Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH PENYAKIT HEMOROID

Disusun Oleh :

Ratih Aprilia Widiyanti (1906311614401020)

Nisa Ariyani (1906311614401048)

Disusun untuk memenuhi mata kuliah keperawatan medikal bedah I

DOSEN PENGAMPU Ns. Betty S,M.Kes


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tujuh Belas Karanganyar

Program Studi DIII Keperawatan

2020/2021

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
karunia-Nya penulis dapat selesai makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
menambah pengetahuan kepada pembaca tentang penyakit HEMOROID.

Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah ikut membantu dalam
penyelesaian penyusunan makalah ini. Khususnya kepada dosen pembimbing kami yaitu Ibu
Ns. Betty S,M.Kes yang telah membimbing dan membagi pengalamannya kepada kami.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami untuk demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah ini serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.

Salam Hormat, 18 September 2020

Tim penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG MASALAH........................................................................1


B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................2
C. TUJUAN PENULISAN..........................................................................................2
D. MANFAAT PENULISAN......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3

A. KONSEP DASAR HEMOROID.............................................................................3


1. Definisi Penyakit Hemoroid..............................................................................3
2. Etologi...............................................................................................................3
3. Patofisiologi.......................................................................................................3
4. Klarifikasi..........................................................................................................4
5. Tanda dan Gejala...............................................................................................4
6. Komplikasi.........................................................................................................5
7. Pemeriksaan Diagnostik....................................................................................5
8. Penatalaksanaan Medis......................................................................................5
8.1......................................................................................................................
Medis ..........................................................................................................5
8.2......................................................................................................................
Pembedahan.................................................................................................6
B. ASUHAN KEPERAWATAN HEMOROID...........................................................7
1. PENGKAJIAN..................................................................................................7
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN.......................................................................15
3. PERENCANAAN.............................................................................................18
4. IMPLEMENTASI.............................................................................................21
5. EVALUASI.......................................................................................................22

BAB III PENUTUP.............................................................................................................25

A. KESIMPULAN.......................................................................................................25

ii
B. SARAN....................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Hemoroid merupakan penyakit yang sering dijumpai di masyarakat yang sampai saat
ini masih banyak orang yang salah mengerti tentang hemoroid dan masalah-masalah
kesehatan yang berhubungan dengan hemoroid. Hemoroid dikenal dengan banyak istilah.
Kata hemoroid sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu haem : darah danrhoos : mengalir,
jadi semua perdarahan yang ada di dubur disebut hemoroid. Sedangkan di Amerika dan
Inggris memakai istilah piles yang berasal dari bahasa Latin yang berarti bola. Istilah lain
yang juga sering digunakan adalah ambeien yang berasal dari bahasa Belanda. Sedangkan di
Indonesia sendiri istilah yang paling sering digunakan adalah wasir yang pada orang awam
mempunyai arti berak darah. Hemoroid sudah dikenal selama berabad-abad dan diduga masih
termasuk salah satu penyakit yang umum ditemukan di mana-mana. Di Amerika Serikat,
hemoroid ditemukan dengan jumlah kasus 4,4% dari seluruh penduduk. Namun sayangnya
frekuensi pasti dari hemoroid sulit diketahui. Seseorang yang menderita hemoroid cenderung
malu mengutarakan penyakitnya dan takut membayangkan tindakan yang mungkin akan
dilakukan dokter. Di samping itu, hemoroid memang bukanlah penyakit yang mematikan.
Gejalanya dapat hilang timbul, dan pada sebagian besar kasus gejala hemoroid sudah lenyap
dalam beberapa hari saja. Menurut anatomi berdasarkan letaknya, hemoroid dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu hemoroid interna dan hemoroid eksterna. Batas Antara
interna dan eksterna adalah suatu garis pada dubur yang disebut linea dentata atau pectinate
line. Linea dentata adalah garis pertemuan antara permukaan usus besar di sisi dalam dan
permukaan kulit di sisi luar. Jika benjolan berasal dari atas linea dentata, maka hemoroidnya
termasuk hemoroid interna. Sebaliknya jika benjolan berasal dari bawah linea
dentata,hemoroidnya termasuk hemoroid eksterna.Gejala hemoroid sangat mirip dengan
gejala karsinoma kolorektal. Oleh karena itu pasien yang datang dengan keluhan hemoroid
harus mendapat pemeriksaan yang adekuat untuk kemungkinan kemungkinan adanya
karsinoma kolorektal. Selain itu pemeriksaan yang adekuat juga diperlukan untuk
menegakkan diagnosis dan klasifikasi serta derajat hemoroid sehingga penanganan yang tepat
dapat diberikan. Pengobatan hemoroid dapat dilakukan dengan tiga modalitas utama,yaitu
modifikasi gaya hidup, obat-obatan (farmakologis), tindakan (nonfarmakologis).

1
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah definisi dari penyakit Hemoroid ?
2. Bagaimana etiologi penyakit Hemoroid ?
3. Bagaimana patofisiologi penyakit Hemoroid ?
4. Bagaimana klasifikasi penyakit Hemoroid ?
5. Apa saja tanda dan gejala penyakit Hemoroid ?
6. Apa saja komplikasi dari penyakit Hemoroid ?
7. Bagaimana pemeriksaan diagnostik penyakit Hemoroid ?
8. Bagaimana penatalaksanaan penyakit Hemoroid ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa dapat mengerti isi dari makalah yang kami buat
sertadapat menambah pengetahuan bagi pembaca tentang penyakit hemoroid
dengan adanya makalah ini mahasiswa mampu menguasai materi tentang
hemoroid.
2. Tujuan Khusus
Dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan serta diharapkan mahasiswa
dapat mengerti serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari mengenai penyakit
hemoroid.

D. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi penulis

Dapat memahami materi yang diberikan serta dapat memberikan pengetahuan


kepada pembaca.

2. Bagi pembaca

Diharapkan para pembaca dapat menambah ilmu dan wawasan dalam materi
penyakit hemoroid dan mampu mengaplikasikanya dalam kehidupan sehari-hari.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR HEMOROID


1. Definisi Penyakit Hemoroid
Hemoroid adalah pembengkakan atau distensi venadi daerah anorektal.sering
terjadi namun kurang diperhatikan kecuali kalau sudah menimbulkan nyeri an
pendarahan. Istilah Hemoroid lebih dikenal dengan sebutan ambeien atau wasir
oleh masyarakat awam. Sudah pasti kehadirannya akan mengundang segelintir
rasa tidak nyaman. Secara sederhana kita bisa menganggap Hemoroid sebegai
pelebaran pembuluh darah, walaupun sebenarnya melibatkan jaringan lunak di
sana. Hemoroid hampir mirip dengan varises. Hanya saja, pada varises pembuluh
darahyang melebar adalah pembuluh darah kaki, sedangkan pada Hemoroid
pembuluh darah yang bermasalah adalah vena hemoroidalis di daerah anorektal.
2. Etiologi
Hemoroid dapat terjadi karena dilatasi (pelebaran), inflamasi (peradangan)
atau pembengkakanvena hemoroidalis yang disebabkan:
a. Konstipasi kronik (sulit buang air besar, sehingga harus mengejan).
b. Kehamilan (karena penekanan janin pada perut).
c. Diare kronik.
d. Usia lanjut.
e. Duduk terlalu lama
f. Hubungan seks peranal.
g. Pada beberapa individu terjadi hipertrofi sfingter ani (pembengkakan otot/
klep dubur),obstruksi (sumbatan) fungsional akibat spasme (kejang), dan
penyempitan kanal anorektal(saluran dubur-ujung akhir usus besar).
3. Patofisiologi
Mengedan selama buang air besar dapat meningkatkan tekanan intra
abdominal dan venahemoroidal, menimbulkan distensi pada vena hemoroidal.
Bila ujung rektum penuh oleh kotoranobstruksi vena mungkin bisa terjadi.
Sebagai salah satu akibat dari pengulangan dan perpanjangan meningkatkan
tekanan dan obstruksi, sehingga dilatasi permanen pada vena hemoroidal dapat
terjadi. Distensi juga dapat mengakibatkan terjadinya trombosis dan perdarahan.

3
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan oleh gangguan aliran
darah balik darivena hemoroidalis. Hemoroid dapat menimbulkan nyeri hebat
akibat inflamasi dan edema yang disebabkan olehtrombosis. Trombosis adalah
pembekuan darah dalam hemoroid.
4. Klasifikasi
a. Berdasarkan asal / tempat penyebabnya:
 Hemoroid interna
Hemoroid ini berasal dari vena hemoroidalis superior dan medial,
terletak diatas garis anorektal dan ditutupi oleh mukosa anus. Hemoroid ini
tetap berada di dalam anus.
 Hemoroid eksterna
Hemoroid ini dikarenakan adanya dilatasi (pelebaran pembuluh darah)
vena hemoroidalesinferior, terletak dibawah garis anorektal dan ditutupi
oleh mukosa usus. hemoroid ini keluar darianus (wasir luar).
b. Hemoroid interna diklasifikasikan lagi berdasarkan perkembangannya :
 Tingkat 1 : biasanya asimtomatik dan tidak dapat dilihat, jarang terjadi
perdarahan, benjolan dapat masuk kembali dengan spontan.
 Tingkat 2 : gejala perdarahannya berwarna merah segar pada saat defekasi
(buang air besar) benjolan dapat dilihat disekitar pinggir anus dan dapat
kembali dengan spontan.
 Tingkat 3 : prolapsus hemoroid, terjadi setelah defekasi dan jarang terjadi
perdarahan, prolapsus dapat kembali dengan dibantu.
 Tingkat 4 : terjadi prolaps dan sulit kembali dengan spontan.
5. Tanda dan Gejala
 Terjadi benjolan-benjolan disekitar dubur setiap kali buang air besar.
 Rasa sakit atau nyeri. Rasa sakit yang timbul karena prolaps hemoroid
(benjolan tidak dapat kembali) dari anus terjepit karena adanya trombus.
 Perih.
 Perdarahan segar di sekitar anus. Perdarahan terjadi dikarenakan adanya
ruptur varises.
 Perasaan tidak nyaman (duduk terlalu lama dan berjalan tidak kuat lama).
 Keluar lendir yang menyebabkan perasaan isi rektum belum keluar semua.

4
Gejala-gejala yang lain termasuk :
 Rasa gatal pada rektal.
 Konstipasi.
 Nyeri.
 Perdarahan berwarna merah terang.
 Prolaps dapat terjadi pada kasus berat.
6. Komplikasi
Komplikasi hemoroid yang paling sering adalah :
 Perdarahan.
 Trombosis.Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid.
 Hemoroidal strangulasi.Hemoroidal strangulasi adalah hemoroid yang
prolaps dengan suplai darah dihalangi oleh sfingter ani.
7. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang dilakukan antara lain :
a) Pemeriksaan colok dubur
b) Anorektoskopi (untuk melihat kelainan anus dan rektum)
c) Pemeriksaan rectal dan palpasi digital.
d) Proctoscopi atau colonoscopy (untuk menunjukkan hemoroid internal)
8. Penatalaksanaan Medis
8.1. Medis
a) Farmakologis
 Menggunakan obat untuk melunakkan feses / psillium akan mengurangi
sembelit danterlalu mengedan saat defekasi, dengan demikian resiko
terkena hemoroid berkurang.
 Menggunakan obat untuk mengurangi/menghilangkan keluhan rasa sakit,
gatal, dankerusakan pada daerah anus. Obat ini tersedia dalam dua bentuk
yaitu dalam bentuk supositoriauntuk hemoroid interna, dan dalam bentuk
krim / salep untuk hemoroid eksterna.
 Obat untuk menghentikan perdarahan, banyak digunakan adalah campuran
diosmin (90%)dan hesperidin (10%)
b) Nonfarmakologis
 Perbaiki pola hidup (makanan dan minum): perbanyak konsumsi makanan
yang mengandung serat (buah dan sayuran) kurang lebih 30 gram/hari,

5
serat selulosa yang tidak dapat diserap selama proses pencernaan makanan
dapat merangsang gerak usus agar lebih lancar,selain itu serat selulosa
dapat menyimpan air sehingga dapat melunakkan feses. Mengurangi
makanan yang terlalu pedas atau terlalu asam. Menghindari makanan yang
sulit dicerna olehusus. Tidak mengkonsumsi alkohol, kopi, dan minuman
bersoda. Perbanyak minum air putih 30-40 cc/kg BB/hari.
 Perbaiki pola buang air besar : mengganti closet jongkok menjadi closet
duduk. Jika terlalu banyak jongkok otot panggul dapat tertekan kebawah
sehingga dapat menghimpit pembuluh darah.
 Penderita hemoroid dianjurkan untuk menjaga kebersihan lokal daerah
anus dengan caramerendam anus dalam air selama 10-15 menit tiga kali
sehari. Selain itu penderita disarankanuntuk tidak terlalu banyak duduk
atau tidur, lebih baik banyak berjalan.
c) Tindakan minimal invasive
Dilakukan jika pengobatan farmakologi dan non farmakologi tidak
berhasil, tindakan yang dapatdilakukan diantaranya adalah :
 Skleroskopi hemoroid, dilakukan dengan cara menyuntikkan obat
langsung kepada benjolan / prolaps hemoroidnya.
 Ligasi pita karet, dilakukan dengan cara mengikat hemoroid. Prolaps akan
menjadi layudan putus tanpa rasa sakit.
 Penyinaran sinar laser.
 Disinari sinar infra red.
 Dialiri arus listrik (elektrokoagulasi)
 Hemoroideolysis
8.2. Pembedahan
Terapi bedah dilakukan pada hemoroid derajat III dan IV dengan
penyulit prolaps, trombosis,atau hemoroid yang besar dengan perdarahan
berulang. Pilihan pembedahan adalah hemoroidektomi secara terbuka, secara
tertutup, atau secara submukosa. Bila terjadi komplikasi perdarahan, dapat
diberikan obat hemostatik seperti asam traneksamat yang terbukti secara
bermakna efektif menghentikan perdarahan dan mencegah perdarahan ulang.
Terapi medikal hanya digunakan untuk kasus ringan, hemoroid tanpa
komplikasi denganmanifestasi ringan. Pengobatan meliputi :

6
a) Gejala hemoroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan
dengan hygiene personal yang baik.
b) Menghindari mengejan yang berlebihan selama defekasi.
c) Diit tinggi serat.
d) Pemberian laksatif yang berfungsi mengabsorbsi air saat
melewati anus.
e) Rendam duduk dengan salep dan supositoria yang mengandung
anastesi.
f) Tirah baring.
g) Tindakan non operatif seperti : fotokoagulasi infra merah,
diatermi bipolar dan terapi laser.
h) Injeksi larutan sklerosan untuk hemoroid berukuran kecil dan
berdarah.
i) Tindakan bedah konservasif hemoroid internal adalah prosedur
ligasi pita-karet.
j) Hemoroidektomi kriosirurgi adalah metode untuk mengangkat
hemoroid dengan caramembekukan jaringan hemoroid selama
waktu tertentu sampai timbul nekrosis.
k) Laser Nd:YAG digunakan terutama pada hemoroid eksternal.

B. ASUHAN KEPERAWATAN HEMOROID

Berikut adalah contoh Asuhan Keperawatan pada Pasien Hemoroid :

1. PENGKAJIAN
I. Pengumpulan Data
a. Identitas Klien

Nama                                 : Ny.S

Umur                                 : 77 tahun

Jenis Kelamin                   : Perempuan

Pendidikan                       : SD

Pekerjaan                         : Petani

7
Agama                              : Islam

Suku / Bangsa                  : Sunda / Indonesia

Status Perkawinan          : Kawin

Diagnosa Medis               : Hemoroid

Alamat                               : Kp. Padahayu RT/RW. 02/01 Desa.

                                             Bojong Asih Kec. Mertajaya

Tanggal Masuk RS            : 22 Oktober 2014           Pukul : 10.10 WIB

Tanggal Operasi               : –

Tanggal Pengkajian         : 23 Oktober 2014           Pukul : 06.30 WIB

No.CM                              : 019679

b. Identitas Penanggung Jawab

Nama                                 : Tn.M

Umur                                 : 55 tahun

Jenis Kelamin                    : Laki – laki

Pendidikan                        : SMA

Pekerjaan                          : Petani

Hubungan dengan Klien : Anak

Alamat                               : Kp. Padahayu RT/RW. 02/01 Desa.

                                             Bojong Asih Kec. Mertajaya

II. Keluhan Utama


Klien mengeluh BAB bercampur / dilumuti darah.
III. Riwayat Penyakit
a. Riwayat Penyakit Sekarang

8
Klien datang ke RSI Hj.Siti Muniroh Tasikmalaya tanggal 22 Oktober
2014 pukul 10.10 WIB dengan keluhan BAB berdarah sudah 2 hari, + 3
kali BAB berdarah, BAB berdarah bila feses keras, perdarahan terjadi
karena adanya benjolan di anus, tidak terjadi perdarahan di daerah lain,
warna darah merah segar, klien merasakan badannya lemas, BAB tidak
teratur dan susah, BAK lancar.

b. Riwayat Penyakit Dahulu

Klien menderita hemoroid sudah + 1 tahun yang lalu tetapi tidak


dilakukan tindakan operasi sehingga sekarang kambuh kembali.

c. Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit yang sama, penyakit
keturunan (seperti diabetes, hipertensi, asma, dll), penyakit menular
(seperti hepatitis, HIV/AIDS, TBC, dll).

IV. Data Biologis

No Kebutuhan Sebelum sakit Sesudah sakit


1. Nutrisi
a.  BB/TB 47 kg/140 cm 47 kg/140 cm
b.  Diit terakhir Nasi BN 1600 kal
c.  Kemampuan mengunyah
-     Mengunyah Baik Baik
-     Menelan Baik Baik
-     Bantuan total/sebagian Tidak ada Sebagian
d. Frekuensi makan 3x/hari 3x/hari
e.  Porsi makan 1 porsi 1/2 porsi
f.   Makanan yang di sukai Tidak terkaji Tidak terkaji
g.  Makanan yang Tidak ada Tidak ada
menimbulkan alergi
2. Cairan
a.  Intake
-       Oral
Jenis Air putih Air putih

9
Jumlah + 1000 cc + 600 cc
Bantuan total/sebagian Tidak ada Sebagian
-       Intervensi
Jenis Tidak ada RL
jumlah Tidak ada + 400 cc
b.  Output
-       Sunction Tidak ada Tidak ada
-       Drain Tidak ada Tidak ada
-       Muntah Tidak ada Tidak ada
3. Eliminasi
a.  BAB
Frekuensi 1x/hari Belum pernah
Warna Khas feses -
Jumlah + 100 cc -
Keluhan Tidak ada -
Bantuan total/sebagian Tidak ada -
b.  BAK
Frekuensi 3 – 4 x/hari 3 x/hari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Jumlah + 800 cc + 600 cc
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Bantuan total/senagian Tidak ada Sebagian
4. Istirahat
a.  Lama tidur 8 – 9 jam 6 – 7 jam
b.  Kesulitan mulai tidur Tidak ada Gelisah
c.  Kebiasaan mulai tidur Malam Siang + malam
5. Personal hygiene
a.  Mandi Belum pernah
-     Frekuensi 2x/hari -
-     Kebiasaan mandi Pagi + sore -
-     Bantuan Tidak ada -
b.  Gosok gigi 2x/hari -
c.  Cuci rambut 1x/2 hari -
d. Gunting kuku 1x/minggu -

10
e.  Ganti pakaian 2x/hari 1x/hari
6. Aktivitas
a.  Kesulitan dalam melakukan Tidak ada Ya
aktivitas
b.  Anjuran badrest Tidak ada Ya

V. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran                     : CM
b. Penampilan umum        : Kotor
c. BB dan TB                   : 47 kg dan 140 cm
d. Pemeriksaan TTV
TD                           : 100/70 mmHg
N                             : 72 x/menit
R                             : 28 x/menit
S                              : 36,50C
e. Pengkajian Head To Toe
1) Kepala
a) Rambut

Rambut klien bersih, rambut hitam beruban, bentuk


kepala simetris, tidak ada benjolan maupun lesi, tidak ada
kelainan lain di kepala.

b) Mata

Bentuk kedua bola mata simetris, kelopak mata


simetris, bulu mata ada, konjungtiva pucat, reflek pupil normal,
terbukti saat memakai cahaya penlight didekatkan pupil
mengecil dan saat cahaya dijauhkan pupil kembali membesar.
Pergerakan bola mata pasien normal terbukti saat mata pasien
mengikuti arah jari pemeriksa. Ketajaman penglihatan klien
sudah rabun terbukti saat klien dianjurkan membaca klien tidak
tepat membaca kalimat tersebut. Saat dilakukan palpasi tidak
ditemukan kelainan.

c) Telinga

11
Kedua telinga simetris, telinga bersih tidak ada
sekret/kotoran maupun perdarahan, tidak ada lesi maupun
massa, tidak ada peradangan, pendengaran pasien terganggu,
terbukti saat pemeriksa berbicara pelan / normal klien kurang
mendengar dan harus diulangi dengan suara sedikit lebih keras.

d) Hidung

Bentuk tulang hidung simetris, tidak ada


pembengkakan, tidak ada perdarahan maupun sekret / kotoran,
tidak ada massa dan nyeri di daerah hidung, penciuman klien
normal, terbukti saat klien dianjurkan mencium wewangian
(parfum, kayu putih, sabun) dan klien menjawab dengan tepat.

e) Mulut, Lidah, Gigi

Bibir simetris, warna bibir pucat, bibir lembab, tidak


ada lesi, mulut kotor, gigi sudah tidak utuh, warna gigi
kekuningan, ada karies, keadaan gigi kotor, tidak ada lesi di
daerah gusi, tidak ada pembengkakan dan nyeri di daerah gusi.

Bentuk lidah normal, warna lidah pucat, tidak ada


kelainan di lidah. Saat dilakukan palpasi di rongga mulut tidak
ada pembengkakan maupun nyeri tekan.

Indra perasa klien masih normal, terbukti saat


pemeriksa memberikan perasa dan klien menjawab dengan
tepat. Saraf kranial hipoglosal klien normal, terbukti saat klien
dapat mengeluarkan dan menggerakan lidah. Gerak otot rahang
klien masih bekerja dengan baik.

2) Leher

Bentul leher normal, tidak ada pembengkakan, tidak ada massa,


reflek menelan klien baik, saraf kranial asesori klien baik, terbukti saat

12
klien di minta untuk menengok ke kiri / kanan kemudian ditahan oleh
pemeriksa.

3) Dada, Payudara, dan Ketiak

Tidak ada kelainan di daerah dada, bentuk dada simetris,


ekspansi dada seimbang, terbukti saat pemeriksa merasakan getaran
dan keseimbangan di punggung klien saat klien bernafas. Traktil
fremitus klien seimbang terbukti saat pemeriksa meletakan kedua
tangan di punggung klien pada saat klien mengucapkan bilangan
“tujuh – tujuh”. Suara pernafasan jernih, tidak ada suara tambahan,
irama nafas klien teratur dan normal. Tidak ada suara tambahan pada
jantung, irama jantung teratur dan normal. Tidak ada edema di daerah
payudara, bentuk payudara simetris, tidak ada massa dan lesi, tidak ada
keluaran di daerah putting. Tidak ada edema, massa maupun lesi di
daerah ketiak, tidak ada kelainan lain, tidak ada nyeri tekan.

4) Abdomen

Bentuk perut datar, simetris, tidak ada kelainan lain, tidak ada
nyeri tekan di daerah perut, bising usus klien normal yaitu 9x/menit,
tidak ada keluhan saat diperkusi, perut tidak kembung. Posisi umbilikal
normal, tidak ada peradangan ataupun keluaran, keadaan umbilikal
bersih, tidak ada kelainan lain pada umbilikal.

5) Genitalia

Klien tidak bersedia dilakukan pemeriksaan genitalia, klien


mengatakan tidak ada keluhan dibagian genitalia, tetapi adanya
benjolan di anus.

6) Kulit dan Kuku


Warna kulit pucat, tidak ada lesi maupun edema, warna kuku
pucat hampir berwarna putih, bentuk kuku normal, kuku tebal, tekstur
kuku lembut, kelembapan kulit kurang, turgor kulit normal, pengisian
kapiler / capillary refill lambat yaitu lebih dari 3 detik.
7) Ekstermitas

13
a) Atas
Bentuk kedua tangan simetris, tidak ada kelainan lain, reflek
bisep dan trisep klien normal, terbukti saat dilakukan ketukan di
lekukan sikut dan di sikut menggunakan reflek hammer adanya
gerakan spontan di ujung ekstermitas. Tangan kanan klien
terpasanng infus, tingkat kekuatan otot klien 4 dari 5 (cukup kuat
tetapi tidak dengan kekuatan penuh dan dapat menahan tahanan).

b) Bawah

Bentuk kedua kaki simetris, tidak ada kelainan lain, reflek


patella normal terbukti saat dilakukan ketukan di lutut
menggunakan reflek hammer adanya gerakan spontan di ujung
ekstermitas. Reflek achilles normal terbukti saat dilakukan ketukan
dipergelangan kaki dan kemudian adanya gerakan spontan pada
kaki. Reflek plantar / babinski normal terbukti saat telapak kaki di
sentuh klien merasa geli. Tingkat kekuatan otot kaki klien yaitu 5
dari 5 (kekuatan kontraksi penuh dan dapat menahan tahanan
dengan baik)

VI. Hasil pemeriksaan laboratorium

No Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai


Hematologi
1. Hemoglobin 4,3 g/dl Pria : 14 – 18 g/dl
Wanita : 12 – 16 g/dl
2. Leukosit 2.300 mm3 Dewasa : 4.000 – 10.000
mm3
Bayi : 9.000 – 12.000 mm3
3. Hematocrit 15 % Pria : 40 – 48 %
Wanita : 37 – 42 %
4. Trombosit 414.000 150.000 – 450.000 mm3

VII.  Terapi Sesuai Advis Dokter


a. IVFD 2A 20 tpm
b. Ceftriaxone inj 1 x 2 gr

14
c. Ranitidine inj 2 x 1
d. Asam tranexamat inj 3 x 1
e. Dramamin 1 – 0 – 1
f. Protransfusi PRL

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Data Etiologi Masalah


1. DS : - Klien mengeluh adanya Feses yang keras Perdarahan di
perdarahan pada saat BAB anus
DO: - Warna kuku klien sangat pecahnya vena
pucat hampir berwarna putih hemoroidalis
-   Konjungtiva pucat
-   Capillary refill > 3 detik perdarahan pada saat
-   Hb klien 4,3 g/dl BAB/perdarahan di
anus
2. DS : - Klien mengeluh nyeri Kantung – kantung Gangguan
dibagian anus vena melebar rasa nyaman :
-   Klien mengeluh nyeri pada nyeri
saat BAB Menonjol ke saluran
DO: - Saat dilakukan anus
pemeriksaan anus, ada benjolan
di daerah anus Terjadi benjolan
-   Klien tampak meringis  
menahan nyeri Nyeri pada saat BAB
-   Skala nyeri klien 2 dari 5
3. DS : - klien mengeluh lemas Nyeri hemoroid Intoleransi
-   Klien mengeluh aktivitasnya                  aktivitas
dibantu Badan lemas karna
-   Klien mengeluh tidak dapat kelelahan menahan
beraktivitas secara mendiri nyeri
DO: - klien tampak lemah
                
-   Aktivitas klien tampak
Tidak dapat
dibantu
beraktivitas secara
15
-   Klien tidak dapat mandiri
beraktivitas secara mandiri                 
-   Kekuatan otot klien : Intoleransi aktivitas
·    Ekstremitas atas : kanan 4,
kiri 4.
·    Ekstremitas bawah : kanan
5, kiri 5.
4. DS : - Klien mengeluh badan Kelemahan fisik Defisit
terasa lengket                  personal
-   Klien mengatakan belum Intoleransi aktivitas hygiene
mandi
                
-   Klien mengeluh merasa
Pemenuhan personal
tidak nyaman di badan
hygiene tidak
DO: - Badan klien tercium bau
terpenuhi
-   Badan klien tampak kotor
-   Badan klien terasa lengket  

ketika diraba Defisit personal


hygiene

Masalah Keperawatan yang Muncul


a. Perdarahan di anus berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis, ditandai
dengan:
DS :
 Klien mengeluh adanya perdarahan pada saat BAB

DO:

 Warna kuku klien sangat pucat hampir berwarna putih


 Konjungtiva pucat
 Capillary refill > 3 detik
 Hb klien 4,3 g/dl
b. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid, ditandai
dengan :

16
DS :

 Klien mengeluh nyeri dibagian anus


 Klien mengeluh nyeri pada saat BAB

DO:

 Saat dilakukan pemeriksaan anus, ada benjolan di daerah anus


 Klien tampak meringis menahan nyeri
 Skala nyeri klien 2 dari 5
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri karena hemoroid, ditandai dengan:
DS :
 Klien mengeluh lemas
 Klien mengeluh aktivitasnya dibantu
 Klien mengeluh tidak dapat beraktivitas secara mendiri
DO:
 klien tampak lemah
 Aktivitas klien tampak dibantu
 Klien tidak dapat beraktivitas secara mandiri
 Kekuatan otot klien : Ekstremitas atas : kanan 4, kiri 4.
Ekstremitas bawah : kanan 5, kiri 5
d. Defisit personal hygiene berhubungan dengan kelemahan fisik, ditandai dengan :

DS :

 Klien mengeluh badan terasa lengket


 Klien mengatakan belum mandi
 Klien mengeluh merasa tidak nyaman di badan

DO:

 Badan klien tercium bau


 Badan klien tampak kotor
 Badan klien terasa lengket ketika diraba

17
3. PERENCANAAN

No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi


1. Perdarahan di anus Setelah dilakukan -     Monitor
berhubungan dengan perawatan selama 1 banyaknya perdarahan
pecahnya vena x 24 jam, masalah klien
hemoroidalis, ditandai klien dapat teratasi -     Monitor warna
dengan : dengan kriteria : dan konsistensi darah
DS : -     Perdarahan pada -     Observasi TTV
-     Klien mengeluh saat BAB hilang secara rutin
adanya perdarahan -     Konjungtiva -     Kolaborasi dengan
pada saat BAB tidak pucat tim medis dalam
DO : -     Warna kuku pemberian vitamin K
-     Warna kuku klien merah muda / dan B12 sesuai
sangat pucat hampir normal indikasi
berwarna putih -     Capillary refill
-     Konjungtiva pucat normal / < 2 detik
-     Capillary refill > 3 -     Hb 12 – 16 g/dl
detik
-     Hb klien 4,3 g/dl
2. Gangguan rasa Setelah dilakukan -     Berikan posisi
nyaman : nyeri perawatan selama 1 yang nyaman
berhubungan dengan x 24 jam, masalah -     Berikan bantalan
adanya hemoroid, klien dapat teratasi di bawah bokong saat
ditandai dengan : dengan kriteria : duduk
DS : -     Nyeri di bagian -     Ajarkan teknik
-   Klien mengeluh anus hialng / untuk mengurangi
nyeri dibagian anus berkurang rasa nyeri seperti
-   Klien mengeluh -     Nyeri pada saat relaksasi dan distraksi
nyeri pada saat BAB BAB hilang -     Observasi
DO:           -     Perdarahan tingkatan nyeri
-     Saat dilakukan hilang -     Kolaborasi
pemeriksaan anus, ada -     Bejnolan hilang denngan tim medis
benjolan di daerah -     Klien tidak untuk pemberian
anus meringis analgesik, pelunak

18
-   Klien tampak -     Skala nyeri 1 feses, dan
meringis menahan bahkan 0 dilakukannya
nyeri hemoroidectomi
-   Skala nyeri klien 2
dari 5
3. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan -     Kaji tingkat
berhubungan dengan perawatan selama 1 aktvitas klien
nyeri karna hemoroid, x 24 jam, masalah -     Bantu klien dalam
ditandai dengan : klien dapat teratasi melakukan aktivitas
DS : dengan kriteria : sehari – hari
-     Klien mengeluh -     Klien tidak -     Mandirikan klien
lemas lemas dalam melakukan
-     Klien mengeluh -     Klien dapat aktivitas sehari – hari
aktivitasnya dibantu beraktivitas secara -     Berikan motivasi
-     Klien mengeluh mandiri kepada klien utuk bisa
tidak dapat -     Kekuatan otot melakukan aktivitas
beraktivitas secara klien maksimal secara mandiri
mendiri
DO :
-     Klien tampak
lemah
-     Aktivitas klien
tampak dibantu
-     Klien tidak dapat
beraktivitas secara
mandiri
-     Kekuatan otot
klien :
·    Ekstremitas atas :
kanan 4, kiri 4.
·    Ekstremitas bawah
: kanan 5, kiri 5
4. Defisit personal Setelah dilakukan -     Mandikan klien
hygiene berhubungan perawatan selama 1

19
dengan kelemahan x 24 jam, masalah
fisik, ditandai klien dapat teratasi
dengan : dengan kriteria :
DS : -     Badan klien
-   Klien mengeluh tercium harum
badan terasa lengket -     Badan klien
-   Klien mengatakan bersih
belum mandi -     Badan klien
-   Klien mengeluh tidak lengket
merasa tidak nyaman
di badan
DO :
-   Badan klien
tercium bau
-   Badan klien tampak
kotor
-   Badan klien terasa
lengket ketika diraba

4. IMPLEMENTASI

No Diagnosa Implementasi
1. Perdarahan di anus berhubungan 23 – 10 – 2014    07.00 WIB
dengan pecahnya vena hemoroidalis, -     Memonitor banyaknya
ditandai dengan : perdarahan klien
DS : -     Memonitor warna dan
-     Klien mengeluh adanya konsistensi darah
perdarahan pada saat BAB -     Mengobservasi TTV secara
DO : rutin
-     Warna kuku klien sangat pucat -     Berkolaborasi dengan tim
hampir berwarna putih medis dalam pemberian
-     Konjungtiva pucat vitamin K dan B12 sesuai

20
-     Capillary refill > 3 detik indikasi
-     Hb klien 4,3 g/dl
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri 23 – 10 – 2014    07.00 WIB
berhubungan dengan adanya -     Memberikan posisi yang
hemoroid, ditandai dengan : nyaman
DS : -     Memberikan bantalan di
-   Klien mengeluh nyeri dibagian bawah bokong saat duduk
anus -     Mengajarkan teknik untuk
-   Klien mengeluh nyeri pada saat mengurangi rasa nyeri seperti
BAB relaksasi dan distraksi
DO: -     Mengobservasi tingkatan
-     Saat dilakukan pemeriksaan nyeri
anus, ada benjolan di daerah anus -     Berkolaborasi denngan tim
-   Klien tampak meringis menahan medis untuk pemberian
nyeri analgesik, pelunak feses, dan
-   Skala nyeri klien 2 dari 5 dilakukannya hemoroidectomi
3. Intoleransi aktivitas berhubungan 23 – 10 – 2014    07.00 WIB
dengan nyeri karna hemoroid, -     Mengkaji tingkat aktvitas
ditandai dengan : klien
DS : -     Membantu klien dalam
-     Klien mengeluh aktivitasnya melakukan aktivitas sehari –
dibantu hari
-     Klien mengeluh tidak dapat -     Memandirikan klien dalam
beraktivitas secara mendiri melakukan aktivitas sehari –
DO: hari
-     Aktivitas klien tampak dibantu -     Memberikan motivasi
-     Klien tidak dapat beraktivitas kepada klien utuk bisa
secara mandiri melakukan aktivitas secara
mandiri
4. Defisit personal hygiene 23 – 10 – 2014    07.30 WIB
berhubungan dengan kelemahan -     Memandikan klien
fisik, ditandai dengan :
DS :
-   Klien mengeluh badan terasa

21
lengket
-   Klien mengatakan belum mandi
-   Klien mengeluh merasa tidak
nyaman di badan
DO :
-   Badan klien tercium bau
-   Badan klien tampak kotor
-   Badan klien terasa lengket ketika
diraba

5. EVALUASI

No Diagnosa Keperawatan Evaluasi


1. Perdarahan di anus berhubungan 24 – 10 – 2014      07.00 WIB
dengan pecahnya vena S : Klien mengatakan
hemoroidalis, ditandai dengan : perdarahan masih ada
DS : O : Konjungtiva dan kuku masih
-     Klien mengeluh adanya pucat
perdarahan pada saat BAB A : masalah belum teratasi
DO : P : lanjutkan intervensi
-     Warna kuku klien sangat pucat
hampir berwarna putih
-     Konjungtiva pucat
-     Capillary refill > 3 detik
-     Hb klien 4,3 g/dl
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri 24 – 10 – 2014      07.00 WIB
berhubungan dengan adanya S : Klien mengatakan BAB
hemoroid, ditandai dengan : masih terasa nyeri, nyeri di anus
DS : masih ada
-   Klien mengeluh nyeri dibagian O : Benjolan di anus masih ada
anus A : Masalah belum teratasi
-   Klien mengeluh nyeri pada saat P : Lanjutkan intervensi
BAB
DO:

22
-     Saat dilakukan pemeriksaan
anus, ada benjolan di daerah anus
-   Klien tampak meringis menahan
nyeri
-   Skala nyeri klien 2 dari 5
3. Intoleransi aktivitas berhubungan 24 – 10 – 2014      07.00 WIB
dengan nyeri karna hemoroid, S : Klien mengatakn masih
ditandai dengan : lemah
DS : O : Aktivitas klien masih
-     Klien mengeluh aktivitasnya dibantu
dibantu A : Masalah belum teratasi
-     Klien mengeluh tidak dapat P : Lanjutkan intervensi
beraktivitas secara mendiri
DO:
-     Aktivitas klien tampak dibantu
-     Klien tidak dapat beraktivitas
secara mandiri
4. Defisit personal hygiene 23 – 10 – 2014      08.10 WIB
berhubungan dengan kelemahan S : Klien mengatakan merasa
fisik, ditandai dengan : nyaman
DS : O : Badan klien tercium harum
-   Klien mengeluh badan terasa dan tampak bersih
lengket A : Masalah teratasi
-   Klien mengatakan belum mandi P : Intervensi selesai
-   Klien mengeluh merasa tidak
nyaman di badan
DO :
-   Badan klien tercium bau
-   Badan klien tampak kotor
-   Badan klien terasa lengket ketika
diraba

23
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hemoroid adalah pembesaran bantalan vaskular dari anal kanal.
Hemoroid terdiri dari dua jenis yaitu hemoroid interna yang terletak di atas linea
dentata dan hemoroid eksterna yangterletak di bawah linea dentata. Diagnosis
ditegakkan dengan anamnesa, inspeksi, colok duburdan penilaian anoskop. Bila
perlu dilakukan pemeriksaan proktosigmoidoskopi untukmenyingkirkan
kemungkinan radang dan keganasan. Manifestasi klinis hemoroid yaitu
perdarahan lewat anus berwarna merah segar dan tidak tercampur dengan feses.
Penatalaksanaanhemoroid yaitu dengan konservatif, membuat nekrosis jaringan,
dan terapi operatif. Prognosishemoroid baik bila diberikan terapi yang sesuai.

B. SARAN
1. Untuk Klien dan Keluarga
Diharapkan klien dapat memotivasi dirinya sendiri dan mengubah pola
hidup yang lebih sehat agar terhindar dari komplikasi penyakit hemoroid.

24
Diharapkan keluarga klien dapat respon yang positif bagi klien demi
peningkatan status kesehatan klien dan diharapkan keluarga klien waspada
terhadap resiko pada keluarga klien sendiri.
2. Untuk pelajar
Diharapkan pelajar dapat lebih mempersiapkan diri baik dari segi
materi, skill, maupun mental dalam menghadapi klien agar dapat memberikan
kontribusi yang maksimal bagi peningkatan status klien. Dan diharapkan dapat
memberikan asuhan keperawatan yangkomprehensif bagi klien dengan
melihat aspek bio-psiko-spiritual.
3. Untuk Masyarakat
Kesehatan adalah harta yang paling penting dalam kehidupan kita,
selayaknya kita menjaga kesehatan dari kerusakan penyakit. Maka dari itu kita
harus tahu pencegahan tanda dan gejala dari berbagai penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. M.T. Dardjat, 1987. Kumpulan Kuliah ilmu Bedah Khusus. Penerbit Aksara
Medisina,Salemba Jakarta.
Syvia Anderson Price, 1991. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penerbit
bukuKedokteran EGC, Jakarta.
Susan Martin Tucker, 1998. Standar Perawatan Pasien, Edisi V Vol 2. Penerbit
BukuKedokteran EGC, Jakarta.
Dr. Sumitro Arkanda, 1987. Ringkasan Ilmu Bedah, Penerbit Bina Aksara.
Purnawan Junadi, 1982. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Kedua, Penerbit Media
Aesculavius,Jakarta.
Doenges Moorhouse Geissle, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Ed. 3 Penerbit
BukuKedokteran EGC, Jakarta.
www.scribd.com/doc/24475703/REFERAT-Hemoroid 8.
www.scribd.com/doc/38397839/Hemoroid
http://liyafuji.blogspot.com/2015/02/askep-hemoroid.html

25

Anda mungkin juga menyukai