Perbedaan Efektifitas Pemberian Sari Kurma + Tablet Fe Dengan Madu + Tablet Fe Terhadap Kadar

Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III di RSU Aprilia Cilacap Tahun 2021

Differences in the Effectiveness of Giving Dates Extract + Fe Tablets with Honey + Fe Tablets Against
Hemoglobin Levels in Third Trimester Pregnancy at RSU Aprilia Cilacap in 2021

Siti Muntasiroh1, Evy Apriani2, Rusana, Rusana2

1,2
Faculty of Health Science University of Al-Irsyad Cilacap
Jl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap

ABSTRAK

Ibu hamil akan mengalami perubahan secara fisiologis tubuh akan mempengaruhi jumlah sel darah
merah normal pada kehamilan terutama pada trimester III. Anemia pada kehamilan dapa menyebabkan
bahaya dan komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Kebutuhan Fe (zat besi) masih kurang pada wanita
hamil sehingga membutuhkan asupan tambahan tablet Fe maupun makanan yang dapat meningkatkan kadar
Hb, salah satunya adalah kurma dan madu. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan efektifitas
pemberian sari kurma + tablet Fe dengan madu + tablet Fe terhadap kadar hemoglobin ibu hamil trimester
III. Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan desain penelitian two group pre test-post
test. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III yang mengalami anemia sebanyak 32 orang
yang diambil dengan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat
dengan uji Wilcoxon Signed Rank Test dan uji Mann-Whitney U Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan selisih kadar hemoglobin sesudah pemberian sari kurma + tablet Fe dengan sesudah
pemberian madu + tablet Fe terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III (pv = 0,004)
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pemberian madu + tablet Fe lebih efektif dibandingkan dengan sari
kurma + tablet Fe terhadap peningkatan kadar Hb pada ibu hamil. Diharapkan pihak RSU Aprillia Cilacap
dapat memberikan informasi kepada ibu hamil untuk mengkonsumsi madu + tablet Fe sebagai upaya untuk
mencegah anemia pada kehamilan.

Kata Kunci : Sari Kurma, Tablet Fe, Madu, Hemoglobin, Ibu hamil

ABSTRACT

Pregnant women will experience physiological changes in the body that will affect the normal red
blood cell count in pregnancy, especially in the third trimester. Anemia in pregnancy can cause harm and
complications in pregnancy and childbirth. The need for Fe (iron) is still lacking in pregnant women so that
they require additional intake of Fe tablets and foods that can increase Hb levels, one of which is dates and
honey. The purpose of this study was to determine the difference in the effectiveness of giving date palm
juice + Fe tablets with honey + Fe tablets on hemoglobin levels of pregnant women in the third trimester at
Aprilia Cilacap General Hospital. This study uses a quasi-experimental method with a two-group pre-test-
post-test research design. The sample in this study were 32 pregnant women in the third trimester who
experienced anemia, which were taken using purposive sampling technique. Data analysis used univariate
and bivariate analysis with the Wilcoxon Signed Rank and Mann-Whitney U Test. The results showed that
there was a difference in hemoglobin levels after giving date extract + Fe tablets and after giving honey +
Fe tablets on hemoglobin levels in third trimester pregnant women (pv = 0.004). Date palm juice + Fe
tablets on increasing Hb levels in pregnant women. It is hoped that the Aprillia Cilacap General Hospital
can provide information to pregnant women to consume honey + Fe tablets as an effort to prevent anemia in
pregnancy.

Keyword : Dates extract, Fe tablets, Honey, Hemoglobin, Pregnant women

LATAR BELAKANG rendah dan menengah ke bawah (WHO, 2017).

Mortalitas wanita di dunia pada tahun 2017 Negara dengan Angka Kematian Ibu (AKI)
sebanyak 295.000 wanita meninggal selama tertinggi di Asia Tenggara adalah Myanmar
hamil, melahirkan dan pasca melahirkan dengan 250 kematian per 100 ribu kelahiran
kejadiann ini 94% di negara berpenghasilan hidup dan Laos dengan 185 kematian per 100

SITI MUNTASIROH 1
ribu kelahiran hidup kemudian tertinggi ketiga
adalah Indonesia. Angka Kematian Ibu di
Indonesia pada tahun 2017 tercatat sebesar 177
kematian per 100 ribu kelahiran hidup (Lidwina,
2021). Salah satu yang menjadi penyebab
tingginya angka kematian ibu tersebut adalah
anemia defisiensi yang diderita ibu hamil (Dhiya,
2021).
Kehamilan merupakan masa dimana terdapat
janin di dalam rahim seorang perempuan (Pudiastuti,
2012). Kehamilan normalnya berlangsung 40
minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan (Saifuddin,
2018). Kehamilan bisa dibagi ke dalam tiga periode
yang kira-kira intervalnya sama (kurang lebih 13
minggu, atau 3 bulan), yaitu yang dikenal dengan
trimester I, II dan III (Siswosudarmo & Emilia,
2012).
Ibu hamil akan mengalami perubahan secara
fisiologis tubuh yang mempengaruhi hampir semua
keadaan sistem organ. Perubahan sirkulasi darah
mendukung perkembangan janin yang normal
(Anfiksyar et al., 2019). Perubahan fisiologis alami
yang terjadi selama kehamilan akan mempengaruhi
jumlah sel darah merah normal pada kehamilan,
peningkatan volume darah ibu terutama terjadi akibat
peningkatan plasma, bukan akibat peningkatan sel
darah merah, walaupun ada peningkatan jumlah sel
darah merah dalam sirkulasi, tetapi jumlahnya tidak
seimbang dengan peningkatan volume plasma,
ketidakseimbangan ini akan terlihat dalam bentuk
penurunan kadar hemoglobin (Saifuddin, 2018).
Hemoglobin (Hb) merupakan protein dalam sel
darah merah yang membawa oksigen ke sel-sel lain
dalam tubuh. Ketika tubuh membutuhkan lebih
banyak zat besi dibandingkan dengan yang telah
tersedia, maka dapat berpotensi terjadinya anemia
(Proverawati, 2011). Peningkatan volume darah ibu
terutama terjadi akibat peningkatan plasma sehingga
mengakibatkan hemodilusi dan penurunan
konsentrasi Hb dari 15 g/dl menjadi 12,5 g/dl dan
pada 6% perempuan bisa mencapai di bawah 11 g/dl
(Saifuddin, 2018).
Anemia pada kehamilan disebabkan karena
terjadinya pengenceran darah, pertambahan darah
yang tidak seimbang dengan pertambahan plasma,
kebutuhan zat besi meningkat dan kurangnya nutrisi
pada ibu hamil. Tanda-tanda ibu hamil dengan
anemia adalah kepala pusing, palpitasi, berkunang-
kunang, lesu, lemas lelah, pucat, cepat letih dan lain-
lain. Pencegahan yang dapat dilakukan ibu adalah
dengan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang
dengan asupan besi yang cukup, mengatur jarak
kelahiran dan mengkonsumsi tablet zat besi
(Pudiastuti, 2012).
Kejadian Anemia di Indonesia pada tahun
2018 sebesar 48,9% dan sebagian besar (84,6%)
kejadian anemia terjadi pada ibu hamil dengan
kelompok umur 15-24 tahun (Kemenkes RI,
2019). Program penanggulangan anemia yang
dilakukan pada ibu hamil dilaksanakan dengan
memberikan 90 Tablet Tambah Darah (TTD)
kepada ibu hamil selama periode kehamilannya.
Cakupan ibu hamil mendapat 90 TTD di Provinsi
Jawa Tengah pada tahun 2019 sebesar 91,95%,
menurun bila dibandingkan dengan cakupan
tahun 2018 yaitu 92,05%, sedangkan di
Kabupaten Cilacap sebesar 94,5% (Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2019).
Bahaya anemia terhadap kehamilan dapat
terjadi abortus, persalinan prematuritas, mudah
terjadi infeksi, ancaman dekompensasi (Hb < 6),
mola hidatidosa, hyperemesis gravidarum,
perdarahan antepartum dan ketuban pecah.
Bahaya anemia saat persalinan yaitu terjadi
gangguan his, kala satu memanjang, terjadi
partus lama, kala dua lama, kala tiga dapat terjadi
retensio plasenta, dan kala empat dapat terjadi
perdarahan postpartum primer dan sekunder
(Manuaba, 2012).
Beberapa penelitian menyatakan bahwa 40
ibu hamil (60,6%) yang mengalami anemia
separuhnya mengalami abortus inkomplit
(Apriyanti, 2019). Anemia berkorelasi positif
dengan persalinan prematur dan tidak prematur
(Nandatari et al., 2020). Kejadian Ketuban Pecah
Dini (KPD) paling banyak terdapat pada ibu
bersalin dengan anemia (Pratiwi, 2017). Ibu yang
mengalami anemia sebagian besar mengalami
perdarahan post partum (53,8%) dan ada
hubungan yang signifikan antara anemia dengan
kejadian perdarahan post partum (Yurniati,
2019). Ibu hamil Trimester III yang mengalami
anemia <10,5 gr% cenderung melahirkan bayi
baru lahir mengalami asfiksia sebesar 80,8%
(Subirah & Ningsi, 2018). Kejadian partus lama
meningkat 5,1 kali pada ibu hamil dengan anemia
dibandingkan yang tidak anemia (Herlina, 2017).
Kebutuhan kandungan zat besi (Fe) pada ibu
hamil adalah sekitar 800 mg. Adapun kebutuhan
tersebut terdiri atas 300 mg yang dibutuhkan
untuk janin dan 500 gram untuk menambah masa
hemoglobin maternal. Kelebihan sekitar 200 mg
dapat diekskresikan melalui usus, kulit, dan
urine. Untuk perhitungan makan sebanyak 3 kali
dengan kalori sebanyak 2500 kal dapat
menghasilkan 20-25 mg zat besi setiap harinya.
Selama masa kehamilan lewat perhitungan 288
hari, wanita hamil bisa menghasilkan zat besi
sekitar 100 mg. Dengan demikian kebutuhan Fe
SITI MUNTASIROH 2
(zat besi) masih kurang pada wanita hamil
sehingga membutuhkan asupan tambahan tablet
Fe maupun makanan yang dapat meningkatkan
kadar Hb, salah satunya adalah kurma
(Kemenkes RI, 2018).
Buah kurma merupakan salah satu jenis
buah yang berasal dari Afrika Utara, Timur
Tengah dan negara-negara Asia yang
mengandung banyak manfaat bagi ibu hamil,
melahirkan, serta masa nifas (Widowati et al.,
2019). Kurma tergolong sebagai sumber
karbohidrat terbesar yang tersusun atas gula-gula
sederhana seperti glukosa, fruktosa, sukrosa,
serat dan mineral penting, diantaranya besi,
potassium, selenium, Kalsium, dan beberapa
vitamin C, B1, B2, A, riboplavin dan niasin.
Kurma juga bersifat antioksidan yang
mengandung fenolik seperti flavonoid dan rendah
lemak serta protein. Kandungan yang dimiliki
oleh kurma dapat membantu proses
hematopoiesis (peristiwa pembutan sel darah, sel
darah yang dimaksud berupa sel darah merah, sel
darah putih dan keeping darah) terutama pada
orang pengidap anemia defisiensi zat besi (FKM
UI, 2019).
Penelitian yang dilakukan oleh Ma’mum et
al., (2020) menunjukkan bahwa ada peningkatan
kadar Hb ibu hamil setelah konsumsi sari kurma
dan tablet Fe dengan rata-rata sebesar 2,0 gr/dl
dan peningkatan kadar Hb ibu hamil setelah
konsumsi tablet Fe dengan rata- rata sebesar 0,8
gr/dl. Konsumsi sari kurma dan tablet Fe dapat
memberikan peningkatan lebih banyak dari pada
konsumsi tablet Fe. Penelitian lain yang
dilakukan oleh Widowati et al. (2019)
menunjukkan bahwa ada pengaruh antara
pemberian sari kurma dengan kadar Hb (pv =
0,000).
Makanan lainnya yang dapat meningkatkan
kadar Hb pada ibu hamil adalah madu. Madu
mengandung mineral-mineral penting seperti
kalsium, fosfor, potasium, sodium, besi,
magnesium, dan tembaga. Kandungan lainnya
yaitu terdapat glukosa 75%, asam organik sebesar
8%, protein, enzim, garam mineral 18%, vitamin,
biji renik, minyak, kandungan zat besi yang
tinggi yang dapat mengobati penyakit anemia
serta mengandung antibiotik. Kandungan zat besi
dalam madu dapat meningkatkan jumlah eritrosit
sehingga dapat meningkatkan kadar hemoglobin
dan mengatasi anemia (Damayanti et al., 2021).
Penelitian yang dilakukan oleh Rianti et al.
(2021) menunjukkan bahwa ada pengaruh
pemberian madu terhadap kadar Hb ibu hamil
trimester III di BPM Tuti Nurmaryam Kecamatan
Purwadadi Kabupaten Subang tahun 2020
(pv=0,009). Ibu hamil sebelum intervensi
pemberian madu adalah 10,29 gr/dl dengan Hb
terendah 9 gr/dl dan Hb tertinggi 11 gr/dl,
sedangkan setelah intervensi pemberian madu
rata-rata Hb ibu hamil adalah 12,08 gr/dl, dengan
Hb terendah 10 gr/dl dan Hb tertinggi 14 gr/dl.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Hariati, et.al.
(2020) telah membuktikan bahwa adanya
peningkatan kadar Hb pada saat intervensi madu
baik pengukuran darah kapiler maupun vena
dengan kenaikan masing-masing sebesar 18,90%
dan 6,95%.
Allah Subhanahu wa ta'ala menganjurkan
umatnya untuk selalu bertawaqal, termasuk
dalam hal kesembuhan atas suatu penyakit.
Sebuah hadits Riwayat Bukhari, Rasulullah
Shalallaahu Alaihi Wassalaam menyampaikan,
“Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit,
melainkan akan menurunkan pula obat untuk
penyakit tersebut.” Jenis obat yang telah
disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadits salah
satunya adalah Kurma dan Madu. Al-Qur’an
surat An-Nahl ayat 68-69 menyebutkan, “Dan
Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, ‘Buatlah
sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon
kayu, dan ditempat yang dibuat manusia,
kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-
buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang
dimudahkan bagimu. Dari perut lebah itu keluar
minuman (madu) yang bermacam-macam
warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia.” Kemudian dalam
hadits Riwayat Muslim, Rasulullah Shalallaahu
Alaihi Wassalaam. Bersabda, “Barang siapa yang
sarapan dengan tujuh butir kurma Ajwa setiap
pagi akan terhindar dari bahaya racun dan sihir.”
(Rahayu, 2021).
Studi pendahuluan yang peneliti lakukan di
RSU Aprilia Cilacap didapatkan hasil bahwa dari
10 ibu hamil trimester III didapatkan kadar Hb <
11 gr/dl sebanyak 80% dan dengan kadar Hb ≥
11 gr/dl sebanyak 20%. Hasil di atas dapat
sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan
pencegahan terjadinya anemia pada ibu hamil
dengan memberikan informasi kepada
masyarakat tentang upaya yang paling efektif
dalam meningkatkan kadar Hb pada ibu hamil
trimester II yang mengalami anemia.
Berdasarkan studi pendahuluan dan uraian di
atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Perbedaan efektifitas
pemberian sari kurma + tablet Fe dengan madu +
tablet Fe Terhadap Kadar Hemoglobin Ibu Hamil
Trimester III di RSU Aprilia Cilacap”. Tujuan
SITI MUNTASIROH 3
penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan menggunakan rumus Federer sebanyak 31 orang
efektifitas pemberian sari kurma + tablet Fe yang terbagi dalam dua kelompok yaitu
dengan madu + tablet Fe terhadap kadar kelompok madu sebanyak 16 orang dan
hemoglobin ibu hamil trimester III di RSU kelompok sari kurma sebanyak 15 orang.
Aprilia Cilacap. Kelompok sari kurma diberikan Sari Kurma merk
Al-Jazira 360 gram yang telah terdaftar di BPOM
METODE PENELITIAN RI No. MD 866610002330 dan kelompok madu
Penelitian ini menggunakan metode quasi diberikan Madu merk A-Gholibu 250 gram yang
experiment dengan desain two group pre test- telah terdaftar di Dinas Kesehatan Kabupaten
post test. Sampel yang digunakan adalah ibu Cilacap No. PIRT. 109330103655. Intervensi
hamil trimester III di RSU Aprilia Cilacap diberikan selama 10 hari dengan memberikan
dengan kriteria inklusi sebagai berikut: Ibu hamil madu dan sari kurma yang diminum 2x1 sendok
yang melakukan pemeriksaan di RSU Aprilia makan sehari di pagi dan malam hari. Analisis
Cilacap, usia ≥ 20 tahun, mengalami anemia data menggunakan uji non parametrik yaitu uji
ringan (9- 10,9 gr/dL), tidak mengalami Wilcoxon Signed Rank Test dan uji Mann-
perdarahan kronik selama hamil, mengkonsumsi Whitney U Test.
tablet Fe selama kehamilannya dan bersedia
menjadi responden. Kriteria eksklusi : Ibu hamil HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
yang mengalami hiperemesis gravidarum, ibu 1. Deskripsi karakteristik ibu hamil
hamil dengan tuberculosis, liver, gagal ginjal, Karakteristik ibu hamil dalam
kanker, tertular HIV/AIDS, mengalami infeksi penelitian ini meliputi umur, gravida, tingkat
cacing, inflamasi, menstruasi berat sebelum pendidikan dan pekerjaan. Distribusi
kehamilan, tidak pernah mengkonsumsi daging, frekuensi karakteristik ibu hamil trimester III
penelitian yang dilakukan tidak sesuai dengan di RSU Aprilia Cilacap disajikan dalam tabel
aturan atau SOP. Perhitungan sampel minimal 1 di bawah ini.
Tabel 1
Karakteristik Ibu Hamil Trimester III di RSU Aprilia Cilacap
Kelompok
Kelompok Sari Kurma
No Karakteristik Ibu hamil Madu
f % f %
1 Umur :
a. Berisiko (>35 tahun) 6 37,5 4 26,7
b. Tidak berisiko (20-35 tahun) 10 62,5 11 73,3
Jumlah 16 100 15 100
2 Gravida:
a. Primigravida 5 31,2 1 6,7
b. Multigravida 11 68,8 14 93,3
Jumlah 16 100 15 100
3 Tingkat pendidikan:
a. Dasar (SD-SMP) 2 12,5 2 13,3
b. Menengah (SMA) 6 37,5 6 40,0
c. Tinggi (D3-S2) 8 50,0 7 46,7
Jumlah 16 100 15 100
4 Pekerjaan:
a. Bekerja 6 37,5 5 33,3
b. Tidak bekerja 10 62,5 10 66,7
Jumlah 16 100 15 100
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2022

Umur ibu hamil di RSU Aprilia
Cilacap sebagian besar berumur dengan
kategori tidak berisiko (20-35 tahun) yaitu
kelompok sari kurma (73,3%) dan kelompok
madu (62,5%). Umur ibu hamil sebagian
besar berada dalam kurun waktu reproduksi
sehat dengan anemia ringan. Menurut Edison
(2019), usia reproduksi sehat bagi wanita
aman untuk menjalani proses kehamilan dan
persalinan adalah umur (20-35 tahun). Pada
masa ini sistem reproduksi wanita sudah
mencapai kematangan sehingga aman untuk
SITI MUNTASIROH 4
bereproduksi. Umur juga dapat
mempengaruhi pengetahuan seseorang
dimana semakin bertambah usia seseorang
maka akan semakin bertambah pula
pengetahuannya sesuai dengan informasi
yang didapat.
Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian Herawati dan Rusmiati (2018)
yang menyatakan bahwa sebagian besar ibu
hamil yang mengalami anemi di di Klinik
Mundi Asih Cimanggis Depok berpendidikan
tinggi berumur 20-35 tahun (84%). Penelitian
lain yang dilakukan oleh Edison (2019)
menyatakan bahwa sebagian besar umur ibu
hamil di Puskesmas Biru Kabupaten Bone.
yang mengalami anemia adalah umur 20-35
tahun (77%).
Paritas pada Ibu hamil di RSU Aprilia
Cilacap sebagian besar multigravida yaitu
pada kelompok sari kurma (93,3%) dan
kelompok madu (68,8%). Menurut Hidayah
(2018), semakin sering seorang wanita
melahirkan maka semakin besar resiko
kehilangan darah dan berdampak pada
penurunan kadar Hb. Setiap kali wanita
melahirkan, jumlah zat besi yang hilang
diperkirakan sebesar 250 mg. Hal tersebut
akan lebih berat lagi apabila jarak melahirkan
relatif pendek. Hal ini terjadi karena ibu yang
sering melahirkan mempunyai risiko
mengalami anemia pada kehamilan
berikutnya apabila tidak memperhatikan
kehamilannya, selama hamil zat-zat gizi akan
terbagi untuk ibu dan janin yang
dikandungnya.
Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian Susilowati dan Fauzi (2019) yang
menyatakan bahwa sebagian besar paritas ibu
hamil yang mengalami anemia di Puskesmas
Jati Bening adalah multiparitas (64%).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Oktafiani
et al. (2019) menyatakan bahwa sebagian
besar umur ibu hamil di Praktik Mandiri
Bidan (PMB) Haryanti Desa Panimbang,
Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Cilacap.
yang mengalami anemia adalah multiparitas
(68,19%).
Tingkat pendidikan ibu hamil pada
kelompok sari kurma adalah sebagian besar
dengan kategori tinggi (46,7%) dan pada
kelompok madu sebagian besar tingkat
pendidikan dengan kategori tinggi (50%).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
tingkat pendidikan dapat berpengaruh
terhadap pemanfaatan layanan kesehatan dan
mengetahui pentingnya mengkonsumsi tablet
Fe. Hal ini dibuktikan dengan ibu hamil
mengkonsumsi tablet Fe.
Hal ini sejalan dengan pendapat
Susilowati dan Fauzi (2019) yang
menjelaskan bahwa rendahnya pendidikan
ibu akan berdampak pada rendahnya
pengetahuan ibu yang berpengaruh pada
keputusan ibu untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan. Makin rendah pengetahuan ibu,
makin sedikit keinginan nya untuk
memanfaatkan pelayanan kesehatan sehingga
berpengaruh terhadap terjadinya anemia.
Dalam hal ini adalah respon terhadap
pentingnya mengkonsumsi zat besi (Fe).
Hidayah (2018) mempertegas bahwa
pendidikan formal sangat penting dalam
menentukan status gizi keluarga.
Kemampuan baca tulis di perkotaaan akan
membantu dalam memperlancar komunikasi
dan penerimaan informasi, dengan demikian
informasi tentang kesehatan akan lebih
mudah diterima oleh keluarga. Pengetahuan
gizi dan kesehatan merupakan salah satu
jenis pengetahuan yang dapat diperoleh
melalui pendidikan. Pengetahuan gizi dan
kesehatan akan berpengaruh terhadap pola
konsumsi pangan. Semakin banyak
pengetahuan tentang gizi dan kesehatan,
maka semakin beragam pula jenis makanan
yang dikonsumsi sehingga dapat memenuhi
kecukupan gizi dan mempertahankan
kesehatan individu.
Hasil penelitian ini didukung
penelitian Herawati dan Rusmiati (2018)
yang menyatakan bahwa sebagian besar ibu
hamil yang mengalami anemia di Klinik
Mundi Asih Cimanggis Depok berpendidikan
tinggi (84%). Penelitian lain yang dilakukan
oleh Kurniawati dan Nurdianti (2018) yang
menyatakan bahwa ibu hamil yang
mengalami anemia ringan di Kecamatan
Tamansari kota Tasikmalaya sebagian besar
berpendidikan tinggi (58%).
Pekerjaan ibu hamil di RSU Aprilia
Cilacap sebagian besar ibu hamil tidak
bekerja yaitu kelompok sari kurma (66,7%)
dan kelompok madu (62,5%). Menurut
Susilowati dan Fauzi (2019) menyatakan
bahwa seseorang yang bekerja akan
berinteraksi dengan lingkungan di tempat ibu
bekerja, yang salah satunya akan
menghasilkan arus perkembangan informasi
di dalamnya. Lain halnya dengan seseorang
yang tidak bekerja dan cenderung terbatas
SITI MUNTASIROH 5
dalam arus komunikasi dan interaksi dengan
lingkungannya sehingga transfer informasi
dalam pengetahuan akan berkurang jika
dibandingkan dengan seseorang yang
bekerja.
Hasil penelitian ini didukung
penelitian Oktafiani et al. (2019) yang
menyatakan bahwa mayoritas ibu hamil di
Praktik Mandiri Bidan (PMB) Haryanti Desa
Panimbang, Kecamatan Cimanggu,
Kabupaten Cilacap yang mengalami anemia
ringan tidak bekerja (95,46%). Penelitian lain
yang dilakukan oleh Arimurti (2019)
menyatakan bahwa ibu hamil yang
mengalami anemia di Rumah Sakit An-Nisa
Kota Tangerang sebagian besar tidak bekerja
(77%).
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Kadar Hemoglobin Sebelum dan Sesudah Pemberian Sari Kurma pada Ibu Hamil
Trimester III di RSU Aprilia Cilacap
Kadar Hemoglobin Kelompok Sari
No
Kurma
1 Pretest
2 Posttest
Sumber : Data primer diolah tahun 2022
Kadar hemoglobin sebelum intervensi
(pretest) pada kelompok sari kurma sebanyak
15 orang rata-rata kadar hemoglobin sebesar
10,22 gr/dL. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ibu hamil sebelum pemberian sari
kurma + tablet Fe mengalami anemia ringan
pada trimester III. Menurut Manoe (2021),
anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu
dengan kadar haemoglobin di bawah 11 gr%
pada trimester I dan III atau kadar < 10,5 gr
% pada trimester II.
Anemia yang dialami oleh ibu hamil di
RSU Aprilia Cilacap dapat disebabkan
karena pekerjaan sehari-hari yang dilakukan
oleh ibu hamil. Data menunjukkan bahwa
walaupun sebagian besar ibu tidak bekerja
atau sebagai ibu rumah tangga (62,5%)
bukan berarti ibu tidak melakukan aktivitas.
Menurut Lestari (2015), aktivitas ibu yang
tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga
juga sangat melelahkan. Ibu yang
mempunyai aktivitas yang tinggi tanpa
diimbangi konsumsi gizi yang sembang akan
dapat menyebabkan kadar Hb menjadi
rendah.
Hal ini sejalan dengan pendapat
Wardani dan Risyaningrum, (2019) yang
menjelaskan bahwa jangan pernah
2. Deskripsi kadar hemoglobin wanita hamil
trimester III sebelum dan sesudah
pemberian sari kurma + tablet Fe.
Distribusi frekuensi kadar hemoglobin
pada ibu hamil trimester III sebelum dan
sesudah pemberian sari kurma + tablet Fe di
RSU Aprilia Cilacap disajikan Tabel 2
N Mean SD Median Min-Max
15 10,22 0,31 10,15 9,8-10,9
15 10,60 0,33 10,6 10,0-11,2
menganggap enteng pekerjaan rumah tangga,
khususnya bagi kaum pria. Pekerjaan rutin
rumah tangga seperti mencuci, mengepel,
memasak, menyetrika sering dianggap
pekerjaan yang tidak membutuhkan tenaga
dan pikiran, pendapat seperti ini jelas salah.
Pekerjaan rumah tangga sama melelahkannya
seperti pekerjaan lainnya. Tanpa harus
bekerja di luar rumah pun, pekerjaan rumah
tangga sudah menguras tenaga dan pikiran,
apalagi kalau seorang wanita masih harus
bekerja di luar rumah, yang paling
menyedihkan lagi adalah pada waktu hamil.
Pada saat hamil, kurangilah pekerjaan rumah
tangga yang biasa dilakukan.
Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian Susilowati dan Fauzi (2019) yang
menyatakan bahwa ibu hamil yang tidak
bekerja akan mengalami anemia ringan
sebanyak 46 (95,8%) dan anemia sedang
sebanyak 2 (4,2%). Hasil analisa statistik
menunjukkan bahwa ada hubungan antara
pekerjaan dengan kejadian anemia pada ibu
hamil (p value = 0,000). Penelitian lain yang
dilakukan oleh Ernawatik (2017) yang
mengatakan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara pekerjaan ibu dengan
kejadian anemia pada ibu hamil (pv = 0,031).
SITI MUNTASIROH 6
 Kadar hemoglobin setelah diberikan
intervensi (posttest) pada kelompok sari
kurma mempunyai rata-rata kadar
hemoglobin sebesar 10,6 gr/dL. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil
sesudah pemberian sari kurma + tablet Fe
selama 10 hari masih mengalami anemia
ringan namun rata-rata ibu hamil mengalami
peningkatan sebesar 0,38 gr/dL dari sebelum
intervensi rata-rata kadar Hb sebesar 10,22
gr/dL menjadi 10,6 gr/dL. Hasil penelitian
juga menunjukkan bahwa terdapat 1 ibu
hamil yang tidak mengalami peningkatan
setelah pemberian sari kurma + tablet Fe
disebabkan karena ibu hamil tidak patuh
dalam mengkonsumsi sari kurma dan tablet
Fe disebabkan karena pergi luar kota dan
lupa membawa obat.
Penelitian yang dilakukan oleh
Wirawan et al. (2015) terhadap ibu hamil
dengan anemia telah membuktikan bahwa
rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil
sebelum diberikan tablet Fe dan setelah
diberikan tablet Fe selama 60 hari didapatkan
hasil terjadi peningkatan kadar hemoglobin
secara signifikan yaitu sebelum diberikan
perlakuan kadar hemoglobin ibu hamil rata-
rata 10,32 gr/dL dan meningkat menjadi
11,23 gr/dL atau mengalami peningkatan
sebesar 1,09 gr/dL sehingga jika dibagi
selama 60 hari maka peningkatan setiap
harinya sebesar 0,02 gr/dL. Penelitian yang
peneliti lakukan dalam 10 hari rata-rata
mengalami peningkatan sebesar 0,36 gr/dL
atau per hari rata-rata meningkat 0,036 gr/dL.
Hasil ini membuktikan bahwa terdapat
perbedaan antara ibu hamil yang hanya
mengkonsumsi tablet Fe saja dengan
ditambah konsumsi sari kurma + tablet Fe.
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil Trimester III
di RSU Aprilia Cilacap
Kadar Hemoglobin Kelompok
No N Mean
Madu
1 Pretest 16
2 Posttest 16
Sumber : Data primer diolah tahun 2022
Kadar hemoglobin sebelum intervensi
(pretest) pada kelompok madu sebanyak 16
orang rata-rata kadar hemoglobin sebesar
9,92 gr/dL. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ibu hamil mengalami anemia ringan
United States Departement and
Agriculuture National Nutrient Database for
standard reference (Sugita, 2020)
menjelaskan bahwa kurma memiliki
beberapa komponen penting yang dapat
meningkatkan kadar haemoglobin bagi yang
mengkonsumsinya. Kurma seberat 100 gr
mengandung 2,81 gram protein, 7,1 gram
serat, kalsium 35 mg, karbohidrat 88,78
gram, vitamin C 0,4 mg dan zat besi 1,02 mg.
zat besi merupakan komponen dari
haemoglobin di dalam sel darah merah yang
menentukan daya dukung oksigen darah dan
membantu mengatasi anemia.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
pendapat Widowati et al. (2019) yang
menyatakan bahwa kurma mengandung
nutrisi yang amat baik. Kandungan gula yang
terdapat di dalam buah kurma dapat langsung
diserap oleh tubuh. Kandungan gula dalam
buah ini berbeda dengan kandungan gula
dalam makanan yang lain, sebab kandungan
gula yang biasanya harus diuraikan terlebih
dahulu baru diserap oleh tubuh. Para pakar
diet menilai kurma sebagai makanan terbaik
bagi wanita hamil dan ibu menyusui. Bahwa
pengaruh pemberian kurma terhadap
kemajuan persalinan, bagi ibu hamil untuk
mengkonsumsi buah kurma dalam jumlah
dan saat yang tepat.
3. Deskripsi kadar hemoglobin wanita hamil
trimester III sebelum dan sesudah
pemberian madu + tablet Fe.
Distribusi frekuensi kadar hemoglobin
pada ibu hamil trimester III sebelum dan
sesudah pemberian madu + tablet Fe di RSU
Aprilia Cilacap disajikan dalam tabel 3 di
bawah ini.
SD Median Min-Max
9,92 0,38 10,00 9,0-10,4
10,58 0,36 10,15 9,8-10,9
disebabkan karena fisiologis kehamilan
ditambah dengan aktivitas ibu sehari-hari.
Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Manuaba et al. (2012)
bahwa jika persediaan cadangan Fe minimal,
SITI MUNTASIROH 7
maka setiap kehamilan akan menguras
persediaan Fe tubuh dan akhirnya
menimbulkan anemia pada kehamilan
selanjutnya. Pada kehamilan, sering terjadi
anemia karena darah ibu hamil mengalami
hemodilusi (pengenceran) sehingga terjadi
peningkatan volume sebanyak 30-40% yang
puncaknya pada kehamilan 32-34 minggu.
Jumlah peningkatan sel darah sebesar 18-
30% dan hemoglobin sekitar 19%. Bila
hemoglobin ibu hamil sekitar 11gr% maka
dengan terjadinya hemodilusi akan
mengakibatkan anemia hamil fisiologis, dan
Hb ibu akan mengalami anemia ringan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Aditya
(2021) yang menjelaskan bahwa ibu hamil
mengalami anemia ringan pada trimester
kedua dan ketiga adalah hal yang wajar.
Namun anemia berat bisa menimbulkan
beragam masalah baik dalam periode
perkembangan janin dalam kandungan
maupun kelak saat telah terlahir. Anemia
juga akan meningkatkan risiko kehilangan
banyak darah saat persalinan dan membuat
ibu hamil lebih sulit melawan infeksi.
Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian Herawati dan Rusmiati (2018)
yang menjelaskan bahwa sebagian besar ibu
hamil yang mengalami anemia terjadi pada
trimester III (80%). Penelitian lain yang
dilakukan oleh Anfiksyar et al. (2019)
menyatakan bahwa sebagian ibu hamil yang
mengalami anemia pada trimester III
(96,2%).
Kadar hemoglobin setelah diberikan
intervensi (posttest) pada kelompok madu
mempunyai rata-rata kadar hemoglobin
sebesar 10,58 gr/dL. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ibu hamil sesudah
pemberian madu + tablet Fe selama 10 hari
masih mengalami anemia ringan namun rata-
rata ibu hamil mengalami peningkatan dari
sebesar 0,66 gr/dL dari sebelum intervensi
rata-rata kadar Hb sebesar 9,92 gr/dL
menjadi 10,58 gr/dL. Hal ini menunjukkan
bahwa penambahan madu pda konsumsi
tablet Fe dapat meningkatkan kadar Hb pada
ibu hamil yang disebabkan karena kandungan
dalam madu yang dapat membantu
pembentukan darah.
Hal ini sesuai dengan pendapat Hariati
et al. (2020) yang menjelakan bahwa madu
dapat membantu pembentukan darah, dimana
madu menyediakan banyak energi yang
dibutuhkan tubuh untuk pembentukan darah.
Lebih jauh lagi, madu dapat membantu
pembersihan darah. Madu berpengaruh
positif dalam mengatur dan membantu
peredaran darah. Madu juga berfungsi
sebagai pelindung terhadap masalah
pembuluh kapiler dan arteriskelorosis.
Hal ini sesuai dengan pendapat
Damayanti et al. (2021) yang menjelskan
bahwa madu mengandung zat besi (Fe) yang
merupakan mikromineral yang sangat
penting di dalam tubuh karena dapat
berfungsi sebagai pembentuk sel darah
merah. Kandungan zat besi dapat mensintesis
pembentukan heme yang dapat memacu
kadar hemoglobin. Kandungan lain madu
yang berperan penting dalam melarutkan zat
besi yaitu vitamin C. Zat besi dengan vitamin
C membentuk kandungan besi kompleks
yang larut dan mudah untuk diserap oleh
organ-organ pada tubuh manusia. Vitamin C
dapat menambah keasaman sehingga
membantu meningkatkan penyerapan zat besi
sebanyak 30%. Selain itu, adanya asam folat
yang juga penting untuk pembentukan sel
baru, sehingga dapat mempengaruhi Fe
dalam darah dan diharapkan terjadinya
peningkatan hemoglobin
Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian Maapi et al. (2019) yang
membuktikan bahwa rata-rata peningkatan
kadar hemoglobin setelah mengkonsumsi
madu selama 15 hari sebesar 0,84 gr/dL.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Ahmady
et al. (2021) telah membuktikan bahwa ibu
hamil yang mengkonsumsi madu + tablet Fe
selama 14 hari rata-rata mengalami
peningkatan kadar Hb sebesar 1,06 gr/dL
4. Perbedaan kadar hemoglobin sebelum dan
sesudah pemberian sari kurma + tablet Fe
pada ibu hamil trimester III.
Perbedaan kadar hemoglobin sebelum
dan sesudah pemberian sari kurma + tablet
Fe pada ibu hamil trimester III di RSU
Aprilia Cilacap dengan uji statistik Wilcoxon
Signed Rank Test disajikan dalam tabel 4.
SITI MUNTASIROH 8
 Tabel 4
Uji Statistik Perbedaan Kadar Hemoglobin Sebelum dan Sesudah Pemberian Sari Kurma + Tablet Fe pada
Ibu Hamil Trimester III

Negatif Positif
Kadar Hemoglobin N Ties pv Z
rank rank
Pretest-Posttest
15 0 15 0 0,001 -3,417
Kelompok Sari Kurma
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2022

Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan kadar hemoglobin yang
signifikan antara sebelum dan sesudah
pemberian sari kurma + tablet Fe pada ibu
hamil trimester III di RSU Aprilia Cilacap (pv
= 0,001). Hal ini menunjukkan bahwa
pemberian sari kurma + tablet Fe efektif dalam
meningkatkan kadar hb pada ibu hamil.
Menurut Yulita dan Febriani (2020), adanya
zat besi dalam kurma nantinya diserap oleh
usus dan dibawa oleh darah untuk hemopoiesis
(proses pembentukan darah). Zat besi akan
berikatan dengan heme dan empat buah globin,
yang nantinya membentuk satu kesatuan
menjadi haemoglobin. Sehingga secara tidak
langsung kurma dapat membentu menambah
haemoglobin sampai ke angka normal bagi
penderita anemia.
Hal ini sesuai dengan pendapat Al-
Farsi (2014 dalam Tandja, 2020) yang
menjelaskan bahwa sari kurma merupakan
suplemen kesehatan yang lengkap yang teruat
dari kurma pilihan. Di dalamnya terdapat
senyawa untuk sumber energy yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh. Sari kurma, memiliki
kandungan nutrisi yaitu air 16,5 %, protein 0,6
%, Lemak 0,22 %, Karbohidrat 47,9 %, Energi
330 kkal/100mg, Kalium 776, 8 mg/100g, dan
Kalsium 32,5 mg/100g. Sementara
komposisinya adalah buah kurma, fruktosa dan
glukosa. Sari kurma ini dipercaya bisa
meningkatkan kadar hemoglobin karena
mengandung zat besi juga sumber energy yang
diperlukan oleh tubuh.
Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian Tandja (2020) yang telah
membuktikan bahwa terdapat efektivitas
sebelum dan sesudah pemberian sari kurma
terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada
ibu nifas di wilayah UPT Puskesmas Kereng
Bangkirai Kota Palangka Raya (p v= 0,000).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Irmawati
dan Rosdiana (2020) yang membuktikan
bahwa ada pengaruh antara pemberian sari
kurma dengan kadar hemoglobin (pv = 0,000).
5. Perbedaan kadar hemoglobin sebelum dan
sesudah pemberian madu + tablet Fe pada
ibu hamil trimester III.
Perbedaan kadar hemoglobin sebelum
dan sesudah pemberian madu + tablet Fe
pada ibu hamil trimester III di RSU Aprilia
Cilacap dengan uji statistik Wilcoxon Signed
Rank Test disajikan dalam tabel 5 di bawah
ini.

Tabel 5
Uji Statistik Perbedaan Kadar Hemoglobin Sebelum dan Sesudah Pemberian Madu + Tablet Fe pada Ibu
Hamil Trimester III

Negatif Positif
Kadar Hemoglobin N Ties pv Z
rank rank
Pretest-Posttest
16 0 16 0 0,000 -3,523
Kelompok Madu
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2022

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian Wirawan et al. (2015) hanya

terdapat perbedaan kadar hemoglobin yang mengalami peningkatan kadar Hb setiap
signifikan antara sebelum dan sesudah harinya sebesar 0,02 gr/dL. Untuk itu perlu
pemberian madu + tablet Fe pada ibu hamil adanya penambahan tindakan untuk
trimester III di RSU Aprilia Cilacap (pv = mempercepat peningkatkan kadar Hb salah
0,000). Ibu hamil dengan anemia yang hanya satunya adalah dengan penambahan
mengkonsumsi tablet Fe berdsarkan konsumsi madu.

SITI MUNTASIROH 9
 Hal ini sejalan dengan penelitian
Laksana et al. (2012) yang menyatakan
bahwa efektivitas terapi anemia dengan tablet
besi hanya 41,9%, sehingga disimpulkan
efektivitas pemberian tablet besi terhadap
anemia pada ibu hamil rendah. Menurut
Ahmady et al. (2021), usaha lain yang dapat
dilakukan adalah pemberian treatment
sebagai supplement support yang bertujuan
untuk mempercepat peningkatan kadar
hemoglobin pada ibu hamil anemia. Salah
satu suplementasi yang dapat diberikan
adalah madu.
Hal ini sesuai dengan pendapat Hariati
et al. (2020) yang menyatakan bahwa madu
mengandung banyak mineral seperti natrium,
kalsium, magnesium, alumunium, besi,
fosfor, dan kalium, ditambah lagi kandungan
vitamin yang ada di dalamnya seperti thiamin
(B1), riboflavin (B2), asam askorbat (C),
piridoksin (B6), niasin, asam pantotenat,
biotin, asam folat dan vitamin K. Madu
mengandung mineral penting yang
membantu dalam produksi hemoglobin.
Ketika madu dikonsumsi setiap hari,
penderita anemia dapat melihat peningkatkan
secara signifikan dalam tingkat energi,
kemudian madu membantu meningkatkan
Tabel 6
Uji Statistik Perbedaan Sesudah Pemberian Sari Kurma + Tablet Fe dengan Sesudah Pemberian Madu +
Tablet Fe Terhadap Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil Trimester III
Selisih Kadar Hb
N Mean
Pretest-Posttest
Kelompok Madu 16
Kelompok Sari Kurma 15
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2022
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan kadar hemoglobin
sesudah pemberian sari kurma + tablet Fe
dengan sesudah pemberian madu + tablet Fe
terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil
trimester III di RSU Aprilia Cilacap (pv =
0,006). Hal ini dibuktikan adanya perbedaan
rata-rata peningkatan kadar Hb pada ibu
hamil kelompok madu dengan kelompok sari
kurma. Rata-rata peningkatan kadar
hemoglobin pada kelompok madu sebesar
0,656 gr/dL sedangkan pada kelompok sari
kurma rata-rata peningkatan kadar
hemoglobin sebesar 0,38 gr/dL. Perbedaan
peningkatan kadar Hb pada kelompok madu
penyerapan kalsium, jumlah hemoglobin dan
mengobati atau mencegah anemia karena
faktor gizinya.
Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian Maapi et al. (2019) yang telah
membuktikan bahwa ada perbedaaan
pemberian konsumsi Madu Murni dan Tablet
Fe pada kelompok intervensi dan kelompok
yang hanya mengkonsumsi Tablet Fe pada
ibu hamil di Puskesmas Koya Tondano (pv =
0,001). Penelitian lain yang dilakukan oleh
Rianti et al., (2021) terdapat pengaruh
pemberian madu terhadap kadar hemoglobin
Ibu hamil trimester III (pv = 0,009).
8. Perbedaan sesudah pemberian sari kurma
+ tablet Fe dengan sesudah pemberian
madu + tablet Fe terhadap kadar
hemoglobin ibu hamil trimester III.
Perbedaan kadar hemoglobin sesudah
pemberian sari kurma + tablet Fe dengan
sesudah pemberian madu + tablet Fe
terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil
trimester III di RSU Aprilia Cilacap
berdasarkan selisih kadar hemoglobin pretest
dan posttest pada masing-masing kelompok.
Uji statistik menggunakan uji Mann-Whitney
U Test yang disajikan dalam tabel 6.
Min-Max pv Z
0,656 0,2-1,1
0,006 -2,723
0,38 0,1-1,2
dan sari kurma disebabkan karena madu
mempunyai kandungan yang lebih baik
dibandingkan kurma dalam meningkatkan
kadar Hb pada ibu hamil.
Perbandingan kandungan madu dan
sari kurma berdasarkan United States
Departement and Agriculuture National
Nutrient Database for Standard Reference
disajikan dalam Tabel 5.1
Tabel 5.1
Perbandingan Kandungan Madu dan Sari
Kurma (per 100 gram)
Kandungan Nutrisi Madu Kurma
Energi 1.272 KJ 1.180 KJ
SITI MUNTASIROH 10
 Vitamin C 0,50 mg 0,4 mg
Protein 0,30 gr 2,5 gr
Zat besi 0,42 mg 4,35 gr
Asam Folat (B9) 2 g - pada sel darah merah. Akibatnya, tubuh tidak
Riboflavin (B2) 0,038 mg - mendapatkan cukup oksigen (Andini, 2021).
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan
bahwa kandungan nutrisi pada madu lebih
banyak dibandingkan dengan kurma dan
pada madu terdapat kandungan asam folat
dan riboflavin yang dapat membantu
pembentukan darah dalam tubuh sedangkan
kandungan dalam kurma tidak terdapat
kandungan asam folat dan riboflavin.
Menurut Saptyasih et al. (2016), asam folat
yang diperlukan untuk pembentukan sel
darah merah dan pertumbuhan. Asam folat
tidak disimpan dalam tubuh dalam jumlah
besar, maka perlu untuk mendapatkan
pasokan dari makanan ataupun suplemen.
Hal ini sesuai dengan teori Manuaba et
al. (2012) yang menjelaskan bahwa asam
folat dalam kehamilan dibutuhkan sebagai
pencegahan anemia pada saat kehamilan.
Wanita membutuhkan 50 sampai 100 mcg
asam folat per hari, sedangkan selama
kehamilan kebutuhan ibu akan asam folat
sebesar 300–400 mcg / hari. Menurut
Whitney dan Rolfes (2015) menegaskan
bahwa asam folat berperan dalam sintesis
DNA dan pertumbuhan sel. Kekurangan
asam folat mengakibatkan sintesis DNA
tidak sempurna dan sel darah merah tidak
dapat matang dengan baik. Akibatnya sel
darah merah tidak dapat membawa oksigen
untuk kebutuhan tubuh sehingga dapat terjadi
anemia.
Riboflavin merupakan salah satu jenis
dari vitamin B kompleks yang larut di dalam
air, berwarna kuning, mempunyai sifat stabil
terhadap panas dalam asam dan pH netral,
mudah tereduksi, dan tahan terhadap
senyawa pengoksidasi. Riboflavin berfungsi
sebagai koenzim dari Flavin Mononukleotida
(FMN) dan Flavin Adenine Dinukleotida
(FAD) yang membantu enzim untuk
melepaskan energi dari karbohidrat, lemak
dan protein (Anarawata, 2014). Riboflavin
yang kurang dalam tubuh dapat
menyebabkan kekurangan zat gizi lain, sebab
vitamin ini mempunyai peran penting dalam
penyerapan gizi. Salah satu masalah
kesehatan yang disebabkan oleh kekurangan
vitamin B2 yaitu anemia defisiensi besi.
Anemia defisiensi besi terjadi bila jumlah zat
besi dalam sel darah merah sangat sedikit.
Tubuh pun tidak bisa membentuk
hemoglobin, yaitu protein pengikat oksigen
Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian Saptyasih et al. (2016) yang
menyatakan bahwa ada hubungan asupan
asam folat dengan kadar hemoglobin (pv =
0,000). Penelitian Darwanty dan Antini
(2012) menyatakan bahwa ada hubungan
antara asam folat dengan kadar hemoglobin
terhadap pertumbuhan otak janin (pv =
0,025). Penelitian lain yang dilakukan oleh
Suastira et al. (2018) menyatakan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara frekuensi
konsumsi pangan sumber zat besi dan asam
folat dengan kejadian anemia pada ibu hamil
di Wilayah kerja Puskesmas Tawaeli.
KETERBATASAN PENELITIAN
Keterbatasan penelitian yang dapat
diidentifikasi dalam penelitian ini adalah
peneliti tidak dapat memantau konsumsi
madu dan sari kurma secara langsung,
kepatuhan yang didapat peneliti hanya
berdasarkan pengakuan ibu hamil melalui
pesan yang dikirim kepada peneliti yang
dituangkan dalam lembar observasi sehingga
dimungkinkan hasil dalam penelitian ini
menjadi bias.
IMPLIKASI DENGAN PELAYANAN DAN
PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka
implikasi pelayanan dan penelitian yang berkaitan
dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hasil penelitian ini dapat memberikan
dampak positif bagi pelayanan kepada
masyarakat khususnya dalam meminimalkan
kejadian anemia dengan memberikan
informasi kepada ibu hamil untuk
mengkonsumsi madu dan tablet Fe.
2. Hasil penelitian ini dapat memberikan
dampak positif pada peneliti selanjutnya
yang melakukan penelitian yang sejenis
dengan menambahkan faktor pengganggu
yang dapat mempengaruhi hasil penelitian
menjadi bias.
KESIMPULAN
1. Ibu hamil pada kelompok madu sebagian
besar berumur dengan kategori tidak berisiko
(62,5%), multigravida (68,8%) dengan
tingkat pendidikan tinggi (50%) dan tidak
SITI MUNTASIROH 11
 bekerja (62,5%). Ibu hamil pada kelompok
sari kurma sebagian besar berumur dengan
kategori tidak berisiko (73,3%), multigravida
(93,3%), tingkat pendidikan tinggi dan
menengah (46,7%) serta tidak bekerja
(66,7%).
2. Kadar hemoglobin sebelum intervensi
(pretest) pada kelompok sari kurma sebanyak
15 orang rata-rata kadar hemoglobin sebesar
10,22 gr/dL (95%CI: 10,04 - 10,39 gr/dL).
3. Kadar hemoglobin setelah diberikan
intervensi (posttest) pada kelompok sari
kurma mempunyai rata-rata kadar
hemoglobin sebesar 10,6 gr/dL (95%CI:
10,41-10,78 gr/dL).
4. Kadar hemoglobin sebelum intervensi
(pretest) pada kelompok madu sebanyak 16
orang rata-rata kadar hemoglobin sebesar
9,92 gr/dL (95%CI: 9,72-10,12 gr/dL).
5. Kadar hemoglobin setelah diberikan
intervensi (posttest) pada kelompok madu
mempunyai rata-rata kadar hemoglobin
sebesar 10,58 gr/dL (95%CI: 10,38-10,77
gr/dL).
6. Terdapat perbedaan kadar hemoglobin yang
signifikan antara sebelum dan sesudah
pemberian sari kurma + tablet Fe pada ibu
hamil trimester III di RSU Aprilia Cilacap
(pv = 0,001; Z = -3,417).
7. Terdapat perbedaan kadar hemoglobin yang
signifikan antara sebelum dan sesudah
pemberian madu + tablet Fe pada ibu hamil
trimester III di RSU Aprilia Cilacap (pv =
0,000; Z = -3,523)
8. Terdapat perbedaan kadar hemoglobin
sesudah pemberian sari kurma + tablet Fe
dengan sesudah pemberian madu + tablet Fe
terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil
trimester III di RSU Aprilia Cilacap (pv =
0,006; Z = -2,723).
SARAN
1. Penelitian ini dapat menambah kepustakaan
khususnya tentang efektivitas konsumsi
madu + tablet Fe dalam meningkatkan kadar
hb pada ibu hamil dibandingkan konsumsi
sari kurma + tablet Fe dan dapat penelitian
ini dapat sebagai bahan referensi bagi peneliti
selanjutnya.
2. Adanya penelitian ini diharapkan pihak RSU
Aprillia Cilacap dapat memberikan informasi
kepada ibu hamil untuk mengkonsumsi madu
+ tablet Fe sebagai upaya untuk mencegah
anemia pada kehamilan.
3. Disarankan agar ibu hamil mengkonsumsi
madu + tablet Fe untuk membantu
memperbaiki status gizi ibu hamil khususnya
dalam pencegahan anemia pada ibu hamil
4. Penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk
penelitian selanjutnya dengan menggunakan
jumlah sampel yang lebih besar dan
pemberian madu + tablet Fe ditingkatkan
menjadi 1 bulan sehingga didapatkan kadar
hemoglobin yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, P. (2021). Kadar Hb Rendah: Dampaknya
Terhadap Perkembangan Janin.
https://primayahospital.com/kebidanan-dan-
kandungan/kadar-hb-rendah-dampaknya/
Ahmady, A., Pulungan, Z. S. A., & Purnomo, E.
(2021). Peningkatan Kadar Hemoglobin Ibu
Hamil Anemia dengan Kombinasi Pemberian
Tablet Fe dan Madu. Jurnal Kesehatan,
12(2), 242.
https://doi.org/10.26630/jk.v12i2.2440
Anarawata, A. W. (2014). Pengaruh defisiensi
riboflavin (vitamin B2) pada jaringan lunak
mulut. Jakarta: FKG - Usakti.
Andini, W. C. (2021). 9 Manfaat Vitamin B2, Si
Pelindung Sel Tubuh.
https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/manf
aat-vitamin-b2/
Anfiksyar, K. S. S., Aryana, M. B. D., Surya, I. G.
N. H. W., & Manuaba, I. B. G. F. (2019).
Karakteristik Anemia pada Kehamilan di
Poliklinik Kebidanan PSUP Sanglah Tahun
2016-2017. Jurnal Medika Udayana, 8(7), 1–
7.
Apriyanti, F. (2019). Hubungan Anemia dengan
Kejadian Abortus Inkomplit di RSUD
Bangkinang Tahun 2018. Jurnal Doppler
Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai,
3(1), 20–28.
Arimurti, I. S. (2019). Gambaran Karakteristik
Ibu Hamil Dengan Anemia Di Rumah Sakit
An-Nisa Kota Tangerang Tahun 2015-2017.
Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian Dan
Pengabdian Masyarakat, 2(2), 57.
https://doi.org/10.52031/edj.v2i2.26
Damayanti, D. F., Astuti, W., Wati, E., & Marsita,
E. (2021). Efektivitas Madu dan Tablet Fe
Sebagai Upaya Peningkatan Kadar
Hemoglobin pada Remaja Putri di Pondok
Pesantren. Journal of Nutrition College,
SITI MUNTASIROH 12
 10(2), 93–99.
https://doi.org/10.14710/jnc.v10i2.29144
Darwanty, J., & Ari Antini. (2012). Kontribusi
Asam Folat Dan Kadar Haemoglobin Pada
Ibu Hamil Terhadap Pertumbuhan Otak Janin
Di Kabupaten Karawang Tahun 2011
Contribution of Folic Acid and
Haemogloblin Levels to Fetal Brain
Development Amongst Pregnant Womenin
Karawang District. Kesehat Reproduksi, 3,
82–90.
Dhiya, A. (2021). Anemia Berbahaya Bagi Ibu
Hamil. Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta. https://www.umy.ac.id/anemia-
berbahaya-bagi-ibu-hamil
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2019).
Profil Kesehatan Provinsi Jateng Tahun
2019. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah, 3511351(24), 273–275.
Edison, E. (2019). Hubungan Tingkat Pendidikan
dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil.
Universitas Muhamadiyah Tangerang, 4(2).
http://jurnal.umt.ac.id/index.php/jkft/article/v
iew/2502/1495
FKM UI. (2019). Khasiat Buah Kurma untuk
Mengatasi Anemia Defesiensi Besi.
Fkm.Ui.Ac.Id.
https://akg.fkm.ui.ac.id/khasiat-buah-kurma-
untuk-mengatasi-anemia-defesiensi-besi/
Hariati, A. Bukhari, A. & Hadju, V. (2020). Efek
Pemberian Madu Pada Ibu Hamil Anemia
Terhadap Kadar MDA, 8OHdG dan
Hemoglobin. Quality : Jurnal Kesehatan,
14(1), 53–59.
https://doi.org/10.36082/qjk.v14i1.89
Herawati, Y., & Rusmiati, D. (2018). Hubungan
Frekuensi Umur, Tingkat Pendidikan dan
Usia Kehamilan Dengan Kejadian Anemia
pada Ibu Hamil. Fakultas Kesehatan
Masyarakat STIKES Mitra RIA Husada.
Herlina. (2017). Hubungan Anemia dan Partus
Lama dengan Kejadian Perdarahan
Postpartum di RSUD Pringsewu tahun 2013.
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai, VII(1),
26–32.
Hidayah, N. (2018). Gambaran Pengetahuan Ibu
Hamil Tentang Pencegahan Anemia pada
Kehamilan di Puskesmas Jetis Kota
Yogyakarta. Universitas Alma Ata
Yogyakarta.
http://elibrary.almaata.ac.id/1027/4/NASPUB
.pdf
Irmawati, S., & Rosdiana, R. (2020). Pengaruh
Pemberian Sari Kurma Terhadap
Peningkatan Kadar Hb pada Ibu Hamil.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada,
Vol.9(No.2), 1051–1056.
Kemenkes RI. (2018). Pentingnya Konsumsi
Tablet Fe Bagi Ibu Hamil.
Promkes.Kemkes.Go.Id.
https://promkes.kemkes.go.id/pentingnya-
konsumsi-tablet-fe-bagi-ibu-hamil
Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2018.
Kurniawati, A., & Nurdianti, D. (2018).
Karakteristik Ibu Hamil dengan Pengethuan
dan Sikap Dalam Mengenal Tanda Bahaya
Kehamilan. Jurnal Bimtas, 2(1), 32–41.
https://journal.umtas.ac.id/index.php/bimtas/a
rticle/view/336/209
Laksana, A. S. D., Widiastuti, R., Krisnansari, D.,
& Soenarto. (2012). Efektivitas Pemberian
Tablet Besi terhadap Anemia pada Ibu Hamil
di Puskesmas 1 Kembaran Kabupaten
Banyumas. Prosiding Seminar Nasional
Kesehatan Jurusan Kesehatan Masyarakat
FKIK UNSOED, 1–8.
Lestari, D. D. (2015). Pengaruh Pendidikan
Kesehatan danSMS Reminder Terhadap
Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi
Tablet Besi di Wilayah Kerja Puskesmas
Pisangan. Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Syarif Hidayatullah.
Lidwina, A. (2021, April 21). Angka Kematian
Ibu Indonesia Ketiga Tertinggi di Asia
Tenggara. Databoks.Katadata.Co.Id.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/20
21/04/21/angka-kematian-ibu-indonesia-
ketiga-tertinggi-di-asia-tenggara
Ma’mum, N. F., Kridawati, A., & Ulfa, L. (2020).
Pengaruh Penambahan Sari Kurma Terhadap
Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Anemia di
Klinik Fistha Nanda Tahun 2020. Jurnal
Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS), 4(2),
201–215.
https://doi.org/10.52643/jukmas.v4i2.1027
Maapi, O., Lontaan, A., & Tombokan, S. G. J.
(2019). Efektivitas Pemberian Madu Murni
Terhadap Peningkatan Hemoglobin pada Ibu
Hamil di Puskesmas Koya Tondano
Kabupaten Minahasa. Badan Litbangkes -
SITI MUNTASIROH 13
 Kementerian Kesehatan RI.
http://r2kn.litbang.kemkes.go.id:8080/handle/
123456789/70659
Manoe, M. (2021). Anemia Dalam Kehamilan.
Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin. https://med.unhas.ac.id/obgin/?
p=102
Manuaba, I. A. C., Bagus, I., & Gde, I. B. (2012).
Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
KB untuk Pendidikan Bidan (2nd ed.). Buku
Kedokteran EGC.
Nandatari, S., Insan, Y. N., & Widardo. (2020).
Hubungan Anemia pada Ibu Hamil dengan
Kejadian Persalinan Prematur di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta. SMART MEDICAL
JOURNAL, 3(2), 68–73.
https://doi.org/10.13057/smj.v3i1.37849
Oktafiani, S., Estiwidani, D., & Muslihatun, W.
N. (2019). Karakteristik Ibu Hamil yang
Mengalami Anemia di Praktik Mandiri Bidan
(PMB) Haryanti Desa Panimbang,
Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap
Tahun 2019. Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta.
Pratiwi, D. E. (2017). Hubungan Anemia dengan
Kejadian Ketuban Pecah Dini Pada Ibu
Bersalin di RSUD Muntilan. Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta.
Proverawati, A. S. (2011). Buku Ajar Gizi untuk
Kebidanan. Nuha Medika.
Pudiastuti, R. (2012). Asuhan Kebidanan pada
Hamil Normal dan Patologi. Buku
Kedokteran EGC.
Rahayu, K. M. (2021). Jenis Obat Dalam Al-
Qur’an dan Hadist. Universitas Al-Ashar
Indonesia. https://wr4.uai.ac.id/jenis-obat-
dalam-al-quran-dan-hadist/
Rianti, R., Choirunnisa, R., & Rukmaini. (2021).
Pengaruh Pemberian Madu Terhadap Kadar
Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III di BPM
Ny “T” Kecamatan Purwadadi Kabupaten
Subang. 13(September), 148–155.
Saifuddin, A. B. (2018). Ilmu Kebidanan.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono.
Saptyasih, A. R. N., Widajanti, L., & Nugraheni,
S. A. (2016). Hubungan Asupan Zat Besi,
Asam Folat, Vitamin B12 dan Vitamin C
Dengan Kadar Hemoglobin Siswa di SMP
Negeri 2 Tawangharjo Kabupaten Grobogan.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.4(No.4),
521–528.
Siswosudarmo, R. & Emilia, O. (2012). Obstetri
Fisiologi. Pustaka Cendekia.
Suastira, S., Sumiaty, S., & Ansar, A. (2018).
Konsumsi Pangan Sumber Zat Besi Dan
Asam Folat Dengan Anemia Pada Ibu Hamil
Di Puskesmas Tawaeli. Jurnal Bidan Cerdas
(JBC), 1(1), 9. https://doi.org/10.33860/
jbc.v1i1.82
Subirah & Agustina Ningsi. (2018). Hubungan
Anemia pada Ibu Hamil yang Menjalani
Persalinan Spontan dengan Angka Kejadian
Asfiksia Neonatorum di RSDKIA Pertiwi
Kota Makasar. Global Health Science, 3(2),
101–105.
Susilowati, L., & Fauzi, L. N. (2019). Faktor-
Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Anemia pada Ibu Hamil. Jurnal Antara
Kebidanan, 2(1), 46–53.
Tandja, Y. H. (2020). Efektivitas Sari Kurma
Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin
Pada Ibu Nifas di Wilayah UPT Kereng
Bangkirai Kota Palangka Raya. Jurnal Skala
Kesehatan, 11(2), 74–79. https://doi.org/
10.31964/jsk.v11i2.238
Wardani, D. A. K., & Risyaningrum, W. L.
(2019). Kebutuhan Dasar Ibu Hamil. Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Usada Bali.
https://pdfcoffee.com/kebutuhan-dasar-ibu-
hamil-makalah-fix-pdf-free.html
Whitney, E., & Rolfes, S. . (2015). Understanding
Nutrition. USA, Wadsworth.
WHO. (2017). Maternal mortality Evidance brief.
Maternal Mortality, 1, 1–4.
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/106
65/329886/WHO-RHR-19.20-eng.pdf?ua=1
Widowati, R., Kundaryanti, R., & Lestari, P. P.
(2019). Pengaruh Pemberian Sari Kurma
Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin
Ibu Hamil. JURNAL Al-AZHAR
INDONESIA SERI SAINS DAN
TEKNOLOGI, 5(2), 60.
https://doi.org/10.36722/sst.v5i2.351
Wirawan, S., Abdi, L. K., Nuriyansari, B., &
Ristrini. (2015). Pengaruh Pemberian Tablet
Besi Dan Tablet Besi Plus Vitamin C
Terhadap Kadar Hemoglobin Ibu Hamil.
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan,
Vol.18(No.3), 285–292.
SITI MUNTASIROH 14
Yulita, N., & Febriani, A. (2020). Efektifitas Sari
Kurma Dalam Peningkatan Hb Ibu Hamil Di
Kota Pekanbaru. Call for Paper Seminar
Nasional …, 004, 27–33.
http://jurnal.unw.ac.id:1254/index.php/semna
sbidan/article/view/816
Yurniati, R. M. (2019). Jurnal Ilmiah Forilkesuit.
Hubungan Anemia Dengan Kejadian
Perdarahan Post Partum Di Rsud H.
Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar
Tahun 2017, 1(2), 41–47. https://uit.e-
journal.id/JF/ article/view/547

SITI MUNTASIROH 15