Anda di halaman 1dari 8

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

“Kepribadian”

Kelompok 1

NAMA KELOMPOK :

Aditya Lupi Tania(1800001080)


Ainun Tarisha (2100001020)
Emiko Saraswaty (2100001018)
Carista Indah Larasati (2100001034)
Nur annisa Ayu Arianda (2100001040)
Reva Pradana (2100001027)
A. Definisi Kepribadian
Menurut Psikologi Modern kepribadian adalah organisasi yang dinamis dari
sistem psikofisisi individu yang menentukan penyesuaian dirinya terhadap
lingkungannya secara unik.
John Milton Yinger mengatakan bahwa kepribadian adalah keseluruhan dari perilaku
seseorang dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi atau berhubungan
dengan serangkaian situasi. Jadi, bisa disimpulkan bahwa kepribadian adalah suatu
perpaduan yang utuh antara sikap, sifat, pola pikir, emosi, serta juga nilai-nilai yang
mempengaruhi individu tersebut agar berbuat sesuatu yang benar sesuai dengan
lingkungannya. Kepribadian adalah metode berfikir manusia terhadap realita.
Kepribadian juga merupakan kecenderungan-kecenderungan terhadap realita. Dan
dengan arti yang lain, kepribadian manusia adalah pola pikir („aqliyah) dan pola jiwa
(an-nafsiyah).
Sedangkan menurut Engel, Blackwell dan Miniard sebagaimana dikutip oleh
Amirullah, kepribadian adalah sebagai karakteristik psikologi yang berbeda dari
seseorang yang menyebabkan tanggapan relatif konsisten. Konsumen yang
memandang dirinya sebagai manusia yang berkepribadian tinggi tentu menginginkan
produk yang sesuai dengan kepribadian itu sendiri.
Roucek dan Warren mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi faktor-
faktor biologis, psikologis, serta juga sosiologis yang mendasari perilaku individu.
Faktor-faktor biologis tersebut meliputi keadaan fisik, watak, seksual, sistem saraf,
proses pendewasaan individu yang bersangkutan dan juga kelainan-kelainan biologis
lainnya. Adapun faktor psikologis tersebut meliputi unsur tempramen, perasaan,
kemampuan belajar, keinginan, keterampilan dan lain sebagainya. Faktor sosiologis
yang mempengaruhi kepribadian seseorang individu tersebut dapat berupa proses dari
sosialisasi yang diperoleh sejak kecil.
Koentjaraningrat mengungkapkan bahwa kepribadian adalah susunan unsur-
unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-
tiap individu itu. Istilah kepribadian juga berarti ciri-ciri watak seorang individu yang
konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang khusus.

B. Tipe-tipe kepribadian
Tipe kepribadian berdasarkan aspek biologis, Hippocrates membagi
kepribadian menjadi 4 kelompok besar dengan fokus pada cairan tubuh yang
mendominasi dan memberikan pengaruh kepada individu tersebut. 4 jenis cairan
tubuh), pembagiannya meliputi: empedu kuning (choleris), empedu hitam
(melankolis), cairan lendir (flegmatis) dan darah (sanguinis).
a. Sanguinis, karakteristiknya cepat, periang, tidak stabil. Disebabkan oleh
pengaruh proses darah.
b. Choleris, karakteristiknya mudah marah. Disebabkan oleh proses empedu
kuning.
c. Melankolis, karakteristiknya pesimistis, pemurung. Disebabkan oleh
pengaruh proses empedu hitam.
d. Flegmatis, karakteristiknya lamban, tidak mudah tergerak. Disebabkan
oleh pengaruh proses lendir.
Contoh dari jenis jenis kepribadian

1. Littauer menjelaskan lebih rinci mengenai sifat masing-masing kepribadian.


2. Seorang sanguinis pada dasarnya mempunyai sifat ekstrovert, membicara dan
optimis. Dari segi emosi, ciri seorang sanguinis yaitu kepribadian yang menarik, suka
bicara, menghidupkan pesta, rasa humor yang hebat, ingatan kuat untuk warna, secara
fisik memukau pendengar, emosional dan demonstrative, antusias dan ekspresif,
periang dan penuh semangat, penuh rasa ingin tahu, baik dipanggung, lugu dan polos,
hidup dimasa sekarang, mudah diubah, berhati tulus, selalu kekanak-kanakan. Dari
segi pekerjaan, sifat seorang sanguinis yaitu sukarelawan untuk tugas, memikirkan
kegiatan baru, tampak hebat dipermukaan, kreatif dan inovatif, punya energi dan
antusiasme, mulai dengan cara cemerlang, mengilhami orang lain untuk ikut dan
mempesona orang lain untuk bekerja.
Seorang sanguinis sebagai teman mempunyai sifat mudah berteman, mencintai orang,
suka dipuji, tampak menyenangkan, disukai anak-anak, bukan pendendam, mencegah
suasana membosankan, suka kegiatan spontan. Kelemahan dari sanguinis yaitu terlalu
banyak bicara, mementingkan diri sendiri, orang yang suka pamer, terlalu bersuara,
orang yang kurang disiplin, senang menceritakan kejadian berulang kali, lemah dalam
ingatan, tidak dewasa, tidak tetap pendirian.
3. Seorang melankolis pada dasarnya mempunyai sifat introvert, pemikir dan
pesimis. Dari segi emosi, ciri seorang melankolis yaitu mendalam dan penuh
pemikiran, analitis, serius dan tekun, cenderung jenius, berbakat dan kreatif, artistic
atau musikal, filosofis dan puitis, menghargai keindahan, perasa terhadap orang lain,
suka berkorban, penuh kesadaran, idealis. Dari segi pekerjaan, sifat seorang
melankolis yaitu berorientasi jadwal, perfeksionis, standar tinggi, sadar perincian,
gigih dan cermat, tertib terorganisir, teratur dan rapi, ekonomis, melihat masalah,
mendapat pemecahan kreatif, perlu menyelesaikan apa yang dimulai, suka diagram,
grafik, bagan dan daftar.
4. Seorang koleris pada dasarnya mempunyai sifat ekstrovert, pelaku dan
optimis. Dari segi emosi, ciri seorang koleris yaitu berbakat pemimpin, dinamis dan
aktif, sangat memerlukan perubahan, harus memperbaiki kesalahan, berkemauan kuat
dan tegas, memiliki motivasi berprestasi, tidakemosional bertindak, tidak mudah
patah semangat, bebas dan mandiri, memancarkan keyakinan, bisa menjalankan apa
saja. Dari segi pekerjaan, sifat seorang koleris yaitu berorientasi target, melihat
seluruh gambaran, terorganisasi dengan baik, mencari pemecahan praktis, bergerak
cepat untuk bertindak, 29 mendelegasikan pekerjaan, menekankan pada hasil,
membuat target, merangsang kegiatan, berkembang karena saingan.
5. Seorang phlegmatis pada dasarnya mempunyai sifat introvert, pengamat dan
pesimis. Dari segi emosi, ciri seorang phlegmatis yaitu kepribadian rendah hati,
mudah bergaul dan santai, diam, tenang, sabar, baik keseimbangannya, hidup
konsisten, tenang tetapi cerdas, simpatik dan baik hati, menyembunyikan emosi,
bahagia menerima kehidupan, serba guna. Dari segi pekerjaan, sifat seorang
phlegmatis yaitu cakap dan mantap, damai dan mudah sepakat, punya kemampuan
administrative, menjadi penengah masalah, menghindari konflik, baik di bawah
tekanan, menemukan cara yang mudah. 30 Dari segi pertemanan/ sosialisasi plegmatis
mempunyai sifat mudah diajak bergaul, menyenangkan, tidak suka meninggung,
pendengar yang baik, punya banyak teman, punya belas kasihan dan perhatian, tidak
tergesa-gesa, bisa mengambil hal baik dari yang buruk, tidak mudah marah.
Kelemahan dari phlegmatis yaitu cenderung tidak bergairah dalam hidup, sering
mengalami perasaan sangat khawatir, sedih atau gelisah, orang yang merasa sulit
membuat keputusan, tidak mempunyai keinginan untuk mendengarkan atau tertarik
pada perkumpulan, tampak malas, lambat dalam bergerak, mundur dari situasi sulit.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian


Secara garis besar ada dua faktor utama yang mempengaruhi perkembangan
kepribadian, yaitu faktor hereditas (genetika) dan faktor lingkungan (environment).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dapat dikelompokkan
dalam dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seorang anak sendiri.
Faktor internal ini biasanya merupakan faktor genetis atau bawaan. Faktor
genetis maksudnya adalah faktor yang berupa bawaan sejak lahir dan
merupakan pengaruh keturunan dari salah satu sifat yang dimiliki kedua orang
tuanya. Adapun yang termasuk faktor internal atau faktor pembawaan adalah
segala sesuatu yang telah dibawah oleh anak sejak lahir, baik yang bersifat
kejiwaan maupun yang bersifat ketuhanan.
Kejiwaan yang berwujud fikiran, perasaan, kemauan, fantasi, ingatan, dan
sebagainya yang dibawa sejak lahir ikut menentukan pribadi seseorang.
Keadaan jasmanipun demikinan pula. Panjang pendeknya leher, besar kecilnya
tengkorak kepala, susunan urat syaraf, otot-otot, susunan dan keadaan tulang-
tulang juga mempengaruhi pribadi manusia. Pengaruh gen terhadap
kepribadian, sebenarnya tidak secara langsung, karena yang dipengaruhi gen
secara langsung adalah :
a) Kualitas system syaraf,
b) Keseimbangan biokimia tubuh,
c) Struktur tubuh.
Lebih lanjut dapat dikemukakan, bahwa fungsi hereditas dalam kaitannya dengan
perkembangan kepribadian yaitu:
1) Sebagai sumber bahan mentah (raw materialis) kepribadian seperti fisik,
intelegensi, dan tempramen.
2) Membatasi perkembangan kepribadian (meskipun lingkungannya sangat
baik/kondusif, perkembangan kepribadian itu tidak bisa melebihi kapasitas
atau potensi hereditas)
3) Mempengaruhi keunikan kepribadian.

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat diluar pribadi manusia. Faktor
Ekternal biasanya merupakan pengaruh yang berasal dari lingkungan
seseorang mulai dari lingkungan terkecilnya, yakni keluarga, sekolah, ataupun
masyarakat. Faktor lingkungan menjadi sangat dominan dalah memengaruhi
kepribadian seseorang.
Faktor geograifs yang dimaksud adalah keadaan lingkungan fisik (iklim,
topograif, sumber daya alam) dan lingkungan sosialnya. Keadaan lingkungan
fisik atau lingkungan sosial tertentu memengaruhi kepribadian individu atau
kelompok karena manusia harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
a) Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan kelompok masyarakat terkecil. Dari keluarga
inilah anak mengalami interaksi social yang pertama dan utama. Oleh
karena itu, pakar keilmuan pendidikan memberikan istilah keluarga
merupakan tempat pendidikan Pertama, dan orang tua terutama ibu
merupakan pendidik pertama dan utama. Menurut Lavine, kepribadian
orang tua berperan besar dalam pembentukan kepribadian si anak.
Sebab hal itu juga berpengaruh terhadap cara orang tua dalam
mendidik dan membesarkan anaknya. Perlakuan orang tua yang penuh
kasih sayang dan pendidikan nilai-nilai kehidupan, baik nilai agama
maupun nilai sosial budaya yang diberikan kepada anak merupakan
faktor kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan warga
masyarakat yang sehat dan produktif.
Suasana keluarga sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak.
Seorang anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang
harmonis dan Agamis, maka perkembangan kepribadian anak tersebut
cenderung positif dan sehat. Dari pengalaman dan interaksi
keluarganya akan menentukan pula cara-cara tingkah lakunya terhadap
orang lain dalam pergaulan social di luar keluarganya.
b) Lingkungan Kebudayaan
Perkembangan dan pembentukan kepribadian pada diri masing-masing
individu tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat dimana
anak itu dibesarkan. Kebudayaan mempunyai pengaruh besar terhadap
perilaku dan kepribadian seseorang, terutama unsur-unsur kebudayaan
secara langsung memengaruhi individu. Kebudayaan dapat menjadi
pedoman hidup manusia dan alat untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya. Oleh karena itu, unsur-unsur kebudayaan yang
berkembang di masyarakat dipelajari oleh individu agar menjadi
bagian dari dirinya dan ia dapat bertahan hidup. Proses mempelajari
unsur-unsur kebudayaan sudah dimulai sejak kecil sehingga
terbentuklah kepribadiankepribadian yang berbeda antar individu
ataupun antarkelompok kebudayaan satu dengan lainnya. Khuckhon
berpendapat bahwa kebudayaan meregulasi (mengatur) kehidupan kita
dari mulai lahir sampai mati, baik disadari maupun tidak disadari.
kebudayaan mempengaruhi kita untuk mengikuti pola-pola perilaku
tertentu yang telah dibuat orang lain untuk kita.
c) Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang juga berfungsi
untuk menanamkan dasar-dasar pengembangan pengetahuan dan sikap
yang telah dibina dalam keluarga pada masa kanak-kanak. Lingkungan
sekolah dapat mempengaruhi kepribadian anak. Faktor-faktor yang
dipandang berpengaruh itu diantaranya sebagai berikut :

a. Iklim ekonomi kelas

Kelas yang iklim emosinya sehat (guru bersikap ramah, dan peduli terhadap siswanya
dan berlaku juga kepada siswa) memberikan dampak positif bagi perkembangan
psikis anak, seperti merasa nyaman, bahagia, mau bekerja sama, termotivasi untuk
belajar, dan mau menaati peraturan. Sedangkan kelas yang Iklim emosinya tidak sehat
berdampak kurang baik bagi anak, seperti merasa tegang, mudah marah, malas untuk
belajar dan berperilaku mengganggu
ketertiban.

b. Sikap dan perilaku guru

Sikap dan perilaku guru ini tercermin dalam hubungannya dengan siswa. Sikap dan
perilaku guru secara langsung mempengaruhi “self-concept” siswa. Melalui sikap-
sikapnya terhadap tugas akademik, kedisiplinanan dalam menaati peraturan sekolah
dan perhatiannya terhadap siswa. Secara tidak langsung pengaruh guru ini terkait
dengan upayanya membantu siswa dalam
mengembangkan kemampuan penyesuaian dirinya sosialnya.
c. Disiplin (tata tertib)
Tata tertib ini ditujukan untuk membentuk sikap dan tingkah laku siswa.
Disiplin yang otoriter cenderung mengembangkan sifat-sifat pribadi siswa yang
Tegan Q1g, cemas, dan antagonistic.

d. prestasi belajar
Perolehan prestasi belajar atau peringkat kelas dapat mempengaruhi
peningkatan harga diri, dan sikap percaya diri.

e. Penerimaan teman sebaya


Siswa yang diterima oleh teman-temannya, dia akan mengembangkan sikap positif
terhadap dirinya, dan juga orang lain.

Yusuf, Syamsu, dan Achmad Juantika Nurihsan. (2007). Teori Kepribadian. Bandung:
Remaja

Anda mungkin juga menyukai