Anda di halaman 1dari 10

FILOLOGI:

Pengertian, Objek Kajian, dan Tujuan


Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Philology Dosen Pengampu: Afiati Handayu Diyah Fitriyani, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh: o Yuni Murliati o Badruzzaman o Rahmad Khanafi (09150076) (09150077) (09150028)

PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2011/2012
1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peradaban masa lampau yang pernah mengalami kemajuan pesat meninggalkan warisan yang berharga bagi para penerusnya. Benar adanya bahwa penelitian yang berkelanjutan tentang warisan para pendahulu kita dinilai cukup signifikan dan menarik sehingga tidak jarang pula kita jumpai studi tentang peninggalan masa lampau terkait naskah-naskah kuno. Oleh karena itu, kajian ini masih erat hubungannya dengan kebudayaan maupun kesusasteraan. Ada banyak cara untuk mengetahui warisan kebudayaan atau warisan sastra tersebut. Salah satu pendekatan yang biasa dipakai untuk meneliti sebagaimana yang dimaksud adalah menggunakan pendekatan filologis. Sehubungan dengan hal tersebut, maka besar peluang bagi kita untuk melakukan penelitian terhadap naskah-naskah klasik atupun hal yang serupa dengan menggunakan pendekatan filologis mengingat penelitian itu perlu dilakukan guna mempelajari teks-teks tersebut sehingga kita dapat mengambil nilai positif yang terkandung di dalamnya dan nilai-nilai yang masih relevan dengan kehidupan masa kini. Oleh karena itu, kita perlu memahami pengetahuan dasar mengenai filologi yang berdiri sebagai disiplin ilmu tersendiri terlebih dahulu, tidak hanya sekedar mengetahui apa itu filologi, melainkan juga memahami objek kajiannya maupun tujuan dari filologi tersebut sehingga kita benarbenar mengetahui ranah kajian filologi secara luas.

B. Rumusan Masalah Setidaknya terdapat tiga masalah pokok dalam makalah ini, diantaranya adalah: 1. Apa pengertian filologi? 2. Apa saja objek kajian filologi? 3. Apa tujuan filologi?

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Filologi a. Menurut Etimologi Secara etimologis, filologi berasal dari bahasa Yunani philologia yang terdiri dari dua kata, yaitu philos yang berarti teman atau cinta dan logos yang berarti pembicaraan atau ilmu. Dalam bahasa Yunani philologia berarti senang berbicara yang kemudian berkembang menjadi senang belajar, senang kepada ilmu, senang kepada tulisantulisan, dan kemudian senang kepada tulisan-tulisan yang bernilai tinggi seperti karyakarya sastra (Baried, 1994:2).

b. Menurut Terminologi Fuadi, dalam bukunya Filologi Sebuah Pengantar, menyebutkan ada beberapa definisi dari filologi secara terminologis yang berbeda. Adapun pembagiannya sebagai berikut: 1. Arti Filologi pada Abad 3 SM Pada masa ini, kata filologi mulai dipakai oleh sekelompok ahli dari Iskandariyah, yaitu untuk menyebut keahlian yang diperlukan untuk mengkaji peninggalan tulisan yang berasal dari kurun waktu beratus-ratus tahun sebelumnya. Orang pertama dari Iskandariyah yang melontarkan istilah filologi adalah Erathosthenes. Pada waktu itu mereka harus berhadapan dengan sejumlah peninggalan tulisan yang menyimpan suatu informasi dengan bentuk yang bermacam-macam; dalam pada itu, pada fisik peninggalan tulisan itu terdapat sejumlah yang rusak atau korup (Baried, 1994:2-3). Pengkajian teksteks klasik tersebut dilakukan karena teks-teks tersebut merekam hasil budaya, berupa cetusan pikiran yang amat luas cakupannya. Karena luasnya cakupan ini, maka filologi sebagai alat untuk mengkaji teks klasik berarti ilmu pengetahuan tentang segala sesuatu yang pernah diketahui orang (Fuadi, 1993:1).
3

Dalam memahami teks-teks klasik diperlukan keahlian tersendiri terutama dalam hal bahasanya. Penggarap teks klasik tersebut dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang bahasa yang digunakan dalam teks klasik, pada waktu itu adalah teks Yunani, sehingga muncul kesan bahwa ahli filologi adalah juga ahli bahasa. Kesan tersebut membawa satu perkembangan lain dari arti filologi, yaitu sebagai satu keahlian dalam ilmu bahasa (J.Ras dalam Fuadi, 1993:2). Dalam sejarah perkembangan filologi tercatat adanya saat yang menunjukkan bahwa teks klasik yang digarap hanyalah teks-teks sastra yang pada waktu itu adalah teks-teks karangan Humeros. Keadaan tersebut membawa filologi kepada satu pengertian bahwa filologi sebagai studi sastra atau ilmu sastra (Wagenvoort dalam Fuadi, 1993:2).

2. Arti Filologi pada Saat Sekarang Ada perbedaan makna mengenai filologi di berbagai negara. Di Belanda, filologi berarti ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan latar kebudayaan yang dikandung oleh teks tersebut. Di Perancis, filologi selain berarti studi suatu bahasa lewat dokumen tertulis, juga merupakan studi mengenai teks lama dan transmisinya. Di Inggris, menurut Mario Pei dalam Glossary of Linguistic Terminology-nya (1966), filologi merupakan ilmu dan studi bahasa yang ilmiah seperti arti yang disandang oleh linguistik pada masa sekarang; dan apabila studinya dikhususkan pada teks-teks tua, filologi memperoleh pengertian semacam linguistik historis. Dalam bahasa Arab, istilah filologi menggunakan istilah filulujiya, dan juga Fiqh al-Lugah. Majdi Wahbah dan Kamil al-Muhandis dalam Mujam al-Mustalahat al-Arabiyah fi al-Lugah wal-Adab (1984) menyebutkan sebagai berikut: Filologi dalam tradisi keilmuan Eropa, mengacu kepada tiga makna: a) Metode studi suatu dan sastranya dalam satu waktu. b) Metode studi bahasa yang terbatas sekitar sintaksis dan morfologi serta sejarah perkembangan bentuk-bentuk kata yang dilakukan sepanjang masa. c) Studi sastra suatu bahasa dengan pertama-tama memperhatikan gejala-gejala bahasa saja (Fuadi, 1993:3).

3. Arti Filologi di Indonesia Definisi filologi terpengaruh oleh arti filologi di Belanda. Pengertian tersebut adalah bahwa filologi merupakan satu disiplin yang mendasarkan kerjanya pada bahan tertulis dan bertujuan untuk mengungkapkan makna teks tersebut dalam segi kebudayaannya. Teks klasik dikaji karena menyimpan hasil budaya cetusan pikiran masyarakat dahulu (Fuadi, 1993:4).

Dari pembahasan di atas, senada dengan pengklasifikasian oleh Baried (1994:3-4), pengertian filologi dalam sejarah perkembangannya antara lain: 1. Filologi sebagai ilmu tentang pengetahuan yang pernah ada 2. Filologi sebagai ilmu bahasa 3. Filologi sebagai ilmu sastra tinggi 4. Filologi sebagai studi teks

Adapun definisi lain yang terdapat dalam KBBI, filologi berarti ilmu tata bahasa, kebudayaan, pranata, dan sejarah suatu bangsa sebagaimana terdapat dalam bahan-bahan tertulis.

B. Objek Kajian Filologi Objek penelitian filologi adalah naskah dan teks. Naskah mengacu pada semua bahan tulisan tangan yang menyimpan suatu ungkapan, pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya bangsa masa lampau. Dalam bahasa Inggris naskah disebut dengan istilah manuscript, sedangkan dalam bahasa Belanda disebut dengan istilah handschrift, dalam bahasa Latin juga disebut codex. Dalam peninggalan yang berupa naskah tersebut, tersimpan sejumlah informasi masa lampau yang memperlihatkan buah pikiran, perasaan, kepercayaan, adat kebiasaan, dan nilai-nilai yang berlaku pada masyarakat masa lampau. Kandungan yang tersimpan dalam naskah dalam filologi disebut teks. Naskah merupakan produk yang bersifat konkret, sedangkan teks bersifat abstrak karena teks merupakan
5

informasi yang terkandung di dalam naskah. Jadi sasaran kerja filologi berupa naskah. Ilmu yang berkaitan dengan naskah dan pernaskahan disebut kodikologi, sedangkan ilmu yang berkaitan dengan teks yang tersimpan dalam naskah disebut tekstologi (Baried, 1994:6). Bagi filologi di Indonesia, teks yang akan digarap adalah teks klasik yang terdapat dalam naskah-naskah sastra nusantara (tercakup juga Malaysia). Filologi yang digarap di Indonesia adalah naskah Melayu. Bahan naskah yang ada di Indonesia antara lain: kertas, lontar, bambu, rotan, dan sebagainya. Naskah-naskah tersebut ditulis dengan tulisan tangan. Karena naskah-naskah tersebut tidak dapat bertahan lama, maka keadaan tersebut mengundang kebutuhan penyalinan. Dalam penyalinan tersebut, satu teks bisa disalin berkali-kali sehingga satu teks tewrsebut disimpan dalm banyak naskah. Rangkaian penurunan ini disebut tradisi dari bahasa Latin yang berarti memberikan, menyampaikan kepada orang yang berikutnya. Naskah-naskah teks nusantara tersebar di museum di berbagai negara, antara lain; Malaysia, India, Mesir, Iggris, Jerman, Rusia, Austria, Hongaria, Swedia, Belanda, Perancis, dan berbagai museum di Amerika. Sebagian yang lainnya masih tersimpan dalam koleksi perseorangan (Fuadi, 1993). Di Indonesia sendiri, naskah-naskah tersebut disimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) di Jakarta, dan di tempat-tempat penyimpanan naskah yang lain, yakni di museum-museum, lembaga pemerintahan, istana-istana, misalnya: 1) Sana Pustaka di Keraton Surakarta 2) Reksa Pustaka di Pura Mangkunegaran 3) Radya Pustaka di Taman Sriwedari 4) Widya Budaya di keraton Ngayogyakarta 5) Perpustakaan di Pura PakualamanSana Budaya di barat Alun-alun Yogyakarta

Salah satu contoh naskah teks nusantara adalah naskah Bujangga Manik. Naskah ini ditulis dalam aksara dan bahasa Sunda. Naskah ini ditulis dalam bentuk puisi naratif berupa lirik yang terdiri dari delapan suku kata, di atas daun nipah yang saat ini disimpan di Perpustakaan Bodleian di Oxford sejak tahun 1627. Naskah Bujangga Manik
6

seluruhnya terdiri dari 29 lembar daun nipah, yang masing-masing berisi sekitar 56 baris kalimat yang terdiri dari 8 suku kata. Naskah ini menggambarkan keadaan pulau Jawa dan lautnya pada saat perdagangan laut dikuasai oleh Kesultanan Malaka. Yang menjadi tokoh dalam naskah ini adalah Prabu Jaya Pakuan alias Bujangga Manik (Noorduyn dalam Wikipedia). Naskah tersebut juga dapat berbentuk prosa yang panjang atau hikayat, misalnya Hikayat Raja Rahib.

C. Tujuan Filologi Timbulnya gejala variasi dalam teks-teks yang tersimpan dalam naskah lama sebagai akibat dari penyalinan naskah, muncul tujuan kerja studi filologi yang bermacam-macam. Filologi yang memandang variasi sebagai bentuk korup kerjanya bertujuan menemukan bentuk mula teks atau yang paling dekat dengan bentuk mula teks. Dengan kata lain, tujuannya adalah menemukan bentuk asli atau bentuk mula teks. Di pihak lain, filologi yang memandang variasi sebagai bentuk kreasi kerjanya bertujuan menemukan makna kreasi yang muncul dalam bentuk variasi. Kerja filologi ini memandang penyalin adalah manusia penyambut teks yang kreatif. Tujuan kerja filologi dapat dirinci sebagai berikut: 1. Tujuan Umum a. mengungkap produk masa lampau melalui peninggalan tulisan; b. mengungkapkan fungsi peninggalan tulisan pada masyarakat penerimanya, baik pada masa lampau maupun pada masa kini; c. mengungkapkan nilai-nilai budaya masa lampau. 2. Tujuan Khusus a. Mengungkapkan bentuk mula teks yang tersimpan dalam penunggalan tulisan masa lampau; b. Mengungkapkan sejarah perkembangan teks; c. Mengungkapkan penerimaannya;
7

sambutan

masyarakat

terhadap

suatu

teks

sepanjang

d. Menyajikan teks dalam bentuk yang terbaca oleh masyarakat masa kini, yaitu dalam bentuk suntingan (Baried, 1994:7-8).

BAB III PENUTUP

Kesimpulan: 1. Filologi adalah suatu ilmu yang mempelajari, mengkaji atau menelaah karya klasik lama atau kuno, khususnya naskah untuk memperoleh bentuk yang baru dan mudah dipahami pembaca. Telaah ini dimaksudkan untuk memahami isi, sehingga pembaca dapat mengetahui latar belakang kehidupan masa lampau, misalnya agama, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. 2. Objek kajian filologi adalah naskah dan teks. Naskah adalah semua hasil tulisan tangan yang menyimpan berbagai ungkapan, pikiran dan perasaan manusia yang merupakan budaya masa lampau. Teks kandungan atau isi suatu naskah bersifat abstrak, sehingga tidak dapat dilihat atau dipegang akan tetapi dapat dikaji atau ditelaah. Di Indonesia, filologi mengkaji naskah-naskah sastra nusantara yang bercirikan: a. Merupakan peninggalan dalam bentuk tulisan di atas kertas, lontar, daun nipah, dan sebagainya; b. Ditulis dengan tangan; c. Menggunakan bahasa-bahasa nusantara; d. Mengalami berkali-kali penyalinan; e. Berisi berita tentang berbagai aspek kehidupan masa lalu. 3. Tujuan filologi adalah mengungkap isi serta perkembangan suatu naskah klasik masa lampau serta nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya sehingga dapat disajikan dalam bentuk yang terbaca oleh masyarakat masa kini.

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Fuadi. 1993. Filologi Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga. Baried, Siti Baroroh, et. 1994. Pengantar Teori Filologi. Yogyakarta: Badan Penelitian dan Publikasi Fakultas Seksi Filologi Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Ilham, Dodi. 2011.Pengantar Filologi. http://dodiilham.blogspot.com/2011/06/pengantarfilologi.html Padmawati, Syarakh. 2007. Kajian Filologis dan Nilai-nilai Islam dalam Hikayat Raja Rahib. http://bankjudul.wordpress.com/2011/03/15/kajian-filologis-dan-nilai-nilaiislam-dalam-hikayat-raja-rahib/ Rendrawan. 2010. Pengenalan Filologi. http://nugzz.blogspot.com/2010/02/tugas-pfilologi.html http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_Naskah_Nusantara

10

Anda mungkin juga menyukai