Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PEMECAHAN MASALAH PENYAKIT DIARE DENGAN MENGGUNAKAN


METODE FISHBONE DAN METODE EFEKTIFITAS-EFISIENSI (MVI)

DISUSUN OLEH:

DEVI UTARI PO7233321 863

MUHAMMAD KAMIL MISSIRMAN K PO7233321 873

SELLI SRI ANANDA PO7233321 881

VARATU SOLEHA PO7233321 882

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGPINANG
PROGRAM STUDI DIII SANITASI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama ALLah Yang Maha Penyayang, segala puji hanya
baginya. Semoga solawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan
kita, Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, dan juga
kepada para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Pujisyukur Alhamdulillah
kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala
rahmat, hidayah, inayah-Nya. Sehingga penulisan laporan ini dapat diselesaikan
dengan baik dan lancar. Laporan dengan judul “PEMECAHAN MASALAH
PENYAKIT DIARE DENGAN MENGGUNAKAN METODE FISHBONE DAN
METODE EFEKTIFITAS-EFISIENSI (MVI)”
Penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
Karena masih banyak kekurangan dan kesalahan. Maka penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan laporan ini.
Dengan laporan ini, penulis mengharapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat dan
berguna bagi penulis serta pembaca pada umumnya.

Tanjungpinang, 26 Setember 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................2

2.1 Pengertian Diare......................................................................................................2


2.2 Gejala Diare.............................................................................................................2
2.3 Klasifikasi Diare......................................................................................................3
2.4 Cara Penularan dan Faktor Resiko..........................................................................3

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................4

3.1 Metode Fishbone.....................................................................................................4


3.2 Metode Efektifitas dan Efisiensi (M X V X I)........................................................4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................5


4.1 Hasil.........................................................................................................................5
4.1.1 Analisis Penyebab Masalah...........................................................................5
4.1.2 Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah................................................5
4.2 Pembahasan.............................................................................................................7

BAB V PENUTUP.......................................................................................................8
5.1 Kesimpulan..............................................................................................................8
5.2 Saran........................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sehat menurut WHO didefinisikan sebagai berikut, “Health is a state of complete
physical, mental and social well-being and not merely the absence of disease and
infirmity”. Kesehatan menurut WHO mengarah kepada suatu kondisi dengan kualitas
sempurna pada badan secara fisik, mental maupun secara sosial serta tidak hanya
semata-mata karena tidak adanya penyakit atau kelemahan.
Kesejahteraan tersebut dapat dilakukan dengan Pembangunan kesehatan di
Indonesia. Pembangunan kesehatan tidak terlepas dari masalah keterbatasan
sumberdaya seperti Sumber Daya Manusia, Sarana dan Dana. Oleh karena itu dalam
menyiapkan kegiatan yang akan dilakukan pada tahap perencanaan awal kegiatan
untuk kegiatan penanggulangan masalah kesehatan perlu dilakukan prioritas untuk
mengetahui masalah kesehatan atau penyakit apa yang perlu diutamakan atau
diprioritas dalam program kesehatan.
Jika sudah didapatkan masalah kesehatan atau jenis penyakit yang diprioritaskan
untuk ditanggulangi selanjutnya adalah menentukan jenis atau bentuk intervensi yang
perlu diutamakan atau diprioritaskan agar program yang dilakukandapat dicapai
secara efektif dan efisien Penentuan prioritas masalah kesehatan dan jenis program
intervensi yang dilaksanakan merupakan hal yang penting karena adanya keterbatasan
SDM dan dana.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana pemecahan masalah penyakit diare dengan metode Fishbone dan
metode efektifitas dan efisiensi (MVI) ?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pemecehan masalah dengan metode fishbone
b. Untuk mengetahui pemecahan masalah dengan metode efektifitas dan
efisiensi (MVI)
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Diare


Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat
berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (tiga kali atau lebih) dalam
satu hari (Depkes RI 2011).
Menurut WHO Pengertian diare adalah buang air besar dengan konsistensi cair
(mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24 jam). Ingat, dua kriteria
penting harus ada yaitu BAB cair dan sering, jadi misalnya buang air besar sehari tiga
kali tapi tidak cair, maka tidak bisa disebut daire. Begitu juga apabila buang air besar
dengan tinja cair tapi tidak sampai tiga kali dalam sehari, maka itu bukan diare.

2.2 Gejala Diare


Selain tanda dan gejala diare, yang penting untuk diperhatikan bila anda
mengalami diare adalah untuk mengenali tanda - tanda kekurangan cairan yang
merupakan salah satu komplikasi diare yang paling sering terjadi. Pada usia dewasa,
gejala kekurangan cairan yang dapat diamati adalah: Feses berwarna gelap yang
mengindikasi adanya darah pada feses, kurang tidur, penurunan berat badan, badan
lemah, feses lembek dan cair serta lebih dari 3 kali dalam 24 jam, sakit perut dan
kram perut, mual dan muntah, sakit kepala, kehilangan nafsu makan, demam,
dehidrasi, darah pada feses, feses yang dihasilkan banyak.
Pada anak, karena komposisi cairan pada tubuhnya sangat tinggi, bila terjadi
kekurangan cairan akan tampak cekung di daerah sekitar mata maupun ubun-ubun.
Selain itu bila dilakukan cubitan kulit di daerah perut, kulit tidak akan segera kembali
seperti semula atau menjadi peyot seperti kulit orang lanjut usia. Anak yang tampak
rewel, minum dengan sangat lahap, menangis namun tidak keluar air mata, atau tidak
kencing selama > 3 jam juga merupakan tanda kekurangan cairan. Bila anak sampai
tidak sadar atau nampak sesak dan sulit bernapas, kekurangan cairan yang terjadi
mungkin sudah berat.

2
2.3 Klasifikasi Diare
a. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari ( umumnya
kurang dari 7 hari ).
b. Diare kronik, yaitu diare yang gejala dan tanda sudah berlangsung > 2 minggu
sebelum dating berobat atau sifatnya berulang.
c. Disentri, yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat dari disentri
adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, kemungkinan terjadi
komplikasi pada mukosa.
d. Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara terus
menerus. Akibat dari diare persisten adalah penurunan berat badan dan
gangguan metabolisme.

2.4 Cara Penularan dan Faktor Resiko


Menurut Bambang dan Nurtjahjo (2011) cara penularan diare pada umumnya
melalui cara fekal-oral yaitu melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh
enteropatogen, atau kontak langsung tangan dengan penderita atau barang-barang
yang telah tercemar tinja penderita atau tidak langsung melalui lalat (melalui 4F =
finger, files, fluid, field). Juffrie dan Mulyani (2011). Faktor resiko yang dapat
meningkatan penularan enteropatogen antara lain: tidak memberikan ASI secara
penuh untuk 4-6 bulan pertama kehidupan bayi, tidak memadainya penyediaan air
bersih, pencemaran air oleh tinja, kurangnya sarana kebersihan (MCK), kebersihan
lingkungan dan pribadi yang buruk, penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak
higenis dan cara penyapihan yang tidak baik. Selain hal-hal tersebut beberapa faktor
pada penderita dapat meningkatkan kecenderungan untuk dijangkiti diare antara lain
gizi buruk, imunodefisiensi, berkurangnya keasaman lambung, menurunnya motilitas
usus, menderita campak dalam 4 minggu terakhir dan faktor genetik.

3
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Fishbone


Fishbone Fishbone analisis merupakan alat sistematis yang menganalisis
persoalan dan faktor-faktor yang menimbulkan persoalan tersebut. Fishbone analysis
atau fishbone diagram ini menampilkan keadaan dengan melihat efek dan sebab-
sebab yang berkontribusi pada efek tersebut. Diagram sebab akibat ini sering juga
disebut sebagai Diagram Tulang Ikan (Fishbone diagram) karena bentuknya seperti
kerangka ikan atau diagram Ishikawa yang pertama kali diperkenalkan oleh Prof.
Kaoru Ishikawa. Ishikawa Chart atau disebut juga fishbone diagram atau cause-effect
diagram merupakan salah satu tool yang efektif untuk mengidentifikasi masalah .
Dengan tulang utama (main bone) yang menggambarkan masalah utama dimana
tersambung dengan tulang-tulang lainnya yang menggambarkan penyebab
permasalahan tersebut (Bilsel & Lin, 2012).

3.2 Metode Efektifitas dan Efisiensi (M X V X I)


Metode efektivitas-efisiensi untuk penetapan prioritas pemecahan masalah, dengan
rumus:
(P) = M X I X V
C
Keterangan:
M = Magnitute (besarnya masalah yang dapat diatasi)
I = Important (Pentingnya jalan keluar untuk menyelesaikan masalah)
V = Vulnerability/ sensitivitas (ketepatan jalan keluar untuk masalah)
C = Cost/ Efisiensi (biaya yang dikeluarkan)

Penetuan skor: untuk MIV penentuan skornya adalah: 1= paling tidak efektif, 2 =
Tidak efektif, 3 = Cukup efektif, 4 = Efektif, 5 = Paling efektif , sedangkan untuk C
penentuan skornya adalah: 1 = Paling efisien, 2 = Efisien, 3 = Cukup efisien, 4 =
Tidak efisien, 5 = paling tidak efisien.
4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Analisis Penyebab Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diketahui prioritas masalah yaitu, penyakit diare
dan didapatkan akar penyeba masalah yang digambarkan pada diagram fishbone di
bawah ini:

Gambar 1. Hasil Fishbone Penyakit Diare

4.1.2 Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Untuk menyelesaikan masalah penyakit diare pada masyarakat Ampel RW 13 dan
RW 14, dalam penentuan kegiatan dilakukan brainstorming dengan bidang kesehatan
setempat, promkes, dan kelurahan setempat. Berikut ini matriks Alternatif Pemecahan
Masalah Penyakit Diare Pada Masyarakat Ampel RW 13 dan RW 14

5
Tabel3. Alternatif Pemecahan Masalah Penyakit Diare Pada Masyarakat Ampel RW 13
dan RW 14
Efisiens
Efektivitas Priorita
No Alternatif i Skor
s
M I V (C)
Memberikan metode
penyuluhan aktif dan
1 melakukan tindakan persuasif 5 5 5 1 125 I
kepada masyarakat agar
melakukan PHBS
2 Melakukan penyuluhan aktif
kepada masyarakat mengenai
3 4 5 1 60 III
pentingnya penyimpanan dan
pengolahan makanan yang sesuai
3 Melakukan pertemuan kepada
pihak kelurahan supaya dapat
memberikan dukungan PHBS di
4 3 4 1 48 IV
wilayah kelurahan terutama bagi
masyarakat yang memiliki tingkat
pendidikan dan ekonomi rendah
Melakukan pendataan ke rumah
minimal secara triwula untuk
4 4 4 4 2 32 V
mengetahui Imunitas tubuh
masyarakat
Melakukan penyuluhan serta
gerakan sanitasi lingkungan
dengan mengajak masyarakat
5 5 4 5 1 100 II
membuat pengolahan Sampah,
Drainase, IPAL, dibantu oleh
pihak kelurahan
Melakukan pelatihan kepada
6 petugas promkes tentang metode- 3 4 5 1 60 III
metode penyuluhan yang efektif

6
4.2 Pembahasan
Identifikasi masalah kesehatan didapatkan melalui metode Fishbone, diketahui
akar permasalahan berasal dari kurangnya PHBS, Makanan, Sosial dan Ekonomi,
Imunitas, Sanitasi Lingkungan, dan Program Kesehatan.
Untuk memecahkan digunakan metode efektifitas-efisiensi dengan rumus M X V
X I. Untuk mengetahui alternatif atau solusi apa yang paling efisien, diketahui ada 2
alternatif yang paling efisien digunakan yaitu Memberikan metode penyuluhan aktif
dan melakukan tindakan persuasif kepada masyarakat agar melakukan PHBS, dan
Melakukan penyuluhan serta gerakan sanitasi lingkungan dengan mengajak
masyarakat membuat pengolahan Sampah, Drainase, IPAL, dibantu oleh pihak
kelurahan.

7
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa prioritas
masalah kesehatan yang terdapat di RW 13 dan RW 14 adalah penyakit Diare.
Sedangkan untuk jenis intervensi yang sesuai adalah Memberikan metode penyuluhan
aktif dan melakukan tindakan persuasif kepada masyarakat agar melakukan PHBS,
dan Melakukan penyuluhan serta gerakan sanitasi lingkungan dengan mengajak
masyarakat membuat pengolahan Sampah, Drainase, IPAL, dibantu oleh pihak
kelurahan.

5.2 Saran
Kelurahan AMPEL diharapkan tetap terus mendukung warganya dalam
menjalankan keberlangsungan program yang telah dijalankan dengan memberikan
fasilitas dan perhatian terhadap masalah kesehatan warganya agar warga dapat lebih
aktif dalam meningkatkan derajat kesehatannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Afiyanti, Y. (2008). Focus Group Discussion (Diskusi Kelompok Terfokus) sebagai


Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif. Jurnal Keperawatan
Indonesia, 12(1), 58–62. https://doi.org/10.7454/jki.v12i1.201
Cahyaning tyas, R. (2020). Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan Dan Jenis
Intervensi Di Rw 13 Dan Rw 14 Kelurahan Ampel Kecamatan Semampir
Surabaya Tahun 2018. Jurnal Penelitian Kesehatan, 18(1), 10–13.
https://doi.org/10.35882/jpk.v18i1.2
Ciesla WP, Guerrant RL. Infectious Diarrhea. In: Wilson WR, Drew WL, Henry NK,
et al editors. Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease. New York:
Lange Medical Books, 2003. 225 - 68.
Hendarwanto. Diare akut Karena Infeksi, Dalam: Waspadji S, Rachman AM,
Lesmana LA, dkk, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi ketiga.
Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbit Bagian Ilmu Penyakit Dalam
FKUI ;1996. 451-57.
Kementrian Kesehatan RI. 2011. Diare di Indonesia. Buletin Jendela Data dan
Informasi Kesehatan Volume 2 Triwulan 2. Jakarta: Redaksi Datinkes
Departemen Kesehatan Nathan, A, 2010. Non-prescription Medicines. USA:
Pharmaceutical Press.
Rani HAA. Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa. Dalam:
Setiati S, Alwi I, Kasjmir YI, dkk, Editor. Current Diagnosis and Treatment in
Internal Medicine 2002. Jakarta: Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit
Dalam FK UI, 2002. 49-56

Anda mungkin juga menyukai