TINJAUAN PUSTAKA
pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin dan dimulai sejak konsepsi sampai
persalinan. Kehamilan merupakan hal fisiologis yang dialami oleh setiap wanita dalam
12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester
Menurut Jannah (2012) perubahan dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil, yaitu :
1) Sistem Reproduksi
a) Uterus
Ukuran. Pembesaran rahim disebabkan karna hipertropi dan hiperplasi otot polos
desidua. Ukuran pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus sebelum hamil yaitu
Ukuran berat terus meningkat 20 kali dari semula, dari 60 gram menjadi 1000 gram.
Setelah ity, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat
Pada ibu hamil, Rahim biasanya mobile, lebih mengisi rongga abdomen kanan atau
kiri.
c) Vaskularasi
Arteri uterine ovarika bertambah dalam diameter, panjang, dan anak-anak cabangnya,
d) Serviks uteri
Bertambah vaskularisanya dan menjadi lunak, kondisi ini yang disebut goodell.
Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan muscus. Oleh karena
penambahan dan pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livid dan ini disebut
Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya
karena pengaruh estrogen, terjadi hipervaskularisasi pada vagina dan vulva sehingga
pada bagian tersebut terigat lebih merah atau kebiruan, kondisi ini disebut tanda
chadwick.
g) Payudara
glandular dari payudara membesar dan puting menjadi lebih efektif walaupun
perubahan payudara dalam bentuk yang membesar terjadi pada waktu menjelang
perkembangan ini. Prolaktin merangsang produksi kolustrum dan air susu ibu.
h) Sistem musculoskeletal
uterus menyebabkan perubahan yang drastis pada kurva tulang belakang yang biasanya
menjadi salah satu ciri pada seorang ibu hamil. Perubahan-perubahan tersebut dapat
i) Sistem kardiovaskuler
Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya atau biasa
disebut sebagai curah janutng (cardiac output) meningkat samapai 30-50%. Peningkatan
ini mulai terjadi oada usia kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada usia
kehamilan 16-28 minggu. Oleh karena curah jantung yang meningkat, maka denyut
jantung pada saat istirahat juga meningkat (dalam keadaan normal 70 kali/menit
pembesaran Rahim menekan vena yang membawa darah dari tungkai ke jantung.
Selama persalinan, curah janutng meningkat sebesar 30%, setelah persalinan curah
jantung menurun sampai 15-25% di atas batas kehamilan, lalu secara perlaha kembali
ke batas kehamilan.
perubahan dalam aliran darah ke Rahim. Janin terus tubuh, menyebabkan darah lebih
banyak dikirim ke Rahim ibu. Pada akhir usia kehamilan, Rahim menerima seperlima
j) Sistem integument
kehamilan. Pada trimester pertama perubahan sistem integumen yang dirasakan ibu
hamil yaitu kemerahan ditelapak tangan dan linea alba/nigra. Sedangkan pada trimester
kedua dan ketiga perubahan sistem integumen yang dirasakan adalah cloasma dan
k) Sistem gastrointestinal
Rahim yang semangkin membesar akan menekan rektum dan usus bagian bawah,
sehingga terjadi sembelit atau konstipasi. Sembelit semankin berat karena gerakan otot
didalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesterone. Wanita hamil sering
mengalami rasa panas didada (heartburn) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi
karena makanan lebih lama berada didalam lambung dan karena relaksasi spinter
kekerongkongan.
l) Sistem urinaria
Pada trimester kedua aliran darah ginjal meningkat dan tetap terjadi hingga usia
penyebab peningkatan klirens kreatinin, urea, dan asam urat yang sangat direabsobsi
m) Sistem pernapasan
Pada 32 minggu ke atas karena usus-usus tertekan uterus yang membesar ke arah
n) Sistem darah
Volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah lebih banyak dari
puncaknya pada umur kehamilan 32 minggu. Serum darah (voulem darah) bertambah
sebesar 25% sampai 30% sedangkan sel darah bertambah sekitar 20% (Sarwono, 2018)
o) Perubahan metabolic
Sebagian besar penambahan barat badan selama kehamilan berasal dari ueterus dan
p) IMT
Cara menghitung IMT adalah berat badan dibagi tinggi badan pangakat dua.
Tabel 2.2
Massa Tubuh
Pada ibu hamil kenaikan berat badan sebanyak 10-12 kg. pada trimester 1 kenaikan
hanya kurang dari 1 kg, pada trimester 2 kenaikan kurang lebih 3-4 kg, sedangkan pada
Tabel 2.3
Penambahan Berat Badan Selama Kehamilan
No Jaringan dan 10 mgg 20 mgg 30 mgg 40 mgg
cairan
1 Janin 5 300 1500 3400
2 Plasenta 20 170 430 650
3 Cairan amnion 30 350 750 800
4 Uterus 140 320 600 970
5 Mamae 45 180 360 405
6 Darah 100 600 1300 1450
7 Cairan 0 30 80 1480
Ekstraseluler
8 Lemak 310 2050 3480 3345
Total 650 4000 8500 12500
2.1.3 Perubahan psikologis dalam kehamilan trimester III (Periode Penantian dengan
penuh kewaspadaan)
Menurut Sulistyawati pada tahun 2013 perubahan psikologis yang dialami oleh ibu hamil
yakni :
a. Rasa tidak nyaman yang merasa dirinya jelek, aneh dan tidak menarik
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir
akan keselamatanya.
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
h. Libido menurun
Kebutuhan fisik ibu hamil Trimester III yaitu : Oksigen, Nutrisi, Kalori, Protein,
Kalsium, Zat Besi, Asam Folat, Air, Personal Hygine, Pakaian, Eliminasi, Seksual.
a) Dukungan keluarga
1) Ayah-ibu kandung maupun mertua sangat mendukung kehamilan.
2) Pasif dengan memberi kesempatan pada mereka yang mengalami masalah untuk
berkonsultasi.
3) Tenaga kesehatan mampu mengenali keadaan yang ada disekitar ibu hamil.
mempererat hubungan antara ayah anak dan suami istri. Dukungan yang diperoleh
oleh ibu hamil akan membuatnya lebih tenang dan nyaman dalam kehamilannya.
Kehamilan dan peran sebagai orang tua dapat dianggap sebagai masa transisi atau
peralihan.Terlihat adanya peralihan yang sangat besar akibat kelahiran dan peran
baru, serta ketidak pastian yang terjadi sampai peran yang baru ini dapat disatukan
Menurut Indriyani pada tahun 2011, rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul
kemabali pada trimester ini. Ibu merasa sedih karena akan berpisah dari bayi dan
kehilangan khusus yang diterima selama hamil. Pada periode ini petugas kesehatan dapat
kelahiran bayi.
2.1.6 Keluhan Yang sering Muncul Dalam Kehamilan Trimester III dan cara
mengatasinya
a) Sakit punggung
dan pengaruh hormon relaksin terhadap ligamen menyebabkan sakit punggung pada
ibu hamil. (Fraser, 2009). Selama kehamilan ligamen ikat atau penyambung antar
dua tulang belakang menjadi lebih lunak dan elastis untuk mempersiapkan kelahiran.
Hal ini dapat menyebabkan regangan pada punggung bawah dan panggul, sehingga
b) Sesak nafas
menyebabkan peningkatan kerja pernapasan. Keluhan sesak nafas juga dapat terjadi
karena adanya perubahan pada volume paru yang terjadi akibat perubahan anatomi
toraks selama kehamilan. Penanganan sesak nafas pada usia kehamilan lanjut ini
aktivitas yang berat dan berlebihan, disamping itu ibu hamil perlu memperhatikan
posisi pada saat duduk dan berbaring. Disarankan agar ibu hamil mengatur posisi
duduk dengan punggung tegak, jika perlu disangga dengan bantal pada bagian
(Irianti, 2014).
Menurut Sulistyawati (2011) nyeri perut bagian bawah/panggul merupakan hal yang
wajar terjadi pada kehamilan trimester tiga, hal ini disebabkan karena meningkatnya
Oedema adalah penumpukan atau retensi cairan pada luar sel akibat dari
kehamilan di atas 34 minggu. Hal ini dikarenakan tekanan uterus yang terus
dan tarikan gravitasi menyebabkan retensi cairan semakin membesar (Irianti, dkk,
2013).
e) Sering BAK
Sering BAK merupakan hal fisiologis yang di alami ibu hamil trimester III
disebabkan oleh masuknya bagian terendah janin ke rongga panggul sehingga rahim
Sering buang air kecil yang dialami oleh ibu hamil di trimester III disebabkan
karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung kemih
(Walyani, 2015).
Solusi keluhan ini adalah jangan pernah menahan keinginan untuk buang air
kecil, Meskipun mengalami sering buang air kecil, namun porsi minum tidak boleh
dikurangi. Sering buang air kecil bisa membuat kondisi daerah alat kelamin lembab.
Oleh karena itu, harus menjaga alat kelamin dengan sebaik-baiknya agar tetap bersih
f) Keputihan
operculum. Asuhan yang diberikan yaitu tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap
hari, memakai pakaian dalam yang terbuat dari katun agar menyerap cairan, hindari
1) Pengertian
kesehatan umum ibu. Mencegah secara dini penyakit yang menyertai kehamilan,
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelu hamil dihitung
dari TM I sampai TM III yang berkisar anatara 9-13,9 kg dan kenaikan berat
badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai
TM II. Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor
panggul.
Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90 mmHg, bila melebihi 140/90
bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan
gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang normal harus sama dengan UK dalam
Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah mencegah defisiensi
zat besi pada ibu hamil, bukan menaikan kadar hemoglobin. Ibu hamil dianjurkan
meminum tablet zat besi yang berisi 60 mg/hari dan 500 µg (FeSO4 325 mg).
tidak minum bersama teh atau kopi karena akan menganggu penyerapan.
Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera di berikan pada saat seorang wanita
hamil melakukan kunjungan yang pertama dan dilakukan pada minggu ke-4.
f) Pemeriksaan Hb (T6)
minggu ke 28. bila kadar Hb < 11 gr% Bumil dinyatakan Anemia, maka harus
diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg As. Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau
lebih.
Pemeriksaan dilakukan pada saat ibu hamil datang pertama kali dan diambil
spesimen darah vena kurang lebih 2 cc. Apabila hasil test positif maka dilakukan
Untuk ibu hamil dengan riwayat Diabetes Melitus, bila hasil positif maka
Perawatan payudara untuk ibu hamil, dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi
Senam hamil membuat otot ibu hamil rileks dan tenang, rasa rileks dan tenang
itu bisa mempengaruhi kondisi psikis ibu hamil. Rasa gugup dan nerves saat akan
mengalami masa persalinan bisa menimbulkan kerugian bagi ibu hamil itu sendiri.
Saat seseorang gugup, ibu hamil akan mengalami penurunan Hb. Hb sangat penting
untuk ibu hamil yang akan melahirkan, sebab saat melahirkan ibu hamil bisa
Diberikan kepada ibu hamil pendatang dari daerah malaria juga kepada bumil
dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan hasil apusan darah
yang positif.
Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. Memberikan saran yang tepat
kepada ibu hamil, suami serta keluarganya tentang tanda-tanda resiko kehamilan.
a) Anamnesis
Metode kalender adalah metode yang sering kali digunakan oleh tenaga kesehatan
dihitung dari tanggal pertama haid terakhir ditambah 7 (tujuh), bulan ditambah 9
(sembilan) atau dikurang 3 (tiga), tahun ditambah 1 (satu) atau 0 (nol) (Kusmiyati,
2009).
Untuk mengetahui besarnya rahim dan dengan ini menentukan tuanya kehamilan,
menentukan letak janin dalam rahim. Sebelum usia kehamilan 12 minggu, fundus uteri
belum dapat diraba dari luar. Normalnya tinggi fundus uteri pada usia kehamilan 12
Tabel 2.4
Usia Tinggi
Kehamilan Fundus
Dalam CM Menggunakan Petunjuk-
petunjuk Badan
12 Minggu - Teraba diatas simpisis pubis
16 Minggu - Di tengah, antara pubis dan
umbilikus
20 Minggu 20 Cm (±2 cm) Pada Umbilikus
22-27 Minggu Usia Kehamilan -
dalam minggu = (±2
cm)
28 Minggu 28 Minggu (±2 cm) Ditengah, antara umbilikus
dan prosesus simfoideus
29-35 Minggu Usia Kehamilan -
dalam minggu = (±2
cm)
36 Minggu 36 cm (±2 cm) Pada prosesus simfoideus
40 Minggu 38 cm (±2 cm) 3 jari dibawah prosesus
simfoideus melebar
Sumber : (Manuaba, 2009)
Tabel 2.5
Umur Kehamilan Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri
Tinggi Fundus Uteri Umur Kehamilan
2 jari atas simfisis 12 minggu
½ simfisis-pusat 16 minggu
3 jari bawah pusat 20 minggu
Sepusat 24 minggu
3 jari atas pusat 28 minggu
½ pusat-prosesus xifoideus 32 minggu
3 jari bawah prosesus xifoideus 36 minggu
Pertengahan prosesus xifoideus pusat 40 minggu
Sumber : (Manuaba, 2012)
Tabel 2.6
Tafsiran Berat Janin Sesuai Usia Kehamilan
Usia Kehamilan Berat Janin (g)
30 minggu 1319 gram
31 minggu 1502 gram
32 minggu 1702 gram
33 minggu 1918 gram
34 minggu 2146 gram
35 minggu 2383 gram
36 minggu 2622 gram
37 minggu 2859 gram
38 minggu 3083 gram
39 minggu 3288 gram
40 minggu 3462 gram
41 minggu 3597 gram
42 minggu 3685 gram
Sumber : (Benson, 2009)
(b) Mengukur denyut nadi ibu dalam keadaan normal 60-100 kali per menit.
(c) Mengukur pernafasan normal ibu hamil adalah 16-20 kali permenit.
(d) Mengukur tekanan darah normal 90/60 mmHg samoai 140/90 mmHg (Depkes RI,
2009)
Angka normal lingkar lengan atas ibu yang sehat yaitu 23,5-36 cm (Kusmiyati,
(a) Mengetahui adanya resiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada wanita
usia subur.
(b) Menepis wanita yang mempunyai risiko melahirkan berat bayi lahir rendah.
Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 kg-16,5 kg. Berdasarkan
Indeks Massa Tubuh (IMT) berat badan ibu masih dalam batas normal dengan
Tabel 2.7
Peningkatan berat badan selama kehamilan
IMT (kg/m2) Total Kenaikan Selama
Berat Badan Yang Trimester
Disarankan 2 dan 3
Kurus 12,7–18,1 kg 0,5 kg/minggu
(IMT<18,5)
Normal 11,3-15,9 kg 0,4 kg/minggu
(IMT 18,5-22,9)
Overweight 6,8-11,3 kg 0,3 kg/minggu
(IMT 23-29,9)
Obesitas 4,3-6 kg 0,2 kg/minggu
(IMT>30)
Bayi kembar 15,9-20,4 kg 0,7 kg/minggu
Diukur pada saat pertama kali datang. Ibu hamil yang tinggi badannya
kurang dari 145 cm terutama pada kehamilan pertama, tergolong risiko tinggi
(1) Inspeksi
(j) Payudara
(k) Abdomen
(l) Vulva apakah ada udema, pengeluaran cairan dan apakah nyeri
(2) Palpasi
(a) Leopold I
- Menentukan tinggi fundus dan apa yang teraba dibagian bawah ibu
(b) Leopold II
- Menentukan apa yang teraba di bagian samping kiri dan samping kanan ibu
menghitung DJJ
digoyangkan
(d) Leopold IV
- Bisa juga menentukan bagian terbawah janin dan sudah seberapa jauh
(3) Auskultasi
janin lebih dekat dengan dinding perut ibu. DJJ normal 120-160 kali permenit
(Manuaba, 2010).
(4) Perkusi
- Reflek patella
(1) Hb
Hb normal ibu hamil adalah 11 gr%, apabila kurang berarti ibu menderita
(Saifuddin, 2010).
otomatis. Kadar gula darah sewaktu (GDS) yang normal yaitu ≤ 200 mg/dl
(Waspadji, 2009).
III yaitu : Perdarahan pervaginam, Sakit kepala yang hebat, Penglihatan kabur, Nyeri
perut hebat, Bengkak di wajah dan jari-jari tangan, Keluar cairan pervaginam, Gerakan
1) Pengertian
Deteksi dini kehamilan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menemukan ibu
hamil yang mempunyai faktor resiko dan komplikasi kebidanan. Deteksi dini
kehamilan adalah upaya dini yang dilakukan untuk mengatasi kejadian resiko tinggi
pada ibu hamil. Usia untuk hamil dan melahirkan adalah 20 sampai 35 tahun, lebih
atau kurang dari usia tersebut adalah berisiko (Depkes RI, 2010).
Kehamilan resiko tinggi adalah suatu keadaan dimana kehamilan itu dapat
berpengaruh buruk terhadap keadaan ibu atau sebaliknya, penyakit ibu dapat
Ibu hamil yang mempunyai resiko perlu mendapat pengawasan yang lebih
intensif dan perlu dibawa ketempat pelayanan kesehatan sehingga resikonya dapat
Faktor resiko pada ibu hamil adalah sebagai berikut (Depkes RI, 2010):
d) KEK dengan lingkar lengan atas < 23,5 cm atau penambahan berat badan < 9
f) Tinggi badan < 145 cm atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang belakang.
terganggu, mola hidatidosa, ketuban pecah dini, bayi dengan cacat kongenital.
Skrining yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yaitu skrining faktor
Untuk umur dan paritas pada semua ibu hamil sebagai skor awal. Kehamilan
b) Jumlah skor :
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
rahim ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia cukup bulan
yang cukup bulan disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput ketuban janin dari
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin.
(Saifuddin, 2008).
2.2.2 Sebab sebab mulainya persalinan
Menurut buku Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan Penerbit Salemba medika
1) Teori keregangan
b) Setelah melewati batas itu, maka akan terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat
dimulai
a) Proses penuaan plasenta terjadi pada usia kehamilan 28 minggu, dimana terjadi
buntu.
terhadap oksitosin
progesterone tertentu
4) Teori prostaglandin
a) Konsentrasi prostaglandin meningjat sejak umur kehamilan 15 minggu, yang
1) Kala I
Inpartu ditandai dengan keluarnya lender bercampur darah karena serviks mulai
membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar
Persalinan kala I dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif :
a) Fase laten, dimana pembukaan servikas berlangsung lambat dimulai sejak awal
menjadi 9 cm.
lengkap.
Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya
meningkat (kontraksi dianggap adekuat jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu
10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih) dan terjadi penurunan bagian
Pada primigravida, ostium uteri internum akan membuka lebih dulu, sehingga serviks
akan mendatar dan menipis, kemudian ostium internum sudah sedikit terbuka.
Ostium uteri internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran servikas terjadi
Tabel 2.9
Frekuensi Minimal Penilaian Dan Intervensi Dalam Persalinan Normal
2) Kala II
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir
dengan lahirnya bayi. Kala II pada primipara berlangsung selaa 2 jam dan pada multipara
1 jam.
Tabel 2.10
Lama persalinan
N Kala Primipara Multipara
o
1 Kala I 13 jam 7 jam
2 Kala II 1 jam ½ jam
3 Kala III ½ jam ¼ jam
Totall 14 ½ jam 7 ¾ jam
3) Kala III
Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta
dan selaput ketuban. Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uterus agak
diatas pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan
plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6-15 menit setelah bayi lahir dan
keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai
Tanda lepasnya plasenta, menurut WHO dalam buku Acuan Persalinan Normal (2008) :
a) Perubahan bentuk dan tinggi fundus, setelah bayi lahir uterus berkontraksi dan
plasenta terdorong kebawah, uterus berbentuksegitiga atau seperti buah pear atau
alpukat atau fundus berada diatas pusat (sering kali mengarah ke sisi kanan).
b) Tali pusat memanjang, tali pusat terlihat menjulur keluar vulva (tanda Ahfeld).
c) Semburan darah mendadak dan singkat, darah yang terkumpul dibelakang plasenta
4) Kala IV
Menurut buku Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan salemba medika, Kala IV
dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah proses tersebut. Selama
kala IV bidan harus memantau ibu setiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada
a) Tingkat kesadaran
c) Kontraksi uterus.
Tanda dan gejala persalinan sudah dekat menurut Asrinah pada tahun 2010
a) Lightening
Pada minggu ke-36 pada pirimigravida terjadi penurunan tinggi fundus uteri karena
kepala janin sudah masuk pintu atas panngul yang disebabkan oleh kontraksi braxton
hicks, ketegangan perut otot, ketegangan ligamentum rotundum, gaya berat janin
kepala kebawah.
semakin berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi, yang lebih sering
c) Perubahan serviks
Perubahan serviks diduga terjadi akibat peningkatan intensitas kontraksi braxton hicks.
d) Kontraksi
Kontraksi pada persalinan palsu sebenarnya timbul akibat kontraksi braxton hicks
yang tidak nyeri, yang telah terjadi sejak sekitar enam minggu kehamilan.
e) Bloody show
Yaitu plak lendir disekresi serviks sebagai hasil poliferasi kelenjar lendir serviks pada
awal kehamilan. Plak lendir inilah yang dimaksud sebagai bloody show. Bloody show
paling sering terlihat sebagai rabas lendir bercampur darah yang lengket dan harus
f) Lonjakan energi
Banyak wanita mengalami lonjakan energi kurang lebih 24 sampai 48 jam sebelum
mulainya persalinan. Setelah beberapa hari dan minggu merasa letih secara fisik dan
lelah karena hamil, mereka terjaga pada suatu hari dan menemukan diri mereka
bertenaga penuh.
Tanda-tanda Inpartu menurut Asrinah (2010) dapat diketahui dengan:
His persalinan mempunyai sifat, rasa sakit berasal dari pinggang, yang menjalar
kedepan, sifatnya teratur, intervalnya makin pendek dan kekuatannya makin besar,
pendataran dan pembukaan. Lendir yang terdapat pada kanalis servikal lepas, kapiler
c) Pengeluaran cairan
Keluar banyak cairan dari jalan lahir yang terjadi akibat pecahnya ketuban atau
selaput ketuban robek. Sebagian besar ketuban pecah menjelang pembukaan lengkap.
Menurut buku Asuhan Kebidanan pada masa Persalinan penerbit salemba medika
1) Power (tenaga/kekuatan)
Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah HIS, kontraksi otot-otot
perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligament. Kekuatan primer yang diperlukan
dalam persalinan adalah HIS, sedangkan sebagai kekuatan sekundernya adalah tenaga
meneran ibu.
Hal-hal yang harus diobservasi pada his persalinan adalah sebagai berikut :
a) Frekuensi adalah jumlah His dalam waktu tertentu, biasanya per 10 menit
c) Durasi His adalah lamanya setiap His berlangsung diukur dengam detik, misalnya
selama 40 detik.
jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul, dasar panggul,
serviks dan vagina. Agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada
Janin dan plasenta (Passenger) keadaan janin meliputi letak janin dan presentasi.
Presentasi digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada di bagian bawah rahim
yang dijumpai pada palpasi atau pada pemeriksaan dalam (Manuaba, 2008).
4) Psikis (Psikologis)
Psikis ibu dalam persalinan akan sangat mempengaruhi daya kerja otot-otot yang
dibutuhkan dalam persalinan. Baik itu yang otonom maupun yang sadar. Jika seorang
ibu menghadapi persalinan dengan rasa tenang, maka persalinan akan terasa mudah
untuk ibu tersebut. Namun jika ia merasa tidak ingin ada kehamilan dan persalinan,
5) Penolong
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang
mungkin terjadi pada ibu dan janin, dalam hal ini tergantung dari kemampuan dan
1) Kala I
a) Tekanan darah
Tekanan darah meningkat selama terjadinya kontraksi (sistol rata-rata naik 10-20
mmHg, diastole naik 5-10mmHg). Antara kontraksi, tekanan darah kembali seperti
saat sebelum persalinan. Rasa sakit, takut, dan cemas juaga akan meningkatkan
tekanan darah.
b) Metabolisme
angsur disebabkan karena kecemasan dan aktivitas otot skeletal, peningkatan ini
ditandai dengan adanya peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, curah jantung
c) Suhu tubuh
Oleh karena adanya peningkatan metabolisme, maka suhu tubuh sedikit meningkat
selama persalinan. Selama dan setelah persalinan akan terjadi peningkatan, jaga
d) Detak jantung
e) Pernapasan
Oleh karena terjadinya peningkatan metabolisme, maka terjadi sedikit peningkatan
laju pernapasab yang dianggap normal, hiperventilsi yang lama dianggap tidak
f) Ginjal
g) Gastrointestinal
lambung menjadi sangat lambat, cairan tidak berpengaruh dan meninggalkan perut
dalam waktu biasa. Mual dan muntah bias terjadi sampai ibu mencapai persalinan
kala 1.
h) Hematologi.
Hemoglobin meningkat sampai 1,2 gr/100 ml selama persalinan dan akan kembali
2) Kala II
Saat pembukaan sudah lengkap, anjurkan ibu untuk meneran sesuai dengan dorongan
alamiahnya dan beristirahat diantara dua kontraksi. Jika menginginkan, ibu dapat
mengubah posisinya, biarkan ibu mengeluarkan suara selama persalinan dan proses
kelahiran berlangsung.
3) Kala III
Pada kala II persalinan, otot uterus menyebabkan berkurangnya ukuran rongga uterus
secara tiba-tiba setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini
sedangkan ukuran plasenta tidak berubah. Oleh karena itu plasenta akan menekuk,
menebal, kemudian terlepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke
4) Kala IV
Selama 10-45 menit setelah kelahiran bayi, uterus berkontraksi menjadi ukuran sangat
kecil yang mengakibatkan pemisahan antara dinding uterus dan plasenta, dimana
beratnya menjadi kurang dari setengah berat setelah pasca bersalin dan dalam 4
minggu uterus sudah mengecil seperti sebelum hamil. Selama permulaan involusi
autolysis, yang menyebabkan keluarnya secret vagina yang dikenal sebagai lokia
(lochea), yang diawali dengan lokia rubra hingga serosa, terus berlangsung sampai
1) Kala I
Pada ibu primi bahkan multi terkadang bereaksi berlebihan terhadap persalinan awal
dengan terlalu banyak memberi perhatian pada kontraksi, menjadi tegang, cemas atau
perasaan aneh terhadap tubuh. Sebagian besar wanita mengalami perasaan tidak enak
atau gelisah atau ketidakmampuan untuk merasa nyaman dalam posisi apa pun dalam
waktu lama (Varney, 2008).
2) Kala II
Pada fase peralihan dari kala I ke kala II ditandai dengan sensasi yang kuat dan
kebingungan mengenai apa yang harus dilakukan. Untuk beberapa wanita desakan
mengejan merupakan salah satu aspek memuaskan sedangkan untuk yang lainnya
3) Kala III
Sesudah bayi lahir, akan ada masa tenang yang singkat kemudian rahim kembali
perhatian ibu tercurah seluruhnya pada bayi sehingga hampir tidak menyadari
4) Kala IV
Pada tahap ini ibu akan merasakan bahagia, lega, atau bahkan euforida dengan
bayi dan rasa terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu. Sebaliknya
bahwa dia tidak lagi dalam persalinan, keadaan tidak hamil dan sudah menjadi
Menurut (Hidayat, 2010). Lima benang merah yang terpenting dan saling terkait
informasi, membuat diagnose kerja, membuat rencana tindakan yang sesuai dengan
Asuhan sayang ibu dan bayi adalah asuhan dengan prinsip menghargai budaya,
kepercayaan, dan keinginan ibu. Salah satu prinsip asuhan sayang ibu adalah dengan
c. Pencegahan Infeksi
Tujuan PI adalah melindungi ibu, bayi, keluarga, penolong persalinan, dan tenaga
kesehatan lainnya sehingga mengurangi infeksi karena bakteri, jamur, dan virus. PI juga
d. Dokumentasi
Aspek penting dalam pencatatan yaitu sebagai tanggal dan waktu asuhan kebidanan,
identitas, penolong paraf pada semua catatan, informasi berkaitan harus ditulis tepat dan
jelas, serta sistem pencatatan pasien harus terpelihara dan siap sedia.
e. Rujukan
Menurut (JNPK, 2013), pemeriksaan fisik pada ibu bersalin dilakukan untuk menilai
kondisi kesehatan ibu dan bayinya serta tingkat kenyamanan fisik ibu bersalin.
tinggi fundus uteri, memantau kontraksi uterus, memantau denyut jantung janin,
2) Melakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui apakah ibu sudah dalam inpartu atau
belum. Menurut Nurasiah (2012), pemeriksaan dalam dilakukan atau indikasi ketuban
pecah sedang bagian bawah janin belum masih tinggi, menentukan kemajuan persalinan,
menentukan tindakan dan adanya kontraksi atau his yang adekuat dan teratur.
1) Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti suami, keluarga untuk
3) Membembing ibu untuk rileks sewaktu ada his dengan cara ibu diminta untuk
menarik nafas panjang, kemudian dilepaskan dengan meniup sewaktu ada his
4) Menjaga privasi ibu atara lain dengan menggunakan penurtup atau tirai dan tidak
6) Menjaga kebersihan diri dengan membolehkan ibu untuk mandi dan menganjurkan
ibu untuk membasuh kemaluan seusai buang air besar atau kecil
7) Masase dengan melakukan pijatan pada punggung dan mengusap perut dengan
lembut
dehidrasi.
4) Memantau DJJ setelah setiap kontraksi untuk memastikan janin tidak mengalami
bradikardi.
7) Menjaga kebersihan ibu, jika ada kotoran keluar dari rektum, bersihkan dengan
kain basah
8) Apabila kepala bayi sudah tampak 5-6 cm didepan vulva letakkan handuk bersih
diatas abdomen ibu dan lipat kain bersih 1/3 bagian untuk dibawah bokong ibu.
9) Setelah tampak kepala bayi 5-6 cm didepan vulva lindungi perenium dengan kain
bersih dan kering, dan satu tangan lainnya menahan kepala bayi untuk menahan
10) Periksa liltan tali pusat dan lakukan tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi
11) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal,
12) Dengan lembut gerakkan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan
muncul dibawah arkus pubis dan gerakkan kearah atas dan distal untuk
13) Setelah kedua bahu lahir, lakukan sanggah susur hingga lahirnya bayi
15) Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak adanya janin kedua
(WHO,2013)
1) Beritahu ibu bahwa penolong akan menyuntikkan oksitosin untuk membantu uterus
berkontraksi baik
2) Klem dan jepit tali pusat setelah 2 menit lahirnya bayi. Lalu ikat tali pusat atau jepit
4) Pindah kan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm didepan vulva
5) Setelah uterus berkontraksu, tegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan lain
minta ibu meneran sambil menarik tali pusat, dengan arah sejajar lantai dan
kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir dengan tetap melakukan tekanan
dorso-kranial.
7) Bila plasenta terlihat diintroitus vagina, lanjutkan kelahiran plasenta dengan
8) Segera plasenta dan selaput plasenta ketuban lahir, lakukan masase uterus selama
15 detik
10) Evaluasi adanya laserasi vagina dan perenium dan lakukan penjahitan bila laserasi
pervaginam
6) Mengajarkan ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus, dan menilai
kontraksi
8) Memeriksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan
baik
b. Perdarahan pervagina
g. Ikterus
h. Anemia berat
i.Tanda/gejala infeksi
l. Gawat janin
m. Primipara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala janin masih 5/5
o.Presentasi majemuk
p.Kehamilan gemeli
r. Syok
Jika didapatkan salah satu atau lebih penyulit segera rujuk ibu ke fasilitas kesehatan.
Menurut Asrinah (2010) kebutuhan dasar ibu dalam persalinan adalah sebagai
berikut:
Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan biasanya diliputi perasaan
takut, khawatir ataupun cemas, terutama pada ibu primigravida. Perasaan takut bisa
meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi tegang, dan ibu menjadi cepat lelah, yang akhir
Untuk itu dukungan fisik dan psikologis dari tenaga kesehatan dan keluarga
sangat dibutuhkan untuk kelancaran proses persalinan ibu. Ada lima kebutuhan dasar
bagi perempuan dalam persalinan menurut Lesser dan Keane yakni ; asuhan fisik dan
sakit, penerimaan atas sikap dan prilakunya, informasi dan kepastian hasil persalinan
yang aman.
makanan padat lebih lama dicerna di dalam lambung daripada makanan cair, sehingga
proses pencernaan berjalan lebih lambat selama persalinan. bila ada pemberian obat,
dapat juga merangsang terjadinya mual atau muntah, yang bisa mengakibatkan
c. Kebutuhan eliminasi
jumlah dan waktu berkemih juga harus dicatat. Bila pasien tidak mampu berkemih
sendiri, dapat dilakukan kateterisasi.Karena kandung kemih dan rektum yang penuh
dapat menghambat penurunan bagian terbawah janin. Selain itu juga akan
meningkatkan ketidaknyamanan.
Rasa nyeri persalinan disebabkan oleh kombinasi peregagan segmen bawah rahim
dan iskemia otot-otot rahim. Dengan peningkatan kontraksi yang kuat ini juga
membatasi pengaliran oksigen pada otot-otot rahim sehingga terjadi nyeri iskemik.
pengurangan rasa nyeri dengan cara menganjurkan ibu untuk merubah rubah posisi,
tetapi tidak dianjurkan untuk tidur terlentang, memberikan pijatan dan sentuhan,
distraksi, dan teknik deep relaxation yang dalam dapat mengurangi rasa nyeri.
(Asrinah, 2010).
e. Masase punggung
epidural yang dapat mengurangi nyeri dan stres, serta dapat memberikan kenyamanan
pada ibu bersalin. oleh karena itu diperlukan asuhan essensial pada ibu saat persalinan
untuk mengurangi nyeri dan stres akibat persalinan yang dapat meningkatkan asuhan
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan
informasi untuk membuat keputusan klinik. Tujuan utama dari penggunaan partograf
(Prawirohardjo, 2013).
secara normal.Dengan demikian juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap
Jika digunakan dengan tepat dan konsisten, patograf akan membantu penolong
persalinan untuk:
e. Menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat keputusan klinik yang sesuai
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-
kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan.
(Anggraini, 2010).
Masa Nifas (Peurperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama 6
Tahapan masa nifas yang terjadi menurut Saleha (2009) adalah sebagai berikut:
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam.Pada masa ini sering
terdapat banyak masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri.Oleh karena itu,
bidan denga teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lokia,
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada
perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan supan
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari
1) Uterus
dan selaput janin, beratnya sekitar 1000 gram dan TFU berada sekitar 2 jari di
bawah pusat. Hal ini disebabkan oleh banyaknya darah dalam dinding rahim
mengalir dalam pembuluh – pembuluh darah yang membesar. Sampai hari kedua,
uterus masih membesar dan setelah itu berangsur – angsur menjadi kecil. Pada
hari ketiga, TFU kira – kira 3 jari di bawah pusat. Hari kelima, pada pertengahan
antara pusat dam simpisis. Berat uterus menurun sekitar 500 gram pada akhir
minggu pertama postpartum dengan TFU kira – kira 2 atau 3 jari di tas simpisis.
Semua ini disebakan karena pemberian darah dalam dinding rahim jauh
melahirkan uterus belum juga masuk panggul, perlu dicurigai adanya subinvolusi
yang merupakan kegagalan uterus untuk kembali pada keadaan tidak hamil
(Maryunani, 2009).
Tabel 2.11
TFU dan Berat Uterus Menurut Masa Involusi
Berat
No Involusi TFU
Uerus
1 Bayi lahir Setingi pusat/2 jari bawah 1000 gr
pusat
2 1 minggu Pertengahan pusat simpisis 750 gr
3 2 minggu Tidak teraba diatas simpisis 500 gr
4 6 minggu Normal 50 gr
5 8 minggu Normal tapi sebelum hamil 30 gr
(Sumber: Saleha, 2013)
(b) Afterpains
Dalam minggu pertama sesudah bayi lahir ibu akan mengalami kram/mulas pada
abdomen yang berlangsung sebentar, mirip dengan kram pada periode menstruasi,
periode ini disebut dengan aftepains, yang ditimbulkan oleh karena kontraksi uterus
pada waktu mendorong gumpalan darah dan jaringan yang terkumpul di dalam uterus.
Kram demikian tidak berlangsung lama dan dianggap tidak masalah. Kram/mulas akan
terasa lagi pada saat menyusui bayi oleh karena stimulasi/rangsangan putting susu
2) Lochea
Lochea adalah darah atau cairan yang keluar dari vagina selama masa nifas. Lochea
mempunyai ciri berbau amis (anyir), meskipun tidak terlalu menyengat, dan volumenya
berbeda-beda setiap ibu. Lokia mengalami perubahan warna karena proses involusi. Mula-
mula berwarna merah, kemudian berubah menjadi warna tua atau merah kecoklatan sampai
Lochea dimulai sebagai suatu pelepasan cairan dalam jumlah yang banyak pada
jam-jam pertama setela melahirkan. Kemudian lochea ini akan berkurang jumlahnya
sebagai lokia rubra, lalu berkurang menjadi sanguilenta, serosa dan akhirnya alba (Saleha,
2009) .
Pada beberapa sumber, lokia hanya terbagi menjadi 3 yaitu lochea rubra, serosa
dan alba seperti yang telah disebutkan di atas. Namun menurut Saleha (2009), terdapat
lochea sanguilenta berwarna merah kuning berisi darah yang keluar pada hari ketiga
hingga hari ketujuh pascapersalinan dan dilanjutkan dengan lochea serosa dan lochea alba.
darah lebih banyak atau mengeluarkan bekuan darah yang kecil saat bangkit dari tempat
tidur. Rata – rata jumlah total sekret lochea adalah sekitar 8-9 ons (240-270 ml) (Saleha,
2009).
Segera setelah melahirkan, servik menjadi lembek, kendor, terkulai dan berbentuk
seperti corong.Hal ini disebabkan korpus uteri berkontraksi, sedangkan serviks tidak
berkontraksi, sehingga perbatasan antara korpus dan serviks uteri berbentuk cincin.Segera
setelah bayi dilahirkan, tangan pemeriksa masih bisa masuk 2-3 jari dan setelah 1 minggu
Serviks akan menjadi lunak segera setelah melahirkan, dalam waktu sekitar 20
jam setelah persalin, serviks memendek dengan konsistensi lebih padat dan kembali
4) Vagina
peregangan, setelah beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali dalam keadaan
kendor. Rugae timbul lagi pada minggu ke tiga. Himen tampak sebagai tonjolan kecil dan
dalam proses pembentukan berubah menjadi karankulae mitiformis yang khas bagi wanita
multipara. Ukuran vagina akan selalu lebih besar dibandingkan keadaan saat sebelum
persalinan pertama.
mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun dilakukan
episiotomi dengan indikasi tertentu. Meskipun demikian, latihan otot perineum dapat
mengembalikan tonus tersebut dan dapat mengencangkan vagina hingga tingkat tertentu
(Yanti, 2011)
5) Perineum
teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke 5,
perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih
6) Rahim
merapatkan dinding rahim sehingga tidak terjadi perdarahan, kontraksi inilah yang
menimbulkan rasa mules pada perut ibu, sesaat setelah melahirkan normalnya rahim
teraba kares setinggi 2 jari dibawah pusar, 2 pekan setelah melahirkan rahim sudah tak
Kerap kali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal.
Meskipun kadar progesterone menurun setelaah melahirkan, namun asupan makanan juga
mengalami penurunan selama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian
bawah sering kosong jika sebelum melahirkan diberikan enema. Rasa sakit didaerah
Hari pertama biasanya ibu mengalami kesulitan buang air kecil, selain khawatir
nyeri luka jahitan juga karena penyempitan saluran kencing akibat penekanan kepala bayi
saat proses persalinan. Buang air kecil sulit kemungkinan terdapat spasine sfingter dan
edema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin dan
tulang pubis selama persalinan. Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam
waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormone
estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan
ini menyebabkan dieresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6
minggu.
meliputi, dinding perut dan peritoneum yang mana dinding perut akan longgar pasca
persalinan. Keadaan ini akan pulih dalam 6 minggu, kulit abdomen, striae, perubahan
a) Payudara (mammae)
Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara alami.
fungsinya untuk menyediakan makanan bagi bayi baru lahir. Setelah melahirkan,
ketika hormon yang dihasilkan plasenta tidak ada lagi untuk menghambatnya kelenjar
Sampai hari ketiga setelah melahirkan, efek prolaktin pada payudara mulai bisa
dirasakan. Pembuluh darah payudara menjadi bengkak terisi darah, sehingga timbul
rasa hangat, bengkak, dan rasa sakit.Ketika bayi menghisap puting, reflek saraf
merangsang lobus posterior pitiutari untuk menyekrasi hormon oksitosin. Ketika ASI
dialirkan karena isapan bayi atau dengan dipompa sel-sel acini terangsang untuk
menghasilkan ASI lebih banyak.Reflek ini dapat berlanjut sampai waktu yang cukup
Chorionic Gonadotropin) menurut dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3
jam hingga hari ke -7 postpartum dan sebagai omset pemenuhan mamae pada hari
ke -3 postpartum.
Prolaktin darah akan meningkat dengan cepat. Pada waktu yang tidak menyusui,
prolaktin menurun dalam 2 minggu. FSH dan LH akan meningkat pada fase
konsentrasi folikuler (minggu ke-3) dan LH akan tetap rendah hingga ovulasi
terjadi.
(d)Kadar estrogen
Tanda-tanda vital yang harus dikaji adalah suhu, suhu tubuh wanita inpartu tidak
lebih dari 37,5 derajat celcius. Sesudah partus dapat naik kurang lebih 0,5 derajat
celcius dari keadaan normal, namun tidak akan melebihi 38 derajat celcius. Sesudah
dua jam pertama melahirkan umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila suhu
Nadi dan Pernapasan Nadi berkisar antara 60-80 denyutan permenit setelah
partus dan dapat terjadi bradikardia. Bila terdapat takikardia dan suhu tubuh tidak
panas mungkin ada perdarahan berlebihan atau ada vitium kordis pada penderita. Pada
masa nifas umumnya denyut nadi bila meningkat dibandingkan dengan suhu tubuh,
sedangkan pernapasan akan sedikit meningkat setelah partus kemudian kembali seperti
keadaan semula.
(Sulistyawati, 2009).
mengalami stress pasca persalinan, terutama pada ibu primipara. Hal-hal yang dapat
membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas adalah Respond dan dukungan dari
keinginan dan aspirasi ibu saat hamil juga melahirkan. (Saleha, 2009).
Adaptasi psikologis secara normal dapat dialami oleh ibu jika memiliki
pengalaman yang baik terhadap persalinan, adanya tanggung jawab sebagai ibu, adanya
anggota keluarga baru (bayi), dan peran baru sebagai ibu bagi bayinya. Banyak hal
menambah beban hingga membuat seorang wanita merasa down. Banyak wanita merasa
tertekan pada saat melahirkan, sebenarnya hal tersebut adalah wajar. Perubahan peran
seorang ibu memerlukan adaptasi yang harus dijalani.Tanggung jawab menjadi seorang
ibu semakin besar dengan lahirnya bayi yang baru lahir. Dorongan dan perhatian dari
seluruh anggota keluarga lainnya merupakan dukungan yang positif bagi ibu.
(Vivian,2011)
Reva Rubin (1963) membagi periode menjadi tiga tahap berikut ini :
a. Taking In Period
kebutuhan dirinya dapat dipenuhi oleh orang lain dalam hal ini suami, keluarga atau
tenaga kesehatan dalam seperti bidan yang menolongnya. Kondisi ini terjadi pada 1-2
hari setelah persalinan, ibu masih masif dan sangat bergantung pada orang lain, focus
meningkat(Saleha,2009).
Periode ini berlangsung 3-4 hari postpartum, ibu lebih berkonsentrasi pada
Pada masa ini ibu menjadi sangat sensitive, sehingga membutuhkan bimbingan dan
c. Letting Go Period
Fase ini merupakan fase yang dapat menerima tanggung jawab akan peran
barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat
menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya, serta kepercayaan dirinya sudah
meningkat. Pendidikan kesehatan yang kita berikan pada fase sebelumnya akan sangat
berguna bagi ibu. Ibu lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan diri dan bayinya.
Dukungan dari suami dan keluarga masih sangat diperlukan ibu.Suami dan
keluarga dapat membantu merawat bayi, mengerjakan urusan rumah tangga, sehingga
ibu tidak terlalu terbebani.Ibu memerlukan istirahat yang cukup sehingga mendapatkan
Pada masa nifas masalah diet perlu mendapat perhatian yang serius, karena
dengan nutrisi yang baik dapat memepercepat penyembuhan ibu dan sangat mempengarui
susunan air susu. Diet yang diberikan harus bermutu, bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi
tambahan 500 kalori tiap hari. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,
mineral dan vitamin yang cukup. Minum setidaknya 3 liter setiap hari. Pil zat besi harus
diminum untuk menambah zat gizi, setidakya selama 40 hari pasca persalinan. Minum
kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui
Ambulasi dini ialah kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan membimbing ibu
postpartum bangun dari tempat tidurnya dan membimbing ibu secepat mungkin untuk
berjalan.Sekarang tidak perlu lagi menahan ibu postpartum telebtang di tempat tidurnya
selama 7-14 hari setelah melahirkan.Ibu postpartum sudah diperbolehkan bangun dan
tempat tidur dalam 24-48 jam postpartum. Keuntungan ambulasi dini yaitu Ibu merasa
lebih sehat dan kuat dengan ambulasi dini. Kandung kemih lebih baik. Ambulasi dini
memmugkinkan kita mengajarkan ibu cara merawat anaknya selama ibu masih dirumah
sakit. Misalnya memandikan, mengganti pakaian dll. Lebih sesuai dengan keadaan
memperbesar kemungkinan prolapses uteri. Ambulasi dini tentu tidak dibenarkan pad
aibu postpartum dengan penyulit, mislanya anemia, penyakit jantung, penyakit paru-
paru, demam, dan sebagainya. Penambahan kegiatan dengan ambulasi dini harus
b. Eliminasi
Ibu diminta untuk buang air kecil 6 jam postpartum. Jika dalam 8 jam postpartum
belum dapat berkemih atau sekali berkemih belum melebihi 100 cc, maka dilakukan
kateterisasi. Akan tetapi, kalau ternyata kandung kemih penuh, tidak perlu menunggu 8
Ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar (defekasi) setelah hari kedua
postpartum.Jika hari ketiga belum juga BAB, maka perlu diberi obat pencahar per oral
atau per rectal.Jika setelah pemberian obat pencahar masih belum bisa BAB, maka
infeksi. Oleh karena itu kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi.
Kebersihan tubuh, pakaian , tempat tidur dan lingkungan sangat penting untuk tetap di
jaga.
2) Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah elamin dengan sabun dan air.
Pastikan bahwa iu mngerti untuk membersihkan daerah sekitar anus. Nasehati ibu
untuk membersihakan vulva setiap kali selesai buang air kecil atua besar.
3) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali
sehari. Kain dapat dignaan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan
4) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum sesudah
5) Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
Hal-hal yang bisa dilakukan pada ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat dan
1) Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
2) Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-
lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
3) Kurang istirahat dapat mempengaruhi ibu dalam beberapa halkurangnya jumlah ASI
e. Pijat Oksitosin
Pramuji (2014) menyatakan bahwa salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk
merangsang hormone prolactin dan oksitosin pada ibu setelah melahirkan yang dapat
memberikan sensasi rileks pada ibu, yaitu dengan melakukan pijat oksitosin yang akan
merangsang sel saraf pada payudara. Pijat oksitosin berpengaruh terhadap peningkatan
kadar hormone prolactin dan volume ASI ibu postpartum. Pemijatan dilakukan pada pagi
hari ± 15 menit selama tiga hari, dari hari pertama sampai ke tiga postpartum.
f. Aktivitas Seksual
Secara fisik, aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jairnya kedalam vagina tanpa rasa
nyeri banyak budaya dan agama yang melarang untuk melakukan hubungan seksual
sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 ahri atau 6 minggu setelah kelahiran.
Untuk mencapai hasil pemulihan otot yang maksimal sebaiknya latihan masa
nifas dilakukan seawal mungkin, dengan catatan ibu menjalani persalinan dengan normal
Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu-ibu setelah melahirkan setelah
otot punggung, otot dasar panggul dan otot perut (Vivian,2011). Tujuan senam nifas
5) Mempercepat involusi,
1. Dengan tidur telentang dan lengan disamping, tarik otot perut selagi menarik napas, tahan
napas dalam, angkat dagu ke dada, tahan mulai hitungan 1 sampai 5. Rileks dan ulangi
sebanyak 10 kali.
2. Untuk memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar panggul lakukan latihan kegel.
3. Berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot bokong dan pinggul, tahan sampai 5
4. Mulai mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah
latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke 6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan
Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit 3 kali. Kunjungan ini bertujuan
untuk menilai status ibu dan bayi, untuk mencegah, mendeteksi, serta menangani
Tujuan:
perdarahan berlanjut.
c. Memberi konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga mengenai bagaimana
Tujuan:
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik, dan tidak ada tanda-tanda penyulit.
e. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, cara merawat tali pusat,
Tujuan:
ASI. Peran bidan dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan baik dan
mencaegah masalah-masalah umum terjadi. Bidan dapat memberikan dukungan dalam
a) Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam peratama
b) mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah
d) Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung)
Menyusui secara ekslusif dapat digunakan sebagai kontrasepsi alamiah yang sering
Perasaan bangga dan dibutuhkan sehingga tercipta hubungan atau ikatan batin
Tekhnik menyusui yang benar adalah kegiatan yang menyenangkan bagi ibu
sekaligus memberikan manfaat yang tidak terhingga pada anak dengan cara yang benar
(Yuliarti, 2010)
Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi
dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri
kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain
(BAK, kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu
menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit
dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak
memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1 –
2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat
berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa jadwal,
sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja
dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam
Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali
menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui
sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali
menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui
sebaiknya ibu menggunakan kutang (BH) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak
terlalu ketat.
Asi ekslusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tampa
tambahan cairan maupun makanan lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun.
Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan dianjurkan oleh pedoman internasional yang
didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI baik bagi bayi,ibu,keluarga maupun
negara.
Menurut penelitian yang dilakukan di dhaka pada 1.667 bayi selama 12 bulan
mengatakan bahwa ASI esklusif dapat menurunkan risiko kematian akibat infeksi saluran
nafas akut dan diare. WHO dan UNICEF merekomendasikan kepada para ibu,bila
memungkinkan ASI esklusif di berikan selama 6 bulan dengan menerapkan hal-hal sebagai
berikut: (Dewi,Sunarsih,2011)
b. ASI ekslusif diberikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makan tambahan atau minuman
c. ASI diberikan secara on-demend atau sesuai kebutuhan bayi,setiap hari setiap malam
Salah satu uji tapis (screening test) yang digunakan untuk mendeteksi dan memonitor
adalah dengan skala nifas Edinburgh.Edinburgh postnatal depression scale (EPDS) ialah
salah satu metode untuk mendeteksi depresi pasca persalinan. Walaupun tidak umum,
EPDS dapat dengan mudah digunakan selama 6 minggu pasca persalinan.EDPS berupa
kuisioner yang terdiri dari dari 10 pertanyaan mengenai bagaimana perasaan pasien dalam
paling atas mendapatkan nilai 3 dan kotak paling bawah mendapatkan nilai 0
4) Nilai maksimal : 30
Para ibu yang memiliki skor diatas 10 sepertinya menderita suatu depresi dengan
tingkat keparahan yang bervariasi. Skala ini menunjukan perasaan sang ibu dalam 1
minggu terakhir. Khusus untuk nomor 10, jawaban: ya, cukup sering, merupakan suatu
tanda dimana dibutuhkan keterlibatan segera dari perawatan psikiatri. Wanita yang
yang memiliki skor antara 5 dan 9 tanpa adanya pikiran untuk bunuh diri sebaiknya
dilakukan evaluasi ulang setelah 2 minggu untuk menentukan apakah episode depresi
mengalami perburukan atau membaik. EPDS yang dilakukan pada minggu pertama
pada wanita yang tidak menunjukkan gejala depresi dapat memprediksi kemungkinan
terjadinya depresi pasca persalinan pada minggu ke 4 dan 8. EPDS tidak dapat
Sensitifitas dan spesifisitas EPDS sangat baik. Dengan menggunakan cut of point > 10
dari total 30, didapatkan nilai sensitifitas 64% dan spesifisitas 85% dalam mendeteksi
adanya depresi
3) Jawaban kuisioner harus berasal dari ibu sendiri. Hindari kemungkinan ibu
5) Keuntungan EPDS
(b) Sederhana
menyelesaikan EPDS)
trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intra
uterin ke kehidupan ekstrauterin. Neonatusnormal adalah bayi yang lahir pada uisa
kehamilan 37 – 42 minggu dan berat badanya 2500 – 4000 gram. (Dewi, 2010)
Ciri-ciri bayi baru lahir normal diantaranya (Dewi, 2010): Lahir aterm antara 37-
40 minggu, berat badan antara 2500-4000 gram, Panjang lahir 48 – 52 cm, Lingkar dada
30 – 38 cm, Lingkar kepala 33 – 35 cm, Lingkar lengan 11-12, Frekuensi denyut jantung
120-160x/ menit, Frekuensi pernapasan 30-60x/ menit, Suhu inti normal bayi 36-370C,
Kulit kemerah-merahan, tipis, halus dan licin karena jaringan subkutan yang cukup,
Rambut halus atau lanugo menutupi kulit dan banyak terdapat di bahu, lengan atas dan
paha sedangkan rambut kepala biasanya sudah sempurna, Gerakan aktif, Bayi lahir
langsung menangis kuat, Genetalia: Laki-laki : Testis turun pada skrotum, penis
berlubang, Sistem Reflex, Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar 24 jam
Menurut (Saifuddin, 2006) asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang
diberikan pada bayi selama satu jam pertama pada kelahiran, yaitu: pencegahan infeksi,
penilaian pada bayi baru lahir, pencegahan hipotermi, mengeringkan bayi, menutup
bagian kepala bayi, Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya (IMD),
Memandikan Bayi setelah 6 jam persalinan, saat memandikan, mandikan bayi dengan
bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir dengan dibiarkan kontak kulit bayi dengan
kulit ibunya, kurang lebih selama satu jam setelah bayi lahir. Tahap-tahap inisiasi menyusu
1) Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit ibunya segera setelah lahir selama
paling sedikit 1 jam. Dianjurkan agar tetap melakukan kontak kulit ibu-bayi selama 1 jam
pertama kelahirannya walaupun bayi telah berhasil menghisap puting susu ibu dalam
2) Bayi harus menggunakan naluri alamiahnya untuk melakukan IMD dan ibu dapat
mengenali bayinya siap untuk menyusu serta memberi bantuan jika diperlukan.
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya sebagai berikut (JNPK-KR, 2008):
2) Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan
6) Selimuti tubuh ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang cepat topi di kepala bayi.
8) Lakukan penimbangan setelah satu jam kontak kulit ibu ke kulit bayi dan bayi selesai
menyusu.
sesegera mungkin untuk mencegah perdarahan bayi baru lahir akibat defisiensi vitamin K
d. Pemeriksaan fisik
2) Saat kunjungan Tindak Lanjut (KN), yaitu 1 kali pada umur 1-3 hari, 1 kali pada umur
4-7 hari dan 1 kali padaa umur 8-28 hari (JPNK-KR, 2008).
e. Berat badan
kehidupan berat badan bayi baru lahir akan mengalami penurunan sekitar 5-10%, hal ini
disebabkan oleh pemasukan cairan dan pengeluaran dari tubuh bayi belum seimbang dan
akan kembali berat badan bayi semulah setelah 2-3 minggu setelah kelahirannya.
Reflek ini ditandai dengan bayi menoleh kearah stimulus, membuka mulutnya,
Grapsing reflex adalah refleks gerakan jari-jari tangan mencengkra benda-benda yang
disentuhkan ke bayi,indikasi syafar berkembang normal hilang setelah 3-4 bulan bayi
Akan terjadi peningkatan kekuatan otot (tonus) pada lengan dan tungkai sisi ketika
Rooting reflex terjadi ketika pipi bayi diusap (dibelai) atau di sentuh bagian pinggir
mulutnya.
Releks Moro adalah suatu respon tiba tiba pada bayi baru lahir yang terjadi akibat
6) Babinski Reflex
Refleks primitif pada bayi berupa gerakan jari-jari mencengkram ketika bagian bawah
kaki diusap, indikasi syaraf berkembang dengan normal. Hilang di usia 4 bulan.
7) Swallowing Reflex
mulut.
Disebut juga posisi menengadah, muncul pada usia satu bulan dan akan menghilang
Setiap bayi baru lahir memperoleh pelayanan Kunjungan Neonatal minimal 3 kali
yaitu:
kali, yaitu 1kali pada 6-48 jam, 1 kali pada 3-7 hari, 1 kali pada 8-28 hari sesuai standar
Asuhan segera pada bayi baru lahir normal yang pertama adalah pencegahan
perawatan neonatus. Neonatus sangat rentan terhadap infeksi karena sistem imunnya
Neonatus harus diselimuti agar tetap hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolak
ukur akan kebutuhan tempat yang hangat sampai suhu tubuhnya kembali stabil. Jika
kehilangan panas tidak segera dicegah tubuh bayi secara cepat akan kedinginan.
Sebelum tali pusat terlepas, sebaiknya bayi dimandikan dengan cara tidak
dicelupkan kedalam air. Alasannya, untuk menjaga tali pusat tetap kering. Tali pusat
tidak boleh ditutup atau dibubuhi dengan apapun karena akan membuat tali pusat
menjadi lembab.
e) Memandikan bayi
Setelah mencapai usia 6 jam kelahirannya, bayi sudah boleh dimandikan dengan
hangat/terlalu dingin, tidak mau menyusu, kejang, lemah, tali pusat kemerahan dan
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur. Pada saat
neonatus sampai usia 3 bulan rata- rata bayi tidur sekitar 16 jam sehari.
Jangan sesekali meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu, hindari pemberian
Feses bayi yang disusui ibunya lebih lunak, berwarna kuning, dan tidak
meneyebabkan iritasi kulit, sedangkan bayi yang diberi susu botol feses lebih padat,
f) Salah satu minuman yang boleh dikonsumsi oleh bayi baru lahir dan diberikan secara
tepat adalah air susu ibu (ASI), karena ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi.
Pijat bayi dapat segera dimulai setelah bayi dilahirkan, sesuai keinginan orang
tua, lebih cepat melakukan pemijatan hasilnya akan lebih baik. Pemijatan dapat dilakukan
sejak hari pertama hingga usia 6 bulan. Banyak manfaat yang didapat dengan melakukan
pijat bayi seperti meningkatnya daya tahan tubuh bayi, meningkatnya berat badan, dan
Imuniasi BCG diberikan pada bayi usia 1 bulan secara I.C (Intra Cutan) di lengan
Berat badan bayi baru lahir normal adalah antara 2500-4000 gram, pada bayi yang
lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir akan kembali pada hari ke- 10. Berat badan
menjadi 2 kali lipat berat lahir pada bayi usia 5 bulan. Menjadi 3 kali lipat berat lahir
pada umur 1 tahun, dan menjadi 4 kali berat lahir pada umur 2 tahun.
Tabel 2.12
Jadwal Pemberian Imnunisasi
Umur Jenis Imunisasi
0-7 hari HB 0
1 bulan BCG
9 bulan Campak
SOAP merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan tertulis.
Seorang bidan hendaknya menggunakan SOAP setiap kali bertemu dengan kliennya.
Selama masa antepartum, seorang bidan dalam menuliskan satu catatan SOAP untuk setiap
kali kunjungan, sementara masa intrapartum, seorang bidan boleh menuliskan lebih dari
varney langkah pertama adalah pengkajian data, terutama data yang diperoleh melalui
anamnesis. Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien.
Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya dicatat sebagai kutipan langsung
atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis. Data subjektif ini
nantinya akan menguatkan diagnosis yang akan disusun. Pada pasien yang biasa di
bagian dada di belakang huruf S diberi tanda huruf O atau X yang akan menjelaskan
2.5.2 O (Objektif)
varney pertama (pengkajian data), terutama data yang diperoleh melalui hasil observasi
yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium. Catatan medic dan
informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif. Data ini
memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosis
2.5.3 A (Asssesment)
2.5.4 P (Plan)
Plan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang. Rencana
asuhan disusun berdasarkan hasil assesment. Rencana asuhan ini bertujuan untuk
kesejahteraannya. Rencana asuhan harus bias mencapai kriteria tujuan yang ingin dicapai
dalam batas waktu tertentu. Tindakan yang dilaksanakan harus mampu membantu pasien
dalam mencapai kemajuan dan sesuai dengan hasil kolaborasi tenaga kesehatan lainnya
misalnya dokter.