Anda di halaman 1dari 9

A.

Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah satu dari tiga periode dalam kehidupan wanita saat dia
mengalami perubahan hormonal penting. Periode pertama adalah menarch yaitu
masa pertumbuhan hingga usia bisa mengandung, periode kedua adalah masa
kehamilan yang dapat terjadi pada usia reproduksi dan periode yang ketiga adalah
masa menopause (Sri Martini et al, 2023).
Kehamilan merupakan suatu prooses yang alamiah dan fisilogis. Setiap wanita
yang memiliki organ reproduksi sehat, telah mengalami menstruasi dan
melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehta
dan sanagt besar kemungkinannya akan mengalami kehamilan (Sri Martini et all,
2023).
Kehamilan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
kemudian di lanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung kehamilan
normal berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender
internasional (Sri Martini et all, 2023).
Dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah penyatuan dari sperma dan ovum
yang terjadi antara kehidupan sebelum memiliki anak didalam kandungan, yang
dihitung dari hari pertama haid terakhir yang berlangsugn selama 9bulan (Sri
Martini et all, 2023).

B. Tanda dan Gejala Kehamilan


Tanda mungkin hamil (Sri Martini et all, 2023) :
1. Mual muntah
Mual muntah umumnya dialami perempuan hamil karena adanya hormon Human
Chorionic Gonadotropin (Hcg) yang diproduksi oleh plasenta. Mual dan muntah
biasanya dirasakanpada pagi hari disebut dengan morning sickness, namun tidak
sedikit perempuan hamil mengalami gejala mual muntah sepanjang hari. Secara
umum hal ini terjadi pada trimester pertama kehamilan.
2. Ngidam
Mengidam atau ngidam merupakan istilah yang sangat dikenal di kalangan
masyarakat Indonesia. Perasaan ingin memakan makanan atau meminum
minuman tertentu yang timbul pada seorang perempuan. Bisa jadi merupakan
tanda mungkin kehamilan, karena adanya perubahan hormon yang dialami.
3. Payudara tegang
Peningkatan produksi hormon estrogen pada ductus mamae dan hormon
progesteron pada alveoli menyebabkan payudara perempuan hamil membesar,
kencang dan terasa nyeri, oleh karena itu payudara akan menjadi lebih sensitif.
4. Sering berkemih
Adanya penekanan pada kandung kemih oleh rahim yang semakin membesar
dapat menjadi penyebab seseorang perempuan hamil sering berkemih, ditambah
dengan perubahan hormon dan meningkatnya sirkulasi darah pada sistem urinari
5. Konstipasi dan obstipasi
Konstipasi merupakan kondisi susah BAB (buang air besar). Peningkatan hormon
progesterone pada perempuan hamil menyebabkan relaksasi pada otot polos
dalam usus sehingga memperlambat peristaltik usus.
Tanda tidak pasti kehamilan:
a. Perut membesar
b. Rahim membesar sesuai dengan tuanya kehamilan
c. Pada pemeriksaan dapat dijumpai tanda hegar, tanda chadwick, konraksi
uterus, teraba ballottement, discharge, porsio teraba lunak dan pemeriksaan tes
kehamilan positif
Tanda pasti kehamilan:
a. Gerakan janin dalam rahim
Pada saat pemeriksaan palpasi, diganosa kehamilan dapat ditegakkan secara
objektif melalui perabaan bagianbagian tubuh janin dan adanya gerakan janin.
Palpasi abdomen pada kehamilan dikenal dengan istilah pemeriksaan leopold.
Melalui pemeriksaan ini akan didapatkan hasil berupa tinggi fundus uteri
(TFU) yang dapat dijadikan patokan dalam menyimpulkan usia kehamilan,
posisi dan sikap janin
b. Denyut jantung janin
Jantung janin mulai berdenyut sejak hari ke 24 setelah konsepsi, namun DJJ
baru dapat mulai didengar menggunakan doppler pada usia kehamilan sekitar
10 minggu atau 16 minggu jika menggunakan fetoscope (laennec).DJJ
dikatakan normal jika frekuensi antara 110-160x/menit. Detak jantung janin
berubah saat janin merespon kondisi di dalam uterus. DJJ menjadi salah satu
indikator penting dalam menilai kesejahteraan janin dalam kandungan
c. Berat badan dan indeks masa tubuh (IMT)
Peningkatan berat badan ibu hamil selama kehamilan menandakan adanya
adaptasi ibu terhadap pertumbuhan janin. Perkiraan peningkatan berat badan
terjadi pada awal usia kehamilan 20 minggu dengan kenakan 4kg, lalu
selanjutya penambahan berat badan sekitar 8,5kg kemungkinan penambahan
berat badan pada ubu hamil maksimal sekitar 12,5 kg. Perubahan berat badan
dapat dirinci sebagai berikut :

Tabel 2.1 Perubahan Berat Badan

Jenis Berat Badan (kg)

Janin 3 – 3,5 kg

Plasenta 0,5 kg

Air Ketuban 1 kg

Rahim 1 kg

Timbunan Lemak 1,5 kg


Timbunan Protein 2 kg

Retensi Air Garam 1,5 kg

Sumber: (Hatijar, et al., 2020)

C. Perubahan Fisiologi dan Anatomi Kehamilan


1) Sistem Reproduksi
a. Uterus
Ukuran uterus (rahim) menjadi lebih besar 20kali lipat dari ukuran tidak
hamil. Kapasitas meningkat 4.000cc untuk mengakomodasi janin yang
berkembang. Berat uterus naik dari 30 gram menjadi 1.000 gram pada akhir
kehamilan. Pada bulan pertama kehamilan rahim berbentuk seperti buah pir,
kehamilan empat bulan rahim berbentuk bulat, sedangkan pada akhir
kehamilan berbentuk bujur telur.
Pada kehamilan 16 minggu tinggi fundus uteri terletak antara pertengahan
sinfisis dan pusat, plasenta telah berbentuk sepenuhnya. Pada kehamilan 20
minggu tinggi fundus uteri terletak 2-3 jari dibawah pusat. Pada kehamilan 24
minggu tinggi fundus uteri terletak setinggi pusat, pada kehamilan 28 minggu
tinggi fundus uteri terletak 2–3 jari diatas pusat. Pada kehamilan ini fundus
uteri berukuran 26,7 cm dari simfisis. Pada kehamilan 36 minggu TFU
terletak 3 jari dibawah prosesus sifoideus. Pada kehamilan 40 minggu TFU
terletak sama dengan 8 bulan tetapi melebar kesamping yaitu terletak antara
pertengahan pusat dan prosesus sifoideus.

gambar 2.5 Tinggi Fundus Uteri Sumber : (Hatijar et al, 2020)

b. Serviks
Perubahan pada serviks terjadi akibat pengaruh hormon estrogen yang
meningkat menyebabkan massa dan kandungan air meningkat. Adanya
peningkatan vaskularisasi, edema, hyperplasia, dan hipertrofi kelenjar serviks
yang menyebabkan serviks menjadi lunak (tanda Goodell) dan serviks
berwarna kebiruan (tanda Chadwick) (Fijri, 2021).
c. Vagina dan vulva
Vagina dan vulva mengalami perubahan karena pengaruh estrogen yang
mengakibatkan vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan sehingga
timbul tanda chadwick (Hatijar, et al., 2020).
d. Ovarium
Ovulasi berhenti selama kehamilan. Ovarium yang mengandung korpus
luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai plasenta terbentuk
sempurna. Pasca plasenta terbentuk, korpus luteum gravidarum mengecil dan
mengeluarkan hormone estrogen dan progesteron (Fijri, 2021).
e. Payudara
Di awal trimester I kehamilan, estrogen dan progesteron merupakan hormon
yang paling berpengaruh terhadap perubahan payudara. Selama kehamilan
payudara bertambah besar, tegang, dan berat. Perubahan hormonal dalam
tubuh perempuan hamil yang menyebabkan payudara dan nipple (putting)
menjadi lebih sensitif bahkan nyeri saat disentuh karna adanya peningkatan
aliran darah ke jaringan sekitar payudara.
Saat trimester II kehamilan, estrogen dan progesteron mempengaruhi
pertumbuhan sistem ductus, lobuli, dan alveoli. Konsentrasi dan kadar
prolaktin dalam darah ibu meningkat. Terjadi hiperpigmentasi pada aerola
mammae yang dimana daerah ini akan lebih gelap sekaligus besar,
terkadang juga muncul bintik kecil dan menonjol dinamakan kelenjar
Montgomery yang berfungsi untuk menjaga bagian aerola dan nipple agar
tetap lembab dan tidak kering.
Pada trimester III kehamilan, perubahan payudara semakin tampak dan
prolaktin semakin banyak diproduksi. Payudara semakin membesar, berat
karena produksi air susu semakin banyak untuk persiapan laktasi. Akibat dari
penambahan ukuran dan bobot payudara akan muncul stretch mark di area
payudara karena kulitnya meregang(Fijri, 2021).terbentuk, korpus luteum
gravidarum mengecil dan mengeluarkan hormone estrogen dan progesteron
(Fijri, 2021).

Tabel 2.3 Perubahan Mamae

Umur Kehamilan Perubahan

3-4 Minggu Ada sensasi rasa nyeri,

ductus dan alveoli


membesar.

6 Minggu Ukuran bertambah besar.

8 Minggu Pelebaran pembuluh darah


vena di sekitar mammae, mulai
tampak 12–13 nodul kecil di
seketar areola, menghasilkan
sebum di daerah puting untuk
menjaga mammae agar tetap
lembut

dan kenyal.

12 Minggu Puting susu membesar dan


melunak, serta terjadi
pigmentasi di sekitar areola

dan puting.

16 Minggu Kolostrum sudah mulai


dikeluarkan.

Sumber : (Fitria et al, 2021)

2) Sistem edokrin
kelenjar endrokin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai
sususnan mikroskopi yang sederhana. Selama kehamilan normal, kelenjar
endrokin dibawah pengaruh hipofisis anterior dan posterior. Hipofisis anterior
menghasilkan beberapa kelenjar yang berpengaruh pada kehamilan, antara
lain :
a) kelenjar tiroid
Kelenjar ini menghasilkan 3 jenis hormon yaitu Triiodotironin
(T3),Tiroksin (T4) dan Kalsitonin. Fungsi hormon ini antara lain mengatur
laju metabolisme tubuh, memegang peranan penting dalam pertumbuhan
fesus terutama pada system syaraf, dan mempertahankan sekresi GH dan
Gonadotropin.
b) kelenjar paratiroid
kelenjar ini mensekresi parathormon (PHT) yang berfungsi mengatur
metabolisme kalsium dan fosfat dalam tubuh. Konsentrasi hormon ini akan
menurun pada trimester I dan meningkat pada trimester II. Fungsi penting
hormon ini untuk memasok kalsium yang adekuat untuk fetus, berperan
dalam produksi peptida pada fetus dan plasenta.
c) kelenjar pankreas
Berfungsi menghasilkan hormon insulin dan glukagon untuk mengatur
kadar dan penggunaan glukosa dalam darah. Pada kehamilan normal,
kadar glukosa dikurangi secukupnya namun tetap mempertahankan
glukosa untuk kebutuhan janin, sementara kebutuhan energi ibu dipenuhi
dengan meningkatkan metabolisme asam lemak perifer.
d) kelenjar adrenal
Disebut sebagai kelenjar suprarenalis, selama kehamilan kelenjar ini akan
mengecil. Sementara itu, hipofisis posterior menghasilkan hormon, antara
lain:
- Hormon Antideuretik (ADH)
Pada saat kehamilan, ADH disekresi lebih banyak karena disebabkan
oleh peningkatan sirkulasi darah diginjal sehingga filtrasi di
glumerulus juga meningkat sampai 69%.
- Hormon Oksitosin
Hormon ini dihasilkan oleh hipotalamus dan disimpan dalam kelenjar
hipofisis posterior. Berfungsi dalam menstimulasi otot polos pada
uterus sehingga terjadi kontraksi otot rahim saat persalinan sehingga
memperlancarkan proses peralinan (Fijri, 2021).
Perubahan fisiologi pada kehamila juga dikendalikan oleh perubahan
sekresi hormon sebagai berikut :
 Progesteron
Progesteron adalah hormon yang berpera dalam siklus menstruasi dan
kehamilan. Progesteron memelihara bagiian desidua uterus dan
merelaksasika ototolog miometrium. Tugas utama dari hormon ini
ialah mempersiapkan tubuh untuk melalui masa kehamilan. Selain itu,
hormon ini juga sebagai adaptasi terhadap kebutuhan saat kehamilan.
Kadar hormon ini akan meningkat didalam tubuh saat hamil.
 Estrogen
Estrogen merupakan hormon yang berperan dalam perkembangan
seksual, seperti mengatur siklus menstruasi. Pada awal kehamilan,
kadar estrogen ini akan meningkat. Estrogen memiliki efek dalam
pertumbuhan endometrium.
 Human Cholrionic Gonadotropin
hCG diproduksi oleh sel lapisan luar blastokista yang kemudian sel ini
terpecah menjadi tofoblas lalu menjadi plasenta. Biasanya hCG berada
dalam sirkulasi dara ibu pada usia kehamilan 8–10 minggu stelah
fertilisasi. hCG memili sifat yang dapat merangsang hormon tiroksin
dari kelenjar tiroid, mempengaruhi nafsu makan serta pengendapan
lemak, mempengaruhi rasa haus dan menghambat kontraktilitas otot
polos miometrium.
 Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler disebutt juga sistem peredaran darah atau sistem
sirkulasi merupakan suatu sistem organ yang memiliki fungsi
memindahkan zat dan nutrisi dari sel ke sel serta melakukan sebagaian
fungsi homeostatis berupa stabilisasi subu dan Ph tubuh.Saat terjadi
kehamilan, sirkulasi darah ibu akan dipengaruhi oleh adanya
sirkulasi ke plasenta dan uterus yang semakin membesar.
Pada usia 10 minggu, volume plasma ibu hamil mulai menigkat
sebanyak rata-rata 50% dan terus berlangsung hingga usia kehamilan
30-34 minggu. Sel darah merah meningkat 18-30% pada ibu hamil.
Adanya perbedaan peningkatan volume plasna dan sel darah merah
mengakibatkan terjadinya penurunan hematokrit selama kehamilan
menyebabkan ibu hamil mengalami anemia fisiologi (Fijri, 2021).
Meningkatnya beban kerja menyebabkan otot jantung mengalami
hipertrofi, terutama vertikel kiri sebagai pengatur pembesaran jantung.
Pembesaran uterus mengakibatkan jantung tertekan keatas dan kekiri.
Selama hamil kecepatan darah meningkat sebagai hasil dari
peningkatan curah jantung. Meningkatkan volume darah dan oksigen
ke seluruh organ menjadikan pertumbuhan janin dalam rahim ibu.
Aliran darah meningkat dari 64ml menjadi 71 ml, denyut jantung juga
meningkat dari 15 denyut/menit menjadi 70-85 denyut/menit .
Pada kehamilan, uterus membesar menekan vena kava sehingga
mengurangi darah vena yang akan kembali ke jantung. Curah jantung
mengalami pengurangan sampai 23–30% dan tekanan darah bisa turun
sampai 10–15% yang bisa menyebabkan pusing, mual, dan
muntah(Hatijar, et al., 2020).
 Sistem Kekebalan
Fungsi utama sistem imun dalam tubuh ialah pertahanan,
keseimbangan, dan pemantauan. hCG mampu menurunkan respon
imun pada perempuan hamil, ditambah kadar IgG, IgA dan IgM serum
menurun mulai dari minggu ke-10 kehamilan sehingga mencapai kadar
terendah pada minggu ke-30. Imunologi tubuh janin sebagian besar
diperoleh dari ibu pada sekitar usia 16 minggu kehamilan dan terus
meningkat ketika kehamilan bertambah tua(Fijri, 2021).
 Sistem Perkemihan
Pada bulan–bulan pertama kehamilan, kandung kemih tertekan oleh
uterus sehingga terjadi poliuria. Keadaan ini hilang dengan
bertambahnya usia kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga
panggul. Pada kehamilan normal, fungsi ginjal cukup banyak berubah,
laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal meningkat pada
kehamilan (Fijri, 2021).Laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma
ginjal meningkat pada kehamilan sekitar 50–150%. Peningkatannya
dari awal kehamilan sampai aterm (cukup bulan) dan akan kembali
normal pada 20 minggu post partum (setelah melahirkan)(Fitriani, et
al., 2021).
 Sistem Pencernaan
Pada bulan pertama kehamilan, terdapat perasaan yang tidak enak.
Mual dan muntah diakibatkan kadar estrogen yang meningkat dan
produksi Hcg, sementara itu akibat peningkatan hormon progestron
menyebabka tonus otot-otot sistem pencernaan menurun sehingga
makanan lebih lama berada dilambung dan lebih lama berada dalam
usus. Hal ini akan berdampak pada ibu dan berisikiko terjadi
konstipasi. Pada sebagaian besar ibu akan mengalami morning
sickness (mual muntah dipagi hari). Sekresi saliva yang menjadi lebih
asam dan banyak meningkatkan faktor risikilo gigi berlubang dan
karises pada ibu hamil (Fijri, 2021).
 Sistem Muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletal adalah sistem kompleks yang meliputi
jaringankerangka dan otot tubuh termasuk sendi, ligamen, tendon, dan
persyarafan. Pada trimester I, perubahan terjadi karena kebutuhan
kalsium dan posfor ibu yang bertambah sepertiga kali lebih banyak.
Keseimbangan kalsium dalam tubuh akan terpengaruh jika asupan
kalsium kurang terpenuhi dengan baik. Hal ini akan berdampak pada
tulang dan gigi. Pada trimester II, postur tubuh dan cara berjalan mulai
tampak mengalami perubahan. Hal ini terjadi karena adanya
peningkatan berat badan dan membesarnya uterus.Pada trimester III,
tubuh ibu semakin lordosis. Sendi pelvis sedikit dapat bergerak dan
distensi abdomen membuat panggul miring ke dapan.Akibat adanya
peningkatan hormon progesteron, estrogen, dan elastin dalam
kehamilan, menyebabkan relaksasi dan kelemahan jaringan ikat serta
ketidakseimbangan persendian, otot– otot dinding perut meregang dan
akhirnya mengakibatkan berkurangnya tonus otot (Fijri, 2021).
 Sistem Integumen
Saat kehamilan, terjadi perubahan pada sistem integumen yang
sebagian besar akibat dari adanya perubahan hormonal dan mekanisme
peregangan pada kulit. Sebagian ibu hamil mengalami pigmentasi yang
disebabkan oleh peningkatan hormon estrogen, progesteron, dan MSH
(melaocytestimulanting hormone). Hiperpigmentasi terjadi pada area
wajah, perut, payudara, khususnya areola dan papilla mammae.
Pada wajah, perubahan warna kulit dan munculnya bercak atau bintik–
bintik saat kehamilan disebut dengan Cloasma Gravidarum atau
Melisma. Pigmentasi kulit yang terjadi pada abdomen ibu hamil,
berupa garis pigmentasi yang terentang dari simfisis pubis sampai ke
ujung atas fundus pada garis tengah perut disebut dengan istilah Linea
Nigra. Adanya peregangan kulit abdomen akibat semakin
membesarnya uterus menyebabkan muncul striae gravidarum, yaitu
bentuk parut dari kulit abdomen karena penurunan elastisitas kulit.
Terkadang juga muncul pada area payudara dan paha (Fijri, 2021).
 Sistem Metabolisme
Saat kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang
mendasar dimana kebutuhan nutrisi menjadi makin tinggi untuk
pertubuhan janin dan persiapan pemberian ASI. Perubahan
metabolisme tersebut ialah (Hatijar, 2020) :
1. Tingkat Basal Metabolic Rate (BMR) pada wanita hamil
meningkat sebesar 15-20% terutama pada trimester akhir.
2. Keseimbangan asam basa mengalami penurunan 155 mEq/ liter
yang disebabkan adanya hemodiluasi darah dan kebutuhan mineral
yang dibutuhkan janin
3. Kebutuhan protein saat hamil meningkta untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, perkemangan organ kehamilan dan persiapan
laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar 0,5 gr/kg
BB sebutir telur ayam sehari.
4. Kebutuhan kalori didaptkan dari karbohidrat, lemak dan protein
5. Kebutuhan mineral untuk ibu hamil khususnya air yang cukup
anyak sehingga kemungkinan terjadi retensi air, kalsium
dibutuhkan rata-rata 1,5 gram sehari sedangkan untuk
pembentukan tulang terutama dalam trimester terkahir dibutuhkan
30-40 gram, fosfor dibutuhkan rata-rata 8 gram/ hari, zat besi
dibutuhkan ±800 mg atau 30-50 mg/hari.
6. Berat badan ibu hamil bertambah
 Sistem Pernafasan
Pada kehamilan terjadi perubahan sistem respirasi untuk bisa
memenuhi kebutuhan O2. Saat uterus membesar diagfragma membesar
4cm dan kerngka tulang ikut terdorong keatas. Kapasitas paru-paru
berkurang adanya elevasu diagfragma sehingga menyebabkan ibi
hamil bernafas lebih dalam 20-25% dengan frekuesni nafas meningkat
 Sistem Persyarafan
Pada ibu hamil, akan ditemukan rasa sering kesemutan (parestisia)di
ekstermitas yang disebabkan oleh postur tubuh ibu. Edema yang terjadi
pada trimester III menekan saraf perifer bawah ligamen karpal
pergelangan tangan menimbulkan carpal tunnel syndrome, sindrom ini
ditandai dengan parestisia dan nyeri pada tangan yang menjalar ke
siku. Pada bayi, sistem saraf (otak dan struktur–struktur seperti tulang
belakang muncul pada minggu ke-4 sewaktu saraf mulai berkembang)
(Hatijar, et al., 2020).

Anda mungkin juga menyukai