“HEMOROID”
Disusun Oleh:
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
lancar. Penulisan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen
Keperawatan Medical Bedah.
Dengan disusunnya makalah ini bertujuan guna memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan
Medical Bedah. Makalah yang membahas tentang HEMOROID berkaitan dengan keperawatan
medical bedah. Dalam proses pembuatan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan
pembelajaran serta dapat menambah pengetahuan. Disamping itu kami juga menyadari akan
segala kekurangan dan ketidaksempurnaan, baik dari segi penulisan maupun cara
penyajiannya. Penyusun sangat berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat. Khususnya
bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
Latar belakang..................................................................................................................................1
Rumusan masalah............................................................................................................................2
Tujuan Umum................................................................................................................................3
Tujuan Khusus................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................4
Definisi Hemoroid Disease..............................................................................................................4
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
kompetensi 4A yang harus tuntas di fasilitas kesehatan primer seperti puskesmas, klinik,
dan dokter keluarga. Sedangkan hemoroid derajat III dan IV merupakan kompetensi 3A
yang dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan sekunder (dokter spesialis) maupun tersier
(dokter subspesialis) (Peraturan KKI Nomor 11 Tahun 2012).
Hemorrhoid dapat menyebabkan kesulitan untuk defekasi. Hemorrhoid tidak hanya
terjadi pada pria usia tua, tetapi wanita bisa terjadi hemorrhoid. Usia muda dapat pula
terjadi hemorrhoid (Isselbacher, dkk, 2000). Diperkirakan bahwa 50 % dari populasi yang
berumur lebih dari 50 tahun menderita hemorrhoid secara nyata atau minimal.
Kebanyakan dari mereka tidak memberikan keluhan (Robbins, 1995). Dewasa ini, pola
makan masyarakat semakin berubah sesuai dengan tuntutan keadaan. Banyak para
pekerja yang hanya mengutamakan rasa kenyang di banding gizi dari makanan yang
hendak dimakan. Yang penting, cepat dan bisa langsung kenyang. Kebanyakan makanan-
makanan itu sangat rendah kandungan seratnya. Padahal mengonsumsi makanan rendah
serat terlalu banyak dapat menyebabkan susah buang air besar. Bila sudah mengalami
kesulitan dalam buang air besar, maka pada akhirnya untuk mengeluarkan faeses kita
harus mengejan. Hal ini menyebabkan pembuluh darah di daerah anus, yakni pleksus
hemorrhoidalis akan merenggang, membesar karena adanya tekanan yang tinggi dari
dalam. Bila hal ini terjadi secara terus-menerus, maka pembuluh darah itu tidak akan
mampu kembali ke bentuk semula. Kejadian ini dialami pula oleh wanita yang sedang
hamil dan seseorang yang obesitas. Lama kelamaan, akan terjadi penonjolan hemorrhoid
yang tidak dapat dimasukkan kembali ke dalam anus, sehingga harus dilakukan operasi
(Murbawani, 2006).
2
1.3 Tujuan Umum
Tujuan umum penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
keperawatan medical bedah. Selain itu juga agar mahasiswa dapat mengenal dan
memahami penyakit hemoroid, mengetahui penyebab, gejala, test diagnostis, serta
penatalaksanaan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Hemoroid terbagi menjadi dua yaitu hemoroid eksterna berupa pelebaran vena
subkutan di bawah atau di luar linea dentata sedangkan hemoroid interna berupa
pelebaran vena submukosa di atas linea dentata. Hemoroid eksterna adalah terjadinya
varises pada pleksus hemorodialis inferior di bawah linea dentate dan tertutup oleh kulit.
Hemoroid ini diklasifikasikan sebagai akut dan kronik. Bentuk akut berupa
pembengkakan bulat kebiruan pada tepi anus dan sebenarnya merupakan hematoma.
Walaupun disebut hemoroid trombosis eksterna akut, bentuk ini sangat nyeri dan gatal
karena ujung-ujung syaraf pada kulit merupakan reseptor nyeri. Hemoroid eksterna
kronik berupa satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan dan sedikit
pembuluh darah. Hemoroid interna adalah pembengkakan vena pada pleksus
4
hemoroidalis superior, di atas linea dentate dan tertutup oleh mukosa. Terdapat empat
derajat hemoroid interna, yaitu:
a. Derajat I, terjadi varises tetapi belum ada benjolan saat defekasi. Dapat diketahui
dengan adanya perdarahan melalui signiodoskopi.
b. Derajat II, ada perdarahan dan prolaps jaringan di luar anus saat mengejan selama
defekasi tetapi dapat kembali secara spontan.
c. Derajat III, sama dengan derajat II, hanya saja prolaps tidak dapat kembali secara
spontan, harus didorong (manual).
d. Derajat IV, prolaps tidak dapat direduksi atau inkarserasi. Benjolan dapat terjepit
di luar, dapat mengalami iritasi, inflamasi, oedem dan ulserasi.
Hemorrhoid yang membesar dapat disertai dengan prolaps yang melalui anus. Bila
prolaps tidak segera diobati dapat menjadi kronik dan bisa terinfeksi atau mengalami
trombosis. Bila prolaps sudah terinfeksi akan menimbulkan rasa nyeri yang hebat dan
akan terjadi pendarahan yang banyak. Penderita hemorrhoid yang sudah prolaps pada saat
defekasi akan keluar darah yang banyak dan rasa nyeri (Isselbacher, dkk, 2000).
Hemorrhoid dapat dicegah dengan minum air putih yang cukup, makan sayuran yang
banyak, dan buah-buahan yang banyak, sehingga membuat feces tidak mengeras. Apabila
banyak memakan makanan yang mengandung serat dan banyak minum air putih yang
banyak dapat meperlancar defekasi, selain itu ginjal menjadi sehat (Gotera, 2006). Selain
itu hemorrhoid dapat dicegah dengan cara olah raga yang cukup, duduk tidak terlalu lama
dan berdiri tidak terlalu lama (Merdikoputro, 2006).
Umumnya perdarahan merupakan tanda pertama dari hemoroid interna akibat trauma
oleh feses yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak tercampur
dengan feses, dapat hanya berupa garis pada feses atau kertas pembersih sampai pada
5
perdarahan yang terlihat menetes atau mewarnai air toilet menjadi merah. Wasir
berkembang ketika jaringan pendukung bantal anal hancur atau memburuk. Ada tiga
bantalan besar pada anal, terletak di anterior kanan, posterior kanan dan sebelah lateral
kiri dari lubang anus, dan berbagai jumlah bantalan kecil yang terletak di antara
keduanya. Perubahan ini meliputi dilatasi vena yang abnormal, trombosis pembuluh
darah, proses degeneratif pada serat kolagen dan jaringan fibroelastik, distorsi dan
pecahnya otot subepitel anal. Selain temuan di atas, reaksi inflamasi yang melibatkan
dinding pembuluh darah dan jaringan ikat sekitarnya telah dibuktikan dalam spesimen
hemoroid, dengan terkait ulserasi mukosa, iskemia dan thrombosis. Hemoroid yang
membesar secara perlahan-lahan akhirnya dapat menonjol keluar menyebabkan prolaps.
Pada tahap awal, penonjolan ini hanya terjadi pada waktu defekasi dan disusul reduksi
spontan setelah defekasi. Pada stadium yang lebih lanjut, hemoroid interna ini perlu
didorong kembali setelah defekasi agar masuk kembali ke dalam anus. Pada akhirnya
hemoroid dapat berlanjut menjadi bentuk yang mengalami prolaps menetap dan tidak
bisa didorong masuk lagi.
Hemoroid
6
Kerapuhan dinding Dilatasi bantalan akibat terisi
Robekan
7
c) Nyeri hanya timbul apabila terdapat trombosis yang meluas dengan udem meradang
d) Mengganjal di daerah anus, peningkatan mendadak pada massanya peristiwa ini
menyebabkan pembengkakan biru yang terasa nyeri pada pinggir anus akibat trombosis
sebuah vena pada pleksus eksterna dan tidak harus berhubungan dengan pembesaran
vena interna
e) Biasanya pada celana dalam penderita sering didapatkan feses atau lendir yang kental dan
menyebabkan daerah sekitar anus menjadi lebih lembab. Sehingga sering pada
kebanyakan orang terjadi iritasi dan gatal di daerah anus. (Murbawani, 2006).
9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hemorrhoid adalah varikositis akibat pelebaran (dilatasi) pleksus vena hemorrhoidalis
interna. Hemorrhoid dibagi atas hemorrhoid interna bila pembengkakan vena pada pleksus
hemorrhoidalis interna, hemorrhoid eksterna apabila terjadi pembengkakan di pleksus
hemorrhoidalis ekterna. Hemorrhoid interna jika varises yang terletak pada submukosa terjadi
proksimal terhadap otot sphincter anus. Letaknya distal dari linea pectinea dan diliputi oleh kulit
biasa di dalam jaringan di bawah epitel anus, yang berupa benjolan karena dilatasi vena
hemorrhoidalis. Faktor risiko hemorrhoid, yaitu; keturunan, anatomic, pekerjaan, umur,
endokrin, mekanis, fisiologis, dan radang. Gejala klinis hemorrhoid, yaitu; darah di anus,
prolaps, perasaan tidak nyaman pada anus (mungkin pruritus anus), pengeluaran lendir, anemia
sekunder (mungkin), tampak kelainan khas pada inspeksi, gambaran khas pada anoskopi, atau
rektoskopi. Terapi hemorrhoid derajat I dan II terapi yang diberikan berupa terapi lokal dan
himbauan tentang perubahan pola makan. Dianjurkan untuk banyak mengonsumsi sayur-sayuran
dan buah yang banyak mengandung air. derajat III dan IV, terapi yang dipilih adalah terapi
bedah yaitu dengan hemoroidektomi. Terapi ini bisa juga dilakukan untuk pasien yang sering
mengalami perdarahan berulang, sehingga dapat sebabkan anemia, ataupun untuk pasien yang
sudah mengalami keluhan-keluhan tersebut bertahun-tahun.
3.2 Saran
Masyarakat Indonesia perlu mengetahui bagaimana mekanisme terjadinya hemoroid sehingga
dapat mencegah terjadinya penyakit, dengan cara minum yang cukup, makan cukup sayuran, dan
buahbuahan, sehingga kotoran kita tidak mengeras.
10
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
11