Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TERMINOLOGI

HEMOROID

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Terminologi Pencernaan &


Endokrin

Dosen Pengampu : dr. Lukman Denianto

Disusun Oleh :

1. Ahmad Yazid Busthomi 520E0029


2. Awalludin Khalid 520E0050
3. Muhammad Alfarizy 520E0034
4. Teguh Julianto 520E0045
5. Muhammad Jerry Exa Zerreta 520E0036

PROGRAM STUDI REKAM MEDIS


STIKES MAHARDIKA CIREBON
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa atas segala


rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak
lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih. Dan harapan kami
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik.

Penulis menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna di


dunia ini,begitupun makalah ini yang telah penulis buat, baik dalam
hal isi maupun penulisan nya. Akhir kata,penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran kecil
bagi kemajuan ilmu pengetahuan,baik di STIKES MAHARDIKA
CIREBON maupun di lingkungan masyarakat.

Cirebon, Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2
D. Manfaat Penulisan.....................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
A. Abstrak......................................................................................................4
B. Nama Penyakit..........................................................................................5
C. Gejala.........................................................................................................6
D. Terapi.........................................................................................................7
E. Prosedur Pembedahan...............................................................................8
F. Klafikasi Hemoroid.....................................................................................10
G. Diagnosis.................................................................................................12
BAB III PENUTUP..............................................................................................14
A. Kesimpulan..............................................................................................14
B. Saran........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Latar Belakang Hemoroid merupakan salah satu gangguan
anorektal yang paling umum terjadi dari seluruh gangguan klinis
gastrointestinal (Lohsiriwat, 2019). Hemoroid adalah struktur anatomi
normal yang terletak di saluran anus (Dehdari. et al, 2018). Kondisi ini
akan menjadi masalah jika terjadi pembengkakan, menyebabkan gatal,
sakit dan / atau pendarahan (Ezberci, Unal, 2018). Meskipun
hemoroid merupakan struktur normal, namun istilah hemoroid telah
muncul untuk merujuk pada proses patologis (Sandler & Peery, 2019).

Penyakit hemoroid merupakan masalah sosial ekonomi di


seluruh dunia (Buckshee & Baxla, 2018). Menurut Data Riskesdas
tahun 2007, angka kejadian hemoroid di Indonesia sebesar 12,5 juta
orang dan diprediksi meningkat menjadi 21,3 juta orang pada tahun
2030 (Yulisa, Simangunsong, & Lumongga, 2018). Kejadian
hemoroid umumnya dilaporkan pada wanita yang sebagian besar
terjadi selama kehamilan dan setelah melahirkan. Namun, bukti
spesifik kejadian hemoroid pada wanita sangat kurang (Kestřánek,
2019). Proporsi pasien hemoroid perempuan lebih besar daripada laki-
laki, yaitu sebesar 61,5% banding 38,5% (Safyudin & Damayanti,
2017). Tingginya prevalensi hemoroid dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu kehamilan, konstipasi, dan usia (Ezberci &
Ünal, 2018). Selain itu, jenis pekerjaan juga berpengaruh terhadap
kejadian hemoroid (Jeong, 2019).

Hemoroid sangat umum terjadi selama kehamilan. Namun,


kejadian pastinya belum diketahui (Beksac. et al, 2018). Dalam suatu
penelitian dengan 835 responden, dilaporkan prevalensi hemoroid

1
selama kehamilan sebanyak 80% (Buckshee & Baxla, 2018).
Konstipasi diyakini sebagai salah satu faktor risiko yang
menyebabkan hemoroid (Ali & Shoeb, 2017). Konstipasi dipahami
sebagai masalah kronis yang terkait dengan gangguan multifungsi
yang mempengaruhi sekitar 20% dari populasi dunia, terlebih pada
wanita (Gomes, Duarte, & Santos, 2019). Kelompok usia muda lebih
rentan terkena hemoroid (Badal & Sharma, 2019). Seiring
perkembangan zaman, pola konsumsi serat masyarakat semakin
berkurang. Apabila konsumsi serat kurang, massa feses menjadi
terlalu sedikit untuk dapat didorong keluar oleh gerak peristaltik usus.
Akibatnya dapat menyebabkan sulit Buang Air Besar (BAB) sehingga
perlu usaha mengejan saat mengeluarkan feses. Hal ini menyebabkan
peningkatan tekanan di pembuluh darah di daerah anus, yaitu pleksus
hemoroidalis menjadi merenggang sehingga terjadi hemoroid (Raena,
Pradananta, & Surialaga, 2018).

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Hemoroid ?

2. Bagaimana gejala Hemoroid ?

3. Bagaimana prosedur pembedahan Hemoroid ?

4. Apa saja diagnosis penderita Hemoroid?

5. Bagaimana klafikasi hemoroid ?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui dan memahami definisi hemoroid

2
2. Mengetahui dan memahami gejala hemoroid
3. mengetahui prosedur pembedahaan hemoroid
4. Mengetahui klafikasi hemoroid
5. Mengetahui diagnosis hemoroid

D. Manfaat Penulisan
E. Manfaat di tulisnya makalah ini adalah sebagai sumber referensi
khususnya di bagi penulis, umumnya bagi pembaca, dan juga dapat
mengetahui tentang penyakit Hemoroid.

3
BAB II
PEMBAHASAN

4
A. Abstrak
Definisi hemoroid Penyakit hemoroid adalah salah satu gangguan
jinak yang paling umum pada saluran pencernaan bagian bawah
(Aigner, 2017). Hemoroid terdiri dari pembuluh darah, jaringan ikat,
dan sejumlah kecil otot (Pusparani & Purnomo, 2019). Struktur
vaskular dalam bantal ini membantu mempertahankan kontinensia
anus dengan mencegah kerusakan pada otot sfingter (Dehdari. et al,
2018).

Anatomi hemoroid Hemoroid adalah struktur anatomi normal


yang terletak di saluran anus (Dehdari. et al, 2018). Kondisi ini akan
menjadi masalah jika terjadi pembengkakan, menyebabkan gatal, sakit
dan / atau pendarahan (Ezberci, Unal, 2018). Hemoroid internal
timbul dari pleksus hemoroid internal, sedangkan hemoroid eksternal
muncul dari pleksus hemoroid eksternal. Batas anatomi yang
membagi hemoroid internal dan eksternal disebut linea dentata
(Margetis, 2019). Pleksus hemoroid internal disuplai oleh arteri
hemoroid superior dan arteri hemoroid media, sedangkan pleksus
hemoroid eksterna disuplai oleh arteri hemoroid inferior (Jeong,
2019). Pada pleksus hemoroid internal normal terdapat penonjolan
mukosa anal yang dikenal sebagai bantal anal (Margetis, 2019).
Bantal anal ini terdiri 5 dari otot dan serat elastis dengan pembuluh
darah yang membesar dan menggembung di sekitar jaringan
pendukung yang ada di saluran anus (Jamal, 2019). Di dalam setiap
bantal anal, terdapat pleksus hemoroidalis yang dibentuk langsung
antara cabang terminal dari arteri dan vena rektalis superior, media,
atau inferior. Di dalam pleksus hemoroidalis, terdapat beberapa
struktur seperti sfingter yang dibentuk oleh media tunika pembuluh
vena yang tebal dan mengandung 5-15 lapisan halus sel-sel otot yang
memfasilitasi drainase vena (Lohsiriwat, 2018).

5
Terdapat tiga bantal anal utama yang terletak di anterior kanan,
posterior kanan, dan lateral kiri. Bantal anal tersebut termasuk
jaringan pembuluh darah dari anastomosis arteriovenosa yang disuplai
oleh cabang arteri hemoroidalis superior dan inferior dan didrainase
oleh cabang-cabang dari vena hemoroidalis superior, media, dan
inferior dengan beberapa kontribusi dari arteri hemoroidalis inferior
(Guttenplan, 2017). (Mott, Latimer, & Edwards, 2018)

Gambar 2.1 Anatomi rektal

B. Nama Penyakit
Nama Penyakit Hemoroid yang biasa dikenal di masyarakat disebut
Wasir atau Ambeien.

6
C. Gejala
Gejala dan tanda hemoroid Tanda dan gejala hemoroid
dinilai menggunakan frekuensi yang dilaporkan dari 5 gejala, yaitu
perdarahan, rasa nyeri, prolaps, gatal, dan keluarnya lendir (Rørvik.
et al, 2019). Perdarahan adalah gejala paling umum dari penyakit
hemoroid dan biasanya paling awal dalam perkembangannya.
Namun, perdarahan tidak selalu menjadi ketetapan awal kejadian
hemoroid (Ratto. et al, 2018).

Nyeri jarang terjadi pada hemoroid meskipun derajatnya


sangat parah dalam hal perdarahan dan prolaps. Namun, ketika ada
keluhan sakit atau nyeri anal yang signifikan, etiologi lain seperti
fisura ani. Adanya tumpukan trombosis, eksternal 11 atau internal,
menunjukkan bahwa nyeri rektum terkait erat dengan hemoroid
(Lohsiriwat, 2019). Prolaps hemoroid berada di bawah kulit di
sekitar anus. Hemoroid yang membesar secara perlahan dapat
menonjol keluar dan menimbulkan prolaps. Pada tahap awal,
penonjolan ini hanya terjadi pada waktu defekasi dan disusul reduksi
spontan setelah defekasi. Pada derajat hemoroid internal yang lebih
lanjut, penonjolan perlu didorong kembali setelah defekasi agar
masuk kembali ke dalam anus.

Pada derajat akhir, penonjolan berlanjut menjadi prolaps


yang menetap dan tidak dapat didorong masuk kembali (Brzezinski
& Martini, 2019). Keluarnya lendir dari anus dapat disebabkan oleh
karena hemoroid internal yang ditutupi oleh mukosa. Hal tersebut
dapat menyebabkan ketidaknyamanan karena mengotori pakaian
dalam. Skin tag juga sering menjadi sumber ketidaknyamanan.
Ketika skin tag menjadi besar dan fibrotik, kemungkinan hal ini
adalah hasil dari prolaps hemoroid yang mana penderita dapat
merasakan adanya masalah kebersihan anal, ketidaknyamanan anal,
atau pruritus yang mungkin berkorelasi (Ratto. et al, 2018). Setiap

7
gejala dinilai pada skala 5 poin (0 = tidak pernah, 1 = kurang dari
sebulan sekali, 2 = kurang dari sekali seminggu, 3 = 1-6 hari per
minggu, 4 = setiap hari atau selalu), memberikan skor total mulai
dari 0 hingga 20 (Rørvik. et al, 2019).

D. Terapi
Terapi hemoroid dengan menggunakan tanaman obat,
diharapkan mengatasi kekurangan dalam pengobatan konvensional.
Zat aktif tanaman obat yang menunjukkan potensi antioksidan yang
tinggi, dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki sirkulasi, aliran
darah, dan elastisitas pembuluh darah. Aktivitas kandungan tanaman
obat bermanfaat untuk memperbaiki jaringan rektal yang rusak.
Selain itu, efek laksatif juga diharapkan dapat membantu
mengurangi keluhan konstipasi yang sering terjadi pada penderita.9
Senyawa kimia yang ada dalam daun ungu antara lain golongan
flavonoid, antosianin, leukoantosinin, dan tanin.10 Golongan
flavonoid mempunyai efek untuk menurunkan hiperpermeabilitas
dan meningkatkan elastisitas pembuluh darah,11 sehingga dapat
mengurangi pendarahan. Efek laksatif ringan juga dimiliki oleh daun
ungu,12 sehingga dapat membantu keluhan susah buang air besar
oleh penderita. Daun iler secara fitokimia mengandung metabolit
sekunder flavonoid, steroid, dan tannin.

Kandungan senyawa steroid yang tinggi terdiridari campuran


sterol dengan komponen utamanya, sitosterol dan stigmasterol.13
Senyawa steroid daun iler dapat berfungsi sebagai pengganti
kortikosteoid, dalam mengurangi iritasi dan rasa gatal penderita
hemoroid. Skrining fitokimia pada daun duduk, menunjukkan
flavonoid, steroid, tanin, alkaloid, trigonelin, dan hipaforin.14 Daun
duduk menunjukkan aktivitas penyembuhan luka yang baik.15 Hal
ini bermanfaat dalam mengatasi perlukaan pada rektal yang
menyebabkan pendarahan. Penggunaan kunyit, temulawak, dan

8
meniran bertujuan untuk menjaga daya tahan tubuh. Famili
Zingiberaceae merupakan tanaman yang umum digunakan dalam
herbal Indonesia (jamu). Khasiat meniran sebagai imunomodulator,
telah dibuktikan pada beberapa studi. Masyarakat yang meminum
jamu tujuan awalnya memang untuk menjaga kesehatan.16 Ramuan
ini dapat digunakan untuk mengurangi keluhan yang dirasakan yaitu
pendarahan, rasa gatal, konstipasi, dan nyeri. Efektifitas ramuan
setara dengan obat pembanding, dilihat dengan parameter skor
sikirov, frekuensi kekambuhan, dan SF-36. Hasil menunjukkan
perbedaan yang tidak signifikan. Ramuan ini aman digunakan hingga
56 hari, karena fungsi hati dan ginjal masih dalam ambang normal.

Terapi yang dilakukan adalah terapi akupuntur pada titik


Chengsan (BL- 57), Sanjinjiao (SP- 6), Yinlingquan (SP-9), Hegu
(LI-4) sebanyak 12 kali terapi seminggu tiga kali, selama 15 menit.
Serta pemberian terapi herbal daun unggu dan kunyit selama 21 hari
diminum tiga kali sehari pada saat pagi, siang, dan malam.

Berdasarkan hasil perawatan pada kasus hemoroid dengan


terapi akupuntur dan herbal menunjukan hasil yang baik yakni
mengurangi gejala hemoroid yaitu buang air besar berdarah,
konstipasi, rasa nyeri dan panas pada bagian anus. Kesimpulan terapi
pengobatan akupuntur pada titik Chengsan (BL- 57), Sanjinjiao (SP-
6), Yinlingquan (SP-9), Hegu (LI-4), di sertai pemberian herbal daun
unggu ( Graptophyllum pictum (L.) Griff) dan kunyit (Curcuma
domestica Val.) dapat mengurangi gejala hemoroid.

E. Prosedur Pembedahan
Pembedahan Apabila hemoroid internal derajat I yang tidak
membaik dengan penatalaksaan konservatif maka dapt dilakukan
tindakan pembedahan. Pembedahan yang seing dilakukan yaitu
skleroterapi, rubber band ligation, infrared thermocoagulation,

9
bipolar diathermy, laser hemorodectomy, doppler ultrasound guided
hemoroid artery ligation, cryotherapy, stappled hemorroidopexy.

Jenis-jenis penatalaksanaan hemoroid terbagi atas 3 bagian:

1. Rubber band ligation : dilakukan pengikatan pada benjolan anus


dengan

karet menggunakan alat khusus (untuk hemoroid tingkat 1-3).

2. Stepler hemoroid : dilakukan pemotongan bendolan pada bagian


dalam

anus menggunakan alat stepler (pemotongan sekaligus menjahit),

sehingga sangat menghilangkan dan mengurangi nyeri. Dilakukan


pada

benjolan yang cukup besar (untuk hemoroid tingkat 3-4)

3. HAL-RAR (hemorroidal artery ligation and rectoanal repair):

dilakukan dengan mengikat pembuluh darah utama pada hemoroid,

sehingga akan menghilangkan aliran darah, mengecilkan, tindakan


ini

relatif lebih cepat dan rasa nyeri lebih ringan, dilakukan pada
benjolan

yang masih kecil (untuk hemoroid tingkat 1-2) (Handaya, 2017).

Indikasi Penatalaksaan Pembedahan

Menurut Halverson, A & Acheson, A.G, HIST (hemoroid institute

of south texas) menetapkan indikasi tatalaksaan pembedahan


hemoroid

10
antara lain:

1. Hemoroid internal derajat II berulang.

2. Hemoroid derajat III dan IV dengan gejala

3. Mukosa rektum menonjol keluar anus

4. Hemoroid derajat I dan II dengan penyakit penyerta seperti fisura

5. Kegagalan paetalaksaaan konservatif

6. Permintaaan pasien

F. Klafikasi Hemoroid
Klasifikasi hemoroid Secara umum hemoroid
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok berdasarkan lokasinya, yaitu
tipe eksternal, internal, dan campuran (Lohsiriwat, 2019).
(Lohsiriwat, 2019)

Gambar 2.2 Hemoroid internal, eksternal, dan campuran

Hemoroid eksternal terletak di bawah linea dentata dan


berkembang dari ektoderm secara embrionik. Mereka ditutupi
dengan anoderm yang terdiri dari epitel skuamosa dan dipersarafi
oleh saraf somatik yang memasok kulit perianal yang demikian dapat
menghasilkan rasa sakit (Lord, Shaw, & Pucher, 2018). Hemoroid
eksternal berasal dari pleksus hemoroidalis inferior dan dapat
menjadi trombosis atau ulserasi, biasanya dikenal sebagai skin tag

11
perianal (Ezberci & Ünal, 2018). Hemoroid internal terletak di atas
linea dentata dan berasal dari endoderm. Mereka ditutupi oleh epitel
kolumnar, dipersarafi oleh serabut saraf visceral dan dengan
demikian tidak dapat menyebabkan rasa sakit (Gan, 2017).
Hemoroid 9 internal lebih lanjut dikelompokkan berdasarkan ukuran
dan gejala klinis (Beck, 2019). (Lohsiriwat, 2019)

Gambar 2.3 Derajat hemoroid internal

Klasifikasi hemoroid internal: a) Pada hemoroid internal


derajat satu, bantalan anus berdarah, tetapi tidak prolaps. Mukosa
hampir tidak berkembang, namun dengan mengejan yang parah,
mereka mungkin terjebak oleh penutupan sfingter anal. Selanjutnya,
kongesti vena terjadi sesekali yang mengakibatkan ketidaknyamanan
dan/ atau perdarahan. b) Pada hemoroid internal derajat dua,
bantalan anus prolaps melalui anus saat mengejan dan berkurang
secara spontan. Lebih lanjut menonjol di mukosa dan dengan
demikian keluhan benjolan jelas, tetapi ini menghilang secara
spontan dan cepat setelah BAB kecuali terjadi trombosis. c) Pada
hemoroid internal derajat tiga, bantalan anus prolaps hingga meleati
anus saat mengejan dan membutuhkan reduksi manual. Terlihat pada
10 penyakit hemoroid kronis di mana prolaps yang persisten
menghasilkan dilatasi sfingter anal. Hemoroid menonjol dengan

12
provokasi minimal dan biasanya memerlukan penggantian manual.
d) Pada hemoroid internal derajat empat, prolaps tetap keluar setiap
saat dan tidak dapat direduksi. Biasanya menonjol sepanjang waktu
kecuali jika berbaring atau mengangkat kaki dari tempat tidur. Pada
hemoroid derajat keempat ini, linea dentata juga membesar dan ada
komponen eksternal variabel yang terdiri dari kulit perianal
permanen yang berlebihan (Ravindranath & Rahul, 2018). Hemoroid
campuran adalah kombinasi dari lesi internal dan lesi eksternal
(Ezberci & Ünal, 2018). Hemoroid campuran timbul di atas maupun
di bawah linea dentata dan memiliki karakteristik dari hemoroid
internal maupun hemoroid eksternal (Badri. et al, 2020). Sementara
itu, tidak ada penggolongan hemoroid eksternal dan campuran yang
digunakan secara klinis (Lohsiriwat, 2019).

G. Diagnosis
Diagnosis hemoroid Diagnosis hemoroid bergantung pada
riwayat menyeluruh dan pemeriksaan fisik yang memadai termasuk
pemeriksaan colok dubur dan anoskopi. Secara umum hemoroid
internal tingkat rendah tidak menyakitkan atau teraba. Jika 12
pemeriksaan colok dubur mengidentifikasi lesi teraba, penyakit lain
seperti anorektal neoplasma harus menjadi perhatian. Setelah
pemeriksaan colok dubur, anoskopi harus dilakukan untuk
mengevaluasi jumlah, alokasi, luasnya hemoroid internal, dan untuk
menentukan apakah itu terkait dengan perdarahan atau trombosis
(Lohsiriwat, 2019).

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit hemoroid adalah salah satu gangguan jinak yang paling
umum pada saluran pencernaan bagian bawah. Hemoroid lebih
banyak diderita oleh pasien yang berumur diatas 40 tahun dengan
perbandingan jenis kelamin sama. Hemoroid memiliki 5 tanda/gejala
dan memiliki 3 klasifikasi yang berbeda. Hemoroid dapat
disembuhkan melalui terapi atau pembedahan.

B. Saran

Tetap menjaga kesehatan kita semua. Berikut ini adalah beberapa


saran dari saya yang bisa dilakukan untuk mencegah wasir atau
hemoroid:

 Mengonsumsi makanan yang kaya akan serat. Perbanyaklah


konsumsi buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Mengonsumsi jenis-jenis makanan ini berguna untuk melembutkan
dan meningkatkan jumlah tinja yang dikeluarkan.
 Minum banyak cairan. Minumlah 8 gelas air putih setiap hari
untuk mempertahankan tinja tetap lunak.

 Jangan mengejan berlebihan. Mengejan dan menahan napas saat


mencoba mengeluarkan kotoran menciptakan tekanan cukup besar
bagi pembuluh darah di bagian bawah rektum.

 Jangan menunda BAB. Menunda BAB hingga keinginan itu


menghilang dapat mengakibatkan tinja mengering dan sulit
dikeluarkan.

14
 Berolahraga. Berolahraga secara rutin dapat mencegah konstipasi
dan obesitas, yang merupakan faktor risiko timbulnya wasir.

 Hindari duduk terlalu lama. Duduk terlalu lama, termasuk


kebiasaan membaca saat BAB, dapat meningkatkan tekanan pada
pembuluh darah di anus.

 Hindari mengangkat benda berat. Jika harus mengangkat benda-


benda berat, buang napas dan jangan menahannya saat mengangkat
beban berat.

 Jika hamil, tidurlah dengan posisi miring. Posisi ini bisa


menurunkan tekanan pada pembuluh darah di panggul dan
membantu mencegah wasir membesar.

15
DAFTAR PUSTAKA

file:///eprints.umm.ac.id/65556/

researchgate.net/profile/Peristiwan-Astana/publication/317262493

repository.poltekkes-tjk.ac.id/1617/6/6

repository.unair.ac.id/78271/

16

Anda mungkin juga menyukai