Anda di halaman 1dari 11

PERCOBAAN 5

SISTEM SARAF DAN PANCA INDERA

I. Tujuan Percobaan

Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan:

1. Dapat menjelaskan struktur sel dan jaringan yang menyusun sistem saraf.

2. Dapat menjelaskan anatomi dan fungsi otak.

3. Dapat menjelaskan anatomi spinalis kordata beserta fungsinya.

4. Dapat menjelaskan anatomi dan fungsi sistem saraf tepi.

5. Dapat menjelaskan fungsi panca indera dan kaitannya dengan sistem saraf.

II. Alat dan Bahan

III. Prosedur Percoban

III.1 Fisiologi

III.1.1 Penglihatan

i. Refleks Akomodasi

Diukur pupil mata dan diamati adanya perbedaan pupil mata

dibawah sinar biasa dan sinar terang (menggunakan lampu senter). Diukur

pupil mata jika mata melihat objek pada jarak 5 meter maupun 20 cm

ii. Titik Dekat


Mata difokuskan mata pada objek (dimisalkan focus terhadap pensil

atau batang pengaduk) yang berjarak 1 meter. Perlahan – lahan objek

digerakan mendekati mata sampai objek terlihat berganda. Digerakan

kembali menjauh sampai objek tampak lagi sebagi objek tunggal. Jarak ini

disebut titik dekat untuk akomodasi.

iii. Ketajaman Penglihatan

Diuji ketajaman penglihatan saudara dengan menggunakan kartu

Snellen. Ketajaman penghilatan dinyatakan :

V=d/V

d = jarak dimana huruf dapat dilihat dengan jelas (dapat dibaca)

D = jarak dimana huruf seharusnya dapat dibaca (mata normal)

iv. Penglihatan Binokular

Dimasukan benang ke dalam lubang jarum dengan kedua mata

terbuka. Dicatat waktu yang diperlukan. Dilakukan hal yang sama, dengan

salah satu mata ditutup.

v. Uji Buta Warna

Diletakan plat watna Ishihara yang berjarak 75 cm dari subjek.

Diberikan jawaban nomor atau gambar apa yang terdapat dalam plat gambar

ishihara tersebut. Disetiap jawaban harus diberikan tidak lebih dari 3 detik.
III.1.2 Pendengaran ( Uji Ketulian )

Sebuah garpu tala dipukulkan ke lutut dengan frekuensi 512 cps. Digigit

garpu tala diantara gigi dengan bibir terbuka. Orang dengan pendengaran normal

akan melokalisir suara yang terdengar seakan dari posisi mebian. Penderita tuli

konduktif pada salah satu telinga akan mendengar lebih jelas pada telinga tersebut.

Pendengar tuli perseptif pada salah satu telinga akan mendengar suara lebih jelas

pada telinga yang normal. Untuk mendapatkan keadaan serupa ketulian konduktif

dilakukan percobaan ini dengan salah satu telinga yang disumbat dengan kapas.

III.1.3 Pengecapan

i. Distrinusi reseptor kecap

Ditentukan lokasi reseptornya untuk empat jenis rasa pada ludah dengan

menggunakan satu tetes dari larutan – larutan sebagai berikut :

 Larutan kinin sulfat 0,1 %

 Larutan sukrosa 5 %

 Larutan asam asetat 1 %

 Larutan natrium klorida 10 %

Disetiap kali setelah mengecap satu rasa, berkumurlah dengan air tawar.

ii. Distrinusi reseptor kecap

Berdasarkan literature, larutan yang memiliki rasa pada nilai ambang rasa lidah

(pada rata – rata orang)


 Pahit : kinin 0,000008 M

 Manis : sukrosa 0,01 M

 Asam : asam klorida 0,0009 M

 Asin : natrium klorida 0,01 M

Diuji keberadaan data literature tersebut pada seluruh anggota kelompok.

Dipanaskan semua larutan pada suhu 37OC. Diteteskan 1 tetes larutan pada

lidah yang bersih (sewaktu mencicipi, lidah tidak digoyangkan).

III.1.4 Penciuman

Percobaan ini dilakukan oleh dua orang. Rekan anda diminta menutup mata.

Kepada rekan anda, diciumkan kamfer pada satu lubang hidungnya (lubang

hidung yang lain ditutup). Bila kamfer dicium tertus menurus, dicatat waktu yang

diperlukan sampai rekan saudara tak dapat lagi mendeteksi bau tersebut. Waktu

yang diperoleh merupakan waktu adaptasi. Rekan saudara langsunh diminta untuk

membedakan atau mengenali bau minyak petrmen dan minyak cengkeh dengan

lubang hidung.

III.1.4 Peliput

Distribusi reseptor pada kulit

Pada bagian anterior telapak tangan dan lengan bawah digambarkan suatu daerah

luas sekitar 2 cm2 yang terdiri dari 20 kotak. Didalam daerah tersebut, dilakukan sentuhan

perlahan dengan bulu sikat paling sedikit pada 20 tempat berbeda. Jika dirasakan adanya
sensasi, ditandai dengan huruf S. S diartikan terasa adanya sensasi sentuh. Dipanaskan

paku dalam air yang bersuhu sekitar 40oC atau 50oC, kemudian dikeringkan. Dicari lokasi

reseptor panas seperti pada prosedur nomer 2. Ditandai dengan huruf P jika dirasakan

sensasi panas. Paku didinginkan dengan cara direndam dalam air es kemudian dikeringkan.

Dicari lokasi reseptor dingin seperti pada prosedur 2 dan 3. Ditandai dengan huruf D jikab

dirasakan sensasi dingin. Dilakukan lagi pada daerah yang sama dengan menggunakan

jarum untuk reseptor nyeri. Sensasi dirasakan jika reseptor nyeri distimulasi oleh tekan

ringan, yang mewakili syok listrik ringan, ditandai reseptor pada daerah tersebut dengan

huruf N. Dijumlahkan lokasi reseptor untuk setiap sensasi.

IV. Data Pengamatan

V. Pembahasan

V.1.2 Pendengaran

Anantomi Pendengaran

Fungsinya :
 Daun telinga fungsinya untuk memusatkan gelombang suara yang masuk kesaluran telinga.

 Koklea fungsinya untuk terdapat sel saraf, sebagai reseptor (rumah siput).

 Gendang telinga fungsinya untuk menangkap gelombang suara.

 Saluran semisirkuler funngsinya untuk menjaga keseimbangan.

 Saraf pendengaran fungsinya untuk menerima rangsangan bunyi.

 Saluran telinga luar fungsinya untuk menjaga telinga agar tidak banyak kotoran.

 Saluran telinga tengah fungsinnya untuk meneruskan suara yang diterima ditelinga luar

kedalam.

Fisiologi Pendengaran

1) Gelombang bunyi diterima daun telinga.

2) Gelombang bunyi disalurkan masuk oleh liang telinga.

3) Gelombang bunyi menggetarkan gendang telinga.

4) Getaran tersebut diteruskan oleh tulang-tulang pendengaran (osikel).

5) Getaran diteruskan ke tingkat jorong dan menggetarkan cairan limfe di dalam kokhlea.

6) Getaran cairan limfe di dalam kokhlea menggerakkan sel reseptor organ korti, yang

menghasilkan impuls untuk dihantarkan oleh saraf pendengar ke otak untuk diartikan.

7) Getaran cairan limfe juga menggerakkan tingkap bulat bergerak keluar masuk untuk mengatur

tekanan udara di dalam agar seimbang dengan tekanan di luar.


Bagian: Mekanisme Proses Mendengar pada Manusia

Bunyi yang dapat didengar oleh manusia adalah bila bunyi tersebut mempunyai frekuensi antara

20 - 20 000 getaran/ detik (Hz).

Hasil dari praktikum kali ini praktikan diuji pendengarannya dengan dipukulkan sebuah

garpu tala dengan frekuensi 512 cps pada lutut dan mengigit garpu tala tersebut dengan bibir

terbuka dan hasilnya telinga kanan praktikan lebih jelas dibandingan telinga kiri atau disebut tuli

konduktif, penyebab tuli konduktif itu sendiri karena terjadi masalah pada saluran telinga tengah

atau dalam, dan gendang telinga yang rusak sehingga suara dari luar tidak akan terdengar dengan

jelas.
V.1.2 Pengecapan

Anatomi Pengecapan

Fungsinya :

 Amandel fungsinya sebagai tameng dalam proses pertahanan tubuh.

 Tubuh lidah fungsinya membantu mengidentifikasi rasa berbeda dari makanan atau

minuman.

 Papilla sirkumualata berbentuk bulat.

 Permukaan superior fungsinya untuk mengecap rasa.

 Akar lidah fungsinya sebagai penggerak lidah.

 Adenoid fungsinya untuk memerangi infeksi.

 Kuncup lidah fungsinya sebagi pencipta resep untuk rasa.

 Frenulum fungsinya sebagai penghubung lidah dengan dasar mulut.

 Otot lidah intrinsik fungsinya untuk pengubahan bentuk lidah sementara

 Otot lidah ektrinsik fungsinya untuk pengubahan posisi lidah.


Fisiologi Pengecapan

Pengecapan diperankan oleh kuncup kecap (taste bud) yang terletak pada papil-papil lidah.

Papil yang mengandung kuncup kecap ini yaitu papil sirkumvalata dan papil fungiformis. Papil

sirkumvalata terletak pada pangkal lidah, dan membentuk susunan seperti huruf V. Sedangakn,

papil fungsiformis terletak pada bagian ujung anterior lidah. Selain itu, kuncup kecap ini juga

terdapat pada palatum, tonsila, epiglotis, dan esofagus proksimal. Kuncup kecap ini mengandung

sel kecap dan sel sustentakular. Sel kecap tersebut beregenerasi setiap 10 hari, digantikan oleh sel

sustentakular yang menjadi sel kecap. Pada usia di atas 45 tahun, terjadi degenerasi kuncup kecap

sehingga terjadi penurunan dari kemampuan mengecap.

Rangsang dari tastan, yaitu senyawa kimia yang dapat merangsang sel kecap, menimbulkan

depolarisasi pada sel kecap. Namun, cara untuk menimbulkan depolarisasi tersebut berbeda-beda

pada setiap rasa. Depolarisasi pada sel kecap tersebut menyebabkan eksositosis dari vesikel sinaps
yang menyebabkan pelepasan neurotransmiter. Neurotransmiter tersebut menyebabkan potensial

aksi pada sel saraf first-order yang bersinaps dengan sel kecap.

Terdapat lima rasa yang dapat dikenali oleh sel kecap, yaitu:

 Rasa asin, yang diperankan oleh reseptor EnaC dan distimulasi oleh NaCl. Reseptor ini

dapat diinhibisi oleh amilorid. Ion Na+ pada NaCl masuk melalui kanal Na+ dan

menyebabkan depolarisasi pada sel kecap, sehingga menimbulkan potensial aksi pada sel

saraf orde pertama.

 Rasa asam, yang diperankan oleh reseptor EnaC, kanal kation HCN (hyperpolarization-

activated cyclic nucleotide-gated), dan beberapa reseptor lainnya. Reseptor tersebut

sensitif terhadap ion H+ sehingga adanya ion tersebut menyebabkan terbukanya reseptor

dan terjadi influks H+. Influks ini menyebabkan depolarisasi dari sel kecap dan

menimbulkan potensial aksi pada sel saraf orde pertama.

 Rasa manis, yang diperankan oleh reseptor gustducin. Reseptor ini teraktivasi oleh

beberapa molekul, seperti gula, glikol, alkohol, aldehid, keton, amida, ester, beberapa asam

amino, beberapa protein sederhana, asam sulfonat, asam halogenasi, garam inorganik, dan

beryllium. Molekul tersebut berikatan dengan reseptor gustducin dan reseptor tersebut

mengaktivasi protein G untuk menimbulkan depolarisasi. Depolarisasi tersebut akan

melepaskan neurotransmiter dan menyebabkan potensial aksi pada sel saraf orde pertama.

 Rasa pahit, yang juga diperankan oleh reseptor gustducin. Sama dengan rasa manis, rasa

pahit ini juga dapat ditimbulkan oleh beberapa molekul, yaitu molekul organik rantai

panjang yang mengandung nitrogen dan alkaloid. Rasa pahit ini juga ditimbulkan oleh

aktivasi dari protein G. Selain itu, rasa pahit juga dapat ditimbulkan oleh inhibisi
fosfolipase yang menguraikan cGMP dan peningkatan pembentukan DAG dan fosfat

inositol.

 Rasa umami, yang diperankan oleh reseptor mGluR4. Reseptor ini diaktivasi oleh molekul

L-glutamat.

Dari hasil praktikum kali ini seorang praktikan di uji pengecapannya secara langsung

menggunakan larutan yang sudah disediakan di laboratorium dengan menggunakan pipet

sebanyak satu tetes. Larutan tersebut antara lain : kinin 0,0008 M rasanya pahit, kinin 0,1 %

rasanya sangat pahit, NaCl 0,1 % rasanya asin, NaCl 10 % rasanya sangat asin, CH3COOH

0,0009 M rasanya sedikit asam, CH3COOH 1 % rasanya sangat asam, sukrosa 0,01 M rasanya

sedikit manis, dan sukrosa 5 % rasanya sangat manis. Hasilnya kita bias mengetahui

sensitifitas lidah seorang praktikan normal, karena pada saat larutan dengan konsentrasi rendah

seorang praktikan merasakan rasa yang biasa saja dan pada larutan yang konsentrasinya tinggi

seorang praktikam merasakan rasa yang berlebihan. Letak atau peta lidah asin terletak diantara

ujung dan pangkal lidah, manis terletak di ujung lidah, asam terletak diantara ujung dan

pangkal lidah dekat dengan perasa pahit, dan pahit terletak dipangkal lidah.

Daftar Pustaka

Perace,Evelyn C. 2010. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : PT Gramedia

Pustaka Utama

Syaifudin.2006 .Anatomi Fiiologi untuk Mahasiswa Keperawatan .Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC .

Ganong WF. Review Medical Physiology. Ed ke-21. USA: McGraw-Hill. 2003.

Anda mungkin juga menyukai