Disusun Oleh:
NPM : A1D021017
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
I. LatarBelakang
Setiap makhluk hidup tentu mengalami proses tumbuh dan berkembang.
Pada saat itu, sel – sel yang menyusun tubuh menjadi terspesialisasi untuk
menjalankan berbagai fungsi hidup. Beberapa sel di antaranya bergabung menjadi
satu kesatuan membentuk jaringan. Jaringan merupakan sekelompok sel yang
memiliki bentuk, susunan, dan fungsi yang sama. Pada umumnya, dikenal dua tipe
jaringan, yaitu jaringan sederhana (tersusun dari satu tipe sel) dan jaringan
kompleks (tersusun dari banyak tipe sel).
Jaringan tubuh tumbuhan adalah sekelompok sel yang memiliki struktur dan
fungsi sama yang membentuk organ tumbuhan. Berdasarkan tipe sel penyusunnya,
jaringan dibedakan menjadi jaringan sederhana dan jaringan kompleks. Jaringan
sederhana adalah jaringan yang dibentuk satu jenis sel. Contoh jaringan sederhana
adalah jaringan kolenkim, parenkim, dan sklerenkim. Jaringan kompleks adalah
jaringan yang terbentuk dari lebih dari satu tipe sel. Contoh jaringan kompleks
adalah jaringan xilem, floem, dan epidermis. Sedangkan jaringan hewan merupakan
sekumpulan sel – sel hewan dimana mempunyai sebuah bentuk serta fungsi yang
sama sehingga membentuk jaringan pada tubuh hewan. Jaringan hewan ini dibagi
menjadi empat jenis, ialah : jaringan epitel, jaringan otot, jaringan ikat serta
jaringan saraf.
Adapun yang menjadi dasar dari dilakukannya percobaan pada praktikum
ini yaitu untuk menambah wawasan kita dan mengetahui lebih dalam lagi mengenai
struktur jaringan yang menyusun tubuh tumbuhan dan mengenal struktur jaringan
yang menyusun tubuh hewan.
II. Tujuan
1. Mengenal struktur jaringan yang menyusun tumbuhan
2. Mengenal struktur jaringan yang menyusun tubuh hewan
III. TinjauanPustaka
Jaringan ialah kumpulan sel-sel (protoplas yang berdinding) yang sama
bentuk dan fungsinya. Pada organisme tingkat rendah yang masih sederhana
tubuhnya belum mempunyai jaringan, malah ada yang selama hidupnya hanya
terdiri dari satu sel saja. Makin tinggi tingkat perkembangan organisme makin
nampak adanya differensiasi sel-sel tubuhnya sehingga tampak adanya berbagai
penyusun organ tubuhnya. Jaringan tubuh tumbuhan terbentuk karena adanya
pembelahan sel. (Palennari, M, dkk, 2016)
Epidermis merupakan lapisan sel-sel paling luas dan menutupi permukaan
daun, bunga, buah, biji, batang dan akar. Berdasarkan ontogeninya, epidermis
berasal dari jaringan meristematik yaitu protoderm. Epidermis berfungsi sebagai
pelindung bagian dalam organ tumbuhan. Berdasarkan fungsinya epidermis dapat
berkembang dan mengalami modifikasi seperti stomata dan trikomata.
Setiap jenis tumbuhan mempunyai struktur sel epidermis yang berbeda..
Perbedaan struktur sel epidermis yang dimaksud dapat berupa bentuk dan susunan
sel epidermis, letak atau kedudukan stomata terhadap sel Tetangga, arah
membukanya stomata, bentuk stomata, jumlah sel epidermis dan stomata jarak
antara stomata, panjang sel epidermis dan stomata (Sari, 2017 : 156)
Jaringan penyusun tubuh tumbuhan tingkat tinggi dapat dibedakan atas dua
bagian menurut usianya yaitu Jaringan muda (meristem atau titik tumbuh) dan
Jaringan dewasa (jaringan tubuh tua).
Jaringan Muda (Meristem atau Titik Tumbuh) Jaringan ini terdiri dari sel-
sel yang masih embrional, dindingnya tipis, kaya akan plasma, vakuolanya kecil-
kecil. Sel- sel jaringan ini bila dilihat dari segala arah kurang lebih sama besar, jadi
bentuk sel seperti kubus. Jaringan meristem berfungsi untuk membelah dan berdife
Jaringan Dewasa (Jaringan Tubuh Tua) Sel-sel jaringan dewasa bentuknya lebih
besar dari sel-sewl meristem, plasmanya lebih sedikit, vakuola lebih besar,
kadang-kadang sel jaringan dewasa telah mati dan terisi dengan udara atau air
serta dinduing selnya mempunyai penebalan yang bermacam-macam. Berdasarkan
struktur dan fungsi jaringan dewasa dibedakan atas empat yaitu
1) jaringan dasar (parenkim),
2) jaringan penutup (jaringan pelindung),
3) jaringan penguat (mekanik) dan
4) jaringan pengangkutan
(Palennari, M, dkk, 2016)
Beberapa jaringan hanya terdiri dari atas 1 macam sel dan beberapa terdiri dari
beberapa sel.
1. Meristem, fungsi utama sel sel meristematik ialah mitosis sel selnya kecil
dan berdinding tipis, tanpa vakuola tengah dan tidak ada ciri-ciri khusus.
Terdapat dalam jaringan (meristem ujung) Pada titik tumbuh akar dan
batang. Pada beberapa tumbuhan, cincin (lingkaran) jaringan
meristematik, yaitu kambium, juga terdapat di dalam batang yang matang.
Mitosis pada meristem menghasilkan sel-sel untuk pertumbuhan
tanamannya. Sel-sel yang terbentuk oleh meristem itu segera terdiferensiasi
menjadi beberapa tipe.
2. Parenkima. Sel-sel parenkima tersebut luas di seluruh tumbuhan, besar-
besar berdinding tipis dan biasanya mempunyai vakuola tengah. Acapkali
terpisah-pisah sebagian dan ruang yang terjadi di isi gas.
3. Kolenkima. Sel-sel kolenkim berdinding tebal yang secara khusus
dikembangkan di sudut-sudut sel-sel. Sel ini memberi tunjangan mekanis
bagi tumbuhan. Umum dijumpai di daerah-daerah tumbuhan yang tumbuh
dengan cepat dan perlu diperkuat. Petiola ("tangkai") daun biasanya
diperkuat dengan sel-sel kolenkim.
4. Sklerenkima. Sel-sel sklerenkim merupakan macam sel penunjang yang
lebih umum. Dinding sel-sel ini sangat tebal dan dibangun dengan lapis
yang sama di sekitar seluruh batas sel nya.
5. Xylem. Xylem merupakan " jaringan campuran "yang terdiri atas beberapa
tipe sel. Yang paling khas dan penting diantaranya ialah pembuluh xilem
dan trakeid xilem ( xilem paku-pakuan dan tusam hanya mengandung
trakeid). Pembuluh xilem mempunyai dinding sel tebal. Dindingnya tidak
dalam lapisan seragam tetapi biasanya menebal dalam pola berkas-berkas
spiral.
6. Floem. Ini pun merupakan jaringan campuran. Sel-sel terpenting di
dalamnya ialah tabung tapis. Diberi nama demikian karena dinding
ujungnya berlubang-lubang. (Kimball, 1983 : 113)
Jaringan otot terdiri dari sel-sel panjang dengan jumlah besar filamen
sitoplasmik ujung kontraktil, serabut-serabut otot tersusun dalam berkas-berkas
teratur yang disatukan oleh jaringan penyambung dan diselingi adanya kapiler
darah. Berdasarkan perbandingan tersebut terlihat bahwa sel-sel pada jaringan otot
tidak dipisahkan oleh jaringan ikat vaskular halus, melainkan disatukan oleh
jaringan penyambung.
(Junqueira dan Carneiro, 1982)
Kontraksi sel otot jantung terjadi oleh adanya potensial aksi yang dihantarkan
sepanjang membran sel otot jantung. Jantung akan berkontraksi secara ritmik,
akibat adanya impuls listrik yang dibangkitkan oleh jantung itu sendiri yang disebut
"autoryhytmicity" . Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung, yaitu: sel kontraktil
dan sel otoritmik. Sel kontraktil melakukan kerja mekanis, yaitu mengubah,
sedangkan sel otoritmik menjelaskan dan menghantarkan potensial aksi yang
bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel pekerja. Berbeda dengan sel saraf dan
sel otot rangka yang memiliki potensial membran istirahat. Sel-sel khusus jantung
tidak memiliki potensial membran istirahat, tetapi memperlihatkan
aktivitas"pacemaker" (picu jantung) , berupa depolarisasi lambat yang diikuti oleh
potensial aksi apabila potensial membran tersebut mencapai ambang tetap.
Secara anatomi sel epidermis daun H. Rosa sinensis pada sisi bawah
(abaksial) berbentuk pentagonal, poligonal, tidak beraturan dengan cuticular
striations. (Silalahi, 2019 : 135).
Sel epitelium pada saluran resin aksial berasal dari initial fusiform dan
terbentuk pada akhir proses diferensiasi kambium. (Fahn, 1979)
Distribusi stomata daun pada dikotil yang berdaun lebar stomata umumnya
banyak dijumpai pada bagian dorsal. Pada tanaman berdaun vertikal stomata
hampir sama pada kedua permukaan nya. (Heddy, 1990)
b. Bahan
V. LangkahKerja
1. Pengamatan Jaringan Tumbuhan
Penampang melintang batang, daun, dan akar monokotil (sediaan
awetan)
a. Diamati dibawah mikroskop, digambar 2 atau 3 sel dan diberikan
keteranan dari bagian-bagian sel yang nampak.
b. Untuk batang, diperhatikan struktur jaringan epidermis, hipodermis
(berupa sklerenkim), berkas pengangkut dengan selubung sklerenkim yang
tersebar di antara parenkim jaringan dasar.
c. Untuk daun, diperhatikan epidermis dengan sel kipas dan stroma, mesofil
terdiri atas jaringan bunga karang, epidermis bawah dengan stroma, berkas
pengangkut terdiri atas xilem dan floem.
d. Digambar dan diberi keterangan.
VI. Hasil
1. 1. Epidermis
2. Korteks
3. Sklerenkim
2. 1. Epidermis
2. Kambium
3. 1. Epidermis
2. Floem
3. Xilem
4. 1. Epidermis atas
2. Bunga karang
3. Rongga udara
4. Stomata
5. Epidermis
bawah
5. 1. Epidermis
2. Korteks
3. Floem
4. Xilem
5. Endodermis
6. Jaringan dasar
6. 1. Kutikula
2. Epidermis atas
3. Stomata
4. Palisade atas
5. Xilem
6. Floem
7. Palisade
Gb. Daun Karet Merah bawah
(Ficus elastic) 8. Epidermis
bawah
9.
7. 1. Epidermis
2. Korteks
3. Empulur
4. Kambium
pembuluh
8. 1. Epidermis
2. Korteks floem
3. Floem
4. Xilem
5. Endodermis
9. 1. Nukleus
2. Lakuna
10. 1. Lakuna
2. Sel tulang
rawan
3. Matrik
VII. Pembahasan
Jaringan tumbuhan adalah sekelompok sel yang memiliki struktur dan
fungsi sama yang membentuk organ tumbuhan. Adapun pada percobaan kali ini
adalah untuk mengamati struktur jaringan pada tumbuhan preparat awetan yang
digunakan sebagai objek pengamatan yaitu preparat irisan melintang bunga sepatu
(Hibiscus rosasinensis), preparat masrai batang pinus mercusi, preparat batang
jagung (Zea mays), preparat daun Ficus elastica ( karet merah), preparat batang
Ficus elastica (karet merah), preparat daun Zea mays (jagung), preparat irisan
melintang akar Amaranthus sp. (bayam) dan preparat akar Zea mays (jagung).
Dalam sebuah literatur menjelaskan, Jaringan penyusun tubuh tumbuhan tingkat
tinggi dapat dibedakan atas dua bagian menurut usianya yaitu Jaringan muda
(meristem atau titik tumbuh) dan Jaringan dewasa (jaringan tubuh tua).
(Palennari, M, dkk, 2016)
Yang dimana hasil pengamatan ini sesuai dengan literatur yang menjelaskan
bahwa, Beberapa jaringan hanya terdiri dari atas 1 macam sel dan beberapa terdiri
dari beberapa sel.
1. Meristem, fungsi utama sel sel meristematik ialah mitosis sel selnya
kecil dan berdinding tipis, tanpa vakuola tengah dan tidak ada ciri-ciri khusus.
Terdapat dalam jaringan (meristem ujung) Pada titik tumbuh akar dan batang.
Pada beberapa tumbuhan, cincin (lingkaran) jaringan meristematik, yaitu
kambium, juga terdapat di dalam batang yang matang. Mitosis pada meristem
menghasilkan sel-sel untuk pertumbuhan tanamannya. Sel-sel yang terbentuk oleh
meristem itu segera terdiferensiasi menjadi beberapa tipe.
2. Parenkima. Sel-sel parenkima tersebut luas di seluruh tumbuhan, besar-
besar berdinding tipis dan biasanya mempunyai vakuola tengah. Acapkali terpisah-
pisah sebagian dan ruang yang terjadi di isi gas.
3. Kolenkima. Sel-sel kolenkim berdinding tebal yang secara khusus
dikembangkan di sudut-sudut sel-sel. Sel ini memberi tunjangan mekanis bagi
tumbuhan. Umum dijumpai di daerah-daerah tumbuhan yang tumbuh dengan cepat
dan perlu diperkuat. Petiola ("tangkai") daun biasanya diperkuat dengan sel-sel
kolenkim.
4. Sklerenkima. Sel-sel sklerenkim merupakan macam sel penunjang yang
lebih umum. Dinding sel-sel ini sangat tebal dan dibangun dengan lapis yang sama
di sekitar seluruh batas sel nya.
5. Xylem. Xylem merupakan " jaringan campuran "yang terdiri atas
beberapa tipe sel. Yang paling khas dan penting diantaranya ialah pembuluh xilem
dan trakeid xilem ( xilem paku-pakuan dan tusam hanya mengandung trakeid).
Pembuluh xilem mempunyai dinding sel tebal. Dindingnya tidak dalam lapisan
seragam tetapi biasanya menebal dalam pola berkas-berkas spiral.
6. Floem. Ini pun merupakan jaringan campuran. Sel-sel terpenting di
dalamnya ialah tabung tapis. Diberi nama demikian karena dinding ujungnya
berlubang-lubang. (Kimball, 1983 : 113)
Jaringan hewan merupakan sekumpulan sel – sel hewan dimana mempunyai
sebuah bentuk serta fungsi yang sama sehingga membentuk jaringan pada tubuh
hewan. Jaringan hewan ini dibagi menjadi empat jenis, ialah : jaringan epitel,
jaringan otot, jaringan ikat serta jaringan saraf.
Pada percobaan kali ini yaitu mengamati struktur jaringan pada tumbuhan
preparat awetan yang digunakan sebagai objek pengamatan yaitu preparat jaringan
tulang keras, preparat jaringan tulang rawan, preparat jaringan darah, preparat otot
jantung, preparat otot polos dan preparat otot lurik.
Selain itu, dari hasil pengamatan terhadap preparat jaringan hewan dapat
diamati Macam-macam Jaringan Hewan diantaranya adalah :
1. Jaringan epitel
Jaringan epitel sebahagian besar tersusun atas sel-sel yang sangat rapat
dengan sedikit matriks ekstraseluler yang terdapat diantara sel-selnya.
Jaringan epitel bersifat avaskuler dan menerima nutrisi dari pembuluh
darah yang berada pada jaringan ikat yang terletak dibawahnya.
2. Jaringan Ikat
Jaringan ikat terdiri atas dua komponen utama, yaitu matriks
ekstraseluler dan sel. Matriks ekstraseluler mengisi ruang-ruang diantara
sel. Matriks ekstraseluler tersusun atas serabut dan substansi dasar, yang
disekresikan oleh komponen sel jaringan ikat. Jaringan ikat merupakan
jaringan yang paling melimpah pada tubuh dengan fungsi yang sangat
beragam.
3. Jaringan Syaraf
Jaringan saraf merupakan penyusun utama dari otak, sumsum tulang
belakang, dan serabut saraf, bersifat sangat seluler. Jaringan saraf akan
memberikan respon
4. Jaringan Otot
Jaringan otot bersifat sangat seluler yang sebahagian besar tersusun atas
selsel otot. Seluruh jariangan otot mengandung pembuluh darah (bersifat
vaskuler) dan serabut saraf.
Dan dijelaskan dalam literature, Macam jaringan berikut ini terdapat pada
vertebrata :
1. Epitel. Jaringan epitel dibuat dari sel-sel pemadat yang tersusun dalam lapisan.
jaringan ini melapisi berbagai rongga dan tabung pada tubuh. Jaringan ini juga
membentuk kulit yang membungkus tubuh.
3. Otot. Pada manusia ada tiga macam jaringan otot. Otot rangka terjadi dari serat
panjang yang kontraksinya menimbulkan gerak pindah (lokomotion) dan juga
terjadinya macam-macam gerak tubuh lainnya. Otot halus melapisi dinding organ
berongga pada tubuh, seperti misalnya intertin, dan pembuluh darah.
Kontraksinya menciutkan ukuran organ-organ tubuh yang berongga. Otot kardiak
ialah otot yang membentuk jantung.
VIII. Penutup
a. Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Jaringan penyusun pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua yaitu
jaringan meristem (embrional) dan jaringan dewasa. Jaringan meristem sel-
sel penyusunnya masih muda dan mudah melakukan pembelahan diri.
Sedangkan jaringan dewasa, sel-sel penyusunnya sudah terdiferensiasi
menjadi jaringan tertentu yang memiliki fungsi tertentu. Jaringan dewasa
terdiri dari jaringan pelindung, jaringan dasar, jaringan penguat dan
jaringan pengangkut.
2. Jaringan penyusun pada hewan terdiri dari jaringan epitel, jaringan otot,
jaringan ikat dan jaringan saraf. Jaringan epitel merupakan jaringan
penyusun tubuh hewan yang tersusun rapat dan tidak terdapat ruang antar
sel. Jaringan otot merupakan jaringan penyusun organ hewan yang sel-
selnya berbentuk serabut memanjang. Jaringan ikat merupakan jaringan
yang sel-sel penyusunnya memiliki letak berjauhan antara satu dan yang
lainnya. Jaringan saraf merupakan jaringan yang mengkoordinasi segala
kegiatan dan tanggapan terhadap apa yang terjadi pada tubuh kita.
b. Saran
Adapun saran pada praktikum mengenai jaringan pada tumbuuhan dan hewan
ini adalah:
Dalam melakukan percobaan diharapkan untuk lebih memahami
terlebih dahulu mengenai langkah kerja yang akan dilakukan, serta
tujuan dilaksanakannya praktikum, sehingga memudahkan kita dalam
melakukan percobaan.
Untuk melakukan pengamatan terhadap ojek tiap percobaan pada
mikrsokop hendaknya harus teliti agar data yang didapatkan mencapai
hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Apriani, Ike. 2016. Pengembangan Media Belajar: Angkak Beras Merah dan the (Camellia
sintesis) sebagai pewarna alternative preparat Basah Jaringan Tumbuhan. Jurnal
Bioilimi Vol. 2 No 1. Dapat diakses pada https://doi.org/10.19109/bioilmi.v2i1.1140
Diakses tanggal 10 November 2021
Pallenari, Muhiddin, dkk. 2016. Biologi Dasar Bagian Pertama. Makassar : Alauddin
University Press
Sari, Wina Dyah Puspita. dkk. 2017. Analisis Struktur Stomata Pada Daun Beberapa
Tumbuhan Hidrofit Sebagai Materi Bahan Ajar Mata Kuliah Anatomi Tumbuhan.
Jurnal Biosains. Vol.3 No.3, 156-161 Dapat diakses pada
https://doi.org/10.24114/jbio.v3i3.8114. Diakses tanggal 9 November 2021
Silalahi, Marina. 2019. Hibiscus rosa-sinensis L. dan Bioaktivitasnya. Jurnal Edumatsains.
Vol.3 No.2, 133-146 Dapat diakses pada
http://ejournal.uki.ac.id/index.php/edumatsains/index Diakses tanggal 10 November
2021
Solomon, E.P, Berg L.R, dan martin, D.W. 2008. Biology Eight Edition , Thomson Learning
Academic Resourse Center. New Jersey : Pearson Prentice Hall
Yatim, Wildan. 1990. Biologi Modern Histologi. Bandung: Tarsito
LAMPIRAN