Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KELOMPOK PRAKTIKUM 6

KODEFIKASI TERKAIT SISTEM GENITOURINARY DAN REPRODUKSI

MEMBUAT KASUS HIDRONEFROSIS

DOSEN PENGAMPU :

THERESIA HUTASOIT, S.RM

DISUSUN OLEH :

ALHAZEN ZAI (2013462004)

AISYAH OKMELYANI (2013462003)

LELI NURMEIDA GULO (2013462016)

MARAWINA RAHMADIAN SARI HSB (2013462018)

OSHIN NELA NABABAN (2013462021)

D-III PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

UNIVERSITAS IMELDA MEDAN

T.A. 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
hidayah-Nya, sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“hidronefrosis”. Makalah ini di dibuat untuk memenuhi tugas praktikum mata kuliah
Kodefikasi Sistem Genitourinary dan Reproduksi.
Adapun dalam proses penyelesaian makalah ini tidak lepas dari dorongan berbagai
pihak baik secara moril dan materi. Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu Dosen
pengampu mata kuliah beserta teman teman yang turut mengambil bagian dalam pembuatan
makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah masih banyak
terdapat kesalahan. untuk itu, kami menerima kritikan dan saran yang membangun dari para
pembaca demi perbaikan kedepan.

Medan, 20 Agustus 2022

Tim Penyusun

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1

1.3 Tujuan ...................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 2

2.1 Defenisi hidronefrosis............................................................................... 2

2.2 Penyebab .................................................................................................. 2

2.3 Faktor Resiko ............................................................................................ 3

2.4 Pemeriksaan Penunjang ............................................................................. 3

2.5 Tindakan ................................................................................................... 4

2.6 Studi Kasus ............................................................................................... 5

2.7 Langkah-langkah mencari kode ICD-10 dan ICD-9 .................................. 6

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 9

3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 9

3.2 Saran ......................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hidronefrosis adalah pembengkakan ginjal yang disebabkan oleh menumpuknya
cairan di dalam sel dan jaringan ginjal itu sendiri. Hal ini bisa terjadi karena penyakit atau
kondisi medis tertentu. Jadi hidronefrosis bukanlah penyakit yang berdiri sendiri,
melainkan dampak dari suatu penyakit.
Hidronefrosis secara spesifik menggambarkan adanya dilatasi (pelebaran) dan
pembengkakan ginjal. Ginjal yang mengalami pembengkakan bisa salah satu (unilateral)
atau kedua-duanya (bilateral). Kondisi ini tentu saja akan berdampak pada menurunnya
fungsi ginjal. Hal ini terjadi karena tekanan dari cairan dalam ginjal akan menurunkan
laju filtrasi darah dan menyebabkan kerusakan sel – sel ginjal. Untungnya, Penurunan
fungsi ini seringnya reversibel (bisa kembali lagi) jika kondisi yang mendasarinya
diperbaiki namun jika durasi terlalu lama maka kerusakan ginjal bisa menjadi permanen
Ginjal merupakan bagian utama dari sistem saluran kemih yang terdiri atas organ-
organ tubuh yang berfungsi memproduksi maupun menyalurkan air kemih (urine) ke luar
tubuh. Infeksi ginjal lebih berisiko terjadi pada Wanita dibandingkan pria. Kelainan
saluran kemih yang sudah ada sebelumnya juga membuat seseorang lebih rentan terkena
infeksi.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan hidronefrosis?
b. Apa sajakah penyebab hidronefrosis?
c. Apa sajakah factor resiko dari penyakit hidronefrosis?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahuai defenisi dari penyakit hidronefrosis
b. Untuk mengetahui penyebab dari penyakit hidronefrosis
c. Untuk mengetahui factor resiko dari penyakit hidronefrosis

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hidronefrosis

Merupakan pembengkakan yang terjadi pada salah satu atau kedua ginjal karena
penumpukan urine, sehingga urine tidak dapat mengalir ke kandung kemih. Gangguan
kesehatan ini dapat terjadi pada semua usia, bahkan pada janin (hidronefrosis antenatal)

2.2 Penyebab

Ginjal mempunyai banyak fungsi penting, salah satunya yaitu menyaring kelebihan
air, garam, dan limbah sisa metabolisme. Sisa penyaringan tadi selanjutnya akan dikeluarkan
melalui urine.

Apabila terjadi gangguan atau penyumbatan pada saluran kemih (ureter), urine yang
seharusnya keluar dari tubuh menjadi menumpuk di dalam ginjal. Hal ini dapat berujung pada
pembengkakan ginjal atau hidronefrosis.

Biasanya, hidronefrosis terjadi sebagai akibat dari masalah kesehatan atau kondisi
medis lain yang dialami pengidap, seperti:

Batu ginjal yang keluar dari ginjal dan menyumbat ureter.

Kanker atau tumor yang terdapat di sekitar saluran kemih, kandung kemih, panggul,
atau perut.

Gumpalan darah yang muncul pada ginjal atau ureter.

Munculnya jaringan parut akibat infeksi, operasi, atau pernah menjalani perawatan
radioterapi, sehingga menyebabkan terjadinya penyempitan pada ureter.

Vesicoureteral reflux (VUR), yaitu kondisi ketika urine yang berasal dari kandung
kemih kembali ke ginjal. Masalah ini bisa terjadi akibat kelainan bawaan lahir,
pembesaran pada prostat, atau penyempitan pada lubang saluran kemih (uretra).

Prolaps uteri atau turun peranakan (turun berok).

Gangguan saraf atau otot kandung kemih.

Retensi urine.

2
Kehamilan.

Sementara itu, kondisi yang menyebabkan terjadinya hidronefrosis pada bayi baru lahir
biasanya terlihat ketika melakukan pemeriksaan USG prenatal, antara lain:

Kelainan bawaan lahir, seperti ureter bercabang (ureter ektopik), spina bifida, atau
kelainan katup uretra (posterior urethral valves).

Penyumbatan (obstruksi) yang menghalangi aliran urine keluar dari ginjal.

Ureterocele, terbentuknya kantung di ureter yang dapat menyumbat ureter.

Gangguan pada otot kandung kemih yang mengakibatkan urine mengalir kembali ke
ginjal.

Sedangkan pada beberapa kasus, hidronefrosis pada bayi baru lahir tidak diketahui
penyebabnya. Hidronefrosis sebelum lahir biasanya akan membaik dengan sendirinya setelah
bayi lahir. Sementara itu, hidronefrosis ringan pada anak umumnya tidak terlalu
memengaruhi fungsi ginjal dan bisa membaik untuk jangka waktu tertentu.

2.3 faktor Resiko


1.2.1 Batu Ginjal

orang yang mengalami penyakit batu ginjal memiliki risiko lebih besar
mengalami hidronefrosis. Penyakit ini bisa menyebabkan tersumbatnya urete

1.2.2 Kehamilan

Pembengkakan ginjal berisiko tinggi terjadi pada wanita yang tengah hamil.
Sebab, pembesaran rahim selama masa kehamilan bisa menekan ureter, yaitu saluran
yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih.

1.2.3 Infeksi

Infeksi bisa menyebabkan terjadinya jaringan parut pada ureter. Kondisi


tersebut, kemudian bisa menyebabkan penyempitan ureter yang pada akhirnya
memengaruhi ginjal serta memicu hidronefrosis.

3
1.2.4 kanker

pembengkakan ginjal juga rentan menyerang orang yang mengidap berbagai


jenis kanker atau tumor. Umumnya, kanker terjadi di sekitar saluran kemih, kandung
kemih, panggul, atau perut.

2.4 Pemeriksaan Penunjang


1.2.5 Tes Darah

Tes darah umumnya dilakukan dalam pemeriksaan kesehatan secara rutin atau
dalam proses diagnosis suatu penyakit. Meski sama-sama menggunakan sampel
darah, tetapi tes ini terbagi menjadi beberapa jenis dan setiap jenisnya memiliki
fungsi yang berbeda-beda.

Tes darah merupakan jenis pemeriksaan menggunakan sampel darah yang


diambil melalui jari atau pembuluh darah di bagian tubuh tertentu, seperti lipatan
siku maupun tangan

Tes darah, untuk mendeteksi infeksi melalui hitung darah lengkap,


termasuk tes fungsi ginjal.

1.2.6 Urinalisis

Merupakan tes urine yang umumnya digunakan dalam mendiagnosis ISK,


termasuk pielonefritis akut. Sebagian besar Wanita dengan pielonefritis telah
menandai pyuria atau tes leukosit positif esterase, yang sering ditandai dengan
hematuria mikroskopis.

2.5 Tindakan
1.2.7 Kateterisasi

Jika pembengkakan ginjal terjadi akibat penyumbatan ureter, dokter dapat


memasang kateter untuk mengalirkan urine ke kandung kemih. Bisa juga dengan
memasang saluran nefrostomi untuk mengalirkan urine dari ginjal langsung ke luar
tubuh.

4
1.2.8 Operasi

Operasi dilakukan untuk mengatasi hidronefrosis yang disebabkan oleh batu


ginjal atau pembesaran prostat. Prosedur ini juga dilakukan jika saluran urine
terhambat oleh jaringan parut atau bekuan darah.

2.6 Studi Kasus

Ny. S datang ke Rumah Sakit X dengan keluhan utama nyeri Nyeri di punggung dan
panggul, sebelum masuk Rumah Sakit. Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan menjalar ke
perut bagian bawah atau selangkanga. Nyeri perut tersebut dirasakan hilang timbul namun,
cukup mengganggu aktivitas sehari-hari, hingga mengganggu waktu tidurnya. . Keluhan
nyeri perut semakin memberat dirasakan Ketika pasien melakukan aktivitas dan membaik
Ketika pasien istrahat dengan duduk atau rebahan. Awal nyeri perut muncul secara tiba-tiba
sejak 1 minggu yang lalu dan memberat 3 hari terakhir ini. Nyeri dimulai dari perut hingga ke
bagian bawah atau selangkanga,Setelah proses anmense selesai, dokter kemudian melakukan
pemeriksaan fisik, pada tanda-tanda vital seperti Mual dan muntah.
, dan nyeri juga sedikit di bagian punggung, dilakukan juga pemeriksaan penunjang untuk
menegakkan diagnose yaitutes darah , dan urinalisis. setelah selesai melakukan pemeriksaan,
dokter kemudian mendiagnosa pasien menderita penyakit hidronefrosis, dan sesegera dokter
melakukan Tindakan biopsy Ginjal (biopsy of kidney)

Kode Diagnose :Hidronefrosis : N13.2

Kode Pemeriksaan Penunjang :

a. Tes darah : 90.5


b. Urinalisis : 91.3

Kode Tindakan :

a. biopsy Ginjal (biopsy of kidney) : 55.23

5
2.7 Langkah-Langkah mencari diagnose dan Tindakan ICD X dan ICD 9

1. Buka buku ICD 10 volume 3, lalu cari leadterm „hidronefrosis‟ kemudian sesuaikan
dengan penyakit yang mengikutinya. Hal. 328

2. Kemudian pastikan di buku ICD x volume 1 Hal. 613

6
3. Seterusnya untuk Tindakan, pertama buka buku ICD 9 halaman belakang, kemudia
cari lead term „microscopic examination of blood‟‟dan pastikan pada halaman depan
terdapat pada hal 246

a. Urinalysis

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ny. S didiagnosa menderita penyakit hidronefrosis(kode : N13.2), setelah
dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, yakni microscopic
examination of blood‟ (kode : 90.5) beserta urinalisis (kode : 91.3). kemudian
dilanjutkan dengan Tindakan Bopsy Ginjal (kode : 55.23)

3.2 Saran
Hindari penyakit hidronefrosis dengan tidak menahan kencing perbanyak

Link video YouTube: https://youtu.be/uPUSEiFEuTQ

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/kenali-jenis-dan-fungsi-tes-darah

https://www.google.com/search?q=tanda+dan+gejala+hidronefrosis&oq=tanda+dan
+gejala+hidro&aqs=chrome.0.0i512l2j69i57j0i512l2j69i60l3.17373j0j7&sourceid=ch
rome&ie=UTF-8

Anda mungkin juga menyukai