Anda di halaman 1dari 18

LIABILITAS LANCAR

Kelompok 8

Irvan Agung Syahputra :1905170372

Febby Kiranti :1905170370

Rahmadani Syafitri Hs :1905170354

Ade Putri Sulistri :1905170339

Delvia Ramadiana :1905170352

Desi Azzahra :1905170319

Dosen : Siti Aisyah Siregar, SE, M.Ak

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul  “Liabilitas Lancar” ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
dosen pada mata kuliah Akuntansi Pasiva. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Liabilitas Lancar bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Siti Aisyah Siregar selaku dosen Akuntansi
Pasiva yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Medan,11 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PEMBAHASAN............................................................................................1

1.1 Landasan Teori.........................................................................................1


1.2 Contoh Liabilitas Lancar..........................................................................2
1.3 Mengapa Liabilitas Lancar Penting.........................................................3

BAB II CONTOH SOAL.........................................................................................7

2.1 Utang Wesel......................................................................................................7

2.2 Utang Jangka Panjang Jatuh Tempo..................................................................10

2.3 Utang Pajak........................................................................................................11

2.4 Pendapatan diterima dimuka ...........................................................................11

BAB III PENUTUP..................................................................................................13

3.1 Kesimpulan..............................................................................................13

3.2 Saran .........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PEMBAHASAN

1.1 Landasan Teori


Liabilitas lancar (current liabilities) adalah bagian liabilitas yang diharapkan

dapat diselesaikan dalam waktu satu tahun atau siklus operasi normal. Anda dapat

menemukannya di bagian neraca keuangan.

Liabilitas lancar mengurangi fleksibilitas keuangan karena perusahaan akan

membayarnya segera. Itu mengharuskan pembayaran dari aset lancaratau

timbulnya liabilitas lainnya. Likuiditas dalam tekanan jika perusahaan tidak

memiliki kas atau aset lancar yang memadai.

Pengertian kewajiban lancar menurut para ahli sebagai berikut :

Menurut PSAK Kewajiban Lancar  adalah kewajiban yang diharapkan akan

dibayar dengan menggunakan aktiva lancar atau dengan menciptakan kewajiban

jangka pendek lainnya“.

Niswonger, et al. (2000 : 441) menyatakan bahwa “kewajiban lancar adalah

kewajiban yang harus dibayar dengan aktiva lancar serta jatuh tempo dalam

jangka pendek, biasanya satu tahun”.

Horngren, et al. (2006 : 506) mengelompokkan hutang jangka pendek atau

kewajiban lancar menjadi dua bagian, yaitu :

kewajiban lancar dengan jumlah yang diketahui, meliputi :

1. Hutang Usaha adalah jumlah yang dipinjam untuk pembelian produk atau

pemakaian jasa atas akun (utang) yang terbuka.

1
2. Wesel Bayar Jangka Pendek, merupakan bentuk umum dalam pembiayaan

yang memiliki jatuh tempo satu tahun.

3. Hutang Pajak Penjualan. Para pengecer mengumpulkan pajak penjualan

sebagai tambahan pada harga beli barang yang dijual, maka pengecer akan

berutang pada negara atas pajak penjualan tersebut.

4. Bagian Lancar dari Hutang Jangka Panjang. Beberapa wesel bayar jangka

panjang dan utang obligasi dibayar secara angsuran. Bagian lancar dari utang

jangka panjang merupakan jumlah pokok utang dengan jangka waktu kurang

dari satu tahun kewajiban lancar.

5. Beban yang Terutang (Kewajiban Terutang). Semua beban yang harus dibayar

dalam waktu kurang dari satu tahun.

6. Pendapatan Diterima Dimuka. Pendapatan diterima dimuka disebut juga

pendapatan tangguhan, dimana perusahaan sudah menerima kas dari

pelanggan sebelum mengakui pendapatannya.

1.2 Contoh Liabilitas Lancar


Liabilitas mewakili klaim atas aset perusahaan. Dan untuk jangka pendek, itu

dapat berupa:

Utang usaha (accounts payable) – muncul ketika perusahaan telah menerima

barang atau jasa dari pemasok, tapi belum membayarnya secara tunai. Itu adalah

kebalikan dari piutang usaha (accounts receivable).

Liabilitas yang masih harus dibayar atau liabilitas akrual (accrued liability) –

beban yang telah terjadi, tapi perusahaan belum membayarnya secara tunai.

2
Pendapatan ditangguhkan atau pendapatan diterima dimuka (deferred

revenue atau unearned revenue) – muncul ketika perusahaan telah menerima

pembayaran tunai tapi belum mengirimkan barang atau menyediakan jasa ke

pelanggan.

Utang jangka pendek (short-term debt) – seperti wesel bayar (note payable),

yakni pinjaman berbunga dengan jatuh tempo satu tahun atau kurang.

Bagian lancar dari utang jangka panjang (current portion of long-term debt) –

bagian utang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun.

Utang pajak penghasilan (income tax payable) – muncul ketika perusahaan

belum membayarkan pajak penghasilan ke pemerintah.

1.3 Mengapa Liabilitas Lancar Penting


Manajemen modal kerja: Perusahaan harus memiliki likuiditas yang cukup

sehingga dapat melunasi liabilitas pada saat jatuh tempo. Dengan begitu,

perusahaan dapat membayar pemasok atau melunasi utang jangka pendek.

Untuk melakukannya, perusahaan harus mengelola modal kerjanya dengan

baik – modal kerja adalah selisih antara aset lancar dengan liabilitas lancar-.

Perusahaan mengandalkan likuidasi aset lancar untuk membayar liabilitas

lancarnya. Oleh karena itu, jika liabilitas lancar lebih besar daripada aset lancar,

itu dapat menjadi indikasi masalah likuiditas.

Memang, perusahaan dapat menyelesaikan kewajiban melalui penggantinya

dengan kewajiban lain, seperti dengan hutang jangka pendek. Tapi, jika

3
berlangsung terus menerus, itu dapat menyebabkan penumpukan masalah di masa

depan.

Analisis likuiditas: Anda dapat menggunakan beberapa rasio keuangan untuk

menilai kondisi likuiditas sebuah perusahaan. Tiga diantara rasio likuiditas

tersebut adalah rasio lancar (current ratio), rasio cepat (quick ratio) dan rasio

kas (cash ratio).

A. Rasio lancar = Aset lancar/Liabilitas lancar. Rasio lancar kurang dari satu

menjadi sinyal masalah likuiditas di perusahaan karena aset lancar tidak

mencukupi untuk menyelesaikan kewajiban lancar.

B. Rasio cepat = (Kas dan setara kas + Investasi jangka pendek + Piutang

usaha)/Liabilitas lancar. Anda mengeluarkan komponen yang tidak likuid

seperti persediaan. Beban dibayar dimuka (prepaid expense) juga tidak masuk

dalam perhitungan karena tidak mewakili arus kas masuk potensial dalam

jangka pendek.

C. Rasio kas = (Kas dan setara kas + Investasi jangka pendek)/Liabilitas

lancar. Ini adalah rasio likuiditas yang paling konservatif, yakni menggunakan

aset yang paling likuid untuk melunasi liabilitas lancar.

Untuk ketiganya, rasio yang lebih tinggi menunjukkan likuiditas yang

memadai untuk membayar kewajiban jangka pendek.

Perputaran utang usaha (accounts payable turnover): Menganalisis

pembelian relatif terhadap utang usaha memberikan wawasan ke anda apakah

perusahaan mengalami masalah kredit dengan pemasok ataukah tidak. Anda dapat

4
menggunakan rasio perputaran utang usaha untuk menunjukkan menjawabnya.

Rasio ini memberitahu anda seberapa cepat perusahaan membayar pemasoknya.  

Perputaran utang usaha = Pembelian/Rata-rata utang usaha

Anda menghitung pembelian selama periode pelaporan dengan menambah

persediaan akhir dengan harga pokok penjualan (cost of goods sold) dan

kemudian, hasilnya anda kurangi dengan persediaan awal.

Pembelian = Persediaan akhir + Harga pokok penjualan – Persediaan awal

Rasio perputaran utang usaha yang rendah adalah lebih diinginkan. Itu

mengindikasikan persyaratan kredit pemasok mungkin lebih longgar. Perusahaan

dapat menggunakan uang tunai untuk keperluan lain sebelum memberikannya

kepada pemasok.

Sebaliknya, jika rasio perputaran utang usaha tinggi, perusahaan membayar

pemasok lebih cepat. Itu mengurangi fleksibilitas keuangan. Beberapa alasan

mengapa perusahaan melakukan ini:  

1. Perusahaan tidak dapat memanfaatkan fasilitas kredit pemasok dan membayar

mereka terlalu cepat.

2. Pemasok memiliki kebijakan kredit yang terlalu ketat, mengharuskan

perusahaan membayar segera untuk menghindari penalti.

5
3. Perusahaan melakukan pembayaran lebih awal untuk mendapatkan diskon

dari pemasok.

Terakhir, rasio yang menurun mungkin mengindikasikan perusahaan sedang

mengalami kesulitan keuangan. Atau, itu mungkin menunjukkan perusahaan

dapat menunda pembayaran utang usahanya untuk jangka waktu yang lebih lama

tanpa mendapat penalti dari pemasok.

Pendapatan diterima dimuka: Akun ini mendorong laba yang lebih besar di

masa mendatang. Meski tercantum dalam liabilitas lancar, ini tidak memerlukan

arus kas keluar di masa mendatang. Perusahaan telah menerima pembayaran dari

pelanggan, hanya saja belum mengirimkan produk ke mereka. Ketika telah

mengirimkan produk, perusahaan akhirnya akan mengakuinya sebagai

pendapatan dalam laporan laba rugi.

6
BAB II
CONTOH SOAL

2.1 Utang Wesel

Wesel dapat diogolongkan ke dalam wesel berbunga dan wesel tidak


berbunga.

Wesel Tidak Berbunga

Sebagai Contoh :

Pada tanggal 7 November 2018 PT Bakti Utama menarik wesel tak berbunga
berjangka waktu 60 hari, sejumlah Rp 5.000. Wesel tak berbunga ini ini ditarik
karena pembelian barang dagang kepada PT Husada. Dan pada tanggal 6 Januari
2018 wesel tak berbunga yang ditarik dari PT Husada akan jatuh tempo. Buatlah ayat
jurnal yang diperlukan.

Jawab:

Jurnal Penarikan (pada tanggal 7 november 2018)

(D) Pembelian Rp 5.000

(K) Utang Wesel Rp 5.000

Wesel Berbunga

Pada tanggal 7 November 2018 PT Bakti Utama menarik wesel berbunga 24%,
berjangka waktu 90 hari sejumlah Rp 10.000. Wesel ini ditarik untuk PT Husada
guna mengganti uangnya yang telah jatuh tempo. Dan pada tanggal 5 Februari 2018,
wesel berbunga yang ditarik untuk PT Husada jatuh tempo. Buatlah ayat jurnal yang
diperlukan.

7
Jawab:

Jurnal Penarikan (pada tanggal 7 november 2018)

(D) Utang Dagang Rp 10.000

(K) Utang Wesel Rp 10.000

Jurnal Penarikan (pada tanggal 5 februari 2019)

(D) Utang Wesel Rp 10.000

(D) Beban Bunga Rp 600

(K) Bank Rp 10.600

Beban bunga dihitung sebagai berikut:

= 24% X Rp 10.000 X 90/360

= Rp 600

Ket: 24% didapat dari wesel berbunga.

Rp 10.000 didapat dari nilai wesel.

90 hari didapat dari jangka waktu wesel.

360 hari didapat dari jumlah hari yan disetahunkan.

Jurnal Penyesuaian (pada tanggal 31 desember 2018)

(D) Beban Bunga Rp 360

(K) Bunga Masih Harus Dibayar Rp 360

Beban bunga dihitung sebagai berikut:

= 24% X Rp 10.000 X 54/360

8
= Rp 360

Ket: sama dengan pada saat perhitungan beban bunga pada saat pembayaran, yang
menjadi pembeda adalah jumlah harinya. Yaitu untuk jurnal penyesuaian bunga
terutang dari tanggal 7 november 2018 saat ditariknya wesel sampai dengan 31
desember 2018 = 54 hari.

Jurnal Pembalik (pada tanggal 1 januari 2019)

(D) Bunga Masih Harus Dibayar Rp 360

(K) Beban Bunga Rp 360

Penjelasan diatas adalah ketika perusahaan mampu membayar weselnya, bagaimana


ketika weselnya jatuh tempo perusahaan tidak dapat membayar wesel tersebut ?

Berikut penjelasannya:

Apabila pada saat jatuh tempo, perusahaan yang menarik wesel tidak dapat
membayar, maka wesel yang bersangkutan harus dipindahkan ke akun utang dagang.
Pengecualian ketika perusahaan memperbaharui wesel tersebut. Kadang-kadang juga
yang terjadi perusahaan (penerima wesel) membebankan biaya administrasi atas tidak
terbayarnya wesel.

Sebagai Contoh :

Wesel berbunga  yang ditarik untuk PT Bakti Utama tidak dapat dibayar dan atas
penolakan wesel ini dibebani biaya administrasi sebesar Rp 25. Buatlah ayat jurnal
yang diperukan.

Jawab:

(D) Utang Wesel Rp 10.000

(D) Beban Bunga Rp 600

(D) Beban Lain-lain Rp 25

9
(K) Utang Dagang Rp 10.625

Jurnal Pembayaran (pada tanggal 6 januari 2019)

(D) Utang Wesel Rp 5.000

(K)  Bank Rp 5.000

2.2 Utang Jangka Panjang Jatuh Tempo

adalah kewajiban jangka panjang yang akan dilunasi dalam jangka waktu satu
tahun kedepan.

Contoh PT. Maju akan melakukan pelunasan wesel bayar yang berjangka waktu 3
tahun dimulai pada tahun 2009 dan akan jatuh tempo pada tahun ini senilai
Rp100.000.000 dengan bunga 10% pertahun. Bunga dibayarkan setiap awal tahun
(setiap tanggal 1 Januari) dan pelunasan pada akhir tahun (tanggal 31 Desember).
Maka ayat jurnal untuk mencatat transaksi tanggal 1 januari 2011 dan 31 desember
2011 adalah sebagai berikut:

1/1/2011     Beban bunga               Rp10.000.000

                              Kas                                          Rp10.000.000

31/12/2011 Utang wesel                Rp100.000.000

                               Kas                                          Rp100.000.000

10
2.3 Utang Pajak

Utang pajak adalah pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi
berupa bunga, denda atau kenaikan yang tercantum dalam surat ketetapan pajak atau
surat sejenisnya berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Contoh 1:

Jika pada tanggal 24 Juli mesin kas X Grocery menunjukan penjualan sebesar
Rp12.000.000 dan pajak penjualan sebesar Rp720.000 (tarif PPN sebesar 6%), maka
jurnal yang perlu dibuat:

Kas Rp12.720.000

Penjualan Rp12.000.000

Utang pajak Penjualan Rp720.000

Ket: Mencatat penjualan dan pajak penjualan

Pada jurnal tersebut ditulis Utang Pajak Penjualan, karena pajak tersebut akan
ditumpuk dahulu, maka ditulis sebagai utang pada kredit. Namun pada saat pajak
tersebut disetor ke kantor pajak, Utang Pajak Penjualan didebit dan Kas dikredit.

Pajak ini tidak dilaporkan sebagai beban bagi perusahaan. Perusahaan hanya berperan
untuk menjembatani pajak yang harus dibayar konsumen ke kantor pajak. Jadi, X
Grocery hanya sebagai pihak pemungut untuk kantor pajak.

2.4 Pendapatan Diterima Dimuka

pendapatan diterima dimuka adalah pendapatan yang telah diterima perusahaan dari
pelanggannya, namun pendapatan tersebut belum dapat diakui sebagai pendapatan

11
sepenuhnya menjadi hak perusahaan dalam periode tersebut karena sebagian masih
menjadi hutang.

Terdapat dua pendekatan dalam mencatat pendapatan diterima di muka, yaitu:

1. Pendekatan neraca (dicatat sebagai utang)

2. Pendekatan laba rugi (dicatat sebagai pendapatan)

Pendapatan diterima dimuka bukanlah merupakan pendapatan yang sebenarnya, dan


dalam pelaporannya pendapatan diterima dimuka dicatat sebagai liabilitas/kewajiban.

Contoh soal :

Pt. Abadi menyewakan gedung serba gunanya kepada Pt. Jaya dengan jangka waktu 1
tahun sebesar 12.000.000. Pembayaran dilunasi pada awal periode, dalam kasus ini
pembayaran sudah diterima namun perusahaan belum mengakui pendapatan sebab
masa sewa tersebut belum habis.

Diminta: Buatlah jurnalnya

Jurnal yang dibuat oleh Pt. Abadi pada saat menerima pembayaran:

Kas                                              12.000.000    

    Pendapatan diterima dimuka                        12.000.000

Pada setiap bulan, perusahaan akan mencatat atau mengakui pendapatan selama 1
bulan dengan mendebit pendapatan diterima dimuka dan mengkredit pendapatan
sewa.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kewajiban lancar adalah kewajiban yang likuidasinya diperkirakan secara

layak memerlukan penggunaan aktiva lancar atau penciptaan kewajiban lancar

lainnya. Secara teoritis, kewajiban harus diukur oleh nilai sekarang pengeluaran

kas masa depan yang diperlukan untuk melikuidasinya. Dalam praktek,

kewajiban lancar biasanya dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam

laporan keuangan pada nilai penuh jatuh temponya. Terdapat beberapa jenis

kewajiban lancar (1) hutang usaha, (2) wesel bayar, (3) jatuh tempo berjalan

hutang jangka panjang, (4) hutang dividen, (5) deposito yang dapat

dikembalikan, (6) pendapatan diterima di muka, (7) hutang pajak, dan (8)

kewajiban yang berhubungan dengan karyawan. Kewajiban jangka pendek

dikeluarkan dari kewajiban lancar jika kedua kondisi berikut dipenuhi: (1)

perusahaan harus bermaksud untuk mendanai kembali kewajiban atas dasar

jangka panjang, dan (2) perusahaan harus menunjukkan kemampuan untuk

melaksanakan pendanaan kembali itu.

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok

bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan

kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau

referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

13
3.2 Saran

Demikianlah makalah yang kami  susun ini semoga bermanfaat bagi pembaca,

apabila terdapat saran maupun kritik kami mengharapakan tanggapan yang

bersifat membangun.

Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan maupun isi dari makalah kami

selaku penyusun memohon maaf.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://cerdasco.com/liabilitas-lancar/

https://accounting.binus.ac.id/2020/07/01/akuntansi-kewajiban-lancar/

https://akupecintaakuntansi.blogspot.com/2018/11/cara-menghitung-dan-mencatat-
utang.html?m=1

http://ujiangoblog.blogspot.com/2012/04/akuntansi-keuangan-ii_27.html?m=1

https://klikpajak.id/blog/bayar-pajak/mengenal-utang-pajak-penjualan/

https://klikpajak.id/blog/bayar-pajak/mengenal-utang-pajak-penjualan/

Anda mungkin juga menyukai