Anda di halaman 1dari 6

Akurasi Diagnosa Sitologi Urin terhadap Pemeriksaan Histopatologi pada Kanker

Buli-Buli di Instalasi Patologi Anatomi RSUD dr. Saiful Anwar Malang


Periode 2008- 2011

dr. Rachmad Sarwo Bekti, M.ed, dr. Arief Alamsyah, MARS

Muhammad Wildan Hakim

Abstrak

Kanker buli-buli merupakan keganasan kedua terbanyak pada traktus urogenital


setelah kanker prostat. Insiden kanker buli-buli mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Seiring dengan perkembangan Ilmu Patologi Anatomi dalam bidang sitopatologi, maka
dikembangkanlah diagnosa sitologi urin, dimana diagnosa tersebut merupakan salah satu
diagnosa penunjang dan pelengkap untuk kanker buli-buli. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran (profil) penderita kanker buli-buli dan mengukur akurasi diagnosa
sitologi urin di Instalasi Patologi Anatomi RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode Tahun 2008
– 2011. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan uji diagnostik dengan mengambil
data sekunder dari rekam medik penderita kanker buli-buli. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat 35 kasus kanker buli-buli yang dilakukan pemeriksaan dengan sitologi urin
dilanjutkan dengan pemeriksaan histopatologi (biopsi). Dari 35 penderita, usia rata-rata
penderita dengan kanker buli-buli adalah 57 tahun, jenis kelamin terbanyak yang menderita
kanker buli-buli adalah laki-laki, kota asal penderita kanker buli-buli pada penelitian ini
terbanyak berasal dari kota Malang dan jenis histopatologi kanker buli-buli yang terbanyak
adalah karsinoma sel transisional buli-buli. Berdasarkan 35 kasus tersebut juga diperoleh
akurasi pemeriksaan sitologi urin sebesar 57,14%, dengan sensitivitas 46,42%, spesifisitas
100%, nilai prediksi positif 100%, nilai prediksi negatif 31,81%. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah sitologi urin dapat digunakan sebagai sarana diagnostik untuk diagnosa dini dan alat
pantau yang cukup akurat pada kanker buli-buli. Akan tetapi, diagnosa sitologi urin bukan
sebagai pengganti diagnosa histopatologi yang masih merupakan diagnosa pasti (gold
standart) untuk kanker buli-buli.

Kata kunci : Sitologi Urin, Kanker Buli-Buli, Sensitivitas, Spesifitas, Nilai Prediksi Positif,
Nilai Prediksi Negatif dan Akurasi Diagnosa.

Abstract

Bladder cancer is the second most common cancer originated from urogenital tract
after prostat cancer. The incident of bladder cancer shows an increase each year. Along with
the advance of Anatomy Pathology, especially in cytopathology field, the diagnosis of urine
cytology is being developed and such diagnosis serves as screening and follow up
diagnostic for the bladder cancer. The study has a purpose to describe the profile of patients
with bladder cancer and measure the accuracy of urine cytology diagnosis in Anatomy
Pathology Installation, RSU Dr. Saiful Anwar, Malang for a period of 2008 - 2010. The study
is an observational descriptive research which is uses diagnostic test through the collection
of secondary data obtained from the medical record of patients with bladder cancer. The
findings show that the study obtained 35 cases of patients with bladder cancer that were
treated with urine cytology examination and followed up with the histopathotology
examination (biopsy). From that 35 cases, the mean age for the patient was 57 years old,
most were male, mostly lived in Malang, and the most histopatological finding was
transitional cell carcinoma. Based on the 35 cases, the obtained accuracy of urine cytology
examination was as follows: 57,14% for accuracy, 46,42% for sensitivity, 100% for
specificity, 100% for positive prediction, and 31,81% for negative prediction. From the study
it can be concluded that urine cytology can be used as quite accurate screening and follow
up diagnostic for bladder cancer . However, urine cytology diagnosis is not a substitute for
histopathology diagnosis that still functions as gold standard in diagnosing the bladder
cancer.

Keywords: Urine Cytology, Bladder Cancer, Sensitivity, Specificity, Positive Prediction


Value, Negative Prediction Value and Diagnosis Accuracy.

PENDAHULUAN

Setiap tahunnya di dunia kasus kanker buli-buli, termasuk dalam hal


didapatkan 382.660 kasus baru kanker penegakan diagnosa4.
buli-buli. Insiden tertinggi kanker buli-buli
pada umumnya ditemukan di negara Kanker buli-buli sendiri dapat
perindustrian, seperti Amerika Utara, berbentuk papiler, tumor non invasive (in
Eropa Barat dan Selatan, serta di daerah situ), noduler (infiltratif) atau campuran
endemik schistosomiasis seperti Afrika. antara bentuk papiler dan infiltratif.
Tingginya insiden kanker buli-buli di Sebagian besar ( 90%) kanker buli-buli
negara perindustrian disebabkan oleh adalah karsinoma sel transisional.
paparan dari bahan-bahan kimia serta Karsinoma ini bersifat multifocal yaitu
kurang diperhatikannya faktor dapat terjadi di saluran kemih yang
keselamatan di lapangan kerja. Kondisi ini epitelnya terdiri atas sel transisional yaitu
diperparah oleh paparan asap rokok1. di pielum, ureter atau uretra posterior;
sedangkan jenis lainnya adalah karsinoma
Etnis berkulit putih mempunyai sel skuamosa ( dan
resiko kanker buli-buli yang lebih besar adenokarsinoma ( 2%)5.
dibandingkan dengan etnis asia dan etnis
berkulit hitam1 . Di Amerika Serikat, tahun Pada umumnya standar baku
2004-2008 didapatkan insiden sebesar emas untuk mendeteksi kanker buli-buli
91,4% kasus kanker buli-buli yang adalah pemeriksaan biopsi.
terdiagnosis pada umur diatas 54 tahun, Permasalahannya adalah biopsi bersifat
dan 9,6% sisanya pada umur dibawah 54 invasif dan relatif mahal. Biopsi dikatakan
tahun2. Indonesia sendiri merupakan invasif karena dalam pelaksanaannya
salah satu negara perindustrian, namun akan dilakukan pengambilan sampel
pengawasan terhadap keselamatan kerja jaringan dimana sebelumnya akan
kurang diperhatikan. kurangnya koordinasi dimasukkan sitoskop ke dalam buli-buli,
antara pemerintah pusat dan daerah melewati uretra sehingga dibutuhkan
mengenai pengawasan ketenagakerjaan, suatu tindakan anastesi untuk meredakan
kurangnya infrastruktur dan kurangnya rasa nyeri atau ketidaknyamanan yang
peralatan teknis merupakan dialami pasien5. Dikota Depok, biaya
permasalahan utama. Indonesia juga untuk melakukan biopsi buli-buli adalah
masih menjadi negara terbesar ke-3 Rp. 3.900.000,00 untuk pasien perawatan
dalam jumlah perokok di dunia dengan kelas III (Peraturan Daerah Kota Depok,
prevalensi perokok yang jauh meningkat 2011) dan biaya sebesar ini merupakan
baik di kalangan perokok laki-laki maupun biaya yang relatif mahal6.
perempuan, sedangkan diketahui bahwa
rokok merupakan faktor resiko utama Beberapa peneliti telah
pada kasus kanker buli-buli3 . melakukan usaha untuk mencari alat
diagnostik lainnya sebagai solusi dari
Berdasarkan data distribusi kasus kekurangan biopsi, salah satunya dengan
menurut lokasi sediaan dari seluruh pusat pemeriksaan sitologi urin. Sitologi urin
di Indonesia tahun 2004, ditemukan 489 sendiri bersifat non-invasif, lebih murah
kasus kanker buli-buli di Indonesia, dibandingkan biopsi dan umumnya baik
termasuk 23 kasus kanker buli-buli yang digunakan untuk mendeteksi kanker buli-
ditemukan di Malang. Hal Ini menunjukkan buli terutama untuk tipe high-grade.
masih tingginya kasus kanker buli-buli Sitologi urin juga berguna untuk follow-up
yang terjadi di Indonesia sehingga (alat pantau) pasien dengan riwayat
dibutuhkan penanganan yang baik pada
kanker buli-buli dan diperlukan sebagai Malang periode Januari 2008 – Desember
screening (diagnosa dini) terhadap 2011 dari data rekam medis didapatkan
individu yang berisiko tinggi terhadap 152 kasus dengan klinis kanker buli-buli
berkembangnya kanker buli-buli. yang dilakukan pemeriksaa sitologi urin,
170 kasus pasien dengan klinis kanker
Oleh karena itu, dipandang perlu buli-buli yang dilakukan pemeriksaan
untuk dilakukan analisis pada sitologi urin histopatologi. Dari keseluruhan kasus,
agar diketahui peran dan efektifitasnya didapatkan 35 kasus pasien dengan
dalam mendeteksi kanker buli-buli. kanker buli-buli yang dilakukan
pemeriksaan sitologi urin yang dilanjutkan
Penelitian ini bertujuan untuk dengan pemeriksaan histopatologi hasil
mengetahui akurasi (ketepatan) diagnosis biopsi maupun operasi.
sitologi urin yang dibandingkan dengan
pemeriksaan histopatologi (biopsi) pada Berdasarkan data rekam medis
penderita dengan kanker buli-buli di sitologi pasien dengan klinis kanker buli-
Instalasi Patologi Anatomi RSSA Malang. buli yang ditemukan di Instalasi Patologi
Sehingga didapatkan nilai akurasi untuk Anatomi Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar
menentukan apakah pemeriksaan sitologi Malang diperoleh informasi bahwa
urin dapat digunakan sebagai alat penderita kanker buli-buli paling banyak
diagnostik yang tidak invasif dan relatif berjenis kelamin laki-laki. Dari data
murah untuk screening (diagnosa dini) tersebut didapatkan penderita laki-laki
dan follow-up (alat pantau) pasien dengan sebanyak 115 orang atau sebesar 75,65%
keganasan buli-buli. dan penderita perempuan sebanyak 37
orang atau sebesar 24,34%. Dari 152
METODE PENELITIAN kasus kasus tersebut didapatkan distribusi
kelompok umur dengan penderita pada
Pada penelitian ini digunakan usia produktif (31-50 tahun) sebanyak 42
metode penelitian yang bersifat deskriptif kasus (27,63%) penderita pada usia di
observasional yaitu berupa laporan atas 50 sebanyak 109 kasus (71,71%),
khusus yang memberikan gambaran dimana usia penderita kanker buli-buli
(profil) penderita kanker buli-buli yang berkisar antara 21 tahun (paling muda)
dilakukan pemeriksaan sitologi urin dan uji sampai dengan usia 84 tahun (paling tua).
diagnostik yang meliputi uji sensitifitas, Penderita kanker buli-buli yang berasal
spesifisitas, nilai prediksi positif maupun dari daerah Malang berjumlah 94 orang
negatif dan akurasi diagnosa dari (61,84%) dan luar Malang berjumlah 49
pemeriksaan sitologi urin kanker buli-buli orang (32,23%). Kasus kanker buli-buli
di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang, yang terbanyak didapatkan pada class II
hasilnya kemudian dicocokkan dengan sebanyak 67 kasus atau sebesar 44,07 %,
hasil pemeriksaan histopatologi sebagai kemudian class III sebanyak 46 kasus
standar baku emas. atau sebesar 30,26%, class V sebanyak
29 kasus atau sebesar 19,07% dan class
Penelitian ini dilakukan dengan IV sebanyak 10 kasus atau sebesar
mengolah data sekunder yang didapat 6,57%.
dari rekam medis pasien kanker buli-buli
yang dilakukan pemeriksaan sitologi urin Berdasarkan data rekam medis
dan operasi (histopatologi) di Instalasi biopsi terbuka pasien dengan klinis kanker
Patologi Anatomi RSUD Dr. Saiful Anwar buli-buli yang dikumpulkan di Instalasi
Malang periode Januari 2008 – Patologi Anatomi RSU Dr. Saiful Anwar
Desember 2011. Malang sejak awal Bulan Januari 2008 –
HASIL PENELITIAN Bulan Desember 2011, didapatkan pasien
dengan klinis kanker buli-buli sebanyak
Berdasarkan hasil penelitian yang 170. Kasus kanker buli-buli terbanyak
telah dilakukan di Instalasi Patologi adalah Transisional sel carcinoma yaitu 59
Anatomi Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar kasus atau sebesar 34,70.
Hasil perbandingan sitologi urin sebesar 46,42%, spesifisitas sebesar
dengan standar baku emasnya yaitu 100%, nilai prediksi positif sebesar 100%,
diagnosa histopatologi hasil operasi dari nilai prediksi negatif sebesar 31,81% dan
35 kasus pasien kanker buli-buli, akurasi diagnosa sebesar 57,14%.
didapatkan 13 kasus true positif, 7 kasus
true negatif, 15 kasus false negatif dan
tidak didapatkan kasus false positif . Dari
hasil di atas didapatkan uji sensitifitas
Peneliti Jumlah Pasien Sensitivitas Spesifisitas

Garbar et al. (2006) 139 37 99

Casetta et al. (1999) 196 59,3 89

Smrkolj et al. (2011) 108 37 100

Lekili et al. (2003) 78 31,6 100

Kehinde et al. (2009) 178 28 95

Wiener (dalam Bassi et al., 2005) 91 44 100

Eissa (dalam Bassi et al., 2005) 100 44 100

Poulakis (dalam Bassi et al., 2005) 406 62 96

Ramakumar (dalam Bassi et al., 2005) 195 44 95

Landman (dalam dari Bassi et al., 2005) 47 40 94

Penelitian ini (Wildan, 2012) 35 46,42 100

PEMBAHASAN
pada penelitian ini cukup sesuai dengan
Dari data-data hasil pemeriksaan beberapa penelitian sebelumnya.
sitologi urin dan histopatologi penderita
dengan diagnosa klinis kanker buli-buli di Hal lain yang perlu dicermati
Laboratorium Patologi Anatomi RSU dr adalah fakta bahwa penelitia-penelitian
Saiful Anwar Malang, didapatkan 35 yang telah dilakukan sebelumnya
kasus yang dilakukan sitologi urin dan menggunakan jumlah sampel yang
dilanjutkan dengan pemeriksaan berbeda jauh dari satu peneliti dengan
histopatologi. Dari ke-35 kasus tersebut peneliti lainnya, tentu saja ini akan
kemudian dilakukan tabulasi silang antara berpengaruh terhadap nilai akurasi yang
sitologi urin (ganas atau jinak) dengan dihasilkan sehingga semakin banyak
histopatologi (ganas atau jinak), untuk sampel yang digunakan maka tingkat
dapat mengetahui tingkat akurasi hasil akurasi yang didapatkanpun semakin
pemeriksaan sitologi. baik.
Pada penelitian ini didapatkan nilai Sitologi urin pada penelitian ini
sensitivitas 46,42% dan nilai spesifisitas mempunyai tingkat sensitivitas yang
100%. Oleh karena itu dapat disimpulkan rendah (46,42%) dikarenakan susahnya
bahwa tingkat sensitifitas sitologi urin
para sitopatologis untuk mendeteksi lesi dilanjutkan dengan pemeriksaan
dari low grade urothelial carcinoma karena histopatologi maka baru akan memberikan
lesinya tidak menunjukkan atau sedikit kepastian diagnosa yang diperlukan untuk
menunjukkan sel-sel atipik dan karena menetapkan terapi bagi penderita tumor
lesinya jarang mengalami deskuamasi ke tiroid.
dalam urin. Pada penelitian ini juga
didapatkan angka false negatif yang tinggi SARAN
sehingga menyebabkan rendahnya nilai
prediksi negatif pada sitologi urin 1. Hasil pemeriksaan dengan
(31,81%). Tingginya angka false negative menggunakan sitologi urin ternyata
ini dikarenakan seringnya dijumpai kasus menunjukkan tingkat akurasi yang
infeksi, batu, dan terapi pada sistem rendah, maka teknik ini belum dapat
urinaria, dimana pada keadaan ini sel juga dipakai sebagai alat pemeriksaan
memproduksi sel atipik reaktif yang sangat diagnostik utama atau
mirip pada sel atipik pada high grade menggantikan pemeriksaan
sitologi sehingga hal ini menyulitkan histopatologi sebagai standar baku
sitopatologis dalam menafsirkan hasil emas terhadap kanker buli-buli.
sitologinya7 2. Sangat tingginya tingkat spesifisitas
dari sitologi urin menunjukkan
Dikarenakan rendahnya akurasi bahwa sitologi urin dapat
(57,14%) dan tingkat sensitivitas (46,42%) dimanfaatkan sebagai alat screening
dari sitologi urin, maka sitologi urin tidak dan follow up atau pengawasan
dapat menggantikan pemeriksaan yang efektif terhadap kasus kanker
histopatologi sebagai standar baku emas buli-buli.
atau pemeriksaan utama dari kanker buli- 3. Sitopatologis dan urologis
buli, namun dikarenakan tingkat hendaknya menjalin komunikasi dan
spesifisitas yang sangat tinggi (100%), kerjasama yang baik untuk
sitologi urin dapat menjadi pemeriksaan meningkatkan hasil sitologi karena
yang efektif untuk screening dan follow up hasil dari sitologi urin juga
atau pengawasan pada kasus kanker buli- bergantung pada pengalaman,
buli. pengetahuan dan kemampuan dari
sitopatologisnya.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Sitologi urin dapat digunakan
sebagai sarana penunjang pemeriksaan 1. Cancer Research UK. 2008. Bladder
diagnostik tumor tiroid yang cukup akurat. cancer - UK incidence statistics,
Akan tetapi, diagnosa sitologi urin bukan (Online),
sebagai pengganti diagnosa histopatologi (http://info.cancerresearchuk.org/canc
yang masih merupakan diagnosa pasti erstats/types/bladder/incidence/,
(gold standart) untuk kanker buli-buli. diakses tanggal 20 Desember 2011).
Sehingga, jika ada pasien dicurigai 2. National Cancer Institute. 2011.
menderita kanker buli-buli yang berada di Surveillance Epidemiology and End
daerah terpencil atau perifer maka Results, (Online),
dianjurkan tetap merujuknya ke rumah (http://seer.cancer.gov/statfacts/html/u
sakit untuk dilakukan pemeriksaan rinb.html , diakses tanggal 20
histopatologi walaupun telah dilakukan Desember 2011).
pemeriksaan sitologi urin, karena 3. International Labour Organization.
pemeriksaan histopatologi merupakan 2011. Indonesia berkomitmen untuk
diagnosa yang paling baik untuk memperkuat sistem administrasi dan
mendiagnosa kanker buli-buli. Sedangkan pengawasan ketenagakerjaan,
sitologi urin merupakan diagnosa awal (Online),
atau screening dan follow up sebelum (http://www.ilo.org/jakarta/info/public/p
pemeriksaan histopatologi sehingga bila r/WCMS_166324/lang--en/index.htm,
pemeriksaan sitologi urin tersebut diakses tanggal 23 Desember 2011).
4. Instalasi Patologi Anatomi RSSA
Malang, 2004. BRK. Malang,.
5. Purnomo BB. Dasar-dasar Urologi.
Edisi ketiga. Malang: CV Sagung
Seto, 2011:255-260.
6. Ismail NM. 2011. Lampiran IV
Peraturan Daerah Kota Depok,
(Online),
(http://www.depok.go.id/perda/2012/L
AMP%20IV.pdf, diakses tanggal 20
Februari 2013).
7. Garbar C, Mascaux C, Wespes E. Is
urinary tract cytology still useful for
diagnosis of bladder carcinoma? A
large series of 592 bladder washings
using a five-category classification of
different cytological diagnoses.
Cytopathology, 2007, 18: 79–83.

Disetujui oleh:

dr. Arief Alamsyah, MARS


NIP. 197802192006041002

Anda mungkin juga menyukai