DISUSUN OLEH:
FLORENCIA YUNAIKE S
2020.04.04.001
2.1.2 Etiologi
Penyebab tidak diketahui dengan pasti namun umumnya diketahui kekurangan
insulin adalah penyebab utama dan faktor hereditor yang memegang peranan penting,
yang akibat pengangkatan pancreas, pengrusakan secara kimiawi sel beta.
Faktor predisposisi herediter, obesitas. Faktor imunologi yaitu pada penderita
hiperglikemi khususnya diabetes mellitus terdapat bukti adanya suatu respon
autoimun. Respon ini merupakan respon abnormaldimana antibody terarah pada
jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap
sebagai jaringanasing.
2.1.3 Patofisiologi
Syndrome hiperglikemi meenggambarkan kekurangan hormone insulin dan
kelebihan hormone glucagon. Penurunan insulin menyebabkan hambatan pergerakan
glukosa dalam sel, sehingga terjadi akumulasi glukosa di plasma. Pengingkatan
hormon glucagon menyebabkan glycogenolisis yang dapat meningkatkan kadar
glukosa plasma. Pengingkatan kadar glukosa mengakibatkan hiperosmoral. Kondisi
hipersrosmoral serum akan menarik cairan intraseluler bila pasien tidak merasakan
sensasi haus akan menyebabkan kekuarangan cairan.
Tingginya kadar glukosa serum akan keluarkan melalui ginjal sehingga timbul
glycosuria yang dapat mengakibatkan dieresis osmotic secara berlebihan (poliuria).
Dampak dari poliuria akan menyebabkan kehilangan cairan berlebihan dan diikuti
hilangnya potassium, sodium dan phospat.
Akibat kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah menjadi glikogen
sehingga ,kadar glukosa darah meningkat dan terjadi hiperglikemi. Ginjal tidak akan
menahan hiperglikemi karena ambang batas untuk gula darah adalah 180mg%
sehingga apabila terjadi hiperglikemi maka ginjal tdak akan menyaring dan
mengasumsi sejumlah glukosa dalam darah. Sehubungan dengan sifat gula yang
menyerap air maka semua kelebihan dikeluarkan bersama dengan urin yang disebut
glukosuria. Bersamaan keadaan glukosuria maka sejumlah air hilang dlam urin yang
di sebut poliuria. Poliuria mengakibatkan dehidrasi intraseluler. Hal ini akan
merangsang pusta haus sehingga pasien akan merasakan haus terus menerus.
Produksi insulin yang kurang aan menyebabkan menurunnya transport glukosa
ke sel-sel sehingga kekurangan makanan dan simpanan karbohidrat, lemak dan
protein menjadi menipis karena digunakan untuk melakukan pembakaran dalam
tubuh, makan klien akan merasa lapatr sehingga menyebabkan banyak makan.
Kegagalan tubuh mengembaliakn ke situasi homestatis akan mengakibatkan
hiperglikemi, hiperosmoral, dieresis osmotic berlebihan dan dehidrasi berat. Disfungs
system saraf pusat karena gangguan transport oksigen ke otak dan cenderung menjadi
koma hemokonsentrasi akan meningkatkan viskositas darah dimana dapat
mengakibatkan pembentukan bekuan darah, trombosemboli, infark serebral dan
jantung.
2.1.5 Pathway/WOC
Defisiensi insulin
Glukogenesis Hiperglikemia
Ghicosuria
Lemak Protein
Dehidrasi
Ketogenesis Nitrogen urin
Hemokonsentrasi
PH menurun Dehidrasi
Trombosit
Defisit Nutrisi Hypovolemia
Aterosklerosis
Makrovaskuler Mikrovaskuler
Gangguan Gagal
Resiko
integritas ginjal
Cedera
kulit
2.1.6 Komplikasi
Komplikasi dalam IMA World Health dibagi menjadi 2 kategori yaitu :
1. Komplikasi akut
a. Komplikasi metabolic
− Ketoasidosis diabetic
− Koma hiperglikemi
− Hipoglikemi
− Asidosis lactate
b. Infeksi berat
2. Komplikasi kronik
a. Komplikasi vaskuler
b. Komplikasi neuropati
c. Campuran vaskuler neuropati
d. Komplikasi pada kulit
2.1.8 Penatalaksaan
Tujuan utama terapi hiperglikemi adala mencoba menormalkan aktivitas insulin
dan kada glukosa darah dan upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta
neuropati. Ada 4 komponen dalam penatalaksanaan hiperglikemi yaitu :
1. Diet
a. Komposisi makanan
b. Jumlah kalori per hari
c. Penilaian status gizi
2. Latihan jasmani
3. Penyuluhan
4. Obat insulin
2.3.6 Evaluasi
Meliputi hasil pencapaian terhadap tujuan dan kriteria hasil yang telah dibuat,
apakah masalah teratasi atau tidak.