Resume Materi
Dosen Pengampu:
Dra. Rukiyah, M.Hum.
Disusun Oleh:
Heriffa Adibah Kamalia
13010121130075
B. Objek Filologi
Terdapat dua macam objek filologi yaitu naskah dan teks. Naskah merupakn
semua bahan tulisan tangan peninggalan nenek moyang pada kertas, lontar,
kulit kayu, dan rotan (sifat: konkret). Kertas → naskah bahasa Melayu dan Jawa
yang biasanya memakai merang/padi; Lontar → naskah bahasa Jawa dan Bali,
paling banyak dipakai; Kulit kayu/Rotan → naskah bahasa Batak. Naskah
dalam bahasa memiliki beberapa istilah di antaranya: bahasa Latin → codex
(kodikologi: ilmu); bahasa Inggris → manuscript (Ms/mss); dan bahasa Belanda
→ handschrift (hs/hss).
Manuscript berasal dari basaha Latin, yaitu manu dan script yang berati
tulisan tangan. Dalam konteks filologi, manuscript → merujuk pada dokumen
yang di dalamnya terdapat teks tulisan tangan. Bahannya terbuat dari kertas,
daluwang, lontar, bambu, dll.
Naskah yang menjadi objek filologi berupa naskah-naskah klasik yang
artinya belum ada pengaruh budaya barat secara intensif. Sesuai UU
Perpustakaan naskah yang berusia lebih dari 50 tahun merupakan nskah klasik.
Sedangkan teks merupakan isi naskah yang bersifat abstrak. Teks dapat berupa
teks lisan maupun teks tulisan. Terdapat tradisi penyampaian tradisi yang terdiri
dari filologi lisan (tradisi paling tua → sampai saat ini masih ada yang
melestarikan), filologi naskah, dan filologi cetakan (1450 → ditemukan mesin
cetak oleh Gutenberg). Pada abad ke-10 ada Ramayana Kakaling.
Naskah di Perpustakaan Nasional (dulu tersmpan di Museum Pusat Jakarta)
menurut catatan Sutaarga digolongkan menjadi hikayat (243 judul), cerita
knabian (138 judul), cerita sejarah (58 judul), hukum & adat ( 50 judul), puisi
(99 judul), pustaka agama Islam (273 judul), dan aneka ragam (92 judul).
Tempat penyimpanan naskah terdapat di perpustakaan dan museum yang
tersebar di beberapa negara dan rumah-rumah penduduk. Pada rumah penduduk
hanya sebagai koleksi pribadi → turun-temurun. Di Indonesia, naskah tersebar
di 15 tempat. Sedangkan di luar negeri, naskah Indonesia tersebar di 26 negara
pada museum-museum yang ada. Penyebaran naskah ke luar negeri melalui
jalur perdagangan, hibah (hadiah), dan lain-lain yang kemudian disalin (salah
satunya oleh Raffles), serta jalur rampasan perang (jajahan).
Kemudian ada katalog yang merupakan pintu gerbang utama untuk mencari
naskah. Katalog sendiri diartikan seagai daftar naskah dengan keterangan
singkat yang bersi judul, isi yang singkat, kondisi, jumlah halaman, huruf yang
dipakai, kolofon (jika ada), dan di mana naskah berada. Kolofon merupakan
catatan pada akhir teks yang berisi kapan naskah itu disalin, siapa penulisnya,
di mana nasah disalin/ditulis, tahun, dan lain-lain.
Ada objek yang bukan termasuk kajian filologi, yaitu batu. Peninggalan
tertulis pada batu berupa piagam, batu bersurat, prasasti, dan inskripsi. Batu
bukan objek kajian filologi karena bagian dari arkheologi. Ilmu dalam bidang
tulisan pada batu disebut epigrafi.
Filologi memiliki tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dari filologi di
antaranya: Memahami kebudayaan suatu bangsa melalui hsil sastranya
(lisan/tertulis); Memahai makna dan fungsi teks bagi masyarakat penciptanya;
dan Mengungkan nilai-nilai budaya lama sebagai alternatif pengembangan
kebudayaan. Sedangkan tujuan khusus filologi terdiri dari: Menyunting sebuah
teks yang dipandang paling dekat dengan teks aslinya; Mengungkap sejarah
terjadinya teks dan perkembangannya; dan Mengungkap resepsi pembaca pada
setiap kurun penerimaannya.