PENDAHULUAN
Islam sebagai sebuah agama, tidak akan pernah terlepas dari realitas
kognitif yang berisi peneguhan teologi dan etika, keberadaan ini akan membentuk
pola komunitas kognitif yang menyatu dengan prinsip agama yang mereka yakini.
Perhatian terhadap agama bukan saja bersifat teologis, dengan tingginya minat
menjalani kehidupan yang diyakini berlandaskan ajaran suatu agama. Pendekatan
terhadap studi agama, terlebih kepada Islam pun tidak pula sebatas teologis.
Pendekatan dalam studi Islam dapat pula dipelajari menggunakan pendekatan
filologi, semantik, discoure dan hermeneutik sesuai perkembangan zaman
sekarang ini.
III. PEMBAHASAN
A. Pendekatan Filologi dalam Studi Islam
Filologi berasal dari bahasa Yunani “philos” yang berarti “cinta” dan
“logos” yang berarti “kata”. Pada kata filologi kedua kata itu membentuk arti
“cinta kata” atau “senang bertutur”. Arti ini kemudian berkembang menjadi
“senang belajar” atau “senang kebudayaan”. Dalam bahasa Arab, filologi adalah
ilmu “tahqiq al-Nushush”, Az Zamakhsyari misalnya menyebutkan dalam kitab
“asas al-Balaghah” sebagai berikut:
“Mentahqiq sebuah teks atau naskah yaitu melihat sejauh mana hakekat
yang sesungguhnya yang terkandung didalam teks itu. Mengetahui sutau berita
dan menjadi yakin akan kebenarannya. Oleh sebab itu yang dimaksud dengan
tahqiq dalam bahasa ialah pengetahuan yang sesungguhnya dan berarti juga
mengetahui hakekat suatu tulisan”.
1|5thG-PSI
Orang yang melakukan tahqiq disebut muhaqqiq dan penelitian yang
cermat terhadap suatu karya mencakup hal-hal sebagai berikut:
2|5thG-PSI
nusbah buku itu kapada al-Khalil ibn Ahmad. Diantara mereka yang berupaya
keras dalam mentahqiq buku adalah Al-Zubaidi al-Andalusi (w.379).
1
Nabilah Lubis. Naskah, Teks Dan Metode Penelian Filologi.2007. jakarta: Yayasan
Media Alo Indonesia. Hlm.17
3|5thG-PSI
iii. Filologi dipakai pula sebagai istilah untuk menyebut studi bahasa dan
ilmu bahasa (linguistik). Bidang bahasa yang menyertakan studi filologi
adalah bidang yang beraspekmasa lampau, misalnya salah satu segi dari
bahasa bandingan, perkembangan bahasa, dan hubungan kekerabatan
antara beberapa rumpun bahasa.
Sedangkan istilah filologi dalam arti studi teks adalah suatu studi yang
melakukan penelaahan dengan mengadakan kritik teks, atau seluk beluk teks. Di
Belanda, istilah filologi berarti perangkat pengetahuan dengan studi teks sastra
atau budaya dikaitkan dengan latar belakang kebudayaan yang didukung oleh teks
tersebut. sedangkan di Prancis, ia merupakan studi tentang isi teks lama dan
transmisinya seperti tang dikhususkan pada teks-teks lama. Denagn istilah ini
filologi memperolah pengertian semacam linguistic historis.
Objek filologi bertumpu pada kajian naskah dan teks klasik. Naskah-
naskah peninggalan dalam bentuk tulisan tangan disebut denagn “handschrift”
atau “manuscip” yang disingkat MS untuk benyuk tunggal dan MSS untuk bentuk
jamak. Naskah-naskah yang menjadi objek penelitian filologi adalah berupa
naskah yang ditulis pada kulit kayu, bambu, lontar dan kertas.
4|5thG-PSI
c. Mengungkapkan nilai-nilai budaya lama sebagai alternatif
pengembangan kebudayaan.
1. Tujuan khusus:
a. Menyunting sebuah teks yang dipandang dekat dengan teks
asalnya.
b. Mengungkapkan sejarah terjadinya teks dan sejarah
perkembangannya.
c. Mengungkapkan persepsi pembaca pada setiap kurun atau zaman
penerimaannya.2
Kegunaan Filologi
5|5thG-PSI
maupun dari phak penjajah yang menganggapnya patut disimpan untuk alasan
praktis ataupun ilmiah. Kadang-kadang pemilik aslinya merasa tidak
membutuhkannya lagi, maka naskah itu dikumpulkan atau dibeli oleh orang
Eropa, dan sering sarjana Eropa memesan salinan naskah yang ingin mereka
miliki, dan dengan demkian naskah itu tersimpan di perpustakaan masyarakat
terpelajar, atau nantinya universitas di Indonesia maupun diluar negeri. Dengan
demikian naskha bahsa Indonesia sekarang tidak saja ditemukan di negara
asalnya, misalnya di Museum Nasioanal Jakarta, tetapi juga di Belanda terutama
di Leiden, dan di Inggris.3
Pendekatan yang dimaksud dalam kajian Islam adalah paradigma atau cara
pandang yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan
dalam memahami agama. Menurut Jalaluddin Rahmat, agama dapat dapat diteliti
dengan menggunakan berbagai paradigma. Realitas agama yang diungkapkan
mempunyai nilai kebenaran yang sesuai paradigmanya. Berbagai pendekatan
manusia dalam memahamai agama dapat melalui berbagai macam sub ilmu.
3
S.O. Ribinson. Prinsip-prinsip Filologi Indonesia. Jakarta:1994. Hlm.3
4
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka, Cet.
5) 1976, hlm. 903
5
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hlm. 1025
6|5thG-PSI
Artinya, agama dapat dipahami semua orang sesuai dengan pendekatan dan
kesanggupannya, bukan hanya dimonopoli oleh kalangan teolog dan normalis
semata.
Dalam bahasa Yunani, semantik disebut semantikos, dari kata sema, yang
artinya memberikan tanda, penting. Tanda adalah cabang linguistik yang
mempelajari makna yang terkandung pada suatu bahasa, kode atau jenis
representasi lain. Biasanya semantik dihubungkan dengan dua jenis aspek
linguistik lainnya, yaitu sintaksis dan pragmatika. Sintaksis yakni makna yang
berkaiatan dengan pembentukan simbol kompleks yang lebih sederhana,
sedangkan pragmatika yaitu penggunaan praktis simbol oleh agen atau komunitas
pada suatu kondisi atau konteks tertentu.6
Pada akhir abad ke 19, Braille -dengan hasil thesisnya Essai de Semantiqu-
melakukan upaya pemaknaan terhadap simbol- simbol teks yang berasal dari teks
itu sendiri. Inilah awal dari kemunculan semantik dalam ilmu linguistik. Namun
sampai saat ini masih menjadi perdebatan terhadap munculnya semantik sebagai
disiplin ilmu makna. Pembagian pemahaman makna dalam semantik disajikan
dengan beragam latar belakang, mulai dari makna dalam perbedaan suara/ fonetik,
makna dalam perbedaan leksikal, dan makna dalam perbedaan sosiolinguistik.
Dengan kata lain, semantik ini juga bisa disebut dengan studi dan analisis tentang
makna- makna linguistik.
7|5thG-PSI
C. Pendekatan Discourse Hermeneutik dalam Studi Islam
8
http://lailatulisnainiwali9.blogspot.com/2013/05/pendekatan-teks-study-islam.html
8|5thG-PSI
fungsi (pragmatik) bahasa dalam penggunaan bahasa dan kesinambungan atau
untaian wacana.
Analisis wacana lahir dari kesadaran bahwa persoalan yang di dalamnya
terdapat cara komunikasi bukan serbatas pada penggunaan kalimat atau bagian
kalimat fungsi yang disebut wacana. Dalam upaya menganalisis unit bahasa yang
lebih besar dari kalimat tersebut,analisis wacana tidak terlepas dari pemakaian
kaidah berbagai cabang ilmu bahasa seperti halnya semantik, sintaksis, morfologi,
dan fonologi.
Dari segi analisisnya,ciri dan sifat wacana itu dapat dikemukakan sebagai
berikut:
1. Analisis wacana membahas kaidah memakai bahasa di dalam
masyarakat (rule of use – menurut Widdowson).
2. Analisis wacana merupakan usaha memahami makna tuturan dalam
konteks, teks, dan situasi (Firth).
3. Analisis wacana merupakan pemahaman rangkaian tuturan melalui
interprestasi semantik (Beller)’
4. Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak
berbahasa (what is said from what is done – menurut Labov).
5. Analisa Wacana diarahkan kepada masalah memakai bahasa secara
fungional (functional use of language – Coulthard)9
Pendekatan Hermeneutik
Akar kata hermeneutika berasal dari istilah Yunani dari kata kerja
hermeneuin yang berarti menafsirkan, dari kata hermeneia yaitu interpretasi.
Maka kata benda hermeneia secara harfiah dapat diartikan sebagai penafsiran
yaitu interpretasi. Term ini memiliki asosiasi etimologi dengan nama dewa dalam
mitologi Yunani. Dalam mitodologi yunani ada tokoh yang namanya dikaitkan
9
http://pandinihayis.blogspot.com/2013/04/pendekatan-teks-studi-islam.html
9|5thG-PSI
dengan hermaneutika yaitu Hermes. Menurut mitos, Hermes mempunyai tugas
menyampaikan dan menjelaskan pesan-pesan Tuhan kepada manusia.10
10 | 5 t h G - P S I
sedemikian rupa sehinga seseorang bisa bertanya apa arahnya,maksud dan
tujuannya atau tujuan yang hendak dilakukan.
Selain unsur di atas, unsur lain dalam hemeneutik yang di butuhkan pula
adalah bagaimana mengungkap makna sebuah teks asing. Teks memang
mempunyai sistem makna tersendiri dan menyuarakan sejumlah makna. Namun
teks hanyalah sebuah tulisan yang belum tentu mewakili pikiran si penulis secara
akurat. Oleh karna itu, dalam memperoleh makna yang sebenarnya dalam sebuah
teks di butuhkan perhatian secara serius untuk mempertimbangkan beberapa
variabel yang ada. Ada tiga variabel yang berperan saat proses mengartikan,
menerjemahkan, dan menafsirkan pada sebuah teks. Teks menjadi komunikatif
bila tiga variabel ini di perhatikan, yaitu the world of text, the world of author, the
world of reader.13
Dalam konteks studi Islam, hermeneutik biasanya dipahami sebagai ilmu
tafsir yang mendalam dan bercorak filosofis sementara apabila menyinggung
mengenai tafsir, orang pasti akan teringat kepada salah satu variabel dalam agama
yaitu kitab suci. Meskipun demikian operasionalisasi hermeneutik secara utuh
sering kali ditentang oleh umat Islam tradisional karena membawa tiga macam
aplikasi yang bertentangan dengan pendirian para ilmuan muslim konfensional.
Tiga macam implikasi tersebut adalah
1. Hermeneutik membawa implikasi tanpa konteks teks itu tidak berharga
dan bermakna sementara ide tradisional menyatakan bahwa makna yang
sebenarnya itu apa yang dimaksud oleh Allah.
2. Hermeneutika memberi penekatan kepada manusia sebagai perantara yang
menghasilkan makna, sementara ide tradisional menyatakan bahwa Tuhan
sebenarnya yang menganugrahkan pemahaman yang benar kepada
seseorang.
3. Ilmuan muslim tradisional telah membuat perbedaan yang tidak
terjembatani antara teks Al Qur’an serta tafsir dan penerimanya, teks Al
13
http://lailatulisnainiwali9.blogspot.com/2013/05/pendekatan-teks-study-islam.html 21
November 2013
11 | 5 t h G - P S I
Qur’an dianggap sebagai sakral sehingga makna sebenarnya tidak
mungkin bisa dicapai.
Hermeneutika Al-Qur’an merupakan istilah yang masih asing dalam
wacana pemikiran Islam. Diskursus penafsiran al-Qur’an tradisional lebih banyak
mengenal istilah al-tafsir, al-ta’wil, dan al-bayan.14
IV. KESIMPULAN
Pendekatan filologi memiliki tujuan untuk mencari bentuk mula, ekspresi
teks pada setiap masa, bahasa, budaya (hukum, sastra, teknologi). Menjadikan
naskah terbaca, tersunting, teredit (diterjemahkan dalam bahasa indonesia)
(filologi tradisinal). Mengungkapkan kandungan produk budaya masa lampau
(filologi modern).
Pendekatan semantik dalam studi Islam menitikberatkan pada bahasa dan
makna. Pendekatan ini muncul dalam kajian Islam karena dianggap sebagai salah
satu jalan untuk memahamai Islam lewat konsep dan teks yang ada pada AlQuran
yang lahir pada ranah geografis, budaya dan bahasa Arab.
Pendekatan discourse (pendekatan wacana) adalah studi tentang stuktur
pesan dalam komunikasi. Lebih tepatnya analisis wacana berhubungan dengan
aneka fungsi (pragmatik) bahasa dalam penggunaan bahasa dan kesinambungan
atau untaian wacana. Sedangkan hermeneutik dalam konteks studi Islam biasanya
dipahami sebagai ilmu tafsir yang mendalam dan bercorak filosofis sementara
apabila menyinggung mengenai tafsir, orang pasti akan teringat kepada salah satu
variabel dalam agama yaitu kitab suci.
V. PENUTUP
Demikianlah makalah “Pendekatan Teks dalam Studi Islam (Filologi,
Semantik, Discourse dan Hermeneutik)” yang dapat kami susun. Semoga
bermanfaat bagi para penulis maupun para pembaca. Kami menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh
14
M. Rikza Chamami. Studi Islam Kontemporer. (Semarang: PUSTAKA RIZKI PUTRA, 2012), Hal161
12 | 5 t h G - P S I
karenanya, kami terbuka untuk kritik dan saran yang membangun guna perbaikan
makalah dan untuk penulisan selanjutnya.
13 | 5 t h G - P S I
Daftar Pustaka
http://lailatulisnainiwali9.blogspot.com/2013/05/pendekatan-teks-study-
islam.html
http://pandinihayis.blogspot.com/2013/04/pendekatan-teks-studi-islam.html
14 | 5 t h G - P S I