Anda di halaman 1dari 47

KANKER KANDUNG

KEMIH
apt. Novi Milasari, M.Farm
PENDAHULUAN
Kanker kandung kemih adalah kanker yang berasal dari mukosa kandung
kemih (urotel).
Kanker ini merupakan keganasan ketujuh paling sering pada pria dan ke-17
pada wanita.
Insidensi di seluruh dunia adalah 9 per 100.000 untuk laki-laki dan 2 per
100.000 untuk perempuan.
PENGERTIAN
• Kanker kandung kemih adalah sebuah jenis kanker yang terbentuk di dalam
jaringan kandung kemih, Kandung kemih adalah organ yang menyimpan
urin.
• Jenis kanker kandung kemih yang paling sering terjadi adalah karsinoma sel
transisional.
• Kanker jenis ini dimulai dalam sel yang dimulai di sel yang biasanya
membentuk lapisan dalam kandung kemih, atau juga disebut epitel
transisional atau urothelium.
• Jenis kanker kandung kemih lainnya meliputi karsinoma sel skuamosa yang
dimulai dalam sel tipis, dan datar dalam lapisan kandung kemih, dan
adenokarsinoma, kanker yang dimulai dalam sel dalam lapisan kandung
kemih yang mengeluarkan lendir.
LANJUTAN ….
• Beberapa bentuk lain kanker kandung kemih yang langka juga ada.
Petunjuk ini berkaitan dengan karsinoma sel transisional.
• Anatomi sistem saluran kencing pria (kiri) dan wanita (kanan) yang
menampilkan ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra.
• Urin terbentuk dalam tubulus ginjal dan dikumpulkan di pelvis ginjal. Urin
mengalir dari ginjal melalui ureter ke kandung kemih. Urin disimpan di
kandung kemih sampai keluar dari tubuh melalui uretra.
EPIDEMIOLOGI
• Pada tahun 2012, diperkirakan terdapat kurang lebih 151, 297 pasien yang di
diagnosa mengidap kanker kandung kemih di Eropa. Kanker kandung kemih
merupakan jenis kanker paling umum ke- lima di Eropa.
• Kanker kandung kemih terjadi kurang lebih 5 kali lebih sering pada laki-laki
dibandingkan dengan wanita. Ini diperkirakan bahwa 17.7 dari 100,000 wanita
menderita kanker kandung kemih pada tahun 2012. Dari semua jenis kanker, kanker
kandung kemih merupakan jenis kanker ke -4 paling umum pada laki-laki, dan ke-
13 paling umum pada wanita.
• Di Uni Eropa, kemungkinan terdapat di antara 1.5 dan 2.5% pria mengidap kanker
kandung kemih selama hidupnya. Kemungkinan ini lebih tinggi untuk pria yang
hidup di Flanders (Belgia), Malta, Spanyol dan Italia: di antara 3.1 dan 4.2 %. Bagi
Wanita di Uni Eropa, kemungkinan menderita kanker kandung kemih adalah kurang
dari 1%.
• Resiko menderita kanker kandung kemih meningkat sejalan dengan usia, 70%
pasien yang menderita kanker kandung kemih menunjukkan gejala setelah
memasuki usia 65 tahun.
ETIOLOGI
• Saat ini, apa yang menyebabkan kanker kandung kemih belum
sepenuhnya jelas.
• Sejumlah faktor risiko telah diidentifikasi, namun pada banyak kasus tidak
ada satu pun dari risiko ini yang muncul.
• Faktor risiko meningkatkan risiko kanker itu dapat terjadi, namun hal ini tidak
terlalu penting atau cukup untuk menyebabkan kanker.
• Faktor risiko bukanlah penyebab itu sendiri.
• Beberapa orang dengan faktor risiko ini tidak pernah menderita kanker
kandung kemih dan beberapa orang tanpa faktor risiko mungkin saja
menderita kanker kandung kemih.
FAKTOR RESIKO
Merokok
• Asap rokok mengandung bahan karsinogen berupa amino aromatik dan
hidrokarbon aromatik polisiklik yang disekresikan melalui ginjal.
• Merokok adalah faktor risiko terbesar untuk kanker kandung kemih, yang
menyebabkan 50-65 % kasus pada laki-laki dan 20-30 % kasus pada
perempuan.
• Data dari RS Soetomo didapatkan 91,4 % penderita KST kandung kemih
adalah perokok berat dengan jumlah konsumsi lebih dari 20 batang rokok
perhari.
LANJUTAN …
Pajanan Bahan Kimia
• Pajanan bahan kimia merupakan faktor risiko kedua paling penting untuk
terjadinya kanker kandung kemih.
• Pajanan bahan kimia ini menyebabkan 20-25 % dari keseluruhan pasien
kanker kandung kemih.
• Beberapa zat yang telah diketahui sebagai karsinogen adalah amino
aromatik, hidrokarbon aromatik polisiklik dan hidrokarbon yang diklorinasi.
• Bahan-bahan ini berkaitan dengan pekerjaan yang berhubungan dengan
zat pewarna, industri karet, tekstil, cat, logam dan penyamakan kulit
LANJUTAN …
Radiasi
• Radiasi ion, external beam radiotherapy (EBRT), dan brachytherapy pada
keganasan ginekologi dan prostat meningkatkan risiko kejadian kanker
kandung kemih.
• Penurunan risiko dapat dilakukan dengan cara teknik penyinaran intensity-
modulated radiotherapy (IMRT).
• Mengingat risiko ini, maka pada pasien-pasien ini memerlukan pemantauan
jangka panjang.
LANJUTAN …
Infeksi dan Iritasi Kronis Kandung Kemih
• Insidensi kanker kandung kemih meningkat pada pasien dengan infeksi
berulang, infeksi schistosomiasis dan iritasi kronis oleh batu dengan ukuran
yang besar.
Kemoterapi
• Penggunaan siklofosfamid, agen alkylating yang digunakan untuK
mengobati penyakit limfoproliferatif dan penyakit nonneoplastik lainnya,
berhubungan dengan terjadinya KKKIO/MIBC, dengan periode laten 6 - 13
tahun.
• Akrolein adalah metabolit siklofosfamid yang bertanggung jawab dalam
peningkatan kejadian kanker kandung kemih.
LANJUTAN …
Penuaan: Kanker kandung kemih paling sering terjadi pada orang lanjut
usia. Secara keseluruhan, 70% pasien yang menderita kanker kandung
kemih di diagnosa setelah usia 65 tahun.
Riwayat penyakit kanker kandung kemih.
Diabetes: Orang - orang dengan diabetes tipe 2 memiliki risiko lebih besar
untuk mengidap kanker kandung kemih.
MANIFESTASI KLINIS
• Darah pada urin (atau juga disebut hematuria): gejala ini biasanya tanpa rasa sakit
dan dialami oleh 85% pasien kanker kandung kemih.
• Masalah kencing: kebutuhan untuk buang air kecil lebih sering dari biasanya
(disebut frekuensi). kebutuhan untuk segera buang air kecil ( disebut urgensi) atau
rasa sakit ketika buang air kecil (disebut disuria).
• Meskipun demikian, gejala-gejala ini tidak spesifik untuk kanker kandung kemih dan
dapat juga terjadi di banyak kondisi lain yang tidak berkaitan dengan kanker,
termasuk infeksi saluran kencing, batu ginjal, atau hiperplasia prostat jinak.
• Kanker kandung kemih dapat menghalangi aliran urin dari ginjal. Akumulasi urin
dalam ginjal dapat mengakibatkan distensi ginjal (disebut hidronefrosis) dan rasa
sakit.
• Selain menanyakan mengenai gejala yang disebutkan di atas, dokter juga akan
melakukan pemeriksaan fisik umum dan meminta tes darah untuk mengukur jumlah
sel darah dan fungsi ginjal.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan klinis
• Pemeriksaan fisik memberikan informasi mengenai tanda-tanda kanker
kandung kemih dan masalah kesehatan lainnya.
• Dokter juga mungkin memeriksa rektum, dan pada wanita, vagina untuk
menentukan ukuran dai tumor kandung kemih dan untuk melihat apabila
dan sejauh mana tumor itu menyebar.
• Pemeriksaan fisik mencakup pemeriksaan colok dubur, palpasi bimanual
ginjal, dan palpasi kandung kemih.
• Pemeriksaan palpasi bimanual kandung kemih dilakukan saat pasien dalam
narkose sebelum dan sesudah reseksi transuretra dari tumor.
LANJUTAN …
Sistoskopi
• Sistoskopi adalah pemeriksaan teknis kandung kemih: Dokter memasukkan tabung
menyala dengan kamera di ujungnya ke dalam uretra untuk memeriksa
keberadaan tumor pada bagian dalam kandung kemih dan uretra.
• Sistoskopi bisa dilakukan di ruang praktek dokter; dengan menggunakan gel bius
lokal, prosedur ini biasanya ditoleransi dengan baik. Namun, sistoskopi bisa juga
dilakukan dengan menggunakan anestesi umum bersama dengan pemeriksaan
bimanual klinis kandung kemih.
• Dokter dapat memasukkan instrumen bedah ke dalam tabung sistoskopi untuk
menghilangkan di bawah penglihatan langsung sample jaringan dari tumor atau
area mencurigakan lainnya.
• Spesimen ini disebut biopsi.
• Untuk kanker kandung kemih tertentu, dokter mungkin melakukan reseksi
keseluruhan tumor secara langsung: ini disebut reseksi transurethral tumor
kandung kemih (TURBT).
• Dalam kasus ini, sistoskopi juga merupakan tahap pertama dalam
pengobatan. Dalam situasi-situasi spesifik, dokter juga akan memeriksa
ureter, prosedur ini disebut ureteroskopi.
• Dalam situasi-situasi lainnya, sistoskopi juga termasuk mengambil sampel
biopsi dari uretra.
LANJUTAN …
Sitologi urin
• Tindakan ini adalah tes laboratorium yang dilakukan untuk mendeteksi
kehadiran sel tumor pada urin.
LANJUTAN …
Pemeriksaan histopatologis
• Tes ini adalah pemeriksaan laboratorium sel tumor.
• Tes ini dilakukan pada jaringan dari tumor yang diangkat ketika sistoskopi.
• Informasi histopatologis akan mengkonfirmasi diagnosa kanker kandung kemih dan
akan mengungkapkan karakteristik spesifik tumor tersebut, memberikan
kesempatan kepada dokter untuk menentukan tipe kanker kandung kemih
tersebut.
• Jika telah diindikasikan untuk operasi setelah sistoskopi (biasanya TURBT),
pemeriksaan histopatologis kedua akan dilakukan pada jaringan tumor yang
didapat ketika operasi.
• Tes ini sangat penting untuk mengkonfirmasi hasil biopsi pertama dan untuk
memberikan informasi yang lebih akurat mengenai kanker kandung kemih tersebut.
LANJUTAN …
Pemeriksaan radiologis
• Jika pemeriksaan histopatologis menunjukkan bahwa tumor sudah tumbuh pada
lapisan lebih dalam (lapisan otot) pada kandung kemih, maka pemeriksaan
radiologis dibutuhkan untuk menentukan jika tumor tersebut sudah tumbuh pada
jaringan dan kelenjar getah bening di luar kandung kemih.
• Investigasi radiologi adalah bagian dari proses diagnostik yang disebut staging dan
dapat dilakukan menggunakan computed tomography (CT) atau magnetic
resonance imaging (MRI) perut dan panggul.
• Karena tumor urothelial saluran atas yang sinkron dapat muncul di 2,5% pasien,
pencitraan saluran kemih bagian atas dengan urogram CT, atau pielogram
intravena atau retrograde (pemeriksaan sinar-X khusus pada ginjal, kandung kemih,
dan ureter) seharusnya dilakukan.
• Untuk pasien dengan resiko metastasis yang tinggi, tes-tes tambahan dapat
dilakukan, termasuk CT bagian dada, dan juga skintigrafi tulang jika ada gejala
tumor menyebar di dalam tulang.
LANJUTAN …
Informasi relevan tentang pasien
Jenis kelamin
Riwayat medis pribadi, penyakit dan pengobatan sebelumnya
Riwayat kanker kandung kemih pada keluarga dan saudara
Kondisi kesehatan secara umum dan keluhan fisik yang spesifik
Hasil dari pemeriksaan klinis
Hasil dari pemeriksaan laboratorium darah serta fungsi ginjal dan hati
INFORMASI RELEVAN TENTANG
KANKER
Penentuan stadium
• Dokter menggunakan penentuan stadium untuk menilai seberapa jauh penyebaran
kanker dan prognosis pasien tersebut. Sistem penentuan TNM biasanya umum
digunakan. Kombinasi ukuran tumor dan invasi jaringan sekitarnya (T) keterlibatan
kelenjar getah bening (N), dan metastase atau penyebaran kanker ke organ-organ
lain dalam tubuh (M) akan mengklasifikasi kanker menjadi salah satu stadium seperti
dijabarkan di bawah ini.
• Stadium bersifat sangat mendasar dalam membuat keputusan yang tepat tentang
tindakan pengobatan. Semakin sedikit stadiumnya, semakin baik prognosisnya.
Penentuan stadium ini dilakukan ketika pemeriksaan klinis dan radiologis dan
pemeriksaan histopatologis dari biopsi sudah dilakukan. Jika operasi diindikasikan,
penentuan stadium kedua akan dilakukan dengan dasar pemeriksaan laboratorium
dari spesimen yang didapat dari operasi.
LANJUTAN …
Hasil biopsi
• Jaringan dari biopsi tumor diperiksa oleh patologis di laboratorium.
• Pemeriksaan ini disebut histopatologi.
• Jika operasi dilakukan setelah sistoskopi, pemeriksaan histopatologis meneliti
tumor dan kelenjar getah bening yang diangkat ketika operasi.
• Hal ini sangat penting untuk mengkonfirmasi hasil dari temuan awal dan
memberikan lebih banyak informasi mengenai stadium kanker tersebut.
• Hasil dari biopsi meliputi :
LANJUTAN …
Jenis histologis
• Jenis histologis merujuk pada jenis sel yang menyusun tumor tersebut. Sekitar
90% dari kanker kandung kemih adalah karsinoma sel transisional.
• Petunjuk ini terkait pada karsinoma sel transisional atau juga disebut
karsinoma urothelial, yang merupakan tumor yang muncul dari epitelium
transisional.
• Epitelium transisional terdiri dari banyak lapisan sel yang dapat merubah
bentuk selagi kandung kemih meregang dan melapisi dinding terdalam
kandung kemih.
• 10 % kasus lainnya didominasi karsinoma sel skuamosa dan adenokarsinoma
jenis histologis lainnya bersifat sangat langka.
LANJUTAN …
Tingkatan
• Tingkat kanker ditentukan berdasarkan seberapa berbeda sel-sel tumor terlihat dari
sel-sel yang biasanya ditemukan dalam lapisan kandung kemih yang sehat. Fitur
abnormal mengindikasikan tingkat di mana sel-sel berkembang biak dan sejauh
mana mereka menyerang. Ada 4 tingkat berbeda pada kanker kandung kemih:
 Papiloma: tumor yang tersusun dari sel jinak.
 Neoplasma urothelial papiler dengan potensi keganasan rendah (PUNLMP): tumor
yang tersusun dari sel jinak yang biasanya tertutup oleh lapisan epitelium*
transisional yang menebal.
 Karsinoma urotelial tingkat rendah: tumor jinak yang tumbuh secara perlahan dan
kemungkinan penyebarannya kecil.
 Karsinoma urothelial tingkat tinggi: tumor jinak yang tumbuh lebih cepat dan
kemungkinan penyebarannya lebih banyak.
PENATALAKSANAAN
Tindakan pengobatan biasanya menggabungkan terapi-terapi yang:
• Bertindak pada kanker secara lokal, termasuk operasi dan radioterapi,
kemoterapi lokal dan imunoterapi lokal.
• Bertindak pada sel-sel kanker pada berbagai bagian tubuh menggunakan
kemoterapi sistematis.

Tindakan pengobatan yang pasti akan bergantung pada stadium kanker


tersebut, pada karakteristik tumor tersebut, dan resiko untuk pasien.
RENCANA TINDAKAN PENGOBATAN
PADA PENYAKIT NON-INVASIF OTOT
(STADIUM 0A, STADIUM 0IS, STADIUM I)
• Pada tahap-tahap ini, tumor terbatas pada lapisan dangkal kandung kemih
(mukosa) dan tidak menyerang otot pada kandung kemih. Tujuan utama
tindakan pengobatan ini adalah untuk menghilangkan tumor lokal dengan
operasi ketika dilakukannya TURBT. Namun, tindakan pengobatan
tambahan yang diberikan secara lokal dalam kandung kemih (disebut
pengobatan tambahan intravesika) direkomendasikan karena memiliki
resiko kambuhnya atau berkembangnya tumor yang lebih rendah.
• Tipe pengobatan tambahan digunakan tergantung kepada resiko
perkembangan dan kekambuhan bagi setiap pasien dengan stadium 0a
atau tumor stadium 1. Hal ini dihitung menggunakan sistem penilaian
berdasarkan beberapa karakteristik spesifik tumor.
LANJUTAN …
Sistoskopi dan reseksi transurethral dari tumor kandung kemih (TURBT)
• Setelah sistoskopi awal, semua pasien menjalani TURBT. Seringkali, seluruh tumor
diangkat, dan dalam kasus ini, TURBT ialah tindakan pengobatan penentu.
• Namun, terkadang, direkomendasikan untuk memberikan tindakan tambahan
(disebut tindakan ajuvan) dengan obat yang diberikan langsung ke dalam
kandung kemih (disebut tindakan intravesika).
• Jenis tindakan pengobatan yang digunakan tergantung kepada resiko individual
kekambuhan dan berkembangnya tumor tersebut, tapi juga pada kemampuan
pasien untuk mentoleransi potensi efek samping yang berhubungan dengan
tindakan pengobatan.
• Pada beberapa pasien terpilih dengan resiko tumor yang tinggi, TURBT kedua
direkomendasikan baik sebelum atau setelah terapi intravesikal untuk mendeteksi
penyakit sia dan untuk menyediakan penentuan stadium yang lebih akurat.
LANJUTAN …
Kemoterapi intravesikal atau imunoterapi
• Untuk mengurangi resiko kekambuhan dan perkembangan, semua pasien yang sudah
menjalani TURBT diberikan instilasi intravesika tunggal dengan agen kemoterapi segera
setelah operasi.
• Pada kebanyakan kasus, obat yang digunakan adalah Mitomycin C, tetapi epirubisin
atau doksorubisin juga dapat digunakan.
• Bagi pasien dengan tumor yang memiliki resiko kekambuhan dan perkembangan yang
rendah, instilasi intravesika tunggal melengkapi tindakan pengobatan.
• Bagi pasien yang dianggap memiliki resiko kekambuhan atau perkembangan yang
sedang atau tinggi, instalasi pertama harus diikuti dengan kemoterapi intravesikal lebih
lanjut, atau, dengan imunoterapi intravesikal dengan bacillus Calmette Guérin (BCG).
• Baik kemoterapi atau imunoterapi dipilih berdasarkan profil risiko individual. Kemoterapi
biasanya diberikan hingga satu tahun.
• Imunoterapi diberikan selama minimum satu tahun.
RENCANA PENGOBATAN UNTUK
KANKER KANDUNG KEMIH INVASIF
OTOT (STADIUM II, STADIUM III)
• Pada stadium-stadium ini, tumor sudah menyerang lapisan otot kandung
kemih atau sudah menyebar ke dalam jaringan di sekitar kandung kemih
melalui dinding kandung kemih.
• Tindakan pengobatan ini bertujuan untuk mengangkat keseluruhan
kandung kemih dan getah bening di panggul dan organ tubuh di sekitarnya
dengan cara operasi.
• Sebelum operasi dilakukan, kemoterapi diberikan, dengan tujuan untuk
mengurangi ukuran tumor, menyerang sel tumor dalam metastasis yang
terlalu kecil untuk dideteksi, dan mengurangi resiko menyebarnya sel tumor
ke bagian tubuh lainnya selama operasi dilakukan.
LANJUTAN …
Imunoterapi intravesikal dengan bacillus Calmette-Guérin (BCG)
• Bagi pasien dengan profil risiko tertentu, direkomendasikan untuk memberikan tindakan
pengobatan dengan bacillus Calmette−Guérin (BCG), vaksin digunakan untuk
perlindungan terhadap tuberculosis.
• Cara bekerja terapi intravesical BCG tidak sepenuhnya dimengerti.
• BCG diperkirakan dapat menimbulkan reaksi imun yang membunuh sel-sel kanker.
• Tindakan pengobatan dengan BCG pada akhirnya dianggap sebagai imunoterapi.
• Biasanya, rejimen pengobatan 6 minggu awal diberikan (juga disebut terapi induksi),
dan diikuti dengan yang disebut terapi pemeliharaan selama minimal satu tahun.
Beberapa rejimen pemeliharaan berlangsung selama 2 tahun.

Sistektomi
• Sistektomi direkomendasikan bagi pasien stadium Ois dan tumor stadium 1 yang tidak
merespon pada tindakan pengobatan tambahan intravesikal.
LANJUTAN …
Sistektomi radikal
• Tindakan pengobatan standar untuk kanker kandung kemih invasif otot meliputi
sistektomi radikal.
• Untuk pasien pria, tindakan ini melibatkan pengangkatan keseluruhan kandung
kemih, semua jaringan tumor yang terlihat, namun juga uretra, prostat, vesikula
seminalis, bagian bawah dari ureter, dan getah bening di dalam panggul.
• Bagi pasien wanita, sistektomi radikal melibatkan pengangkatan kandung kemih,
semua tumor yang terlihat dan dapat direseksi, keseluruhan uretra, bagian bawah
ureter, vagina yang berdekatan, uterus, dan getah bening di panggul.
• Pada pasien-pasien tertentu, prosedur ini mungkin dimodifikasi sedikit untuk
mempertahankan struktur tertentu.
• Mungkin tidaknya tergantung kepada sejauh mana tumor telah menyebar dan
harus dievaluasi dengan hati- hati pada masing-masing individu pasien
LANJUTAN …
• Sistektomi radikal dapat menyebabkan kehilangan fungsi kandung kemih, yaitu
penyimpanan urin.
• Dokter bedah akan menyambungkan ureter ke outlet baru untuk memungkinkan
evakuasi urin (disebut juga pengalihan urin).
• Outlet baru ini bisa saja uretra, kulit dari abdomen, atau bagian paling akhir dari
usus besar (disebut juga pengalihan rektosigmoid).
• Pilihan pendekatan ini tergantung kepada banyak faktor meliputi stadium tumor,
struktur yang bisa dipertahankan setelah sistektomi radikal, kondisi umum kesehatan
pasien, dan pilihan pasien.
• Pilihan-pilihan yang berbeda ini akan dijelaskan lebih lanjut pada teks (lihat efek
samping terapi).
• Selain itu, sistektomi radikal dapat melibatkan pengangkatan organ-organ
reproduktif tertentu.
• Ini dapat mengakibatkan disfungsi seksual dan/atau hilangnya fungsi reproduksi.
LANJUTAN …
Kemoterapi
• Pada terapi ini disarankan untuk memberikan kemoterapi kombinasi neo
tambahan kepada pasien dengan penyakit stadium T2 atau T3.
• Hal ini berarti kombinasi obat kemoterapi diberikan sebelum sistektomi atau
radioterapi definitif.
• Kombinasi yang direkomendasikan adalah gemcitabine dan cisplatin
(abbreviated GC), atau methotrexate, vinblastine, doxorubicin dan cisplatin
(disingkat menjadi MVAC).
• Tujuan terapi neo tambahan adalah untuk membasmi metastasis, dan
mengurangi ukuran tumor dan mengurangi resiko penyebaran sel tumor
selama prosedur operasi berlangsung.
LANJUTAN …
Radioterapi
• Radioterapi sendiri diindikasikan bagi pasien yang kurang sehat secara
medis untuk menjalankan operasi ekstensif sistektomi radikal.
• Radioterapi dapat diberikan sebagai bagian dari kombinasi pengobatan
dalam beberapa kasus tertentu di mana pengobatan yang dilakukan
bertujuan untuk mempertahankan kandung kemih.
LANJUTAN …
Terapi pelestarian organ
• Terapi pelestarian organ merujuk kepada tindakan pengobatan di mana
kandung kemih dilestarikan.
• Tindakan ini diusulkan untuk pasien yang memilih untuk tidak menjalankan
sistektomi radikal, atau bagi pasien yang secara medis tidak cukup sehat
untuk mentolerir operasi sejenis ini.
• Tindakan pengobatan ini bisa saja: TURBT agresif, TURBT dikombinasikan
dengan radioterapi atau kemoterapi, atau TURBT dikombinasikan dengan
radioterapi dan kemoterapi.
• Tindakan pengobatan ini disebut dengan pengobatan kombinasi tri
modalitas dan biasanya menjadi pendekatan yang terpilih.
LANJUTAN …
• Terapi pelestarian organ juga dapat dipertimbangkan bagi pasien-pasien
terpilih dengan kanker kandung kemih stadium awal, dengan kondisi bahwa
mereka memenuhi sejumlah kriteria medis ketat lainnya.
• Terapi pelestarian organ membutuhkan follow-up seumur hidup yang ketat,
dan sistologi urin untuk mengevaluasi respon terhadap pengobatan dan
untuk mendeteksi kambuhnya penyakit tersebut. Jika penyakit persisten
atau kambuh, kistektomi segera dianjurkan, jika memungkinkan.
RENCANA TINDAKAN PENGOBATAN UNTUK
PENYAKIT TINGKAT LANJUT DAN
METASTASIS (STADIUM IV)
• Pada stadium ini , tumor telah tumbuh melalui dinding kandung kemih
menuju dinding panggul atau perut, atau jauh melewati perut menuju
organ tubuh jauh lainnya.
• Dalam hal ini, karena sulit atau tidak diindikasikan secara medis untuk
mengangkat tumor lengkap dengan pembedahan, tujuan utama
pengobatan ini adalah untuk menargetkan sel tumor menggunakan
kemoterapi yang diberikan melalui pembuluh darah dan akan bekerja
secara sistematis.
LANJUTAN …
Kemoterapi
• Regimen kombinasi standar yang digunakan terdiri dari obat cisplatin
dengan gemcitabine (disingkat menjadi GC) atau methotrexate,
vinblastine, doxorubicin and cisplatin (disingkat menjadi MVAC).
• Regimen kombinasi MVAC menyebabkan efek samping yang lebih beracun
dibandingkan dengan GC.
• Pasien dengan penyakit lanjut terbatas (keterlibatan kelenjar getah bening
dan tidak ada metastasis viseral di organ) dan pasien yang secara medis fit
mungkin dapat menerima dosis tinggi MVAC dikombinasikan dengan
granulosit−faktor perangsang koloni (G−CSF), sebuah faktor pertumbuhan
yang dapat meningkatkan toleransi terhadap kemoterapi.
LANJUTAN …
• Sekitar setengah dari keseluruhan pasien tidak cukup fit secara medis untuk
mentoleransi cisplatin karena kondisi kesehatan yang kurang baik secara
umum, fungsi ginjal yang buruk atau keberadaan penyakit lainnya.
• Pasien-pasien tersebut diberikan pengobatan dengan carboplatin dan
gemcitabine (disingkat menjadi CarboGem), dengan methotrexate,
carboplatin dan vinblastine (disingkat menjadi M−CAVI) atau dengan
taxane atau hanya gemcitabine.
• CarboGem merupakan pengobatan yang menjadi rujukan pada kasus ini.
• M-CAVI menyebabkan efek samping yang sedikit lebih berbahaya
dibandingkan dengan CarboGem.
LANJUTAN …
• Dokter mengevaluasi tingkat toleransi pasien pada setiap siklus kemoterapi
dan evaluasi respon terhadap pengobatan yang telah dilakukan setelah 2
atau 3 siklus kemoterapi dengan menggunakan metode yang juga
digunakan untuk mendeteksi lesi tumor.
LANJUTAN …
Operasi dan radioterapi setelah kemoterapi sistemik
• Kemoterapi sistemik diikuti dengan sistektomi dan limfadenektomi atau
radioterapi dapat dipertimbangkan bagi pasien dengan kondisi penyakit
lanjut lokal.

Radioterapi
• Radioterapi dapat bermanfaat untuk mengurangi rasa sakit dan
pendarahan.

Anda mungkin juga menyukai