Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH STUDI KASUS

“ Pendarahan SCBA dan Anemia Akut “

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I

Misdar Al Umar (4820118105)


Karmila Kabalmay (4820118101)
Mutiara N Fabanyo (4820118106)
Nabila H Ruhunussa (4820118107)
Jihan Soetrisno (4820118099)

PROGRAM STUDI S-I FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MALUKU HUSADA
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan
karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pendarahan
SCBA dan Anemia Akut” ini dengan baik.
Dengan keterbatasan pengetahuan yang ada, kami tidak akan dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan berkat, imbalan, serta karunia-Nya
kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan bantuannya yang
tidak ternilai.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan penulisan di kemudian hari.
Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
sendiri, pembaca, serta masyarakat luas terutama dalam hal menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan.

Ambon, 6 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................2
1.3 TUJUAN........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 DEFINISI DARI PENDARAHAN SCBA DAN ANEMIA AKUT..............3
2.3 STUDI KASUS..............................................................................................6
2.4 TERAPI..........................................................................................................7
BAB III PENUTUP.................................................................................................9
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................9
3.2 SARAN..........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) merupakan salah satu


kegawat daruratan yang banyak ditemukan di rumah sakit seluruh dunia.
Perdarahan saluran cerna bagian atas merupakan salah satu indikasi perawatan
di rumah sakit dan banyak menimbulkan kematian bila tidak ditangani dengan
baik. Karena itulah diperlukan penatalaksanaan yang baik dan sistematis agar
perdarahan SCBA tersebut tidak menimbulkan komplikasi yang berat sampai
kematian. Penatalaksanaan perdarahan SCBA ini sangat tergantung dari
penyebab perdarahan dan fasilitas yang ada di rumah sakit.

Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di
bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan
mereka mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh
bagian tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau
jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat
mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh (kamus bahasa
indonesia). Berikut pengertian anemia menurut para ahli diantaranya :
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti
kehilangan komponen darah, eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi yang
dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, yang mengakibatkan penurunan
kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe anemia dengan
beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 1999).

Penyebab perdarahan SCBA di Indonesia berbeda dengan penyebab di


negara-negara barat. Di Indonesia penyebab perdarahan SCBA terbanyak
adalah pecah varises esofagus, sedangkan di negara barat penyebab perdarahan
SCBA terbanyak adalah tukak peptik.
Penyebab perdarahan SCBA sebenarnya terbagi atas pecah varises esofagus dan
non varises sepertai tukak peptik, gastritis erosif, tumor dan lain-lain. Kelainan
SCBA non varises biasanya berhubungan dengan adanya infeksi
Helicobacterpylori, obat anti inflamasi non steroid dan stres. Untuk pecah
varises esofagus banyak modalitas pengobatan yang dapat dilakukan mulai dari
konservatif (obat vasopresin, somatosatin dan lain-lain), tindakan endoskopik

1
(skleroterapi, ligasi) dan pembedahan, akan tetapi sampai sekarang yang lebih
bermanfaat secara evidence base adalah tindakan endoskopik.

Penatalaksanaan perdarahan akibat tukak peptik masih memiliki


rekurensi 15-20% dan mortalitas yang cukup tinggi. Selain tindakan endoskopi
atau pembedahan sangat diperlukan obat-obatan antara lain penghambat sekresi
asam lambung (seperti proton pump inhibitor/PPI) dan sitoprotektor (seperti
sukralfate, tephrenone, rebamipide dan lain-lain).

1.2 RUMUSAN MASALAH

a. Apa Definisi dari Pendarahan SCBA dan Anemia Akut !


b. Menganalisa Kasus Pasien Pendarahan SCBA dan Anemia Akut !
c. Melihat Apakah penggunaan Obat-obatan pada Pasien Sudah Sesuai
dengan Penyakit Pasien !

1.3 TUJUAN

a. Untuk mengetahui Definisi dari Pendarahan SCBA dan Anemia Akut !


b. Untuk mengetahui kasus pasien Pendarahan SCBA dan Anemia Akut !
c. Untuk mengetahui Apakah penggunaan Obat-obatan pada Pasien Sudah
Sesuai dengan Penyakit Pasien !

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI DARI PENDARAHAN SCBA DAN ANEMIA AKUT

Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) merupakan salah satu


kegawat daruratan yang banyak ditemukan di rumah sakit seluruh dunia.
Perdarahan saluran cerna bagian atas merupakan salah satu indikasi perawatan
di rumah sakit dan banyak menimbulkan kematian bila tidak ditangani dengan
baik. Karena itulah diperlukan penatalaksanaan yang baik dan sistematis agar
perdarahan SCBA tersebut tidak menimbulkan komplikasi yang berat sampai
kematian. Penatalaksanaan perdarahan SCBA ini sangat tergantung dari
penyebab perdarahan dan fasilitas yang ada di rumah sakit.

Penyakit Anemia atau kurang darah adalah suatu kondisi di mana jumlah sel
darah merah (Hemoglobin) dalam sel darah merah berada di bawah normal.
Hemoglobinyang terkandung di dalam Sel darah merah berperan dalam
mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian
tubuh. Seorang pasien dikatakan anemia apabila konsentrasi Hemoglobin (Hb)
pada laki-laki kurang dari 13,5 G/DL dan Hematokrit kurang dari 41%, Pada
perempuan konsentrasi Hemoglobin kurang dari 11,5 G/DL atau Hematocrit
kurang dari 36%.
Anemia ( bahasa Yunani) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau
jumlah hemoglobin (proteinpembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di
bawah normal.Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan
mereka mengangkut oksigen dari paru- paru, dan mengantarkannya ke seluruh
bagian tubuh.

2.2 PENYEBAB DARI PENDARAHAN SCBA DAN ANEMIA AKUT

Penyebab dari Pendarahan SCBA


Kelainan esofagus

a.       Varises esfagus
            Secara panendoskopi pada 277 penderita saat mereka masuk rumah
sakit, ternyata 152 penderita diantaranya sebagai penyebab perdarahan adalah
pecahnya farises esofagus. Beberapa kasus diantaranya masih memperlihatkan
perdarahan segar yang berasal dari pecahnya varises di sepertiga bawah
esofagus.
            Varises esofagus ditemukan pada penderita serosis hati dengan
hipertensi portal. Sifat perdarahan yang ditimbulkan ialah muntah darah atau
hematemesis biasanya mendadak dan massif, tanpa didahului perasaan nyeri
epigastrium. Darah yang keluar berwarna kehitam hitaman dan tidak akan

3
membeku, karena sudah tercampur dengan asam lambung. Setelah hematemesis
selalu disusul dengan melena.

b.      Karsinoma esofagus
            Karsinoma esofagus sering memberikan keluhan melena daripada
hematemesis. Pada penendoskopi jelas terlihat gambaran karsinoma yang
hampir menutup esofagus dan mudah berdarah terletak di sepertiga bawah
esofagus.

c.       Sindrom Mallory-weiss
            Muntah muntah yang hebat mungkin dapat mengakibatkan rupture dari
mukosa dan submukosa pada derah kardia atau esofagus bagian bawah,
sehingga timbul perdarahan. Karena laserasi yang aktif disertai ulserasi pada
daerah kardia dapat timbul perdarahan yang massif. Timbulnya laserasi yang
akut tersebut dapat terjadi sebagai terlallu sering muntah-muntah yang hebat,
sehingga tekanan intraabdominal meningkat, yang dapat mengakibatkan
pecahnya arteri submukosa esofagus atau kardia.

d.      Esofagitis dan tukak esofagus


            Esofagitis bila sampai menimbulkan perdarahan lebih sering bersifat
intermitten atau kronis dan biassanya ringan, sehingga lebih sering timbul
melena daripada hematemesis.Tukak esofagus jarang sekali mengakibatkan
perdarahan jika dibandingkan dengan tukak lambung dan duodenum.

Kelainan di lambung

a.       Gastritis erosive hemoragika


            Sebagai penyebab terbanyak dari gastritis erosive hemoragika ialah
obat-obatan yang dapat menimbulkan iritasi pada mukosa lambung ialah obat-
obatan yang dapat menimbulakan iritasi pada mukosa lambung atau obat yang
dapat merangsang timbulnya tukak. Misalnya beberapa jam setelah minum
aspirin, obat bintang tujuh dan lain-lain. Obat-obatan seperti itu termasuk
golongan salisilat yang menyebabakan iritasi dan dapat menimbulkan tukak
multiple yang akut dan dapat disebut golongan obat ulserogenic drugs.
Beberapa obat lain yang juga dapat menyebabkan hematemesis ialah; golongan
kortikosteroid, butazolidin, reserpin, alcohol dan lain-lain. Golongan obat ini
dapat mengakibatkan hiperaseditas.
           
Berdasarkan anamnesa dari penderita sebagai penyebab dari gastritis
erosive hemoragika antara lain; setelah pasien meminum obat aspirin, naspro,
cap bintang tujuh dll. Sifat hematemesis tidak massif dan timbulnya setelah
berulang kali minum obat-obatan tersebut yang disertai dengan rasa nyeri, pedih
diulu hati.

4
b.      Tukak lambung
            Tukak lambung lebih sering menimbulkan perdarahan terutama yang
terletak di angulus dan prepilorus dibandingkan dengan tukak duedeni dengan
perbandingan 23,7%:19,1%.
Tukak lambung yang besifat akut biasanya dangkal dan multiple yang dapat
digolngkan sebagai erosi. Umumnya tukak ini disebabkan oleh obat-obatan,
sehingga timbul gastritis erosive hemoregika.
            Pedarahan dapat juga terjadi pada penderita yang pernah mengalami
gastrektomi, yaitu adanya tukak di daerah anastomose. Tukak seperti ini
dinamakan tukak marginalis atau tukak stomal.

c.       Karsinoma lambung
            Insidensi karsinoma lambung di Indonesia sangat jarang, yang umunya
datang berobat sudah dalam fase lanjut dan sering mengeluh rasa pedih, nyeri
diulu hati, serta merasa lekas kenyang, badan menjadi lemah. Jarang sekali
mengalami hematemesis, tetapi sering mengeluh buang air besar hitam pekat
(melena).

Kelainan di duodenum

a.       Tukak duedeni
            Tukak duedeni yang menyebabkan perdarahan secara panendoskopi
terletak di bulbus, ditemukan 6 kasus. Empat kasus diantaranya dengan keluhan
utama hematemesis dan melena, sedangkan dua kasus lainnya mengeluh melena
saja. Sebelum timbul perdarahan, semua kasus mengeluh merasa nyeri dan
perih di perut bagian atas agak ke kanan. Keluhan ini juga dirasakan waktu
tengah malam sedang tidur pulas, sehingga terbangun. Untuk mengurangi rasa
nyeri dan pedih, penderita makan roti mari atau minum susu.

b.      Karsinoma Papila Vaterii


            Karsinoma papilla vaterii merupakan penyebab dari karsinoma di
ampula, menyebabkan penyumbatan saluran empedu dan saluran pancreas yang
pada umumnya sudah dalam fase lanjut. Gejala yang ditimbulkan selain
kolestatik ekstrahepatal, juga dapat menyebabkan timbulnya perdarahan.
Perdarahan yang terjadi lebih bersifat perdarahan tersembunyi (occult bleeding),
sangat jarang timbul hematemesis.

Penyebab Terjadinya Anemia Akut

Etiologi atau Penyebab Anemia


1. Kurang gizi/malnutrisi
2. Kurang zat besi dalam zat makanan
3. Malabsorpsi kondisi tubuh tidak dapat menyerap nutrisi dari

5
makanan
4. Kehilangan darah yang banyak: persalinan yang lalu,haid
5. Penyakit kronik seperti TBC,cacing usus,malaria dll.

Gejala atau tanda-tanda Anemia


1. Perubahan warna kulit. Meskipun memiliki warna kulit yang
cenderung gelap, gejala anemia masih mudah untuk dikenali dengan
melihat perubahan warna kulit wajah atau bibir kulit yang terlihat pucat
seperti orang yang sedang sakit meski tubuh dalam keadaan sehat.
2. Seseorang yang cenderung memiliki anemia, cenderung lebih sering
mengalami rasa lelah dan memiliki perasaan yang sensitif (mudah
tersinggung)
3. Terkadang beberapa diantaranya ada yang mengalami sakit kepala
hingga kehilangan nafsu makan.
4. Terkadang suka sembelit yang terjadi dalam waktu yang cukup lama
atau terus menerus hingga kehilangan banyak cairan tubuh, hal ini juga
yang menjadi gejala dari sembelit.
5. Sulit berkonsentrasi merupakan salah satu gejala anemia yang cukup
mengganggu. Kesulitan dalam berkonsentrasi dapat memengaruhi
kinerja dan pekerjaan.
6. Penurunan nafsu makan, namun terkadang tiba-tiba memiliki nafsu
makan yang berlebihan hingga menimbulkan suatu gangguan dalam
sistem metabolisme tubuh.
7. Anemia juga dapat mempengaruhi psikologis seperti suasana hati dan
emosi yang mudah mengalami stres atau depresi, karna anemia dapat
memberi pengaruh yang cukup kuat terhadap emosi dan mood.
8. Mengalami sesak nafas. Hal ini disebabkan oleh jumlah sel darah
merah yang
9. berkurang. Sel darah merah merupakan bagian yang sangat penting bagi
sistem pernafasan. Sesak nafas umumnya dialami pada mereka yang
menderita anemia sedang hingga berat.
10. Beberapa diantaranya ada yang mengalami kedinginan pada salah satu
anggota tubuh yang sering dirasakan yang disebabkan oleh aliran darah
yang tidak lancer akibat anemia. Bagian tubuh yang sering mengalami
kedinginan yaitu telapak tangan dan kaki.

6
2.3 STUDI KASUS

DIAGNOSIS

Anamnesis
1. Idinetitas Pasien :

Nama, Umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, perkawinan, alamat,


agama, suku.

2. Keluhan Utama

Hematemesis dan DM tipe 2

3. Keluhan Akhir

Pendarah SCBA (Hematemesis) dan Anemia Akut

TERAPI

NO NAMA OBAT FUNGSI


1 NaCl Infusan Merupakan cairan kristaloid yang
sering ditemui. Cairan ini mengandung
natrium dan Clorida. Cairan infus ini
digunakan untuk menggantikan cairan
tubuh yang hilang, mengoreksi ketidak
seimbangan elektrolit, dan menjaga tubuh
agar tetap terhidrasi dengan baik.

2 Ondancentron Ondancentron adalah sebuah serotonin 5-


HT receptor antagonist yang digunakan
untuk mencegah mual dan muntah pada
pasien yang disebabkan oleh Kemoterapi,
terapi radiasi dan Pembedahan.

3 Ringer Laktat Digunakan pada pasien untuk


mengantikan kembali cairan tubuh pada
pasien setelah kehilangan banyak darah.

4 Asam Tranexsamat Digunakan Pada Pasien untuk


menghentikan darah pasien/ membekukan

7
darah pasien pada saat operasi atau
pascaoperasi.

5 Ranitidine Injeksi Ranitidine digunakan untuk mengobati


Pendarahan SCBA dan utuk mencegah
kerusakan lambung akibat penggunaan
obat anti inflamasi Non Steroid.

6 Ceftriaxone Digunakan untuk mencegah terjadi infeksi


pada pasien yang sedang menjalani
Operasi.

PROGNOSIS

Pada umumnya penderita dengan pendarahan Saluran Cerna Bagian atas


yang disebabkan pecahnya varises esophagus mempunyai faal hati yang
buruk/terganggu sehinggan pendarahan baik besar maupun kecil mengakibatkan
kegagalan hati yang berat. Banyak factor yang mempengaruhi prognosis
penderita seperti factor umur, kadar Hb, tekanan darah selama perawatan, dan
lain-lain. Hasil penelitian Hernomo menunjukan bahwa angka kematian dengan
pendarahan SCBA dipengaruhi oleh factor Hb waktu dirawat, terjadi/tidaknya
pendarahan ulang, keadaan hati, seperti Ikterus, ensefalopati dan golongan
menurut criteria Child, Mengingat angka kematian dan sukarnya dalam
menanggulangi pendarahan SCBA maka perlu dipertimbangkan tindakan yang
bersifat preventif terutama untuk mencegah terjadinya sirosis Hati.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) merupakan salah satu


kegawat daruratan yang banyak ditemukan di rumah sakit seluruh dunia.
Perdarahan saluran cerna bagian atas merupakan salah satu indikasi perawatan
di rumah sakit dan banyak menimbulkan kematian bila tidak ditangani dengan
baik. Karena itulah diperlukan penatalaksanaan yang baik dan sistematis agar
perdarahan SCBA tersebut tidak menimbulkan komplikasi yang berat sampai
kematian. Penatalaksanaan perdarahan SCBA ini sangat tergantung dari
penyebab perdarahan dan fasilitas yang ada di rumah sakit.
Berdasarkan obat yang dipakai untuk pasien sudah sesuai dengan
penyakit yang di derita oleh pasien.

3.2 SARAN

Saran yang membangun sangat kami perlukan dari para pembaca demi
kelancaran dan perbaikan dalam pembuatan makalah yang berikutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Aliska,Gestina(2015).Perdarahan Saluran Makan Bagian Atas.


Tersedia:http://www.kedokteran.id.Html [3 September 2016].
Fadila,Milani.2015.Hematemesis Melena dikarenakan Gastritis Erosif dengan
Anemia dan Riwayat Gout Atritis.Lampung:Fakultas Kedokteran
Unila.Vol.2,No.2:109.
Djumhana , H Ali.2012. Perdarahan Akut Saluran Cerna Bagian Atas.
Bandung: Bagian Ilmu Penyakit dalam.
Herdman,Kamitsuru.2015.Diagnosa keperawatan defenisi dan klasifikasi.Edisi
10
Jakarta : EGC
Adi P.2006.Pengelolaan Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas.Jilid l edisi
IV.Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

10

Anda mungkin juga menyukai