafs (daya syahwat dan ghadhab)
memiliki kecenderungan natur jasad, sedangkan akal memiliki kecenderungan
antara ruh dan jasad.
Kepribadian sesungguhnya merupakan produk dari interaksi di antara ketiga
komponen tersebut, hanya saja ada salah satu yang lebih mendominasi dari
komponen yang lain. Dalam interaksi itu kalbu memiliki posisi dominan dalam
mengendalikan suatu kepribadian. Prinsip kerjanya cenderung pada fitrah asal
manusia, yaitu rindu akan kehadiran Tuhan dan kesucian jiwa. Aktualitas kalbu
sangat ditentukan oleh sistem kendalinya
Akal prinsip kerjanya adalah mengejar hal-hal yang realistik dan rasionalistik.
Oleh sebab itu, maka tugas utama akal adalah mengikat dan menahan hawa nafsu.
Apabila tugas utama ini terlaksana maka akal mampu untuk mengaktualisasikan
sifat bawaan tertingginya, namun jika tidak maka akal dimanfaatkan oleh nafsu.
Sementara nafsu prinsip kerjanya hanya mengejar kenikmatan duniawi dan ingin
menggambarkan nafsu-nafsu impulsifnya. Apabila sitem kendali kalbu dan akal
melemah, maka nafsu mampu mengaktualkan sifat bawaannya, tetapi apabila
sistem kendali kalbu dan akal tetap berfungsi, maka daya nafsu melemah.