Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filologi Hadis

Tentang

Hubungan dan Kedudukan Filologi di antara Ilmu-ilmu Lain

Oleh :

Rasyid Alhafizh : 2015020010

Husna Amirah : 2015020027

Sirajul Anwar : 2015020031

Agita Putri : 2115060045

M. Hafiz Alazra : 2115060035

Dosen Pengampu :

Dr. Ahmad Taufik Hidayat, MA

PROGRAM STUDI ILMU HADIST

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

2022 M/ 1443 H
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kata filologi berasal dari kata : filos dan logos. Filos-berarti : cinta,
logos berarti: kata. Jadi filologi berarti : cinta kata, senang bertutur, senang
belajar, senang ilmu, senang sastra, senang bahasa dan juga kebudayaan. Kata
filologi dalam bahasa Inggris : philology dipakai dalam pengertian terbatas
ialah studi sejarah dan penafsiran teks pada naskah-naskah lama. Dalam The
Shorter Oxford English Dictionary didefinisikan : " love of learning and
literature, the study of literature in a wide sense". Kamus Webster
mendefinisikan filologi :"the scientific study of language and their structure
and mutual relation". Dalam tradisi klasik Barat, kata filologi kemudian
diperluas artinya menjadi studi kebudayaan berdasarkan teks.

Filologi dengan ilmu lain, jika kita lihat dalam kajian filologi
tampaknya ada suatu hubungan timbal balik dan saling membutuhkan antara
satu dengan yang lainnya. Filologi dalam pengkajiannya tidak bisa terlepas
dari ilmu-ilmu bantu lainnya, begitu juga dengan illmu-ilmu yang menjadikan
naskah-naskah kuno sebagai sumber yang nominan dalam menentukan sebuah
teorinya juga tidak bisa terlepas hubugannya dengan filologi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan filologi sebagai llmu Bantu?
2. Apa-apa saja ilmu bantu dalam filologi?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat ditarik beberapa
tujuan dalam penulisan makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui apa fungsi Filologi sebagai ilmu bantu.
2. Untuk mengetahui apa-apa saja ilmu bantu dalam filologi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Filologi sebagai Ilmu Bantu

Objek filologi adalah naskah-naskah yang mengandung teks sastra


lama atau sastra tradisional. Filologi berkerja untuk memahami dan menelaah
suatu naskah. Hasil telaah itu dapat di pergunakan untuk memahami
perkembangan intelektualitas seseorang, adaat istiadat pada waktu itu dan
bahkan dapat dipergunakan oleh ilmu-ilmu lain dalam mengkaji bidangnya
masing-masing1.

Dalam pengertian penyajian teks, filologi bertindak sebagai ilmu


bantu bagi ilmu-ilmu yang mempergunakan naskah-naskah kuno sebagai
objek kajiannya. Kandungan dalam naskah lama itu beraneka ragam, jadi
filologi membantu dalam mengelompokkan sesuai dengan bidangnya. Ilmu-
ilmu lain yang menjadikan filologi sebagai ilmu Bantu ialah ilmu sastra, ilmu
sejarah, sejarah kebudayaan, ilmu hukum adat, ilmu agama, dan lain
sebagainya2.

1. Filologi sebagai Ilmu Bantu Linguistik

Untuk keperluan penelitian linguistik diakronik, ahli linguistik


memerlukan suntingan teks lama hasil kerja filologi dan mungkin juga
memerlukan kajian bahasa teks lama yang dihasilkan ahli filologi. Pada
umumnya ahli linguistik meyaakini kaum filolog dalam pembacaan teks lama.
Berdasarkan hasil kerja mereka itulah, ahli linguistik menggali dan
menganalisis seluk beluk bahasa tulis yang pada umumnya berbeda dengan

1
Iswanto, A. H. (2021). Nilai-Nilai Etika Hubungan Manusia Dengan Diri Pribadi Dalam Serat Pustaka
Wasiat. Kejawen, 1(1), 15-25.
2
Yudiafi, Siti Zahra dan Mu’jizah. 2001. Filologi. Jakarta: Universitas Terbuka .
bahasa sehari-hari. Hasil kajian ahli linguistik itu juaga dapat dimanfaatkan
oleh para peneliti teks atau naskah lama

2. Filologi sebagai Ilmu Bantu Ilmu Sastra

Begitu banyaknya jumlah teks yang bernuansa sastra dan besarnya


kecenderungan untuk menanganinya maka dalam perjalanan sejarah,
filologi pernah di pandang sebagai ilmu sastra3. Bantuan filologi terhadap
ilmu sastra terutama berupa penyediaan suntingan naskah lama dan hasil
penelaahan teks yang mungkin dapat dimanfaatkan sebagai bahan
penyusunan sejarah sastra ataupun teori sastra.

Hasil kajian dari teks lama akan sangat berguna untuk penyusunan
teori-teori ilmu sastra yang betul-betul bersifat umum.Filologi sebagai
Ilmu Bantu Sejarah KebudayaanFilologi banyak mengungkapkan
khazanah ruhaniah warisan nenek moyang, misalnya kepercayaan, adat
istiadat, dan kesenian. Melalui pembacaan atau penelaahan naskah banyak
dijumpai penyebutan / pemberitahuan unsur-unsur budaya sekarang yang
telah punah4.

Dengan memperhatikan hasil-hasil penelitian filologi mengenai


khazanah kebudayaan masyarakat, kita bisa mengetahui bagaimana
perkembangan kebudayaan pada masyarakat itu.Filologi sebagai Ilmu
Bantu SejarahNaskah-naskah nusantara yang oleh pendukungnya di
pandang berisi teks sejarah jumlahnya cukup banyak misalnya Negara
kretagama, Pararaton (naskah jawa kuna), Babad tanah jawi, babad
blambangan, babad demak, dan lain sebagainya. Naskah-naskah yang
telah ditelaah oleh para filologi dapat di manfaatkan sebagiannya sebagai
pengkajian sejarah nusantara. Selain itu, hasil-hasil kajian filologi yang

3
Akbar, Doni Wahidul, and Fitri Liza. Modul Pembelajaran Filologi. Media Sains Indonesia, 2021.
4
Muhammad Abdullah, A., Mudjahirin, T., & Muzakka, M. (2018). Pengantar Filologi.
telah di telaah dapat menjadi sumber primer dalam penelitian-penelitian
sejarah berikutnya.

Selain hal di atas, ilmu sejarah dapat juga memanfaatkan suntingan


teks jenis lain, bukan teks sastra sejarah, khususnya teks yang
menggambarkan kehidupan masyarakat yang tidak ditemukan dalam
sumber sejarah di luar teks sastra. Seperti teks “undang-undang melayu”
yang menggambarkan kehidupan masyarakat. (Yudiafi dan Mu’jizah,
2001: 1.22)

3. Filologi sebagai Alat Bantu Hukum Adat

Manfaat filologi bagi ilmu hukum adat ialah dalam penyediaan


teks. Dalam khazanah nusantara terdapat teks yang dimaksud sebagai
hukum, yang dalam masyarakat melayu disebut dengan istilah “undang-
undang”. (Lubis, 1996: 62)

4. Filologi sebagai Sejarah Alat Bantu Perkembangan Agama


Suntingan naskah yang mengandung teks keagamaan sastra kitab
dan hasil pembahasan kandungannya akan menjadi bahan yang sangat
berguna untuk penulisan sejarah perkembangan agama. Dari teks-teks
semacam itu akan diperoleh gambaran tentang perwujudan penghayatan
agama, percampuran agama-agama hindu, budha dan islam dengan
kepercayaan yang hidup dalam masyarakat nusantara.
5. Filologi sebagai Alat Bantu Filsafat

Filsafat adalah sistem berfikir menurut logika dengan bebas


sedalam-dalamnya sampai kedasar persoalan. Renungan yang bersifat
falsafi yang pernah ada pada masa lampau, antara lain dapat digali dari
warisan budaya lama dalam wujud naskah atau teks naskah lama. (Lubis,
1996: 63)
B. Ilmu Bantu Filologi

Sebagaimana kita ketahui objek dari penelitian filologi ialah naskah


yang berisikan teks-teks kuno yang merupakan karya dari pemikiran-pemikiran
masyarakat zaman dahulu. Untuk mengetahui pemikiran-pemikiran itu kita
harus menguasai ilmu-ilmu yang bersangkutan dengan teks tersebut.
Penguasaan bahasa teks tidak terlepas dari pemahaman terhadap masyarakat
penghasil karya tersebut. Dengan demikian, teks tersebut harus dilihat dari
konteks masyarakat dan bangsa yang bersangkutan.5

Berdasarkan uraian di atas, dapatlah kita ambil kesimpulan bahwa


dalam kajian filologi kita membutuhkan beberapa ilmu sebagai penunjang dan
penguat dari penelitian filologi teresebut. Seorang ahli filolog harus
menguasai kebudayaan, bahasa, dan pengetahuan dari masyarakat yang
menghasilkan karya tersebut.

1. Lingguistik
Lingguistik merupakan suatu ilmu yang mempelajari
bahasa yang berkembang dalam masyarakat dan
perkembangannya. Karena bahasa teks sangat berbeda dengan
bahasa sehari-hari masyarakat, maka seorang filolog harus
menguasai lingguistik. Linguistik pada mulanya merupakan bagian
atau cabang ilmu dari filologi yang dipakai dalam metode
penelitian filologi. Pada awal abad 20, lingguistik memisahkan diri
dan menjadi salah satu disiplin ilmu yang berkembang di Eropa.
Ada beberapa cabang linguistik yang dipandang dapat
membantu filologi, antara lain: etimologi, sosiolinguistik, dan
stilistika.
a. Etimologi yaitu ilmu yang mempelajari asal-usul dan
sejarah kata.

5
Almakki, A. (2018). Filologi (Sebuah Pendekatan Mengkaji Kitab Keagamaan). Al Qalam: Jurnal
Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan, 87-112.
b. Sosiolinguistik mempelajari hubungan dan saling
pengaruh antara perilaku bahasa dan perilaku
masyarakat.
c. Sedangkan, stilistika yaitu menyelidiki gaya bahasa
sastra, diharapkan dapat membantu penelusuran teks
asli atau yang mendekati teks asli dan dalam
penentuan usia teks. (Yudiafi dan Mu’jizah, 2001:
1.12)
2. Pengetahuan Bahasa yang Mempengaruhi Bahasa Teks

Seorang filolog dalam penelitian naskah, ia harus paham


bagaimana sebuah bahasa dapat mempengaruhi bahasa teks.
Maksudnya dalam sebuah naskah terdapat beraneka ragam teks
yang memiliki bahasa berbeda-beda, untuk itu para filolog harus
mengenal atau mengetahui bahsa mana yang telah menguasai isi
nasakah tersebut. Pengetahuan bahasa ini dapat membantu filolog
dalam memahami sebuah naskah.

3. Paleografi
Menurut Yudiafi dan Mu’jizah (2001,1.14) Paleografi
adalah Ilmu yang mempelajari tentang macam-macam tulisan
kuno. Filologi tidak hanya membahas tulisan yang berupa naskah,
tetapi filologi juga membahas tulisan yang berada di benda-benda
lainnya seperti makam, prasasti, dan uang logam.
Dalam pengkajian filologi, seorang filolog di harus
mengetahui dan mengerti akan macam-macam dan betuk tulisan
kuno yang berkembang saat itu.Paleografi biasanya bertujuan
untuk : Mengalih bahasakan naskah bertulisan kuno, supaya dapat
dibaca oleh masyarakat umum. Menerjemahkan tulisan kuno ke
bahasa yang dapat orang memahaminya. Mengkronologikan dan
mengelampokkan benda-benda bersejarah pada tempatnya.
4. Ilmu Sastra
Naskah kuno yang berkembang di nusantara pada umunya
berisi teks sastra, teks yang berisikan cerita rekaan. Untuk menkaji
teks seperti itu diperlukan metode pendekatan yang sesuai dengan
objeknya, yaitu metode pendekatan ilmu satra.
Pendekatan ilmu sastra yang dipakai dalam pengkajian
naskah-naskah yang berisikan teks sastra ialah :
a. Pendekatan mimetik, pendekatan yang menonjolkan
aspek referansial, acuan karya sastra, dan kaitannya
dengan dunia nyata.
b. Pendekatan pragmatik, pendekatan yang menojolkan
pengaruh karya sastra terhadap pembaca.
c. Pendekatan ekspresif, pendekatan yang menonjolkan
penulis karya sastra sebagai penciptanya.
d. Pendekatan objektif, pendekatan mementingkan karya
sastra sebagai struktur otonom, lepas dari latar belakang
sejarahnya. (yudiafi dan mu’jizah, 2001: 1.17).

Selain empat dari pendekatan di atas, baru-baru ini ada satu


lagi pendekatan yang dibahas oleh para sastrawan modern,
pendekatan reseptif, pendekatan ini menitikberatkan kepada
tanggapan pembaca atau penikmat sastra.

5. Pengetahuan tentang Agama


Selain naskah yang berisikan teks sastra, naskah-naskah
lainnya yang berkembang di nusantara ialah naskah yang berisikan
teks agama (Islam, Budha dan Hindu). Untuk memahami teks-teks
yang berbau keagamaan seorang filolog harus menguasai seluk
beluk agama yang memiliki naskah tersebut. Dalam penelitiannya,
filolog memakai metode pendekatan agama.
6. Sejarah Kebudayaan
Dalam pengkajian secara historis terhadap karya-karya
lama diperlukan pengetahuan sejarah kebudayaan. Lewat sejarah
kebudayaan dapat diketahui pertumbuhan dan perkembangan
unsur budaya suatu bangsa. Unsur budaya yang erat kaitannya
dengan perkembangan karya sastra nusantara antara lain sistem
kemasyarakatan, kesenian, ilmu pengetahuan, dan agama. Kita
mempelajari kebudayan suatu masyarakat untuk mengetahui
seberapa jauh pemahaman masyarakat pada waktu itu dalam
menuliskan pemikirannya dalam sebuah karya tulisan (naskah).

7. Antropologi
Telah dijelaskan di muka bahwa penggarapan naskah tidak
dapat dilepaskan dari konteks masyarakat dan budaya yang
melahirkannya. Untuk itu seorang filologdapat memnfaatkan hasil
kajian atau metode antroplogi sebagai ilmu yang objek
penyelidikannya manusia dari segi fisiknya, masyarakatnya dan
kebudayaannya. Masalah yang bersangkutan dengan antropologi
antara lain adanya sikap masyarakat dalam pemeliharaan naskah
tersebut, apakah masyrakat menganggapnya sebagai benda kramat
atau tidak. (Yudiafi dan Mu’jizah, 2001: 1.20)
Dalam perkembangan antroplogi, pada abad ke-20, folklor
memisahkan diri dari cabang ilmu antroplogi. Folklor merupakan
ilmu yang mempelajari tentang bahasa lisan dan upacara-upacara
yang dianggap kramat oleh masyarakat. Bahasa lisan yang menjadi
objek bagi folklor sangat membantu filolog dalam memahami dan
mempelajari bahasa lisan suatu masyarakat.
8. Folklor

Folklor sebagai bagian dari ilmu antropologi, hampir


menyentuh setiap aspek kehidupan masyarakat tradisional. Folklor
telah ada sejak abd ke-19. Unsur budaya yang dirangkumnya secra
garis besar dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu
golongan unsur budaya yang materinya bersifat lisan dan golongan
unsur budaya yang bersifat upacara. Termasuk golongan pertama,
antara lain: mitologi, legenda, cerita asal-usul, dongeng, dan lain-
lain. Termasuk kelompok dua antara lain: upacara-upacara yang
mengiringi kelahiran, perkawianan, dan kematian. (Lubis, 1996:
60).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan tentang ilmu bantu filologi dan filologi sebagai ilmu
bantu di atas. Pemakalah dapat menarik suatu kesimpulan:

a. Filologi sebagai Ilmu Bantu


Adapun ilmu-ilmu yang membutuhkan filologi dalam
kajiannya adalah linguistik, ilmu sastra, sejarah kebudayaan, sejarah,
hukum adat, filsafat, dan lai sebagainya. Dimana ilmu tersebut tidak
dapat berdiri sendiri, dalam artian membutuhkan Ilmu Filologi.
b. Ilmu Bantu Filologi
Adapun ilmu yang dibutuhkan filologi dalam kajiannya seperti,
linguistik, ilmu sastra, antropologi, sejarah kebudayaan, paleografi,
folklor, pengetahuan tentang agama, dan lain-lain.
B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh


karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca senantiasa pemakalah
harapkan, yang nantinya dapat djadikan sebagai titian usaha perbaikan lebih
lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Muhammad. "Pengantar Filologi." (2021).


Akbar, Doni Wahidul, and Fitri Liza. Modul Pembelajaran Filologi. Media Sains
Indonesia, 2021.
Almakki, A. (2018). Filologi (Sebuah Pendekatan Mengkaji Kitab Keagamaan). Al
Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan, 87-112.
Iswanto, A. H. (2021). Nilai-Nilai Etika Hubungan Manusia Dengan Diri Pribadi
Dalam Serat Pustaka Wasiat. Kejawen, 1(1), 15-25.
Lubis, Nabilah. 1996. Naskah, Teks dan Metode Penelitian Filologi. Jakarta: Forum
Kajian Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab IAIN Syarif
Hidayatullah.

Muhammad Abdullah, A., Mudjahirin, T., & Muzakka, M. (2018). Pengantar


Filologi.
Yudiafi, Siti Zahra dan Mu’jizah. 2001. Filologi. Jakarta: Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai