LANDASAN TEORI
Filologi merupakan sebuah kajian ilmu yang sangat akrab dengan karya
tulisan dan kebudayaan zaman dahulu. Pengkajian ilmu filologi ini dilakukan
karena adanya anggapan bahwa sebuah karya tulis mengandung pemikiran dan
informasi-informasi zaman dahulu atau masa lampau. Selain itu, di dalam karya
tulis ini terdapat berbagai nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam karya
berubah-ubah adalah karena faktor dari pemakaian bahan tulisan seperti kertas,
bentuk tulisan, dan tinta sehingga memungkinkan akan mengalami kerusakan baik
dan sastra, terutama pada aspek bahasa dan sastra klasik. Oleh karena itu, filologi
dianggap sebagai salah satu cabang dari ilmu-ilmu humaniora. Pada umumnya,
dalamnya terdapat teks-teks yang akan dikaji sesuai dengan metode yang
digunakan peneliti, akan tetapi tetap pada tataran filologi. Namun demikian, pada
istilah yang lebih khusus, filologi melakukan kajian kritik pada teks beserta
sejarahnya yang biasanya disebut sebagai tekstologi. Cabang dari ilmu ini
12
13
Semula filologi mengkaji teks-teks kuno yang sampai pada saat ini dalam
bentuk pembaharuan atau salinannya, dengan maksud menemukan teks asli serta
yang terdapat dalam salinan-salinan teks. Dengan demikian, sangat mudah untuk
mencari runtutan silsilah naskah naskah induk atau yang paling dekat dengan
dihubungkan dengan filologi. Metode ini merupakan telaah teks yang bertujuan
untuk membuktikan kebenaran nama pengarang asli dan waktu pembuatan tulisan
tersebut. Seorang peneliti akan sering dihadapkan pada pilihan untuk melakukan
interpretasi teks, sehingga peneliti harus berhati-hati agar tidak terlalu jauh
metode ini, terdapat penolakan dari kelompok sarjana Mazhab Filologi baru (New
Philologi) dipimpin oleh James Lockhart yang tidak sepakat dengan adanya
penelitian filologi menggunakan metode kritik teks dan disertai dengan penafsiran
yang ada di dalam teks tersebut, dengan alasan karena metode tersebut dapat
merusak keaslian teks sehingga menghilangkan keutuhan pada teks yang dikaji,
penafsiran yang dibuat oleh peneliti. Namun demikian, Mazhab Filologi baru
diplomatik. Metode ini mengaplikasikan cara kerja dengan menampilkan teks apa
Selain Mazhab Filologi baru yang tidak sepakat adanya kritik teks,
Mazhab Tradisional pun beranggapan bahwa jika dalam teks tersebut terdapat
variasi yang tidak sesuai atau berbeda dari aslinya, maka teks tersebut bisa
dikatakan sebagai teks rusak dan wajib dikembalikan pada konteks yang
mengalami perubahan teks bentuk teks aslinya. Oleh karena itu, dari penjelasan di
menemukan bentuk teks yang asli tanpa penafsiran, jika adanya penafsiran pada
suatu teks naskah tersebut, maka dapat dikatakan teks tersebut rusak atau tidak
mempelajari tentang pengetahuan yang pernah ada seperti ilmu sastra, sastra
dokumen atau karangan yang berupa karya sastra. karya sastra tersebut ditulis,
dari hasil tulisan tangan inilah yang dinamakan naskah. Naskah-naskah itu disalin
karena keinginan orang untuk memiliki cerita tersebut atau naskah asli sudah
rusak, sehingga diperlukan adanya pembaruan. Namun demikian, naskah jenis ini
pada umumnya terdapat banyak perbedaan mulai dari tulisan, kertas, dan tinta
berbentuk bahan cetak, tulisan tangan atau cap.Sebuah tulisan itu berisi tentang
15
lampau. Oleh karena itu, filologi mengkaji masa lalu melalui naskah yang ada.Di
Indonesia sendiri pada era masa lampau, dalam menulis naskah memakai media
naskah yang berasal dari Bali/Lombok), kayu, kulit, rotan, dluwang, dan bambu.
Namun demikian, setelah pengaruh Eropa pada abad ke-18 dan ke-19 kertas
kertas dan sejenisnya. Oleh karena itu naskah wujudnya konkrit, nyata, dapat
dipegang dan dilihat. Semua naskah yang berupa bahan tulis tangan disebut
dokumen yang penulisannya dengan tulis tangan. Tulisan tangan ini menyimpan
berbagai ungkapan pemikiran dan perasaan sebagai hasil budaya masa lampau.
informasi, tulisan dan hasil peninggalan sejarah, akan tetapi naskah dan prasasti
berbeda. Muatan isi naskah lebih panjang karena di dalamnya terdapat cerita atau
16
informasi yang lengkap serta disalin dalam berbagai versi, sedangkan prasasti
ditulis di atas batu bata, logam, dan kayu yang muatannya lebih sedikit. Umur
naskah dapat diketahui dari beberapa informasi yang terdapat dalam naskah
seperti jenis kertas yang digunakan, sistem penanggalannya yang terdapat masehi
biasanya ditulis dengan menggunakan huruf dan bahasa daerah. Isi naskah
beraneka ragam, mulai dari naskah kesusastraan sampai naskah keagamaan, dan
pada masing-masing daerah. Naskah klasik yang berbahasa Melayu dan Jawa
ragam kehidupan yang dipaparkan, seperti masalah sosial, agama, ekonomi, dan
Melayu dan Jawa isinya mengacu pada sifat historis dan religi (Baried, 1985:4)
Eropa, scriptorium ini digunakan untuk menunjukkan sebuah ruangan yang berada
di dalam biara, fungsinya untuk menyalin manuskrip dari penulis monastik. Pada
mesin cetak. Berkat bantuan dari mesin cetak tersebut dokumen yang biasanya di
gandakan secara manual , kini dapat digandakan secara cepat dan efisien.
perasaan (Ikram, 1997:33). Oleh sebab itu, benda-benda cagar budaya tersebut
17
telah dilindungi oleh Undang-Undang. Hal ini telah dipaparkan pada UUD no 5
tahun 1992 yang menyatakan bahwa benda-benda cagar budaya adalah benda-
benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang berupa kesatuan atau
tahun serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan
kebudayaan.
Undang nomor 11 tahun 2010 yang menyatakan bahwa cagar budaya merupakan
warisan budaya yang bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya dan
Kawasan Cagar Budaya di darat atau di air yang perlu dilestarikan bendanya
karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama,
jika dibaca di dalamnya terdapat teks yang dapat dipahami isinya atau maknanya.
Teks mengarahkan kepada kandungan naskah yang bersifat abstrak. Teks terdiri
dari isi, yaitu ide-ide yang ingin disampaikan pengarang kepada pembacanya.
Selain itu, teks juga memiliki beberapa bentuk yang mengandung berbagai cerita
atau pelajaran yang hendak dibaca dan dipelajari mengikuti pendekatan yang
Proses pembentukan teks terdiri dari tiga macam yaitu teks lisan, teks
naskah tulis tangan, dan teks naskah cetak. Teks lisan merupakan sebuah teks
yang tidak tertulis, hanya diucapkan saja oleh seseorang, sedangkan teks tulis
18
tangan memiliki dua perbedaan yang disebut otograf dan apograf. Otograf
merupakan teks yang ditulis pengarangnya, sedangkan apograf yaitu teks yang
menekankan bentuk baru baru kesadaran yang dikaitkan dengan teorisasi cetak
dan tradisi retoris kuno (Org dalam Sudika, 2014: 195). Naskah dan teks harus
dibedakan. Naskah mengacu pada bentuk fisik dokumen, sedangkan teks adalah
isi yang terdapat di dalam sebuah naskah atau dokumen. Oleh Karena itu, dalam
tanda kemajuan dari masyarakat penutur bahasa tersebut. Hal ini karena tulisan
Dalam konteks keilmuan agama islam, teks tersebut dibagi menjadi tiga
(Fathurrahman, 2015: 28). Matan ialah teks dasar yang dijadikan bahan utama
oleh pengarang. Hal tersebut mengangkat dari permasalah penulis itu sendiri
ataupun orang lain. Sedangkan syarah dan hasiyah umumnya ditulis untuk
19
yang merasa isi yang dijelaskan pada matan belum cukup memenuhi syarat
dan sering diperbarui. Dalam hal ini, bukan hanya teks yang dituturkan secara
lisan dan tulis tangan saja, akan tetapi teks cetak pun mengalami perubahan. Hal
banyak sekali terjadi perubahan pada naskah asli. Akibatnya banyak variasi dalam
naskah. oleh karena itu, di zaman sekarang ini jarang sekali ditemukan teks yang
a) Teori Tekstologi
Kajian ilmu yang mempelajari seluk-beluk teks atau isi teks, mislanya gagasan
yang ingin disampaikan pengarang dalam bentuk cerita disebut tekstologi. Tekstologi
sangat berkaitan dengan penafsiran, pemakaman teks, dan penyuntingan teks secara
kritis atau ilmiah. Tekstologi juga disebut sebagai bidang keilmuan yang menyelidiki
sejarah teks suatu karya masa lampau. Namun demikian, berdasarkan penurunan
teks,tekstologi dibedakan menjadi tiga macam yaitu pertama, tekstologi yang meneliti
sejarah teks lisan, kedua meneliti sejarah manuskrip (naskah tulis tangan), ketiga
dalam penelitian teks harus dilihat sebagian kajian keseluruhan. Secara metodis,
segala perubahan yang ada pada teks harus dicermati secara sadar, misalnya
20
dahulu daripada mengkaji perubahan mekanis. Oleh karena itu, dalam pengkajian
telah diciptakan pada masa lampau, tetapi tidak semua naskah bisa diselamatkan
Teks terdiri dari beberapa kata bahkan milyaran kata yang tertulis dalam
sebuah naskah klasik yang berisi cerita yang panjang. Kata menunjuk sesuatu
yang abstrak, karena teks terdiri dari kata-kata maka teks juga dikatakan sebagai
sesuatu yang abstrak. Isi teks tersebut sangat beraneka ragam yang mencerminkan
dinamika setiap budaya itu sendiri sesuai dengan budaya masing-masing tempat
teks itu berasal. Teks dapat berupa karya sastra, penuangan gagasan penulis, ilmu
Setiap ungkapan bahasa pada sebuah teks, mengacu kepada sesuatu seperti
sistem tanda dan makna bahasa yang memiliki fungsi. Apa yang diacu oleh teks
merupakan bagian gambaran mengenai dunia yang ada dalam angan-angan. Pesan
tersebut berkaitan dengan pikiran, perasaan, gagasan segala sesuatu yang ada.
Bagian ini dinamakan konteks pesan. Hal ini bukan berarti isi teks bersifat nyata
dan teksnya bersifat realistis, tetapi bahwa setiap isi hanya dapat dimengerti jika
sebuah dongeng itu tidak bisa terjadi dalam kenyataan, namun unsur-unsurnya
b) Transliterasi
abjad satu ke abjad yang lain. Seperti dari huruf pada bahasa melayu Jawi (Arab),
21
Jawa, sansekerta ke huruf rumi dan huruf-huruf lainnya. Sebagaimana tugas dari
kajian filologi adalah menjadikan teks dapat dibaca oleh masyarakat pada
masanya. Seperti yang dilihat terdapat kasus tulisan lama yang pada masa
sekarang sudah tidak banyak dikenal lagi oleh masyarakat, maka dari itu
Pada umumnya, di masa sekarang masyarakat sulit bahkan tidak dapat lagi
membaca aksara daerah. Oleh karena itu, transliterasi sangat penting untuk
pengaruh tradisi lisan dan gaya penceritaan yang mengalir seperti gaya tuturan
unsur tata tulis (pungtuasi) yang merupakan kelengkapan wajib pemahaman teks.
berhubungan dengan penulisan, pembagian kata, ejaan, dan tanda baca (Wurianto,
2000: 19).
teks asli, karena pada proses pengalihan aksara sampai penafsiran teks sangat
memperhatikan fungtuasi, ejaan, dan spasi antar kata. Hal ini disebabkan karena
tulisan-tulisan lama seperti arab pegon tidak mengenal huruf kapital, huruf kecil,
tanda titik, petikan langsung, dan tanda koma yang sesuai dengan fungsinya
penggantian huruf dari abjad satu ke abjad yang lain, misalnya dari tulisan arab ke
dan tanda baca, hal ini dikarenakan tanda baca huruf pegon dan arab Melayu
berbeda dengan tulisan yang tertera dalam Al-Qur’an. Oleh karena itu, kegiatan
transliterasi ini berguna agar masyarakat yang tidak bisa membaca naskah kuno
yang bertulisan aksara pegon, arab melayu (jawi), dan aksara jawa mampu
c) Terjemahan
dibaca pada masanya, namun terjemahan berguna agar isi teks dapat dipahami
oleh masyarakat yang tidak mengenal bahasa asli teks. Menurut Baried (dalam
Hidayatullah, 2015 :35) terdapat beberapa cara untuk menerjemahkan suatu teks
yaitu,
katanya
teks dengan tidak terlalu terkait dengan kosakata teks. Akan tetapi
penerjemah harus menguasai bahasa teks dan juga bahasa yang akan
Terjemahan adalah pengalihan ide dari bahasa satu ke bahasa yang lain,
halaman awal atau bab awal saja yang dianggap penting (Hartono, 2003:98).
2.5 Akhlak
Akhlak dan budi pekerti pada dasarnya memiliki arti yang sama. Dapat
dilihat di dalam kamus Munjid kata khuluq bentuk jamak dari akhlaq mempunyai
arti tabiat, tingkah laku, perangai atau budi pekerti. Imam Al-Ghazaly mengatakan
“Al-Khulk” merupakan suatu sikap (hay’ah) yang tertanam dalam jiwa yang
dan pertimbangan. Jika sikap lahir merupakan perbuatan yang baik dan terpuji,
baik dari segi akal dan syara’, maka dinamakan aklakul karimah. Namun
demikian, jika yang terlahir dari dirinya sikap yang buruk, maka sikap tersebut
Akhlak bukan hanya merupakan norma, perilaku, dan tata aturan yang
manusia dengan Tuhan dan alam semesta sekalipun (Ilyas, 1999:1). Jadi manusia
sebagai hamba Allah harus mentaati segala perintahnya dan senantiasa menjaga
alam semesta beserta isinya. Allah melarang manusia menyiksa hewan dan
Akhlak yaitu suatu sifat yang telah tertanam dalam jiwa dan menjadi
kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan spontan
dan mudah tanpa memerlukan pemikiran (Salim, 2013: 226). Oleh karena itu,
kebiasaan yang dilakukan secara spontan dan sadar atas dorongan jiwa, jika
akhlaknya baik disebut akhlakul karimah, namun jika akhlaknya buruk disebut
dengan akhlak tercela. Syakir (2001: 32) dalam kitab Washoya Al-Aba’a LilIbna’
mengatakan wahai anakku akhlak yang baik merupakan perhiasan setiap insan
bagi dirinya, keluarga, masyarakat, dan teman-temannya. Jadilah kamu insan yang
memiliki akhlak yang baik niscahya kamu akan dihormati, dihargai, dan dicintai
perannya dalam hal apa saja. Namun demikian, jika akhlaknya jelek maka jeleklah
dia sebagai manusia. Oleh karena itu, akhlak yang baik merupakan kesempurnaan
Berbagai hal dalam kehidupan manusia dalam lingkup syari’at islam, baik
manusia dengan Allah berarti perbuatan yang semata-mata mencari ridho Allah
dengan cara beribadah berupa shalat, puasa, dan haji. Sedangkan hubungan
25
manusia dengan manusia yaitu aturan dalam bertingkah laku, kesopanan, hidup
bertetangga, akhlak terhadap guru dan orang tua. Di era globalisasi ini, salah satu
bentuk hubungan manusia yang sering dilupakan sebagai pribadi yang memiliki
hubungan anak dengan orang tuanya. Saat ini melihat dari fenomena masyarakat
banyak anak yang durhaka kepada orang tuanya. Hal ini disebabkan karena
Allah telah mengangkat derajat orang tua ke tingkat yang paling tinggi dan paling
mulia yaitu satu tingkat dibawah tingkat iman kepada Allah SWT. Firman Allah
orang tuanya akan menjadi seseorang yang paling berbakti dan berbuat baik
kebaikan yang tertera dalam al-Quran dan mengikuti akhlak Nabi. Terdapat enam
ruang lingkup akhlak yaitu, 1) akhlak kepada Allah, 2) akhlak kepada rosul Allah,
3) akhlak pribadi, 4) akhlak berkeluarga meliputi hak dan kewajiban istri, serta
sikap yang tertanam dalam hati manusia dan menjadi kepribadian sehingga
pemikiran. Oleh karena itu, pada konteks akhlak yang terdapat pada naskah
klasik islam merupakan hal yang sangat penting untuk ditelaah, karena dalam
mengingat bahwa sebuah karya sastra akan hilang maknanya apabila tidak
Akhlak islam dapat dikatakan sebagai akhlak yang islami adalah akhlak
yang bersumber pada ajaran Allah dan Rasulullah. Akhlak islami ini merupakan
amal perbuatan yang sifatnya terbuka sehingga dapat menjadi indikator seseorang
apakah seorang muslim yang baik atau buruk. Akhlak ini merupakan buah dari
akidah dan syariah yang benar. Secara mendasar, akhlak ini erat kaitannya dengan
sangat buruk, buruk, sedang, baik, baik sekali hingga sempurna. Rasulullah sebelum
yang agung”
27
Dalam ayat di atas, Allah SWT. sudah menegaskan bahwa Nabi Muhammad
Saw.mempunyai akhlak yang agung. Hal ini menjadi syarat pokok bagi siapapun yang
akhlaknya.Karena akhlak yang sempurna itu, Rasulullah SAW patut dijadikan uswah al
hasanah (teladan yang baik). Firman Allah SWTdalam surah Al-Ahzab [33]: 21
kamu dan untuk orang yang mengharapkan menemui Allah dan hari
contoh danteladan yang paling baik untuknya. Tampak jelas bahwa akhlak itu
memiliki dua sasaran : Pertama, akhlak dengan Allah. Kedua, akhlak dengan
sesama makhluk. Oleh karena itu, tidak benar kalau masalah akhlak hanya
dikaitkan dengan masalah hubungan antara manusia saja. Atas dasar itu, maka
Manusia diciptakan oleh Allah SWT dibekali dengan adanya fitrah, akal,
kejiwaan naluriah, seperti akal pikiran, qalbu kemauan yang ditunjang dengan
terhindar dari perbuatan zina, kewajiban ketiga yaitu tidak boleh memperlihatkan
tubuh seperti permata, emas seperti cincin dan gelang, dan juga benda-benda yang
dikenakan pada tubuh seperti hena keciali dilihatkan hanya kepada suami
yang dapat dibentuk agar menjadi kebiasaan, misalnya seorang anak dapat dididik
agar menjadi seseorang yang berani dan dapat pula dididik agar menjadi sesorang
menuruti hawa nafsunya, dari penjelasan ini dapat dikatan bahwa bagian terbesar
yang diinginkan, karena itu kita dapati banyak aliran-aliran yang mendidik anak
seperti apa yang diinginkan olehnya, seperti apa yang diinginkan oleh pihak
pemerintah(Muthahhari, 1995:102).
Ruang lingkup akhlak harus dilihat dari segi hubungan diri sendiri dengan
Allah, Rasulullah, dan orang lain, termasuk karakter dirinya. Jika ukurannya ini
maka ruang lingkup akhlak dapat dibagi menjadi 5 (lima) aspek sebagai berikut:
1. Akhlak terhadap Allah, setelah ma`rifat mengenal Zat Tuhan Yang Al-
Ghaib yakni mengingat Allah, berzikir siang dan malam baik ketika
ikhlas, dan selalu memohon pengampunan-Nya atas segala dosa dan salah
berguru kepadanya. Aspek ini termasuk akhlak terhadap Ulil Amri (Imam
3. Akhlak terhadap diri sendiri berkaitan dengan karakter diri yaitu taubat,
4. Akhlak terhadap kelurga yaitu akhlak kepada orang tua, suami, istri, anak,
Akhlak itu sudah menjadi buahnya. Buah itu akan rusak jika pohonnya
rusak,dan pohonnya akan rusak jika akarnya rusak. Oleh karena itu akar, pohon,
dan buah harus dipelihara dengan baik. Bagi Nabi Muhammad SAW, Al-Qur’an
sebagai cerminan berakhlak. Orang yang berpegang teguh pada Al-Qur’an dan
akhlak Rasulullah. Oleh karena itu setiap mukmin hendaknya selalu membaca Al-
Qur’an kapan ada waktunya sebagai pedoman dan menjadi tuntunan yang baik
dalam berperilaku sehari-hari, insya Allah akan terbina akhlak yang mulia bagi
dirinya. Menurut Maulida, 2014: 724) Adapun hal - hal yang perlu dibiasakan
sebagai akhlak perempuan yang terpuji dalam islam adalah akhlak kepada
keluarga meliputi akhlak kepada orang tua, suami, dan anak, kemudian akhlak
terhadap Allah, kerabat, akhlak terhadap masyarakat dan akhlak terhadap sesama
muslim wanita maupun laki-laki yang akan di paparkan di bawah ini antara lain:
30
memuliakan kedua orang tuanya. Orang tua merupakan orang yang sangat berjasa
dalam hidup karena telah mengasuh, dan mendidik dengan cinta dan kasih sayang
dari sebelum dilahirkan hingga saat ini. oleh karena itu, islam mengajarkan agar
Berbakti terhadap orang tua merupakan salah satu perbuatan atau amalan
yang dapat mengantarkan seorang anak pada tujuan akhir yang kekal dan bahagia
perintah Allah dengan cara menghormati kedua orang tuanya maka akan
mendapatkan pahala dan surga yang telah Allah janjikan dalam Al - Quran.
Berikut ini merupakan akhlak terhadap orang tua antara lain yaitu mencintai orang
tua melebihi rasa cinta terhadap orang lain, lemah lembut dalam perkataan dan
perbuatan, merendahkan diri di dalamnya, berdoa untuk mereka kepada Allah dan
2015:85).
Perempuan ketika sudah menikah maka hak dan tanggung jawab berada di
suami. Oleh karena itu, perempuan harus mendengarkan perkataan dan patuh
suami, kedua, menjaga barang suami, rumah tangga, dan harta suami ketika suami
tidak berada dirumah, ketiga yaitu menjaga rahasia suami (Warsito, 2013: 152-
153).
31
baik kepada istrinya, demikian juga sebaliknya Islam pun memerintahkan istri
untuk berakhlak dengan baik terhadap suaminya, karena hak suami terhadapnya
Akhlak kepada Allah SWT yaitu sikap atau perbuatan yang seharusnya
memiliki banyak cara dalam berakhlak kepada Allah diataranya taat kepada Allah
yaitu menjalankan perintah Allah serta menjauhi segala larangan Allah, dan
kepada-Nya atau beribadah kepada-Nya, cinta kepada Allah dan Dzikirullah yaitu
menentukan perkara halal dan haram; tidak bermaksiat terhadap-Nya baik ketika
mengumpat, dan mengadu satu sama lain yang menimbulkan fitnah, tidak bisa
dipungkiri bahwa yang paling banyak mengundang fitrah dari kalangan ibu-ibu
baik. Semua itu terangkum dalam satu makna, yaitu memberikan kebaikan yang
agar dilihat oleh laki – laki dan tidak wajib bagi perempuan memakai wangi –
wangian ketika berjalan keluar sampai wanginya di cium oleh laki – laki. Akhlak
Sementara zina sesuatu yang di benci oleh Allah. Oleh karena itu, akhlak
perempuan yang baik yaitu menjaga dirinya agar terhindar dari perbuatan zina.
Selain itu, islam juga mengatur cara bertemu laki - laki dan perempuan yang
bukan muhrim.
seorang wanita dalam bergaul dengan lawan jenis. Shalih bin Fauzan
boleh bepergian tanpa adanya mahram, karena dengan adanya mahram dapat
melindungi diri dari perbuatan amoral. Selain itu dalam menjaga kemaluan
terdapat juga larangan seorang wanita berkhalwat dengan laki-laki yang bukan
mahram. Terakhir, dalam fiqih wanita disebutkan larangan untuk berjabat tangan
antara laki-laki dan perempuan karena ditakutkan akan terjadi tindakan asusila di
demikian, seorang anak perempuan boleh memandang ayahnya akan tetapi tidak
boleh bercumbu dengan anak karena hal ini di larang, begitu juga seorang mertua
99).