Anda di halaman 1dari 14

I.

PENDAHULUAN
Islam sebagai sebuah agama, tidak akan pernah terlepas dari realitas
kognitif yang berisi peneguhan teologi dan etika, keberadaan ini akan membentuk
pola komunitas kognitif yang menyatu dengan prinsip agama yang mereka yakini.
Perhatian terhadap agama bukan saja bersifat teologis, dengan tingginya minat
menjalani kehidupan yang diyakini berlandaskan ajaran suatu agama. Pendekatan
terhadap studi agama, terlebih kepada Islam pun tidak pula sebatas teologis.
Pendekatan dalam studi Islam dapat pula dipelajari menggunakan pendekatan
filologi, semantik, discoure dan hermeneutik sesuai perkembangan zaman
sekarang ini.

II. RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana pendekatan filologi dalam studi Islam?
2. Bagaimana pendekatan semantik dalam studi Islam?
3. Bagaimana pendekatan discourse dan hermeneutik dalam studi Islam?

III. PEMBAHASAN
A. Pendekatan Filologi dalam Studi Islam
Filologi berasal dari bahasa Yunani “philos” yang berarti “cinta” dan
“logos” yang berarti “kata”. Pada kata filologi kedua kata itu membentuk arti
“cinta kata” atau “senang bertutur”. Arti ini kemudian berkembang menjadi
“senang belajar” atau “senang kebudayaan”. Dalam bahasa Arab, filologi adalah
ilmu “tahqiq al-Nushush”, Az Zamakhsyari misalnya menyebutkan dalam kitab
“asas al-Balaghah” sebagai berikut:

“Mentahqiq sebuah teks atau naskah yaitu melihat sejauh mana hakekat
yang sesungguhnya yang terkandung didalam teks itu. Mengetahui sutau berita
dan menjadi yakin akan kebenarannya. Oleh sebab itu yang dimaksud dengan
tahqiq dalam bahasa ialah pengetahuan yang sesungguhnya dan berarti juga
mengetahui hakekat suatu tulisan”.

1|5thG-PSI
Orang yang melakukan tahqiq disebut muhaqqiq dan penelitian yang
cermat terhadap suatu karya mencakup hal-hal sebagai berikut:

- Apakah benar karya yang diteliti/ditahqiq merupakan karangan asli


pengarangnya yang disebut pada buku itu?
- Apakah isinya benar-benar sesuai dengan mazhab pengarangnya?
- Sejauh mana tingkatkebenaran materinya?
- Mentahqiq dan mentakhrij semua ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis serta
menyebut sumbernya dalam catatan kaki
Dengan demikian tahqiq merupakan usaha keras untuk menamplkan karya
klasik dalam bentuk yang baru dan mudah dipahami.

Filologi merupakan pengetahuan tentang sastra-sastra dalam arti luas


mencankup bidang bahasa, sastra dan kebudayaan. Penelitian filologi merupakan
salah satu cara untuk meneliti bahasa melalui tiga bidang, yaitu:

i. Linguistik yang khusus mempelajari unsur-unsur “membangun bahasa”


seperti: ucapan, cara membuat kalimat dan lain-lain tercakup dalam
pengertian “tata bahasa” atau “grammatika”
ii. Filologi berkepentingan dengn makna kata secara khusus, karena
tujuannya adalah kejelasan bahasa secara menyeluruh dan sesuai kata demi
kata, baik yang tertulis maupun yang lisan.
iii. Ilmu sastra (kesusastraan) yang berkepentingan dengan penilaian atau
ungkapan bahasa jika dilihat dari sudut estika. Filologi juga dipandang
sebagai ilmu yang menyelidiki kebudayaan melalui bahasa dan karya
kesusastraannya.

Contoh upaya mentahqiq kitab Mu’jam al-‘Ain, karya Al-Khalil ibn


Ahmad. Buku itu mendapat perhatian dan diteliti secara mendalam oleh para
ulama Bahasa Arab melalui penelitian terhadap materi buku, meneliti perawnya,
tanggal tulisannya dan masa hidup para guru-guru al-Khalil, dan tempat pertama
diluncurkannya Mu’jam al-‘Ain. Semua itu dilakukan agar meyakini kebenaran

2|5thG-PSI
nusbah buku itu kapada al-Khalil ibn Ahmad. Diantara mereka yang berupaya
keras dalam mentahqiq buku adalah Al-Zubaidi al-Andalusi (w.379).

Adapun tempatnya, ternyata munculnya pertama kali di Khurasan, bukan


di Bashrah tempat tinggal al-Khalil. Mengenai zamnnya ternyata jauh setelah
wafatnya al-Khalil. Kitab itu dikeluarkan pada abad ke-3 H. berarti 80 tahun
setelah wafatnya al-Khalil. Melalui penelitian yang cermat, ternyata buku itu
mengandung banyak riwayat yang berasal dari al-Asmo’iy dan Ibn Arabi,
sedangkan keduanya termasuk dalam generasi setelah al-Khalil, sehingga tidak
mungkin bila al-Khalilmengambil riwayat dari mereka. Dan dibuku itu juga
terdapat perbedaan yang mencolok diantara naskah-naskah atau varian-varian
buku itu. Perbedaan dan kerusakan buku itu menjadikan para ulama untuk ada
waktu yang cukup lama tidak mau merujuk pada buku itu dan untuk waktu yang
cukup lama para ulama meragukan bahwa al-Khalil adalah pengarangnya.
Meskipun hasil penelitian terhadap Mu’jam al-Ain manjauhkan menisbatkan kitab
itu kepada al-Khlail. Namun dari segi metode ternyata sesuai dengan metode yang
digunakan oleh al-Khalail dalam menelusuri wazan-wazan syair Arab.1

Filologi Sebagai Istilah

i. Filologi sudah dikenal sejak abad ke 3 sebelum Masehi oleh sekelompok


ahli di kota Iskandariah yang dikenal sebagai ahli filologi. Kegiatan
filologi yang menitik beratkan penelitiannya kepada bacaan yang salah ini
disebut sebagai filologi tradisonal. Filologi juga berarti ilmu pengetahuan
tentang segala sesuatu yang pernah diketahui orang. Berbagai aspek
kehidupan masa lampau dengan berbagai kegiatannya dapat diketahui
secara eksplisit melalui naskah. Atas dasar ini maka filologi dipandang
sebagai pintu gerbang yang mampu menyingkap khazanah masa lampau.
ii. Filologi dipakai sebagai sastra ilmiah. Artinya hal ini muncul ketika teks-
teks yang dijajaki itu berupa karya sastra yang bernilai tinggi, seperti karya
Yunani kuno, Humeros

1
Nabilah Lubis. Naskah, Teks Dan Metode Penelian Filologi.2007. jakarta: Yayasan
Media Alo Indonesia. Hlm.17

3|5thG-PSI
iii. Filologi dipakai pula sebagai istilah untuk menyebut studi bahasa dan
ilmu bahasa (linguistik). Bidang bahasa yang menyertakan studi filologi
adalah bidang yang beraspekmasa lampau, misalnya salah satu segi dari
bahasa bandingan, perkembangan bahasa, dan hubungan kekerabatan
antara beberapa rumpun bahasa.

Sedangkan istilah filologi dalam arti studi teks adalah suatu studi yang
melakukan penelaahan dengan mengadakan kritik teks, atau seluk beluk teks. Di
Belanda, istilah filologi berarti perangkat pengetahuan dengan studi teks sastra
atau budaya dikaitkan dengan latar belakang kebudayaan yang didukung oleh teks
tersebut. sedangkan di Prancis, ia merupakan studi tentang isi teks lama dan
transmisinya seperti tang dikhususkan pada teks-teks lama. Denagn istilah ini
filologi memperolah pengertian semacam linguistic historis.

iv. Dalam perkembangannya, filologi menitik beratkan pengkajiaannya pada


perbedaan yang ada dalam berbagai naskah sebagai suatu penciptaan dan
melihat perbedaan-perbedaan itu sebagai alternatif yang positif. Dalam
proses pembetulan itu harus dikaitkan dengan ilmu bahasa, sastra, budaya,
keagamaan dan tat politik yang ada pada zamannya. Dalam masalah in
cara kerja filologi yang edmikian itu disebut denagn filologi modern.
Objek Filologi

Objek filologi bertumpu pada kajian naskah dan teks klasik. Naskah-
naskah peninggalan dalam bentuk tulisan tangan disebut denagn “handschrift”
atau “manuscip” yang disingkat MS untuk benyuk tunggal dan MSS untuk bentuk
jamak. Naskah-naskah yang menjadi objek penelitian filologi adalah berupa
naskah yang ditulis pada kulit kayu, bambu, lontar dan kertas.

Tujuan umum Filologi:

a. Memahami sejauh mana perkembangan suatu bangsa melalui


sastranya, baik tulisan maupun lisan.
b. Memahami makna dan fungsi teks bagi masyarakat
penciptanya/penulisnya.

4|5thG-PSI
c. Mengungkapkan nilai-nilai budaya lama sebagai alternatif
pengembangan kebudayaan.
1. Tujuan khusus:
a. Menyunting sebuah teks yang dipandang dekat dengan teks
asalnya.
b. Mengungkapkan sejarah terjadinya teks dan sejarah
perkembangannya.
c. Mengungkapkan persepsi pembaca pada setiap kurun atau zaman
penerimaannya.2
Kegunaan Filologi

Sebagaimana diketahui naskah-naskah itu mengandung informasi yang


sangat berharga. Apabila naskah diteliti isinya dengan menggunakan pendekatan
filologi, maka hasil penelitiaannya dapat digunakan oleh cabang-cabang ilmu lain,
seperti sejarah, hukum (terutama hukum adat), perkembangan agama, kebahasaan,
kebudayaan dan sangat bermanfaat dipublikasikan untuk umum. Hasil penelitian
naskah merupakan sumbangan pikiran yang sangat berarti, terlebih-lebih dalam
rangka memperkenalkan buah pikiran para pendahulu itu, sehingga dapat
dikenalkan dan diketahui oleh generasi-generasi berikut.

1.1. Jumlah dan Tempat Penyimpanan Naskah

Naskah-naskah lama biasanya disimpan ditempat-tempat yang aman di


museum-museum dan perpustakaan-perpustakaan, dan dapat diketahui melalui
berbagai katalog yang tersedia. Naskah Nusantara tersebar di 26 negara, antara
lain; Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunai, Srilanka, Thailand, Mesir, Inggris,
Jerman, Rusia, Austria, Hongaria, Swedia, Afrika Selatan, Belanda, Spanyol,
Italy, Perancis, Amerika dan Belgia.

Begitu juga dengan filologi Indonesia, pelestarian naskah, diluar faktor


kecelakaan, tergantung apakah ada orang yang menaruh minat pada naskah itu,
baik dari penduduk setempat yang menganggapnya relevan ataupun berguna,
2
Nabilah Lubis. Naskah, Teks Dan Metode Penelian Filologi.2007. jakarta: Yayasan
Media Alo Indonesia. Hlm.24

5|5thG-PSI
maupun dari phak penjajah yang menganggapnya patut disimpan untuk alasan
praktis ataupun ilmiah. Kadang-kadang pemilik aslinya merasa tidak
membutuhkannya lagi, maka naskah itu dikumpulkan atau dibeli oleh orang
Eropa, dan sering sarjana Eropa memesan salinan naskah yang ingin mereka
miliki, dan dengan demkian naskah itu tersimpan di perpustakaan masyarakat
terpelajar, atau nantinya universitas di Indonesia maupun diluar negeri. Dengan
demikian naskha bahsa Indonesia sekarang tidak saja ditemukan di negara
asalnya, misalnya di Museum Nasioanal Jakarta, tetapi juga di Belanda terutama
di Leiden, dan di Inggris.3

B. Pendekatan Semantik dalam Studi Islam

Secara etimologi, kata semantik berarti ilmu artikata (pengetahuan


mengenai seluk beluk dan pergeseran arti kata-kata) 4, atau dengan kata lain
berhubungan ilmu tentang makna dalam bahasa.5

Pendekatan semantik menitikberatkan pada bahasa dan makna. Pendekatan


ini muncul dalam kajian Islam karena dianggap sebagai salah satu jalan untuk
memahamai Islam lewat konsep dan teks yang ada pada AlQuran yang lahir pada
ranah geografis, budaya dan bahasa Arab. Berbagai penafsiran pun dari segi
linguistik bermunculan dan dikerahkan untuk memberikan solusi jawaban tentang
problematika Islam. Namun kebanyakan hasil studi mereka tidak bisa menjawab
secara metodologis, rasional dan objektif.

Pendekatan yang dimaksud dalam kajian Islam adalah paradigma atau cara
pandang yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan
dalam memahami agama. Menurut Jalaluddin Rahmat, agama dapat dapat diteliti
dengan menggunakan berbagai paradigma. Realitas agama yang diungkapkan
mempunyai nilai kebenaran yang sesuai paradigmanya. Berbagai pendekatan
manusia dalam memahamai agama dapat melalui berbagai macam sub ilmu.

3
S.O. Ribinson. Prinsip-prinsip Filologi Indonesia. Jakarta:1994. Hlm.3
4
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka, Cet.
5) 1976, hlm. 903
5
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hlm. 1025

6|5thG-PSI
Artinya, agama dapat dipahami semua orang sesuai dengan pendekatan dan
kesanggupannya, bukan hanya dimonopoli oleh kalangan teolog dan normalis
semata.

Dalam bahasa Yunani, semantik disebut semantikos, dari kata sema, yang
artinya memberikan tanda, penting. Tanda adalah cabang linguistik yang
mempelajari makna yang terkandung pada suatu bahasa, kode atau jenis
representasi lain. Biasanya semantik dihubungkan dengan dua jenis aspek
linguistik lainnya, yaitu sintaksis dan pragmatika. Sintaksis yakni makna yang
berkaiatan dengan pembentukan simbol kompleks yang lebih sederhana,
sedangkan pragmatika yaitu penggunaan praktis simbol oleh agen atau komunitas
pada suatu kondisi atau konteks tertentu.6

Pada akhir abad ke 19, Braille -dengan hasil thesisnya Essai de Semantiqu-
melakukan upaya pemaknaan terhadap simbol- simbol teks yang berasal dari teks
itu sendiri. Inilah awal dari kemunculan semantik dalam ilmu linguistik. Namun
sampai saat ini masih menjadi perdebatan terhadap munculnya semantik sebagai
disiplin ilmu makna. Pembagian pemahaman makna dalam semantik disajikan
dengan beragam latar belakang, mulai dari makna dalam perbedaan suara/ fonetik,
makna dalam perbedaan leksikal, dan makna dalam perbedaan sosiolinguistik.
Dengan kata lain, semantik ini juga bisa disebut dengan studi dan analisis tentang
makna- makna linguistik.

Jadi, yang dimaksud dengan pendekatan semantik di dalam kajian Islam


ini adalah salah satu pendekatan yang digunakan untuk meninjau suatu
permasalahan dari sudut tinjauan makna bahasa, dalam kaitannya dengan AlQuran
berarti pemaknaan yang mereposisikan teks AlQuran pada tekstual, leksikal,
gramtikal dan kontekstualnya. Selanjutnya, semantik sebagai bagian dari ilmu
kebahasaan memberikan daya tambah terhadap dimensi bahasa dan makna yang
terkandung dalam AlQuran.7
6
Wikipedia “Semantik” diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/semantik,
7
Nasaruddin Umar, “Problem Hermenuetika dalam Pewahyuan AlQuran”, di akses dari
http://www.psq.or.id/index.php/in/component/content/article/102-artikel/185-problem-
hermenuetika-dalam -pewahyuan-al-quran, pada tanggal 20 Nopember 2013, Pukul 19.48

7|5thG-PSI
C. Pendekatan Discourse Hermeneutik dalam Studi Islam

Pendekatan Discourse atau Wacana


Pendekatan wacana lebih umum disebut analisis wacana. Analisis ini
digunakan untuk melacak dan menganalisis historisitas lahirnya konsep lengkap
dengan latar belakangnya.Teori yang umum digunakan dengan pendekatan ini
adalah teori Arkeologi Ilmu Pengetahuan yang ditawarkan Michel Foucault
(1926-1984).
Wacana dalam perspektif ini dimaknai sebagai: Pengucapan-pengucapan
yang kompleks dan beraturan, yang mengikuti norma atau standar yang telah pasti
dan pada gilirannya mengorganisasikan kenyataan yang tak beraturan. Norma atau
standar itu, lebih jauh lagi dianggap ikut menyusun perilaku-perilaku manusia
yakni dengan cara memasukkan episode-episode penampilan tertentu dalam
kategori-kategori politik, sosial, atau hubungan sosial lainnya (Saphiro dalam
Latif, 1996:81).

Pandangan Saphiro ini menyiratkan bahwa kaidah, norma atau standar


(dalam hal ini sintaksis dan semantik) sangat menentukan nilai suatu wacana.
Secara lebih sederhana, Crystal dan Cook dalam Nunan (1993) mendefinisikan
discourse atau wacana sebagai unit bahasa lebih besar daripada kalimat, sering
berupa satuan yang runtut/koheren dan memiliki tujuan dan konteks tertentu,
seperti ceramah agama, argumen, lelucon atau cerita. Walaupun tidak setegas
Saphiro, Nunan melihat pentingnya unsur-unsur keruntutan dan koherensi sebagai
hal yang penting untuk menilai sebuah wacana.8

Analisis wacana/pendekatan wacana adalah studi tentang stuktur pesan


dalam komunikasi. Lebih tepatnya analisis wacana berhubungan dengan aneka

8
http://lailatulisnainiwali9.blogspot.com/2013/05/pendekatan-teks-study-islam.html

8|5thG-PSI
fungsi (pragmatik) bahasa dalam penggunaan bahasa dan kesinambungan atau
untaian wacana.
Analisis wacana lahir dari kesadaran bahwa persoalan yang di dalamnya
terdapat cara komunikasi bukan serbatas pada penggunaan kalimat atau bagian
kalimat fungsi yang disebut wacana. Dalam upaya menganalisis unit bahasa yang
lebih besar dari kalimat tersebut,analisis wacana tidak terlepas dari pemakaian
kaidah berbagai cabang ilmu bahasa seperti halnya semantik, sintaksis, morfologi,
dan fonologi.
Dari segi analisisnya,ciri dan sifat wacana itu dapat dikemukakan sebagai
berikut:
1.      Analisis wacana membahas kaidah memakai bahasa di dalam
masyarakat (rule of use – menurut Widdowson).
2.      Analisis wacana merupakan usaha memahami makna tuturan dalam
konteks, teks, dan situasi (Firth).
3.      Analisis wacana merupakan pemahaman rangkaian tuturan melalui
interprestasi semantik (Beller)’
4.      Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak
berbahasa (what is said from what is done – menurut Labov).
5.      Analisa Wacana diarahkan kepada masalah memakai bahasa secara
fungional (functional use of language – Coulthard)9

Pendekatan Hermeneutik

Akar kata hermeneutika berasal dari istilah Yunani dari kata kerja
hermeneuin yang berarti menafsirkan, dari kata hermeneia yaitu interpretasi.
Maka kata benda hermeneia secara harfiah dapat diartikan sebagai penafsiran
yaitu interpretasi. Term ini memiliki asosiasi etimologi dengan nama dewa dalam
mitologi Yunani. Dalam mitodologi yunani ada tokoh yang namanya dikaitkan

9
http://pandinihayis.blogspot.com/2013/04/pendekatan-teks-studi-islam.html

9|5thG-PSI
dengan hermaneutika yaitu Hermes. Menurut mitos, Hermes mempunyai tugas
menyampaikan dan menjelaskan pesan-pesan Tuhan kepada manusia.10

Munculnya pendekatan hermaneutika bertujuan untuk menunjukan ajaran


tentang aturan-aturan yang harus diikuti dalam penfsiran sebuah teks masa
lampau, khususnya teks kitab suci dan teks kitab klasik (yunani dan romawi).
Hermeneutika diutuhkan karena teks merupakan simbol yang mengandung makna
ketika dilihat oleh pembaca karena pada saat itu pembaca di sudutkan pada dua
kondisi yang bersamaan yaitu akrab atau kenal (familiar) dan asing (alien) dengan
teks.11
Dalam perkembanganya hingga sekarang ini, hermeneutik minimal
mempunyai tiga pengertian:
Pertama, dapat diartikan sebagai peralihan dari sesuatu yang relatif abstrak
(ide dan pemikiran) ke dalam bentuk ungkapan–ungkapan yang konkrit (bahasa).
Kedua, terdapat usaha mengalihkan dari suatu bahasa asing yang maknanya
gelap tidak di ketahui dalam bahasa lain yang bisa di mengerti oleh pembaca.
Ketiga, ungkapan dalam bentuk yang belum jelas yang di pindahkan dalam
bentuk ungkapan yang lebih jelas.
Dalam studi hermaneutika unsur interprensi merupakan kegiatan yang
paling penting sebab interprensi merupakan landasan bagi metode hermaneutika.
Pendekatan Hermeneutik menurut F.A. Wolf memberikan interpretasi gramatikal
(aspek kebahasaan), histories (tempat dan waktu) dan retorik (semangat
kejiwaan,latar belakang,tujuan dan makna filosofis yang terkandung dalam suatu
ide).12 Salah satu yang harus dipahami adalah cara kerja interprensi bukan
dilakukan secara bebas dan semua interperenter. Kerja interpentasi harus
dilakukan dengan tertutup pada evidensi objektif yakni bertolak dari fakta bahwa
sebagian besar perbedaan ilmu sosial terdiri atas konsep tindakan. Konsep
tindakan digunakan untuk mendekripsikan tindakan yang dilakukan dengan tujuan
10
http://nasrikurnialloh.blogspot.com/2013/05/pendekatan-hermeneutik-dalam-studi-islam.html
21 November 2013
11
http://lailatulisnainiwali9.blogspot.com/2013/05/pendekatan-teks-study-islam.html 21
November 2013
12
http://pandinihayis.blogspot.com/2013/04/pendekatan-teks-studi-islam.html 20 November
2013

10 | 5 t h G - P S I
sedemikian rupa sehinga seseorang bisa bertanya apa arahnya,maksud dan
tujuannya atau tujuan yang hendak dilakukan.
Selain unsur di atas, unsur lain dalam hemeneutik yang di butuhkan pula
adalah bagaimana mengungkap makna sebuah teks asing. Teks memang
mempunyai sistem makna tersendiri dan menyuarakan sejumlah makna. Namun
teks hanyalah sebuah tulisan yang belum tentu mewakili pikiran si penulis secara
akurat. Oleh karna itu, dalam memperoleh makna yang sebenarnya dalam sebuah
teks di butuhkan perhatian secara serius untuk mempertimbangkan beberapa
variabel yang ada. Ada tiga variabel yang berperan saat proses mengartikan,
menerjemahkan, dan menafsirkan pada sebuah teks. Teks menjadi komunikatif
bila tiga variabel ini di perhatikan, yaitu the world of text, the world of author, the
world of reader.13
Dalam konteks studi Islam, hermeneutik biasanya dipahami sebagai ilmu
tafsir yang mendalam dan bercorak filosofis sementara apabila menyinggung
mengenai tafsir, orang pasti akan teringat kepada salah satu variabel dalam agama
yaitu kitab suci. Meskipun demikian operasionalisasi hermeneutik secara utuh
sering kali ditentang oleh umat Islam tradisional karena membawa tiga macam
aplikasi yang bertentangan dengan pendirian para ilmuan muslim konfensional.
Tiga macam implikasi tersebut adalah
1. Hermeneutik membawa implikasi tanpa konteks teks itu tidak berharga
dan bermakna sementara ide tradisional menyatakan bahwa makna yang
sebenarnya itu apa yang dimaksud oleh Allah.
2. Hermeneutika memberi penekatan kepada manusia sebagai perantara yang
menghasilkan makna, sementara ide tradisional menyatakan bahwa Tuhan
sebenarnya yang menganugrahkan pemahaman yang benar kepada
seseorang.
3. Ilmuan muslim tradisional telah membuat perbedaan yang tidak
terjembatani antara teks Al Qur’an serta tafsir dan penerimanya, teks Al

13
http://lailatulisnainiwali9.blogspot.com/2013/05/pendekatan-teks-study-islam.html 21
November 2013

11 | 5 t h G - P S I
Qur’an dianggap sebagai sakral sehingga makna sebenarnya tidak
mungkin bisa dicapai.
Hermeneutika Al-Qur’an merupakan istilah yang masih asing dalam
wacana pemikiran Islam. Diskursus penafsiran al-Qur’an tradisional lebih banyak
mengenal istilah al-tafsir, al-ta’wil, dan al-bayan.14

IV. KESIMPULAN
Pendekatan filologi memiliki tujuan untuk mencari bentuk mula, ekspresi
teks pada setiap masa, bahasa, budaya (hukum, sastra, teknologi). Menjadikan
naskah terbaca, tersunting, teredit (diterjemahkan dalam bahasa indonesia)
(filologi tradisinal). Mengungkapkan kandungan produk budaya masa lampau
(filologi modern).
Pendekatan semantik dalam studi Islam menitikberatkan pada bahasa dan
makna. Pendekatan ini muncul dalam kajian Islam karena dianggap sebagai salah
satu jalan untuk memahamai Islam lewat konsep dan teks yang ada pada AlQuran
yang lahir pada ranah geografis, budaya dan bahasa Arab.
Pendekatan discourse (pendekatan wacana) adalah studi tentang stuktur
pesan dalam komunikasi. Lebih tepatnya analisis wacana berhubungan dengan
aneka fungsi (pragmatik) bahasa dalam penggunaan bahasa dan kesinambungan
atau untaian wacana. Sedangkan hermeneutik dalam konteks studi Islam biasanya
dipahami sebagai ilmu tafsir yang mendalam dan bercorak filosofis sementara
apabila menyinggung mengenai tafsir, orang pasti akan teringat kepada salah satu
variabel dalam agama yaitu kitab suci.

V. PENUTUP
Demikianlah makalah “Pendekatan Teks dalam Studi Islam (Filologi,
Semantik, Discourse dan Hermeneutik)” yang dapat kami susun. Semoga
bermanfaat bagi para penulis maupun para pembaca. Kami menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh

14
M. Rikza Chamami. Studi Islam Kontemporer. (Semarang: PUSTAKA RIZKI PUTRA, 2012), Hal161

12 | 5 t h G - P S I
karenanya, kami terbuka untuk kritik dan saran yang membangun guna perbaikan
makalah dan untuk penulisan selanjutnya.

13 | 5 t h G - P S I
Daftar Pustaka

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta, 2003)


Chamami, M. Rikza. 2012. Studi Islam Kontemporer. Semarang: PUSTAKA
RIZKI PUTRA

Conolly, Peter. 2002. Aneka Pendekatan Studi Agama. Yogyakarta: LKiS.

Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka


Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PN
Balai Pustaka, Cet. 5
Nabilah Lubis. Naskah, Teks Dan Metode Penelian Filologi. 2007. jakarta:
Yayasan Media Alo Indonesia

S.O. Ribinson. Prinsip-prinsip Filologi Indonesia.1994. jakarta: Queen Victoria


ACT Australia

http://lailatulisnainiwali9.blogspot.com/2013/05/pendekatan-teks-study-
islam.html

http://pandinihayis.blogspot.com/2013/04/pendekatan-teks-studi-islam.html

14 | 5 t h G - P S I

Anda mungkin juga menyukai