Anda di halaman 1dari 28

NASKAH-NASKAH JUNGJANG DAN KAJIAN TEKS WASIAT SANG

WALI
Muhamad Mukhtar Zaedin
Rumah Budaya Pasambangan Jati (mukhtar.rn@yahoo.com)

Abstract
The paper discusses one ancient manuscript stored by the Rumah Budaya
Pasambangan Jati; Wahosan Bujang Genjong. Manuscript in the form of the tembang
macapat tells about the figure of Bujang Genjong and Rara Gonjeng who in love. The
requirement of "understanding of true knowledge" to apply for the young woman to
propose the girl, in fact bringing him deeper into the nature of Sufism. In this text,
Bujang Genjong is very excited to get something make him pride. The textual
representation of the adventures of the youth in the pursuit of ilmu manunggal further
refers to an image of the risks and responsibilities that must be borne by everyone to
achieve his happiness. Culturally, what can be seen from the content of this
manuscript is a culture of pre-marriage which, when viewed from the side of the
prospective wife, can draw conclusions about the capacity and sincerity of her future
husband. And from the prospective husband, forming the ability and fortitude to the
ways and stages that must be lived and championed.
Keywords: manuscript, tasawwuf, ilmu sejati, unity (kemanunggalan)

Abstrak
Tulisan ini membahas tentang satu naskah kuno yang disimpan oleh rumah budaya
Pasambangan Jati; Wahosan Bujang Genjong. Manuskrip yang berbentuk tembang
macapat ini bercerita tentang sosok Bujang Genjong dan Rara Gonjeng yang dimabuk
asmara. Syarat “memahami ilmu sejati” untuk melamar yang diajukan sang pemudi
kepada pemuda, ternyata membawanya semakin tenggelam dalam alam tasawuf.
Dalam teks bertembang tengahan tersebut, Bujang Genjong sangat bersemangat untuk
mendapatkan sesuatu yang menjadi kesenangan dan kebanggaannya. Penamsilan teks
terhadap petualangan sang pemuda dalam pencarian ilmu manunggal lebih
menunjukkan kepada gambaran atas resiko dan tanggungjawab yang harus di pikul
oleh setiap orang untuk mendapatkan kebahagiaannya. Secara kultural, apa yang bisa
dilihat dari kandungan naskah ini adalah budaya pra-pernikahan yang apabila dilihat
dari sisi calon isteri, dapat mengambil kesimpulan tentang kapasitas dan kesungguhan
dari calon suaminya. Dan dari sisi calon suami, membentuk kesanggupan dan
ketabahan terhadap cara dan tahapan yang harus dijalani dan diperjuangkan.
Kata Kunci: manuskrip, tasawuf, ilmu sejati, kemanunggalan

A. Pendahuluan berbagai ungkapan pikiran dan


Manuskrip atau naskah kuna perasaan sebagai hasil budaya
adalah sebuah kekayaan intelektual bangsa masa lampau1, yang masih
yang berperan sebagai media memberikan informasi menarik dan
penyampai terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan pengetahuan, adat-
1
istiadat, kebudayaan, dan Elis Suryani, Filologi, (Bogor: Ghalia, 2012),
h. 7.
keagamaan. Manuskrip mengandung

28
patut untuk dijadikan bahan beliau untuk mengajar kepada murid-
penelitian oleh berbagai kalangan, muridnya.
terutama oleh kalangan akademisi. Dunia tasawuf telah banyak
Karena, naskah merupakan salah melahirkan tokoh-tokoh besar Islam
satu sumber primer paling otentik yang sangat berpengaruh dalam
yang dapat mendekatkan jarak masa sejarah Islam. Tasawuf merupakan
lalu dan masa kini.2 usaha untuk mencapai pembebasan
Penelitian terhadap teks naskah pribadi lewat tauhid sejati. Tandas
wasiat Ruslan yang dikomentari oleh Hans Heinrich Schaeder dalam
Ruknuddin Abdul Quddus al-Husain kesimpulannya tentang pokok ajaran
dan Abu Zakaria al-Anshari ini tasawuf.3 Sebuah kesimpulan yang
hanyalah sebuah penelitian kecil tepat dan sesuai dengan penelitian
yang berfokus pada salah satu dari ini. Para ahli tasawuf, di samping
karya salah seorang tokoh tasawuf, sebagai pejuang dan bahkan menjadi
salah satu karya seorang wali yang tokoh sentral dalam pergerakan
bernama Ruslan. Naskah ini melawan cengkeraman kekuasaan
ditemukan di daerah Desa Jungjang penjajah di negeri mereka, mereka
yang termasuk ke dalam Kecamatan juga berperan sebagai pejuang dalam
Arjawinangun Kabupaten Cirebon bidang penulisan karya-karya islami
dari salah satu pondok pesantren yang sangat produktif. Banyak sekali
yang sudah tidak aktif lagi. Jadi, buku-buku yang ditulis oleh mereka
penelitian ini merupakan salah satu dan buku-buku tersebut masih laris
usaha untuk mengabadikan ajaran dan menjadi pegangan hingga kini
dan wasiat-wasiat beliau. Beliau seperti buku Ihya Ulumuddīn kara al-
adalah al-Syekh al-Wali Ruslan dari Ghazali, Futūhāt al-Makkiyah karya
Damaskus, seorang wali yang sangat Ibnu Arabi, dan Risalah Qusyairiyah
mashur dan penuh wibawa. Ilmunya karya Imam al-Qusyairi. Buku-buku
yang cukup mendalam terlihat dari tersebut sekalipun sudah berabad-
wasiat-wasiat beliau yang ada dalam abad akan tetapi terus menjadi
catatan penelitian ini. Beliau adalah pembahasan dan penelitian para ahi
salah satu tokoh tasawuf yang hingga saat ini, baik dalam teks yang
memiliki banyak murid dan naskah sudah dicetak atau pun teks-teks
ini adalah salah satu peninggalan
2
Oman Fathurrahman, dkk, Filologi dan Islam
3
Indonesia, (Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Annemarie Schimmel, Mystical Dimensions
Puslitbang Lektur Keagamaan – Departemen of Islam, (Carolina: University of North
Agama Republik Indonesia, 2010), hlm. 3. Carolina Press, 1975), h. 27.

Tamaddun, Vol. 6, No. 1, Januari – Juni 2018


29
yang masih dalam bentuk manuskrip pun berbagai pendekatan lainnya tak
(naskah kuna). pelak akan memberikan kontribusi
sejarah sosial-intelektual Islam5 di
Hal itu tidak aneh karena
berbagai wilayah dan daerah yang
wujud kekayaan intelektual Islam
menjadi objek penelitian tersebut.
yang berkembang di masing-masing
wilayah di dunia melayu Indonesia Naskah menjadi penting
tersebut dan yang diwarisi secara manakala sebuah penelitian tentang
turun temurun juga sangat beragam. paham, sejarah, dan kebudayaan
Dan salah satunya yang cukup tidak bisa diperoleh data yang
menonjol adalah warisan kekayaan memadai dilapangan baik dari
intelektual dalam bentuk naskah- atrefak, pelaku sejarah, dan hal-hal
naskah tulisan tangan (manuscript). lain yang berhubungan dengan
Di hampir semua wilayah yang disiplin penelitian sebuah masalah.
pernah menjadi sentra peradaban Karenanya penelitain dan kajian ini
Islam melayu Indonesia, naskah- dilakukan untuk mendorong para
naskah keagamaan yang ditulis akademisi agar melirik ke arah
dalam bahasa dan aksara Arab atau sumber asli yang otentik dan masih
bahasa dan aksara lokal tersebut tersebar di tengah masyarakat.6
masih banyak dijumpai.4 Model penelitian dan kajian naskah
ini tentunya merupakan sebuah
Penulisan dan penelitian terkait
kontribusi penting, tidak saja dunia
naskah-naskah kuna akan terus
filologi sendiri melainkan bagi dunia
berkembang sejalan dengan
akademik secara keseluruhan.
berkembangnya minat dan wawasan
Bahkan, tidak berlebihan kiranya
masyarakat dalam berbagai
kalau pendekatan filologis yang
keilmuan. Naskah-naskah kuna,
disertai dengan analisis sejarah
secara teks dan konteks, bisa didekati
sosial-intelektual Islam ini akan
dengan berbagai penelitian dan
menjadi semacam trend, khusunya di
kajian dengan menggunakan
kalangan mahasiswa dan para
berbagai metodenya yang berbeda.
peneliti Perguruan Tinggi Islam
Karena, kajian atas naskah-naskah
semisal Universitas Islam Negeri
keagamaan tersebut, baik melalui
pendekatan filologis, sejarah, atau 5
Oman Fathurahman, Tarekat Syattariyah di
Minangkabau: Teks dan Konteks (Shattariyyah
4 Order in Minangkabau: Text and Context),
Oman Fathurrahman, dkk, Filologi dan Islam
(Jakarta: Prenada, EFEO, PPIM, KITLV, dan
Indonesia, (Jakarta: Badan Litbang dan Diklat
Total Indonesie, 2008), h. 9.
Puslitbang Lektur Keagamaan, Departemen
6
Agama Republik Indonesia, 2010), hlm. 9. Lihat, Suryani, Op.Cit, h. 7.

30
(UIN) atau Institut Agama Islam hasil kegiatan pendataan dan
Negeri (IAIN), seiring dengan pengkodean dapat disimpulkan
semakin terbukanya informasi bahwa jumlah naskah-naskah yang
keberadaan naskah-naskah ditemukan itu mencapai 90 buah
keagamaan Nusantara melalui judul dengan jumlah halaman, jenis
penyusunan katalog naskah, dan alas, tema, dan ukuran naskah yang
semakin digemarinya kajian Islam berbeda.
lokal Indonesia.7 Dari 90 judul manuskrip yang
Secara kebetulan, pada tanggal ditemukan, beberapa diantaranya
5 Juli 2011, sekelompok anggota dapat disajikan dalam sebuh tabel –
Pengguron Lam Alif Cirebon yang di yang diringkas dari Katalog Naskah
pimpin oleh Drh. H. R. Bambang Koleksi Pusat Konservasi dan
Irianto, BA diantaranya Muhamad Pemanfaatan Naskah Klasik Cirebon
Mukhtar Zaedin, Irman Rahmat, tahun 2012. Ringkasan ini terdapat
Muhammad Shubchan, dan yang lain dalam lampiran tulisan ini.
menemukan setumpuk naskah yang
bersisi berbagai informasi tentang
B. Naskah dan Teks
kebudayaan dan keagamaan. Naskah dan teks sering
Naskah-naskah tersebut ditemukan dipertukarkan secara serampangan
di sebuah desa yang dekat dengan oleh sebagian orang yang tidak bisa
pasar, yaitu Desa Jungjang, memahami antara teks dan naskah
Arjawinangun, Kabupaten Cirebon. sehingga pembahasan menjadi sulit
Naskah-naskah temuan dicerna, pada saat menguraikan teks
tersebut kemudian disimpan di Pusat yang ada dalam naskah. Mereka
Konservasi dan Pemanfaatan Naskah masih beranggapan bahwa teks
Klasik Cirebon, Jl. Gerilyawan No. adalah naskah itu sendiri, atau
04 Kelurahan Drajat Kecamatan dengan kata lain bahwa naskah sama
Kesambi Kota Cirebon, dan menjadi dengan teks.
milik Pengguron Lam Alif Cirebon. Menurut Oman Fathurrahman,
Kemudian naskah-naskah tersebut jika naskah merujuk pada bundel
telah dilakukan konservasi sederhana fisik dokumen kuna yang sedang kita
dari penataan naskah hingga diskusikan, maka teks adalah apa
digitalisasi pada tahun 2011 dan yang terkandung di dalam dokumen
tahun 2012. Dari jejak-jejak dan (naskah) tersebut,8 yang teks itu

7 8
Fathurahman, Op. Cit. 2008. Fathurahman, 2010, h. 6.

Tamaddun, Vol. 6, No. 1, Januari – Juni 2018


31
kandungan isinya bisa sama dengan satu dengan yang lain. Hal ini bisa
yang ada dalam dokumen yang lain, dilihat dari hasil syarah yang
baik di wilayah Cirebon atau pun di dilakukan oleh Ruknuddin Abdul
Nusantara. Qudus al-Husain dengan hasil
syarah yang dilakukan oleh Abu
Satu teks yang sama bisa saja
Zakaria al-Anshari dalam
ada pada beberapa naskah yang
memberikan komentar terhadap
berbeda dalam wilayah atau pun
matan Risalah Ruslan. Perbedaan itu
tempat yang berbeda. Hal ini tidak
akan dibahas kemudian pada bab
aneh ketika melihat teks al-Quran
selanjutnya.
yang bersebaran di seluruh dunia.
Teks merupakan sebuah tema yang Secara umum, syarah atau
ada dalam satu naskah, bahkan satu hāsyiyah ditulis karena pengarang
naskah bisa memiliki beberapa teks (baca: pengarang syarah atau
yang berlainan tema semisal satu hāsiyah, dan bukan perasaan
naskah terdiri dari beberapa teks pengarang matan, kecuali pengarang
yang isinya terdiri dari doa-doa, syarah atau hāsyiyah dan matan itu
fikih, tahudi, dan tasawuf. Pun dalam satu orang yang sama) merasa bahwa
naskah Jungjang ini, di bagian akhir cakupan diskusi yang terdapat dalam
naskah, ada tema fikih dengan teks matan dirasa tidak memadai,
yang berjudul Syarah Fath al-Qarīb terutama bagi kelompok pembaca
yang di karang oleh Ibnu Syuja‟. tertentu yang membutuhkan
penjelasan lebih terperinci dan
Selain itu, khususnya dalam
mendalam yang dapat mengurai teks
tradisi tulis dan inteletual Arab –
matan dari segi tata bahasa, tata
Islam, teks sesunggunya juga
makna, dan maksudnya yang
dibedakan kembali menjadi matan
dikehendaki oleh penulis matan.9
(matan), komentar (syarah), dan
penjelasan (hāsyiyah). Matan adalah Risalah Wali Ruslan
teks dasar utama dalam sebuah merupakan teks tasawuf yang diberi
naskah yang, dalam berberapa kasus, komentar (syarah) oleh dua orang
menjadi landasan bagi seorang pengarang syarah yang bernama
pengarang, bisa penulis matan itu Ruknuddin Abdul Quddus al-Husain
sendiri atau orang lain, untuk dan Abu Zakaria al-Anshari. Syarah
menulis karya berupa syarah atau yang ditulis oleh Rukunuddin Abdul
hāsyiyah atasnya matan tersebut. Quddus al-Husain diberi nama
Model dan metode penulisan syarah
bagi setia pengarang bisa berbeda 9
Fathurahman, 2010, 7.

32
Majmaul Bahrain (Pertautan Dua dijatuhkan pada naskah Jungjang
Samudra) dan sedangkan syarah yang berkode MDLA-AWN-01A.
yang ditulsi oleh Abu Zakaria al- Adapaun identifikasi singkat
Anshari diberi nama Fath al- terhadap naskah Jungjang yang
Rahman (Gapura Sang Maha berkode MDLA-AWN-01A
Pengasih). terlampir pada bagian akhir tulisan.
Kedua teks syarah tersebut,
jika melihat nama pengarangnya, C. Teks Tasawuf di Tempat Lain
berada pada tempat yang berbeda Saleh Partaonan Daulay telah
dan pada masa yang berbeda pula. meneliti teks Tāj al-Salātin karya
Akan tetapi, penelitian ini tidak Bukhari al-Jauhari koleksi
cukup waktu untuk menelusuri Perpustakaan Nasional Republik
keberadaan tempat dari kedua Indonesia. Teks naskah dengan tema
pengarang syarah tersebut. Namun tasawuf berjudul Tāj al-Salātin ini
demikian, kedua syarah itu ada pada ada lima naskah di Perpustakaan
satu naskah Jungjang milik Nasional Republik Indonesia.
Pengguron Lam Alif Cirebon yang Sementara perpustakaan keraton
disimpan di Pusat Konservasi dan Kesultanan Yogyakarta memiliki
Pemanfaatan Naskah Klasik Cirebon. teks naskah Tāj al-Salātin sebanyak
tujuh buah naskah. Selanjutnya
Pusat Konservasi dan
Daulay memberikan penjelasan
Pemanfaatan Naskah Klasik Cirebon
bahwa teks tasawuf dengan judul Tāj
sebagai tempat penelitian,
al-Salātin yang ada di Perpustakaan
sebenarnya memiliki koleksi
Nasional Republik Indonesia diberi
manuskrip lebih dari 150 judul yang
nomor dengan kode; Br. 394, Ml. 22,
tentu saja dapat memakan waktu
W. 65, Ml. 540a, dan Ml. 540b.
yang terlalu lama untuk teliti. Dari
Sementara Daulay menjelaskan
asal-usul manuskrip yang ada,
bahwa naskah teks Tāj al-Salātin
penelitian ini akan difokuskan pada
yang berada di perpustakaan kertaon
koleksi yang berasal dari temuan
Kesultanan Yogyakarta diberi nomor
para anggota Majelis Dzkir Lam Alif
dengan kode; W. 288, W. 298, W.
Cirebon, seperti yang sudah
290, W. 291, W. 291a, W. 291b, dan
disebutkan yaitu naskah Jungjang.
W. 291c.10
Kemudian setelah diketahui
tema-tema yang ada dalam naskah-
naskah Jungjang tersebut (seperti
dalam tabel), selanjutnya pilihan 10
Daulay, 2011: 69-70.

Tamaddun, Vol. 6, No. 1, Januari – Juni 2018


33
Dalam jurnal lektur keagamaan Sebelumnya Oman
vol. 4, no. 1, tahun 2000, Zulfikri Fathurrahman telah melakukan
memaparkan hasil penelitiannya penelitian untuk disertasi di Fakultas
dengan judul Dimensi Ajaran Ilmu Budaya (FIB) yang selesai
Tasawuf al-Palimbani dalam Kitab ditulis pada tahun 2003 terhadap
Sair al-Sālikīn dan Hidāyah al- sumber-sumber tertulis tentang
Sālikīn. Dalam penjelasannya, tarekat Syatariyah, bagian dari
Zulfikri menekankan pembahasan tasawuf, yang kemudian hasil
dimensi ajaran tasawuf al-Palimbani penelitian disertasinya diterbitkan
yang berkaitan dengan ajaran-ajaran pada tahun 2008 dengan judul
Ibnu Arabi dan al-Ghazali. Zulfikri Tarekat Syatariyah di Minangkabau,
tidak sempat memaparkan ajaran yang dalam penelusuran yang
tasawuf yang lain selain wahdatul dilakukan olehnya sempat
wujud yang dibahas dari awal hingga menyebutkan naskah-naskah kuna
akhir. Mungkin menurut Zulfikri yang berhubungan dengan tarekat,
bahwa wahdatul wujud merupakan satu ban atau bagian dari tasawuf,
dimensi ajaran tasawuf yang yang ada di Cirebon. Naskah itu
pokok.11 adalah milik Drh. H. R. Bambang
Irianto, BA atau salah satu koleksi
Zulkarnain Yani melakukan
yang dimiliki oleh Pusat Konservasi
penelitian terhadap naskah al-
dan Pemanfaatan Naskah Klasik
„Urwah al-Wusthā karya al-
Cirebon.13 Dalam penelitian yang
Falimbani yang menitik beratkan
dilakukannya tentang Tarekat di
pada pembahasan tradisi ritual
Minangkabau, Oman Fathurrahman
Tarekat Samaniyah di Palembang.
masih sempat menyinggung tentang
Hasil penelitian ini kemudian diedit
naskah tasawuf bidang tarekat yang
oleh Oman Fathurrahman dan
ada di Cirebon.
diterbitkan pada tahun 20011 oleh
Penamadani Jakarta dengan judul al- Baru-baru ini telah dilakukan
Urwah al-Wusthā Karya al- penelitian terhadap naskah tasawuf
Falimbani: Tradisi dan Ritual yang ada di Keraton Kacirebonan
Tarekat Sammaniyah di yang berjudul Lajang Kawroeh Bab
12
Palembang. Kabatinan yang dalam kolofonnya
naskah tersebut berjudul Hill al-
Rumūz wa Mafātih al-Kunūz yang
11
(Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 4, No. 1, ditulis oleh Ibnu Arabi dan telah
2000).
12 13
(Yani, 2011). Fathurahman, 2008, 93-96.

34
dicetak oleh Rumah Budaya Hill al-Rumūz wa Mafātih al-Kunūz
Nusantara Pesambangan Jati Cirebon karya Ibnu Arabi ini dapat disajikan
tahun 2013 dengan judul Pustaka sebagai berikut:
Keraton Cirebon: Pembuka Rumus “Di dalam teksnya sendiri
dan Kunci Perbendaharaan. Naskah berjudul “Hill al-Rumūz wa Mafātīh
tasawuf ini diterbitkan dengan edisi al-Kunūz: Pembuka Rumus dan
khusus dalam bentuk alih aksara, Kunci Perbendaharaan, yang
alih bahasa, dan edisi faksimile. merupakan hasil terjemahan
Menurut keterangan yang diperoleh,
(translasi) dan alihaksara
pengedisian naskah kuna milik (transliterasi) dari Naskah Keraton
Keraton Kacirebonan dalam tiga Kacirebonan, yang berbahasa dan
format ini dimaksudkan untuk beraksara Arab, berharkat, dan
memberikan informasi yang utuh bermakna Gandul (Glosari
dalam memberikan gambaran ajaran Antarbaris).
tasawuf dalam berbagai teks bahasa
yang masing-masing bahasa itu Sebuah nama, baik nama buku
memiliki para penggunanya sendiri. ini atau pun nama naskah aslinya,
Pengedisian teks naskah tasawuf memberi kunci kepada kita untuk
dengan judul Hill al-Rumūz wa memasuki kekayaan inteletual,
Mafātih al-Kunūz milik Keraton spiritual, dan virtual, yang luar biasa
Kacirebonan ini dilakukan oleh dari seorang Ibnu Arabi, yang dapat
Muhamad Mukhtar Zaedin dan Dr. menyadarkan betapa emosi dan
Harapandi Dahri, M.Ag. Dalam kata kecerdasan harus terus
sambutan dan pengantar edisi naskah dikembangkan dan ditumbuhkan
ini dapat dipahami bahwa refersensi untuk mencapai kesempurnaan
untuk sebuah kajian tasawuf – pengetahuan. Jika pun kesempurnaan
terutama teks tasawuf yang itu merupakan kemustahilan bagi
berhubungan dengan paham makhluk yang bernama manusia,
wahadatul wujud, dalam bererapa setidaknya kita dapat
kasus – dipandang masih sangat mengembangkan diri dalam akal
kurang. Banyak alasan yang (intelektual), hati (virtual), dan rasa
dikemukakan untuk menguatkan (spiritual) untuk lebih mendekati
betapa pentingnya pengedisian tujuan penciptaannya, yaitu seorang
naskah tasawuf yang masih kaya di yang baik, muhsin. Dengan kata lain,
wilayah Cirebon. menjadi orang yang berihsan seperti
yang diamanatkan dalam hadis nabi
Dalam pembukaan yang ditulis yang terkenal dan sahih,
di dalam edisi teks naskah tasawuf

Tamaddun, Vol. 6, No. 1, Januari – Juni 2018


35
Anta‟budallāha ka annaka taraāhū, takwilan yang penuh dengan ide
fain lam takun tarāahu, fa innahū khas dan cemerlang.
yarāka. Yang artinya: bahwasanya Dengan kecerdasan hatinya,
kamu menyembah Allah swt seolah- Ibnu Arabi membukakan tabir tipis
olah kamu melihat-Nya, jika pun yang menghalangi jiwa kita dengan
kamu tidak mampu melihat-Nya, tuntunan dzikir “hū” yang
sesungguhnya Dia melihatmu. diajarkannya. Dengan kecerdasan
Dari sinilah, hampir semua sufi rasanya, Ibnu Arabi merobohkan
itu mengawali pemikirannya untuk dinding sir dengan kidung cinta dan
menggarap proyek revitalisasi syair fana yang ditembangkan pada
kesucian hati sufi dengan takhalli, setiap penutupan pembahasan dan di
meruntuhkan bangunan dosa yang akhir setiap pasal. Sebuah kidung
telah lapuk dan koyak. Sehingga yang memang penuh pujian terhadap
tercapailah tahalli, berhias kebaikan, cinta yang agung. Agung karena
seperti yang telah diamanahkan oleh objek cintanya adalah Allah Yang
hadis tersebut untuk tegak dan Maha Agung.
kokohnya kerajaan hati insani, yaitu Naskah dengan judul ini adalah
manusia yang berihsan, penuh naskah tunggal yang ada di
kebaikan hakiki. Nusantara. Sehingga naskah ini
Dalam naskah ini, dengan menjadi naskah yang unik (Codex
kecerdasan akalnya, Ibnu Arabi, Unicus) karena tidak ditemukan di
mampu menggugah pemahaman kita tempat lain, selain di Keraton
terhadap ayat dan hadis yang selama Kacirebonan. Karena keunikannya
ini telah diterjemahkan secara takwili itulah, naskah ini mendapatkan
dan ditafsiri secara konvensional perhatian untuk segera diterbitkan
melalui aturan penafsiran yang baku. dalam bentuk alih aksara dan alih
Sehingga, penafsiran yang dilakukan bahasa.
oleh Ibnu Arabi terhadap hadis dan Buku ini dapat menjadi
ayat yang ada di dalam naskah ini rujukan pokok bagi para peneliti
memberikan gedung perbendaharaan tasawuf, para peneliti wahdatul
makna yang betul-betul wujūd, dan para peneliti Ibnu Arabi
melapangkan intelektual, yang selama ini masih merasa
mencerahkan spiritual, dan kekurangan dalam hal referensi yang
menegaskan virtual yang kaya dan otentik dan langsung dari sumber
segar dengan penafsiran dan aslinya.

36
Hal ini akan menjadi pintu menarik untuk dilakukan untuk
yang amat luas dan lebar bagi kita memperkaya informasi yang
untuk memasuki ranah dan alam dibutuhkan oleh para akademisi,
tasawuf, terutama wahdatul wujūd, peneliti, dan masyarakat umum atau
yang menjadi motor pergerakan para masyarakat pengguna teks-teks
wali dalam penyebaran Islam di tasawuf sebagai penguat informasi
Nusantara. Jika Syekh Siti Jenar perkembangan Islam di Indonesia
dengan wahdatul wujūdnya menuai bagi penulisan sejarah dan pemikiran
„petaka‟ di ujung keris milik Sunan intelektual Islam di Nusantara.
Gunungjati, maka buku ini Tasawuf merupakan hal yang pokok
mengisahkan tentang „petaka‟ yang dalam ajaran Islam, hal ini ditandai
dialami oleh Syekh Manshur al- dengan tokoh-tokoh yang menjadi
Hallaj di Baghdad. Sebuah kisah pergerakan Islam di Nusantara dan
yang dapat menguras seluruh Jawa yang selalu diidentikkan
kemampuan kita untuk berfikir dengan para ahli tasawuf. Bahkan
tentang kebenaran dan kesesatan dari tokoh besar dunia Islam yang sering
suatu aliran dan paham dalam Islam. disebut-sebut oleh sebagian kalangan
umat Islam di Indonesia dalam
Bagaimana Ibnu Arabi melihat
berbagai ritual dan upacara
pengadilan wahdatul wujūd terhadap
keagamaan yang bernama Syekh
Syekh Manshur al-Hallaj, yang
Abdul Qadir al-Jailani adalah
mungkin bisa dianalogikan untuk
seorang ahli tasawuf. Bahkan
kasus Syekh Siti Jenar? Bagaimana
beberapa naskah kuna di Museum
Ibnu Arabi memandang kebenaran
Sri Baduga ada yang berisi tentang
dan kesesatan dalam masalah ini?
manaqib Syekh Abdul Qadir al-
Dimana posisi pemikiran Ibnu Arabi
Jailani. Teks manaqib Syekh Abdul
dalam wahdatul wujūd? Dan apakah
Qadir al-Jailani ini sebuah bukti
wahdatul wujūd itu? Rasanya kita
perlu membaca buku ini dengan yang nyata atas pentingnya tasawuf
dalam kehidupan beragama sebagian
berulang kali guna menemukan
besar masyarakat Jawa Barat, dan
jawaban yang kita harapkan, karena
mungkin Nusantara pada masa
sebenarnya pengetahuan kita tentang
lampau.
masalah ini bagai sebutir debu halus
yang terbang dihembus angin. Tasawuf yang pada awalnya
merupakan sebuah kesadaran
Rasanya penelitian dan kajian
tentang tasawuf yang ada dalam teks terhadap Kenyataan Tunggal, yang
mungkin disebut kearifan, cahaya,
naskah-nsakah Cirebon masih sangat

Tamaddun, Vol. 6, No. 1, Januari – Juni 2018


37
cinta, atau nihil.14 Yang kemudian dan “dan hanya kepada Engkaulah
ajarannya terus menerus berkembang kami meminta pertolongan” itulah
mencangkup masalah-masalah yang hakikat.16
dibahas dalam ilmu fikih. Hal ini Dalam bagian yang lain, Ibnu
tidak mengherankan karena Ibnu Arabi memaknai tasawuf ini dengan
Arabi pun, sebagai salah satu tokoh kedekatan. Kedekatan hamba
yang terkemuka dalam tasawuf dan kepada-Nya itu ada tiga tingkatan;
juga al-Ghazali, menyatukan kedekatan pertama adalah kedekatan
keduanya, tasawuf dan fikih, dalam
badan, yaitu dengan amal. Kedekatan
praktek ritual dan ibadah yang biasa kedua adalah kedekatan hati dengan
dilakukan oleh umat Islam sehari- membenarkan dan iman. Kedekatan
hari. Hal ini, karena setiap syariat ketiga adalah dengan ruh dengan
tanpa hakikat baginya adalah menyatakan dan ihsan. Kemudian al-
kosong, dan setiap hakikat yang Haq, Allah swt, adalah Yang
tanpa syariat bersamanya adalah Terdekat pada biji mata manusia dari
batal.15 manusia itu sendiri dan lebih lekat
Selanjutnya Ibnu Arabi dari selaput matanya, berada pada
merinci batasan antara tasawuf dan setiap ruang17, yang dalam bahasa
fikih, dalam istilah Ibnu Arabi hadis disebut dengan ihsan, bahwa
disebut dengan syariat dan hakikat, yang dimaksud dengan ihsan yaitu
dengan penjelasan definitif, yaitu bahwa kamu menyembah Allah
syariat adalah mendirikan segala seakan-akan akamu melihat-Nya dan
perintah, dan hakikat adalah jika kamu tidak melihat-Nya maka
menyaksikan Yang Maha sesungguhnya Dia melihatmu
Memerintah. Syariat dan hakikat itu (Mutafaqun „Alaih, Hadis Shahih).
dikumpulkan oleh dua kalimat, yaitu Jadi tasawuf merupakan ruh
firman Allah swt: “Hanya untuk menghidupkan ibadah yang
Engkaulah yang Kami sembah, dan dijalankan oleh umat Islam dalam
hanya kepada Engkaulah kami mengamalkan ajaran agamanya agar
meminta pertolongan.” (Surat al- selalu merasa diawasi dan dekat
Fatihah, ayat 5) “Hanya Engkaulah
yang kami sembah”, itulah syariat
16
Ibnu Arabi, Pustaka Keraton Cirebon:
Pembuka Rumus dan Kunci Perbendaharaan,
14
Schimmel, h. 3. 2013: 241.
15 17
Ibnu Arabi, Pustaka Keraton Cirebon: Ibnu Arabi, Pustaka Keraton Cirebon:
Pembuka Rumus dan Kunci Perbendaharaan, Pembuka Rumus dan Kunci Perbendaharaan,
2013: 240. 2013: 273.

38
dengan Allah swt sebagai Dzat Yang yang berarti dalam fisiknya,
Menjadi Tujuan penyembahan umat sehingga teks yang dalam halaman
Islam. Hal ini tentunya yang menjadi naskah juga masih terjaga dengan
penyebab pentingnya ajaran tasawuf baik. Dari segi teks, naskah ini juga
sehingga melahirkan banyak karya utuh karena semua teks yang ada
yang pelu diteliti dan dikaji lebih dalam naskah ini memuat teks secara
lebih lanjut untuk mengungkap sempurna dengan muqadimah,
informasi di dalamnya. rubrik-rubrik baru, pasal-pasal baru,
hingga kolofon pada setiap teks yang
Berbagai macam jenis
ada dalam naskah ini tertulis dengan
penelitian bisa diterapkan untuk
jelas. Namun demikian, ada teks
memperoleh hasil penelitian yang
terakhir yang tidak sempurna yaitu
diharapkan dari subjeknya secara
teks yang bertemakan ilmu fikih
objektif dan adil. Dalam hal ini, studi
yang diberi judul Syarah Fath al-
kajian naskah merupakan hal pokok
Qarīb. Dalam pengamatan peneliti,
yang mesti dilakukan oleh seseorang
ketidaklengkapan teks Syarah Fathul
yang menganalisa naskah. Prinsip-
Qarib ini lebih disebabkan karena
prinsip yang digunakan dalam
halaman kertas yang ada dalam
menganalisis naskah adalah prinsip
naskah ini sudah habis digunakan.
filologi yang terdiri dari kodikologi
dan tekstologi. Kodikologi adalah Bentuk teks yang digunakan
sebuah prinsip kajian filologi dalam dalam naskah ini adalah prosa.
menganalisis fisik naskah, Jumlah baris dalam setiap halaman
sedangkan tekstologi adalah prinsip berisi 17 baris teks. Adapun ukuran
filologi untuk menganalisa teks. naskah 20 x 17 cm dengan ukuran
Adapun pendekatan yang digunakan teks 15 x 10 cm. Pengarang naskah
adalah pendekatan tasawuf karena ini tidak bisa ditentukan kepada
teks naskah Jungjang ini adalah seorang pengarang karena teks yang
naskah tasawuf. terkandung di dalam naskah lebih
dari satu. Naskah ini memuat
beberapa judul teks, yaitu: 1. Dari
D. Deskripsi Naskah
halaman 10 s/d 24 berisi teks yang
Naskah Jungjang dengan kode
berjudul Futuhatu al-Ilahiyah, ditulis
MDLA-AWN-01A yang diberi judul
atau dikarang oleh Abu Zakaria Al-
oleh pemiliknya dengan judul
Anshori, bertemakan tasawuf. 2.
Naskah Jungjang Satu ini merupakan
naskah yang utuh. Utuh dalam Dari halaman 26 s/d 80 berisi teks
yang berjudul Majma‟ al-Bahrain,
pengertian tidak terjadi kerusakan
ditulis oleh Abd al-Qudus Al-Hanafi

Tamaddun, Vol. 6, No. 1, Januari – Juni 2018


39
Al-Husain, bertemakan tasawuf. 3. dengan judul Fathur Rohman Syarah
Dari halaman 82 s/d 100 berisi teks Risalah Wali Ruslan, selesai ditulis
yang berjudul Kasyfu al-Dhulmah fi pada waktu Dhuhur, hari Kamis,
Bayani Furuqi Hadzihi al-Ummah, tanggal 3, bulan Ruwah, tanpa tahun,
ditulis oleh Tajuddin Abu Zakaria Karang Sana, Kendal; untuk teks
Al-Naqsabandi Al-Usmani Al-Abasi, dengan judul Al-Hidayah Lil Insan
bertemakan tarikh. 4. Dari halaman Ilal Karimil Mannan Syarah Hikam,
102 s/d 122 berisi teks yang berjudul selesai ditulis pada waktu ‟Isya, Hari
Fathur Rohman Syarah Risalah Wali Rabu, bulan Romadhon, balad
Ruslan, ditulis oleh Abu Zakaria Al- (Kota) Kendal; untuk teks dengan
Anshori, bertemakan tasawuf. 5. judul Ghoyatul Ikhtishor Syarah
Dari halaman 124 s/d 211 berisi teks Taqrib, tidak ada keterangan
yang berjudul Al-Hidayah Li al- penulisan atau penyalinannya.
Insan Ila al-Karim al-Mannan Selesai penyalinan terjadi pada
Syarah al-Hikam, ditulis oleh Ali Al- hari Jum‟at, bulan Ramadhan, tahun
Bayumi Al-Syafi‟i, bertemakan Alif. Tidak diperoleh angka yang
tasawuf. Dan, 6. Dari halaman 218 pasti dari tahun, karenanya peneliti
s/d 228 berjudul Ghoyatu al-
tidak bisa mengkonversikan ke
Ikhtishor Syarah al-Taqrib, ditulis dalam tahun Masehi karena tidak
oleh Abu Abdullah Muhammad ibnu landasan angka yang bisa dijadikan
Qosim Al-Syafi‟i, bertemakan fikih. pegangan. Tempat penyimpanan
Adapun penyalin dan Pusat Konservasi dan Pemanfaatan
penulisan diduga kuat dilakukan oleh Naskah Klasik Cirebon di Jl.
Muhammad Rifa‟i, seperti yang Gerilyawan No. 04 Kelurahan Drajat
tertulis dalam kolofon yang ada pada Kecamatan Kesambi Kota Cirebon
akhir buku ini, dengan penjelasan 45133.
sebagai berikut; untuk teks yang Asal naskah dari KH. Halali
diberi judul Futuhatul Ilahiyah, Desa Jungjang Kecamatan
selesai ditulis pada waktu Dhuha Arjawinangun Kabupaten. Adapun
(Pagi), bulan Romadhon, tahun Alif; pemilik pemilik sekarang adalah :
untuk teks yang berjudul Majma‟ul Majelis Dzikir (Pengguron) Lam
Bahrain, tidak diperoleh keterangan Alif yang beralamat Jl. Gerilyawan
untuk penulisannya; untuk teks No. 04 Kelurahan Drajat Kecamatan
dengan judul Kasyfud Dhulmah fi Kesambi Kota Cirebon 45133. Sama
Bayani Furuqi Hadzihil Ummah, seperti alamat Pusat Konservasi dan
selesai ditulis pada waktu Dhuhur, Pemanfaatan Naskah Klasik Cirebon.
bulan Rajab, tahun Alif; untuk teks

40
Jenis alas naskah Kertas Eropa yaitu Naskhi yang cenderung ke
dengan Cap Kertas (watermark) bentuk Farisi. Warna tinta yang
bergambar Singa Mahkota digunakan hitam dan merah untuk
(Concordia). Ada garis tebal dan teks matan dan rubrikasi baru.
tipis melintang yang, jika Naskah ini memuat beberapa
diterawang, terlihat dan berjarak judul teks, yaitu: teks pertama, dari
garis tebal pertama s/d keenam kira- halaman 1 sampai dengan halaman 9
kira antara 12,5 cm. Jumlah garis merupakan halaman kosong. Ada
tipis dalam 1 cm tidak kurang dari 11
tulisan dari pemilik naskah yang
cm. Adapun untuk memandu bukan merupakan bagian dari teks
penulisan teks agar rapi digunakan naskah, yang menceritakan tentang
Garis Panduan (blind line) dengan pemilik naskah sebelum ditemukan.
cara menekan naskah dengan sesuatu Bunyi tulisan itu akan penulis
(mungkin kayu atau semacam singgung di bawah; teks kedua, dari
sendok) yang digariskan pada tepian halaman 10 sampai dengan halaman
naskah. 24 berjudul Futuhatu al-Ilahiyah
Kondisi fisik naskah masih (Gerbang Ketuhanan) yang ditulis
cukup terawat. Tulisan terbaca oleh Abu Zakaria Al-Anshori,
dengan baik. Namun demikian, bertemakan tasawuf; teks ketiga, dari
naskah ini sudah lepas dari halaman 26 sampai dengan halaman
penjilidan. Penjilidan cover 80 berjudul Majma‟ al-Bahrain
menggunakan kulit yang sudah (Pertautan Dua Samudera) ditulis
terlepas dari naskah. Jumlah kuras oleh Abd al-Qudus Al-Hanafi Al-
dan lembar kertas mencapai 11 kuras Husain, bertemakan tahuhid dengan
yang isi masing-masing berisi 20 tinjauan tasawuf. Teks judul inilah
lembar kertas. Naskah ini tidak yang ada di tangan pembaca; teks
menggunkan penomoran halaman, keempat, dari halaman 82 sampai
akan tetapi menggunakan kata alihan dengan halaman 100 berjudul Kasyfu
yang berfungsi untuk mencari al-Dhulmah fi Bayani Furuqi
halaman sesudahnya. Jadi jumlah Hadzihi al-Ummah ditulis oleh
halaman keseluruhannya mencapai Tajuddin Abu Zakaria Al-
236 halaman. Tidak ada illuminasi Naqsabandi Al-Usmani Al-Abasi,
atau pun illustrasi yang dapat bertemakan tarikh (sejarah firqah-
membantu penjelasan teks atau firqah (sekte-sekte dalam Islam);
memberi latar belakang pada teks. teks kelima, dari halaman 102
Huruf dan bahasa yang digunakan samapai dengan halaman 122
adalah Arab. Jenis tulisan (khat) berjudul Fathur Rohman Syarah

Tamaddun, Vol. 6, No. 1, Januari – Juni 2018


41
Risalah Wali Ruslan ditulis oleh Abu dapat menambah informasi seputar
Zakaria Al-Anshori, bertemakan isi dan tema yang terkandung
Tasawuf. Isi teks ini juga ada di didalamnya. Untuk teks yang diberi
tangan pembaca; teks keenam, dari judul Futuhatul Ilahiyah, bunyi
halaman 124 sampai dengan halaman kolofonnya: Wa qad faraga min
211 berjudul Al-Hidayah Li al-Insan naskhi ha hadza al-kitāb waqt al-
Ila al-Karim al-Mannan Syarah al- dhuha yaum a(l)-jum‟ah syahr
Hikam ditulis oleh Ali Al-Bayumi ramadhan sanah alif, wa shalla
Al-Syafi‟i, bertemakan Tasawuf; a(llah) „ala khair khalqihi
dan, teks ketujuh, dari halaman 218 muhammad wa sallam, āmīn, tamm.
sampai dengan halaman 228 berjudul Untuk teks yang diberi judul
Ghoyatu al-Ikhtishor Syarah al- Majma‟ul Bahrain, tidak ada
Taqrib ditulis oleh Abu Abdullah kolofon. Untuk isi teks yang diberi
Muhammad ibnu Qosim Al-Syafi‟i, judul Kasyfud Dhulmah fi Bayani
bertemakan fikih. Furuqi Hadzihil Ummah, bunyi
kolofonnya: tammat waqta dhuhr
Pada halaman depan Naskah
syahr rajab sanah alif, tamm. Teks
ini terdapat tulisan dengan
yang di beri judul Fathur Rohman
menggunakan bolpoin yang masih
Syarah Risalah Wali Ruslan, bunyi
agak baru. Bunyi tulisan itu adalah li
kolofonnya: tamm al-syarhu bi-
afqri al-warā wa-adzli man fi al-
hamdi allah wa-‟aunihi, wa-sholla
qurā haji hakam al-dīn bin haji
allah ‟ala-saŷdinā muhammadin wa-
mawardī jungjang arjawinangun
alihi wa-shohbihi wasallama, āmīn
cirebon (Kitab ini milik manusia
dāimāni fi-al-dunya wa-al-
terfakir dan terhina dalam kotanya,
akhiroh,aghfiru allah fi-al-showāb
Haji Hakam al-Din bin Haji
wa-al-khoto‟ muhammad rāfi‟i,
Mawardi Jungjang Arjawinangun
tammat fi-al-naskhi al-kitāb fathi al-
Cirebon). Kalimat tulisan ini
memberikan informasi bahwa rahmān yaumi al-khomsi waqta
dhuhrin fi syahri aruwah al-hilal
sebelumnya naskah ini milik Haji
tsalast wa-hadza al-kitābu fi baladi
Hakamuddin bin Haji Mawardi yang
kendal fi al-dariy karang sono wa
berada di Desa Jungjang
allah a‟lam, shohibu al-kitāb
Arjawinangun Cirebon Jawa Barat.
muhammad rāfi‟i faqīr haqī. Dan
Adapun kolofon yang ada di terakhir, untuk tek yang berjudul
dalam naskah terdapat beberapa Ghoyatul Ikhtishor Syarah Taqrib,
kolofon, yang tersurat dalam tidak ada kolofon sama sekali karena
beberapa judul teks, yang mungkin penulisan tidak selesai.

42
dari dirimu, maka kuatlah
E. Wasiat Sang Wali Ruslan yakinmu. Wahai tahanan nafsu-
Secara singkat dapat syahwat dan ibadat! Wahai
disimpulkan bahwa wasiat-wasiat tahanan maqam dan
beliau hanya berjumlah 59 (lima mukasyafat! Kamu tertipu,
puluh sembilan) buah wasiat. kamu tersibukan dengan dirimu
Dengan 59 (lima puluh sembilan) (sehingga) jauh dari-Nya.
buah wasiat ini, beliau berusaha Dimana kamu sibuk dengan-
untuk mengungkapkan pokok-pokok Nya (dan) jauh dari dirimu? Dia
ajaran tasawuf secara menyeluruh Yang Maha Agung dan Mulia
dengan wasiat-wasiat yang pendek adalah Yang Maha Hadir dan
namun bermakna luas. Maha Melihat, Dia bersamamu
dimanapun kamu berada, di
Adapun bunyi wasiat-wasiat
dunia dan akhirat.
itu adalah sebagai berikut:
6. Ketika kamu bersama-Nya,
1. Keseluruhanmu adalah syirik maka Dia akan menghijabmu,
yang samar. dan ketika kamu bersamamu,
2. Dan tidak akan jelas tauhidmu maka Dia akan menjadikanmu
bagimu kecuali ketika kamu sebagai hamba-Nya.
keluar dari dirimu. 7. Iman adalah keluarmu dari-Nya,
3. Dan semasa kamu terlepas (dari dan yakin adalah keluarmu
dirimu), maka terbuka (kasyaf) darimu.
padamu sesungguhnya Dia 8. Dan ketika imanmu bertambah,
adalah Dia, dan bukan dirimu, maka kamu akan berpindah dari
maka kamu memohon ampunan satu keadaan pada ke keadaan
darimu. yang lain. Dan ketika yakinmu
4. Dan ketika kamu temukan satu bertambah, maka kamu akan
warna darinya (makhluk), maka berpindah dari satu maqam
syirik menjadi nyata bagimu, (kedudukan) pada maqam yang
lalu kamu perbaharui keimanaan lain.
atau ketauhidanmu pada setiap 9. Syaria‟at itu untukmu hingga
saat dan waktu. kamu mencarin-Nya dari-Nya
5. Ketika kamu keluar dari untukmu, dan hakikat itu bagi-
pandanganmu, maka bertambah Nya sehingga kamu mencari-
imanmu. Ketika kamu keluar Nya dengan-Nya untuk-Nya
darimu, maka bertambah Yang Maha Agung dan Mulia
yakinmu. Ketika kamu keluar

Tamaddun, Vol. 6, No. 1, Januari – Juni 2018


43
secara tak berwaktu dan tak (Pengenal Allah) melihat
bertempat. dengan-Nya kepada-Nya.
10. Syari‟at itu adalah batasan dan 17. Selagi kamu beserta dirimu,
arahan, dan hakikat itu tidak ada maka Kami perintahkan kamu,
batas dan arahnya. kemudian ketika kamu sirna,
11. Orang yang berdiri (beribadah) maka Kami walikan kamu.
beserta syari‟at (menjadi) 18. Allah swt tidak akan menjadikan
anugerah baginya dengan mereka (para salik) sebagai wali
mujahadah (sungguh-sugguh), (kekasih) kecualai setelah
dan orang yang berdiri mereka telah fana.
(beribadah) beserta hakikat 19. Selagi kamu adalah dirimu,
(menjadi) anugerah baginya maka kamu adalah murid (orang
dengan minnah (pemberian), yang berkehendak), kemudian
sangat jauh berbedaan antara ketika Allah swt telah sirnakan
mujahadah dan minah. dirimu (jauh) darimu, maka
12. Orang yang berdiri (beribadah) kamu adalah murad (orang yang
beserta mujahadah itu wujud dikehendaki).
(masih melihat dirinya), dan 20. Yakin abadi adalah sirnamu dari
orang yang berdiri (beribadah) dirimu dan adamu bersama-Nya.
beserta minnah itu sirna (tidak 21. Berapa banyak antara sesuatu
melihat dirinya). yang ada dengan perintah-Nya
13. Amal itu berhubungan dengan dan antara sesuatu yang ada
syari‟at, tawakal itu bersama-Nya.
berhubungan dengan iman, dan 22. Jika kamu dengan perintah-Nya,
tauhid itu berhubungan dengan maka asbab (segala perantara)
kasyaf. akan tunduk padamu. Dan jika
14. Manusia kebingungan dari Haq, kamu dengan diri-Nya, maka
Allah swt, dengan akal dan dari akwan (segala wujud) akan
akhirat dengan hawa nafsu. patuh padamu.
15. Ketika kamu mencari al-Haq, 23. Permulaan tingkatan maqam
Allah swt, dengan akalmu, maka adalah sabar atas yang
kamu akan tersesat, dan ketika dikehendak-Nya, pertengahan
kamu mencari akhirat dengan maqam adalah rela dengan yang
hawanafsumu, maka kamu akan dikehendaki-Nya, dan puncak
tersesat. maqam adalah kamu berada
16. Orang mukmin melihat dengan dengan kehendak-Nya.
cahaya Allah Ta‟ala, dan „Arif

44
24. Ilmu adalah jalan amal, amal 30. Petakwa itu adalah pejuang,
adalah jalan ilmu, ilmu adalah pecinta itu adalah penyerah,
jalan mengenal (ma‟rifah), pengerti itu adalah penenang,
mengenal (ma‟rifah) adalah dan yang diadakan itu adalah
jalan terbuka (kasyaf), dan tiada.
terbuka (kasyaf) adalah jalan 31. Tiada diam bagi pentakwa, tiada
sirna (fana). gerak bagi pecinta, tiada
25. Kamu tidak layak bagi-Ku kemauan bagi pengerti, tiada
selagi masih ada sisa selain-Ku wujud bagi ketiadaan.
dalam dirimu, lalu ketika kamu 32. Cinta itu tidak akan berhasil
singkirkan yang lain darimu, kecuali setelah yakin.
maka Aku fanakan dirimu, maka 33. Pecinta sejati hatinya telah sunyi
kamu (baru) patut bagi-Ku, dari selain Dia, dan selagi dalam
kemudian Aku titipkan rahasia- hatinya masih ada cinta pada
Ku padamu. selain Dia, maka dia orang yang
26. Ketika tidak ada gerak bagimu kurang cintanya.
untuk dirimu sendiri, maka 34. Orang yang merasa nikmat
sempurna yakinmu, dan ketika dengan bencana, maka dia ada
tidak ada wujudmu bagimu bersamanya. Orang yang merasa
maka sempurna tauhidmu. nikmat dengan kenikmatan,
27. Ahli Bathin beserta yakin dan maka dia ada bersamanya.
Ahli Dhohir beserta iman. Kemudian, ketika Allah swt
28. Ketika hati pemilik yakin telah sirnakan dia dari bencana
bergerak, maka berkuranglah dan kenikmatan, maka hilanglah
yakinnya. Ketika tidak ada rasa nikmat terhadap bencana
penggetar yang menggetarkan dan kenikmatan.
dirinya, maka sempurnalah 35. Pecinta tuturnya adalah hikmah,
yakinnya. Dan ketika hati Kekasih tuturnya adalah kuasa.
pemilik iman bergerak tanpa 36. Ibadah itu adalah untuk
perintah ilahi, maka penggantian, dan cinta itu
berkuranglah imannya. Ketika adalah untuk pendekatan.
hati pemilik iman bergerak 37. Aku sediakan bagi hamba-
dengan perintah ilahi, maka hamba-Ku yang sholeh, sesuatu
sempurnalah imannya. yang tidak pernah terlihat mata,
29. Maksiat ahli yakin itu kufur, dan tidak pernah terdengar telinga,
maksiyat ahli iman itu kurang. dan tidak pernah tergambarkan
dalam hati manusia.

Tamaddun, Vol. 6, No. 1, Januari – Juni 2018


45
38. Ketika mereka mengharapkan- dan gerak-gerikmu untuk-Nya.
Ku dengan-Ku untuk-Ku, maka Dan, ketika kamu bodoh
Aku berikan mereka sesuatu tentang-Nya, maka adanya
yang tidak pernah terlihat oleh gerak-gerikmu untuk dirimu
mata dan tidak pernah terdengar sendiri.
oleh telinga. 45. Penghamba itu tidak memiliki
39. Ketika Allah lenyapkan dirimu diam, pertapa itu tidak memiliki
dari hawa-nafsumu dengan kesenangan, pembenar itu tidak
kemurhatian dan dari memiliki condong, dan
kehendakmu dengan keilmuan, pemakrifat itu tidak memiliki
maka kamu akan menjadi hamba daya, kekuatan, usaha,
sejati; tidak memiliki keinginan kehendak, gerak, dan diam.
dan kekuatan. Kemudian, ketika Maka, yang diwujudkan itu
seperti itu, maka dibukakan tidak memiliki wujud.
untuk dirimu, lalu ibadah 46. Ketika kamu merasa tentram
menjadi lebur luluh dalam sifat dengan-Nya, maka kamu akan
wahdaniyah, ketunggalan-Nya; merasa gelisah dengan dirimu
sirnalah hamba dan kekallah sendiri.
Tuhan Yang Maha Mulia dan 47. Barangsiapa yang sibuk dengan-
Agung. Ku untuk dirinya sendiri, maka
40. Syari‟at itu semuanya adalah dia akan Aku butakan. Dan,
kesempitan, ilmu itu semuanya barangsiapa yang sibuk dengan-
adalah keluasan, dan makrifat Ku untuk diri-Ku, maka
itu semuanya adalah sungguh dia akan Aku beri
kepetunjukan. penglihatan.
41. Jalan kami adalah cinta, bukan 48. Ketika hawa-nafsumu telah
amal; dan sirna, bukan kekal. hilang, maka akan dibukakan
42. Ketika kamu masuki amal, maka bagimu dari pintu hakikat,
dirimu untukmu. Dan, ketika kemudian sirnalah kehendakmu,
kamu masuki cinta, maka dirimu kemudian dibukakan bagimu
untuk-Nya. dari wahdaniyah, maka tampak
43. Penghamba selalu melihat nyata sesungguhnya Dia itu
ibadah, dan pecinta selalu adalah Dia; bukan dirimu.
melihat cinta. 49. Jika kamu pasrahkan dirimu
44. Ketika kamu telah makrifat pada-Nya, maka Dia akan dekati
pada-Nya, maka adanya kamu. Dan bila kamu berselisih
hembusnafasmu bersama-Nya

46
dengan-Nya, maka Dia akan bukan keberadaanmu, dirimu
menjauhi kamu. itu.
50. Jika kamu mendekatkan diri 57. Kaum Awam amalannya
pada-Nya dengan diri-Nya, dicurigai, Kaum Khusus
maka Dia akan mendekati amalannya pendekatan, dan
dirimu. Dan jika kamu Kaum Sangat Khusus
mendekatkan diri pada-Nya amalannya kederajatan.
denganmu, maka Dia akan 58. Ketika kamu jauhi nafsumu,
menjauh darimu. maka kuatlah imanmu. Dan,
51. Jika kamu mencari-Nya ketika kamu jauhi dzatmu, maka
untukmu, maka Dia akan kuatlah tauhidmu.
membebanimu. Dan jika kamu 59. Makhluk semua adalah dinding,
mencari-Nya karen diri-Nya, kamu adalah dinding, Allah
maka Dia akan memberimu Yang Maha Nyata tidak
petunjuk. terdinding darimu, Dia Yang
52. Dekatmu (dengan-Nya) adalah Maha Tinggi terdinding darimu
keluarmu dari dirimu, dan olehmu sendiri, kamu terdinding
jauhmu (dari-Nya) adalah darimu dengan dirimu sendiri,
kehentianmu pada dirimu dan kamu terdinding darimu
sendiri. dengan-Nya, maka pisahkanlah
53. Jika kamu datang (kepada Allah dirimu darimu, niscaya kamu
swt) dengan tanpa dirimu, maka akan menyaksikan-Nya.
Dia akan menerima kamu. Dan
jika kamu datang (kepada-Nya) F. Penutup
karenamu, maka Dia akan Dengan melihat dan
menghalangimu. memperhatikan terjemahan teks dan
54. Pengamal jarang yang lepas dari konteks masyarakat yang masih
melihat amalnya, maka jadilah berpegang teguh pada ajaran-ajaran
kamu dari sisi anugerah, bukan tasawuf dan masih memerlukan
dari sisi amal. bacaan untuk menjadi pegangan
55. Jika kamu mengetahui-Nya, dalam pengamalannya, maka
maka kamu akan tenang. Dan, penelitian ini dapat disimpulkan
jika kamu mengasingi-Nya, sebagai berikut:
maka kamu akan gelisah. 1. Tasawuf telah menjadi
56. Yang diharapkan adalah pegangan hidup sebagian
keberadaan-Nya, yaitu Dia, dan
masyarakat Cirebon, baik di
Desa Jungjang tempat

Tamaddun, Vol. 6, No. 1, Januari – Juni 2018


47
penemuan naskah ini atau pun dan Murad, Yakin yang Abadi,
di Kota Cirebon tempat perbedaan sesama wujud,
konservasi naskah. kepatuhan Asbab dan
Ketundukan Akwan, perbedaan
2. Risalah Ruslan dengan
Sabar, Ridha, dan Fana,
komentar (syarah) oleh
perbedaan Ilmu, Amal,
Ruknuddin Abdul Quddus al-
Tarekat, Makrifat, Kasyaf, dan
Husain dan Abu Zakaria al-
Fana, nilai Kefanaan Total,
Anshari adalah bagian dari teks
Kesempurnaan Iman dan
yang ada dalam naskah
Tauhid, Perbedaan Ahli Dhohir
Jungjang Satu.
dan Ahli Bathin, pertambahan
3. Ajaran tasawuf yang ada dalam dan pengurangan Iman dan
teks Risalah Wali Ruslan Yakin, masalah Maksiat Ahli
dengan komentar (syarah) oleh Yakin dan Ahli Iman,
Ruknuddin Abdul Quddus al- perbedaan Mujtahid, Mutakil,
Husain dan Abu Zakaria al- Sakin, dan Mafqud, masalah
Anshari meliputi ajaran-ajaran perbedaan ketiadaan bagi
tentang Syirik, Tauhid, Kasyaf, Mutaqi, Muhib, „Arif, dan
Iman, Perbedaan antara Iman Wujud, masalah Cinta dan
dan Yakin, Hijab, Pecinta Sejati, perbedaan
Penghambaan, Tingkatan Iman penikmat Bencana, Nikmat,
dan Yakin, Pertambahan Iman dan Kefanaan, perbedaan
dan Yakin, Perbedaaan antara Nafas Pecinta dan Kekasih,
Syari‟at dan Hakikat, perbedaan Ibadah dan Cinta,
penjelasan sisi Syari‟at dan persediaan bagi Hamba Yang
Hakikat, perbedaan Mujahadah Shaleh, Yang tak Terkatakan,
dan Minah, Perbedaan Tersaksikan, dan Terdengar,
beribadah dengan Mujahadah masalah Hamba Sejati,
dan Minah, hubungan Amal, Peleburan, dan Ketersibakan,
Tawakal, dan Tauhid, Perbedaan Syari‟at, Ilmu, dan
kebingungan Akal dan Hawa Makrifat, masalah Jalan Cinta
Nafsu, pencarian oleh Akal dan dan Fana, perbedaan masuk
Hawa Nafsu, perbedaan dalam Cinta dan Amal,
pandangan Mukmin dan Arif, Perbedaan Pengibadah dan
perbedaan antara Wujud dan Pecinta, perbedaan Makrifat
Fana, hubungan Fana dan dan Jahalat, perbedaan „Abid,
Kewalian, perbedaan Murid Zahid, Shidik, dan „Arif,

48
masalah Ketentraman dan Dari penelitian ini dapat
Kegelisahan, Perbedaan Buta disarankan beberapa hal di
dan Melihat, Gerbang Hakikat antaranya:
dan Wahdaniyat, Perbedaan 1. Perlu diadakan perawatan
Kedekatan dan Kejauhan, naskah dengan melakukan
masalah Pendekatan, konservasi secara serius untuk
Pencarian, sebab Kedekatan melindungi fisik naskah agar isi
dan Kejauhan, perbedaan yang terkandung di dalamnya
Diterima dan Dihijab,
selalu terjaga.
perbedaan Amal dan Minah,
Ketenangan dan Kegelisahan, 2. Pelu diadakan penelitian ulang
Tujuan Pokok Tasawuf, baik terkait teks yang sama atau
perbedaan Orang Awam, pun terhadap teks lain yang
Khusus, dan Istimewa, masalah masih ada dalam naskah
Menjauhi Hawa Nafsu dan tersebut.
Dzat Diri, dan terakhir tentang
Hijab Makhluk, Diri, dan
Daftar Pustaka
Allah swt sebagai kenyataan
Yang Maha Nyata. Abbas, Siradjuddin, K.H., 40 Masalah
Agama Jilid III, Cetakaan
4. Naskah ini selain memuat teks
Kesebelas, di Cetek oleh PT.
Risalah Ruslan dengan
Karya Nusantara – Bandung,
komentar Ruknuddin Abdul
dan Diterbitkan oleh Pustaka
Quddus al-Husain dan Abu
Tarbiyah, Jakarta, 1985.
Zakaria al-Anshari juga
memuat teks lain yang Arifin, Miftah, Prof., Dr., M.Ag., Sufi
bertemakan tasawuf seperti Nusantara: Bioghrafi, Karya
Syarah Hikam dan Futuhat al- Intelektual, dan Pemikiran
Ilahiyah, Fikih seperti teks Tasawuf, Ar-Ruz Media.
Syarah Taqrīb, dan sekilas Jogjakarta, 2013.
paham-paham dan aliran dalam Bukhari-al, Al-Imam Abu Abdullah
Islam seperti teks Kasyfu al- Muhammad bin Abul Hasan
Dhulmah fi Bayani Furuqi Ismail bin Ibrahim bin
Hadzihi al-Ummah yang Bardizbah Al-Ju‟fi. Matan Al-
ditulis oleh Tajuddin Abu Bukhari Masykul (Shahih
Zakaria al-Naqsabandi al- Bukhari), bahasa Arab. 4 jilid, 4
Usmani al-Abasi. juz. Darul Kitab Al-Islami,
Beirut, tanpa tahun.

Tamaddun, Vol. 6, No. 1, Januari – Juni 2018


49
Departemen Agama RI, Al-Quran Al- _______ , Kitabul Arba‟in, bahasa
Karim dan Terjenahannya Arab. Kurdistan, Cairo, 1343 H
Dilengkapi Dengan – 1924 M.
Transliterasi Arab-Latin, Al- _______ , Al-Kasyfu wat Tabyin,
Wajid. Diterjemahkan oleh bahasa Arab. Karya Toha Putra,
Yayasan Penyelenggara Semarang, Indonesia, tanpa
Penerjemah Al-Qur‟an. PT. tahun.
Karya Toha Putra, Semarang –
Indonesia, Tanda Tashih tahun _______ , Bidayatul Hidayah, bahasa
1998. Arab. Karya Toha Putra,
Semarang, Indonesia, tanpa
Dimyati-al, Sayid Abu Bakar Al-Maki tahun.
ibnu Sayid Muhammad Syatha.
Kifayatul Atqiya wa Minhajul Haderanie, K.H., H.N., Ilmu
Ashfiya, bahasa Arab. Maktabah Ketuhhanan: Ma‟rifat
Ahmad bin Sa‟d bin Nabhan, Musyahadah Mukasyafah
Surabaya, Indonesia, tanpa Mahabbah 4 M, CV. Amin,
tahun. Surabaya, tanpa tahun.

Djamaris, Edward, Metode Penelitian Hasani-al, Ilmi Zaadah Faidhullah bin


Filologi, Pusat Pembinaan dan Musa bin Faidhullah bin
Pengembangan Bahasa – Muhammad Al-Maqdisi. Fathur
Departemen Pendidikan dan Rahman lithalibi ayatil Qur‟an,
Kebudayaan. Jakarta, 1991. bahasa Arab. Darul Hikmah,
Jakarta, tanpa tahun.
Fathurrahman, Oman dkk, Filologi dan
Islam Indonesia, Badan Litbang Ibnu Arabi, Muhyiddin Muhammad bin
dan Diklat Puslitbang Lektur Ali bin Muhammad al-Arabi al-
Keagamaan – Departemen Thai al-Hatimi, Pustaka Keraton
Agama Republik Indonesia. Cirebon: Pembuka Rumus dan
Jakarta, 2010. Kunci Perbendaharaan, sebuah
edisi teks dari naskah Hill al-
Ghazali-al, Al-Imam Hujatul Islam Abu Rumūz wa Mafātih al-Kunūz,
Hamid Muhammad bin Rumah Budaya Nusantara
Muhammad. Ihya Ulumuddin, Pesambangan Jati Cirebon.
bahasa Arab. 4 jilid, 4 juz. Darul Cirebon, 2013.
Fikr, Beirut - Libanon. Cetakan
ke Tiga, tahun 1141 H – 1991 Ibnu Hajar, Al-Imam Abul Abbas
M. Ahmad bin Muhammad bin Ali
Al-Haitami. Al-Shawa‟iqul

50
Muhriqah „ala Ahli al-Rafdhi Ma‟arif, Bandung, Indonesia,
wa al-Dhalaal wa al-Zandaqah tanpa tahun.
al-Juz al-Tsani, bahasa Arab. Lubis, Nabila, Naskah, Teks, dan
Al-Resalah, Beirut – Lebanon, Metode Penelitian Filologi,
1417 H - 1997. Media Alo. Indonesia, 2001.
Ibnu Qayim, Al-Imam Syamsuddin Nawawi-al, Al-Imam Muhyiddin Abu
Muhammad bin Abu Bakar Al- Zakaria Yahya bin Syaraf. Al-
Jauziyah. Madarijus Salikin, Arba‟in Al-Nawawiyah, bahasa
bahasa Arab. 1 jilid, 3 juz. Darul
Arab - Indonesia. Al-Ittihad Al-
Hadis, Cairo, tahun 1426 H – Islami, Malaysia, tahun 1401 H
2005 M. – 1981 M.
Ibnu Imad, Al-Alim Al-Alamah ________ , Riyadhus Shalihin min
Muhammad bin Ibrahim Al- Kalami Sayidil Mursalin, bahasa
Nafzi Al-Randi, Syarhul Hikam, Arab. Darul Fikr - Beirut,
bahasa Arab. 1 jilid 2 juz. Darul Libanon, 1400 H – 1980 M.
Ihyail Kutubil Arabiyah,
Indonesia, tanpa tahun. Nawawi, Syekh Muhammad Al-Jawi.
Salalimul Fudhola, bahasa
Iraki-al, Al-Alamah Zaenuddin Abul Arab. Maktabah Ahmad bin
Fadhal Abdurrahim bin Al- Sa‟d bin Nabhan, Surabaya,
Husain. Al-Mughni „an Hamalil Indonesia, tanpa tahun.
Asfar fil Asfar fi Takhrijimaa fil
Ihya minal Akhbar, bahasa Muslim, Al-Imam Abu Husain Muslim
Arab. 4 jilid, 4 juz. Darul Fikr, Al-Hajjaj Al-Qusyairi Al-
Beirut - Libanon. Cetakan ke Naisaburi. Shahih Muslim,
Tiga, tahun 1141 H – 1991 M. bahasa Arab. 2 jilid, 4 juz. Darul
Fikr, Beirut – Libanon, 1412 H
Khalidi-al, Syekh Dhiyauddin Ahmad – 1992 M.
Mustafa Al-Kamsyakhanawi Al-
Naqsabandi. Jami‟ul Ushul fil Robson, Prinsip-prinsip Filologi
Auliya, bahasa Arab. Al- Indonesia, Pusat Pembinaan
Harmain, Surabaya, Indonesia, Bahasa – Departemen
tanpa tahun. Pendidikan dan Kebudayaan.
Jakarta, 1994.
Khubawi-al, Usman bin Hasan bin
Ahmad Al-Syakir. Durrotun Saputra, H. Karsono, Pengantar
Nasihin fil Wa‟dhi wal Irsyad, Filologi Jawa, Penerbit
bahasa Arab. Syirkah Al- Wedatama Widya Sastra.
Jakarta, 2008.

Tamaddun, Vol. 6, No. 1, Januari – Juni 2018


51
Syarkawi-al, Al-Muaqqiq Syekhul Keagamaan Badan Litbang dan
Islam Al-Syekh Abdullah bin Diklat Departemen Agama RI.
Hujazi Al-Khalwati. Taqyidatun Jakarta, 2006.
Lathifah „Alal Hikam, bahasa Turmudzi-al, Al-Imam Al-Hafidh Abu
Arab. Darul Ihyail Kutubil Isa Muhammad bin Isa bin
Arabiyah, Indonesia, tanpa Surah. Sunan Al-Turmudzi wa
tahun. huwa Al-Jami‟ush Shahih,
Sya‟rani-al, Al-Qutub Al-Rabbani bahasa Arab. 5 jilid, 5 juz.
Sayidi Abdul Wahhab. Tanbihul Maktabah Dakhlan, Indonesia,
Mughtarin, bahasa Arab. Karya tanpa tahun.
Toha Putra, Semarang, Qusyairi, Abu Qasim Abdul Karim bin
Indonesia, tanpa tahun. Hawazan al-Naisaburi, al-
Syadzali-al, Al-Qutub Al-Rabbani Abul Risalah al-Qusyairiyah fi Ilm al-
Fadhal Ahmad bin Muhammad Tasawwuf, bahasa Arab. Darul
bin Abdurrahim bin Athaillah Hikmah. Beirut-Libanon, 1994.
Al-Sukandari Al-Maki. Tajul Zabidi-al, Sayyid Muhammad bin
Arus fi Tahdzibin Nufus, bahasa Muhammad al-Husaini, Ittihaf
Arab. Al-Harmain, Surabaya, al-Sādah al-Muttaqīn, 10 jilid,
Indonesia, tanpa tahun. bahasa Arab. Muasissah al-
Tjandrasasmita, Uka, Kajian Naskah- Tārīkh al-Arabi. Beirut-Libanon,
naskah dan Penerapannya Bagi 1994 M – 1414 H.
Kajian Sejarah Islam di
Indonesia, Puslitbang Lektur

52
Lampiran 1
Identitas Naskah
No kode Judul Jenis Isi Teks Naskah
Kertas
MDLA- Naskah Kertas Naskah ini berisi beberapa judul teks
AWN-01A Jungjang 1 Eropa yang hampir semuanya membahas
tentang tasawuf. Kecuali teks terakhir
yang berjudul Syarah Taqrīb. Teks
terakhir ini bertemakan fikih.
MDLA- Syahadat Kertas Berisi tentang doa-doa dan Penjelasan
AWN-01 Fatimah Eropa tentang syahadat Fatimah yang berbunyi
B : “Asyhadu anna Fatimah Al-Zahra Al
Karim binti Muhammad saw wa Anna
Fatimah Al-Zahra sayidil mar‟ati binti
Muhammad saw”.
MDLA- Kitab Kertas Teks naskah ini menjelaskan tentang
AWN-02 Sunnah as- Eropa tatacara shalat, bacaan dalam shalat, dan
Shalah wiriid setelah shalat.
MDLA- Ilmu Sharaf Kertas Teks naskah ini berisi tentang ilmu
AWN-06 Eropa sharaf yang pembahasannya meliputi
berbagai bentuk fi‟il, kata kerja, baik
yang mujarrad maupun yang mazīd.
MDLA- Nadham Kertas Teks naskah ini berisi tentang; 1)Ilmu
AWN-07 Ri'ayah al- Eropa Syari'ah, Ushul Fiqh dan tasawuf; 2)
Himmah & Hukum menyembelih dan
Nadham lainnya.
Tadzkiyah
MDLA- Nadham Kertas Teks naskah ini berisi tentang Ilmu
AWN-10 Rukhshiyah Eropa Shalat Jama' dan Qashar
MDLA- Syair Fiqh Kertas Teks naskah ini berisi tentang
AWN-12 Jual Beli Eropa Penjelasan hukum jual beli. Diawali
dengan pembahasan tentang arti “hak
milik” dan dilanjutkan mulai syarat-
rukun hingga hal-hal yang dibolehkan
dan yang dilarang, dalam hal jual beli
secara Islam.

Tamaddun, Vol. 6, No. 1, Januari – Juni 2018


53
Lampiran 2
Identitas Naskah
Judul Naskah : Nakah Jungjang 1
Kode Nomor : MDLA-AWN-01A
Asal Usul : KH. Halali Hakamuddin bin Haji Mawardi bin
Mawardi Pesantren Baitul Hikmah, Arjawinangun
Pemilik : Majelis Dzikr Lam Alif Cirebon
Tanggal Penemuan : 5 Juli 2011
Tempat Penyimpanan : Pusat Konservasi dan Pemanfaatan Naskah Klasik
Cirebon
Sampul Naskah : warna coklat terbuat dari kulit/karton tebal
Aksara : Arab
Bahasa : Arab
Bentuk Teks : Prosa
Jumlah Halaman : 236
Alat Naskah : Kertas Eropa
Cap Kertas : Singa Mahkota
Cap Tandingan : Concordia
Ukuran Naskah : 20 x 16,5 cm
Ukuran Teks : 14,5 x 9,5 cm
Jumlah Baris Halaman : 17 baris
Tema Teks : Tasawuf dan Fikih
Tahun Penulisan : teks Futuhatul Ilahiyah selesai ditulis pada waktu
Dhuha (Pagi), bulan Romadhon, tahun Alif; teks
Kasyfud Dhulmah fi Bayani Furuqi Hadzihil
Ummah selesai ditulis pada waktu Dhuhur, bulan
Rajab, tahun Alif; teks Fathur Rohman Syarah
Risalah Wali Ruslan selesai ditulis pada waktu
Dhuhur, hari Kamis, tanggal 3, bulan Ruwah; teks
Al-Hidayah Lil Insan Ilal Karimil Mannan Syarah
Hikam selesai ditulis pada waktu ‟Isya, Hari Rabu,
bulan Romadhon.
Tempat Penyalinan : Kendal, Jawa Tengah
Kolofon : Wa qad faraga min naskhi hāhadza al-kitāb waqt
al-dhuhā yaum a(l)-jum‟ah syahr ramadhān sanah
alif, wa shalla a(llāh) „alā khair khalqihi
muhammad wa sallam, āmīn, tamm.
Ringkasan Isi Teks : Naskah ini memuat beberapa judul teks, yaitu:

54
Futuhāt al-Ilāhiyah karya Abu Zakaria al-Anshari,
Majma‟ al-Bahrain karya Ruknuddin Abd al-
Qudus al-Hanafi al-Husain, Kasyf al-Dhulmah fi
Bayāni Furūqi Hadzihi al-Ummah karya Tājuddīn
Abu Zakaria al-Naqsabandi al-Usmani al-Abasi,
Fath al-Rahmān Syarah Risālah Wali Ruslan
karya Abu Zakaria al-Anshor, al-Hidayah li al-
Insān ilā al-Karīm al-Mannān Syarah al-Hikām
karya Ali al-Bayyūmi al-Syafi‟i, dan Ghāyah al-
Ikhtishār Syarah al-Taqrīb karya Abu Abdullah
Muhammad Ibnu Qasim al-Syafi‟i. Hampir semua
judul teks dalam naskah ini bertemakan tasawuf,
kecuali syarah Taqrīb. Adapun teks syarah Taqrib
berisi fikih.

Tamaddun, Vol. 6, No. 1, Januari – Juni 2018


55

Anda mungkin juga menyukai