Anda di halaman 1dari 22

DENGAN DIAGNOSA MEDIS SKIZOFRENIA

HEBEFRENIK BERULANG DENGAN


MASALAH KEPERAWATAN HARGA DIRI
RENDAH DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH
SAKIT JIWA MENUR SURABAYA

Oleh kelompok 1 :
1. Alvin Indrianto. N
2. Hamida Eka Mardiana
3. Hendrika Lisnawati. W
4. Selvia Agustina
5. Tikky Dea Amalia
PROGAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WILLIAM BOOTH
S U RABAYA
2020
pendahuluan

• Skizofrenia didefinisikan sebagai penyakit neurologis


yang mempengaruhi persepsi klien, cara berfikir,
bahasa, emosi, dan perilaku sosialnya (Melinda
Herman,2008). Pada pasien yang menderita
skizofrenia cenderung mengevaluasi dirinya kearah
yang negatif dan mengindikasi pada harga diri yang
rendah. Harga diri rendah adalah kondisi seseorang
yang menilai keberadaan dirinya lebih rendah
dibandingkan orang lain yang berpikir tentang hal
negative diri sendiri sebagai individu yang gagal,
tidak mampu dan tidak berprestasi (Keliat, 2010).
Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah

IDENTITAS KLIEN
Initial : S (Perempuan) Tanggal Pengkajian : 14/9/2020
Umur : 26 tahun RM No. : 20xxxx Informan: klien dan keluarga klien
ALASAN MASUK :
Klien sering ketawa, mengamuk serta bicara sendiri. Klien mengatakan merasa malu
dengan dirinya Tak jarang pasien marah marah pada tetangga karena merasa mereka
menghina pasien.
A. FAKTOR PREDISPOSISI
pasien pernah dirawat di RSJ Menur 2 kali, dan pengobatan yang dijalani kurang berhasil
sehingga pasien harus kembali dan kontrol rutin di RSJ.
Masalah Keperawatan :
Distress masa lalu, Ketidakefektifan koping individu, Penatalaksanaan regimen terapeutik
inefektif
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan:
Px juga mengalami penolakan atau diejek-ejek oleh tetangganya karena harus ke RSJ untuk
kontrol tidak ada
Masalah Keperawatan : respond paksa trauma
Konsep diri
Gambaran diri : Pasien mengungkapkan bangga dan menyukai semua anggota
tubuhnya karena merupakan anugerah dari Tuhan dan tidak ada yang cacat pada
anggota tubuhnya

Identitas : Pasien mengatakan belum menikah dan px merasa belum terlalu penting
untuk memikirkan tentang pernikahan karena pasien masih ingin bekerja dan
mencari uang. Karena statusnya sebagai anak perempuan tunggal pasien
mengatakan belum merasa puas jika ia belum berhasil membuat orangtuanya
bahagia.

Peran : pasien mengatakan bahwa ia adalah anak tunggal dan sebagai anak tunggal
ia seharusnya bisa membahagiakan kedua orangtua bukan malah menyusahkan
seperti saat ini dengan harus masuk ke RSJ. Dalam kegiatan kemasyarakataan
pasien mengatakan tidak pernah mengikuti atau bergabung dalam kegiataan
kemasyarakatan dan ia lebih senang menyendiri, melamun dan hanya dirumah saja
Lanjutan…
• Ideal diri : Pasien mengatakan ingin cepat pulang dan
berkumpul bersama kedua orang tuanya, dan saat ia
sudah sembuh nanti pasien ingin segara mencari
pekerjaan yang kira-kira gajinya cukup banyak untuk bisa
ia berikan kepada ibunya.
• Harga diri : pasien mengatakan merasa malu dengan
dirinya sendiri karena pasien merasa belum mampu
menjadi anak yang baik karena belum bisa
membahagiakan ibunya. Pasien juga merasa bahwa
banyak tetangga-tetangganya yang menghina ia, karena
harus bolak-balik ke RSJ menur.
• Masalah Keperawatan : harga diri rendah kronis
Hubungan Sosial
Orang yang berarti : pasien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah ibunya.
Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : pasien mengatakan tidak pernah
mengikuti kegiataan kemasyarakatan dan lebih sering menyendiri, melamun dan hanya
dirumah saja. Terkadang pasien juga marah marah pada tetangga karena merasa mereka
menghina pasien.
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : pasien mengatakan tidak memiliki
teman di ruangan tersebut, karena dia merasa mereka semua itu orang gila dan dia tidakmau
bergaul dengan orang gila. Pasien lebih banyak menyendiri,

Masalah Keperawatan : Resiko tinggi perilaku kekerasan, Hambatan interaksi sosial

Spiritual
Nilai dan keyakinan :
Pasien beragama Islam, pasien tidak tahu kenapa dibawa ke RSJ, klien mengatakan
bahwa dirinya tidak gila, pasien sering azan dan tidak tentu waktunya.
Kegiatan ibadah : tidak tentu waktu sholat pasien

Masalah Keperawatan : Distress Spiritual


STATUS MENTAL
1. Penampilan : Pasien berpakaian rapi, rambut pendek
rapi dan bersih, kuku pendek dan bersih.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
2. Pembicaraan : pasien bicara dengan intonasi yang
tinggi dan mengatakan ingin pulang
Masalah Keperawatan : Gangguan komunikasi verbal
3. aktivitas motorik : (tegang) karena pasien lebih banyak
tiduran dan jarang untuk berinteraksi dengan orang lain,
dan berusaha untuk menghindar Ketika didekati
Masalah Keperawatan : intoleransi aktivitas
4. Alam Perasaan : pasien mengatakan sedih jika
mengingat ibunya. Px mengatakan ia
juga merasa putus asa karena tidak berhasil dalam
pekerjaannya dan sampai sekarang belum mendapatkan
pekerjaan lagi
Masalah Keperawatan : Resiko mencederi diri sendiri
dan Ansietas (cemas)
5.Lanjutan…
Afek : (Tumpul) Saat dikaji klien terlihat diam dan
pembicaraan berhenti sejenak seperti ada yang dipikirkan
wajah terus melihat kedepan dan diajak bicara serius dan
tertawa reaksinya sama.
Masalah Keperawatan : Kerusakan komunikasi
6. Interaksi selama wawancara : Saat dikaji kontak mata
kurang antara pasien dan perawat dan bicara seperti orang
yang sedang marah, bicara dengan intonasi yang tinggi atau
sedikit berteriak
Masalah Keperawatan : Kerusakaan interaksi sosial
7. Persepsi : Saat dikaji pasien mengatakan tidak pernah
mendengar bisikan yang aneh-aneh
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
8. Proses pikir
Saat ditanya pasien menjawab sesuai dengan pertanyaan
Lanjutan….
Saat dikaji tidak ditemukan adanya perubahan isi pikir dan
waham
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
10. Tingkat kesadaran
Saat dikaji klien tahu perbedaan waktu, tempat dan orang
lain tetapi dia merasa bingung kenapa dia sampai dibawa ke
RSJ, padahal ia merasa ia tidak gila
Masalah Keperawatan : perubahan proses pikir
11. Memori
saat di tanya tentang masa SMA dan teman dekatnya
sewaktu SMA, px mengatakan ia sudah lupa karena sudah
lama sekali
Masalah Keperawatan : perubahan proses pikir
12. Daya tilik diri
Saat dikaji pasien mengatakan bahwa dia tidak sedang sakit
ataupun gila dan dia ingin cepat pulang.
Mekanisme koping
Adaptif Maladaptif
• Bicara dengan orang lain • Minum alkohol
• Mampu menyelesaikan • Reaksi lambat/berlebih
masalah • Bekerja berlebihan
• Teknik relaksasi
• Menghindar
• Aktifitas konstruktif
• Mencederai diri
• Olah raga
• Lainnya : bicara dengan intonasi
• Lainnya…………………… yang agak tinggi seperti orang marah
….

Masalah keperawatan : mekanisme koping


maladaptif
MASALAH PSIKOSOSIAL DAN
LINGKUNGAN
• Masalah dengan dukungan kelompok, • Masalah dengan perumahan, spesifik:
spesifik:
pasien tinggal bersama dirumah kedua
Saat dikaji pasien mengungkapkan tidak orangtuanya
mempunyai teman sejawat
• Masalah ekonomi, spesifik:
• Masalah berhubungan dengan Pasien mengatakan merasa malu karena belum
lingkungan, spesifik: bisa membantu perekenomian keluarganya

Pasien lebih suka menyendiri • Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik:

• Masalah dengan pendidikan, spesifik: Tiap kali berangkat kontrol keluarga harus
memaksa pasien terlebih dahulu
Pasien mengatakan lulusan SMA di
Ponorogo • Masalah lainnya, spesifik:

• Masalah dengan pekerjaan, spesifik: Selama sakit pasien mengungkapkan jarang


berinteraksi dengan lingkungan
pasien pernah bekerja di Sumatera namun
tidak berhasil karena gajinya terlalu
kecil, sehingga px memutuskan untuk Masalah Keperawatan :
pulang kembali ke Ponorogo - Isolasi sosial (menarik diri)
- Resiko tinggi perilaku kekerasan
- Harga diri rendah kronis
• PENGETAHUAN KURANG TENTANG
Klien tidak mengetahui tentang penyakit jiwa, faktor presipitasi, koping dan obat-
obatan.
Masalah Keperawatan : kurang pengetahuan
• Terapi medik :Risperidon 2 x 2mg, Alprazolam 2 x 1 tablet

 Kerusakan interaksi sosial


DAFTAR MASALAH  Perubahan proses pikir
KEPERAWATAN  Gangguan tidur
Distress masa lalu  Management terapi tidak
Harga diri rendah kronis efektif
Kerusakan interaksi sosial  Mekanisme koping maladaptif
Resiko Tinggi perilaku kekerasan  Menarik diri
Resiko tinggi mencederai diri  Respond pasca trauma
sendiri  Intoleransi aktivitas
Distress spiritual  Kurang pengetahuan tentang
Gangguan komunikasi verbal penyakit jiwa, faktor
Ketidak efektifan pelaksanaan presipitasi, koping dan obat-
rigamen terapeutik obatan.
Analisa data
DS:
• pasien mengatakan bahwa ia adalah anak tunggal
• pasien mengatakan bahwa dia merasa malu dengan dirinya sendiri karena
merasa belum mampu menjadi anaknya yang baik karena belum bisa
membahagikan ibunya.
DO:
• Pasien lebih banyak duduk sendiri
Masalah:
• Pasien jarang berkomunikasi
Gangguan konsep diri (harga diri
• Pasien lebih banyak bicara sendiri rendah)

• Pasien tidak mau berkumpul dengan orang lain


• Pasien kadang-kadang menghindar
RENCANA KEPERAWATAN JIWA
Nama Klien : Nn. S (26 Tahun)
Bangsal / Tempat: Flamboyan
• TUK 1 : Klien dapat membina • TUK 5 : Klien dapat
hubungan saling percaya melakukan kegiatan
dengan perawat.
sesuai rencana yang
• TUK 2 : Klien dapat dibuat
mengidentifikasi aspek positif
dan kemampuan yang dimiliki • TUK 6 : Klien dapat
• TUK 3 : Klien dapat menilai memanfaatkan sistem
kemampuan yang dimiliki pendukung yang ada
untuk dilaksanakan
• TUK 7 : Klien dapat
• TUK 4 : Klien dapat
merencanakan kegiatan sesuai memanfaatkan obat
dengan kemampuan yang dengan baik untuk
dimiliki kesembuhanya
Implementasi dan Evaluasi (pertemuan 1)
• TUK 1 : Evaluasi TUK 1
- Selamat mas perkenalkan nama saya S:
L,saya mahasiswa dari STIKES William -Selamat pagi mbak?
Booth Surabaya
-Nama saya S suka dipanggil S,saya dari
- Nama mbak? Dan senang dipanggil siapa? Ponorogo
asalnya dari mana?
-Ya -
- Mbak saya disini paktek selama 3 minggu
Biasa saja mbak,nggak ada masalah Cuma
bersama perawat lain dan disini saya akan
membantu perawat lainnya saya lagi kangen keluarga dan pengen cepat
pulang mbak saja
- Hari ini bagaimana perasaan mbak apa
-Ya mbak
mbak ingin cerita pada saya?
O: klien mau menjawab,klien mau
- Ya sudah kalau gitu mba.cukup sekian dulu
mengungkapkan perasaan,ada kontak mata
ya,besok kita sambung lagi,bagaimana
kalau kita besuk kita bicarakan hal yang A: TUK 1 berhasil
mbak suka kita bertemu di ruangan tamu
P: pertahankan TUK 1 dan lanjutkan TUK 2
saja ya jam 09.00,gimana mbak?
dan TUK 3
Pertemuan ke 2

TUK 2 pertemuan (2) • Jam 09.20 S :

- Selamat pagi mbak?gimana kabarnya hari S : “Pagi mbak, baik. Iya sus, saya masih ingat”
ini,masih ingat sayakan?
“Paling cuman ikut rehabilitasi buat kipas angin
dan bunga mbak”
- Mbak hari ini kita bincang-bincang tentang
kemampuan positif yang mbak bisa mbak (Pasien hanya diam)
lakukan?
“Banyak mbak”
- Sekarang saya mau tanya,selamadisini kegiatan
apa yang mbak kerjakan? O: Ada kontak mata

- Itukan kegiatan yang positif dan bagus mbak? • Klien mau menjawabn pertanyaan
Kan nanti kalau keluar dari sini bisa mbak • Klien belum menyebutkan hobi atau
lanjutkan dirumah? kegiatan positif yang bisa dilakukan secara
spesifik
- terus hobi mbak yang paling disukai apa saja ?
A: Tuk 2 berhasil sebagian
- “Ya sudah kalau begitu cukup sampai disini
dulu ya mbak nanti besok kita ketemu lagi jam P: lanjutkan TUK 2 poin 2.2dan 2.3
09.00an dikamarnya mbak ya?”
Pertemuan 3
• TUK 2 : (pertemuan ke-3) Jam 09.15 Jam 09.15 S:
- “ Hallo mbak selamat pagi,gimana “Pagi, baik. Iya habis sus “
kabarnya hari ini ? tadi makannya
habis ? “ iya sus” “saya suka
menggambar sama memasak
“ mbak jadi gini kemarinkan kita sudah kalau dirumah sus”
berbincang-bincang tentang apa yang
mbak lakukan selama di RSJ ya “ “ hehehe iya sus
“ kalau saya boleh tau hobi apa yang O : - Ada kontak mata
paling mbak sukai ?”
- Klien sudah mau menyebutkan
“ wah bagus sekali hobinnya mbak” hobinya secara spesifik yaitu
“Ya sudah kalau begitu cukup sampai menggambar dan memasak
disini dulu ya mbak nanti siang kita
ketemu lagi jam 13.00 an dikamarnya A : TUK 2
mbak ya?” P : lanjutkan TUK 3 berhasil
Lanjutan…
TUK 3 : ( Jam 13.10 WIB) (jam 13.35 WIB)
- “ hallo mbak , selamat siang “ S : “ iya sus, siang” “ iya sus, masih ingat

- “ masih ingatkan dengan
pembincaraan kita tadi pagi tentang “ menggambar ae sus, saya sudah lama
hobinya mbak ?”
tidak gambar-gambar
- “ oh oke mbak, kira-kira mana dari
dua hobinya mbak itu yang bisa kita O : - Ada kontak mata
kerjakan selama di rumah sakit ?”
- Pasien sudah mau memilih
• “ oke kalau begitu, nanti besok kita kegiatan/hobi yang bisa ia lakukan
mulai buat jadwal untuk mbak S selama di RSJ yaitu menggambar
menggambar ya”
• “Ya sudah kalau begitu cukup sampai A : TUK 3 berhasil
disini dulu ya mbak nanti siang kita
ketemu lagi jam 09.00an, di ruang TV P : lanjutkan TUK 4
ya mbak”
Pertemuan 4

TUK 4 : (09.00 WIB) S : (jam 09.20 WIB)


“Selamat pagi mbak, gimana perasaan
mbak, tadi makannya habis gak mbak?” “Baik-baik saja mbak, habis mbak”
“Pertemuan kali ini saya ajarkan mbak “Oke”
membuat rencana aktivitas mbak yang
dapat mbak kerjakan, bagaimana mbak “iya sus” (sambil senyum)
setuju?”
“Iya sus saya mau”
“Gini mbak, hobi mbak kan menggambar
ya?” “Insya Allah saya bisa sus”
“ nah, sekarang mari kita buat jadwal untuk O:- Pasien kooperatif, mau menjawab
mbak menggambarnya, gimana mbak ?” pertanyaan
“gimana kalau satu hari dua kali ya, pagi
dan sore ?”
- Ada kontak mata, klien mampu
“Bagus. Ya sudah kalau begitu” “ Saya rasa membuat jadwal kegiatan sesuai
cuku untuk hari ini, kita bincang-bincang dengan kemampuannya
lagi besok pagi jam 10.00an ya mbak,
sekalian saya mau tanya tentang A: TUK 4 berhasil
kegiataan yang sudah mbak lakukan” P: Lanjutkan TUK 5
Pertemuan ke 5

• TUK 5 (jam 10.00 WIB) • S : (jam 10.20 WIB

• “Selamat pagi mbak!” • “Iya sore sus”

• “Gini mbak tentang kegiatan yang • “Bisa mbak”


kita rencanakan kemarin apa • “ hehehe iya sus “
mbak bisa untuk melakukannya?”
• O:- Ada kontak mata
• Ya sudah bagus kalau begitu,
kalau capek jangan dipaksain lho • Pasien mau menjawab pertanyaan
mbak” • Pasien sudah mulai melakukan
kegiatan yang sudah direncanakan
• “Ya sudah kalau begitu besok kita Bersama
ketemu lagi ya mbak disini saja
jam 09.00an, gimana? Apa mbak • A : TUK 5 berhasil
bisa?”
• P: Lanjutkan TUK 6
Pertemuan 6

• TUK 6 jam 09.00 • S : (jam 09.15 WIB)


• - “Selamat pagi mbak? Gimana kabarnya • - “Pagi mbak, baik-baik saja, iya nyenyak
hari ini? Tidurnya nyenyak semalam mbak”
• Saya tidak tahu nama obatnya cuma saya
• “Gini mbak saya mau tanya biasanya mbak tahu warnanya saja, tepat waktu kok
minum obatnya tepat waktu gak? Dan apa mbak”
mbaknya tahu gak obat yang mbak minum
namanya apa?” • “Ya mbak”
• O:- Klien kooperatif
• “Bagus kalau gitu. Kalau obatnya habis
dan ada keluhan yang mbak rasakan • Ada kontak mata
langsung periksa atau control ya mbak.” • Klien mampu menyebutkan obat yang
diminum dan kegunaannya (dosis, cara
• “Untuk caranya minum mbak bisa baca di minum, jenis, waktu, frekuensi)
bungkusnya ngertikan mbak? Kalau masih
bingung mbak bisa tanya sama saya atau • A : TUK 7 berhasil
sama perawat yang lain, Oke!” • P : Px pulang sembuh social. Berikan
edukasi px pulang
TETAP SEMANGAT
SEMOGA SUKSES 

Anda mungkin juga menyukai