Anda di halaman 1dari 16

CONVERTER TESLA PENGUBAH GELOMBANG

ELEKTROMAGNETIK MENJADI ENERGI LISTRIK NIRKABEL

TESLA’S CONVERTER CHANGING ELECTROMAGNETIC WAVES


TO WIRELESS ELECTRICAL ENERGY

Ali Maschur

Universitas Nahdlatul Ulama’ (UNU) Blitar


Jl. Masjid No. 22 Kota Blitar, Tilp (0342) 801120, Blitar Indonesia

Email: alimaschur4unu@gmail.com

ABSTRAK

Salah satu sumber kehidupan yang Tuhan berikan adalah sumber energi yang telah
tersedia secara bebas di alam. Itu tidak bisa langsung dimanfaatkan menjadi energi
listrik. Peningkatan populasi dan kepadatan pemukiman di wilayah tersebut
mengakibatkan kebutuhan akan listrik juga meningkat. Sedangkan sumber energi listrik
yang ada tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Menyadari banyaknya
sumber energi di alam semesta menemukan salah satu sumber energi yang masih
terabaikan, yaitu gelombang elektromagnetik. Gelombang dihasilkan oleh elektron yang
tidak dapat dilihat dan tidak memerlukan medium untuk merambat. Mereka banyak
bertemu di alam semesta memiliki berbagai jenis seperti gelombang mikro, gelombang
radio, gelombang televisi, cahaya tampak, dan sebagainya. Pada dasarnya, mereka
terdiri dari listrik dan magnet yang saling tegak lurus satu sama lain. Dengan demikian,
gelombang elektromagnetik ini dapat diubah menjadi gelombang listrik menggunakan
konverter. Konverter ini diharapkan dapat mengubah energi gelombang menjadi energi
listrik yang lebih bermanfaat. Kelebihan konverter ini adalah mengubah gelombang
listrik tanpa kabel gelombang (nirkabel). Keunggulan ini dapat dianggap praktis dan
efektif karena dengan menggunakan nirkabel, kita dapat memanfaatkan listrik untuk hal-
hal sederhana seperti mengisi baterai HP, menyalakan televisi dan lain-lain. Penelitian
ini menggunakan metode penelitian eksperimental dan pendekatan kuantitatif. Data yang
diperoleh dari pengukuran menggunakan voltmeter ketika terjadi perubahan gelombang
elektromagnetik menjadi energi listrik sehingga diperoleh beda potensial yang dideteksi
oleh voltmeter. Interpretasi data yang diperoleh dengan bantuan Microsoft excel akan
diperoleh grafik plot percobaan Tesla Converter. Hasilnya bahwa radiasi dari cahaya
ponsel terdeteksi menghasilkan tegangan terbesar, diikuti oleh monitor komputer, layar
televisi dan yang terakhir adalah radiasi dari stopkontak yang terhubung ke jaring laba-
laba PLN. Berdasarkan variabel bebas yang ada, yaitu cahaya handphone, monitor
komputer, layar televisi dan yang terakhir adalah radiasi dari stopkontak yang terhubung
ke jaring laba-laba PLN, ternyata radiasi dari layar ponsel mampu menghasilkan
tegangan sekitar 45,15 mV.

Keywords: Electromagnetic, Converter Tesla, dan Energi Listrik Nirkabel


ABSTRACT

One source of life that God gives is a source of energy that has been available freely in nature. It
can not be directly utilized into electrical energy. The increase of population and the density of
settlement in the region resulted in the need for electricity also increased. While the existing
electrical energy source is not sufficient to fulfill the needs of the population. Recognizing the
abundance of energy sources in the universe uncovered one source of energy that is still
neglected, namely electromagnetic waves. The waves is generated by electrons that can not be
seen and do not require a medium to propagate. They are many encounters in the universe.
Themselves have various kinds such as microwaves, radio waves, television waves, visible light,
and so forth. Basically, they consist of electricity and magnets perpendicular to each other. Thus,
these electromagnetic waves can be converted into electric waves using a converter. This
converter is expected to convert the wave energy into electrical energy more useful. The
advantages of this converter is to change waves electric waves without wires (wireless). These
advantages can be considered practical and effective because by using wireless, we can take
advantage of electricity for simple things such as charge HP, turn on the television and others.
This research uses experimental research method and quantitative approach. The data obtained
from the measurement using a voltmeter when there is a change of electromagnetic waves into
electrical energy so as to obtain the potential difference detected by voltmeter. Interpretation of
data obtained with the help of Microsoft excel will be obtained plot graph of the Tesla Converter
trial. The results that the radiation from mobile light detected to produce the greatest voltage,
followed by computer monitors, television screens and the last is the radiation from the outlet
connected to the spider web PLN. From the free variable, which is the handphone's light, the
computer monitor, the television screen and the last one is the radiation from the outlet connected
to the PLN spider web, it turns out that radiation from GEM mobile phone screen is 45.15 mV.

Keywords: electromagnetic, tesla converter, and electrical energy

A. PENDAHULUAN

Alam raya dengan segala isinya telah memberikan kehidupan bagi seluruh
penghuni muka bumi. Tuhan telah menciptakan segala hal yang dibutuhkan semua
makhluknya untuk bertahan hidup. Segala apa yang Ia ciptakan selalu membawa
hikmahnya sendiri-sendiri, dan tidak ada ciptaan-Nya yang tidak memiliki manfaat.
Tugas manusia adalah memanfaatkan segala kekayaan alam dengan bijak tanpa
melupakan kaidah-kaidah yang telah tersuratkan dalam kalam-Nya.
Sebagaimana firman Allah di dalam surat Ali ‘Imron ayat 190-191:

٠٩١ ‫ب‬ ِ ‫ت ِۡل ُ ْو ِلي ۡٱۡل َۡل َٰ َب‬ ِ ‫ف ٱلَّ ۡي ِل َوٱلنَّ َه‬
ٖ َ‫ار َۡل ٓ َٰي‬ ِ َ‫ٱخ ِت َٰل‬
ۡ ‫ض َو‬ ِ ‫ت َو ۡٱۡل َ ۡر‬ِ ‫س َٰ َم َٰ َو‬ ِ ‫ِإ َّن ِفي خ َۡل‬
َّ ‫ق ٱل‬
ِ ‫ت َو ۡٱۡل َ ۡر‬
‫ض َربَّنَا ََا‬ ِ ‫س َٰ َم َٰ َو‬ ِ ‫علَ َٰى ُجنُو ِب ِه ۡم َو َيتَفَ َّك ُرونَ ِفي خ َۡل‬
َّ ‫ق ٱل‬ َّ َ‫ٱلَّذِينَ َي ۡذ ُك ُرون‬
َ ‫ٱَّللَ ِق َٰ َي ٗما َوقُعُودٗ ا َو‬
٠٩٠ ‫ار‬ ِ َّ‫اب ٱلن‬ َ ‫س ۡب َٰ َحنَكَ فَ ِقنَا‬
َ َ‫عذ‬ ُ ‫َخلَ ۡقتَ َٰ َهذَا َٰ َب ِط ٗٗل‬
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-
sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka” (Depag RI, 2003)

Salah satu sumber kehidupan yang Allah berikan adalah sumber energi yang
telah tersedia secara bebas di alam. Sayangnya tidak semua sumber energi dapat
digunakan secara langsung, sebagian energi perlu diolah terlebih dahulu sebelum
bisa langsung dimanfaatkan. Salah satu sumber energi yang tidak bisa langsung
dimanfaatkan adalah sumber energi listrik. Perlu proses yang lumayan panjang untuk
memperoleh energi listrik.
Kebutuhan listrik di Kabupaten Tulungagung tergolong tinggi dengan
perubahan gaya hidup dan pertambahan jumlah penduduk serta kebutuhan listrik
untuk industri. Pasokan listrik yang semakin hari semakin berkurang merupakan
permasalahan baru bagi masyarakaat Tulungagung. Dewasa ini pasokan listrik di
daerah Tulungagung masih didominasi oleh pasokan listrik dari PLTA. Sehingga
saat terjadi pergantian musim dari musim penghujan menuju musim kemarau terjadi
penurunan debit air yang mengakibatkan pergerakan turbin semakin lambat sehingga
penyimpanan daya listrik juga semakin menurun. Selain menggunakan PLTA
sebagai pemasok listrik, di wilayah Kabupaten Tulungagung juga memanfaatkan
energi matahari dan biogas sebagai pemasok listrik, namun pemanfaatannya belum
optimal.
Peningkatan jumlah penduduk dan padatnya pemukiman di daerah
Tulungagung mengakibatkan kebutuhan listriknya juga mengalami peningkatan.
Sedangkan sumber energi listrik yang ada di kabupaten Tulungagung dikhawatirkan
tidak mencukupi kebutuhan penduduk tersebut. Sehingga diperlukan terobosan
terbaru untuk mensuplai sumber energi listrik tersebut.
Menyadari melimpahnya sumber energi di alam raya tersibak satu sumber
energi yang masih terabaikan, yaitu gelombang elektromagnetik. Gelombang
elektromagnetik merupakan gelombang yang dihasilkan oleh elektron yang tidak
dapat terlihat dan tidak memerlukan medium untuk merambat (Ishak, 2008).
Gelombang elektromagnetik ini banyak kita jumpai di jagad raya. Gelombang
elektromagnetik sendiri memiliki berbagai macam misalnya, gelombang mikro,
gelombang radio, gelombang televisi, cahaya tampak, dan sebagainya. Cahaya
tampak tidak lain adalah penguraian dari cahaya matahari yang jatuh ke bumi. Saat
ini gelombang elektromagnetik hanya sering digunakan untuk gelombang televisi,
handphone, dan radio.
Gelombang elektromagnetik memiliki spektrum yang masih terdiri dari
berbagai jenis gelombang lainnya, yang dibedakan berdarkan frekuensi atau panjang
gelombangnya. Contoh gelombang elektromagnetik adalah sinar gamma, sinar-x,
utra-violet, cahaya tampak, infra-merah, gelombang mikro atau radar, gelombang
radio dan televisi yang memiliki ferkuensi yang berbeda-beda (Foster, 1970).
Tampak bahwa frekuensi terendah atau panjang gelombang terbesar adalah
gelombang radio. Frekuensi gelombang radio mulai dari 30 kHz ke atas dan
dikelompokkan berdasakan lebar frekuensinya, seperti tabel 1 berikut:

Tabel 1. Frekuensi gelombang radio berdasakan lebar frekuensinya


Lebar frekuensi Panjang gelombang tertentu Beberapa penggunaan
Low (LF) Long wave Radio gelombang
30 kHz – 300 kHz 1500 m panjang dan komunikasi
melalui jarak jauh
Medium (MF) Medium wave Gelombang medium
300 k Hz – 3 MHz 300 m lokal dan radio jarak jauh
High (HF) Short wave Radio gelombang pendek
3 MHz – 30 MHz 30 m dan komunikasi, radio
amatir
Very high (VHF) Very short wave Radio FM, polisi dan
30 MHz - 300 MHz 3m pelayanan dan pelayanan
darurat
Ultrahigh (UHF) Ultra short wave TV
300 MHz – 3GHz 30 cm
Super high (SHF) Microwaves Radar, komunikasi
Diatas 3GHz 3 cm satelit, telepon dan
saluran TV
Sumber: physich algebral/Trig, Eugene Hecht.
Energi gelombang elektromagnetik terlihat dalam bentuk gelombang radio
yang keluar dari antena pengirim dan dalam beberapa mode gelombang ini sangat
tergantung pada frekuensi yang dikirimkan.
Ada beberapa mode gelombang elektromagnetik yang dikenal yaitu
(Demetrius dan Hurd, 1969):
1. Perambatan Gelombang Bumi/Tanah (Ground Wave).
Gelombang bumi/tanah (ground wave) merambat mengikuti bentuk atau kontur
dari permukaan bumi dan merambat pada jarak yang cukup jauh seperti yang
diilustrasikan pada gambar 1. Efek ini ditemukan pada frekuensi-frekuensi sampai
2 MHz. Gelombang elektromagnetik dalam rentang frekuensi ini tersebar di
atmosfer sedemikian rupa sehingga gelombang-gelombang ini tidak menembus
atmosfer atas.

Perambat
Antena Sinyal
an Antena
Pemancar Penerima

Bumi

Gambar 1. Perambatan Gelombang Bumi (di bawah 2 MHz)


Gelombang bumi dapat dibagi menjadi gelombang ruang bebas dan
gelombang permukaan, dimana gelombang ruang bebas dapat dibagi lagi menjadi
gelombang langsung yang merambat melalui jalur langsung antara antena
pengirim dan antena penerima, dan gelombang pantul yang mencapai antena
penerima setelah gelombang tersebut dipantulkan oleh tanah seperti yang
diilustrasikan pada gambar 2

Ionosfer

Gelombang
angkasa Gelombang
ruang
Antena
Pemancar

Bumi
Gelombang
permukaan

Gambar 2. Gelombang permukaan dan gelombang ruang

2. Perambatan Gelombang Angkasa/Langit (Sky Wave)


Dengan Perambatan gelombang angkasa/langit, sinyal dari antena bumi
dipantulkan dari lapisan terionisasi pada atmosfer atas (ionosfer) kembali ke bumi.
Walaupun sepertinya gelombang dipantulkan oleh ionosfer seolah-olah ionosfer
adalah permukaan pemantul yang keras, efek ini sebenarnya disebabkan oleh
refraksi.
Sebuah sinyal gelombang langit dapat menjalar melalui beberapa lompatan,
memantul bolak-balik antara ionosfer dan permukaan bumi seperti yang
diilustrasikan pada gambar 3. Dengan mode Perambatan ini, sebuah sinyal dapat
diterima ribuan kilometer dari pemancar. Perambatan gelombang angkasa/langit
digunakan untuk radio amatir, radio CB, dan siaran internasional seperti BBC dan
Voice of Amerika.

Ionosfer

Antena Antena
Pemancar Penerima
Propagasi
Sinyal

Bumi

Gambar 3. Perambatan Gelombang Angkasa/Langit (2 sampai 30 MHz).

3. Perambatan Segaris Pandang (Line of Sight)


Di atas 30 MHz, baik Perambatan gelombang bumi maupun gelombang langit
tidak bekerja dan komunikasi harus dilakukan secara segaris pandang (Line of
Sight) seperti yang diilustrasikan pada gambar 4. Untuk komunikasi berbasis
bumi, antena pemancar dan antena penerima harus berada dalam garis pandang
efektif antara satu dengan yang lainnya. Istilah efektif digunakan karena
gelombang mikro dibengkokkan atau mengalami refraksi oleh atmosfer. Besar
dan arah pembengkokan ditentukan oleh berbagai keadaan, tetapi pada umumnya
gelombang mikro dibengkokkan sesuai kelengkungan bumi sehingga merambat
lebih jauh daripada garis pandang optik.
Antena Propagasi Antena
Pemancar Sinyal Penerima

.
Bumi

Gambar 4. Perambatan Segaris Pandang (Line of Sight) di atas 30 MHz.

Ada beberapa mekanisme dasar gelombang elektromagnetik yang dikenal, yaitu


(Ediminister, 1986):
1. Refleksi

Gelombang Gelombang
Datang Terpantul

Permukaan Tanah

Gambar 5. Refleksi (pemantulan) Gelombang Elektromagnetik

2. Scattering (hamburan)
Gelombang
Hambura
Gelombang
Datang n

Permukaan
Kasar

Gambar 6. Scattering (hamburan) Gelombang Elektromagnetik

3. Refraksi (Pembiasan)
Gelombang
Datang
Gelombang
Pantul
Medium
kurang padat

Medium Gelombang
lebih padat Bias

Gambar 7. Refraksi (Pembiasan)

4. Difraksi (Lenturan)

Antena
Pemancar Antena
Penerima

Permukaan
Bumi

Gambar 8. Difraksi (Lenturan)

Kemagnetan dan kelistrikan merupakan dua gejala alam yang prosesnya dapat
dibolak-balik. Ketika H.C. Oersted (1777-1851) membuktikan bahwa di sekitar
kawat berarus listrik terdapat medan magnet (artinya listrik menimbulkan magnet),
para ilmuwan mulai berpikir keterkaitan antara kelistrikan dan kemagnetan. Tahun
1821. Michael Faraday (1791-1867) membuktikan bahwa perubahan medan
magnet dapat menimbulkan arus listrik (artinya magnet menimbulkan listrik)
melalui eksperimen yang sangat sederhana. Sebuah magnet yang digerakkan masuk
dan keluar pada kumparan dapat menghasilkan arus listrik pada kumparan itu
(Wangsness, 1970)
Galvanometer merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya arus listrik yang mengalir. Ketika sebuah magnet yang digerakkan masuk
dan keluar pada kumparan, jarum galvanometer menyimpang ke kanan dan ke kiri.
Bergeraknya jarum galvanometer menunjukkan bahwa magnet yang digerakkan
keluar dan masuk pada kumparan menimbulkan arus listrik. Arus listrik bisa terjadi
jika pada ujung-ujung kumparan terdapat GGL (gaya gerak listrik). GGL yang
terjadi di ujung-ujung kumparan dinamakan GGL induksi. Arus listrik hanya
timbul pada saat magnet bergerak. Jika magnet diam di dalam kumparan, di ujung
kumparan tidak terjadi arus listrik.
Salah satu inovasi yang bisa dilakukan adalah dengan mengubah gelombang
tersebut menjadi energi listrik. Berdasarkan hukum kekekalan energi menyatakan
bahwa “energi tidak dapat diciptakan juga tidak dapat dimusnahkan tetapi energi
hanya dapat dirubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain”. Pada dasarnya
gelombang elektromegnetik terdiri dari listrik dan magnet yang saling tegak lurus.
Dengan demikian gelombang elektromagnetik ini bisa diubah menjadi gelombang
listrik dengan menggunakan converter.
Dengan converter gelombang elektromagnetik diharapkan dapat merubah
energi gelombang tersebut menjadi energi listrik yang lebih bermanfaat. Kelebihan
dari converter ini adalah dapat digunakan tanpa menggunakan kabel (nirkabel).
Kelebihan ini yang bisa dianggap praktis dan efektif karena dimanapun tempatnya
bisa memanfaatkan listrik untuk hal-hal yang sederhana seperti men-charge HP,
menyalakan televisi dan lain-lain.
Tujuan dari penelitian ini adalah Merubah gelombang elektromagnetik
menjadi energi listrik, pemanfaatan gelombang elektromagnetik di alam, dan
mendesain produk yang dapat merubah energi gelombang magnetik dalam bentuk
radiasi menjadi energi listrik

B. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dan pendekatan
kuantitatif . Eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek
selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya
hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok
eksperimental satu atau lebih perlakuan dan memperbandingkan hasilnya dengan
satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan (Sumadi,
2009).
Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang mementingkan adanya
variabel-variabel sebagai objek penelitian dan variabel-variabel tersebut harus
didefinisikan dalam bentuk operasionalisasi variabel masing-masing. Reliabilitas
dan validitas merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam menggunakan
pendekatan ini, karena kedua elemen tersebut akan menentukan kualitas hasil
penelitian dan kemampuan replikasi serta generalisasi penggunaan model
penelitian sejenis. Dasar teori pendekatan kuantitatif berpijak pada apa yang
disebut dengan fungsionalisme struktural, realisme, positifme, behaviourisme
dan empirisme yang intinya menekankan pada hal-hal yang bersifat konkrit,
uji empiris dan fakta-fakta yang nyata (Sarwono, 2009).
2. Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut : seperangkat
detector GEM, multi tester, PCB, bor, kapasitor, LED, kabel tembaga, komputer,
spidol hitam, lampu flourescent dan kuning, solder, timah, jepit buaya, kapasitor
polar, Diode Low Frekuensi.
3. Prosedur pelaksaan penelitian
a. Set detector GEM
b. Desain alat / pembuatan procotype converter
c. Simulasi alat
d. Blok ke PCB
e. Mereaksikan blok PCB dengan H2SO4
f. Membor PCB
g. Memasang komponen-komponen

Identifikasi Gelombang
Elektromagnetik

Pembuatan Converter
Sederhana

Uji Coba

Optimalisasi
setting
peralatan

Kesimpulan

Gambar 9. Alur Pelaksanaan Penelitian

4. Teknik pengolahan data


Selama proses eksperimen akan diperoleh data-data berupa dokumentasi.
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dari sumber-sumber noninsani
(Bafadal, 2010). Dalam penelitian ini peneliti mengambil data berupa hasil
temuan eksperimen yang berada di lapangan selama melakukan penelitian.
Data-data tersebut diperoleh dari pengukuran dengan menggunakan voltmeter
ketika terjadi perubahan gelombang elektromagnetik menjadi energi listrik
sehingga diperoleh beda potensial yang terdeteksi oleh voltmeter. Interpretasi
data diperoleh dengan bantuan Microsoft excel akan diperoleh plot grafik dari uji
coba Converter Tesla.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Desain Akuisisi Alat

Gambar 10. Sensor Gelombang Elektromegnetik

Gambar 11. Desain alat Pengubah GEM


Gambar 12. Alat Pengubah GEM Tampak Depan

Gambar 13. Alat Pengubah GEM Tampak Belakang

2. Prinsip Kerja Peralatan


Antene yang digunakan pada eksperimen ini adalah berupa induktor.
Pencarian GEM dominan dilakukanj disembarang tempat. Akan tenapi ketika alat
ini bekerja di sembarang tempat, maka intensitas radiasi akibat GEM itu berbeda
beda. Sehingga untuk mengenali apakah ini gelombang radio, TV, radar, cahaya
matahari atau yang lainnya akan menemukan kendala.
Pengambilan data dengan mendekatkan antene yang terhubung dengan
rangkaian detector elektromagmetik dengan alat listrik yang menghasilkan
radiasi. Intensitas radiasi terdeteksi oleh detector, yang akhirnya di teruskan ke set
pengubah GEM menjadi energy listrik yang akhirnya terukur dengan
menggunakan amperemeter. Disinilah arus dihasilkan kembali dan dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energy listrik, dan begitu seterusnya.
Perbandingan tingkat radiasi beberapa alat berdasarkan arus yang
dihasilkannya dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 2. Perbandingan tingkat radiasi

Eksperimen Hand Phone Layar TV Monitor Stop Kontak

1 46.40 34.70 43.70 12.90


2 44.00 30.40 40.80 12.00
3 44.70 31.00 42.00 11.90
4 45.50 32.20 43.10 12.60

Rerata (mVolt) 45.15 32.075 42.4 12.35

50.00
45.00
46.40 45.50
44.70
44.00 43.70
40.00 43.10
42.00
40.80
35.00
34.70
30.00 32.20
31.00
30.40
25.00
20.00
15.00
10.00 12.90
12.00 12.60
11.90
5.00
0.00
Hand Phone Layar TV Monitor Stop Kontak

Grafik 1. Tegangan (mV) untuk masing-masing bahan uji

Dari data dan grafik diatas, diperoleh bahwa radiasi dari cahaya handphone
terdeteksi menghasilkan tegangan yang paling besar, disusul monitor computer, layar
televisi dan yang terakhir adalah radiasi dari stop kontak yang terhubung dengan
jaring laba-laba PLN. Bahaya radiasi EM handphone menjadi tantangan tersendiri
bagi manusia, karena HP yang saat ini menjadi kebutuhan manusia siang malam dan
bahkan saat tidurpun kadang ada di dekat kita, harus segera diatasi.
Salah satu alternative penyelesaiannya adalah dengan mendaur ulang radiasi
tersebut menjadi energy listrik kembali, dengan converter Tesla, meskipun dalam
skala kecil. Disamping kebutuhan energy listrik manusia yang semakin membumbung
tinggi dengan berbagai alat rumah tangga yang semakin mempermudah pekerjaan
manusia, namun perlu diingat bahwa tingkat ketahanan tubuh manusia terhadap
radiasi menjadi masalah besar terhadap kesehatan masyarakat.

D. KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Converter Tesla ini dapat bekerja cukup
baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan dihasilkan tegangan balikan dari radiasi GEM
yang terdeteksi oleh set perangkat detektor radiasi, yang diteruskan oleh
pengkonversi. Dari variable bebas, yaitu cahaya handphone, monitor computer, layar
televisi dan yang terakhir adalah radiasi dari stop kontak yang terhubung dengan
jaring laba-laba PLN, ternyata radiasi dari GEM layar ponsel (hand phone) paling
besar yaitu 45,15 mV.

E. DAFTAR RUJUKAN

Bafadal, Ibrahim. 2010. Teknik Analisis Penelitian Kualitatid (dalam


MetodologiPenelitian Kualitatif:Tinjauan Teoritis dan Praktis). Malang:
Lembaga Penelitian UNISMA.

Demetrius, T. and F. Kenneth Hurd. 1969. Basic Electromagnetic Theory. New


York: McGrawHill.

Ediminister, Joseph A. 1986. Theory and Problems of Electromagnetics. New York:


McGraw-Hill.

Fawwaz T. Ulaby. 1996. Fundamentals of Applied Electromagnetics (7th


Edition) 7th Edition. London

Foster, Kand R. Anderson. 1970. Electromagnetic Theory (Problems and Solutions).


London: Butterworth.

Ishaq, Muhammad.2008. Menguak Rahasia Alam dengan Fisika. Bandung: Albama.


Wangsness, Roald K. 1963. Introduction to Theoretical Physics. New York: Wiley
& Sons.

Soepono, dkk. 1981. Energi, Gelombang dan Medan. Jakarta: Balai Pustaka

Tanzeh, Ahmad dan Suyitno. 2006. Dasar-dasar Penelitian. Surabaya: eLKAF.

Anda mungkin juga menyukai