HEMOROID
Disusun Oleh :
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, oleh
karena rahmat dan berkatNyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya.
Dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimaksih kepada semua pihak
yang sudah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Tak lupa penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua dosen-dosen serta kawan-kawan yang
telah banyak memberikan dukungan berupa dukungan moril.
Penulis menyadari begitu banyak kekurangan dalam pembuatan makalah
ini, oleh karenanya penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
sifatnya membangun agar makalah ini dapat di revisi kembali dan menjadi lebih
sempurna
Akhir kata, penulis mengucakan semoga makalah ini berguna bagi kita semua.
Termakasih
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI .........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.......................................................1
1.2 Rumusan masalah.............................................................................................1
1.3 Tujuan penulisan................................................................................................2
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemeroid
sangat umum terjadi. Pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe
hemoroid berdasarkan luasnya vena yang terkena. Kehamilan diketahui mengawali
atau memperberat adanya hemoroid. Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita
hamil. Tekanan intra abdomen yang meningkat oleh karena pertumbuhan janin dan
juga karena adanya perubahan hormon menyebabkan pelebaran vena hemoroidalis.
Pada kebanyakan wanita, hemoroid yang disebabkan oleh kehamilan merupakan
hemoroid temporer yang berarti akan hilang beberapa waktu setelah melahirkan.
Hemoroid diklasifikasikan menjadi dua tipe. Hemeroid internal, yaitu hemoroid
yang terjadi diatas sfingter anal sedangkan yang muncul di luar sfingter anal disebut
hemoroid eksternal. (Brunner& Suddarth,2002)
Upaya untuk mengatasi kasus hemoroid yaitu berupa perbaikan pola hidup,
perbaikan pola makan dan minum, perbaikan pola cara defekasi. Memperbaiki
merupakan pengobatan yang harus ada dalam setiap bentuk dan derajat hemoroid.
Perbaikan defekasi disebut bowel management program(BMP) yang terdiri dari
diet, cairan, serat tambahan, pelicin feses dan perubahan perilaku buang air besar.
Untuk memperbaiki defikasi dianjurkan menggunakan posisi jongkok sewaktu
defekasi. Pada posisi jongkok ternyata sudut anorektal pada orang menjadi lurus
kebawah sehingga hanya diperlukan usaha yang lebih ringan untuk mendorong tinja
kebawah atau ke luar rektum. Mengedan dan konstipasi akan meningkatkan
tekanan vena hemoroid, dan akan memperparah timbulnya hemoroid. Bersaman
program BMP diatas, biasanya juga diakukan tindakan kebersihan lokal dengan
cara merendam anus dalam air selama 10-15 menit, 2-4 kali sehari. Dengna
perendaman ini maka eksudat yang lengket atau sisa tinja yang lengket akan dapat
dibersihkan. Eskudat atau tinja yang lengket dapat menimbulkan iritasi dan rasa
gatal bila dibiarkan. Pasien diusahakan tidak banyak duduk atau tidur, dengan
banyak bergerak pola defekasi menjadi membaik. Pasien diharuskan banyak minum
air 30-40ml/kg/BB/hari untuk melembekan tinja. Pasien harus banyak makan serat
antara lain buah-buahan, sayur-sayuran. (Aru W, sudoyo,2009:588)
2.1 Pengertian
2.3 Patofisiologi
Pada permulaan terjadi varises hemoroidalis, belum timbul keluhan
keluhan. Akan timbul bila ada penyulit seperti perdarahan , trombus dan
infeksi
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan
aliran balik dari vena hemoroidalis. Kantung-kantung vena yang melebar
menonjol ke dalam saluran anus dan rektum terjadi trombosis, ulserasi,
perdarahan dan nyeri. Perdarahan umumnya terjadi akibat trauma oleh feses
yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar meskipun berasal dari
vena karena kaya akan asam. Nyeri yang timbul akibat inflamasi dan edema
yang disebabkan oleh trombosis. Trombosis adalah pembekuan darah dalam
hemoroid. Trombosis ini akan mengakibatkan iskemi pada daerah tersebut
dan nekrosis.
Pada dasarnya hemoroid di bagi menjadi dua klasifikasi, yaitu :
1. Hemoroid interna, merupakan varises vena hemoroidalis superior dan
media.
2. Hemoroid eksterna,merupakan varises vena hemoroidalis inferior.
1. HEMOROID INTERNA
Gejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa
sakit karena tidak adanya serabut serabut rasa sakit di daerah ini.
Hemoriud interna terbagi menjadi 4 derajat :
- Derajat I
Timbul pendarahan varises, prolapsi atau tonjolan mokosa tidak
melalui anus dan hanya dapat di temukan dengan proktoskopi.
- Derajat II
Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada
saat depikasi, tapi setelah defekasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk
dengan sendirinya.
- Derajat III
Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi
dengan sendirinya tetapi harus di dorong.
- Derajat IV
Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada
saat defekasi tidak dapat di masukan lagi. Biasanya pada derajat ini
timbul thrombus yang di ikuti infeksi dan kadang kadang timbul
perlingkaran anus, sering di sebut dengan Hemoral Inkaresata karena
seakan - akan ada yang menyempit hemoriod yang keluar itu, pada hal
pendapat ini salah karena muskulus spingter ani eksternus mempunyai
tonus yang tidak berbeda banyak pada saat membuka dan menutup. Tapi
bila benar terjadi, inkaserata maka setelah beberapa saat akan timbul
nekrosis tapi tidak demikiaan halnya. Lebih tepat bila di sebut dengan
perolaps hemoroid.
2. HEMOROID EKSTERNA.
Hemoroid eksrterna jarang sekali berdiri sendiri, biasanya perluasan
hemoroid interna. Tapi hemoroid eksterna dapat di klasifikasikan
menjadi 2 yaitu :
a. Akut
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus
dan sebenarnya adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus
eksterna akut.
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah:
- Sering rasa sakit dan nyeri
- Rasa gatal pada daerah hemorid
Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung - ujung saraf
pada kulit merupakan reseptor rasa sakit.
b. Kronik
Hemoroid eksterna kronik atau “Skin Tag” terdiri atas satu
lipatan atau lebih dari kulit anus yang berupa jaringan penyambung
dan sedikit pembuluh darah.
2.4 Manifestasi klinik
Gejala utama berupa :
Ø Perdarahan melalui anus yanng berupa darah segar tanpa rasa nyeri.
Ø Prolaps yang berasal dari tonjolan hemoroid sesuai gradasinya.
Gejala lain yang mengikuti :
Ø Nyeri sebagai akibat adanya infeksi sekunder atau trombus.
Ø Iritasi kronis sekitar anus oleh karena anus selalu basah.
Ø Anemia yang menyertai perdarahan kronis yang terjadi.
3.1 Pengkajian
1. Identitas pasien.
Nama : Tn.A
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Umur : 43 thn
Status : Sudah Menikah
Tanggal lahir : 13 Januari 1976
Suku Bangsa : Sunda
2. Keluhan utama.
Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus menerus saat BAB. Ada
benjolan pada anus atau nyeri pada saat defikasi.
3. Riwayat penyakit.
v Riwayat penyakit sekarang
Pasien mulai keluar benjolan di anusnya beberapa minggu hanya ada benjolan
yang keluar dan beberapa hari setelah BAB ada darah yang keluar menetes.
v Riwayat penyakit dahulu
Pasien pernah menderita penyakit hemoroid sebelumnya, sembuh atau
terulang kembali. Dan pada pasien waktu pengobatan terdahulu tidak
dilakukan pembedahan sehingga akan kembali RPD.
4. Pola kebiasaan dan pemeliharaan kesehatan.
a. Pola Nutrisi
Dalam pengkajian pola nutrisi dan metabolisme, kita perlu melakukan
pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk mengetahui status nutrisi
pasien, selain juga perlu ditanyakan kebiasaan makan dan minum sebelum
dan selama MRS.
b. Pola Istirahat dan Tidur
Adanya nyeri otot dan dan peningkatan suhu tubuh akan berpengaruh
terhadap pemenuhan kebutuhan tidur dan istitahat, selain itu akibat perubahan
kondisi lingkungan dari lingkungan rumah yang tenang ke lingkungan rumah
sakit yang banyak orang mondar-mandir.
c. Pola Aktivitas
Akibat nyeri otot pasien akan cepat mengalami kelelahan pada aktivitas
minimal. Disamping itu pasien juga akan mengurangi aktivitasnya. Dan untuk
memenuhi kebutuhan aktivitasnya sebagian kebutuhan pasien dibantu oleh
perawat dan keluarganya.
d. Pola Eleminasi
Dalam pengkajian pola eliminasi perlu ditanyakan mengenai kebiasaan ilusi
dan defekasi sebelum dan sesudah MRS. Karena keadaan umum pasien yang
lemah, pasien akan lebih banyak bed rest sehingga akan menimbulkan
konstipasi, selain akibat pencernaan pada struktur abdomen menyebabkan
penurunan peristaltik otot-otot tractus degestivus.
5. Pemeriksaan fisik.
Pasien di baringkan dengan posisi menungging dengan kedua kaki di tekuk
dan menempel pada tempat tidur.
1. Inspeksi
- Pada insfeksi lihat ada benjolan sekitar anus.
- Benjolan tersebut terlihat pada saat prolapsi.
- Warna benjolan terlihat kemerahan.
- Benjolan terletak di dalam ( internal ).
2. Palpasi
Dilakuakan dengan menggunakan sarung tangan ditambah vaselin dengan
melakuakan rektal tucher, dengan memasukan satu jari kedalam anus. Dan
ditemukan benjolan tersebut dengan konsistensi keras, dan juga ada
perdarahan.
6. Informasi penunjang.
ü Pemeriksaan laboratorium
- Hb 14,3 N : 14-18 mg/dl
- Lekosit 12-700 N : 4000 – 11.000
- Elektrolit :
1. K 2,8 N : 3,6 – 5,5 mmol/L
2. Na 137,6 N : 135 – 155 mmol/L
3. Cl 107 N : 70 – 108 mmol/L
Untuk Diagnostik
- Kolonoscopy
- Anoskopy
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Konstipasi berhubungan dengan pembesaran vena hemoroidalis.
2. Nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid pada daerah anus.
3. Perdarahan berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis yang ditandai
dengan perdarahan waktu BAB.
3.3 RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
PRE OPERATIF
N DX PX Tujuan Intervensi implementa Rasional evaluasi
O si
1 Konstip Setelah 1.Berikan 1.Berikan 1.Mencegah Setelah
asi dilakuka dan dan dehidrasi dilakuk
berhubu n anjurkan anjurkan secara oral. an
ngan tindakan minum minum 2.Meningkatka tindatak
dengan keperaw kurang kurang n usaha an
pembes atan lebih 2 lebih 2 evakuasi feses. kepera
aran selama 2 liter/hari. liter/hari. 3.Makanan watan
vena x 24 jam 2.Berikan 2.Berikan tinggi serat konstip
hemoroi diharapk posisi semi posisi semi dapar asi
dalis an fowler fowler melancarkan teratasi
konstipa pada pada proses
si tempat tempat defekasi.
teratasi. tidur. tidur. 4.Bunyi usus
KH: 3.Anjurka 3.Anjurka secara umum
a.Pola n n meningkat pada
BAB mengkons mengkons diare dan
normal umsi umsi menurun pada
(1- makana makana konstipasi.
2x/ming tinggi tinggi 5.Menurnnkan
gu). serat. serat. distres gastrik
b.Konsis 4.Auskulta 4.Auskulta dan distensi
tensi si bunyi si bunyi abdomen.
feses usus. usus.
lunak. 5.Hindari 5.Hindari 6.Makanan ini
.Warna makanan makanan diketahui
feses yang yang sebagai
kuning. membentu membentu penyebab
d.Klien k gas. k gas. konstipasi.
tidak 6.Kurangi / 6.Kurangi / 7.Membantu
takut batasi batasi melancarkan
untuk makana makana proses
BAB. seperti seperti defekasi.
e.Tidak produk produk
ada nyeri susu. susu.
pada saat 7.Berikan 7.Berikan
BAB laktasif laktasif
sesuai sesuai
program program
dokter. dokter.
2 Nyeri Setelah 1.Berikan 1.Berikan 1.Minimalkan Setelah
berhubu dilakuka Posisi Posisi stimulasi/meni dilakuk
ngan n yang yang ngkatkan an
dengan tindakan nyaman. nyaman. relaksasi. tindaka
adanya keperaw 2.Meminimalk n
hemoroi atan 2.Berikan 2.Berikan an tekanan di kepera
d pada selama 3 bantalan bantalan bawah watan
daerah x 24 jam dibawah dibawah bokong/mening nyeri
anal. diharapk bokong bokong katkan berkura
an nyeri saat duduk. saat duduk. relaksasi. ng
teratasi.
KH: 3.Observas 3.Observas 3.Untuk
a.Wajah i tanda- i tanda- menentukan
pasien tanda vital. tanda vital. intervensi
tampak 4.Ajarkan 4.Ajarkan selanjutnya.
meringis. teknik teknik 4.Pengalihan
b.Skala untuk untuk perhatian
nyeri menguran menguran melalui
berkuran yi rasa yi rasa kegiatan-
g 0-3 nyeri nyeri kegiatan.
atau seperti seperti 5.Meningkatka
hilang. membaca, membaca, n relaksasi.
c.Klien menarik menarik 6.Menurunkan
dapat nafas nafas ketidaknyaman
istirahat panjang, panjang, an fisik.
tidur. menonton menonton 7.Mengurangi
d.TTV TV, dll. TV, dll. nyeri dan
Normal 5.Berikan 5.Berikan menurunkan
TD: kompres kompres rangsang saraf
100/80 dingin dingin simpatis dan
mmHg pada pada untuk
daerah daerah mengangkat
anus 3-4 anus 3-4 hemoroid.
jam jam
dilanjutka dilanjutka
n dengan n dengan
redam redam
duduk duduk
hangat 3-4 hangat 3-4
x/hari. x/hari.
6.Berikan 6.Berikan
lingkunga lingkunga
n yang n yang
tenang. tenang.
7.Kolabora 7.Kolabora
si dengan si dengan
dokter dokter
untuk untuk
pemberian pemberian
analgesik, analgesik,
pelunak pelunak
feses dan feses dan
dilakukan dilakukan
hemoroide hemoroide
ctomi. ctomi.
3 Perdara Setelah 1.Observas 1.Observas 1.Untuk Setelah
han dilakuka i TTV. i TTV. menentukan dilakuk
berhubu n 2.Monitor 2.Monitor tindakan an
ngan tindakan banyaknya banyaknya selanjutnya. tindaka
dengan keperaw perdarahan perdarahan 2.Untuk n
pecahny atan klien. klien. menentukan kepera
a vena selama 3 3.Kaji 3.Kaji tingkat watan
hemoroi x 24 jam ulang ulang kehilangan perdara
dalis diharapk tingkat tingkat cairan. han
yang an toleransi toleransi 3.Untuk waktu
ditandai kekurang aktifiitas aktifiitas mengetahui BAB
dengan an nutrisi klien. klien. tingkat berkura
perdara terpenuh 4.Memand 4.Memand kelemahan ng.
han i. irikan irikan klien.
waktu KH: klien klien 4.Mengurangi
BAB. a.Konjun dalam dalam ketergantungan
gtiva melakukan melakukan aktifitas klien
klien aktifitas aktifitas dengan bantuan
perawat.
merah sehari- sehari- Kolaborasi:
muda. hari. hari. 1.Untuk
b.Hb Kolaborasi Kolaborasi menentukan
Normal : : kebutuhan
(12-14 1.Konsulta 1.Konsulta nutrisi yang
g/dl). sikan sikan tepat pada
c.Tidak nutrisi nutrisi klien.
ada untuk klien untuk klien 2.Untuk
perdarah dengan dengan membantu
an ahli gizi. ahli gizi. proses
v.hemor 2.Berikan 2.Berikan pembekuan
oid. vitamin K vitamin K darah dan
d.Dapat dan B12 dan B12 Untuk
melakuk sesuai sesuai meningkatkan
an indikasi. indikasi. produksi sel
aktivitas 3.Konsulta 3.Konsulta darah merah.
mandiri. si dengan si dengan 3.Untuk
e.Klien ahli gizi. ahli gizi. menentukan
tidak 4.Berikan 4.Berikan diet yang tepat
cepat cairan IV. cairan IV. bagi klien.
lelah 4.Untuk
setelah menggantikan
beraktivi banyaknya
tas. darah yang
f.Aktifita hilang selama
s klien perdarahan.
sudah
tidak
dibantu
oleh
perawat.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hemoroid adalah distensi vena di daerah anorektal. Sering terjadi namun
kurang diperhatikan kecuali kalau sudah menimbulkan nyeri dan perdarahan.
Istilah hemoroid lebih dikenal sebagai ambeien atau wasir oleh masyarakat.
Akibat dari adanya hemoroid adalah timbulnya rasa tidak nyaman. Hemoroid
bukan saja mengganggu aspek kesehatan, tetapi juga aspek kosmetik bahkan
sampai aspek sosial. Hemoroid mengakibatkan komplikasi,diantaranya adalah
terjadi trombosis, peradangan, dan terjadi perdarahan. Hemoroid juga dapat
menimbulkan cemas pada penderitanya akibat ketidaktahuan tentang penyakit
dan pengobatannya.
Penyebab pelebaran pleksus hemoroidalis di bagi menjadi dua :
1) Karena bendungan sirkulasi portal akibat kelaian organic kelainan organik
yang menyebabkan gangguan adalah :
a. Hepar sirosis hepatis
Fibrosis jaringan hepar akan meningkatkan resistensi aliran vena ke hepar
sehingga terjadi hepartensi portal. Maka akan terbentuk kolateral antara
lain ke esopagus dan pleksus hemoroidalis.
b. Bendungan vena porta, misalnya karena thrombosis.
c. Tomur intra abdomen, terutama didaerah velvis, yang menekan vena
sehingga aliranya terganggu. Misalnya uterus grapida , uterus tomur
ovarium, tumor rektal dan lain lain.
2) Idiopatik, tidak jelas adanya kelaianan organik, hanya ada faktor - faktor
penyebab timbulnya hemoroid
Faktor faktor yang mungkin berperan :
a. Keturunan atau heriditer
b. Anatomi
c. Hal - hal yang memungkinkan tekanan intra abdomen meningkat antara
lain :
* Orang yang pekerjaannya banyak berdiri atau duduk dimana gaya
gravitasi akan mempengaruhi timbulnya hemoroid. Misalnya seorang ahli
bedah.
* Gangguan devekasi miksi.
* Pekerjaan yang mengangkat benda - benda berat.
* Tonus spingter ani yang kaku atau lemah.
3) Faktor predisposisi yaitu : Herediter, Anatomi, Makanan, Pekerjaan,
Psikis dan Senilis, konstipasi dan kehamilan.
4.2 Saran
Perlu penyuluhan yang intensif tentang penyakit, proses penyakit dan
pengobatannya pada penderita hemoroid. Menginformasikan tentang
pencegahan-pencegahan terjadinya hemoroid dengan cara :
1. Makan makanan tinggi serat, vitamin K, dan vitamin B12.
2. Sarankan untuk tidak banyak duduk atau kegiatan yang menenkan daerah
bokong.
3. Sarankan untuk tidak terlalu kuat saat mengedan karena dapat menambah
besar hemoroid.
4. Sarankan agar mengurangi makan makanan pedas yang dapat mengiritasi
hemoroid