Anda di halaman 1dari 6

 Penggunaan antimikroba secara tunggal.

 Kombinasi antimikroba dapat digunakan menurut


indikasi yg tepat shg memberi manfaat klinik yg
besar.
 Kombinasi diperbolehkan jika :
 Untuk penggunaan infeksi campuran atau penyebab
infeksi masih belum jelas (meningkatkan spektrum
kerja)
 Telah terbukti kombinasi dapat meningkatkan
efektivitas pengobatan (khasiat meningkat & atau
efek samping menurun)
 Mencegah/memperlambat resistensi (misalnya
pada pengobatan TBC)
 Indikasi penggunaan kombinasi antimikroba tidak
tetap, yaitu:
1. Pengobatan infeksi campuran (meningkatkan
spektrum kerja)
2. Pengobatan awal pd infeksi berat yg etiologinya
belum jelas
Untuk bbrp infeksi berat mis. septisemia,
meningitis purulenta memerlukan kombinasi
antimikroba, krn keterlambatan pengobatan dpt
membahayakan jiwa pasien, sedangkan mikroba
penyebabnya belum diketahui).
3. Mendapatkan efek sinergi
Kombinasi antimikroba menghasilkan efek
yg lebih besar daripada efek aditif saja thd
mikroba tertentu.
4. Memperlambat timbulnya resistensi.
Kombinasi antimikroba merup cara efektif
untuk memperlambat resistensi krn mutasi
kromosom. Pada pengobatan tuberkulosis,
penggunaan 2 atau lebih tuberkulostatik secara
nyata memperlambat timbulnya resistensi.
 Kombinasi tetap antimikroba hanya
dibenarkan bila komponen-komponen yg
membentuk kombinasi itu selalu dibutuhkan
bersama.
 Contoh kombinasi antimikroba yang rasional:
 Sulfonamid-trimetoprim (kotrimoksazol)
 Sulfadoksin-pirimetamin
 Asam klavulanat-amoksisilin
 Sulbaktam-ampisilin

Anda mungkin juga menyukai