Disusun Oleh :
2020/2021
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
karunia-Nya penulis dapat selesai makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
menambah pengetahuan kepada pembaca tentang penyakit HEMOROID.
Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah ikut membantu dalam
penyelesaian penyusunan makalah ini. Khususnya kepada dosen pembimbing kami yaitu Ibu
Ns. Betty S,M.Kes yang telah membimbing dan membagi pengalamannya kepada kami.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami untuk demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah ini serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.
Tim penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. KESIMPULAN.......................................................................................................25
ii
B. SARAN....................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................26
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Hemoroid merupakan penyakit yang sering dijumpai di masyarakat yang sampai saat
ini masih banyak orang yang salah mengerti tentang hemoroid dan masalah-masalah
kesehatan yang berhubungan dengan hemoroid. Hemoroid dikenal dengan banyak istilah.
Kata hemoroid sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu haem : darah danrhoos : mengalir,
jadi semua perdarahan yang ada di dubur disebut hemoroid. Sedangkan di Amerika dan
Inggris memakai istilah piles yang berasal dari bahasa Latin yang berarti bola. Istilah lain
yang juga sering digunakan adalah ambeien yang berasal dari bahasa Belanda. Sedangkan di
Indonesia sendiri istilah yang paling sering digunakan adalah wasir yang pada orang awam
mempunyai arti berak darah. Hemoroid sudah dikenal selama berabad-abad dan diduga masih
termasuk salah satu penyakit yang umum ditemukan di mana-mana. Di Amerika Serikat,
hemoroid ditemukan dengan jumlah kasus 4,4% dari seluruh penduduk. Namun sayangnya
frekuensi pasti dari hemoroid sulit diketahui. Seseorang yang menderita hemoroid cenderung
malu mengutarakan penyakitnya dan takut membayangkan tindakan yang mungkin akan
dilakukan dokter. Di samping itu, hemoroid memang bukanlah penyakit yang mematikan.
Gejalanya dapat hilang timbul, dan pada sebagian besar kasus gejala hemoroid sudah lenyap
dalam beberapa hari saja. Menurut anatomi berdasarkan letaknya, hemoroid dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu hemoroid interna dan hemoroid eksterna. Batas Antara
interna dan eksterna adalah suatu garis pada dubur yang disebut linea dentata atau pectinate
line. Linea dentata adalah garis pertemuan antara permukaan usus besar di sisi dalam dan
permukaan kulit di sisi luar. Jika benjolan berasal dari atas linea dentata, maka hemoroidnya
termasuk hemoroid interna. Sebaliknya jika benjolan berasal dari bawah linea
dentata,hemoroidnya termasuk hemoroid eksterna.Gejala hemoroid sangat mirip dengan
gejala karsinoma kolorektal. Oleh karena itu pasien yang datang dengan keluhan hemoroid
harus mendapat pemeriksaan yang adekuat untuk kemungkinan kemungkinan adanya
karsinoma kolorektal. Selain itu pemeriksaan yang adekuat juga diperlukan untuk
menegakkan diagnosis dan klasifikasi serta derajat hemoroid sehingga penanganan yang tepat
dapat diberikan. Pengobatan hemoroid dapat dilakukan dengan tiga modalitas utama,yaitu
modifikasi gaya hidup, obat-obatan (farmakologis), tindakan (nonfarmakologis).
1
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah definisi dari penyakit Hemoroid ?
2. Bagaimana etiologi penyakit Hemoroid ?
3. Bagaimana patofisiologi penyakit Hemoroid ?
4. Bagaimana klasifikasi penyakit Hemoroid ?
5. Apa saja tanda dan gejala penyakit Hemoroid ?
6. Apa saja komplikasi dari penyakit Hemoroid ?
7. Bagaimana pemeriksaan diagnostik penyakit Hemoroid ?
8. Bagaimana penatalaksanaan penyakit Hemoroid ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa dapat mengerti isi dari makalah yang kami buat
sertadapat menambah pengetahuan bagi pembaca tentang penyakit hemoroid
dengan adanya makalah ini mahasiswa mampu menguasai materi tentang
hemoroid.
2. Tujuan Khusus
Dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan serta diharapkan mahasiswa
dapat mengerti serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari mengenai penyakit
hemoroid.
D. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi penulis
2. Bagi pembaca
Diharapkan para pembaca dapat menambah ilmu dan wawasan dalam materi
penyakit hemoroid dan mampu mengaplikasikanya dalam kehidupan sehari-hari.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan oleh gangguan aliran
darah balik darivena hemoroidalis. Hemoroid dapat menimbulkan nyeri hebat
akibat inflamasi dan edema yang disebabkan olehtrombosis. Trombosis adalah
pembekuan darah dalam hemoroid.
4. Klasifikasi
a. Berdasarkan asal / tempat penyebabnya:
Hemoroid interna
Hemoroid ini berasal dari vena hemoroidalis superior dan medial,
terletak diatas garis anorektal dan ditutupi oleh mukosa anus. Hemoroid ini
tetap berada di dalam anus.
Hemoroid eksterna
Hemoroid ini dikarenakan adanya dilatasi (pelebaran pembuluh darah)
vena hemoroidalesinferior, terletak dibawah garis anorektal dan ditutupi
oleh mukosa usus. hemoroid ini keluar darianus (wasir luar).
b. Hemoroid interna diklasifikasikan lagi berdasarkan perkembangannya :
Tingkat 1 : biasanya asimtomatik dan tidak dapat dilihat, jarang terjadi
perdarahan, benjolan dapat masuk kembali dengan spontan.
Tingkat 2 : gejala perdarahannya berwarna merah segar pada saat defekasi
(buang air besar) benjolan dapat dilihat disekitar pinggir anus dan dapat
kembali dengan spontan.
Tingkat 3 : prolapsus hemoroid, terjadi setelah defekasi dan jarang terjadi
perdarahan, prolapsus dapat kembali dengan dibantu.
Tingkat 4 : terjadi prolaps dan sulit kembali dengan spontan.
5. Tanda dan Gejala
Terjadi benjolan-benjolan disekitar dubur setiap kali buang air besar.
Rasa sakit atau nyeri. Rasa sakit yang timbul karena prolaps hemoroid
(benjolan tidak dapat kembali) dari anus terjepit karena adanya trombus.
Perih.
Perdarahan segar di sekitar anus. Perdarahan terjadi dikarenakan adanya
ruptur varises.
Perasaan tidak nyaman (duduk terlalu lama dan berjalan tidak kuat lama).
Keluar lendir yang menyebabkan perasaan isi rektum belum keluar semua.
4
Gejala-gejala yang lain termasuk :
Rasa gatal pada rektal.
Konstipasi.
Nyeri.
Perdarahan berwarna merah terang.
Prolaps dapat terjadi pada kasus berat.
6. Komplikasi
Komplikasi hemoroid yang paling sering adalah :
Perdarahan.
Trombosis.Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid.
Hemoroidal strangulasi.Hemoroidal strangulasi adalah hemoroid yang
prolaps dengan suplai darah dihalangi oleh sfingter ani.
7. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang dilakukan antara lain :
a) Pemeriksaan colok dubur
b) Anorektoskopi (untuk melihat kelainan anus dan rektum)
c) Pemeriksaan rectal dan palpasi digital.
d) Proctoscopi atau colonoscopy (untuk menunjukkan hemoroid internal)
8. Penatalaksanaan Medis
8.1. Medis
a) Farmakologis
Menggunakan obat untuk melunakkan feses / psillium akan mengurangi
sembelit danterlalu mengedan saat defekasi, dengan demikian resiko
terkena hemoroid berkurang.
Menggunakan obat untuk mengurangi/menghilangkan keluhan rasa sakit,
gatal, dankerusakan pada daerah anus. Obat ini tersedia dalam dua bentuk
yaitu dalam bentuk supositoriauntuk hemoroid interna, dan dalam bentuk
krim / salep untuk hemoroid eksterna.
Obat untuk menghentikan perdarahan, banyak digunakan adalah campuran
diosmin (90%)dan hesperidin (10%)
b) Nonfarmakologis
Perbaiki pola hidup (makanan dan minum): perbanyak konsumsi makanan
yang mengandung serat (buah dan sayuran) kurang lebih 30 gram/hari,
5
serat selulosa yang tidak dapat diserap selama proses pencernaan makanan
dapat merangsang gerak usus agar lebih lancar,selain itu serat selulosa
dapat menyimpan air sehingga dapat melunakkan feses. Mengurangi
makanan yang terlalu pedas atau terlalu asam. Menghindari makanan yang
sulit dicerna olehusus. Tidak mengkonsumsi alkohol, kopi, dan minuman
bersoda. Perbanyak minum air putih 30-40 cc/kg BB/hari.
Perbaiki pola buang air besar : mengganti closet jongkok menjadi closet
duduk. Jika terlalu banyak jongkok otot panggul dapat tertekan kebawah
sehingga dapat menghimpit pembuluh darah.
Penderita hemoroid dianjurkan untuk menjaga kebersihan lokal daerah
anus dengan caramerendam anus dalam air selama 10-15 menit tiga kali
sehari. Selain itu penderita disarankanuntuk tidak terlalu banyak duduk
atau tidur, lebih baik banyak berjalan.
c) Tindakan minimal invasive
Dilakukan jika pengobatan farmakologi dan non farmakologi tidak
berhasil, tindakan yang dapatdilakukan diantaranya adalah :
Skleroskopi hemoroid, dilakukan dengan cara menyuntikkan obat
langsung kepada benjolan / prolaps hemoroidnya.
Ligasi pita karet, dilakukan dengan cara mengikat hemoroid. Prolaps akan
menjadi layudan putus tanpa rasa sakit.
Penyinaran sinar laser.
Disinari sinar infra red.
Dialiri arus listrik (elektrokoagulasi)
Hemoroideolysis
8.2. Pembedahan
Terapi bedah dilakukan pada hemoroid derajat III dan IV dengan
penyulit prolaps, trombosis,atau hemoroid yang besar dengan perdarahan
berulang. Pilihan pembedahan adalah hemoroidektomi secara terbuka, secara
tertutup, atau secara submukosa. Bila terjadi komplikasi perdarahan, dapat
diberikan obat hemostatik seperti asam traneksamat yang terbukti secara
bermakna efektif menghentikan perdarahan dan mencegah perdarahan ulang.
Terapi medikal hanya digunakan untuk kasus ringan, hemoroid tanpa
komplikasi denganmanifestasi ringan. Pengobatan meliputi :
6
a) Gejala hemoroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan
dengan hygiene personal yang baik.
b) Menghindari mengejan yang berlebihan selama defekasi.
c) Diit tinggi serat.
d) Pemberian laksatif yang berfungsi mengabsorbsi air saat
melewati anus.
e) Rendam duduk dengan salep dan supositoria yang mengandung
anastesi.
f) Tirah baring.
g) Tindakan non operatif seperti : fotokoagulasi infra merah,
diatermi bipolar dan terapi laser.
h) Injeksi larutan sklerosan untuk hemoroid berukuran kecil dan
berdarah.
i) Tindakan bedah konservasif hemoroid internal adalah prosedur
ligasi pita-karet.
j) Hemoroidektomi kriosirurgi adalah metode untuk mengangkat
hemoroid dengan caramembekukan jaringan hemoroid selama
waktu tertentu sampai timbul nekrosis.
k) Laser Nd:YAG digunakan terutama pada hemoroid eksternal.
1. PENGKAJIAN
I. Pengumpulan Data
a. Identitas Klien
Nama : Ny.S
Umur : 77 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
7
Agama : Islam
Tanggal Operasi : –
No.CM : 019679
Nama : Tn.M
Umur : 55 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
8
Klien datang ke RSI Hj.Siti Muniroh Tasikmalaya tanggal 22 Oktober
2014 pukul 10.10 WIB dengan keluhan BAB berdarah sudah 2 hari, + 3
kali BAB berdarah, BAB berdarah bila feses keras, perdarahan terjadi
karena adanya benjolan di anus, tidak terjadi perdarahan di daerah lain,
warna darah merah segar, klien merasakan badannya lemas, BAB tidak
teratur dan susah, BAK lancar.
Keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit yang sama, penyakit
keturunan (seperti diabetes, hipertensi, asma, dll), penyakit menular
(seperti hepatitis, HIV/AIDS, TBC, dll).
9
Jumlah + 1000 cc + 600 cc
Bantuan total/sebagian Tidak ada Sebagian
- Intervensi
Jenis Tidak ada RL
jumlah Tidak ada + 400 cc
b. Output
- Sunction Tidak ada Tidak ada
- Drain Tidak ada Tidak ada
- Muntah Tidak ada Tidak ada
3. Eliminasi
a. BAB
Frekuensi 1x/hari Belum pernah
Warna Khas feses -
Jumlah + 100 cc -
Keluhan Tidak ada -
Bantuan total/sebagian Tidak ada -
b. BAK
Frekuensi 3 – 4 x/hari 3 x/hari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Jumlah + 800 cc + 600 cc
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Bantuan total/senagian Tidak ada Sebagian
4. Istirahat
a. Lama tidur 8 – 9 jam 6 – 7 jam
b. Kesulitan mulai tidur Tidak ada Gelisah
c. Kebiasaan mulai tidur Malam Siang + malam
5. Personal hygiene
a. Mandi Belum pernah
- Frekuensi 2x/hari -
- Kebiasaan mandi Pagi + sore -
- Bantuan Tidak ada -
b. Gosok gigi 2x/hari -
c. Cuci rambut 1x/2 hari -
d. Gunting kuku 1x/minggu -
10
e. Ganti pakaian 2x/hari 1x/hari
6. Aktivitas
a. Kesulitan dalam melakukan Tidak ada Ya
aktivitas
b. Anjuran badrest Tidak ada Ya
V. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran : CM
b. Penampilan umum : Kotor
c. BB dan TB : 47 kg dan 140 cm
d. Pemeriksaan TTV
TD : 100/70 mmHg
N : 72 x/menit
R : 28 x/menit
S : 36,50C
e. Pengkajian Head To Toe
1) Kepala
a) Rambut
b) Mata
c) Telinga
11
Kedua telinga simetris, telinga bersih tidak ada
sekret/kotoran maupun perdarahan, tidak ada lesi maupun
massa, tidak ada peradangan, pendengaran pasien terganggu,
terbukti saat pemeriksa berbicara pelan / normal klien kurang
mendengar dan harus diulangi dengan suara sedikit lebih keras.
d) Hidung
2) Leher
12
klien di minta untuk menengok ke kiri / kanan kemudian ditahan oleh
pemeriksa.
4) Abdomen
Bentuk perut datar, simetris, tidak ada kelainan lain, tidak ada
nyeri tekan di daerah perut, bising usus klien normal yaitu 9x/menit,
tidak ada keluhan saat diperkusi, perut tidak kembung. Posisi umbilikal
normal, tidak ada peradangan ataupun keluaran, keadaan umbilikal
bersih, tidak ada kelainan lain pada umbilikal.
5) Genitalia
13
a) Atas
Bentuk kedua tangan simetris, tidak ada kelainan lain, reflek
bisep dan trisep klien normal, terbukti saat dilakukan ketukan di
lekukan sikut dan di sikut menggunakan reflek hammer adanya
gerakan spontan di ujung ekstermitas. Tangan kanan klien
terpasanng infus, tingkat kekuatan otot klien 4 dari 5 (cukup kuat
tetapi tidak dengan kekuatan penuh dan dapat menahan tahanan).
b) Bawah
14
c. Ranitidine inj 2 x 1
d. Asam tranexamat inj 3 x 1
e. Dramamin 1 – 0 – 1
f. Protransfusi PRL
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
DO:
16
DS :
DO:
DS :
DO:
17
3. PERENCANAAN
18
- Klien tampak - Skala nyeri 1 feses, dan
meringis menahan bahkan 0 dilakukannya
nyeri hemoroidectomi
- Skala nyeri klien 2
dari 5
3. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan - Kaji tingkat
berhubungan dengan perawatan selama 1 aktvitas klien
nyeri karna hemoroid, x 24 jam, masalah - Bantu klien dalam
ditandai dengan : klien dapat teratasi melakukan aktivitas
DS : dengan kriteria : sehari – hari
- Klien mengeluh - Klien tidak - Mandirikan klien
lemas lemas dalam melakukan
- Klien mengeluh - Klien dapat aktivitas sehari – hari
aktivitasnya dibantu beraktivitas secara - Berikan motivasi
- Klien mengeluh mandiri kepada klien utuk bisa
tidak dapat - Kekuatan otot melakukan aktivitas
beraktivitas secara klien maksimal secara mandiri
mendiri
DO :
- Klien tampak
lemah
- Aktivitas klien
tampak dibantu
- Klien tidak dapat
beraktivitas secara
mandiri
- Kekuatan otot
klien :
· Ekstremitas atas :
kanan 4, kiri 4.
· Ekstremitas bawah
: kanan 5, kiri 5
4. Defisit personal Setelah dilakukan - Mandikan klien
hygiene berhubungan perawatan selama 1
19
dengan kelemahan x 24 jam, masalah
fisik, ditandai klien dapat teratasi
dengan : dengan kriteria :
DS : - Badan klien
- Klien mengeluh tercium harum
badan terasa lengket - Badan klien
- Klien mengatakan bersih
belum mandi - Badan klien
- Klien mengeluh tidak lengket
merasa tidak nyaman
di badan
DO :
- Badan klien
tercium bau
- Badan klien tampak
kotor
- Badan klien terasa
lengket ketika diraba
4. IMPLEMENTASI
No Diagnosa Implementasi
1. Perdarahan di anus berhubungan 23 – 10 – 2014 07.00 WIB
dengan pecahnya vena hemoroidalis, - Memonitor banyaknya
ditandai dengan : perdarahan klien
DS : - Memonitor warna dan
- Klien mengeluh adanya konsistensi darah
perdarahan pada saat BAB - Mengobservasi TTV secara
DO : rutin
- Warna kuku klien sangat pucat - Berkolaborasi dengan tim
hampir berwarna putih medis dalam pemberian
- Konjungtiva pucat vitamin K dan B12 sesuai
20
- Capillary refill > 3 detik indikasi
- Hb klien 4,3 g/dl
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri 23 – 10 – 2014 07.00 WIB
berhubungan dengan adanya - Memberikan posisi yang
hemoroid, ditandai dengan : nyaman
DS : - Memberikan bantalan di
- Klien mengeluh nyeri dibagian bawah bokong saat duduk
anus - Mengajarkan teknik untuk
- Klien mengeluh nyeri pada saat mengurangi rasa nyeri seperti
BAB relaksasi dan distraksi
DO: - Mengobservasi tingkatan
- Saat dilakukan pemeriksaan nyeri
anus, ada benjolan di daerah anus - Berkolaborasi denngan tim
- Klien tampak meringis menahan medis untuk pemberian
nyeri analgesik, pelunak feses, dan
- Skala nyeri klien 2 dari 5 dilakukannya hemoroidectomi
3. Intoleransi aktivitas berhubungan 23 – 10 – 2014 07.00 WIB
dengan nyeri karna hemoroid, - Mengkaji tingkat aktvitas
ditandai dengan : klien
DS : - Membantu klien dalam
- Klien mengeluh aktivitasnya melakukan aktivitas sehari –
dibantu hari
- Klien mengeluh tidak dapat - Memandirikan klien dalam
beraktivitas secara mendiri melakukan aktivitas sehari –
DO: hari
- Aktivitas klien tampak dibantu - Memberikan motivasi
- Klien tidak dapat beraktivitas kepada klien utuk bisa
secara mandiri melakukan aktivitas secara
mandiri
4. Defisit personal hygiene 23 – 10 – 2014 07.30 WIB
berhubungan dengan kelemahan - Memandikan klien
fisik, ditandai dengan :
DS :
- Klien mengeluh badan terasa
21
lengket
- Klien mengatakan belum mandi
- Klien mengeluh merasa tidak
nyaman di badan
DO :
- Badan klien tercium bau
- Badan klien tampak kotor
- Badan klien terasa lengket ketika
diraba
5. EVALUASI
22
- Saat dilakukan pemeriksaan
anus, ada benjolan di daerah anus
- Klien tampak meringis menahan
nyeri
- Skala nyeri klien 2 dari 5
3. Intoleransi aktivitas berhubungan 24 – 10 – 2014 07.00 WIB
dengan nyeri karna hemoroid, S : Klien mengatakn masih
ditandai dengan : lemah
DS : O : Aktivitas klien masih
- Klien mengeluh aktivitasnya dibantu
dibantu A : Masalah belum teratasi
- Klien mengeluh tidak dapat P : Lanjutkan intervensi
beraktivitas secara mendiri
DO:
- Aktivitas klien tampak dibantu
- Klien tidak dapat beraktivitas
secara mandiri
4. Defisit personal hygiene 23 – 10 – 2014 08.10 WIB
berhubungan dengan kelemahan S : Klien mengatakan merasa
fisik, ditandai dengan : nyaman
DS : O : Badan klien tercium harum
- Klien mengeluh badan terasa dan tampak bersih
lengket A : Masalah teratasi
- Klien mengatakan belum mandi P : Intervensi selesai
- Klien mengeluh merasa tidak
nyaman di badan
DO :
- Badan klien tercium bau
- Badan klien tampak kotor
- Badan klien terasa lengket ketika
diraba
23
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hemoroid adalah pembesaran bantalan vaskular dari anal kanal.
Hemoroid terdiri dari dua jenis yaitu hemoroid interna yang terletak di atas linea
dentata dan hemoroid eksterna yangterletak di bawah linea dentata. Diagnosis
ditegakkan dengan anamnesa, inspeksi, colok duburdan penilaian anoskop. Bila
perlu dilakukan pemeriksaan proktosigmoidoskopi untukmenyingkirkan
kemungkinan radang dan keganasan. Manifestasi klinis hemoroid yaitu
perdarahan lewat anus berwarna merah segar dan tidak tercampur dengan feses.
Penatalaksanaanhemoroid yaitu dengan konservatif, membuat nekrosis jaringan,
dan terapi operatif. Prognosishemoroid baik bila diberikan terapi yang sesuai.
B. SARAN
1. Untuk Klien dan Keluarga
Diharapkan klien dapat memotivasi dirinya sendiri dan mengubah pola
hidup yang lebih sehat agar terhindar dari komplikasi penyakit hemoroid.
24
Diharapkan keluarga klien dapat respon yang positif bagi klien demi
peningkatan status kesehatan klien dan diharapkan keluarga klien waspada
terhadap resiko pada keluarga klien sendiri.
2. Untuk pelajar
Diharapkan pelajar dapat lebih mempersiapkan diri baik dari segi
materi, skill, maupun mental dalam menghadapi klien agar dapat memberikan
kontribusi yang maksimal bagi peningkatan status klien. Dan diharapkan dapat
memberikan asuhan keperawatan yangkomprehensif bagi klien dengan
melihat aspek bio-psiko-spiritual.
3. Untuk Masyarakat
Kesehatan adalah harta yang paling penting dalam kehidupan kita,
selayaknya kita menjaga kesehatan dari kerusakan penyakit. Maka dari itu kita
harus tahu pencegahan tanda dan gejala dari berbagai penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. M.T. Dardjat, 1987. Kumpulan Kuliah ilmu Bedah Khusus. Penerbit Aksara
Medisina,Salemba Jakarta.
Syvia Anderson Price, 1991. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penerbit
bukuKedokteran EGC, Jakarta.
Susan Martin Tucker, 1998. Standar Perawatan Pasien, Edisi V Vol 2. Penerbit
BukuKedokteran EGC, Jakarta.
Dr. Sumitro Arkanda, 1987. Ringkasan Ilmu Bedah, Penerbit Bina Aksara.
Purnawan Junadi, 1982. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Kedua, Penerbit Media
Aesculavius,Jakarta.
Doenges Moorhouse Geissle, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Ed. 3 Penerbit
BukuKedokteran EGC, Jakarta.
www.scribd.com/doc/24475703/REFERAT-Hemoroid 8.
www.scribd.com/doc/38397839/Hemoroid
http://liyafuji.blogspot.com/2015/02/askep-hemoroid.html
25