Anda di halaman 1dari 20

DIAGNOSIS PENYAKIT

HEMOROID ( WASIR )

Disusun Oleh :
Siti Halimatusa’diah 0074257268
Indi Rahmayani 0066617345
Deya Febrianti 0074314495
Jingga Dzakiyya Hendarsyah 0068514843

SMK KESEHATAN VANCANITTY


Jl. Wijaya Kusuma No. 39, Cipendawa, Kec. Pacet, Kab. Cianjur, Jawa
Barat, kode pos 43253.
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya,
laporan kegiatan penyuluhan dengan judul "Diagnosis penyakit" dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Proposal laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Ilmu Penunjang
Penyakit Diagnostik yang dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2024 bertempat di Kelas 11
Asisten Keperawatan, SMK Kesehatan Vancanitty.
Proposal laporan kegiatan ini dapat terselesaikan dengan baik karena dukungan dari beberapa
pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada Ibu Wina Chairunnisa
selaku guru “Ilmu penunjang penyakit diagnostik” di kelas 11 Asisten Keperawatan, atas segala
kritik, saran, dan bimbingan yang diberikan dalam penyelesaian kegiatan penyuluhan ini, dan
Siswa Siswi kelas 11 Asisten Keperawatan atas kerja sama serta bantuannya dalam
menjalankan kegiatan ini.
Semoga dengan adanya kegiatan ini dan dapat memberikan manfaat terhadap siswa-siswi
SMK Kesehatan Vancanitty khususnya kepada kelas 11 Asisten Keperawatan, serta dapat
dijadikan acuan untuk pembelajaran yang akan dilakukan berikutnya.

Cianjur, 10 Januari 2024

Penulis
I
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR……………………………………………..…………………………I
DAFTAR ISI………………………………………………....………………………………II
DAFTAR GAMBAR..………………………………………………………………………III
DAFTAR BAGAN……………………………………………………………………..……III
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….1
A. Latar Belakang……..……………………………………………………………………..1
BAB II TINJAU PUSTAKA…………………………………………………………….…...2
A. Definisi…………………………………………………………………..…………………2
B. Anatomi………………………………………………………………….………………....2
C. Fisiologis………………………………………………………………….……….……….4
D. Etiologi………………………………………………………………………...…………..4
E. Patofisiologi…………………………………………………………………..….………...6
F. Manifesasi Klinis……………………………………………………….…………….……8
G. Klasifikasi…………………………………………………………..………..….…………8
H. Komplikasi………………………………………………………………..…….…………9
I. Pemeriksaan………………………………………………………………….…….………9
J. Penatalaksanaan…………………………………………………………….…….……...10
K. Pencegahan……………………………………………………………………..………...13
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………….…...14
A. Kesimpulan……………………………………………………………………….….…...14
B. Saran……………………………………………………………………………….…..…14
C. Daftar Pustaka……………………………………………………………………….…...14

II
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Anatomi Hemoroid …………………………………………………………..2.2

III
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Pathway ………………………………………………………………………2.7

IV
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hemoroid atau wasir adalah pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah
anus yang berasal dari pleksus hemoroidalis (Simadibrata, 2009). Hemoroid adalah struktur
normal dari tubuh manusia yang terdiri dari 3 unsur, yaitu mukosa, stroma yang terdiri dari
pembuluh darah, otot polos, dan jaringan penunjang, serta jaringan ikat (Makmun, 2011). Lesi
ini sangat sering terjadi karena peningkatan tekanan secara terus menerus di dalam pleksus
hemoroidalis (Kumar et al., 2007). Hemoroid menyebabkan perdarahan, pembengkakan, dan
nyeri pada kanalis anal (Dorland, 2011).
Hemoroid merupakan penyebab umum dari perdarahan rektum dan ketidaknyamanan
anal, namun keakuratan insiden sulit untuk ditentukan karena pasien cenderung mencari
pengobatan sendiri, bukan penanganan medis. Hemoroid diderita oleh 5% seluruh penduduk
dunia (Slavin, 2008). Insiden hemoroid terjadi pada 13%-36% populasi umum di Inggris
(Lohsiriwat, 2012). Berdasarkan data dari The National Center of Health Statistics di Amerika
Serikat, prevalensi hemoroid sekitar 4,4% (Buntzen et al., 2013). Di Mesir, hemoroid dianggap
penyakit daerah anus tersering dengan prevalensi tinggi hampir 50% dari kunjungan
proctological di Unit Kolorektal (Ali et al., 2011). Belum banyak data mengenai prevalensi
hemoroid di Indonesia. Namun dari penelitian yang telah dilakukan di RSUP H. Adam Malik
Medan, jumlah pasien yang didiagnosis hemoroid pada tahun 2009-2011 berjumlah 166 orang
dengan prevalensi 69,17% (Wandari, 2011). Sedangkan, pasien yang menderita hemoroid di
RSUD Dokter Soedarso Pontianak pada tahun 2009-2012 berjumlah 113 orang (Putra, 2013).
Hemoroid merupakan jaringan normal pada setiap orang. Namun, hemoroid dapat
menimbulkan gejala dan ketidaknyamanan karena banyak faktor (Riwanto, 2010). Beberapa
faktor risiko terjadinya hemoroid antara lain adalah keturunan, kurangnya makan makanan
yang berserat, kurang minum air, proses mengedan yang sulit, pola buang air besar yang salah
(lebih menggunakan jamban duduk & terlalu lama duduk di jamban), adanya tekanan
intraabdomen yang meningkat karena kehamilan, usia tua, konstipasi kronik, kurang olahraga
dan pergerakan minimal (Simadibrata, 2009)

1
BAB II
TINJAU PUSTAKA
A . Definisi
Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena didaerah anus
yang berasal dari plexus hemoroidalis. Hemoroid eksterna adalah pelebaran vena yang berada
dibawah kulit ( subkkutan ) dibawah atau luar lines dentate. Hemoroid interna adalah pelebaran
vena yang berada dibawah mukosa (submokosa) diatas atau dibawah linea dentate (Jitowiyono,
Kristyanasari, 2012). Hemoroid suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus hemoroidalis.
Walaupun kondisi ini merupakan suatu kondisi fisiologis. (Muttaqin, 2011)
Wasir adalah pembengkakan atau pembesaran pada pembuluh darah di anus dan bagian
akhir usus besar (rektum). Kondisi ini dapat menyebabkan rasa mengganjal atau nyeri di area dubur
dan keluar darah saat buang air besar. Wasir atau ambeien (hemoroid) dapat terjadi akibat
tingginya tekanan di pembuluh darah rektum dan anus. Kondisi ini sering disebabkan oleh
kebiasaan mengejan terlalu kuat saat buang air besar, yang umumnya karena sembelit. Wasir
biasanya tidak berbahaya. Bila masih ringan, wasir bisa sembuh dalam beberapa hari hanya
dengan penanganan sederhana. Namun, wasir juga bisa berlangsung hingga bertahun-tahun dan
kondisi semakin parah. Bila sudah seperti ini, wasir perlu mendapatkan penanganan dari
dokter, baik berupa obat maupun operasi.

B. Anatomi

Gambar 2.1 Pembagian Hemorhoid ( Wasir )


Sumber:https://www.bing.com/ck/a?!&&p=5855d1f3c7909050JmltdHM9MTcwNTAxNzYwMCZpZ3V
pZD0wZjI1YWEzNi0yMDNhLTY2NGMtMjNiYi1iOGUxMjE2YzY3NjcmaW5zaWQ9NTIwMw&ptn=3
&ver=2&hsh=3&fclid=0f25aa36-203a-

2
Anal kanal merupakan bagian terdistal dari saluran cerna. Panjang anal kanal pada orang
dewasa sekitar 4-5 cm. Pada lumen anal kanal terdapat lipatan mukosa sirkumferensial yang
dikenal dengan garis mukokutan atau linea dentate. Linea tersebut merupakan batas atas kanalis
anus dengan rektum. Linea dentate akan menjadi pembeda hemoroid interna dan eksterna.

Pada anal kanal terdapat bantalan. Bantalan tersebut mengandung submukosa, pembuluh
darah, otot polos, jaringan ikat, serta sinusoid arteriovenosus. Hemoroid interna merupakan
kelainan pada bantalan pembuluh darah dalam jaringan submukosa yang terdiri atas pleksus
vena hemoroidalis superior di atas linea dentate. Bantalan mayor terletak pada posterior dextra,
lateral sinistra, dan anterior dextra kanal anal. Oleh karena itu hemoroid interna sering berada
pada area tersebut.[2]. Sedangkan pelebaran dan penonjolan pleksus hemoroid inferior yang
terletak di distal linea dentate tergolong hemoroid eksterna.

Secara anatom ambeien atau wasir bukanlah suatu penyakit melainkan perubahan pada
bantalan pembuluh darah di daerah anus. Di mana pada bagian anus terdapat pembuluh darah
atau arteri. Jika terganggu atau terdapat bendungan aliran darah maka pembuluh tersebut akan
melebar atau membengkak

1. Jenis – jenis Wasir


Wasir terbagi menjadi dua jenis, yaitu wasir dalam (internal hemorrhoid) dan wasir luar
(external hemorrhoid). Pada wasir dalam, pembuluh darah yang bengkak tidak terlihat dari luar
anus. Sebaliknya, pada wasir luar, pembuluh darah yang bengkak bisa terlihat dari luar anus
dan rasanya juga lebih nyeri.
Berdasarkan ukuran dan tingkat keparahannya, wasir atau ambeien dapat dikelompokkan
menjadi:

1) Wasir derajat satu


Pembengkakan kecil, di dalam dinding anus dan tidak menonjol keluar anus
2) Wasir derajat dua
Pembengkakan lebih besar, keluar dari anus saat buang air besar (BAB) dan masuk
sendiri setelah BAB
3) Wasir derajat tiga
Pembengkakan sudah besar, keluar dari anus dan tidak bisa masuk sendiri, tetapi
masih bisa didorong dengan jari untuk masuk kembali
4) Wasir derajat empat:
Pembengkakan besar, keluar dan menggantung dari anus, tidak bisa didorong untuk
masuk kembali

3
C. Fisiologis
bendungan pada peredaran darah portal, misalnya pada derita dekompensasi kordis atau
sirosis hepatic.

D. Etiologi
Penyebab ambeien atau wasir adalah pelebaran dan peradangan pembuluh darah di
daerah anus yang berhubungan dengan faktor genetik dan faktor risiko tertentu. Faktor risiko
tersebut biasanya berkaitan dengan kondisi yang meningkatkan tekanan rektum (bagian akhir
usus besar yang menampung tinja sebelum dikeluarkan dari tubuh). Ada beberapa kondisi yang
dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami wasir, yaitu:

1) Konstipasi atau sembelit berkepanjangan (kronis), yang salah satu penyebabnya adalah
kurang asupan makanan berserat
2) Mengejan atau menahan napas, misalnya karena BAB keras, melahirkan, mengangkat
benda berat, dan batuk atau muntah yang terus-menerus
3) Sering duduk terlalu lama, misalnya karena pekerjaan kantoran yang aktivitasnya lebih
banyak duduk
4) Tingginya tekanan di dalam panggul, misalnya karena kehamilan, kegemukan, atau
penumpukan cairan di dalam rongga perut (asites)
5) Lemahnya jaringan bawah panggul yang menyokong anus dan rektum, misalnya karena
penuaan atau kehamilan
6) Penyakit tertentu, seperti diare berkepanjangan, anus turun (prolaps rektum), radang usus,
atau kanker usus besar
7) Riwayat wasir dalam keluarga

Seseorang dapat meringankan rasa sakit, pembengkakan dan peradangan ambeien ringan
dengan perubahan gaya hidup dan pengobatan di rumah, seperti :

1) Rendam air hangat (sitz bath). Rendamlah daerah anus dengan air hangat selama 10-15
menit 2-3 kali sehari.
2) Jaga kebersihan daerah anus. Mandi setiap hari untuk membersihkan kulit di sekitar
anus dengan lembut menggunakan air hangat. Sabun tidak diperlukan dan malah dapat
memperburuk ambeien.
3) Jangan gunakan tisu kering. Untuk membantu menjaga area anus agar
tetap bersih setelah buang air besar, gunakanlah tisu basah yang tidak mengandung
parfum atau alkohol.
4
4) Kompres dingin. Gunakanlah kompres es atau kompres dingin pada anus untuk
meringankan pembengkakan.
5) Minum obat anti nyeri. Anda dapat
menggunakan Acetaminophen (parasetamol), Aspirin atau Ibuprofen untuk membantu
meringankan rasa sakit pada wasir.

a. Obat Ambeien atau Wasir

Jika hemoroid hanya menimbulkan gejala berupa ketidaknyamanan ringan, maka dapat
digunakan obat ambeien krim atau salep, atau suppositoria seperti di atas. Biasanya obat-
obatan wasir tersebut mengandung bahan-bahan seperti witch hazel atau hidrokortison, yang
dapat mengurangi rasa sakit, peradangan dan gatal, setidaknya untuk sementara waktu.

Jangan gunakan obat ambeien yang dijual bebas lebih dari seminggu kecuali atas petunjuk
dokter, karena dikhawatirkan akan muncul efek samping, seperti ruam, peradangan dan
penipisan kulit.

b. Prosedur Bedah atau Operasi Wasir

Jika ternyata prosedur sebelumnya belum berhasil atau Anda memiliki wasir yang besar,
seperti pada hemoroid interna di mana wasir keluar dari anus ketika BAB dan tidak dapat
masuk lagi dengan sendirinya. Apabila kondisi seperti ini terjadi maka pengobatan terbaik
adalah dengan prosedur pembedahan atau operasi.

Selama hemorrhoidectomy (operasi pembuangan wasir), dokter bedah akan membuang


jaringan berlebihan yang menyebabkan perdarahan pada ambeien. Operasi dapat dilakukan
dengan bius lokal yang dikombinasikan dengan bius umum atau anestesi spinal jadi tidak
terasa sakit selama operasi. Hemorrhoidectomy merupakan cara yang paling efektif dan
lengkap untuk mengobati wasir parah atau berulang.

Efek operasi wasir termasuk kesulitan sementara mengosongkan kandung kemih (buang air
kecil) yang mungkin dapat menimbulkan infeksi saluran kemih, namun hal ini tidak perlu
terlalu dikhawatirkan. Kebanyakan orang mengalami rasa sakit setelah operasi ambeien,
namun dapat diatasi dengan obat-obatan penghilang rasa sakit.
5
E. Patofisiologi
Mengejan selama BAB dapat meningkatkan tekanan intra abdomen dan menekan vena
pleksus hemoroids ketika rektum terisi oleh kotoran atau feces, trombosis dan bisa terjadi
pendarahan.

Hemorois eksternal dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang
disebabkan oleh trombosis. Trombosis adalah pembekuan darah, dalam Hemoroid pembekuan
darah dapat menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis.
Hipotesis terbaru mengemukakan bahwa hemoroid timbul akibat pergeseran bantalan
(cushion) kanal anal yang melemah. Pergeseran tersebut mengakibatkan dilatasi vena.

1. Mekanisme Terjadinya Hemoroid

Pada pemeriksaan patologi anatomi pasien hemorhoid tampak perbedaan berupa


dilatasi pleksus vena abnormal, proses degenerasi serat kolagen dan jaringan fibroelastik,
thrombosis vaskular, distorsi serta ruptur otot subepitel anal (otot Treitz atau ligament
suspensori mukosa) dan reaksi inflamasi. Beberapa mediator atau enzim seperti matrix
metalloproteinase (MMP) yakni MMP-9 meningkat kadarnya pada hemoroid. Enzim tersebut
berkaitan dengan peningkatan degradasi serat elastin. Selain itu juga terjadi peningkatan
ekspresi vascular endothelial growth factors (VEGF) yang berkaitan dengan neovaskularisasi.
Studi juga menunjukkan peningkatan tekanan di dalam anus pada suasana istirahat meningkat
pada pendeirta hemoroid.

Peningkatan tekanan intraabdomen seperti pada kondisi mengejan saat buang air besar
meningkatkan risiko timbul hemoroid. Bantalan anal akan mendapat tekanan. Jika terus
berulang dalam jangka waktu lama bantalan anal dapat prolaps. Aliran balik vena terganggu
hingga menimbulkan pelebaran pleksus hemoroidalis.

Perdarahan pada hemoroid dapat timbul akibat trauma oleh feses dengan konsistensi keras.
Perdarahan berwarna merah segar karena sesuai anatominya bantalan anal kanal kaya akan
sinusoid arteriovenosus. Pleksus hemoroidalis kaya akan kolateral luas arteri hemoroidalis.

6
Pathway
Perjalanan Hemorhoid ( Wasir )

Bagan 2.1 Pathway


Sumber : Asuhan Keperawatan (Askep) Hemoroid - Share Your Information
(dreamheal.blogspot.com)

7
F. Menifestasi klinis
Gejala wasir atau ambeien bisa berbeda-beda pada tiap penderita, tergantung pada jenis
wasir yang dialaminya. Berikut ini adalah gejala pada dua jenis wasir berdasarkan letaknya:

1. Gejala Wasir Internal


Wasir internal terjadi ketika pembuluh darah yang bengkak berada di dalam anus sehingga
tidak teraba atau terlihat dari luar. Kondisi ini jarang menimbulkan gejala. Namun, bila muncul
gejala, biasanya berupa:

1) Keluar tetesan darah berwarna merah terang dari anus setelah buang air besar (BAB)
2) Nyeri di area anus saat BAB
3) Keluar benjolan lunak dari anus saat BAB, tetapi bisa masuk kembali dengan sendirinya
atau dengan didorong oleh jari

2. Gejala Wasir Eksternal

Wasir eksternal adalah pembengkakan pembuluh darah di luar anus dan akan tampak dari
luar. Keluhan yang muncul akibat jenis wasir ini adalah:

1) Benjolan keras yang menggantung di lubang anus


2) Nyeri di anus, terutama ketika BAB atau duduk
3) Bengkak dan kemerahan di area anus
4) Perdarahan dari anus, dengan darah berwarna merah terang, tepat setelah BAB
5) Anus terasa basah atau berlendir

G. Klasifikasi

Ada beberapa klasiikasi hemoroid (ambeien). Klasifikasi ambeien (hemoroid) ini berdasarkan
derajat parahnya hemoroid yang diderita.
Klasifikasi hemoroid berdasarkan gejala yang ditimbulkannnya adalah sebagai berikut:

Derajat I : Hemoroid yang terdapat pendarahan tetap tidak menjadi


penonjolan pada luang anus.
Derajat II : Hemoroid yang terdapat penonjolan pada saat defekasi tetapi hemoroid
tersebut dapat masuk kembali secara spontan.
Derajat III : Hemoroid yang terdapat penonjolan pada saat defekasi tetapi masuknya
hemoroid tersebut harus di bantu.

8
Derajat IV : Hemoroid yang sudah terjadi penonjolan secara menetap dan tidak dapat
dimasukan kembali

H. Komplikasi
Bila dibiarkan tanpa penanganan sampai kondisinya menjadi parah, wasir dapat
menyebabkan sejumlah komplikasi berikut ini:

1. Anemia
Anemia dapat terjadi jika wasir berdarah dan menyebabkan kehilangan banyak
darah. Akibatnya, sel darah merah yang membawa oksigen untuk sel-sel tubuh menjadi
berkurang.

2. Wasir terpelintir
Wasir terpelintir dapat menghambat aliran darah dan menimbulkan nyeri yang tidak
tertahankan. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini berisiko menimbulkan infeksi.

3. Gumpalan darah
Wasir yang tidak diatasi dapat mengakibatkan terbentuknya gumpalan darah yang akan
terasa nyeri, disertai dengan pembengkakan dan benjolan keras di sekitar anus.

4. Kerusakan kulit
Wasir dapat menyebabkan kulit berlebih yang menonjol pada anus. Kulit yang berlebih
ini berisiko terluka bila digaruk.

I. Pemeriksaan

Diagnosis hemoroid ditegakan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan


pemeriksaan penunjang. Anamnesis untuk menggali gejala sesuai derajat penyakit dan faktor
risiko serta menyingkirkan kemungkinan diagnosis banding. Pemeriksaan fisik meliputi
pemeriksaan anorektal. Pemeriksaan penunjang meliputi anosopi atau kolonoskopi.

9
1. Pemeriksaan colok dubur
Pemeriksaan colok dubur atau digital rectal examination (DRE) bertujuan untuk
memeriksa apakah ada kelainan di dalam rektum dan dubur.

2. Endoskopi
Endoskopi bertujuan untuk melihat dengan jelas saluran usus besar, rektum, dan anus.
Pemeriksaan ini dilakukan menggunakan selang kecil berkamera.
Prosedur endoskopi yang akan dipilih tergantung seberapa jauh alat tersebut masuk ke
dalam anus pasien. Alat yang digunakan dapat berupa anoskop, sigmoidoskop,
atau kolonoskop.
3. Biopsi
Saat melakukan endoskopi, dokter juga dapat melakukan pengambilan sampel jaringan1o
(biopsi), untuk diteliti lebih lanjut di laboratorium.
Setelah hasil pemeriksaan didapatkan, dokter bisa mengetahui tingkat keparahan wasir yang
diderita pasien. Ukuran wasir yang terdeteksi dapat membantu dokter dalam menentukan
metode pengobatan yang terbaik.

J. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis non farmakologis

Penatalaksanaan ini berupa pola hidup, perbaikan pola makan dan minum, perbaikan pola/
cara defekasi. Perbaikan defekasi adalah melalui diet, cairan, serat tambahan, pelican feses,
dan perubahan perilaku buang air. Penatalaksanaan hemoroid dapat berupa terapi konservatif,
terapi nonbedah dan terapi bedah yang disesuaikan dengan derajat dari keparahan wasir itu
sendiri.

Untuk memperbaiki pola BAB dilakukan posisi jongkok (squatting) sewaktu BAB. Pasien
diusahakan untuk tidak banyak duduk atau tidur, banyak bergerak dan banyak jalan. Pasien
juga diharuskan banyak minum sekitar 30-40 ml/kgBB/hari untuk melembekkan tinja. Pasien
juga harus banyak makan serat antara lain buah-buahan, sayur-sayuran, cereal, dan
suplementasi serat komersial bila kurang serat dalam makanan.

10
2. Penatalaksanaan medis farmakolois

1) Obat yang memperbaiki BAB.


Ada dua obat yaitu suplemen serat (fiber supplement), dan pelembek tinja . Suplemen
serat komersial yang banyak dipakai adalah psyllium atau isphagula Husk yang berasal dari
kulit biji Plantago ovate yang dikeringkan dan digiling menjadi bubuk. Efek samping antara
lain banyak kentut, kembung, dan konstipasi, alergi, sakit perut, dan lain-lain. Obat kedua
yaitu obat pencahar yang akan merangsang sekresi mukosa usus halus sehingga tinja lebih
halus

2) Obat simptomatik
Bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal, nyeri, atau karena
kerusakan kulit di daerah anus. Sediaan yang dipakai biasanya sediaan berbentuk seperti
kapsul padat yang dimasukkan kedalam dubur untuk pengobatan wasir. Ada juga sediaan
salep yang bisa dioleskan langsung.

3) Obat menghentikan perdarahan


Perdarahan menandakan adanya luka pada dinding anus atau pecahnya pembuluh darah
wasir yang berdinding tipis. Pemberian serat komersial misalnya psyllium setelah 2 minggu
pemberian ternyata dapat mengurangi perdarahan hemoroid.

3. Penatalaksanaan minimal invasive


Tindakan operasi kecil dilakukan bila dengan pengobatan minum/oles dan perubahan gaya
hidup tidak membantu banyak. Ada banyak jenis-jenis operasi yang bisa diterapkan pada kasus
wasir. Namun pada tindakan operatif, komplikasi yang didapatkan yaitu sakit pada anus waktu
buang air besar dan ulkus. Jenis-jenis operasi yang bisa dilakukan untuk kasus wasir :

a. Skleroterapi hemoroid
b. Ligasi Hemoroid
c. Termokoagulasi infra merah

4. Terapi Operasi

1) Hemoroidektomi
Indikasi operasi untuk hemoroid adalah sebagai berikut :
a. Gejala kronik derajat 3 atau 4.
b. Perdarahan kronik yang tidak berhasil dengan terapi sederhana.
c. Hemoroid derajat 4 dengan nyeri akut dan thrombosis serta gangrene.

11

Prinsip Hemoroidektomi :
a. Eksisi hanya pada jaringan yang benar-benar berlebih.
b. Eksisi sehemat mungkin dilakukan sehingga anodema dan kulit normal tidak
mengganggu sfingter ani.

Penatalaknsaan dimulai dengan terapi non-medikamentosa, ditambah medikamentosa berupa


obat untuk memperbaiki BAB, simtomatik, obat menghentikan perdarahan, serta obat
penyembuh dan pencegah serangan wasir, yang jika terapi nonmedikamentosa dan
medikamentosa ini tidak dapat membantu baru dapat dilanjutkan dengan terapi minimal
invasive dan pembedahan.

a. Pralax (lactulose) 1 x 20 cc à obat untuk memperbaiki BAB


b. Acetram (tramadol 37,5 mg dan parasetamol 325 mg) 3×1 tab (obat untuk simtomatik)
c. Zypraz (alprazolam) 2 x 0,25 mg tab prn (obat untuk simtomatik)
d. Asam traneksamat injeksi 3 x 1 ampul (250 mg/ml, 5 ml) à untuk menghentikan
perdarahan.
e. Hidrosmin 3 x 200 mg à untuk wasir
f. Borraginol suppositoria 15 mg (Lithospermi Radix Extractum 0,1mg, Prednisolonum
0,5 mg, Lidocainum 7,5 mg, Aethylis Aminobenzoas 10 mg, cetrimide 1,25 mg,
Lecithinum Ovi 50 mg) 1×1 à untuk hemoroidnya.

Ada banyak perawatan wasir yang bervariasi dari obat-obatan, ligasi pita hingga
hemoroidopeksi dijepit, fotokoagulasi laser, skleroterapi, ligasi arteri yang dipandu Doppler,
dan akhirnya operasi. Nyeri pasca operasi adalah masalah yang paling umum dengan operasi
ini. Komplikasi awal post operasi adalah retensi urin, perdarahan dan pembentukan abses.
Komplikasi jangka panjang termasuk diantaranya adalah fisura anus, stenosis anus,
inkontinensia tinja, fistula perianal, dan kekambuhan wasir kembali. Karena kelemahan ini,
telah muncul prosedur bedah tanp,a eksisi baru yang dikenal sebagai prosedur laser hemoroid
atau Laser hemorrhoidoplasty (LHP). Ini adalah teknik mini-invasif dan sebagian besar cocok
untuk gejala derajat kedua hingga ketiga dengan prolaps rektum minimal. LHP dapat dianggap
sebagai pilihan yang lebih cocok ketika cara pengobatan konservatif gagal. Selain itu, teknik
ini juga minimal invasif, tidak memerlukan anestesi, dapat dilakukan sebagai prosedur rawat
jalan, memiliki keuntungan dari rawat inap yang singkat, dan pemulihan yang lebih cepat.

LHP adalah prosedur yang relatif baru untuk pengobatan wasir di mana aliran darah wasir
digumpalkan oleh laser. Sebelum prosedur, pasien perlu dibius oleh ahli anestesi. Selanjutnya,
prosedur akan dilakukan oleh ahli bedah. Probe laser akan dimasukkan ke dalam wasir. Karena
panas yang hebat, sinar laser akan membakar dan menutup pembuluh darah, oleh karena itu
wasir akan menyusut sekaligus mengurangi risiko pendarahan yang berlebihan selama dan
setelah prosedur. Teknik LHP juga tidak meninggalkan efek pada jaringan di sekitarnya serta
sfingter anal. Teknik LHP terbukti lebih efektif daripada operasi konvensional dalam
mengurangi nyeri pasca operasi, mengatasi gejala, dan meningkatkan kualitas hidup pada
pasien hemoroid.

12
K. Pencegahan

1. Konsumsi sayur dan buah secara rutin


Sayur buah banyak mengandung serat. Serat dapat membuat tinja menjadi lunak,
sehingga pengeluarannya memerlukan kontraksi otot yang minimal dan proses pembuangan
menjadi lebih mudah. Hal ini dapat mencegah terjadinya hemoroid. Kekurangan serat akan
menyebabkan feses/tinja mengeras dan memerlukan kontraksi otot yang besar dan biasanya
saat proses pengeluaran perlu mengejan lebih kuat.
2. Rutin melakukan olahraga
Olahraga/aktivitas fisik yang kurang akan menyebabkan otot pada tubuh (salah satunya otot
polos pada usus besar) mengalami penurunan fungsi sehingga mengganggu proses pencernaan
dan proses defekasi menjadi terhambat/tidak berjalan optimal.

3. Konsumsi cairan yang cukup


Konsumsi cairan yang cukup dapat membantu mencegah timbulnya feses yang keras.
Pasalnya air berfungsi sebagai pelumas yang membantu sisa metabolisme bergerak
disepanjang kolon (usus besar) sehingga dapat membuat feses menjadi lebih lunak.
4. Hati – hati Konsumsi obat
Jika mengonsumsi obat seperti obat antinyeri (pereda nyeri seperti ibuprofen, aspirin,
paracetamol), antidepresan (duloxetine,venlafaxine, reboxetine, dll), dan antihistamin (obat
alergi seperti cetirizine, levocetirizine desloratidine, dll), diimbangi dengan konsumsi serat
yang cukup karena obat tersebut memiliki efek samping menyebabkan konstipasi.

13
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Hemoroid adalah distensi vena di daerah anorektal. Sering terjadi namun kurang
diperhatikan kecuali kalau sudah menimbulkan nyeri dan perdarahan. Istilah hemoroid lebih
dikenal sebagai ambeien atau wasir oleh masyarakat. Akibat dari adanya hemoroid adalah
timbulnya rasa tidak nyaman. Hemoroid bukan saja mengganggu aspek kesehatan, tetapi juga
aspek kosmetik bahkan sampai aspek sosial. Hemoroid mengakibatkan komplikasi,diantaranya
adalah terjadi trombosis, peradangan, dan terjadi perdarahan. Hemoroid juga dapat
menimbulkan cemas pada penderitanya akibat ketidaktahuan tentang penyakit dan
pengobatannya.

B.Saran
Memperbanyak asupan serat dalam menu makanan sehari-hari, misalnya sereal, buah,
dan sayur, serta biji-bijian utuh, seperti gandum. Tidak mengejan terlalu keras saat buang air
besar (BAB). Minum air putih yang cukup. Membatasi konsumsi minuman berkafein, seperti
teh, kopi, atau soda. Berendam air hangat dapat meredakan nyeri hemoroid.

C.Daftar Pustaka

https://www.bing.com/ck/a?!&&p=168865eb2dd9e177JmltdHM9MTcwNTAxNzYw
MCZpZ3VpZD0wZjI1YWEzNi0yMDNhLTY2NGMtMjNiYi1iOGUxMjE2YzY3NjcmaW5z
aWQ9NTE4Nw&ptn=3&ver=2&hsh=3&fclid=0f25aa36-203a-664c-23bb-
b8e1216c6767&psq=latar+belakang+penyakit+hemoroid+atau+wasir&u=a1aHR0cDovL3Nj
aG9sYXIudW5hbmQuYWMuaWQvMjUyNjAvMi9CQUIlMjAxJTIwUEVOREFIVUxVQU
4ucGRm&ntb=1
https://www.bing.com/ck/a?!&&p=c6236cce8df4f38bJmltdHM9MTcwNTAxNzYwM
CZpZ3VpZD0wZjI1YWEzNi0yMDNhLTY2NGMtMjNiYi1iOGUxMjE2YzY3NjcmaW5za
WQ9NTM0OQ&ptn=3&ver=2&hsh=3&fclid=0f25aa36-203a-664c-23bb-
b8e1216c6767&psq=penyebab+penyakit+wasir+&u=a1aHR0cHM6Ly93d3cua2xpa2Rva3Rl
ci5jb20vcGVueWFraXQvbWFzYWxhaC1wZW5jZXJuYWFuL2FtYmVpZW4&ntb=1

14
https://www.bing.com/images/search?view=detailV2&ccid=sgGoadzW&id=C26C5F
5E3F96F94D78C72AC7C8AFAB0FDA52FB33&thid=OIP.sgGoadzWD6dL-
XiI4SO1YgHaG7&mediaurl=https%3a%2f%2f1.bp.blogspot.com%2f-
a0UMRlBlRxU%2fVvSxgbRUo8I%2fAAAAAAAAAXM%2fip_IVg57lJMd2wTUQtOcFk
QVK1t5sUSLg%2fs1600%2fPathway%252Bhemoroid.jpg&exph=1497&expw=1600&q=pat
hway+hemoroid&simid=608025794708640343&FORM=IRPRST&ck=D143F6000B5850E
CE7BCCCBBBE78CF3F&selectedIndex=8&itb=0
https://www.bing.com/ck/a?!&&p=065443d0c843daccJmltdHM9MTcwNTAxNzYw
MCZpZ3VpZD0wZjI1YWEzNi0yMDNhLTY2NGMtMjNiYi1iOGUxMjE2YzY3NjcmaW5z
aWQ9NTQ3Mw&ptn=3&ver=2&hsh=3&fclid=0f25aa36-203a-664c-23bb-
b8e1216c6767&psq=klasifikasi+hemoroid&u=a1aHR0cHM6Ly93d3cuZS1qdXJuYWwuY2
9tLzIwMTQvMDEva2xhc2lmaWthc2ktaGVtb3JvaWQuaHRtbA&ntb=1
https://www.bing.com/ck/a?!&&p=a201ead415636832JmltdHM9MTcwNTAxNzYw
MCZpZ3VpZD0wZjI1YWEzNi0yMDNhLTY2NGMtMjNiYi1iOGUxMjE2YzY3NjcmaW5z
aWQ9NTIxNg&ptn=3&ver=2&hsh=3&fclid=0f25aa36-203a-664c-23bb-
b8e1216c6767&psq=pencegahan+hemoroid&u=a1aHR0cHM6Ly95YW5rZXMua2Vta2VzL
mdvLmlkL3ZpZXdfYXJ0aWtlbC85MzMvcGVuY2VnYWhhbi13YXNpci1oZW1vcm9pZA
&ntb=1

https://www.bing.com/ck/a?!&&p=03136a9f2f755c14JmltdHM9MTcwNTAxNzY
wMCZpZ3VpZD0wZjI1YWEzNi0yMDNhLTY2NGMtMjNiYi1iOGUxMjE2YzY3Njcm
aW5zaWQ9NTE5MA&ptn=3&ver=2&hsh=3&fclid=0f25aa36-203a-664c-23bb-
b8e1216c6767&psq=kesimpulan+dari+hemoroid&u=a1aHR0cHM6Ly9ibG9nc3BvdGth
bHZpbm1hdGVyaS5ibG9nc3BvdC5jb20vMjAyMC8wNS9tYWthbGFoLWhlbW9yb2lk
Lmh0bWw&ntb=1

15

Anda mungkin juga menyukai