Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR

“JARINGAN TUMBUHAN DAN HEWAN”

Disusun Oleh:

Nama : Nyoman Ayu Niken Pertiwi

NPM : A1D021017

Laporan Ke- : 3 (Tiga)

Dosen Pengampu :1. Neni Murniati, M.Pd

2. Irwandi Ansori, M.Si

Asisten Dosen :1. Meina Elsa Putri Kurniawati (A1D019001)

2. Zahrotin Saleha (A1D019013)

3. Lonni Bubdah (A1D019016)

4. Dinda Triski Oktaria HA (A1D020001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2021

I. LatarBelakang
Setiap makhluk hidup tentu mengalami proses tumbuh dan berkembang.
Pada saat itu, sel – sel yang menyusun tubuh menjadi terspesialisasi untuk
menjalankan berbagai fungsi hidup. Beberapa sel di antaranya bergabung menjadi
satu kesatuan membentuk jaringan. Jaringan merupakan sekelompok sel yang
memiliki bentuk, susunan, dan fungsi yang sama. Pada umumnya, dikenal dua tipe
jaringan, yaitu jaringan sederhana (tersusun dari satu tipe sel) dan jaringan
kompleks (tersusun dari banyak tipe sel).
Jaringan tubuh tumbuhan adalah sekelompok sel yang memiliki struktur dan
fungsi sama yang membentuk organ tumbuhan. Berdasarkan tipe sel penyusunnya,
jaringan dibedakan menjadi jaringan sederhana dan jaringan kompleks. Jaringan
sederhana adalah jaringan yang dibentuk satu jenis sel. Contoh jaringan sederhana
adalah jaringan kolenkim, parenkim, dan sklerenkim. Jaringan kompleks adalah
jaringan yang terbentuk dari lebih dari satu tipe sel. Contoh jaringan kompleks
adalah jaringan xilem, floem, dan epidermis. Sedangkan jaringan hewan merupakan
sekumpulan sel – sel hewan dimana mempunyai sebuah bentuk serta fungsi yang
sama sehingga membentuk jaringan pada tubuh hewan. Jaringan hewan ini dibagi
menjadi empat jenis, ialah : jaringan epitel, jaringan otot, jaringan ikat serta
jaringan saraf.
Adapun yang menjadi dasar dari dilakukannya percobaan pada praktikum
ini yaitu untuk menambah wawasan kita dan mengetahui lebih dalam lagi mengenai
struktur jaringan yang menyusun tubuh tumbuhan dan mengenal struktur jaringan
yang menyusun tubuh hewan.

II. Tujuan
1. Mengenal struktur jaringan yang menyusun tumbuhan
2. Mengenal struktur jaringan yang menyusun tubuh hewan

III. TinjauanPustaka
Jaringan ialah kumpulan sel-sel (protoplas yang berdinding) yang sama
bentuk dan fungsinya. Pada organisme tingkat rendah yang masih sederhana
tubuhnya belum mempunyai jaringan, malah ada yang selama hidupnya hanya
terdiri dari satu sel saja. Makin tinggi tingkat perkembangan organisme makin
nampak adanya differensiasi sel-sel tubuhnya sehingga tampak adanya berbagai
penyusun organ tubuhnya. Jaringan tubuh tumbuhan terbentuk karena adanya
pembelahan sel. (Palennari, M, dkk, 2016)
Epidermis merupakan lapisan sel-sel paling luas dan menutupi permukaan
daun, bunga, buah, biji, batang dan akar. Berdasarkan ontogeninya, epidermis
berasal dari jaringan meristematik yaitu protoderm. Epidermis berfungsi sebagai
pelindung bagian dalam organ tumbuhan. Berdasarkan fungsinya epidermis dapat
berkembang dan mengalami modifikasi seperti stomata dan trikomata.
Setiap jenis tumbuhan mempunyai struktur sel epidermis yang berbeda..
Perbedaan struktur sel epidermis yang dimaksud dapat berupa bentuk dan susunan
sel epidermis, letak atau kedudukan stomata terhadap sel Tetangga, arah
membukanya stomata, bentuk stomata, jumlah sel epidermis dan stomata jarak
antara stomata, panjang sel epidermis dan stomata (Sari, 2017 : 156)
Jaringan penyusun tubuh tumbuhan tingkat tinggi dapat dibedakan atas dua
bagian menurut usianya yaitu Jaringan muda (meristem atau titik tumbuh) dan
Jaringan dewasa (jaringan tubuh tua).
Jaringan Muda (Meristem atau Titik Tumbuh) Jaringan ini terdiri dari sel-
sel yang masih embrional, dindingnya tipis, kaya akan plasma, vakuolanya kecil-
kecil. Sel- sel jaringan ini bila dilihat dari segala arah kurang lebih sama besar, jadi
bentuk sel seperti kubus. Jaringan meristem berfungsi untuk membelah dan berdife
Jaringan Dewasa (Jaringan Tubuh Tua) Sel-sel jaringan dewasa bentuknya lebih
besar dari sel-sewl meristem, plasmanya lebih sedikit, vakuola lebih besar,
kadang-kadang sel jaringan dewasa telah mati dan terisi dengan udara atau air
serta dinduing selnya mempunyai penebalan yang bermacam-macam. Berdasarkan
struktur dan fungsi jaringan dewasa dibedakan atas empat yaitu
1) jaringan dasar (parenkim),
2) jaringan penutup (jaringan pelindung),
3) jaringan penguat (mekanik) dan
4) jaringan pengangkutan
(Palennari, M, dkk, 2016)

Beberapa jaringan hanya terdiri dari atas 1 macam sel dan beberapa terdiri dari
beberapa sel.
1. Meristem, fungsi utama sel sel meristematik ialah mitosis sel selnya kecil
dan berdinding tipis, tanpa vakuola tengah dan tidak ada ciri-ciri khusus.
Terdapat dalam jaringan (meristem ujung) Pada titik tumbuh akar dan
batang. Pada beberapa tumbuhan, cincin (lingkaran) jaringan
meristematik, yaitu kambium, juga terdapat di dalam batang yang matang.
Mitosis pada meristem menghasilkan sel-sel untuk pertumbuhan
tanamannya. Sel-sel yang terbentuk oleh meristem itu segera terdiferensiasi
menjadi beberapa tipe.
2. Parenkima. Sel-sel parenkima tersebut luas di seluruh tumbuhan, besar-
besar berdinding tipis dan biasanya mempunyai vakuola tengah. Acapkali
terpisah-pisah sebagian dan ruang yang terjadi di isi gas.
3. Kolenkima. Sel-sel kolenkim berdinding tebal yang secara khusus
dikembangkan di sudut-sudut sel-sel. Sel ini memberi tunjangan mekanis
bagi tumbuhan. Umum dijumpai di daerah-daerah tumbuhan yang tumbuh
dengan cepat dan perlu diperkuat. Petiola ("tangkai") daun biasanya
diperkuat dengan sel-sel kolenkim.
4. Sklerenkima. Sel-sel sklerenkim merupakan macam sel penunjang yang
lebih umum. Dinding sel-sel ini sangat tebal dan dibangun dengan lapis
yang sama di sekitar seluruh batas sel nya.
5. Xylem. Xylem merupakan " jaringan campuran "yang terdiri atas beberapa
tipe sel. Yang paling khas dan penting diantaranya ialah pembuluh xilem
dan trakeid xilem ( xilem paku-pakuan dan tusam hanya mengandung
trakeid). Pembuluh xilem mempunyai dinding sel tebal. Dindingnya tidak
dalam lapisan seragam tetapi biasanya menebal dalam pola berkas-berkas
spiral.
6. Floem. Ini pun merupakan jaringan campuran. Sel-sel terpenting di
dalamnya ialah tabung tapis. Diberi nama demikian karena dinding
ujungnya berlubang-lubang. (Kimball, 1983 : 113)

Berdasarkan struktur dan fungsinya, terdapat empat jaringan dasar pada


hewan vertebrata, yaitu jaringan epitel (epithelial tissue), jaringan ikat (connective
tissue), jaringan otot (muscle tissue), dan jaringan saraf (nervous tissue).

(Palennari, M, dkk, 2016)

Jaringan hewan. Sel-sel terdiferensiasi pada hewan tersusun menjadi


jaringan. Tiap jaringan biasanya terdiri atas beberapa tipe-tipe sel-sel
terdiferensiasi. Macam jaringan berikut ini terdapat pada vertebrata.
1. Epitel. Jaringan epitel dibuat dari sel-sel pemadat yang tersusun dalam
lapisan. jaringan ini melapisi berbagai rongga dan tabung pada tubuh.
Jaringan ini juga membentuk kulit yang membungkus tubuh.
2. Konektif. Jaringan konektif penunjang yang digunakan untuk memberi
kekuatan, bantuan dan perlindungan kepada bagian-bagian lemah pada
tubuh. Tulang rawan dan tulang adalah dua macam jaringan konektif
penunjang yang terdapat pada manusia. Jaringan konektif pengikat
berfungsi untuk mengikat bagian-bagian tubuh. Tendon menghubungkan
otot dengan tulang.
3. Otot. Pada manusia ada tiga macam jaringan otot. Otot rangka terjadi dari
serat panjang yang kontraksinya menimbulkan gerak pindah (lokomotion)
dan juga terjadinya macam-macam gerak tubuh lainnya. Otot halus
melapisi dinding organ berongga pada tubuh, seperti misalnya intertin, dan
pembuluh darah. Kontraksinya menciutkan ukuran organ-organ tubuh yang
berongga. Otot kardiak ialah otot yang membentuk jantung.
(Kimball, 1983 : 110 - 112)
Epidermis orang dibedakan menjadi 5 lapis yaitu Stratum corneum, Stratum
lucidum, Stratum granulosum, Stratum spinosum dan Stratum malpighi.
Dermis. Beberapa kali lebih tebal dari pada epidermis. Dibina atas
komponen pengikat: sel, serat, kandung. Derivat epidermis yang terdiri dari bulu,
kelenjar minyak, kelenjar lendir dan kelenjar peluh, membenam jauh ke dalam
dermis. Dermis dibagi atas dua lapis yaitu lapisan papilla dan lapisan retikulosa.
Pada dermis terdapat juga otot polos dan otot lurik. Otot polos terdapat pada
akar bulu, dan otot lurik umumnya terdapat pada kulit muka dan telinga. Pada
mamalia lain seperti sapi, kulit punggung juga mengandung banyak otot lurik,
perlu untuk menggerakkannya untuk mengusir lalat. Dermis juga mengandung
pembuluh darah, urat saraf dan Indra raba. (Yatim, 1990 :114-116)

Jaringan otot terdiri dari sel-sel panjang dengan jumlah besar filamen
sitoplasmik ujung kontraktil, serabut-serabut otot tersusun dalam berkas-berkas
teratur yang disatukan oleh jaringan penyambung dan diselingi adanya kapiler
darah. Berdasarkan perbandingan tersebut terlihat bahwa sel-sel pada jaringan otot
tidak dipisahkan oleh jaringan ikat vaskular halus, melainkan disatukan oleh
jaringan penyambung.
(Junqueira dan Carneiro, 1982)

Kontraksi sel otot jantung terjadi oleh adanya potensial aksi yang dihantarkan
sepanjang membran sel otot jantung. Jantung akan berkontraksi secara ritmik,
akibat adanya impuls listrik yang dibangkitkan oleh jantung itu sendiri yang disebut
"autoryhytmicity" . Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung, yaitu: sel kontraktil
dan sel otoritmik. Sel kontraktil melakukan kerja mekanis, yaitu mengubah,
sedangkan sel otoritmik menjelaskan dan menghantarkan potensial aksi yang
bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel pekerja. Berbeda dengan sel saraf dan
sel otot rangka yang memiliki potensial membran istirahat. Sel-sel khusus jantung
tidak memiliki potensial membran istirahat, tetapi memperlihatkan
aktivitas"pacemaker" (picu jantung) , berupa depolarisasi lambat yang diikuti oleh
potensial aksi apabila potensial membran tersebut mencapai ambang tetap.

(Irawati, 2015 : 596)

Secara anatomi sel epidermis daun H. Rosa sinensis pada sisi bawah
(abaksial) berbentuk pentagonal, poligonal, tidak beraturan dengan cuticular
striations. (Silalahi, 2019 : 135).

Sel epitelium pada saluran resin aksial berasal dari initial fusiform dan
terbentuk pada akhir proses diferensiasi kambium. (Fahn, 1979)

Pada batang sebagian besar tumbuhan monokotil, berkas pembuluhnya


tersebar di seluruh jaringan dasar diantara berkas pembuluh, dan tidak tersebar
dalam atau tidak tersusun dalam bentuk lingkaran. (Campbell,2000:308).

Distribusi stomata daun pada dikotil yang berdaun lebar stomata umumnya
banyak dijumpai pada bagian dorsal. Pada tanaman berdaun vertikal stomata
hampir sama pada kedua permukaan nya. (Heddy, 1990)

Perbedaan monokotil dan dikotil dapat terlihat dari susunan anatomi


jaringan pada penampang akar dan batang. (Campbell et al, 2000)

IV. Alat dan Bahan


a. Alat
1. Mikroskop

b. Bahan

1. Preparat irisan melintang Batang Bunga Sepatu (Hibiscus rosasinensis)


2. Preparat Masrai batang Pinus mercusui
3. Preparat Batang Jagung (Zea mays)
4. Preparat Daun Jagung (Zea mays)
5. Preparat Akar Jagung (Zea mays)
6. Preparat Daun Karet Merah (Ficus elastic)
7. Preparat Batang Karet Merah (Ficus elastic)
8. Preparat irisan melintang Akar Bayam (Amaranthus sp.)
9. Preparat Jaringan Tulang keras
10. Preparat Jaringan Tulang rawan
11. Preparat Jaringan darah
12. Preparat otot Jantung
13. Preparat otot Polos
14. Preparat otot Lurik

V. LangkahKerja
1. Pengamatan Jaringan Tumbuhan
Penampang melintang batang, daun, dan akar monokotil (sediaan
awetan)
a. Diamati dibawah mikroskop, digambar 2 atau 3 sel dan diberikan
keteranan dari bagian-bagian sel yang nampak.
b. Untuk batang, diperhatikan struktur jaringan epidermis, hipodermis
(berupa sklerenkim), berkas pengangkut dengan selubung sklerenkim yang
tersebar di antara parenkim jaringan dasar.
c. Untuk daun, diperhatikan epidermis dengan sel kipas dan stroma, mesofil
terdiri atas jaringan bunga karang, epidermis bawah dengan stroma, berkas
pengangkut terdiri atas xilem dan floem.
d. Digambar dan diberi keterangan.

Penampang melintang batang, daun dan akae dikotil (sediaan awetan)


a. Diamati di bawah mikroskop, digambar dua atau tiga sel dan diberi
keterangan dari bagian-bagian sel yang Nampak.
b. Untuk batang, diperhatikan jaringan terluas terdiri atas selapis sel
epidermis, sebelah dalamnya terdapat jaringan hipodermis yang disusun
oleh jaringan parenkim, kemudian beberapa lapis kolenkim. Jaringan
penguat terdiri atas sel-sel sklerenkim, berkas pengangkut terdiri atas
xilem dan floem, jari-jari empulur dengan empelur di bagian tengahnya.
c. Untuk daun, diperhatikan lapisan epidermis bagian atas dengan stroma,
dan jaringan mesofil daun yang terdiri dari jaringan tiang dan bunga
karang. Berkas pengangkut terdiri dari floem dan xilem, di sebelah luar
floem terdapat sklerenkim.
d. Digambar dan diberi keterangan.

2. Pengamatan Jaringan Hewan


a. Diamati di bawah mikroskop, digambar 2 atau 3 sel dan diberi keterangan
dari bagian-bagian sel yang nampak
b. Digambar dan diberi keterangan.

VI. Hasil

No. Foto Gambar Keterangan

1. 1. Epidermis
2. Korteks
3. Sklerenkim

Gb. Irisan melintang


batang bunga sepatu
(Hibiscus rosasinensis)

2. 1. Epidermis
2. Kambium

Gb. Masrai batang Pinus


mercusui

3. 1. Epidermis
2. Floem
3. Xilem

Gb. Batang jagung (Zea


mays)

4. 1. Epidermis atas
2. Bunga karang
3. Rongga udara
4. Stomata
5. Epidermis
bawah

Gb. Daun Jagung (Zea


mays)

5. 1. Epidermis
2. Korteks
3. Floem
4. Xilem
5. Endodermis
6. Jaringan dasar

Gb. Akar Jagung (Zea


mays)

6. 1. Kutikula
2. Epidermis atas
3. Stomata
4. Palisade atas
5. Xilem
6. Floem
7. Palisade
Gb. Daun Karet Merah bawah
(Ficus elastic) 8. Epidermis
bawah
9.

7. 1. Epidermis
2. Korteks
3. Empulur
4. Kambium
pembuluh

Gb. Batang Karet Merah


(Ficus elastic)

8. 1. Epidermis
2. Korteks floem
3. Floem
4. Xilem
5. Endodermis

Gb. irisan melintang Akar


Bayam (Amaranthus sp.)

9. 1. Nukleus
2. Lakuna

Gb. Jaringan tulang keras

10. 1. Lakuna
2. Sel tulang
rawan
3. Matrik

Gb. Jaringan tulang rawan

11. 1. Sel darah


putih
(Leukosit)
2. Sel darah
merah
(Eritrosit)
3. Keping darah
Gb. Jaringan darah (Trombosit)

12. 1. Serabut otot


2. Inti sel
3. Lumen

Gb. Otot Jantung

13. 1. Inti sel


2. Serabut otot

Gb. Otot Polos


14. 1. Inti sel
2. Serat otot

Gb. Otot Lurik

VII. Pembahasan
Jaringan tumbuhan adalah sekelompok sel yang memiliki struktur dan
fungsi sama yang membentuk organ tumbuhan. Adapun pada percobaan kali ini
adalah untuk mengamati struktur jaringan pada tumbuhan preparat awetan yang
digunakan sebagai objek pengamatan yaitu preparat irisan melintang bunga sepatu
(Hibiscus rosasinensis), preparat masrai batang pinus mercusi, preparat batang
jagung (Zea mays), preparat daun Ficus elastica ( karet merah), preparat batang
Ficus elastica (karet merah), preparat daun Zea mays (jagung), preparat irisan
melintang akar Amaranthus sp. (bayam) dan preparat akar Zea mays (jagung).
Dalam sebuah literatur menjelaskan, Jaringan penyusun tubuh tumbuhan tingkat
tinggi dapat dibedakan atas dua bagian menurut usianya yaitu Jaringan muda
(meristem atau titik tumbuh) dan Jaringan dewasa (jaringan tubuh tua).
(Palennari, M, dkk, 2016)

Untuk itu Macam-macam jaringan tumbuhan pada awetan preparat


dalam praktikum jaringan tumbuhan ini adalah :
1) Jaringan meristem
Yang dimana jaringan ini adalah yang aktif membelah, dapat diamati pada
preparat praktikum ini adalah sekumpulan sel yang sebagai penyongkong dan
terus-menerus membelah diri untuk menambah jumlah sel tubuh tumbuhan.
Jaringan ini tepatnya ada pada bagian akar dan daun atau ujung-ujung pada
tumbuhan tersebut. Seperti pada praktikum ini adalah saat mengamati jaringan
daun jagung (Zea mays), preparat daun Ficus elastica ( karet merah), dan
preparat akar Zea mays (jagung).
2) Jaringan permanen
Pada pengamatan praktikum ini jaringan permanen itu dapat berupa jaringan
yang tidak aktif membelah lagi sel nya. Adapun meliputi jaingan epidermis,
jaringan parenkim,jaringan penyongkong, jaringan pengangkut yang berupa
floem dan xylem, kemudian jaringan gabus. Pada pengamatan praktkum ini
jaringan ini terdapat pada batang tumbuhan.

Yang dimana hasil pengamatan ini sesuai dengan literatur yang menjelaskan
bahwa, Beberapa jaringan hanya terdiri dari atas 1 macam sel dan beberapa terdiri
dari beberapa sel.
1. Meristem, fungsi utama sel sel meristematik ialah mitosis sel selnya
kecil dan berdinding tipis, tanpa vakuola tengah dan tidak ada ciri-ciri khusus.
Terdapat dalam jaringan (meristem ujung) Pada titik tumbuh akar dan batang.
Pada beberapa tumbuhan, cincin (lingkaran) jaringan meristematik, yaitu
kambium, juga terdapat di dalam batang yang matang. Mitosis pada meristem
menghasilkan sel-sel untuk pertumbuhan tanamannya. Sel-sel yang terbentuk oleh
meristem itu segera terdiferensiasi menjadi beberapa tipe.
2. Parenkima. Sel-sel parenkima tersebut luas di seluruh tumbuhan, besar-
besar berdinding tipis dan biasanya mempunyai vakuola tengah. Acapkali terpisah-
pisah sebagian dan ruang yang terjadi di isi gas.
3. Kolenkima. Sel-sel kolenkim berdinding tebal yang secara khusus
dikembangkan di sudut-sudut sel-sel. Sel ini memberi tunjangan mekanis bagi
tumbuhan. Umum dijumpai di daerah-daerah tumbuhan yang tumbuh dengan cepat
dan perlu diperkuat. Petiola ("tangkai") daun biasanya diperkuat dengan sel-sel
kolenkim.
4. Sklerenkima. Sel-sel sklerenkim merupakan macam sel penunjang yang
lebih umum. Dinding sel-sel ini sangat tebal dan dibangun dengan lapis yang sama
di sekitar seluruh batas sel nya.
5. Xylem. Xylem merupakan " jaringan campuran "yang terdiri atas
beberapa tipe sel. Yang paling khas dan penting diantaranya ialah pembuluh xilem
dan trakeid xilem ( xilem paku-pakuan dan tusam hanya mengandung trakeid).
Pembuluh xilem mempunyai dinding sel tebal. Dindingnya tidak dalam lapisan
seragam tetapi biasanya menebal dalam pola berkas-berkas spiral.
6. Floem. Ini pun merupakan jaringan campuran. Sel-sel terpenting di
dalamnya ialah tabung tapis. Diberi nama demikian karena dinding ujungnya
berlubang-lubang. (Kimball, 1983 : 113)
Jaringan hewan merupakan sekumpulan sel – sel hewan dimana mempunyai
sebuah bentuk serta fungsi yang sama sehingga membentuk jaringan pada tubuh
hewan. Jaringan hewan ini dibagi menjadi empat jenis, ialah : jaringan epitel,
jaringan otot, jaringan ikat serta jaringan saraf.
Pada percobaan kali ini yaitu mengamati struktur jaringan pada tumbuhan
preparat awetan yang digunakan sebagai objek pengamatan yaitu preparat jaringan
tulang keras, preparat jaringan tulang rawan, preparat jaringan darah, preparat otot
jantung, preparat otot polos dan preparat otot lurik.
Selain itu, dari hasil pengamatan terhadap preparat jaringan hewan dapat
diamati Macam-macam Jaringan Hewan diantaranya adalah :
1. Jaringan epitel
Jaringan epitel sebahagian besar tersusun atas sel-sel yang sangat rapat
dengan sedikit matriks ekstraseluler yang terdapat diantara sel-selnya.
Jaringan epitel bersifat avaskuler dan menerima nutrisi dari pembuluh
darah yang berada pada jaringan ikat yang terletak dibawahnya.
2. Jaringan Ikat
Jaringan ikat terdiri atas dua komponen utama, yaitu matriks
ekstraseluler dan sel. Matriks ekstraseluler mengisi ruang-ruang diantara
sel. Matriks ekstraseluler tersusun atas serabut dan substansi dasar, yang
disekresikan oleh komponen sel jaringan ikat. Jaringan ikat merupakan
jaringan yang paling melimpah pada tubuh dengan fungsi yang sangat
beragam.
3. Jaringan Syaraf
Jaringan saraf merupakan penyusun utama dari otak, sumsum tulang
belakang, dan serabut saraf, bersifat sangat seluler. Jaringan saraf akan
memberikan respon
4. Jaringan Otot
Jaringan otot bersifat sangat seluler yang sebahagian besar tersusun atas
selsel otot. Seluruh jariangan otot mengandung pembuluh darah (bersifat
vaskuler) dan serabut saraf.

Hasil pengamatan praktikum ini sesuai dengan literature yang menjelaskan


bahwa, Berdasarkan struktur dan fungsinya, terdapat empat jaringan dasar pada
hewan vertebrata, yaitu jaringan epitel (epithelial tissue), jaringan ikat (connective
tissue), jaringan otot (muscle tissue), dan jaringan saraf (nervous tissue).

(Palennari, M, dkk, 2016)

Dan dijelaskan dalam literature, Macam jaringan berikut ini terdapat pada
vertebrata :

1. Epitel. Jaringan epitel dibuat dari sel-sel pemadat yang tersusun dalam lapisan.
jaringan ini melapisi berbagai rongga dan tabung pada tubuh. Jaringan ini juga
membentuk kulit yang membungkus tubuh.

2. Konektif. Jaringan konektif penunjang yang digunakan untuk memberi


kekuatan, bantuan dan perlindungan kepada bagian-bagian lemah pada tubuh.
Tulang rawan dan tulang adalah dua macam jaringan konektif penunjang yang
terdapat pada manusia. Jaringan konektif pengikat berfungsi untuk mengikat
bagian-bagian tubuh. Tendon menghubungkan otot dengan tulang.

3. Otot. Pada manusia ada tiga macam jaringan otot. Otot rangka terjadi dari serat
panjang yang kontraksinya menimbulkan gerak pindah (lokomotion) dan juga
terjadinya macam-macam gerak tubuh lainnya. Otot halus melapisi dinding organ
berongga pada tubuh, seperti misalnya intertin, dan pembuluh darah.
Kontraksinya menciutkan ukuran organ-organ tubuh yang berongga. Otot kardiak
ialah otot yang membentuk jantung.

(Kimball, 1983 : 110 - 112)

Dalam pengamatan terhadap preparat awetan jaringan hewan dan tumbuhan


kali ini dapat diamati struktur penyusun dari sebuah jaringan tersebut
diantaranya :

 Penyusun jaringan batang Bunga Sepatu (Hibiscus rosasinensis)


Pengamatan pertama yang dilakukan pada percobaan ini adalah dengan
mengamati preparat batang bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis) yang diiris
melintang. Setelah dilakukan pengamatan didapati hasil bahwa terlihat struktur
anatomi pada batang bunga sepatu seperti epidermis, korteks dan sklerenkim.
Di mana fungsi epidermis pada tumbuhan diantaranya untuk melindungi
sel didalamnya. Dibawah lapisan epidermis terdapat lapis sel yang tersusun
dari jaringan sklerenkim. Jaringan sklerenkim ini berfungsi sebagai alat
penyokong, melindungi dan menguatkan bagian dalam sel, memberikan
kekuatan mekanik ke tubuh tanaman ; korteks berfungsi dalam transportasi
hara dari epidermis kedalam teras akar. Berdasarkan hasil pengamatan,
jaringan pada batang bunga sepatu ini berbentuk segi lima (pentagonal). Hal
ini sejalan dengan literatur Silalahi (2019), yang mengatakan bahwa secara
anatomi sel epidermis daun H. Rosa sinensis pada sisi bawah (abaksial)
berbentuk pentagonal, poligonal, tidak beraturan dengan cuticular striations.

 Penyusun jaringan batang pinus mercusi


Pada pengamatan kedua yaitu mengamati batang pinus mercusi yang
bentuknya beracak-acakan seperti tumbukan serabut berwarna merah
kecoklatan. Setelah diamati, terlihat struktur anatomi pada batang pinus ini
yaitu epidermis yang merupakan pelindung jaringan dibawahnya, yang kedua
tampak adanya kambium yang mengakibatkan pertumbuhan sekunder atau
membesar pada diameter batang. Hal ini sejalan dengan literatur yang
menyatakan, sel epitelium pada saluran resin aksial berasal dari initial fusiform
dan terbentuk pada akhir proses diferensiasi kambium. (Farh, 1979)
 Penyusun Jaringan Batang jagung (Zea mays)
Pada percobaan ketiga diamati preparat batang jagung di bawah
mikroskop terlihat struktur anatomi seperti epidermis yang berfungsi untuk
melindungi organ didalamnya dan nampak jaringan pengangkut yaitu xilem
dan floem. Dimana xilem berfungsi mengangkut unsur hara dan mineral dari
tanah ke daun dan floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis dari
daun ke seluruh tubuh tumbuhan. Pada batang Zea mays, jaringan
pengangkutnya tersebar, karena Zea mays termasuk tumbuhan monokotil.
Sedangkan jaringan lain seperti korteks tidak tampak jelas. Berkas pembuluh
pada batang Zea mays tersebar di seluruh ke bagian dasar. Hal ini sejalan
dengan literature yang juga menjelaskan, pada batang sebagian besar
tumbuhan monokotil, berkas pembuluhnya tersebar di seluruh jaringan dasar
diantara berkas pembuluh, dan tidak tersebar dalam atau tidak tersusun dalam
bentuk lingkaran. (Campbell, 2000)

 Penyusun Jaringan Daun Zea mays (Jagung)


Pada percobaan mengamati preparat daun Zea mays di bawah
mikroskop terlihat bagian bagian yaitu epidermis sebagai pelindung organ
dalam daun: rongga udara yang berfungsi untuk menampung udara yang
masuk; stomata (mulut daun) yaitu sebagai tempat masuknya oksigen dan
keluarnya karbondioksida daun dan sebaliknya juga terdapat bunga karang.
Epidermis menyelubungi jaringan daun sebagai lapisan pelindung yang hanya
terbuka pada stomata dan hydatodha. Epidermis daun sangat penting oleh
karena itu jaringan mesofil sangat lunak dan mudah rusak. Fungsi epidermis
daun ini adalah pelindung dari kekeringan, penunjang jaringan palisade dan
menyalurkan produk diantara mesofil dan tulang daun. Bentuk dan susunan
sel-sel mesofil bervariasi, tetapi pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi
dua yaitu sel palisade dan spons.
Sel palisade sel-selnya memanjang silindris dan tersusun secara teratur
berdempetan. Pada jaringan spons bentuk dan susunan selnya agak tidak
teratur sehingga mempunyai rongga udara cukup besar. Hal ini sesuai dengan
literatur, distribusi stomata daun pada dikotil yang berdaun lebar stomata
umumnya banyak dijumpai pada bagian dorsal. Pada tanaman berdaun vertikal
stomata hampir sama pada kedua permukaan nya. (Heddy, 1990)
 Penyusun Jaringan akar Zea mays (Jagung)
Pada pengamatan ini terhadap akar Zea mays di bawah mikroskop
cahaya, trelihat jelas bagian-bagian dari preparat akar yaitu jaringan epidermis
yang melindungi akar saat menembus ke tanah, bagian sebelah dalam korteks
terdapat jaringan endodermis yang terdiri atas satu lapis sel dan dinding sel
tebal yang mengandung lignin. Kemudian ada pula terlihat korteks pada bagian
sebelah dalam yang tersusun atas jaringan parenkim, bentuk sel yang relatif
bulat serta ruang interseluler yang jelas. Kemudian ada pula jaringan
pengangkut yaitu xilem yang berfungsi mengangkut air dan garam mineral dari
tanah ke daun, floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh tubuh
tumbuhan serta terlihat jaringan dasar pada akar Zea mays.
Hal ini sesuai dengan literatur Heddy (1990), fungsi utama floem
adalah menyalurkan bahan makanan jadi, baik protein maupun karbohidrat.
Unsur tapis mempunyai kaitan dengan penyaluran ini bersamaan dengan sel
pengiring atau sel albumin sesuai dengan aktivitasnya .

 Penyusun Jaringan daun Ficus elastica (Karet Merah)


Pada pengamatan terhadap daun Ficus elastica di bawah mikroskop
terlihat bagian-bagian dari jaringan penyusun daun tersebut yaitu kutikula
sebagai lapisan pelindung pada seluruh bagian tumbuhan yang berada di atas
tanah untuk memperlambat kehilangan air dan daun; epidermis atas dan bawah
berfungsi melindungi bagian organ dalam daun; palisade atas dan bawah yang
berfungsi sebagai tempat terjadinya proses fotosintesis; stomata yang berfungsi
sebagai tempat pertukaran gas seperti karbon dioksida uap air dan oksigen;
xilem fungsinya mengangkut unsur hara dan garam mineral dari tanah ke daun,
serta floem yang berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh
tubuh tumbuhan.
Helai daun berkembang menurut pola-pola tertentu. Epidermis
terbentuk dari lapisan permukaan pada meristem ujung daun dengan
pembelahan antiklinal. Sel dibawah epidermis pada kedua sisi daun dibentuk
oleh pembelahan antiklinal dari sel-sel di bawah epidermis pada meristem
ujung. Hal ini sejalan dengan literatur Heddy ( 1990 ), lapisan di bawah
epidermis atau membentuk palisade dan di bawah epidermis bawah
membentuk spongy melalui pembelahan periklinal.
 Penyusun Jaringan Batang Ficus elastica (Karet merah)
Pada pengamatan terhadap batang Ficus elastica di bawah mikroskop
dan terlihat bagian-bagian yaitu seperti epidermis yang berfungsi sebagai
pelindung jaringan; korteks yang berfungsi dalam transportasi hara dari
epidermis ke dalam teras akar; empelur yang berfungsi menyimpan cadangan
makanan serta memperkuat organ tumbuhan dan pengangkut air dan mineral
ke arah samping dan kambium yang mengakibatkan pertumbuhan sekunder
atau memperbesar pada diameter batang.
Pada epidermis batang Ficus elastica memiliki bentuk yang tidak
beraturan dan ukurannya berbeda-beda. Hal ini sejalan dengan literatur Fahn
(1991), sel epidermis pada umumnya mempunyai bentuk, ukuran serta susunan
yang beragam, tetapi selalu tersususun rapat membentuk lapisan yang kompak
tanpa ruang intraseluler.

 Penyusun Jaringan akar Amaranthus sp.(Bayam)


Pada pengamata terhadap akar Amaranthus sp di bawah mikroskop,
terdapat bagian-bagian yang tampak pada akar yaitu epidermis yang berfungsi
melindungi organ dalam akar dan memperluas bidang penyerapan air; korteks
yang terdiri dari parenkim penyimpan dengan rongga sel yang luas ada juga
endodermis pada bagian terdalam pada korteks; trikoma terdapat jaringan
pengangkut xilem dan floem di mana korteks berfungsi dalam transportasi hara
dari epidermis ke dalam akar; endodermis sebagai tempat lewatnya air yang
mengandung unsur hara dari korteks ke silinder pusat; xilem berfungsi
mengangkut unsur hara dan mineral dari tanah ke daun dan floem berfungsi
mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tumbuh-tumbuhan

 Penyusun Jaringan Tulang Keras


Pengamatan pertama pada percobaan jaringan hewan ini yaitu
mengamati jaringan tulang keras di bawah mikroskop yang didapati hasil
terlihat nukleus dan lakuna yang menjadi salah satu struktur jaringan pada
jaringan hewan. Fungsi utama nukleus adalah sebagai pusat perintah dan juga
untuk mengontrol aktivitas sel. Hal ini terjadi karena adanya benang
kromosom yang terdapat di dalam nukleus. Fungsi lakuna adalah melindungi
sel osteosit dan memisahkannya dari matriks ekstaseluler.
Berdasarkan literatur Solomon (2008) Tulang keras tersusun atas unit
yang berbentuk gelendong yang disebut osteons. Osteon terjadi dari sel tulang
yang disebut osteocytes yang terletak dalam lubang kecil yang disebut lakuna.
Lakuna tersusun dalam lingkaran konsentris di tengah haversian Canal.

 Penyusun Jaringan Tulang Rawan


Pengamatan pada percobaan ini yaitu mengamati jaringan tulang rawan
di bawah mikroskop. Dari hasil pengamatan dilihat adanya lakuna, sel tulang
rawan, dan juga matriks. Tulang rawan merupakan tulang yang tersusun atas
sel-sel tulang rawan yang disebut dengan kondrosit. Untuk posisi dari
kondrosit ini berada di dalam rongga kecil yang disebut lakuna. Lakuna adalah
membran yang membungkus sel tulang (osteosit). Adapun lakuna berfungsi
untuk melindungi sel osteosit dan memisahkannya dari matriks ekstraseluler.
Lakuna sendiri dikelilingi oleh sebuah matriks tulang rawan yang berupa
serabut elastin, serabut fibrosa dan serabut kolagen. Matriks tersebut disintesis
oleh kondrosit menghasilkan matriks berupa kondrin.
Berdasarkan literatur Yatim (1990) , adapun sel-sel bagian tulang
rawan yaitu matriks, serat kolagen, lakuna dan kapsul. Namun pada
pengamatan hanya ditemukan lakuna,sel tulang rawan dan juga matriks. Maka
yang sesuai dengan teratur dapat menemukan dua sel yang benar yaitu lakuna
dan matriks

 Penyusun Jaringan Darah


Pada pengamatan diamati preparat awetan jaringan darah di bawah
mikroskop terlihat bagian-bagian dari darah yaitu adanya sel darah putih
(leukosit) yang secara umum berfungsi sebagai pertahanan tubuh dalam
melawan infeksi; lalu ada sel darah merah (eritrosit) berfungsi mengangkut
oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh serta bertanggung jawab
untuk mengambil karbon dioksida dan jaringan dan membawa kembali ke
paru-paru; dan terdapat trombosit yang berfungsi membantu menghentikan
pendarahan bila terluka melalui proses pembekuan darah. Bentuk sel darah
merah bulat bikonkaf dan berwarna merah yang disebabkan oleh adanya
hemoglobin (HB) serta tidak memiliki inti sel. Bentuk sel keping darah
berukuran kecil, tidak memiliki inti sel. Bentuk sel darah putih memiliki 5
komponen sel darah putih yang masing-masing memiliki bentuk dan fungsinya
tersendiri. Hal ini sesuai dengan literatur Yatim (1990) yang mengatakan
bahwa da 3 macam sel darah yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit.
 Penyusun Jaringan Otot Jantung
Pada pengamatan keempat terhadap otot jantung dengan mikroskop
perbesaran 10x0,22 di amati adanya serabut otot, inti sel, dan lumen. Dimana
serabut otot berfungsi untuk melakukan kontraksi dan relaksasi; inti sel
berfungsi mengontrol aktivitas sel; dan lumen adalah ruang atau rongga yang
berfungsi untuk tempat penyimpanan zat-zat makanan yang diperlukan oleh sel
itu sendiri yang terletak pada suatu jaringan yang beruang atau berongga.
Otot jantung bekerja tanpa sadar berbentuk silindris, panjang,
bercabang, memiliki inti sel lebih dari satu. Otot jantung berfungsi memompa
jantung. Otot ini dikendalikan oleh sistem saraf otonom, yang merangsang
dirinya menggunakan impuls listrik untuk berkontraksi dan memompa darah
keseluruh tubuh. Adapun seperti pada literarur yang menjelaskan bahwa,
Kontraksi sel otot jantung terjadi oleh adanya potensial aksi yang
dihantarkan sepanjang membran sel otot jantung. Jantung akan berkontraksi
secara ritmik, akibat adanya impuls listrik yang dibangkitkan oleh jantung itu
sendiri yang disebut "autoryhytmicity" . Terdapat dua jenis khusus sel otot
jantung, yaitu: sel kontraktil dan sel otoritmik. Sel kontraktil melakukan kerja
mekanis, yaitu mengubah, sedangkan sel otoritmik menjelaskan dan
menghantarkan potensial aksi yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel
pekerja. Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka yang memiliki potensial
membran istirahat. Sel-sel khusus jantung tidak memiliki potensial membran
istirahat, tetapi memperlihatkan aktivitas"pacemaker" (picu jantung) , berupa
depolarisasi lambat yang diikuti oleh potensial aksi apabila potensial membran
tersebut mencapai ambang tetap (Irawati, 2015 : 596)

 Penyusun Jaringan Otot Polos


Pada pengamatan terhadap preparat otot polos dengan menggunakan
mikroskop, terlihat adanya inti sel yang berfungsi untuk menjaga integritas
gen-gen dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen dan
terlihat ada serabut otot.
Otot polos memiliki bentuk memanjang dengan kedua ujungnya yang
runcing dan nukleus terletak di tengah sel otot, selain memanjang juga
berbentuk gelendong. Pengamatan ini sejalan dengan literature yang
menjelaskan, jaringan otot terdiri dari sel-sel panjang dengan jumlah besar
filamen sitoplasmik ujung kontraktil, serabut-serabut otot tersusun dalam
berkas-berkas teratur yang disatukan oleh jaringan penyambung dan diselingi
adanya kapiler darah. Berdasarkan perbandingan tersebut terlihat bahwa sel-sel
pada jaringan otot tidak dipisahkan oleh jaringan ikat vaskular halus,
melainkan disatukan oleh jaringan penyambung.
(Junqueira dan Carneiro, 1982)
 Penyusun Jaringan Otot Lurik
Pada pengamatan terhadap preparat otot lurik dengan menggunakan
mikroskop terlihat adanya inti sel dan serat otot. Adapun fungsi inti sel itu
adalah untuk menjaga integritas gen-gen dan mengontrol aktivitas sel dalam
mengelola ekspresi gen.
Fungsi utama otot lurik adalah menuju kontraksi yang menunjang
sistem pernapasan, pergerakan postur ( pada otot jantung). Hal ini sesuai
dengan literatur Yatim (1990 ) bahwa otot lurik memiliki miofibril yang
tampak memantulkan cahaya berselang-seling: terang berjajar teratur
membentuk seperti pita vertikal terhadap poros otot. Otot terdiri dari beberapa
fasficulli (berkas) otot : 1 fascicullus terdiri dari beberapa sel (serat) otot.

Setelah dilakukannya percobaan pada preparat awetan , dapat kita ketahui


perbedaan struktur tumbuhan antara dikotil dan monokotil. Pada tumbuhan
dikotil memiliki akar tunggang yang kokoh ujung akar tidak diliputi oleh selaput
pelindung. Lalu pada tumbuhan dikotil akar dan batang berkambium sehingga
dapat mengadakan pertumbuhan membesar dan melebar setelah meninggi,
batangnya bercabang-cabang, pertulangan daunnya menyirip atau menjari, biji yang
berkecambah berbelah 2 dan memperlihatkan dua daun lembaga (biji berkeping
dua). Berkas pembuluh angkutnya teratur dalam lingkaran atau cincin.

Sedangkan pada tumbuhan monokotil akarnya tersusun dalam akar serabut


yang kurang kokoh. Ujung akar lembaga dan pucuk lembaga dilindungi oleh suatu
sarung yang masing-masing dibuat koleoriza dan koleoptil. Pada akar dan batang
tidak berkambium sehingga tidak dapat mengadakan pertumbuhan melebar dan
membesar yang ada hanyalah pertumbuhan. Pada batang tidak bercabang dan
pertulangan daun sejajar atau melengkung. Biji yang berkecambah tetap utuh dan
tidak membelah (biji berkeping satu) serta berkas pembuluh angkut tidak teratur.
Hasil pengamatan ini sejalan dengan literature, menurut Campbell et al. (2000)
perbedaan monokotil dan dikotil dapat terlihat dari susunan anatomi jaringan pada
penampang akar dan batang.

Kemudian Setelah dilakukannya pengamatan pada struktur jaringan hewan


dan tumbuhan, dapat diketahui perbedaan antara jaringan hewan dan jaringan
tumbuhan. Pada jaringan tumbuhan sel-sel jaringan tumbuhan memiliki dinding
sel. Beberapa jaringan hidup dan beberapa mati. Jaringan tumbuhan memiliki
pertumbuhan terbatas pada ujung batang dan akar. Jaringan tumbuhan paling utama
dari dua jenis jaringan permanen dan jaringan meristematik. Pada jaringan
tumbuhan jaringan-jaringannya membutuhkan lebih sedikit energi dan
pemeliharaan karena tumbuhan tidak memerlukan gerakan. Jaringan tumbuhan
memberikan kekuatan dan dukungan untuk tumbuhan.
Sedangkan pada jaringan hewan sel-sel jaringan hewan tidak memiliki
dinding sel, semua jaringannya hidup dan pertumbuhan seragam di seluruh tubuh.
Jaringan hewan terdiri dari 4 jenis jaringan, yaitu jaringan otot jaringan epitel
jaringan saraf dan jaringan ikat. Karena mobilitas tubuh yang intensif, jaringan
hewan membutuhkan lebih banyak energi dan pemeliharaan dan mereka
mengontrol semua fungsi.

VIII. Penutup
a. Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Jaringan penyusun pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua yaitu
jaringan meristem (embrional) dan jaringan dewasa. Jaringan meristem sel-
sel penyusunnya masih muda dan mudah melakukan pembelahan diri.
Sedangkan jaringan dewasa, sel-sel penyusunnya sudah terdiferensiasi
menjadi jaringan tertentu yang memiliki fungsi tertentu. Jaringan dewasa
terdiri dari jaringan pelindung, jaringan dasar, jaringan penguat dan
jaringan pengangkut.
2. Jaringan penyusun pada hewan terdiri dari jaringan epitel, jaringan otot,
jaringan ikat dan jaringan saraf. Jaringan epitel merupakan jaringan
penyusun tubuh hewan yang tersusun rapat dan tidak terdapat ruang antar
sel. Jaringan otot merupakan jaringan penyusun organ hewan yang sel-
selnya berbentuk serabut memanjang. Jaringan ikat merupakan jaringan
yang sel-sel penyusunnya memiliki letak berjauhan antara satu dan yang
lainnya. Jaringan saraf merupakan jaringan yang mengkoordinasi segala
kegiatan dan tanggapan terhadap apa yang terjadi pada tubuh kita.

b. Saran
Adapun saran pada praktikum mengenai jaringan pada tumbuuhan dan hewan
ini adalah:
 Dalam melakukan percobaan diharapkan untuk lebih memahami
terlebih dahulu mengenai langkah kerja yang akan dilakukan, serta
tujuan dilaksanakannya praktikum, sehingga memudahkan kita dalam
melakukan percobaan.
 Untuk melakukan pengamatan terhadap ojek tiap percobaan pada
mikrsokop hendaknya harus teliti agar data yang didapatkan mencapai
hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Apriani, Ike. 2016. Pengembangan Media Belajar: Angkak Beras Merah dan the (Camellia
sintesis) sebagai pewarna alternative preparat Basah Jaringan Tumbuhan. Jurnal
Bioilimi Vol. 2 No 1. Dapat diakses pada https://doi.org/10.19109/bioilmi.v2i1.1140
Diakses tanggal 10 November 2021

Campbell, Neil A, and Reece, Jane B. 2000. Biologi. Jakarta : Erlangga

Fahn. A. 1979. Secretary Tissues in Plant. London : Academic Press


Heddy, S. 1990. Biologi Pertanian : Tinjauan Singkat Tentang Anatomi, Fisiologi,
Sistematika, dan Genetika Dasar Tubuh-Tumbuhan. Jakarta : Rajawali Press
Irawati, Lili. 2015. Aktifitas Listrik Pada Otot Jantung. Jurnal Kesehatan Andalas. Vol.4 (2),
596-599 Dapat diakses pada https://doi.org/10.25077/jka.v4i2.306 Diakses tanggal 10
November 2021
Junquera LC, Carneiro. 1982. Histologi Dasar Edisi ke-3. Jakarta : EGC
Kimball, John W. 1983. Biologi Edisi 5. Jakarta : Erlangga

Pallenari, Muhiddin, dkk. 2016. Biologi Dasar Bagian Pertama. Makassar : Alauddin
University Press

Sari, Wina Dyah Puspita. dkk. 2017. Analisis Struktur Stomata Pada Daun Beberapa
Tumbuhan Hidrofit Sebagai Materi Bahan Ajar Mata Kuliah Anatomi Tumbuhan.
Jurnal Biosains. Vol.3 No.3, 156-161 Dapat diakses pada
https://doi.org/10.24114/jbio.v3i3.8114. Diakses tanggal 9 November 2021
Silalahi, Marina. 2019. Hibiscus rosa-sinensis L. dan Bioaktivitasnya. Jurnal Edumatsains.
Vol.3 No.2, 133-146 Dapat diakses pada
http://ejournal.uki.ac.id/index.php/edumatsains/index Diakses tanggal 10 November
2021
Solomon, E.P, Berg L.R, dan martin, D.W. 2008. Biology Eight Edition , Thomson Learning
Academic Resourse Center. New Jersey : Pearson Prentice Hall
Yatim, Wildan. 1990. Biologi Modern Histologi. Bandung: Tarsito
LAMPIRAN

Irisan melintang batang Batang Karet Merah Jaringan Tulang Keras


Bunga Sepatu (Ficus elastica)
(Hibiscus rosasinensis)

Masrai batang Pinus Daun Jagung (Zea Jaringan Tulang


mercusi mays) Rawan

Batang Jagung (Zea Irisan melintang akar Jaringan Darah


mays) Bayam (Amarathus
sp.)
Daun Karet Merah Akar Jagung (Zea Preparat Otot Jantung
(Ficus elastica) mays)

Preparat Otot Polos Preparat Otot Lurik

Anda mungkin juga menyukai