OLEH:
Makhluk hidup bagaikan suatu sistem yang sangat rumit dan kompleks
pada dasarnya. Makhluk hidup tersusun atas banyak sel dan jaringan. Bukan
hanya sel saja, akan tetapi, masih ada lagi susunan-susunan yang tergabung
menjadi suatu sistem yang sangat berkesinambungan dan saling
berhubungan antara satu dengan lainnya. Koordinasi yang ada anatara sel
satu dengan sel lainnya bisa diibaratkan sebagai sebuah sistem program yang
ada pada komputer atau laptop (Urry et al., 2017).
Sel merupakan bagian atau unit terkecil yang ada pada tubuh makhluk
hidup. Sel bersifat fundamental dan sebagai penyusun dari suatu makhluk
hidup. Peranan sel sangat penting bagi suatu makhluk hidup. Sel bisa
diibaratkan sebagai suatu tempat penyimpan data dari seorang manusia yaitu
pada DNA. Tingkat diatas sel biasa disebut sebagai jaringan (Urry et al.,
2017).
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Sel
Struktur Sel Ilmu yang mempelajari tentang sel disebut sitologi. Semua
organisme yang hidup terdiri atas sel, baik uniselular maupun multiselular.
Setiap sel merupakan unit fungsional dan structural terkecil dari bentuk
hidup. Semua sel harus mempumpunyai membran yang membungkus isi
cairan sel (sitoplasma). Di dalam sitoplasma terdapat materi inti ADN dan
ARN, dan ribosom. Sel tumbuhan mempunyai bentuk, ukuran dan struktur
yang bervariasi dan sangat rumit. Walaupun demikian, semua mempunyai
persamaan dalam beberapa segi dasar. Tumbuhan dan hewan merupakan
organisme yang tubuhnya tersusun oleh sel-sel. Sel tumbuhan dan sel
hewan merupakan variasi dari satu tipe unit dasar atau satuan struktur. Hal
ini menjadi dasar teori tentang sel yang dikemukakan oleh Schwann dan
Schleiden pada tahun 1838. berdasarkan konsep tersebut, sel merupakan
kesatuan struktur dan fungsi organisme hidup karena sel mempunyai
kesamaan dalam hal pola susunan metabolisme dan makromolekul.
Perbedaan pokok antara sel tumbuhan dan sel hewan adalah pada dinding
selnya, sel hewan hanya memiliki dinding sel yang berupa plasma
sedangkan sel tumbuhan memiliki dinding sel yang nyata. Selain perbedaan
tersebut, pada sel tumbuhan dijumpai adanya plastida serta vakuola sel yang
dapat membesar, sedangkan pada sel hewan tidak demikian. Pada dasarnya
sel hidup mempunyai kemampuan memperbanyak diri (Sumardi, Issrep.
1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press).
2.1.2. Jaringan
A. Meristem primer
Adalah jaringan meristem pada tumbuhan dewasa dan masih bersifat
membelah diri, sehingga merupakan lanjutan dari pertumbuhan embrio.
Terdapat pada ujung akar dan ujung batang sehingga disebut meristem
apikal. Aktivitasnya mengakibatkan batang dan akar tumbuh memanjang
disebut pertumbuhan primer. (Ditemukan pada tumbuhan dikotil dan
monokotil) (Tjitrosomo, 1983).
B. Meristem sekunder
Jaringan meristem berasal dari meristem primer yang telah mengadakan
diferensiasi. Terdapat pada kambium dan kambium gabus. Aktivitasnya
mengakibatkan pertumbuhan sekunder yaitu menyebabkan batang bertambah
besar. (Ditemukan pada tumbuhan dikotil) (Tjitrosomo, 1983).
2.2. Bahan
1. Pandan Wangi (Pandanus Amaryllifolius)
2. Belimbing Wulu (Averrhoa Bilimbi L.)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Subdivisi : Spermatophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Pandanales
Famili : Pandanaceae
Genus : Pandanus
Spesies : Pandanus Amaryllifolius
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Subdivisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Geraniales
Famili : Oxalidaceae
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa Bilimbi L.
3. Pegagan (Centella Asiatica)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Centella
Spesies : Centella Asiatica
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledone
Ordo : Umbelliferales
Famili : Umbellifreae
Genus : Apium
Spesies : Apium Graveolens