PENDAHULUAN
dalam menentukan sebuah kebijaksanaan diri sendiri dan kepentingan bagi suatu
bangsa dan tanah air. Sebuah kebudayaan terbentuk dari hasil pengalaman telah
yang terjadi pada masa lalu. Warna besar dari kebudayaan pun merupakan akibat
dari suatu pengalaman historis yang berbeda-beda dengan bertolak pada satu titik
yang sama dalam menghadapi zaman modern (Koentjaraningrat, 1980: 34). Oleh
karena itu, untuk memahami suatu kebudayaan bangsa dengan baik, maka sangat
kebudayaan Indonesia lama yang beraneka ragam. Isi naskah lama mencakup
hidupnya. Menggali warisan nenek moyang yang agung nilainya itu perlu dalam
1
2
naskah itu kita dapat memahami dan menghayati pandangan serta cita-cita yang
menjadi pedoman hidup mereka. (Sudjiman 1995:46). Menurut Baried (1985: 54),
naskah adalah tulisan tangan yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan
perasaan sebagai hasil budaya masa lampau, baik yang masih asli maupun
bacaan dengan isi tertentu. Teks adalah rangkaian kata-kata yang merupakan
bacaan dengan isi tertentu atau kandungan naskah yang memberi informasi
mengenai kebudayaan suatu bangsa pada masa lampau. Oleh karena itu, naskah
merupakan suatu ungkapan pikiran yang berbentuk tulisan tangan dan memuat
tiap-tiap daerah mempunyai kearifan lokal berupa bahasa dan tulisan/akasara yang
berbeda. Itu semua tergantung di daerah mana naskah itu ditemukan. Salah satu
daerah ditemukanya naskah yakni terdapat di pulau jawa, khususnya Jawa Timur
dan lebih tepatnya di Pulau Madura. Madura merupakan suatu daerah yang sejak
lama telah menjadi basis penyebaran agama Islam, dan masyarakatnya menjadi
madrasah, dan majlis taklim. Sebagai basis masyarakat Islam, Madura pun memiliki
khazanah intelektual Islam dalam bentuk tulisan, yang disebut dengan naskah, yang
tentu saja menjadi salah satu bagian khazanah naskah keagamaan Islam yang cukup
semacam ini terjadi karena beberapa alasan antara lain, 1) naskah yang ada belum
dikenal oleh pihak yang memiliki kepedulian terhadap naskah, 2) naskah akan
melestarikannya yang berakibat isi naskah tidak dapat tergali dengan baik karena
Penggarapan naskah dilakukan untuk menyalin naskah yang sudah rusak dan
mengetahui isi naskah supaya dapat diketahui oleh masyarakat. Akan tetapi, sampai
sekarang masih banyak naskah berbagai ragam isi yang belum tergarap. Hal itu
bermanfaat apabila diterapkan dalam kehidupan saat ini. Oleh karena itu, perlu
dalamnya.
kompleksitas suatu sejarah bangsa (Wurianto, 2000:8). Dengan kata lain, sebuah
naskah perlulah digarap dengan sedemikian rupa untuk memahami informasi yang
terdapat di dalamnya karena naskah berasal dari masa lampau dengan konveksi
yang jauh berbeda dengan masa kini. Untuk mendapatkan hasil penggarapan naskah
4
yanng ideal maka harus melakukan beberapa tahapan. Mengingat masih banyak
naskah klasik yang memerlukan penggarapan yang bersifat ilmiah, sastra klasik
harus didekati dengan ilmu filologi pada studi atau telaahnya. Usaha dari filologi
ini yaitu mengungkapkan hasil budaya bangsa dengan cara mengkaji bahasa pada
Naskah yang menjadi acuan studi fiologi yang merupakan hasil peninggalan
budaya berupa sebuah bentuk cipta sastra. Hal ini dikarenakan keutuhan, kepaduan
dan penyampaian pesan terletak pada teks yang merupakan seuatu bagian isi dari
naskah. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengkaji naskah klasik
tersebut dalam ilmu filologi ialah transliterasi (Yuanita, 2013: 3). Pada umumnya,
pada masa sekarang orang sudah sangat sulit bahkan tidak dapat lagi membaca
tulisan dengan aksara daerah. Oleh karena itu, transliterasi sangatlah penting guna
mempermudah para pembaca dengan mengenalkan aksara daerah dalam teks yang
lebih mudah dipahami. Kegiatan transliterasi pun perlu ditunjang oleh pedoman
penulisan yang juga berhubungan dengan pembagian kata, ejaan, dan tanda baca
membantu pembaca dalam memahami teks. Sekarang telah banyak dilakukan usaha
bahasa Indonesia kecuali teks Melayu yang merupakan kemiripan dengan bahasa
Indonesia. Penerjemahan dapat memakai metode harfiah (Wurianto, 2000: 20). Isi
naskah mencakup rentangan yang luas tentang kehidupan spiritual nenek moyang
serta memberikan gambaran yang memadai tentang alam pikiran dan lingkungan
5
dan menghayati pandangan serta pedoman yang menjadi hidup mereka. Menggali
warisan nenek moyang yang tinggi nilainya berarti ikut serta melestarikan dan
berpijaknya pandangan hidup dan cita-cita bangsa. Isi yang terdapat dalam naskah
kuno mengandung nilai yang terdapat aspek kehidupan masyarakat padan pasa
silam dan kebudayaannya. Nilai inilah yang menjadikan informasi kepada kita
mengenai bagaimana kehidupan yang mereka alami dimasa lampau dan apa yang
dirasakan mereka.
memahami nilai religius dan fungsi nilai religius yang terkandung dalam naskah
Asas Al-Muttaqin. Penelitian pada naskah ini juga merupakan salah satu bentuk
kajian penelitian yang dapat membantu untuk membuka sejarah masa silam dari
berbagai aspek. Dari tujuan inilah, peneliti ingin menyingkap nilai-nilai yang
nilai religi. Kitab tersebut ditulis dengan gaya Arab Pegon. Asas Al-Muttaqin
dalam Islam yang ada pada setiap faslun-nya (kelas/bab). Naskah ini juga
Keinginan untuk mengupas isi yang ada di dalam naskah Asas Al-Muttaqin
untuk lebih mudah dipahami oleh semua orang, maka dilakukanlah transleterasi dan
6
pemaknaan. Penelitian pada naskah ini juga merupakan salah satu bentuk kajian
penelitian yang dapat membantu untuk membuka sejarah masa silam khususnya di
Jawa, Sunda, dan lainnya. Asas Al-Muttaqin merupakan naskah yang berisi tentang
teknologi yang berkembang cepat. Di sisi lain banyak masyarakat lebih terfokus
terhadap pendidikan umum yang membuat masyarakat sering kali melupakan nilai-
nilai religius yang terkandung dalam kitab-kitab yang berbentuk cetak. Kitab Asas
Al-Muttaqin mengandung makna yang berisi tujuan untuk mengajak manusia selalu
berada di jalan yang semestinya. Kitab tersebut menjelaskan tentang perintah dan
tatacarara wudhu, sholat mandi besar sampai dengan bab yang membahas
Nilai religius yang terdapat dalam kitab ini sangat mulia sekali karena ingin
mengajak manusia sebagai umat yang beragama tetap berpegang teguh pada nilai
agama, agar di dalam hidup manusia selalu dilindungi oleh yang Maha Kuasa.
Tidak hanya itu, manusia juga dapat senantiasa memperoleh pahala yang besar atas
kokoh. Hal tersebut perlu dilakukan pada era digital saat ini, karena kehadiran
7
kebenaran dari apa yang telah didapat dari media elektronik itu sendiri tidak
semuanya benar. Maka dengan kitab Asas Al-Muttaqin, nilai-nilai agama khususnya
dalam ilmu fiqih dapat tersampaikan dengan baik, kemudian manusia dapat
mengamalkannya dengan baik pula, sehingga kehidupan pun menjadi tidak sia-sia
Saputra (2016) dengan judul “Serat Srikandhi Maguru Manah (Suatu Tinjauan
maguru manah yang mengangkat masalah nilai-nilai etika ajaran untuk para
perempuan. Perbedaan dari penelitian sebelumnya berupa naskah yang sama sekali
pewayangan dan dalam penelitian ini menliti Naskah Assas Al-Muttaqin Karya Haji
Ahmad Hadori Dasuqi yang berisi tentang fiqih. Adapun persamaan pada penelitian
ini ialah dari fokus masalah yang akan dikaji, yakni nilai-nilai yang terkandung
(2011) yang berjudul “Aspek Pendidikan Nilai Religius dalam Upacara Adat Kirab
yang dilakukan olah para warga. Nilai religius yang terkandung berupa nilai
8
pemahaman akan nilai religius yang terdapat dalam upacara adat kirab pustaka.
yaitu menggunakan teori yang sama yaitu nilai religius. Adapun perbedaan naskah
mengunakan naskah kulo assas al-muttaqin karya haji ahmad hadori dasuqi
Pesantren Bihaaru Bahri ‘Asali Fadlaailir Rohman Sanan Rejo Turen (Sebuah
nilai pendidikan moral dalam naskah Birruu Walidaikum. Terdapat perbedaan yang
cukup signifikan dari penelitian terdahulu dan penelitian ini dalam hal substansi.
Walidaikum, sedangkan pada penelitiaan ini memfokuskan pada nilai religius yang
terkandung pada naskah Assas Al-Muttaqin. Persamaan pada penelitian ini terletak
kemudian menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal
ini berkaitan, karena dalam mengkaji naskah yang berbahasa Arab Pegon pastilah
tersebut mengkaji tekstual dari naskah tersebut, sedangkan pada penelitian ini
memili fokus dalam mengkaji fungsi teks dalam masyarakat. Perbedaan pada
penelitian ini terletk pada objek kajian yang berupa naskah kuno.
judul Nilai Religius Pada Naskah Assas Al-Muttaqin Karya Haji Ahmad Hadori
Dasuqi (Kajian Filologi). Penelitian ini menggunakan teori filologi melalui proses
translestasi dan terjemahan sehingga mendapatkan data untuk mengungkap isi dari
naskah tersebut.
10
2) Mendeskripsikan fungsi nilai religius yang terkandung dalam naskah Asas Al-
1.4.1 Manfaat8Teoretis
filologi, terutama dalam hal analisis naskah kuno dan menjadi bahan referensi untuk
melakukan penelitian lebih lanjut terhadap objek serupa atau aspek lain yang masih
1.4.2 Praktis
a) Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan mampu memperkaya wawasan terhadap ilmu
b) Bagi Pembaca
mengapresiasi karya sastra serta menambah wawasan di bidang filologi baik secara
c) Bagi Pembelajaran
Penegasan istilah yang terdapat pada penelitian yang berjudul “Kajian Nilai
Religius Pada Naskah Assas Al-Muttaqin Karya Haji Ahmad Hadori Dasuqi
a) Naskah
Naskah adalah sebuah bentuk karya tulis yang berupa bahan baik berupa
huruf arab pegon. Ditulis oleh Haji Ahmad Hadori Dasuqi, berisi tentang beberapa
c) Nilai Religius
e) Teks
mengacu pada kandungan naskah yang bersifat abstrak. Teks terdiri dari isi, yaitu
13